Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula.
Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
1. Bersifat linear atau searah.
2. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.
3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
4. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.
Return Investasi
Return merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan Menurut Jones (2002:124), Return saham terdiri dari:
1) Yield, yaitu cash flow atau arus kas yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham, biasanya dalam bentuk deviden.
2) Capital gain, atau capital loss, yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Capital gain jika harga saham pada akhir periode lebih tinggi dari harga awalnya, sedangkan capital loss, sebaliknya.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return menurut (Jogiyanto, 2010; 205) dapat dibedakan menjadi:
a) Return Realisasi (realized return)
Merupakan return yang telah terjadi. Return dihitung berdasarkan data histories, return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (ekspekted return) dan risiko dimasa mendatang. Perhitungan return realisasi disini menggunakan return total. Return total merupakan keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu.
b) Return Ekspektasi (Expected Return)
Merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekspektasian merupakan return yang diharapkan dari investasi yang dilakukan. Perhitungan return ekspektasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Return ekspektasi dapat dihitung dengan metode nilai ekspektasi yaitu mengalikan masing-masing hasil masa depan dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlah semua produk perkalian tersebut.
Return Ekspetasi untuk Saham Individual dapat dihitung dengan cara:
1) Berdasar nilai ekspetasi masa depan. Return ekspetasi dihitung dari rata-rata tertimbang berbagai tingkat return dengan probabilitas keterjadian di masa depan sebagai faktor penimbangnya.
2) Berdasar nilai-nilai return historis. Dapat digunakan 3 cara yang berbeda yaitu:
a. Metode rata2 à dibuat rata-rata dari nilai return masa lalu.
b. Metode trend à memperhitungkan faktor pertumbuhan dari nilai-nilai return historis.
c. Metode jalan acak (random walk) à return yang paling mungkin terjadi adalah return terakhir pada periode pengamatan nilai return historis.
3) Berdasar model return ekspetasi yg ada à CAPM dan APT.
Komponen return adalah
- Capital gain/loss (untung/rugi modal) àkeuntungan/kerugian yg diperoleh dr selisih harga jual dr harga beli sekuritas di pasar sekunder à (Pt – Pt-1) / Pt-1
- Yield (imbal hasil) à pendapatan/ aliran kas yg diterima investor scr periodik, misalnya dividen atau bunga.
- Total return = capital gain (loss) + yield
- Total return = (Pt – Pt-1) + Dt / Pt-1
Risiko Investasi
- Risiko adalah besarnya penimpangan antara return ekspetasi dengan return actual.
- Ukuran besaran risiko (dalam ilmu statistik) adalah varians dan deviasi standar.
- Semakin besar penyimpangan (varians) menunjukkan risiko yang semakin tinggi pula.
Pengertian Resiko menurut Keown (1999:216), resiko adalah kemungkinan-kemungkinan bahwa suatu pengembalian akan berbeda dari tingkat pengembalian yang diharapkan. Menurut Jones (2002:134), ada dua tipe resiko, yaitu:
a. Resiko sistematik (Systematic Risk)
Adalah resiko yang berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum, yaitu resiko tingkat bunga, resiko politik, resiko inflasi, resiko nilai tukar, dan resiko pasar. Disebut pula resiko tidak diversifikasi. Risiko sistematis (Systematic risk) merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi; berkaitan dengan faktor makro ekonomi yang mempengaruhi pasar (misal: tingkat bunga, kurs, kebijakan pemerintah) à disebut juga sebagai nondiversifiable risk, market risk, atau general risk.
b. Resiko non-sistematik (Non-Systematic Risk)
Adalah resiko yang berkaitan dengan kondisi perusahaan yang terjadi secara individual, yakni resiko bisnis, resiko laverage, dan resiko likuiditas. Disebut pula resiko diversifikasi, resiko residual, resiko unik, atau resiko khusus perusahaan. Risiko non sistematis (Unsystematic risk) merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena hanya ada dalam satu perusahaan/industri tertentu.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa resiko adalah kemungkinan terjadinya suatu penyimpangan tingkat pengembalian yang nyata terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan. Besarnya nilai resiko dapat dicari dengan menghitung standar deviasi, atau dengan menghitung besarnya varian. Standar Deviasi adalah ,”a statistical measure of the variability of a distribution around its mean. It is the square root of the variance,” Horne and Wachowizc (1998). Resiko investasi pada saham, meliputi: Resiko saham Individu, dan Resiko investasi portofolio.
Berdasarkan kesediaan dalam menanggung risiko investasi, investor dikenal ada 3 yaitu berani mengambil risiko (risk taker), sikap netral terhadap risiko (risk neutral) dan yang tidak berani mengambil risiko (risk averse). Risktaker adalah sikap seorang yang memilih taruhan yang fair sedangkan risk neutral adalah seseorang bersikap indifference terhadap taruhan yang fair, danrisk averse adalah investor akan menolak taruhan yang fair (Husnan, 2003). Masing-masing ini menyebabkan investor mempunyai preferensi yang berbeda dalam melihat suatu portofolio.
Preferensi investor terhadap risiko:
- Penyuka/pencari risiko (risk seeker/lover)
- Netral terhadap risiko (risk neutral)
- Tdk menyukai/menghindari risiko (risk averter)
Sumber risiko investasi dalam saham
- Risiko bisnis à risiko untuk menjalankan suatu bisnis di industri tertentu.
- Risiko suku bunga à perubahan suku bunga mempengaruhi return saham, jika suku bunga naik, maka harga saham akan turun, ceteris paribus.
- Risiko pasar à fluktuasi pasar secara keseluruhan yang memengaruhi return investasi yang terlihat dari perubahan indeks pasar à faktor ekonomi, politik, kerusuhan, dsb.
- Risiko inflasi/daya beli à penurunan daya beli akan membuat investor meminta kenaikan return atas investasi.
- Risiko likuiditas à kecepatan sekuritas untuk diperdagangkan di pasar sekunder à volume perdagangan.
- Risiko mata uang à perubahan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya.
- Risiko Negara (country risk) à kondisi perpolitikan suatu Negara.
Analisis Risiko Portofolio:
• Portofolio merupakan kumpulan sekuritas yang dikelola oleh investor untuk memberikan return yang maksimal.
• Portofolio dibentuk melalui diversifikasi untuk menghindari risiko.
• Portofolio yang terdiversifikasi akan memberikan risiko yang lebih rendah.
• Jumlah saham minimal dalam suatu portofolio antara 8 – 20 saham.
• Diversifikasi dapat dibuat secara random atau lewat model tertentu (misalnya Model Markowitz).
• Don’t put your eggs in one basket.
• Markowits mengajarkan risiko portofolio tidak dihitung dari penjumlahan semua risiko aset yang ada dalam portofolio, tapi dihitung dari kontribusi risiko aset tersebut terhadap risiko portofolio (kovarians).
Konsep penting dalam diversifikasi:
• Koefisien korelasi à ukuran statistik yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatif (relative comovements) antara 2 variabel à -1< ρ (i,j) < +1.
• Kovarians (covariance)à ukuran statistik yang menunjukkan sejauhmana 2 variabel mempunyai kecenderungan untuk bergerak secara bersama-sama.
Hal penting terkait penggunaan konsep korelasi:
• Penggabungan 2 sekuritas yang berkorelasi positif sempurna tidak akan memberikan manfaat pengurangan risiko.
• Penggabungan 2 sekuritas yang berkorelasi nol, akan mengurangi risiko portofolio secara signifikan.
• Penggabungan 2 sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna akan menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut.
• Dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi tersebut sangat jarang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Ernaeco (2013) Return dan Risiko Investasi [Internet] 13 Maret. Available from: http://infomanajerna.blogspot.com/2013/03/return-risiko-investasi.html [diakses, 06 April 2015].
Ahda Saiful Aziz (2012) Risk and Return [Internet] 18 September. Available from: http://ahdasaifulaziz.blogspot.com/2012/09/risk-and-return.html [diakses, 06 April 2015].
No Name (2008) Return dan Risiko [Internet] 01 Juli. Available from: https://riyatnoke.files.wordpress.com/2008/07/return-dan-risiko.ppt [diakses, 06 April 2015].
No comments:
Post a Comment