I. PENGANTAR
Perkembangan teori
akuntansi pada hakikatnya dapat dikelompokkan ke dalam teori akuntansi tradisional
dan teori akuntansi positif. Teori akuntansi tradisional merupakan teori
akuntansi yang berkembang sebelum tahun 1970-an. Kelompok yang andil dalam
perkembangan teori akuntansi tradisional ini terdiri atas: (1) Hendriksen [induktif
dan deduktif (1977)]; (2) Belkoui (1978); (3) Ijiri (1967); (4) Sterling (1968);
(5) Paton dan Littleton (1940); (6) Paul Grady (1965); (7) Goldberg (1965); (8)
Sanders et al., (1938), dan
lain-lainnya. Grady dan Sanders et al., menyatakan
bahwa riset akuntansi merupakan deskripsi dari praktik akuntansi yang dapat
diterima umum, namun demikian tak satupun yang dapat disebut sebagai teori,
karena kurang menghubungkan antara praktik akuntansi dan statemen yang
dilaporkan. Teori akuntansi tradisional adalah normatif, preskriptif dan
deskriptif yang oleh Watts dan Zimmerman (1979, 1986) disebutnya sebagai tidak
ilmiah (non-scientific).
Hendriksen (1977) mengkaji definisi
teori sebagai seperangkat prinsip, pragmatis, konseptual dan hipotetis yang
terpadu, yang membentuk suatu rerangka referensi umum untuk bidang studi (definisi
dari ASOBAT, 1966). Teori Akuntansi didefinisikan sebagai penalaran logis dalam
bentuk seperangkat prinsip yang berguna untuk: (1) menyediakan sebuah rerangka
referensi umum yang dapat dipergunakan untuk menilai praktik akuntansi; dan (2)
sebagai pedoman pengembangan prosedur dan praktik yang baru. Selanjutnya
Hendriksen juga mengklasifikasi teori menjadi tiga hal, yaitu: teori sintaktis,
teori semantik (interpretational theories),
dan teori pragmatis (behavioral theories):
Teori akuntansi tradisional
menggunakan pendekatan kos historis (historical
cost), sehingga dapat menghasilkan informasi yang andal (reliable), meskipun tidak serelevan
dengan pendekatan penilaian yang didasarkan pada nilai sekarang (present value). Di dalam pendekatan kos
historis, bukti transaksi dalam pengauditan (auditing) dapat ditelusuri dengan mudah sehingga dipandang lebih
andal (reliable). Pendekatan
tradisional mempunyai ciri yaitu tidak adanya proses pembuktian yang teliti
dalam upaya untuk mengembangkan teori akuntansi. Pendekatan ini lebih merupakan
riset yang konvensional dibanding dengan aliran riset baru yang mengandalkan
penalaran tradisional untuk memutuskan suatu rerangka konseptual akuntansi.
Pendekatan tradisional ini telah mencapai tingkat penerimaan dan penerapan yang
lebih tinggi dibanding dengan pendekatan yang baru. Pendekatan tradisional ini
terdiri atas: (1) pendekatan non-teoretis, praktis atau pragmatis (informal);
dan (2) pendekatan teoretis: deduktif, induktif, etis, sosiologis, dan ekonomis.
Teori akuntansi positif pertamakali
diusulkan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1978 dan 1979 dalam artikelnya
(mendapat Awards dari AICPA karena dianggap mempunyai kontribusi yang berarti terhadap
perkembangan teori akuntansi), melalui teori akuntansi positifnya, yaitu: (1) artikel 1978: Towards A Positive Theory
of the Determination of Accounting Standards; dan (2) artikel 1979: The Demand
for and Supply of Accounting Theory: The Market for Excuses. Di dalam
bukunya Positive Accounting Theory
(1986) Watts dan Zimmerman menunjukkan dampak negatif pemilihan metoda
akuntansi yang berbeda, akan menguntungkan salah satu fihak dan merugikan fihak
yang lain. Scott (2000) menyebutnya sebagai perilaku oportunistik akibat
dimungkinkannya penggunaan metoda pengukuran yang berbeda. Selain dalam bentuk
perilaku oportunistik yang negatif, teori akuntansi positif juga diinterpretasi
positif yang disebut dengan kontrak efisien (efficient contracting). Di dalam bentuk ini manajemen memilih metoda
akuntansi dengan tujuan kepentingan perusahaan, dan bukan kepentingan pribadi. Hal
tersebut mengarahkan bahwa akuntansi berhubungan dengan pasar modal, yang teorinya
sudah tersusun dan merupakan kumpulan hipotesis, dengan asumsi saling
berhubungan di antara variabel yang ada.
Kemunculan dan perkembangan teori
akuntansi positif memfasilitasi riset akuntansi yang sampai saat ini telah
mendominasi riset akuntansi. Studi Ball dan Brown (1968) merupakan studi
monumental yang mendominasi teori dan riset akuntansi dan keuangan berbasis
pasar sejak tahun 1968. Selanjutnya studi mereka direplikasi atau dikembangkan
oleh peneliti-peneliti berikutnya, seperti Easton, Harris, dan Ohlson (1992), yang
menemukan bahwa hubungan antara returns sekuritas dan laba berdasarkan kos
historis. Selain dari studi hubungan antara laba dan harga atau return
sekuritas, juga berkembang studi hubungan antara laba dan volume perdagangan
saham yang dilakukan oleh Beaver (1968), dan dikembangkan oleh Bamber dan Cheon
(1995), dan Baron (1995), studi rasio keuangan untuk prediksi kebangkrutan
dilakukan oleh Altman (1968), dan dikembangkan Ohlson (1980), studi rasio
keuangan untuk prediksi laba pertamakali dilakukan oleh Ou dan Penman (1989),
studi hubungan antara arus kas dan returns oleh Wilson (1987), dan Livnat dan
Zarowin (1990), studi akrual akuntansi oleh Sloan (1996), studi manajemen laba
oleh Healy (1985), Jones (1991), Cahan (1992), Sweeney (1994), dan Dechow,
Sloan dan Sweeney (1996).
Perkembangan riset akuntansi dan
keuangan tersebut tidak dapat dipisahkan dari muncul dan berkembangnya teori
akuntansi positif (Watts dan Zimmerman, 1986) yang sangat dominan dalam
mewarnai riset-riset akuntansi saat ini. Watts dan Zimmerman tidak menggunakan
teori normatif, melainkan teori positif yang dalil-dalilnya menjelaskan
bagaimana bekerjanya dunia nyata. Teori akuntansi positif adalah teori yang
digunakan untuk memprediksi tindakan pemilihan kebijakan akuntansi yang
dilakukan perusahaan, dan bagaimana perusahaan akan merespon standar akuntansi
yang baru (Scott, 2000). Teori akuntansi tersebut dapat digunakan untuk
menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi. Teori tidak akan dibuktikan
kebenarannya, namun demikian akan diuji apakah prediksinya dapat ditolak oleh
bukti secara empiris.
Studi ini bertujuan untuk melakukan
kajian terhadap debat kemunculan, perkembangan, dan kritikan teori akuntansi
positif. Di dalam perkembangannya sampai saat ini, riset akuntansi positif
seolah-olah menjadi cabang industri riset akuntansi yang paling subur di antara
riset akuntansi yang pernah dilakukan. Selama tiga dasa warsa terakhir telah mencapai
lebih dari seribu paper riset yang dipublikasi dalam jurnal ilmiah pada level
internasional, sehingga memberi dorongan yang sangat berarti terhadap
perkembangan literatur akademik di bidang akuntansi dan keuangan.
II. TEORI AKUNTANSI SEBAGAI BARANG EKONOMIS:
(ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN)
(Watts dan Zimmerman, 1979)
Artikel Watts dan Zimmerman (1979) menelaah
pertanyaan tentang mengapa teori akuntansi secara dominan dikuasai oleh aliran
normatif, dan mengapa tidak ada satu teori yang bisa diterima secara umum.
Teori akuntansi dianalisis sebagaimana barang ekonomis, yang dibentuk sebagai
respon dari permintaan (demand) terhadap teori. Bentuk dari sifat
permintaan di dalam artikel tersebut diuji, yaitu pertama pada kondisi ekonomi
tanpa regulasi (unregulated), dan kedua dalam kondisi ekonomi
yang terregulasi (regulated). Regulasi oleh pemerintah dapat
menciptakan dorongan bagi individu untuk melobi usulan prosedur akuntansi, dan
teori akuntansi dipergunakan untuk melakukan justifikasi terhadap lobi politik.
Selanjutnya, intervensi oleh pemerintah akan menghasilkan permintaan untuk
bermacam-macam teori, karena masing-masing kelompok dipengaruhi oleh permintaan
dari perubahan akuntansi dan teori yang mendukung posisinya. Perbedaan posisi
akan mencegah general agreement terhadap teori akuntansi, sehingga
teori akuntansi tersebut merupakan sifat dari aliran normatif, karena
dipergunakan sebagai alasan (excuses)
untuk tindakan politis [misalnya proses politis dalam menciptakan permintaan
teori yang menentukan (prescribe) daripada untuk menerangkan (describe) dunia nyata].
Literatur
yang secara umum disebut sebagai teori akuntansi keuangan adalah didominasi
oleh preskriptif (prescriptive).
Banyak di antara penulis menekankan pada apa seharusnya menjadi isi laporan
keuangan yang dipublikasi, dan bagaimana perusahaan harus mengikuti dan
mematuhinya. Secara umum belum terdapat kesimpulan bahwa teori akuntansi
keuangan bersifat substantif, dan mempunyai akibat langsung terhadap praktik
atau formulasi kebijakan tertentu, walaupun riset akuntansi telah berlangsung
lebih dari setengah abad. Seringkali kurangnya dampak riset akuntansi
dihubungkan dengan lemahnya dasar metodologi penelitian (research methodology), atau preskripsi (prescription) yang
ditawarkan berdasarkan pada tujuan eksplisit dan implisit yang berbeda di
antara penulis. Bukan hanya peneliti tidak dapat menyetujui tentang apa tujuan
dari laporan keuangan, namun juga tidak dapat menyetujui metoda di dalam
menurunkan preskripsi dari tujuan. Satu karakteristik umum dari preskripsi dan
metodologi akuntansi yang ditawarkan, merupakan kegagalan mereka untuk
memuaskan semua praktisi akuntansi yang bisa diterima secara umum oleh badan
penentu standar akuntansi. Komite Asosiasi Akuntan Amerika (American Accounting Association) sampai saat ini telah menyatakan
bahwa: belum ada satu dasar teori akuntansi yang diterima secara universal.
Uraian
dari gambaran metoda penelitian (research
method) dalam akuntansi keuangan yang pernah dilakukan sebelumnya, telah
memunculkan pertanyaan tentang apakah sebenarnya fungsi dari teori akuntansi
dalam menentukan praktik akuntansi. Tujuan dari artikel Watts dan Zimmerman
(1979) adalah untuk memulai membangun teori yang dapat menentukan teori
akuntansi. Teori ini diharapkan merupakan teori positif, yaitu teori yang mampu
untuk menjelaskan faktor-faktor yang menentukan literatur akuntansi yang telah
ada, memprediksi bagaimana riset akan berubah apabila faktor-faktor yang
mendasarinya berubah, dan menjelaskan peran teori dalam menentukan standar
akuntansi. Tentunya dalam hal ini bukan merupakan aliran normatif ataupun
deskriptif. Teori tentatif Watt dan Zimmerman tersebut adalah konsisten dengan observasi
Zeff (1972) dan Horngren (1973), yaitu to
predict (untuk memprediksi bahwa teori akuntansi akan dipergunakan untuk “buttress preconceived nation”) dan
to explain (untuk menjelaskan mengapa demikian). Kontribusi terhadap ide Zeff dan Horngren adalah untuk memberi
struktur yang lebih kuat, sehingga Watts dan Zimmerman (1979) dapat membuat
prediksi tambahan terhadap teori akuntansi yang telah ada sebelumnya. Sumber
dari struktur tersebut adalah ilmu ekonomi. Teori akuntansi dipandang dan
dianalisis sebagai barang ekonomi (economic
goods), dengan menguji
permintaan dan penawaran terhadap barang tersebut.
Pemahaman tentang
bagaimana teori akuntansi seperti yang disyaratkan oleh Zeff dan Horngren adalah ketika
mereka memerlukan teori dari proses politis. Model yang dipergunakan merupakan
proses sebagaimana kompetisi antar individu untuk menggunakan kekuatan
pemerintah dalam mencapai transfer kekayaan. Demi kepentingan dirinya para
individu lebih menginginkan teori yang normatif. Alasannya adalah bahwa setiap
informasi yang diperoleh adalah dengan melakukan pengorbanan biaya. Hasilnya
adalah permintaan teori akuntansi normatif individu yang membuat preskripsi
berdasarkan kepentingan publik (public
interest), dan permintaan tersebut adalah untuk
alasan yang rasional.
PERMINTAAN TEORI AKUNTANSI
1. Akuntansi pada kondisi
ekonomi tanpa regulasi:
Sampai
saat ini pengauditan laporan keuangan perusahaan secara sukarela (voluntarily)
dilakukan untuk memenuhi kewajiban yang disyaratkan oleh lembaga pemerintah.
Watt (1977) menyatakan bahwa pelaksanaan audit laporan keuangan suatu
perusahaan, pada awalnya dilakukan oleh manajer yang memiliki kontrak atau
perjanjian utang. Persetujuan untuk mensuplai laporan keuangan, disebutkan di
dalam kontrak pinjaman antara pihak perusahaan dan krediturnya. Kontrak ini
dapat meningkatkan kesejahteraan manajer, karena dapat mengurangi timbulnya kos
agensi (agency cost). Kos agensi tersebut muncul karena
kepentingan manajer yang tidak selalu searah dengan kepentingan pihak shareholder atau bondholder.
Watt
(1977) melakukan analisis hubungan agensi,
dan menyimpulkan bahwa fungsi dari audit laporan keuangan di dalam kondisi
ekonomi tanpa regulasi (unregulated
economy) adalah untuk
mengurangi kos agensi. Teori tersebut
memprediksi bahwa praktik akuntansi (seperti bentuk, isi, frekuensi, dan
lainnya untuk laporan eksternal) akan berbeda-beda di antara perusahaan pada
kondisi unregulated economy, tergantung
pada bentuk dan besarnya kos agensi. Kos agensi merupakan fungsi dari total utang perusahaan dan jumlah saham
relatif yang dimiliki manajer. Di samping itu juga bervariasi terhadap pemonitoran (monitoring) manajer,
yang tergantung pada ukuran fisik, dispersi, dan kompleksitas perusahaan.
Perjanjian atau kontrak yang dilakukan tersebut dapat mengurangi kos agensi, yaitu hanya jika memasukkan provisi
untuk pemonitoran.
2.
Fungsi Teori Akuntansi
Di
dalam memenuhi permintaan pedagogik, prosedur akuntansi digunakan sebagai alat
untuk mengurangi biaya kontrak (cost of
contracts). Karena kos agensi bervariasi
di antara perusahaan, maka prosedur akuntansinya juga akan bervariasi dengan
meningkatnya perbedaan teknik dan format, sehingga menimbulkan kesulitan dalam
bidang pengajaran praktik akuntansi. Konsekuensinya adalah guru dan dosen
akuntansi harus mengembangkan alat pedagogik
(rule-of-thumb) untuk membantu proses pembelajaran dan struktur variasi
yang ditemukan di dalam praktik akuntansi.
Selain
permintaan untuk menjelaskan variasi di dalam praktik akuntansi, terdapat pula
permintaan untuk memprediksi pengaruh dari prosedur akuntansi, baik terhadap
kesejahteraan manajer maupun kesejahteraan auditor. Manajer mungkin menggunakan
akuntansi untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri dengan mengorbankan
kepentingan shareholder, sebagaimana
yang digambarkan oleh Matheson (1893). Matheson di dalam justifikasinya memberi
ilustrasi tentang bagaimana manajer bisa mengambil keuntungan dari
ketidakefisienan terhadap metoda depresiaasi, reparasi, dan beban pemeliharaan
untuk meningkatkan laba dan kompensasinya atas biaya shareholders dan
atau bondholders-nya.
3. Akuntansi pada kondisi
ekonomi terregulasi:
Di
dalam proses politis, akuntansi mempunyai pengaruh secara langsung maupun tidak
langsung terhadap dunia bisnis. Peranan akuntansi secara langsung misalnya pada
transfer kesejahteraan, dalam bentuk seperti subsidi kepada perusahaan, tarif, walfare, keamanan sosial (social
security), maupun
komisi regulator. Peranan tidak secara langsung, misalnya pada penggunaan isi
laporan keuangan oleh komisi pemerintah dalam proses regulator yang sering
dijadikan dasar tindakan bagi legislatif. Hal ini akan mendorong manajemen
untuk memilih prosedur akuntansi yang memenuhi syarat, baik untuk mengurangi
biaya maupun untuk meningkatkan keuntungan.
Pengaruh
intervensi pemerintah, misalnya pada kepentingan publik atau kegagalan
pasar (market jailure).
Regulasi yang dibuat pemerintah dapat menciptakan permintaan untuk penggunaan teori akuntansi
normatif oleh publik interest, yaitu
teori yang dapat menunjukkan prosedur akuntansi yang harus digunakan, karena
akan berdampak pada pembuatan keputusan yang lebih baik bagi investor, pasar
modal lebih efisien, dan sebagainya. Di dalam upaya untuk menentukan tindakan
apa bagi kepentingan publik, politisi
memerlukan teori yang dapat memprediksi konsekuensi dari alternatif tindakan.
Orentasi kepentingan publik bagi politisi/birokrat yang rasional cenderung memilih teori yang dapat dipergunakan untuk
memprediksi yang paling baik, sehingga teori tersebut pada tahap selanjutnya
akan selalu mendominasi.
PENAWARAN TEORI AKUNTANSI
Sebagian
dari teoritisi mungkin percaya bahwa tujuan riset mereka dan alasan mereka
mensuplai teori, adalah untuk memberi pengetahuan yang akan meningkatkan
praktik akuntansi, dan bukan sebagai penawaran (supply) dari “excuses.” Konsumen atau pemakai (vested interest) akan menentukan
produksi atau hasil riset akuntansi melalui dorongan yang diberikan oleh teori
akuntansi.
Peneliti
akuntansi sering memasukkan rekomendasi politis sebagai bagian dari projek
riset mereka. Tendensi vested interest
untuk melakukan riset yang mendukung posisi mereka, sehingga membuat hasil
riset menjadi bias. Untuk menentukan apakah politisi atau birokrat menggunakan
suatu teori, dapat dilakukan dengan mengobservasi apakah suatu teori terjadi
sebelum, atau pada saat terjadinya aturan yang relevan, dengan mengamati teori
pada literatur yang cenderung untuk maju (lead)
atau mundur (lag) terhadap regulasi. Jika terjadi lead maka hipotesis public interes didukung,
sedangkan jika terjadi lag maka teori
yang didukung.
HUBUNGAN EMPIRIS INTERVENSI PEMERINTAH DAN TEORI
AKUNTANSI
Jika
permintaan untuk “excuses” penting di
dalam menentukan hasil (output) teori akuntansi, maka dapat dilakukan
ekspektasi dengan mengobservasi perubahan teori akuntansi pada saat aturan baru
diluncurkan yang berhubungan dengan praktik akuntansi. Selanjutnya dilakukan
pengujian bagaimana praktik akuntansi dan teori dipengaruhi oleh beberapa sifat
legislasi utama. Sifat legislasi dipilih dari bagian yang dapat dipercaya mempunyai
dampak terhadap teori akuntansi, yaitu: pajak penghasilan (the income tax law), regulasi
terhadap perhubungan seperti perkeretaapian (the law regulating raiload), dan peraturan pembinaan pasar modal (the securties acts).
Tujuan ini khususnya menyajikan prima
gacie yang mendukung
hipotesis bahwa teori akuntansi berubah setelah diperkenalkannya aturan
pemerintah. Suatu gambaran yang nyata adalah perbandingan kondisi di Inggris
dan di Amerika Serikat. Perbedaan waktu penerapan peraturan dari kedua negara
tersebut adalah bahwa Inggris ternyata lebih lambat 30 tahun untuk membicarakan
atau debat masalah depresiasi. Perbedaan 30 tahun tersebut juga ditunjukkan
dengan perbedaan 30 tahun dalam menerapkan peraturan pemerintah.
Diskusi
tersebut di atas menunjukkan bahwa banyak teori akuntansi (konsep depresiasi,
akuntansi akrual, aplikasi konsep income ekonomi, dan ide mengenai
tujuan dari laporan keuangan pada umumnya untuk memenuhi informasi investor
dari pada untuk mengontrol kos agensi), yang mengikuti intervansi pemerintah.
Pembuktian ini konsisten dengan hipotesis bahwa banyak teori akuntansi yang
merupakan produk dari intervansi pemerintah, dan bahwa teori akuntansi memenuhi
permintaan untuk excuses. Bukti ini nampaknya juga konsisten dengan apa yang disebut
dengan hipotesis “public interest.”
Tidak perlu diragukan lagi yaitu bahwa terdapat teori yang juga sekaligus dapat
menjelaskan penentuan waktu (timing) dari literatur akuntansi.
SIMPULAN
PAPER WATTS DAN ZIMMERMAN (1979)
Teori
akuntansi dipandang mempunyai peran penting di dalam menentukan kandungan
informasi laporan keuangan. Watts dan Zimmerman (1979) tidak memberikan
kebijakan terhadap keinginan teori akuntansi untuk memenuhi peran alasan (excuse), misalnya seperti
pada proses penentuan standar akuntansi. Teori akuntansi menyediakan prediksi
yang konsisten dengan fenomena yang diamati berdasarkan kepentingan golongan
tertentu. Di dalam literatur teori akuntansi, saat ini tidak ada teori normatif
(current value theories) yang dapat
menjelaskan atau digunakan untuk menjustifikasi semua standar akuntansi karena
alasan berikut, pertama standar akuntansi dijustifikasi menggunakan teori (excuse)
vested interest groups yang memperoleh manfaat dari standar; dan vested interest groups yang berbeda
berlaku pada isu yang berbeda.
III. METODOLOGI TEORI
AKUNTANSI POSITIF
(Christenson,
1983)
Artikel Christenson (1983) merupakan komentar dari
artikel Watts dan Zimmerman, yang merujuk pada pendapat Jensen (1976) yang
disebut sebagai Rochester School of
Accounting, yaitu bahwa sebagian besar dari teori akuntansi adalah tidak
ilmiah (unscientific), karena alasan yang jelas yaitu
bersifat normatif. Apa yang disebut teori akuntansi sebagian besar merupakan
pengujian dari bentuk pertanyaan tentang ”apa yang seharusnya” dilakukan.
Menurut Jensen, pengembangan dari teori akuntansi yang positif adalah yang
menjelaskan mengapa akuntansi adalah seperti ini, mengapa akuntan melakukan apa
yang mereka lakukan, dan apa dampaknya yang terjadi di dalam masyarakat dan
penggunaan sumber daya. Tanpa “teori positif,” tidak ada komunitas akademisi
atau profesional yang membuat kemajuan berarti dalam memperoleh jawaban dari
pertanyaan normatif yang selanjutnya dipertanyakan, dan menjadi bahan
perdebatan tersebut.
Kolega
Jensen adalah Watts dan Zimmerman (bekas mahasiswanya), telah banyak menulis
artikel mengenai akuntansi positif (positive
accounting) yang mengulangi
beberapa pendapat dari Jensen yang disebut sebagai Rochester School of Accounting. Watts
(1977) misalnya, menyatakan bahwa literatur akuntansi keuangan tradisional
adalah unscientific karena
terkonsentrasi pada preskriptif (prescriptive), dan memberi perhatian yang sedikit
pada penjelasan mengapa laporan keuangan mempunyai bentuk seperti sekarang ini.
Watts dan Zimmerman (1978) berpendapat bahwa teori positif yang menentukan
standar akuntansi diperlukan untuk menentukan preskripsi teori normatif adalah
dipandang layak (feasible). Selanjutnya mereka juga membedakan
antara teori positif dan normatif secara jelas, dengan menyatakan bahwa teori
pada literatur akuntansi normatif hanya menghindari debat semantis (semantic), dan lebih senang menyatakan bahwa “teori untuk prinsip”
dengan mengembangkan penjelasan dari fenomena. Zimmerman (1980) menyatakan
bahwa “riset positif mencari pengembangan teori yang dapat menjelaskan fenomena
yang diobservasi.”
Watts
(1977) menyebut literatur akuntansi keuangan tradisional adalah “unscientificic,” karena literatur
tersebut berkonsentrasi pada preskripsi, dan tidak banyak memperhatikan
pengembangan suatu teori untuk menjelaskan bagaimana laporan keuangan pada
bentuk yang sekarang. Alasan bagi Watts dan Zimmerman (1978) adalah bahwa teori
positif dari penentuan standar akuntansi adalah penting dan menentukan, jika
preskripsi dari teori normatif adalah memungkinkan. Zimmerman (1980) menyatakan
bahwa “riset positif mencari pengembangan teori yang dapat menjelaskan fenomena
yang diamati.” Blaug (1980) menyatakan bahwa metodologi ilmiah merupakan bentuk
rasional untuk menerima atau menolak teori atau hipotesisnya (accepting or rejecting its theories or
hypotheses). Dengan demikian metodologi adalah
normatif, sehingga alasan metodologi ini yang mendorong pihak Jensen, Watts dan
Zimmerman menyebutnya sebagai tidak ilmiah “(unscientific).”
Caws (1972) menyatakan bahwa untuk mendapatkan sebuah pengakuan ilmiah (science) dari apapun, harus memenuhi
persyaratan berikut, yaitu: (1) mempunyai domain yang diakui dan merupakan
seperangkat fenomena dalam domain tersebut, dan (2) mempunyai teori yang
memikirkan tentang siapa masukan (input) dan keluaran (output)
yang merupakan fenomena dalam domain, dan siapa yang akan menjelaskan dasar
realitas dari domain tersebut. Menurut Jensen (1976), pertanyaan “normatif”
dapat diwujudkan dalam bentuk kata “seharusnya (should be)” dan untuk pertanyaan “positif” adalah
dalam bentuk “why, what, atau how.”
Artikel
Christenson (1983) pada dasarnya menguji beberapa pertanyaan yang muncul dalam
metodologi dari Rochester School of Accounting, yaitu: apa yang menjadi
dominan dari teori positif? Apakah yang merupakan teori positif? Bagaimana
teori ilmiah (scientific) digunakan untuk menjelaskan,
memprediksi dan preskripsi? Bagaimana seharusnya teori ilmiah (scientific) dihargai?.
DOMAIN TEORI AKUNTANSI
Di dalam usahanya untuk
mengilustrasikan perbedaan antara positif dan normatif, Jensen membaurkan
dengan yang lain, yaitu antara fenomena domain pada dua level yang berbeda.
Kebingungan Jensen adalah pada jenis dari peringatan Popper (1972), yaitu bahwa
permasalahan dari pemahaman perilaku problem
solver adalah pada level yang lebih tinggi daripada permasalahan yang
berhubungan dengan problem solver .
Artikel Christenson
menghindari penggunaan kata “positif” sebagai alternatif untuk membedakan
antara positif dan normatif, yang selanjutnya akan dipergunakan sebagaimana
Popper terhadap dualisme dari “proposisi” yang menyatakan fakta dan usulan (proposal) dengan tujuan kebijakan (policy). Pertanyaan kedua yang
dipertanyakan mengenai klasifikasi permasalahan riset adalah apakah
permasalahan tersebut diselesaikan dengan proposisi
dan proposal?.
Di dalam komentar
Christenson juga dijelaskan mengenai taxonomy
accounting problem. Dua hal yang menjadi perhatian ini adalah, pertama,
baik pada literatur akuntansi tradisional maupun program dari Rochester School of Accounting terjadi pada meta-level, sehingga baik
literatur tradisional maupun Rochester
School of Accounting secara langsung
berhubungan dengan apa yang seharusnya disebut dengan “teori akuntansi.” Kedua,
Christenson setuju dengan Rochester School of Accounting yaitu bahwa
teori scientific harus dapat dipergunakan untuk memprediksi dan
menjelaskan fenomena yang terjadi pada domain.
KONSEP TEORI POSITIF
Konsep dari “positive sciences”
populer pada abad ke sembilanbelas yang berhubungan dengan ”positivism,”
dan sebagai filsafat ilmu positivism tidak lagi dianggap serius. Bagian
dari yang menghilangkan logika positivism adalah kegagalannya program
tersebut untuk menentukan dogma positif tradisional, yang merupakan proposisi
dari yang menentukan sciences, misalnya dalam bidang fisika, kimia dan
biologi, yang hanya berkaitan dengan aktual seperti pada pertanyaan “what
is.”
Kedua bentuk dari “positive
sciences” atau “positive theory” adalah menyesatkan dan harus
dibatalkan. Pengganti yang sesuai adalah empiris “(empirical),” yang
akan dipergunakan lebih lanjut. Empirical
sciences dapat dipandang baik sebagai produk maupun proses. Filsafat ilmu
yang lebih baru menunjukkan pandangan proses, sebagaimana yang diusulkan oleh
Popper, yaitu bahwa empirical science harus disifati sesuai dengan
metoda, yaitu: dengan perilaku dalam menghadapi scientific system;
dengan apa yang kita lakukan, dan apa yang akan kita lakukan, dan bukan
semata-mata secara formal atau logika struktur dari pernyataan. Konsep Rochester
School of Accounting adalah konsisten dengan pemikiran Popper, walaupun
kemudian terdapat beberapa perbedaan. Popper memperhatikan metodologi yaitu
bahwa tujuan dari science adalah untuk menjelaskan fenomena yang
diobservasi, walaupun yang diobservasi adalah bagian utama dari pengetahuan
yang penjelasannya juga diperlukan sebagai alat untuk memprediksi dan untuk
aplikasi teknologi.
Dari sudut pandang logika,
proposisi di falsifikasi tidak menggunakan pengalaman, melainkan hanya dengan
penerimaan dari proposisi yang lain yang secara logika tidak konsisten. Bentuk
logika dari teori proposisi atau hukum yaitu: pertama, proposisi teori yang
berhubungan dengan apakah (what is)
adalah negatif existential, sedangkan proposisi observasi yang
berhubungan dengan what is not adalah
positif existential. Kedua, proposisi teori adalah stricly
universal, dan proposisi obeservasi adalah tunggal (singular).
Beberapa hukum empiris di
samping berbentuk ekuivalen negatif (negative-equivalent), juga mempunyai bentuk alternatif
dua ekuivalen secara logis (two
logically-equivalent).
Setiap hukum empiris yang kejadiannya dilarang (prohibit) bersama dengan
dua atau lebih kejadian yang dapat dinyatakan dalam bentuk proposisi universal
kondisonal.
PENJELASAN PREDIKTIF DAN ALASAN NORMATIF
Rochester School menunjukkan
bahwa apa yang disebut sebagai teoori positif, harus dapat memprediksi,
menjelaskan fenomena, dan dapat menentukan apakah preskripsi dari teori
normatif adalah feasible. Prediksi adalah satu atau lebih observasi proposisi
yang merujuk pada kejadian yang tidak terobservasi, apakah terjadi di masa yang
akan datang atau masa lalu. Untuk alasan normatif (normative reasoning),
paper Christenson merujuk pada penurunan atau derifasi dari prediksi, namun
lebih cenderung untuk mengkritik standar yang mereka perkirakan bahwa teori
yang seharusnya dapat dihargai, yaitu yang mereka katakan sebagai metodologi.
Dasar dari kritik ini adalah metodologi dari Rochester School yang
mereka pergunakan untuk mempertahankan teori terhadap kritik yang sesuai.
Kritikan utama dari metodologi akuntansi positif adalah :
1. Penyataan dari Rochester
School adalah bahwa riset positif merupakan syarat untuk teori akuntansi
normatif yang didasarkan pada kebingungan fenomena domain untuk dua level yang
berbeda (akuntansi dan akuntan). Kritik teori akuntansi tradisional Rochester
School tidak memenuhi sasaran, karena kegagalannya untuk membedakan antara
dua tingkat fenomena yang berbeda.
2. Konsep teori positif “(positive
theory)” diturunkan dari filsafat ilmu yang sudah ketinggalan jaman. Konsep
teori positif didasarkan pada salah konsep (berasal dari positivisme abad
ke-19) yaitu bahwa science empiris semata-mata memperhatikan pertanyaan
“what is.” Hal ini menunjukkan bahwa teori empiris adalah normatif menurut
pandangan mereka yang menyatakan bahwa apa yang dinyatakan sebagai “tidak
mungkin secara empiris (empirically
impossible).”
3. Meskipun teori yang
dipergunakan adalah prediksi, dan selanjutnya juga diketahui salah, namun
penjelasan teori tetap dilakukan, atau yang dipergunakan untuk menguji proposal
normatif tidak diketahui sebagai kesalahan. Hal ini menunjukkan bahwa teori
“normatif” yang dijelaskan dalam artikel Watts dan Zimmerman secara pasti
merupakan apa yang dibutuhkan dalam prediktif, penjelas, dan alasan normatif.
4. Kebalikan dari metode
empiris, Rochester School mengenalkan argumen untuk excuse dari kegagalan teori mereka. Standar yang disarankan oleh Rochester
School untuk penilaian teori mereka tidak begitu lemah, dan teorinya gagal
memenuhi proposal Popper terhadap demarkasi ilmu (science) dari
metafisik.
TEORI POSITIF
Menurut Friedman (1953)
tujuan utama ilmu positif adalah mengembangkan suatu teori atau hipotesis yang
menghasilkan prediksi yang valid dan berarti tentang fenomena yang belum diamati.
Di lain pihak Keynes (1891) menyatakan bahwa ilmu positif didefinisikan sebagai
suatu body ilmu pengetahuan yang sistematis tentang pertanyaan what is, sedangkan ilmu normatif atau
regulatif didefinisikan sebagai suatu body ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan kriteria dari pertanyaan what
ought to be, dan tentang sesuatu yang ideal yang dibedakan dengan yang
sesungguhnya. Ilmu empiris (empirical
science) dapat dipandang sebagai suatu produk atau proses. Sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya yaitu bahwa dari pandangan logika, proposisi di
falsifikasi tidak menggunakan pengalaman, namun hanya dengan penerimaan dari
proposisi yang lain yang secara logika tidak konsisten. Bentuk logika dari
teori proposisi atau hukum yaitu proposisi teori yang berhubungan dengan
pertanyaan apakah (what is) adalah
negatif existential, sedangkan proposisi observasi yang berhubungan
dengan pertanyaan what is not adalah positif existential.
IV. POSITIVE ACCOUNTING: RIVIEW ARTICLE
(Whittington, 1987)
Watts dan Zimmerman (1986) di dalam buku teori akuntansi positifnya
melakukan pembahasan dengan pernyataan dasar yaitu fungsi dari teori. Menurut
mereka tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan untuk
memprediksi fenomena akuntansi. Dasar dari teori positif adalah menjelaskan dan
memprediksi perilaku, yang berkebalikan dengan teori normatif, yang merupakan
preskriptif, sehingga teori yang menyatakan bagaimana akuntansi harus
dilakukan, dikeluarkan dari pandangan Watts dan Zimmerman tersebut. Sebagian dari
bab di dalam buku teori akuntansi positif tersebut, Watts dan Zimmerman
membahas tentang sejarah evolusi dari pendekatan terhadap teori akuntansi.
Simpulan dari buku
Watts dan Zimmerman tersebut yaitu kita diajak untuk percaya bahwa teori yang
tidak explain dan tidak predict praktik akuntansi, sebagaimana
yang dinyatakannya sebagai teori positif adalah unscientific dan merupakan hal yang buruk. Lebih lanjut mereka tampaknya
ingin menyiapkan dan melengkapi beberapa peraturan. Pada saat merangkum dan
mengevaluasi teori akuntansi positif mereka menawarkan banyak pandangan yang
berimbang (balances view).
METODOLOGI TEORI AKUNTANSI POSITIF
Metodologi dari
akuntansi positif merupakan aspek yang paling kontroversial dari hasil kerja
Watts dan Zimmerman secara umum. Analisis kritis dari Christenson (1983) adalah
yang paling kuat yang berhubungan dengan metodologi dan kritik filosofi. Namun
demikian buku Watts dan Zimmerman tersebut tidak merujuk paper Christenson
(walaupun disebutkan pada daftar pustaka), dan tidak berusaha untuk menjawab
kritik dari metodologi tersebut. Alasan yang mungkin dari hal ini adalah bahwa
mereka tidak dapat memberi jawaban yang memuaskan, walaupun hipotesis
alternatif adalah benar berdasarkan metodologi positif, dan mereka tidak mempertimbangkan
bahwa jawaban tersebut adalah penting, di samping Christenson sendiri juga
tidak menguji lebih jauh secara empiris proposisi yang dapat di refute. Dua hal penting dari pendekatan metodologi Watts dan Zimmerman
yang dikritik oleh Christenson yaitu: pertama, mereka mengklaim lebih menyukai
positif dari pada normatif. Kedua, mereka menekankan pada pembuktian empiris
dari pada teori yang a priori.
Dasar metodologi teori
akuntansi positif mempunyai tujuan untuk menjelaskan (to explain) dan memprediksi (to predict) praktik akuntansi. Hal ini berbeda
dengan proposisi normatif yang berusaha mencari preskripsi isi laporan
keuangan. Perbedaan ini tergantung pada pandangan bahwa preskripsi memerlukan
spesifikasi objektif dan fungsi objektif. Klaim bahwa teori positif adalah
teori akuntansi yang berbasis ekonomi, yaitu meliputi penggunaan teori konsep scientific. Teori positif adalah
bebas nilai (value free) dan scientific,
sedangkan teori normatif
adalah highly value laden. Dua
penolakan yang dapat dilakukan yaitu: pertama, teori positif tidak bebas dari
nilai judgment atau implikasi preskriptif. Kedua, akan menjadi tidak
benar untuk mengasumsikan bahwa semua teori yang tidak positip, yang mengarah
pada proposisi yang dapat di uji secara empris, adalah normatif yang
berhubungan dengan preskripsi.
ASUMSI PASAR
Asumsi pasar yang
dipergunakan adalah keseimbangan kompetitif (competitive equilibrium)
yang sempurna, yang kemungkinan tidak diterima oleh banyak deskripsi dari
bagaimana sebenarnya operasionalisasi yang sesungguhnya. Watts dan Zimmerman
telah menulis stimulasi yang penting dalam riset akuntansi dan telah memberi
kontribusi yang besar. Kekurangan yang utama dari bukunya adalah antusias
mereka dalam memilih pekerjaan yang lebih disukai dari teori akuntansi
sebelumnya, dan peneliti kontemporer lain yang menggunakan pendekatan berbeda.
Selanjutnya antusias mereka juga cenderung mengabaikan asumsi restriktif yang
mempunyai fokus relatif sempit dari pekerjaan mereka. Hal ini dapat menimbulkan
bahaya, karena mereka tidak pernah menggali semua potensi penelitian dari studi
pemilihan metoda akuntansi.
RINGKASAN WHITTINGTON
Watt
& Zimmerman (1986) menyatakan bahwa tujuan teori akuntansi adalah to exlpain dan to predict praktik
akuntansi. Teori akuntansi pada tahun 1960-an cenderung normatif, karena teori
tersebut merupakan hasil dari preskripsi untuk praktik akuntansi. Whittington
sangat menyayangkan teori positif yang dikaji oleh Watt and Zimmerman tersebut,
karena hal itu dianggap tidak penting dan cenderung mengalihkan perhatian dari
isu sentral, dan semua pendekatan teori akuntansi pada saat ini adalah dalam
tahap elementer dari evolusi dan
kebutuhan pengembangan konstruksi yang sangat mendesak. Selanjutnya mereka
dianggap cenderung mengabaikan pada asumsi restriktif dan relatif mengarahkan
pada risetnya (Watt & Zimmerman). Hal ini dapat menimbulkan bahaya, karena
mereka tidak pernah menggali semua potensi riset dari pemilihan metoda
akuntansi.
V. TEORI AKUNTANSI POSITIF: PERSPEKTIF
SEPULUH TAHUN
(Watts dan Zimmerman, 1990)
Artikel Watts dan Zimmerman (1990) menelaah dan mengkritik literatur
teori akuntansi positif, menyusul
publikasi Watts dan Zimmerman (1978 dan 1979). Artikel tahun 1978 memberi
landasan literatur akuntansi positif yang menjelaskan praktik akuntansi dan
pentingnya biaya kontrak, dan telah menuntun ditemukannya beberapa peraturan
empiris yang belum diketahui. Artikel tahun 1978 menghasilkan debat metodologi
yang belum produktif. Artikel tersebut berusaha untuk menghilangkan miskonsepsi
tentang metodologi yang diperdebatkan. Di samping itu juga memberikan cara
untuk meningkatkan riset positif dan pemilihan akuntansi. Yang paling penting
dari peningkatan tersebut adalah hubungan yang lebih kuat antara teori dan
pengujian empiris. Peningkatan kedua pengembangan model tersebut mengenalkan
indogenitas di antara variabel regresi, peningkatan dan pengurangan kesalahan
pengukuran baik pada variabel dependen maupun
variabel independen di dalam regresi.
Lebih dari sepuluh
tahun sejak dua artikel “Towards A
Positive Theory of the Determination of Accounting Standards” dan The Demand for And Supply of Accounting
Theories : The market for Excuses” dipublikasi di jurnal The Accounting Review, dimana
dua artikel tersebut sangat kontroversial selama sepuluh tahun yang lalu
bahkan sampai saat ini. Artikel tahun 1978 memberi kontribusi pada literatur
yang belum banyak membahas masalah aturan empiris dalam praktik akuntansi.
Tujuan utama dari
artikel tersebut adalah untuk menyampaikan perspektif evolusi dan kenyataan
saat ini tentang teori akuntansi positif, dan memperingkas bukti dari peraturan
empiris secara sistematis di bidang akuntansi. Tujuan kedua adalah untuk
mengevaluasi metoda riset dan metodologi yang dipergunakan untuk
mendokumentasikan peraturan empiris. Pada bagian kedua didiskusikan kritik dari
paper awal dan bagian dari literatur akuntansi positif yang menjelaskan praktik
akuntansi yang masih belum banyak dijelaskan. Tujuan ketiga adalah untuk
memberi arahan literatur akuntansi positif di masa mendatang. Artikel tersebut
mendapat banyak komentar dan kritik terutama untuk paper tahun 1978, dan banyak
dijadikan rujukan oleh beberapa penulis. Hal ini menunjukkan bahwa kedua paper
tersebut merupakan artikel yang banyak menjadi perhatian utama bagi komunitas
akademisi dan praktisi.
KONTRIBUSI LITERATUR TEORI AKUNTANSI POSITIF
Isu dari metoda riset
meliputi pengujian terhadap berkurangnya isu, dan kemungkinan hasil yang
diperoleh dari literatur akuntansi positif adalah berhubungan dengan hipotesis
alternatif yang tidak dikenali, dan bukan dari hipotesis yang dinyatakan. Isu
dari filsafat ilmu menunjukkan bahwa pendekatan yang dipergunakan adalah
akuntansi sosiologi bukan teori akuntansi, dan metoda yang tidak sesuai
dipergunakan untuk menyusun penjelasan terhadap teori.
Sumbangan lain dari
literatur teori akuntansi positif ini adalah memberi rerangka berfikir yang
logis dalam memahami akuntansi. Rerangka berfikir ini sangat bermanfaat di
bidang pendidikan dan pengajaran akuntansi. Literatur teori akuntansi positif
juga mendorong peneliti untuk mencari isu akuntansi dan menekankan peran utama
dari biaya kontrak di dalam teori akuntansi.
ARAH RISET MENDATANG
Artikel Watts dan
Zimmerman (1990) memberi tiga arahan riset di masa mendatang. Pertama, tugas
yang paling penting bagi peneliti akuntansi positif adalah meningkatkan
hubungan antara teori dan pengujian empiris. Kedua, pada saat pilihan akuntansi
kehilangan kedudukannya sebagai bagian dari teknologi kontrak yang efisien,
variabel yang sering dipergunakan untuk menjelaskan dan memprediksi pilihan
akuntansi adalah variabel endogin. Ketiga, kesalahan pengukuran yang sudah
terjadi dapat dikurangi dengan meningkatkan kemampuan uji (power of test).
Literatur akuntansi
positif memberi peraturan empiris yang menjelaskan bidang literatur tersebut,
sehingga menjadi jelas bahwa terdapat banyak kesempatan riset yang mungkin
dilakukan. Pengujian terhadap kontrak utang, bonus, hipotesis biaya politis,
menunjukkan betapa terbatasnya eksplorasi yang telah dilakukan. Menghubungkan
antara insentif kontrak efisien ex ante
dengan pengaruh pendistribusian kembali ex
post, nampaknya terbukti cukup bermanfaat. Penelitian terhadap implikasi
dari kontrak internal dan kontrak
eksternal selain utang dan bonus, tampaknya menjadi sangat produktif.
RINGKASAN WATTS DAN ZIMMERMAN
Artikel Watts dan Zimmerman (1990) menelaah dan
mengkritik literatur akuntansi positif sehubungan dengan publikasi dari artikel
penulis yang sama (Watts and Zimmerman, 1978 dan 1979). Artikel tahun 1978 membantu
menghasilkan literatur akuntansi positif yang memberi penjelasan praktik
akuntansi, menyarankan pentingnya biaya kontrak, dan mengarahkan pada penemuan
dari beberapa regulasi empiris yang tidak diketahui sebelumnya. Artikel tahun
1979 menghasilkan debat metodologi yang sangat tidak produktif. Artikel tahun
1990 berusaha untuk memindah beberapa miskonsepsi umum tentang metodologi yang
dikemukakan dalam debat, dengan memberi saran tentang:
1. Cara-cara untuk mengembangkan riset
positif dalam bidang pilihan akuntansi. Yang lebih penting dari pengembangan
ini adalah terjadinya hubungan yang erat antara teori dan pengujian empiris.
2. Pengembangan di bidang ini merupakan
perluasan model yang mengakui endogenitas antar variabel di dalam persamaan
regresi.
3. Pengembangan merupakan reduksi dalam
pengukuran baik dalam variabel dependen maupun variabel independen di dalam
regresi.
VI. SIMPULAN
Perkembangan teori
akuntansi dapat dikelompokkan menjadi teori akuntansi tradisional dan teori
akuntansi positif. Teori akuntansi tradisional merupakan teori akuntansi yang
berkembang sebelum tahun 1970-an. Riset akuntansi adalah deskripsi dari praktik
akuntansi yang dapat diterima umum, namun demikian tak satupun yang dapat
disebut sebagai teori, karena kurang menghubungkan antara praktik akuntansi dan
statemen yang dilaporkan. Teori akuntansi tradisional adalah normatif,
preskriptif dan deskriptif, oleh karenanya disebut non-scientific (Watts dan Zimmerman, 1979, 1986). Teori akuntansi
tradisional menggunakan pendekatan kos historis (historical cost), sehingga dapat menghasilkan informasi yang andal
(reliable), meskipun tidak serelevan
dengan pendekatan penilaian yang didasarkan pada nilai sekarang (present value). Pendekatan tradisional
mempunyai ciri yaitu tidak adanya proses pembuktian atau konfirmasi yang teliti
dalam upaya untuk mengembangkan teori akuntansi.
Teori akuntansi positif pertamakali
diusulkan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1978 dan 1979 melalui teori
akuntansi positifnya. Di dalam bukunya Positive
Accounting Theory (1986), ditunjukkan dampak negatif dari pemilihan metoda
akuntansi yang berbeda, yang akan menguntungkan salah satu fihak dan merugikan
fihak yang lain. Scott (2000) menyebutnya sebagai perilaku oportunistik, akibat
dimungkinkannya penggunaan metoda pengukuran yang berbeda. Teori akuntansi
positif juga diinterpretasi positif yang disebut dengan kontrak efisien (efficient contracting), yaitu manajemen
memilih metoda akuntansi dengan tujuan untuk kepentingan perusahaan, dan bukan
kepentingan privat. Hal tersebut mengarahkan bahwa akuntansi berhubungan dengan
pasar modal, yang teorinya sudah tersusun dan merupakan kumpulan hipotesis,
dengan asumsi saling berhubungan di antara variabel yang ada.
Kemunculan dan perkembangan teori
akuntansi positif memfasilitasi riset akuntansi yang sampai saat ini telah
mendominasi riset akuntansi. Studi Ball dan Brown (1968) merupakan studi
monumental yang mendominasi teori dan riset akuntansi dan keuangan berbasis
pasar sejak tahun 1968. Selanjutnya studi mereka direplikasi atau dikembangkan
oleh peneliti-peneliti berikutnya, seperti studi hubungan antara returns
sekuritas dan laba berdasarkan kos historis. Selain dari studi hubungan antara
laba dan harga atau return sekuritas, juga berkembang studi hubungan antara laba
dan volume perdagangan saham, studi rasio keuangan untuk prediksi kebangkrutan,
studi rasio keuangan untuk prediksi laba, studi hubungan antara arus kas dan
returns, studi akrual akuntansi, studi manajemen laba, dan studi-studi lainnya.
Kemunculan dan
berkembangnya teori akuntansi positif telah mendapat banyak perdebatan, baik
dalam bentuk kritik metodologi, filosofi, maupun komentar. Christenson mencoba
mengkritik konsep metodologi, karena Watts dan Zimmerman menyampaikan pendapat
bahwa teori positif bersifat scientific,
sedangkan teori normatif adalah unscientific.
Menurut Christenson scientific
tersebut itu hanya karena digunakannya statisitika. Dengan demikian apakah hal
tersebut hanya merupakan metodologi postif saja? Christenson berpendapat bahwa
teorinya Watts dan Zimmerman tersebut bukan teori positif dalam arti
sesungguhnya, namun teori riset yang menggunakan metodologi positif.
Selanjutnya Christenson menyampaikan empat pertanyaan yang sekaligus menjadi
alat kritikannya, yaitu:
1. Apa domain akuntansi itu? Entitas atau perusahaannya,
atau perilaku manajernya? Permasalahan yang muncul adalah manajemen di suatu
perusahaan, atau meta masalah dari banyak manajemen di banyak perusahaan. Christenson
mendasarkan kritikannya dengan pola pemikiran Popper.
2. Sesungguhnya apa yang
dimaksudkan dengan teori positif itu jika memang ada? Kata teori positif
diambil oleh Watts dan Zimmerman dari teori ekonomi. Bahkan sebagai filsafat
ilmu, logika positif tersebut dianggap sudah mati. Menurut Christenson seharusnya
Watts dan Zimmerman lebih dahulu harus dapat membedakan antara ilmu positif dan
teori positif.
3. Bagaimana teori yang ilmiah dapat dipergunakan
dalam menjelaskan, memprediksi, dan mempreskripsi (menormatifkan) fenomena
akuntansi?
4. Bagaimana seharusnya teori yang ilmiah
diapresiasi? Christenson menyampaikan bahwa Watts dan Zimmerman menggunakan
metodologi positif hanya untuk mempertahankan pendapat teori positifnya.
Namun demikian, Christenson juga menghormati dan menghargai Watts dan
Zimmerman beserta teorinya, karena bagaimanapun mereka siap untuk dikritik, dan
bukan menganggap teori mereka sudah mapan (settle).
Permasalahannya adalah mereka terlanjur telah mendapat penghargaan dan hadiah (pengakuan
dan Awards dari AICPA karena dianggap memberi
kontribusi yang berarti terhadap perkembangan teori akuntansi), sehingga mereka terpacu
untuk melakukan riset, dan meminta orang lain ikut serta memperbaikinya, namun
keuntungannya mereka yang menikmati.
REFERENSI
Altman, E. I. , 1968,
Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate
Bankruptcy,” Journal of Finance,”
(September): 589-609.
Ball, Ray., and Kothari, S., 1991, “Security Returns
Around Earnings Announcement,” The
Accounting Review, Volume 66: 718-738.
_____., and G. Foster., 1982, “Corporate Financial
Reporting: A Methodological Review of Empirical Research,” Journal of
Accounting Research. 20 (Supplement): 161-245.
_____., and Philip Brown., 1968, “An Empirical
Evaluation of Accounting Income Numbers,” Journal of Accounting Research,
Autumn: 159-178.
Bamber, L. S., and Y. S. Cheon., 1995, “Differential
Price and Volume Reactions to Accounting Earnings Announcements,” The Accounting Review, Volume 70:
417-441.
Baron, O. E., 1995, “Trading Volume and Belief
Revisions that Differ Among Individual Analyst,” The Accounting Review, Volume 70: 581-597.
Beaver, William H., 1996, “Directions in Accounting
Research: NEAR and FAR,” Accounting
Horizons, Volume 10, No. 2: 113-124.
_____., 1970, “The Time Series Behavior of Earnings:
Empirical Research in Accounting Studies,” Journal
of Accounting Research, (Supplement), Volume 8: 62-99.
_____., 1968, “The Information Content of Annual
Earnings Announcements,” Journal of
Accounting Research, (Supplement), Volume 6: 67-92.
Belkoui, A., 1985, “Positive Accounting Theory,” Second Edition, Harbourt Brace
Jovanovich, Inc.
Cahan, S. F., 1992, “The Effect of Antitrust
Investigation on Discretionary Accruals: A Refined Test of the Political-Cost
Hypothesis,” The Accounting Review,
(January): 77-95.
Christenson, C., 1983, “The Methodology of Positive
Accounting,” The Accounting Review,
Volume LVII, No. 1 (January): 1-22.
Dechow, Patricia M.,
Richard G. Sloan., and Amy P. Sweeney., 1996, Causes and Consequences of
Earnings Manipulation: An Analysis of Firms Subject to Enforcement Action by
the SEC,” Contemporary Accounting
Research 13: 1-36.
_____., Richard G. Sloan., and Amy P. Sweeney., 1995,
“Detecting Earnings Management,” The Accounting Review, Volume 70, No.
2: 193-225.
_____ ., 1994, “Accounting Earnings and Cash Flows as
Measures of Firm Performance the Role of Accounting Accruals,” Journal of
Accounting and Economics, Volume 18, No. 1: 3-40.
Fama, Eugene, G., 1991, “Efficient Capital Market II,”
Journal of Finance 46: 1575-1617.
_____ ., L. Fisher., M. Jensen., and R. Roll., 1969,
“The Adjustment of Stock Prices to New Information,” International Economics Review, Volume 10: 1-21.
Foster, G., 1977, “Quarterly Accounting Data: Time
Series Properties and Predictive-Ability Results,” The Accounting Review, Volume 52: 1-21.
Friedman, Milton., 1953, “The Methodology of Positive
Economics,” in Essays in Positive
Economics, (University
of Chicago Press): 3-43.
Gonedes, Nicholas J., and Nicholas Doupuch, 1974,
“Capital Market Equilibrium, Information Production, and Selecting Accounting
Techniques: Theoretical Framework and Review of Empirical Work,” Journal of
Accounting Research, (Supplement),
Volume 12: 48-130.
Goldberg, Louis., 1965, “An Inquiry into the Nature of Accounting,”
American Accounting Association.
Grady, Paul., 1965, “Accounting Research Study,” No.
7: Inventory of Generally Accepted
Accounting Principles for Business Enterprises, AICPA.
Hendriksen, Eldon., 1977., “Accounting Theory,” Third Edition, Richard D. Irwin, Inc.,
Holthausen, R., and R. Watts., 2001, “The Relevance of
the Value Relevance,” Journal of
Accounting & Economics, Volume 31: 3-75.
_____ ., and R. Leftwich., 1983, “The Economics
Consequences of Accounting Choice: Implementations of Costly Contracting and
Monitoring,” Journal of Accounting &
Economics, Volume 5: 77-117.
_____ ., 1985, “The Effect of Bonus Schemes on
Accounting Discretions,” Journal of Accounting and Economics, Volume 7:
85-107.
Ijiri, Yuri., 1967, “The Foundations of Accounting Measurement,” Prentice-Hall Inc.,
Jensen, M. C., 1976, “Reflections on the State of Accounting Research and
the Regulation of Accounting,” Stanford
Lecturers in Accounting 1976, (Graduate
School of Business), Stanford University .
Jones, Jennifer J., 1991, “Earnings Management During
Import Relief Investigation,” Journal of Accounting Research, Volume 29
(Autumn): 193-228.
Kothari, S.P., 2001, “Capital Markets Research in
Accounting,” Journal of Accounting and Economics, Volume 31: 105-231.
Keynes, J. N., 1981, “The Scope and Method of Political Economy, Fourth Edition, London Macmillan, 1981.
Leftwich, R. 1981, “Evidence on the Impact of
Mandatory Changes in Accounting Principles on Corporate Loan Agreements,” Journal of Accounting & Economics,
(March): 3-36.
Lev, Baruch., and J. A. Ohlson., 1982, “Market-Based
Empirical Research in Accounting: A Review, Interpretation and Extension,” Journal
of Accounting Research 20 (Supplement): 249-331.
Livnat, J., and P. Zarowin., 1990, “The Incremental
Information Content of Cash Flow Components,” Journal of Accounting & Economics, Volume 13: 25 -46.
Ohlson, J. A., 1980, “Financial Ratios and the
Probabilistic Prediction of Bankruptcy,”
Journal of Accounting Research, (Spring): 109-131.
Ou, J., and S. Penman., 1989a, “Financial Statement
Analysis and the Prediction of Stock Returns,” Journal of Accounting & Economics, Volume 11: 295-329.
_____ ., and S. Penman., 1989b, “Accounting
Measurement, Price-Earnings Ratios, and the Information Content of Security
Prices,” Journal of Accounting Research,
Volume 27: 111-152.
Paton, William A., and A. C. Littleton., 1940, ”An Introduction to Corporate Accounting
Standards,” American Accounting Association.
Popper, K. R., 1959, “The Logic of Scientific Discovery,” Basic Book, 1959.
Sanders, Thomas, H., Henry R. Hatfield., and Underhill
Moore., 1938, “A Statement of Accounting Principles” (American Institute of
Accountants).
Scott, William R., 2000, “Financial Accounting
Theory,” Upper Saddle River ,
New Jersey : Prentice Hall, Inc.
Sloan, R., 1996, “Do Stock Prices Fully Reflect
Information in Accruals and Cash Flows about Future Earnings,” The Accounting Review, Volume 71:
289-316.
Sterling R., 1990, “Positive Accounting: An
Assessment,” Abacus, Volume 26, No. 2
(September): 97-135
Sweeney, A. P., 1994, “Debt-Covenant Violations and
Managers Accounting Response,” Journal of Accounting and Economics,
Volume 17, (May): 281-308.
_____ ., and Jerold L. Zimmerman., 1979, “The Demand
for and Supply of Accounting Theory: The Market for Excuses,” The Accounting Review, Volume 54:
273-305.
_____., and Jerold L. Zimmerman., 1978, “Toward a
Positive Theory of the Determination of Accounting Standards,” The
Accounting Review, Volume 53: 112-134.
Whittington, G., 1987, “Positive Accounting: A Review
Article,” Accounting and Business
Research, Volume 17, No. 68 (Autumn): 327-336
Wilson, P., 1987, “The Incremental Information Content
of the Accruals and Funds Components of Earnings after Controlling for
Earnings,” The Accounting Review,
Volume 62: 293-322.
_____ ., 1986, “The Relative Information Content of
Accruals and Cash Flows: Combined Evidence at the Earnings Announcement and
Annual Report Release Date,” Journal of
Accounting Research, (Supplement), Volume 24: 165-200.
Zeff, Stephen A., 1972, “Forging Accounting Principles in Five Countries: A History and an
Analysis of Trends,” Arthur Anderson Lecturer Series, (Stipes Publishing Co.).
No comments:
Post a Comment