Friday, March 10, 2017

PENETAPAN HARGA POKOK BERDASARKAN AKTIVITAS



Definisi Activity Based Costing System

Untuk unggul di dalam persaingan jangka panjang, perusahaan harus mampu menghasilkan laba yang maksimal. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba ditentukan oleh tiga faktor yaitu, fleksibilitas, mutu, dan biaya. Pendekatan baru dalam akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan tersebut Activity Based Costing System (ABC), sistem ini merupakan sistem informasi tentang pekerjaan (kegiatan) yang mengkonsumsi sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen.

Sistem ABC dirancang atas dasar pikiran bahwa produk memerlukan aktivitas mengkonsumsi sumber daya. ABC adalah suatu metodologi yang mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas, sumber daya, dan obyek biaya. Dimana, sumber daya dikonsumsi oleh aktivitas, kemudian dibebankan kepada produk. ABC sebagai penentuan pendekatan biaya yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya, sumber daya dibebankan ke aktivitas kemudian aktivitas dibebankan ke obyek biaya berdasarkan penggunaannya.

Sistem akuntansi biaya dan manajemen tradisional menghadapi tantangan perubahan lingkungan pemanufakturan sehingga sistem akuntansi dan manajemen tradisional tidak relevan lagi untuk diterapkan dalam era globalisasi. Ketidakmampuan akuntansi biaya tradisional disebabkan karena hanya berdasarkan output atau unit yang dihasilkan. Dengan keterbatasan akuntansi biaya tradisional maka perusahaan harus mendasarkan manajemen yang berbasiskan aktivitas. Dengan sistem ABC yang terdapat pada akuntansi biaya modern yang didasari prinsip bahwa biaya-biaya yang terjadi di perusahaan berhubungan sebab akibat dengan aktivitas yang dilakukan.

Salah satu tujuan ABC adalah sistem biaya yang menghindari alokasi biaya yang arbiters dan distorsi biaya dengan membebankan biaya-biaya sumber daya ke aktivitas yang menggunakan aktivitas sumber daya tersebut. Sistem ini dirancang atas dasar landasan pikiran bahwa produk memerlukan aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya.


Manfaat dan Keterbatasan Activity Based Costing System

Manfaat utama dari sistem Activity Based Costing adalah:
1. Activity Based Costing menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif, yang menunjang untuk pengukuran profitabilitas produk dan keputusan-keputusan stratejik yang lebih baik mengenai lini-lini produk, serta penganggaran modal.
2. Activity based Costing menyajikan pengukuran biaya pemicu aktivitas yang lebih akurat, yang dapat membantu para manajer dalam meningkatkan nilai proses dan produk melalui keputusan desain produk, pengendalian biaya, dan peningkatan yang lebih baik.
3. Activity Based Costing memberikan manajer informasi tentang biaya-biaya yang relevan untuk pengambilan keputusan bisnis.
4. Harga dan bauran produk, memberikan pemahaman kepada manajemen mengenai stuktur biaya untuk membuat dan menjual produk. Sebagai hasilnya, manajemen dapat menetapkan harga, bauran produk, dan keputusan manajerial.
5. Pengurangan biaya pabrik mendistribusikan personil dengan meggunakan Activity Based Costing untuk memfokuskan pada usaha-usaha pengurangan biaya, manajer menentukan target pengurangan biaya dalam arti penurunan biaya perunit dari dasar alokasi biaya yang berbeda dalam era aktivitas yang berbeda. Manajemen dapat mengevaluasi aktivitas tertentu yang dapat dikurangi atau dieliminasi dengan proses perbaikan.
6. Keputusan desain, pengembangan dalam teknologi perolehan dan pemrosesan informasi dapat dilakukan lebih detail dengan sistem Activity Based Costing.
7. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan.
8. Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead.
9. Memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan.

Memperbaiki mutu pengambilan keputusan, dengan informasi biaya produk yang lebih teliti, kemungkinan manajemen melakukan pengambilan keputusan yang salah dapat dikurangi. Informasi biaya yang lebih teliti sangat penting artinya bagi manajemen jika perusahaan menghadapi persaingan sangat tajam.

Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus-menerus terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead. ABC mengidentifikasi biaya overhead dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut. Dengan demikian informasi biaya yang dihasilkan oleh ABC dapat digunakan oleh manajemen untuk memantau terus-menerus berbagai kegiatan yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan melayani konsumen. Perbaikan berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk dan penghilang kegiatan yang tidak menambah nilai bagi konsumen dapat dipertimbangkan oleh manajemen berdasarkan informasi biaya yang disajikan dengan ABC.

Memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan, karena ABC menyediakan informasi biaya yang dihubungkan dengan berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk, maka manajemen akan memperoleh kemudahan dalam memperoleh informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan yang menyangkut berbagai kegiatan bisnis mereka.

Jika misalnya manajemen mempertimbangkan untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan set-up fasilitas produksi, ABC dengan cepat mampu menyediakan informasi biaya batch related activities, sehingga memungkinkan manajemen mempertimbangkan akibat keputusan mereka terhadap konsumsi sumber daya untuk kegiatan tersebut.

Selain manfaat diatas sistem ABC juga memiliki keterbatasan, keterbatasan ABC dalam penghitungan biaya-biaya produk adalah sebagai berikut:
1. Dalam hal alokasi, sekalipun data-data mengenai aktivitas tersedia, namun beberapa biaya mungkin memerlukan pengalokasian keberbagai departemen dan produk berdasarkan penetapan sepihak, karena mencari aktivitas yang spesifik yang menyebabkan biaya yang bersangkutan mungkin agak rumit.
2. Beberapa biaya tertentu yang diidentifikasikan dalam suatu produk tidak dimasukkan dalam analisis. Biaya-biaya yang tidak dimasukkan dalam analisis adalah biaya iklan, pemasaran, penelitian, dana pengembangan, biaya rekayasa produk.
3. ABC System memerlukan dana dan waktu yang relatif tinggi untuk diimplementasikan dan penerapannya optimal baru bisa dirasakan satu atau dua tahun kemudian.

Perilaku dan faktor organisasi memegang peranan penting dalam penerapan ABC. Penerapan ABC membutuhkan adanya kerja sama dari manajer-manajer dalam organisasi dalam membentuk tim perancang. Ada tujuh faktor yang sangat berperan dalam kesuksesan penerapan ABC yaitu:
1. Adanya dukungan dari manajemen puncak.
2. Harus dihubungkan dengan strategis kompetitif, kecepatan dan penekanan pada kualitas.
3. Dapat dihubungkan dengan evaluasi kinerja dan kompensasi.
4. Pelatihan.
5. Kepemilikan non akuntansi (sistem Actitvity Based Costing digunakan oleh orang-orang dalam organisasi, tidak hanya terbatas di bagian akuntansi).
6. Adanya sumber daya yang memadai.
7. Adanya konsensus mengenai tujuan Activity Based Costing System.


Kerangka Dasar Activity Based Costing System

Kerangka dasar ABC terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:
1. Aktivitas
Aktivitas adalah tindakan atau pekerjaan yang dilaksanakan. Aktivitas merupakan apa yang orang atau sistem lakukan dalam organisasi, aktivitas mengkonsumsi sumber daya untuk menghasilkan produk, tindakan, gerakan atau rangkaian pekerjaan. Sedangkan aktivitas dari sisi penghimpunan biaya adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya yakni bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi.” Aktivitas ini menjadi titik penghimpun biaya.

2. Obyek biaya
Bentuk akhir dimana pengukuran atau pendistribusian biaya diperlukan. Obyek biaya ini dapat berupa produk, jasa, dan lain-lain.

3. Kelompok biaya
Jumlah biaya yang dibayarkan untuk sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas.

4. Pusat aktivitas
Kumpulan atau kelompok yang terdiri atas beberapa aktivitas yang saling berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu fungsi.

5. Pemicu sumber daya
Pemicu sumber daya adalah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu sumber daya keberbagai aktivitas berbeda yang menggunakan sumberdaya tersebut. Atau ukuran-ukuran permintaan sumber-sumber oleh aktivitas-aktivitas dan digunakan untuk membebankan sumber-sumber pada aktivitas-aktivitas. Contoh pengembangan produk, bahan baku dan tenaga kerja langsung.

6. Sumber daya
Unsur-unsur ekonomis yang dibebankan atau digunakan dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan. Contoh: bahan baku, tenaga kerja.

7. Pemicu aktivitas
Pemicu aktivitas merupakan suatu faktor yang digunakan untuk membebankan biaya suatu aktivitas ke produk atau pelanggan. Pemicu aktivitas adalah ukuran frekuensi dan entitas permintaan terhadap suatu aktivitas terhadap obyek biaya atau ukuran - ukuran permintaan aktivitas-aktivitas oleh obyek-obyek biaya dan digunakan untuk membebankan biaya aktivitas pada objek-objek biaya. Activity driver digunakan untuk membebankan biaya dari kelompok biaya ke obyek biaya.

8. Pemicu biaya
Pemicu biaya adalah setiap faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya suatu aktivitas atau faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya ke aktivitas, pemicu biaya merupakan faktor yang dapat diukur yang digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya yaitu produk atau jasa.


Konsep Dasar Activity Based Costing System

ABC adalah suatu metode penentuan harga pokok produk yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produk yang cermat bagi kepentingan manajemen dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk. Henry Sistem Activity Based Costing menghasilkan penentuan harga pokok produk yang lebih akurat dan dapat membantu perusahaan dalam mengelolah keunggulan komparatif, kekuatan, dan kelemahan perusahaan secara efisien.

Activity Based Costing System mengidentifikasi aktivitas yang dilaksanakan untuk menelususri biaya ke aktivitas, dan kemudian menggunakan berbagai pemicu biaya untuk menelususri biaya aktivitas ke produk.

Konsep dasar ABC dapat digambarkan sebagai berikut:

Siklus Model ABC

Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa ABC menunjukkan arus biaya yang berawal dari sumber daya menuju aktivitas dan selanjutnya menuju ke produk (cost object) melalui reseources driver yaitu tolak ukur dari jumlah sumber daya yang dikonsumsi suatu aktivitas. Sedangkan aktivitas yang dihubungkan ke produk melalui activity driver yaitu suatu faktor yang digunakan untuk membebankan biaya suatu aktivitas ke produk atau pelanggan.

Proses view menggambarkan kebutuhan organisasi atas informasi mengenai kejadian-kejadian yang mempengaruhi kinerja aktivitas, yaitu hal yang menyebabkan pekerjaan dilaksanakan. Organisasi menggunakan informasi ini untuk membantu memperbaiki kinerja dan dengan demikian meningkatkan nilai yang diterima pelanggan.

Pada bagian lain ABC memperlihatkan arus informasi tentang kinerja suatu aktivitas. Informasi tersebut menunjukkan penyebab pekerjaan (pemicu biaya) dan kualitas pekerjaan. Hal ini bertujuan untuk mengindentifikasikan peluang-peluang perbaikan dan cara-cara penyempurnaannya.


Klasifikasi Aktivitas

ABC menggunakan dua asumsi yaitu kegiatan menyebabkan timbulnya biaya dan produk dan jasa atau konsumen yang menyebabkan permintaan terhadap kegiatan. Dengan demikian, hanya mengelola dengan baik kegiatan untuk menghasilkan produk dan jasa, manajemen akan mampu membawa perusahaan unggul dalam jangka panjang di dalam persaingan. Untuk mampu mengelola kegiatan perusahaan, manajemen memerlukan informasi biaya yang mencerminkan sumber daya dalam berbagai kegiatan perusahaan.

Fokus ABC adalah aktivitas-aktivitas. Maka tahap pertama dalam mendesain ABC adalah pengidentifikasian aktivitas. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membuat pengelompokan aktivitas yaitu:
1. Suatu pemicu aktivitas akan digunakan untuk membebankan biaya-biaya dari setiap kelompok aktivitas ke obyek oleh karenanya perlu mendefinisikan setiap kelompok aktivitas untuk melihat dasar yang digunakan dalam pengelompokan.
2. Aktivitas-aktivitas yang mempunyai penyebab yang sama perlu dikelompokkan. Hal ini akan mempermudah proses analisis biaya.
3. Jangan menggabungkan suatu aktivitas yang mempunyai kategori berbeda.

Ada empat tingkatan umum aktivitas dimana masing-masing aktivitas dibagi ke pusat aktivitas tertentu. Keempat aktivitas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas berlevel unit (unit level activity) adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu unit produk diproduksi. Besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Contoh aktivitas berlevel unit adalah pemotongan, pemeliharaan, biaya listrik dan operasi mesin.
2. Aktivitas berlevel batch (batch level activity) adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas berlevel batch adalah pemrosesan pemesanan produksi, pemrosesan pesanan pembelian, biaya inspeksi, penjadwalan produksi.
3. Aktivitas berlevel produk (product level activity) adalah aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. Aktivitas ini dapat dilacak pada produk secara individual, namun sumber-sumber yang dikonsumsi oleh aktivitas tersebut tidak dipengaruhi oleh jumlah produk atau batch produk yang dikonsumsi. Contoh aktivitas berlevel produk adalah inspeksi mutu pabrik, pengujian produk, dan desain produk.
4. Aktivitas berlevel fasilitas (facility level activity) adalah meliputi aktivitas yang menopang proses pemanufakturan secara umum yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk yang diproduksi. Aktivitas ini dimanfaatkan secara bersama oleh berbagai jenis produk yang berbeda. Contoh aktivitas berlevel fasilitas adalah pelatihan dan administrasi personalia, biaya depresiasi pabrik.


Pemilihan Pemicu Biaya (Cost Driver)

ABC menggunakan banyak dan berbagai jenis pemicu biaya untuk menelususri aktivitas-aktivitas ke produk yang dihasilkan untuk memperbaiki kualitas informasi biaya produk. Semakin banyak pemicu biaya digunakan dalam menelusuri biaya aktivitas produksi semakin akurat pula informasi biaya yang dihasilkan. Namun demikian jumlah dan jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam proses produksi sangat banyak sehingga tidak memungkinkan secara ekonomis untuk menggunakan pemicu biaya yang berbeda untuk aktivitas. Untuk itu beberapa aktivitas dapat dikelompokkan dengan menggunakan pemicu biaya tunggal untuk menelusuri biaya-biaya aktivitas ke produk. Penggunaan satu atau dua pemicu biaya untuk banyak jenis aktivitas akan menghasilkan laporan biaya produk yang terdistorsi.

Faktor yang harus dipertimbangkan ketika memilih suatu pemicu biaya yang akan digunakan yaitu:
1. Kemudahan mengumpulkan data yang berhubungan dengan cost driver (pemicu biaya). Hal ini sangatlah penting untuk memudahkan manajer dalam menghitung biaya produknya.
2. Tingkat hubungan dari cost driver dalam menghitung konsumsi biaya produk yang tepat dalam setiap kegiatan. Dalam hal ini manajer harus yakin bahwa cost driver yang mereka pilih dapat dengan tepat mengukur konsumsi actual dari setiap kegiatan dari produk yang dihasilkan.

Tarif per pemicu biaya dapat dihitung dengan rumus total biaya overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dengan dasar pengukuran aktivitas kelompok tertentu (pemicu biaya). 

Hal ini dapat dilihat dari formula kalkulasi berikut:
Biaya per kelompok (Cost per pool) = (Biaya yang dikonsumsi Cost consumed)
                                                                (Tolak ukurkeluaran Output measure)

Perusahaan industri yang telah banyak menggunakan peralatan modern, menyebabkan tenaga kerja langsung menjadi berkurang. Penggunaan teknologi dalam pembuatan produk menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik dalam biaya produk menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Jika persentase biaya overhead berdasarkan volume produk yang dihasilkan, maka laporan biaya produksi akan menyajikan informasi harga pokok produk yang tidak cermat.

Hal ini disebabkan oleh biaya overhead produk yang dibebankan kepada produk bukan berdasarkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas untuk menghasilkan produk, sehingga akuntansi biaya konvensional menimbulkan price distortion. Oleh karena itu, diperlukan suatu informasi biaya akurat agar dasar pembebanan biaya overhead yang lebih cermat dan mencerminkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas untuk menghasilkan produk.

Adanya kebutuhan akan informasi biaya yang sesuai dengan kondisi lingkungan maka dikembangkanlah suatu pendekatan baru dalam sistem akuntansi biaya yaitu ABC. Sistem biaya ini untuk menghindari alokasi biaya yang arbiter dan distorsi biaya dengan membebankan biaya-biaya sumber daya ke aktivitas yang menggunakan sumber daya tersebut. Berbeda dengan sistem biaya konvensional, ABC tidak berasumsi biaya overhead disebabkan oleh biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku langsung.

Biaya overhead pabrik dalam ABC memperoleh perlakuan yang lebih seksama. Biaya ini bukan hanya terjadi, dikumpulkan, dialokasikan, kemudian dibebankan kepada produk, melainkan dirinci untuk dapat dikelola dengan baik. Dalam perusahaan yang menggunakan teknologi modern dalam pengelolaan produknya, biaya overhead pabrik menduduki proporsi yang besar dibandingkan dalam total biaya produksi. Oleh karena itu ABC memfokuskan akuntansi terhadap biaya overhead pabrik, untuk memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan berbagai kegiatan yang mengkonsumsi biaya overhead pabrik.

Pembebanan biaya dalam ABC juga terbagi atas dua tahap yaitu:

1. membebankan biaya pada berbagai aktivitas yang meliputi lima langkah yaitu:

a. Mengidentifikasi berbagai aktivitas dan mengklasifikasikannya ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai suatu interpretasi fisik yang mudah dan jelas serta cocok dengan segmen produk. Produksi yang berhubungan disatukan dalam suatu pusat aktivitas.
b. Menghubungkan berbagai jenis dengan berbagai aktivitas, jika aktivitas telah teridentifikasi, biaya yang disebabkan oleh aktivitas dapat ditentukan dengan penelusuran secara langsung. Pada tahap ini perusahaan dapat menentukan pemicu biaya yang berhubungan dengan aktivitas dan menghitung biaya overhead tiap aktivitas.
c. Aktivitas yang berhubungan dikelompokkan untuk membentuk kelompok biaya homogen. Untuk mengurangi banyaknya jumlah tarif overhead dan menyederhanakan proses maka aktivitas dikelompokkan dalam satu kelompok yang homogen dengan karakteristik (1) biaya-biaya overhead yang ditimbulkan saling berhubungan, (2) mereka mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.
d. Menjumlahkan biaya-biaya yang terdapat dalam kelompok biaya homogen.
e. Penentuan tarif kelompok (pool rate). Tarif kelompok adalah tarif biaya overhead perunit pemicu biaya yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas.

2. Biaya overhead pabrik yang telah dikumpulkan dalam pusat biaya produksi dibebankan kepada produk atas dasar pembebanan yang lebih mencerminkan penggunaan kegiatan dalam menghasilkan produk. Jika dalam akuntansi biaya konvensional, pembebanan biaya overhead pabrik yang terkumpul dipusat biaya produksi hanya didasarkan pada jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit produksi yang dihasilkan, dalam ABC biaya tersebut dibebankan kepada produk berdasarkan kegiatan yang digunakan untuk menghasilkan produk.

Dengan informasi biaya yang lebih mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk dan untuk melayani konsumen, manajemen akan dapat menempatkan diri pada posisi yang memungkinkan mereka melakukan pemantauan dan pengendalian semua kegiatan perusahaannya. Biaya overhead yang dibebankan kepada setiap produk dapat ditentukan dengan penghitungan sebagai berikut:

Biaya overhead yang dibebankan = Tarif kelompok x Unit - unit pemicu biaya yang digunakan

No comments: