Wednesday, November 9, 2016

ETIKA BISNIS

Etika adalah pendekatan sistematis atas pertimbangan moral berdasarkan penalaran, analisis, sintesis dan perenungan. Contoh keputusan yang diambil oleh pimpinan tentara Amerika Serikat untuk mengakhiri perang dunia ke dua dengan menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, merupakan keputusan etis yang didasari oleh pertimbangan moral untuk menyelamatkan lebih banyak manusia (Ismail Solihin, 2009).

Dalam melakukan pilihan etis terhadap pertimbangan moral tertentu maka nilai dari masing-masing pihak yang terlibat dalam suatu pengambilan keputusan etis akan sangat menentukan pilihan mana yang akan dilakukan. Dengan demikian senantiasa terdapat hubungan yang sangat erat antara nilai dengan keputusan etis yang dibuat.

Etika bisnis merupakan penerapan penerapan etika secara umum terhadap perilaku bisnis. Secara lebih khusus lagi makna etika bisnis menunjukkan perilaku etis maupun tidak etis yang dilakukan manajer dan karyawan dari suatu organisasi perusahaan (Ismail Solihin, 2009).

Sedangkan Sofyan S. Harahap (2011) menyatakan etika bisnis sebagai suatu pelajaran dan praktik bisnis atau perangkat nilai sebenarnya sudah lama dikenal. Namun, belum memasyarakat secara luas karena perbedaan situasi dari satu negara dengan negara lain, terutama dari kedaulatan konsumen. Semakin tinggi kualitas demokrasi suatu negara atau masyarakat, semakin penting peran etika bisnis. 

Etika adalah garis yang membedakan antara yang benar dengan yang salah. Manusia memiliki perbedaan pendapat soal ukuran yang benar dan yang salah. Berikut dua pendapat besar. Ukuran atau kriteria benar dan salah ditentukan oleh rasionalitas manusia. Menurut pendapat ini, manusia dengan rasio dan akalnya mampu mencapai dan menemukan kebenaran hakiki. Ukuran benar dan salah harus mengacu pada ketentuan Yang Maha Tahu yang menciptakan manusia, yaitu Tuhan. Jika ini yang dianut, maka setiap agama tentu memiliki perbedaan lagi dalam menentukan benar dan salah. Menurut pendapat ini benar dan salah adalah urusan Tuhan, bahkan sudah ada sebelum manusia dilahirkan. 

Menurut K. Bertens (2000), etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting. Tidak mengherankan jika sejak dahulu kala etika menyoroti juga ekonomi dan bisnis. Tetapi, belum pernah etika bisnis mendapat begitu banyak perhatian seperti dalam zaman sekarang.

Peranan bisnis tidak bisa bersifat sementara saja karena menyangkut aspek hakiki dari bisnis. Bisnis sendiri dan semua pihak yang terlibat di dalamnya akan dirugikan bila segi etika ini diabaikan. Karena itu, etika sepatutnya diberi tempat juga, bila kita mendidik dan melatih orang muda yang ingin memilih bisnis sebagai profesinya. Menurut Bambang Rudito & Melia Famiola (2007), etika berkenaan dengan suatu pedoman yang bersifat sakral, sopan, baik, dihormati, penuh tata krama, bermoral, tidak mempecundangi, tidak merugikan, tidak menyusahkan orang lain, dan sebagainya. Biasanya juga, etika berkenaan dengan suatu perbuatan, suatu tingkah laku yang dianggap sesuai dengan adat, norma, moral, aturan dan sebagainya. 

Etika merupakan sebuah pedoman yang dipakai untuk mengukur suatu tingkah laku yang tidak berkenan baik secara individu maupun kelompok. Sering kata-kata etika muncul berkenaan dengan ketidaknyamanan suatu kenyataan yang dihadapi, seperti keadaan yang dirasa tidak nyaman oleh seseorang berkaitan dengan pemandangan tentang tingkah laku seseorang atau sekelompok orang di arena sosial tertentu, yang dianggap mengganggu suasana, maka perbuatan orang lain menjadi sasaran bagi evaluasi keadaan tersebut. Semua aspek kehidupan selalu berkait dengan etika apabila terlihat dalam perwujudan nyata adanya tindakan yang aneh yang dianggap kurang berkenan, sehingga etika menjadi sebuah acuan yang harus dipedomani untuk suatu perbuatan baik, seperti etika beragama, etika berpolitik, etika makan, etika hubungan sosial, etika terhadap orang tua, etika bisnis, dan seterusnya.

No comments: