Sunday, November 23, 2014

MANAJEMEN STRES DAN KESEIMBANGAN KEHIDUPAN KERJA


Sifat dasar dari Stress
Stress adalah suatu pengalaman dari kesempatan atau ancaman seseorang yang dianggap penting dan juga mereka mempersepsikan bahwa mereka mungkin tidak mampu mengatasi atau mengurus dengan efektif. Beberapa aspek signifikan dari stress yang disorot dalam definisi ini. Pertama, stres dapat menjadi pengalaman karena memberikan kesempatan ataupun ancaman. Sebuah kesempatan adalah sesuatu yang menjadi potensi untuk memberikan manfaat bagi orang tersebut. Sedangkan ancaman merupakan suatu yang memberikan potensi untuk membahayakan seseorang. Peluang, seperti belajar keterampilan baru atau mendapat pekerjaan baru, dapat menjadi stress jika karyawan tidak memiliki Self-efficacy dan takut bahwa mereka tidak akan mampu tampil di tingkat yang dapat diterima oleh orang lain. Ketika suatu organisasi mengurangi jumlah tenaga kerjanya, karyawan mengalami stress karena keamanan keuangan mereka, kesejahteraan psikologis, dan pengembangan karirnya akan terancam.
Aspek kedua dari stress adalah bahwa ancaman atau peluang yang dialami adalah sesuatu yang penting bagi seseorang. Oleh karena itu, hal tersebut memiliki potensi untuk mempengaruhi kesejahteraan seseorang atau kebahagiaan seseorang, kesehatan atau kesejahteraan. Banyak hal yang dihadapi seseotang dalam kehidupan sehari-hari mereka yang dapat diklasifikasikan sebagai peluang dan ancaman, tetapi lebih dikhususkan pada yang mengakibatkan stress. Ancaman lalu lintas yang padat dapat menjadi hal cukup penting untuk menyebabkan stress jika Anda terjebak dalam kemacetan lalu lintas di jam 07.50 dan dijadwalkan untuk presentasi penting kepada manajer atas di jam 08.00. Dalam situasi ini, lalu lintas memiliki potensi untuk memberikan keadaan negative-terlambat untuk melakukan presentasi tidak akan membuat Anda terlihat baik dimata atasan Anda.
Aspek penting yang ketiga dari stress adalah ketidakpastian: seseorang yang mengalami sebuah kesempatan penting dan ancaman tidak pasti bahwa dia akan efektif dalam menanganinya. Ketika seseorang yang percaya bahwa mereka dapat mengatasi secara efektif sebuah kesempatan dan ancaman, mereka biasanya tidak mengalami stress.
Aspek terakhir dari penegasan stress dalam definisi adalah bahwa stress adalah akar dari persepsi. Pengalaman stress seseorang tergantung pada bagaimana mereka menganggap potensi kesempatan dan ancaman dan bagaimana mereka merasa kapabilitas mereka untuk mempercayai diri mereka sendiri. Salah seorang mungkin menganggap suatu perubahan pekerjaan atau promosi sebagai kesempatan untuk belajar dan meningkatkan karir, tapi orang lain mungkin menganggap perubahan pekerjaan yang sama atau promosi sebagai ancaman potensi kegagalan. Demikian pula, seseorang dengan kepercayaan diri yang tinggi mungkin merasa baik untuk mengambil tanggung jawab tambahan. Namun, seorang karyawan yang sama tetapi dengan kepercayaan diri yang rendah mungkin menganggap dirinya tidak mampu menangani tanggung jawab lebih.

Perbedaan Individual dan Stress
Dari definisinya menekankan pada pengalaman stress seseorang bergantung pada beberapa faktor seperti seberapa penting seseorang berfikir tentang sebuah kesempatan atau ancaman yang dihadapi dan memperluas fikiran seseorang tentang kemampuannya dalam menghadapi kesempatan atau ancaman secara efektif. Selain itu, stress merupakan pengalaman yang sangat pribadi.
Anggota dari sebuah organisasi harus menyadari bahwa individu-individu mungkin merespon secara berbeda terhadap potensi sumber stres yang sama, dan apa yang mungkin kelihatan sepele untuk satu  karyawan bisa saja menjadi sumber stres bagi orang lain.
Perbedaan-perbedaan individu juga berperan pada sebuah peran yang signifikan dalam menentukan bagaimana anggota-anggota dari sebuah organisasi merasa dan befikir tentang potensi sumber stres, kemampuan mereka untuk menghadapi stres secara efektif.

Kepribadian
Istilah kepribadian merujuk pada serangkaian karekteristik, temperamen, dan kecenderungan yang relatif stabil, yang membentuk kemiripan dan perbedaan dalam prilaku orang. Kepribadian dibuat dari lima dimensi yaitu: exstroversion, emotional stability, agreeableness, consientiousness, dan openness to experience. Emotional stability merupakan hubungan yang paling jelas dalam stress, dan cenderung tidak kewalahan dengan stress dan lebih cepat pulih. Exstroversion juga lebih cenderung mengalami keadaan emosional positif karena mereka banyak mendapat dukungan saat tertekan.  Agreeableness lebih cenderung untuk bersifat antagonis, tidak simaptik dan bahkan kasar terhadap orang lain dan kemungkinan stress berasala dariorang lain. Consientiousness merupakan dimensi Big Fife yang secara konsisten berhubungan dengan kinerja dan keberhasilan pekerjaan dan lebih cenderung tidak mengalami stress berkenaan dengan aspek ini dalam pekerjaan mereka. Openness to experience akan lebih siap untuk berhadapan dengan stressor yang dihubungkan dengan perubahan karena mereka lebih mungkin untuk memndang perubahan sebagai suatu tantangan dan bukan ancaman.

Kemampuan
Sebagai tambahan terhadap kepribadian yang berbeda-beda, karyawan-karyawan juga berbeda dalam kemampuan mereka, yang dapat mempengaruhi tingkatan stres. Stress dapat dialami ketika karyawan kekurangan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaannya.
Sesuatu yang berhubungan terhadap kemampuan adalah factor lain yang mempengaruhi apakah karyawan-karyawan merasa stress atau tidak adalah pengalaman. Orang-orang lebih cenderung merasa stress ketika pengalaman mereka kurang dalam mengerjakan sesuatu dan mereka akan tidak terlalu stress jika mereka memperoh pengalaman.

Dampak dari Stres
Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang beberapa kasus stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu, yaitu:
1.      Gejala psikologis
Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil penelitian mengenai stres pekerjaan:
Ø Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung
Ø Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)
Ø Sensitif dan hyperreactivity
Ø Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi
Ø Komunikasi yang tidak efektif
Ø Perasaan terkucil dan terasing
Ø Kebosanan dan ketidakpuasan kerja
Ø Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi
Ø Kehilangan spontanitas dan kreativitas
Ø Menurunnya rasa percaya diri

2.      Gejala fisiologis
Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:
Ø  Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular
Ø  Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan noradrenalin)
Ø  Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)
Ø  Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
Ø  Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang kronis (chronic fatigue syndrome)
Ø  Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada
Ø  Gangguan pada kulit
Ø  Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot
Ø  Gangguan tidur
Ø  Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena kanker

3.      Gejala perilaku
Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:
Ø  Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan
Ø  Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas
Ø  Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
Ø  Perilaku sabotase dalam pekerjaan
Ø  Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas
Ø  Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi
Ø  Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi
Ø  Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas
Ø  Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman
Ø  Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri

Tingkatan stres yang sangat tinggi bagaimanapun bisa mengganggu kinerja dan akan berdampak pada hasil yang negatif. Pelajar yang akan berjuang untuk menghadapi ujian yang serius akan merasa gelisah dan tidak dapat mengingat materi yang mungkin mereka kuasai sehari sebelum ujian. Stres dan kegelisahan mengganggu kemampuan mereka dalam menghadapi ujian dan fikiran-fikiran dari seberapa buruk mereka akan mengerjakannya menghalangi mereka berkonsentrasi pada pertanyaan yang diminta.
Demikian pula dengan tingkatan stres yang terlalu tinggi bisa saja menghalangi karyawan-karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya secara efektif. Stres dalam pekerjaan bisa menjadi positif jika dijaga dalam level yang masih optimal. Penyanyi seperti Taylor Swift bisa benar-benar menggukana stres untuk meningkatkan penampilannya di konser-konser di depan penonton yang sangat ramai.

Mengatasi Stres
Mengatasi dengan fokus terhadap masalah merupakan langkah-langkah yang orang ambil untuk berurusan dan mengambil tindakan secara langsung terhadap sumber stres. Mengatasi dengan fokus terhadap emosi merupakan langkah-langkah yang orang ambil untuk berurusan dan mengontrol perasaan stres dan emosi mereka.
Strategi mengatasi dengan fokus terhadap masalah:
1.      Manajemen Waktu
Lebih mengutamakan dan menaksir tekhnik-tekhnik yang memperbolehkan karyawan-karyawan untuk mengidentifikasi tugas-tugas yang paling penting dan mempersiapkan mereka terhadap jadwal hariannya.
2.      Memperoleh bantuan dari seorang mentor
Anggota-angota yang lebih berpengalaman dalam sebuah organisasi (mentor) bias menawarkan nasihat-nasihat dan petunjuk kepada anggota-anggota yang memiliki pengalaman yang kurang.
3.      Negosiasi tugas
Proses yang dijalani karyawan-karyawan secara aktif mencoba merubah tugas-tugas mereka untuk mengurangi konflik tugas, ambiguitas tugas, beban yang terlalu berat dan beban yang terlalu ringan.


Kesimpulan:
Stres merupakan keadaan yang tidak diharapkan dimana seseorang merasategang dan berada di bawah tekanan karena tingginya tuntutan lingkungan. Salah satu contoh adalah stres kerja. Stres kerja merupakan ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan.
Timbulnya stres dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: Pertama, Faktor lingkungan berupa perubahan situasi bisnis, ketidakpastian politik,kemajuan teknologi dan terorisme. Kedua, Faktor organisasi berupa tekanan dalam menyelesaikan tugas dengan batas waktu, beban kerja berlebihan, bos yang terlalu menuntut, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan. Ketiga, Faktor individu, berupa persoalan keluarga, masalah ekonomi, karakteristik kepribadian bawaan. Keempat, Perbedaan individu, adanya persepsi rasa takut kehilangan pekerjaan, pengalaman kerja kurang, banyak sedikitnya dukungan sosial, keyakinan akantempat kedudukan kendali, dan permusuhan.
Stres kerja yang terjadi terus menerus tentu akan mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan seseorang. Maka beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya adalah pendekatan individu dan pendekatan organisasi. Pendekatan individu telah terbukti mengurangi intensitas stres yang begitu tinggi, hal-hal yang dapat dilakukan antara lain latihan fisik seperti olahraga aerobik,joging, berenang, lalu melakukan pelatihan pengenduran atau relaksasi seperti meditasi, hipnosis, dan biofeedback, serta terus melakukan perluasan jaringan guna mendapatkan dukungan sosial. Metode pendekatan organisasi dapat dilakukan dengan perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja, penetapan tujuan,mendesain ulang pekerjaan, meningkatkan komunikasi organisasi dan menawarkan program kesejahteraan. Stres kerja merupakan hal yang wajar terjadi.  Namun dengan adanya tindakan yang benar dalam menanganinya dan adanya kemauan tiap-tiap individu untuk menciptakan lingkungan pekerjaan yang nyaman, aman, dan menyenangkan, tentu saja hal itu akan menguntungkan baik individu, perusahaan, maupun lingkungan.


No comments: