Saturday, April 12, 2014

CIRI-CIRI BERFILSAFAT


1.       Deskriptif merupakan upaya pengolahan sebuah objek menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas/terperinci dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh manusia. Deskriptif diperlukan agar peneliti tidak melupakan pengalamannya dan agar pengalaman tersebut dapat dibandingkan dengan pengalaman peneliti lain sehingga mudah untuk dilakukan pemeriksaan dan kontrol. Pada umumnya deskriptif menegaskan sesuatu, seperti apa sesuatu itu kelihatannya? Bagaimana bunyinya? Lalu bagaimana rasanya?
2.    Kritis atau Analitis merupakan suatu proses intelektual dalam pembuatan konsep, mengaplikasikan, mensintesis, menganalisis fakta, menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, dan memecahkan masalah atau mengevaluasi berbagai informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, dimana hasil proses ini digunakan sebagai dasar saat mengambil tindakan/keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
3.      Evaluatif merupakan proses penilaian/pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi berikutnya.
4.       Spekulatif sering disebut tindakan asal-asalan yaitu tindakan yang hanya didasarkan oleh tebakan atau perkiraan manusia yang tidak berdasar atau tindakan mencoba-coba. Spekulatif sering diterapkan pada pemain sepak bola, saat mereka mencoba menendang ke arah gawang, terkadang berhasil dan terkadang meleset. Pelajar juga sering dihadapkan dengan masalah-masalah seperti itu. Misalnya, dalam menjawab soal-soal ujian yang tak terduga dan menjawab pertanyaan-pertanyaan Guru atau Dosen yang sama sekali belum diketahui jawabannya. Memang dalam hal ini resiko tertinggi hanyalah mendapat nilai yang tidak memuaskan. Akan tetapi, kepuasan akan lebih terpancar ketika dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan kemampuan sendiri tanpa mengharap bantuan teman. Tindakan spekulatif juga harus di dasari pada logika yang sesuai sehingga menghasilkan jawaban-jawaban yang spektakuler dan tajam serta mendekati kebenaran bahkan bisa benar.
5.       Sistematis merupakan segala usaha untuk meguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya. Dalam mengemukakan jawaban terhadap suatu masalah, para filsuf memakai pendapat-pendapat sebagai wujud dari proses befilsafat. Pendapat-pendapat itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung maksud dan tujuan tertentu tersusun secara logis. Dalam berpikir, masing-masing unsur saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan, sehingga dapat tersusun suatu pola pemikiran yang filosofis.
6.    Mendalam artinya pemikiran yang dalam sampai pada hasil yang fundamentalis atau esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap nilai dan keilmuan. Jadi tidak hanya berhenti pada kulitnya saja, tetapi tembus sampai ke kedalamannya.
7.     Mendasar artinya berpikir sampai pada hakikat, esensi atau sampai pada substansi yang dipikirkan. Manusia yang berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk dapat menangkap pengetahuan hakiki, yaitu pengetahuan yang mendasari segala pengetahuan indrawi.

8.    Menyeluruh artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan bukan hanya ditinjau dari satu sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui hubungan-hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya, hubungan ilmu dengan moral, seni dan tujuan hidup. Berfikir secara filsafat berusaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan. Muatan kebenarannya sampai tingkat umum, mengarah pada pandangan dunia, mengarah pada realitas hidup dan realitas kehidupan umat manusia secara keseluruhan. 

No comments: