Saturday, February 10, 2024

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

 

A. Konsep Dasar Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur adalah entitas yang kegiatan utamanya mengubah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang memiliki nilai jual. Setelah itu, perusahaan manufaktur akan memasarkan barang tersebut dalam skala besar kepada konsumen. 


Karakteristik Perusahaan Manufaktur

1. Memproses bahan mentah menjadi suatu barang.

2. Menggunakan mesin berskala besar untuk menghasilkan produk dalam jumlah dan kualitas tertentu.

3. Mengeluarkan biaya produksi yang cukup besar.

4. Memiliki pembagian divisi atau tugas dalam proses produksi.

5. Memiliki proses pemasaran dan penjualan barang.


Contoh produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur 

1. Barang konsumsi (consumer goods

Barang konsumsi adalah barang yang langsung digunakan konsumen setelah dibeli. Contohnya adalah makanan, minuman, mobil, dan alat elektronik. 


2. Barang modal (capital goods)

Barang modal adalah barang yang digunakan lagi untuk proses produksi lainnya atau sebagai penyokong kegiatan produksi. Contohnya adalah mesin, pesawat terbang, kereta api, dan kendaraan berat. 


B. Pengklasifikasian Biaya Produksi dalam Perusahaan Manufaktur

Biaya produksi adalah segala pengeluaran yang terjadi dalam suatu proses produksi. Berbeda dengan perusahaan dagang dan perusahaan jasa, perusahaan manufaktur memiliki beberapa klasifikasi biaya dalam proses produksinya. Unsur biaya produksi tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 


1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengadaan bahan baku atau bahan mentah untuk membuat produk, termasuk biaya angkut pembelian dan biaya penyimpanan bahan baku tersebut. Oleh karena itu, biaya bahan baku diperhitungkan dalam harga pokok produk.


Berikut rumus menghitung nilai biaya bahan baku.

Biaya Bahan Baku = Saldo awal bahan baku + harga pokok pembelian bahan baku − persediaan akhir bahan baku


2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang digunakan untuk membayar tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi, seperti karyawan produksi, mandor produksi, dan manajer produksi. Penghitungan biaya tenaga kerja biasanya disesuaikan dengan kebijakan perusahaan.


Berikut rumus menghitung biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan jam kerja.

Biaya Tenaga Kerja Langsung = Tarif per jam × jumlah jam kerja


Berikut rumus menghitung biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan unit produksi.

Biaya Tenaga Kerja Langsung = Tarif per unit produksi × Jumlah unit produksi


3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya yang tidak berkaitan secara langsung dengan proses produksi barang karena umumnya bersumber dari divisi pendukung dalam proses produksi perusahaan. Meskipun tidak berhubungan secara langsung dengan proses produksi, biaya ini memiliki fungsi sebagai pengendali biaya yang dikeluarkan perusahaan di luar produksi sehingga penentuan harga jual produk perusahaan menjadi lebih tepat.


Jenis-Jenis Biaya Overhead Pabrik

1. Biaya bahan penolong

2. Biaya tenaga kerja tidak langsung

3. Biaya reparasi dan pemeliharaan aset tetap bagian pabrik

4. Biaya perlengkapan pabrik

5. Biaya penyusutan aset tetap pabrik

6. Biaya yang timbul karena pemakaian jasa pihak lain

7. Biaya asuransi pabrik.


C. Siklus Akuntansi  Perusahaan Manufaktur


1. Mengentri Transaksi ke Dalam Jurnal

Perusahaan manufaktur menggunakan dua jenis jurnal untuk mencatat transaksi keuangan, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi keuangan yang bersifat umum, seperti transaksi retur penjualan, retur pembelian, dan pengeluaran kas kecil. Sementara itu, jurnal khusus digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sejenis dan berulang. Contohnya adalah transaksi pembelian, penjualan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas.


a. Jurnal penerimaan kas (cash receipt journal

Jurnal penerimaan kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh penerimaan kas dari semua transaksi yang bersifat menambah kas. 


Berikut adalah format jurnal penerimaan kas.


b. Jurnal pengeluaran kas (cash payment journal

Jurnal pengeluaran kas, yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat semua pembayaran kas ke berbagai transaksi pengeluaran.


Berikut adalah format jurnal pengeluaran kas.


c. Jurnal pembelian (purchase journal)

Jurnal pembelian, yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang dagang secara kredit.


Berikut adalah format jurnal pembelian.


d. Jurnal penjualan (sales journal)

Jurnal penjualan, yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang secara kredit.


Berikut adalah format jurnal penjualan.


e. Jurnal umum (general journal)

Jurnal umum, yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat jenis transaksi yang tidak dapat dicatatkan ke dalam salah satu jurnal khusus.


Berikut adalah format jurnal umum.


Setelah mengentri transaksi ke dalam jurnal, susunlah rekapitulasi jurnal seperti pada siklus akuntansi perusahaan dagang. 



Berikut adalah format rekapitulasi jurnal.


2. Mem-posting Jurnal ke Buku Besar dan Menyusun Neraca Saldo sebelum Penyesuaian

Setelah melakukan pengentrian transaksi ke dalam jurnal, tahapan selanjutnya adalah mem-posting jurnal tersebut ke dalam buku besar. Prosedur posting pencatatan transaksi dari jurnal ke buku besar pada perusahaan manufaktur tidak jauh berbeda dengan perusahaan jasa dan perusahaan dagang.


Posting jurnal umum ke buku besar dilakukan setiap tanggal transaksi sesuai kelompok akun, sedangkan posting dari jurnal khusus ke buku besar dilakukan setelah menyusun rekapitulasi tiap jurnal khusus. Setelah proses posting dilakukan, perusahaan akan menyusun neraca saldo sebelum penyesuaian pada akhir periode. 


Neraca saldo (trial balance) adalah daftar yang memuat seluruh saldo dari akun buku besar untuk menguji semua transaksi telah dipindahkan ke buku besar dan telah mencerminkan nilai transaksi yang sebenarnya. Total kolom debit dan kolom kredit dalam neraca saldo hendaknya sama (balance) karena apabila berbeda pasti terjadi kesalahan pada saat melakukan pencatatan di jurnal umum dan posting ke buku besar.


Format neraca saldo yang digunakan untuk mencatat saldo akun pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut.


3. Mengentri Jurnal Penyesuaian

Secara umum, akun-akun yang membutuhkan penyesuaian pada perusahaan manufaktur hampir sama dengan perusahaan dagang. Perbedaannya hanya terletak pada pengentrian jurnal penyesuaian untuk akun Persediaan. Hal ini disebabkan perusahaan manufaktur memiliki tiga jenis persediaan, yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.


a. Persediaan bahan baku

Pada pencatatan secara periodik, jumlah persediaan bahan baku akan dihitung pada akhir periode sehingga angka yang terdapat pada neraca merupakan saldo akhir. Sementara itu, saldo awal persediaan bahan baku harus disesuaikan agar nilainya sama dengan persediaan akhir pada penghitungan fisik.


Jurnal penyesuaian persediaan bahan baku awal:

Ikhtisar Biaya Produksi                                        xxx

       Persediaan Bahan Baku (Awal Periode)            xxx


Jurnal penyesuaian persediaan bahan baku akhir:

Persediaan Bahan Baku (Akhir Periode)          xxx

        Ikhtisar Biaya Produksi                                         xxx


b. Persediaan bahan baku awal periode

Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat penyesuaian persediaan barang dalam proses adalah sebagai berikut. 


Jurnal penyesuaian persediaan barang dalam proses awal:

Ikhtisar Biaya Produksi                                                       xxx

       Persediaan Barang Dalam Proses (Awal Periode)            xxx


Jurnal penyesuaian persediaan barang dalam proses akhir:

Persediaan Barang Dalam Proses (Awal Periode)            xxx

       Ikhtisar Biaya Produksi                                                         xxx


c. Persediaan barang jadi awal periode

Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat penyesuaian persediaan barang jadi adalah sebagai berikut.


Jurnal penyesuaian persediaan barang jadi awal:

Ikhtisar Laba/Rugi                                                 xxx

       Persediaan Barang Jadi (Awal Periode)                xxx


Jurnal penyesuaian persediaan barang jadi akhir:

Persediaan Barang Jadi (Akhir Periode)            xxx

       Ikhtisar Laba/Rugi                                                     xxx


4. Menyusun Neraca Lajur

Neraca lajur perusahaan manufaktur memiliki perbedaan dengan neraca lajur perusahaan jasa dan dagang karena terdiri atas enam kolom. Kolom neraca lajur perusahaan manufaktur terdiri atas neraca saldo sebelum penyesuaian, jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, laporan biaya produksi, laba/rugi, dan neraca.


5. Menyusun Laporan Keuangan 

Setelah mengikhtisarkan data akuntansi menggunakan kertas kerja, tahapan selanjutnya adalah menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses pencatatan dan pengikhtisaran, yaitu berupa ringkasan transaksi-transaksi yang bersifat keuangan selama satu periode akuntansi yang bersangkutan.


a. Laporan harga pokok produksi

Menurut Susilowati (2009), harga pokok produksi adalah seluruh pembiayaan yang dibebankan pada produk yang dapat diukur dalam bentuk uang. Laporan harga pokok produksi menyajikan nilai persediaan, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dalam proses produksi. Penyusunan laporan harga pokok produksi bertujuan memudahkan perusahaan menentukan harga pokok produk yang dihasilkan.


1) Menghitung total bahan baku yang digunakan

Total Bahan Baku yang Digunakan = Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku − Saldo akhir bahan baku


2) Menghitung total biaya produksi

Total Biaya Produksi = Total bahan baku yang digunakan + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrik


3) Menghitung harga pokok produksi

 Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + Saldo awal persediaan barang dalam proses − Saldo akhir persediaan barang dalam proses


b. Laporan harga pokok penjualan

Harga pokok penjualan adalah jumlah biaya dan beban yang dikeluarkan perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk menghasilkan produk. Pada perusahaan manufaktur, unsur yang digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan adalah harga pokok produksi, persediaan barang jadi awal, dan persediaan barang jadi akhir.


Nilai harga pokok penjualan yang diperoleh dari penghitungan pada laporan harga pokok penjualan akan digunakan dalam laporan laba/rugi. Tujuannya adalah agar perusahaan dapat menilai kewajaran biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.


Berikut rumus penghitungan harga pokok penjualan yang digunakan dalam laporan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur.

Harga Pokok Penjualan = Harga pokok produksi + Saldo awal persediaan barang jadi − Saldo akhir persediaan barang jadi


c. Laporan laba/rugi

Laporan laba/rugi adalah laporan yang menyajikan kinerja perusahaan melalui penghitungan pendapatan, beban, dan laba yang diterima perusahaan selama periode tertentu. Unsur dan format laporan laba/rugi perusahaan manufaktur memiliki kesamaan dengan laporan laba/rugi pada perusahaan dagang dan perusahaan jasa.


d. Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menyajikan informasi perubahan ekuitas (modal) melalui penghitungan nilai modal awal, perubahan modal, pembagian dividen, prive, dan nilai modal akhir selama periode tertentu. Unsur dan format laporan perubahan ekuitas perusahaan manufaktur memiliki kesamaan dengan laporan perubahan ekuitas pada perusahaan dagang dan perusahaan jasa.

e. Laporan posisi keuangan

Laporan posisi keuangan adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan melalui penghitungan nilai aset, liabilitas, dan ekuitas selama periode tertentu. Unsur dan format laporan posisi keuangan perusahaan manufaktur memiliki kesamaan dengan laporan posisi keuangan pada perusahaan dagang dan perusahaan jasa.


f. Mengentri jurnal penutup 

Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menjadikan saldo akun-akun nominal bernilai nol. Dalam hal ini, saldo akun Pendapatan, Beban, Prive, dan Laba Ditahan akan dipindahkan ke akun Modal agar bersaldo nol. Jurnal penutup pada perusahaan manufaktur memiliki kesamaan dengan jurnal penutup pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang.