Friday, March 10, 2017

METODE HARGA POKOK PROSES



Pengertian Biaya Overhead Pabrik

Metode harga pokok proses digunakan untuk perusahaan yang menghasilkan satu macam produk atau lebih, baik diolah melalui satu tahapan ataupun diolah melalui beberapa tahapan, yang berproduksi secara massal dan tidak tergantung pada pesanan konsumen. Tujuan produksi perusahaan untuk mengisi persediaan yang selanjutnya dijual kepada pembeli dan ditentukan oleh anggaran produksi untuk satuan waktu tertentu yang dijadikan dasar oleh bagian produksi untuk melakukan produksi. 

Pada metode ini, perusahaan menghasilkan produk yang homogen, bentuk produk yang standar dan tidak tergantung spesifikasi pesanan. Karakteristik metode harga pokok proses adalah:
1. Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun dan sebagainya
2. Produk yang dihasilkan bersifat homogin dan bentuknya standar, tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli.
3. Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi atau schedule produksi untuk satuan waktu tertentu.
4. Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya dijual.
5. Kegiatan produksi bersifat kontinyu atau tarsus-menerus
6. Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap akhir periode, misalnya akhir bulan, akhir tahun.
7. Perusahaan yang menggunakan sistem harga pokok proses misalnya :
a. Memproduksi barang : pabrik tekstil, penyulingan minyak, baja, ban, semen, gula pharmasi, radio, mesin cuci TV, kalkulator, mesin tik dan sebagainya.
b. Memproduksi jasa : tenaga listrik (PLN), gas kota, pemanasan (di negara dingin), angkutan dan sebagainya


Sistem Pembebanan Biaya pada Metode Harga Pokok Produk

Metode Harga Pokok Proses dapat menggunakan sistem berikut dalam hal pembebanan harga pokok kepada produk:
1. Semua elemen biaya dibebankan berdasarkan biaya sesungguhnya (historical cost system)
2. Elemen biaya tertentu yaitu biaya overhead pabrik, dibebankan berdasar tarip atau biaya yang ditentukan di muka.
3. Semua elemen biaya dibebankan pada produk atas dasar harga pokok yang ditentukan di muka.


Karakteristik Akuntansi Biaya pada Metode Harga Pokok Proses

1. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas dan menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per unit. Apabila produk diolah melalui beberapa tahap atau departemen, laporan harga pokok disusun setiap departemen di mana produk diolah.
2. Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui rekening barang dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya. Apabila produk diolah melalui beberapa departemen, rekening barang dalam proses di samping diselenggarakan untuk setiap departemen di mana produk diproses.
3. Produksi dikumpulkan dan laporkan untuk satuan waktu atau periode tertentu. Apabila produk diproses melalui beberapa tahap atau departemen, laporan produksi tersebut dibuat untuk setiap departemen.
4. Produksi ekuivalen (equivalent production) digunakan untuk menghitung harga pokok satuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi dimana pengolahan produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai.
5. Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi tertentu, maka elemen biaya produksi tertentu (misalnya biaya bahan) tersebut dibagi dengan produksi ekuivalen untuk elemen biaya yang bersangkutan (produksi ekuivalen bahan).
6. Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang menikmati biaya yang dibebankan, beberapa yang dinikmati produk selesai dari departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen berikutnya dan berapa harga pokok produk dalam proses akhir.
7. Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, produks rusak, produk cacat, tambahan produk akan diperhitungkan pengaruhnya dalam perhitungan harga pokok produk.


Prosedur Akuntansi Biaya pada Metode Harga Pokok Proses

1. Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan produksi dan menghitung produksi ekuivalen dalam rangka menghitung harga pokok satuan.
2. Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik periode tertentu. apabila produk diproses melalui beberapa departemen elemen biaya tersebut dikumpulkan untuk setiap departemen.
3. Menghitung harga pokok satu setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.
4. Menghitung harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir.

Laporan Harga Pokok Produksi merupakan media yang dipakai dalam menghitung atau menentukan harga pokok produk selesai atau harga pokok transfer ke departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir.

1. Laporan Produksi.
Bagian laporan ini menunjukkan;
a. Informasi jumlah produk yang diolah, yang terdiri dari:
(1) produk dalam proses awal
(2) produk yang baru dimasukkan atau diterima dari departemen sebelumnya
(3) tambahan produk pada departemen lanjutan akibat adanya tambahan bahan.

b. Informasi jejak produk yang diolah, meliputi:
(1) produk selesai yang dimasukkan ke gudang atau dipindahkan ke departemen lanjutan
(2) produk yang masih dalam proses akhir
(3) produk hilang
(4) produk rusak
(5) produk cacat

2. Biaya yang dibebankan
Bagian laporan ini menunjukkan informasi tentang ;
a. Jumlah biaya yang dibebankan, meliputi:
(1) harga pokok produk dalam proses awal
(2) harga pokok yang diterima dari departemen sebelumnya untuk departemen lanjutan
(3) elemen biaya yang ditambahkan pada tahap pengolahan produk yang bersangkutan

b. Tingkat produk ekuivalen yang dihitung dari laporan prpoduksi, informasi ini berguna untuk menghitung harga pokok satuan. Penghitungan produk ekuivalen dapat menggunakan metode FIFO dan Average:

(1) Metode FIFO dengan rumus:

UE = (UB X (100% - TP) ) + (ULS X 100%) + (UL X TP)

(2) Metode Average dengan rumus:

UE = (UB X (100% - TP) ) + (ULS X 100%) + (UL X TP)

Keterangan:
UE = Unit Ekuivalen
UB = Unit BDP Awal
ULS = Unit Baru Masuk Proses Langsung Selesai
UL = Unit BDP Akhir
TP= Tingkat Penyelesaian

c. Harga pokok satuan untuk setiap elemen biaya yang dibebankan pada tahap pengolahan produk atau departemen yang bersangkutan. Dapat dihitung sesuai metode yang digunakan dalam menentukan unit ekuivalen

(1) Metode FIFO dengan rumus:
UC = CC/UE

(2) Metode Average dengan rumus:
UC = TC/UE

Keterangan:
UC = Harga pokok satuan
CC = Tambahan Biaya Periode Bersangkutan
TC = Total Biaya Periode Bersangkutan
UE = Unit Ekuivalen

3. Perhitungan harga pokok
Bagian laporan ini memberikan informasi tentang jejak biaya yang dibebankan menunjukkan berapa biaya yang diserap oleh:
a. harga pokok produk selesai
b. produk dalam proses pada akhir periode


Akuntansi Metode Harga Pokok Proses

1. Prosedur akuntansi bahan dan suplies

a. Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong
(D) Persediaan Bahan Baku                       x x x
(D) Persediaan Bahan Penolong                x x x
(D) Cadangan Potongan Tunai Pembelian x x x
(K) Hutang Usaha/Kas                                        x x x

b. Retur Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong
(D) Hutang Usaha/Kas          x x x
(K) Persediaan Bahan Baku                        x x x
(K) Persediaan Bahan Penolong                 x x x
(K) Cadangan Potongan Tunai Pembelian  x x x

c. Potongan Pembelian
(D) Hutang Dagang                             x x x
(D) Rugi-Kegagalan Pot Tunai Pemb. x x x
(K) Cadangan Potongan Tunai Pembelian         x x x
(K) Kas                                                               x x x

d. Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong
(D) BDP-BBB-Dept. I                 x x x
(D) BDP-BBB-Dept. II                x x x
(D) BOP Sesungguhnya-Dept. I  x x x
(K) Persediaan Bahan Baku                    x x x
(K) Persediaan Bahan Penolong             x x x

e. Pengembalian Bahan Baku dan Bahan Penolong dari Pabrik ke Gudang Bahan
(D) Persediaan Bahan Baku         x x x
(D) Persediaan Bahan Penolong  x x x
(K) BDP- BBB-Dept. I                        x x x
(K) BDP- BBB-Dept. II                       x x x
(K) BOP Sesungguhnya-Dept. I           x x x

2. Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja

a. Terjadinya Gaji dan Upah
(D) Biaya Gaji dan Upah   x x x
(K) Hutang PPh Pasal 21             x x x
(K) Hutang Dana Pensiun            x x x
(K) Hutang Asuransi Karyawan  x x x
(K) Piutang Karyawan                 x x x
(K) Hutang Gaji dan Upah          x x x

b. Pembayaran Gaji dan Upah
(D) Hutang Gaji dan Upah  x x x
(K) Kas/Bank                               x x x

c. Distribusi Biaya Gaji dan Upah
(D) BDP-BTKL-Dept. I                      x x x
(D) BDP-BTKL-Dept. II                    x x x
(D) BOP Sesungguhnya-Dept. I         x x x
(D) Biaya Pemasaran                          x x x
(D) Biaya Administrasi dan Umum    x x x
(K) Biaya Gaji dan Upah                             x x x

d. Penyetoran Potongan Beban Gaji dan Upah ke Instansi yang Terkait
(D) Hutang PPh Pasal 21             x x x
(D) Hutang Dana Pensiun            x x x
(D) Hutang Asuransi Karyawan  x x x
(K) Kas/Bank                                       x x x

3. Prosedur akuntansi overhead pabrik

a. Pembebanan BOP dengan dasar tarip ditentukan dimuka dikalikan kapasitas sesungguhnya terjadi
(D) BDP-BOP-Dept. I         x x x
(D) BDP-BOP-Dept. II        x x x
(K) BOP Dibebankan-Dept. I      x x x
(K) BOP Dibebankan-Dept. II     x x x

b. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya terjadi
(D) BOP Sesungguhnya-Dept. I              x x x
(D) BOP Sesungguhnya-Dept. II             x x x
(D) BOP Sesungguhnya-Dept Pemb. A   x x x
(K) Persediaan Bahan Penolong                       x x x
(K) Biaya Gaji dan Upah                                  x x x
(K) Hutang PPh Pasal 21                                  x x x
(K) Hutang Dana Pensiun                                 x x x
(K) Akumulasi Penyusutan AT Pabrik              x x x
(K) Hutang Dagang/Kas                                    x x x
(K) Rekening Lain di kredit                               x x x

c. Pencatatan Alokasi BOP dari Departemen Pembantu
(D) BOP Sesungguhnya-Dept. I x x x
(D) BOP Sesungguhnya-Dept. II x x x
(K) BOP Sesungguhnya-Dept Pemb. A x x x
(K) BOP Sesungguhnya-Dept Pemb. B x x x

d. Penutupan BOP Dibebankan, BOP Sesungguhnya dan Pencatatan Selisih Biaya Overhead Pabrik
(D) BOP Dibebankan-Dept. I x x x
(D/K) Selisih BOP-Dept. I     x x x
(K) BOP Sesungguhnya-Dept. I      x x x

e. Perlakuan Selisih BOP
(D/K) HPP x x x
(D/K) BDP-BOP-Job XYZ x x x
(D/K) Persediaan Produk Jadi-Iob XYZ x x x
(D/K) Rugi Laba x x x
(D/K) Selisih BOP-Dept. I x x x

4. Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode

a. Pencatatan atas Produk Selesai dan Ditransfer ke Departemen Lanjutan
(D) BDP-BBB-Dept. II x x x
(K) BDP-BBB-Dept. I              x x x
(K) BDP-BTKL- Dept. I           x x x
(K) BDP-BOP- Dept. I              x x x

b. Pencatatan atas Produk Selesai dan Ditransfer ke Gudang dari Departemen Terakhir
(D) Persediaan Produk Jadi x x x
(K) BDP-BBB-Dept. III               x x x
(K) BDP-BTKL- Dept. III            x x x
(K) BDP-BOP- Dept. III               x x x

c. Pencatatan atas Produk Dalam Proses Akhir
(D) Persediaan BDP-Dept. III x x x
(K) BDP-BBB- Dept. III                x x x
(K) BDP-BTKL- Dept. III              x x x
(K) BDP-BOP- Dept. III                 x x x

5. Prosedur akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan

Penyerahan barang jadi dari gudang kepada pemesan akan dibuatkan faktur penjualan dan jurnal yang akan dicatat adalah:
(D) Piutang Dagang/Kas        x x x
(D) Harga Pokok Penjualan   x x x
(K) Penjualan                                        x x x
(K) Persediaan Produk Jadi-Job XYZ  x x x


Contoh Format Laporan Harga Pokok Produksi Departementasi

 
 

No comments: