1.
Pengertian
Konsep
dasar umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungan
tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Menurut Paul Grady,
konsep dasar merupakan konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan
keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada
statemen keuangan.
Konsep
dasar berfungsi:
a) Sebagai
landasan penalaran pada tingkat perekayasaan.
b) Untuk
menentukan konsep, prinsip, metode, atau teknik yang akan dijadikan standar
bagi penyusun standar.
2.
Sumber
konsep dasar
Berikut
adalah beberapa daftar seperangkat konsep dasar dari beberapa sumber :
a) Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI)
IAI
mengadopsi kerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang dipilih juga
mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar (dinamakan asumsi pelandas atau underlying
assumptions) yang disebut
secara spesifik dalam rangka rerangka konseptual IASC.
Konsep
dasar tersebut adalah :
·
Basis accrual (accrual basis)
·
Usaha berlanjut (going concern)
b) Paul
Grady
Grady
mengasumsi sepuluh konsep dasar yang dianggap melandasi praktik bisnis dan
akuntansi di Amerika :
1) Struktur
masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi
2) Entitas
bisnis spesifik
3) Usaha
berlanjut
4) Penyimbolan
secara moneter dalam seperangkat akun
5) Konsistensi
antar periode untuk entitas yang sama
6) Keanekaragaman
perlakuan akuntansi diantara entitas independen
7) Konservatisme
8) Keterandalan
data melalui pengendalian internal
9) Materialitas
10) Ketepatan
waktu dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran
c) Accounting
Principles Board
APB
menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar dan memuatnya dalam APB Statement
No.4. APB mengidentifikasi tiga belas konsep
dasar yang merupakan karakteristik diterapkannya akuntansi yaitu :
1) Entitas
akuntansi
2) Usaha
berlanjut
3) Pengukuran
sumber ekonomik dan kewajiban
4) Perioda
perioda waktu
5) Pengukuran
dalam unit uang
6) Akrual
7) Harga
pertukaran
8) Angka
pendekatan
9) Pertimbangan
10) Informasi
keuangan umum
11) Statement
keuangan berkaitan secara mendasar
12) Substansi
dari bentuk
13) Materialitas
d) Wolk,
Tearney, dan Dodd
Wolk
dan Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan beberapa
sebagai prinsip berorientasi – masukan yaitu: recognition, matching,
conservatisme, disclosure, materiality, dan objectivity dan prinsip
berorientasi-keluaran yaitu : comparability, consistency dan uniformity.
Keempat konsep yang dikategorikan postulat adalah :
·
Usaha berlanjut
·
Perioda waktu
·
Entitas akuntansi
·
Unit moneter
e) Anthony,
Hawkins, dan Merchant
Penulis
ini mendaftar sebelas konsep berikuit ini yang dijadikan basis dalam membahas
isi, bentuk, dan arti penting statement
keuangan. Konsep dasar 1-5 dikategorikan sebagai pelandas statement posisi
keuangan sedangkan konsep dasar 6-11 sebagai pelandas statement laba rugi.
Berikut adalah sebelas konsep dasar :
1) Pengukuran
dengan unit uang
2) Entitas
3) Usaha
berlanjut
4) Kos
5) Aspek
ganda
6) Perioda
akuntansi
7) Konservatisme
8) Realisasi
9) Penandingan
10) Konsistensi
11) Materialitas
3.
Konsep
Dasar Patton dan Littleton
Seperangkat
konsep Patton dan littleto merupakan konsep-konsep dasar yang dikenalkan
sebelum sumber yang disebut sebelumnya.
Berikut adalah beberapa konsep dasar dari Patton dan Littleton:
Berikut adalah beberapa konsep dasar dari Patton dan Littleton:
Ø Kesatuan
Usaha
Konsep
ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan
usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan
kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam
perusahaan dankesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut
pandang akuntansi.
Kesatuan
usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi berkepentingan
dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik. Dengan kata
lain,kesatuan usahamenjadi kesatuan pelaporan yang bertanggung jelas kepada
pemilik. Kesatuan usaha merupakan pusat pertanggungjelasan, dan statement
keuangan merupakan medium pertanggungjelasan.
Ø Kontinuitas
Usaha
Konsep
ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan statemen keuangan atau pada
saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan atau
penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dimasa
datang tidak pasti.
Implikasi
konsep kontinuitas usaha:
v Arti
penting laporan periodic
Dengan
konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk maju dan berkembang dengan
jalan menciptakan laba terus menerus dalam jangka panjang. Denganpenalaran
diatas, kinerja akhir dapat diketahui secara tuntas dan objektif apabila telah
likuidasi. Akan tetapi, akuntansi tak perlu menunggu sampai kesatuan usaha
dilikuidasi. Pelaporan keuangan lebih berkepentingan dengan daya melaba
perusahaan. untuk suatu perioda, tingkat mendapatkan laba dengan tingkat sumber
ekonomik tertentu disebut dengan tingkat imbalan investasi.
v Kedudukan
statemen laba rugi
Penggalan
untuk pendapatan dan biaya untuk suatu periode dituangkan dalam statemen laba
rugi periodic sehingga statemen laba rugi dipandang sebagai statemen yang
paling penting dalam pelaporan keuangan karenatingkat laba dalam rangka menilai
daya melaba. Karena daya melaba jangka panjang
menjadi perhatian, fluktuasi laba antar periode yang disebabkan kejadian
atau kondisi istimewa suatu periode harus dilaporkan seperti apa adanya pada
periode tersebut bukan langsung dilaporkan dalam perubahan ekuitas. Jadi,
penyusunan statemen laba rugi all inclusive dan laba komprehensif sebenarnya
dilandasi oleh konsep kontinuitas usaha ini.
v Fungsi
neraca dan penilaian Elemennya
Konsep
kontinuitas usaha sangat besar peranannya dalam mendasari penilaian elemen atau
pos neraca dan interpretasi jumlah rupiahyang dimuat didalamnya. Dengan konsep kontinuitas usaha, pelaporan pos neraca adalah untuk menunjukan sisa
potensi-potensi jasa atau sumber ekonomik yang belum dikonsumsi dalam tahun
yang berakhir tanggal neraca. Dengan kata lain, neraca berfungsi untuk
menunjukan potensi jasa yang masih dimilki kesatuan usaha untuk menghasilkan
pendapatan dalam periode-periode berikutnya.
Ø Penghargaan
Sepakatan
Konsep
ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat harga yang terlibat dalam tiap
transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang
paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk dan sumber
ekonomik yang keluar. Penghargaan sepakatan merupakan dasar kuantifikasi
berbagai jenis objek menjadi objek-objek homogeneus yang paling objektif untuk
menyajikan hubungan antar objek
yang bermakna.
Ø Kos
Melekat
Konsep
ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentasinya sehingga kos
bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung –gabungkan
kembali mengikuti objek yang dilekatinya. Dasar pikiran konsep ini adalah bahwa
tujuan pengelompokan, pemecahan dan penggabungann kos adalah
untuk mengikuti aliran upaya dalam penyediaan produk atau jasa. Kos melekat
dilandasi oleh konsep kos yang disebut kos terkandung dalam suatu objek atau
produk sebagai pasangan kos penggantian yaitu kos seandainya objek tersebut
tidak ada dan harus diadakan sehingga maknanya samadengan kos kesempatan. Jadi
untuk barang sebagai hasil akhir kegiatan produksi , kos terkandung adalah kos
komponen yang melekat pada barang tersebut sedangkan kos penggantian adalah
price-agregate yang tidak jadi diperoleh kalau barang tersebut tidak adaatau
price agregate yang harus
dikorbankan kalau perusahaan tidak memproduksi barang tersebut. Jadi, kos
melekat merupakan konsep dasar untuk mendukung bahwa bahan olahakuntansi adalah
kos yang sesungguhnya terjadi.
Implikasi
dari kos melekat:
v Saat
pengakuan nilai tambah
Konsep
dasar kos melekat diperlukan karena dalam mengikuti aliran fisis tersebut,
harus ada anggapan bahwa tiap kos
mempunyai daya saling mengikat bila digabungkan
dengan kos lain secara tepat. Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting
terhadap saat pengakuan tambahan manfaat produk fisis dihasilkan. Kalau kos
produk harus menunjukan nilai, maka
ke dalam kos
produk tersebut harus dimasukan jumlah rupiah
nilai yang merupakan tambahan manfaat yang melekatpada produk sebagai akibat
prosesproduksi itu. Akan tetapi tidak diketahui secara objektif dan
meyakinkan berapa besaran nilai tambahan tersebut. Nilai tambahan ini akan
terealisasi kalau produk telah terjual dan asset baru masuk kedalam satuan
usaha.
v Wadah
Penggabungan
Dalam mengikuti aliran
fisis produksi , kos dipecah , dikelompokan dan kemudian digabung kembali
mengikuti unit fisis produk. Ini berarti bahwa kos
digabungkan sebagai wadah atau penakar penggabungan.setalah produk diserahkan kepelanggan, makakos yang melekat pada
unit produk yang telah diserahkan akan mengukur biaya dan secara logis dapat
disebut dengan kos barang terjual.
Ø Upaya
dan Hasil
Konsep
ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam
rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Secara konseptual, pendapatan timbul
karena biaya bukan sebaliknya
pendapatan menanggung biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan kegiatan
produktif maka pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun belum
terealisasi.
Konsep
ini mempunyai beberapa implikasi, diantaranya:
v Perlunya
Basis Asosiasi
Laba
mencerminkan keefektifan manajemen dalam mengelola sumber ekonomik dan merupakan informasi penting bagi
pihak yg berkepentingan khususnya bagi mereka yang menyediakan sumber ekonomik
dan menanggung risiko akhir. Ukuran keefektifan ini akan tepat apabila hasil
ditandingkan dengan upaya yang menimbulkan hasil tersebut. Dengan demikian,
diperlukankanlah dasar asosiasi yang tepat dan rasional antara kedua komponen
tersebut agar laba mempunyai makna atau nilai sebagai pengukur kinerja yang terandalkan.
v Penakar
Asosiasi Ideal dan Praktis
Penakar
yang dimaksud disini adalah dasar atau wadah penandingan antara biaya dan
pendapatan. Penakar yang paling cocok adalah penakar yang dapat menunjukan
secara tepat dan objektif bahwa biaya yang masuk dalam penakar adalah biaya
yang benar-benar menyebabkan timbulnya pendapatan yang masuk dalam penakar
tersebut.
v Laba
Akuntansi vs Ekonomik
Konsep
ini mempunyai implikasi terhadap interprtasi laba akuntansi. Laba dipandang
sebagai residual atau selisih pengukuran dua elemen yang berkaitan yaitu
pendapatan dan biaya. Laba yang diperoleh
dengan cara seperti ini disebut
dengan laba structural atau formal. Karena perbedaan konsep dasar, pengertian,
tujuan, laba akuntansi dapat berbeda maknanya dengan laba ekonomik.
v Pos-pos
Luar Biasa
Untuk
menentukan laba periodik, konsep menandingkan yang berorientasi jangkapanjang
akan memasukan:
-
Untung luar biasa yaitu timbulnya atau
bertambahnya manfaat ekonomik atau asset yang terjadi tanpa adanya upaya yang
jelas direncanakan.
-
Rugi luar biasa yaitu hilangnya atau
berkurangnya manfaat ekonomik atauaset yang terjadi akibat hal-hal yang tidak
ada hubungan atau tidak mudah dihubungkan dengan upaya untuk memperoleh hasil.
Ø Bukti
Terverifikasi dn Objektif
Konsep
ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan
dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan
didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya.
Objektifitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkupi
penciptaan, pengukuran dan penangkapan atau pengakuan data akuntansi. Jadi akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas
mutlak melainkan pada objektivitas relative yaitu objektivitas yang paling
tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan
ketersediaan informasi.
Berikut
beberapa implikasi dari konsep diatas :
v Arti
Penting Pengauditan
Salah
satu criteria kewajaran adalah bahwa pos-pos statemen keuangan didefinisi,
diukur, dinilai, diakui,dan disajikan sesuai dengan PABU. Untuk menentukan
kesesuaian tersebut, diperlukan adanya bukti yang dapat diverifikasi dan dapat
diandalkan.
v Objektivitas
bukti
Bukti
teverifikasi adalah bukti yang mempunyai sifat tertentu sehingga memungkinkan
untuk menjadi bahan pembuktian kebenaran pernyataan. Objektif berarti bahwa
fakta yang diungkapkanoleh suatu bukti tidak dipengaruhi oleh kepentingan
pribadi.
v Objektivitas
relative
Konsep
objektivitas dalam penciptaan data akuntansi adalah objektifitas yang
disesuaikan dengan keadaaan yang ada pada saat penentuan fakta bukan objektivitas mutlak.
Ø Asumsi
Asumsi
dalam daftar konsep dasar P&L sebenarnya bukan merupakan konsep dasar
tetapi lebih kepada penjelasan bahwa keenam konsep dasar sebelumnya merupakan asumsi atau didasarkan asumsi
dengan segala keterbatasan.
Berikut
ada contoh asumsi yang menjadi landasan dalam memilih konsep yang relevan:
v Kontinuitas
usaha
Konsep kontinuitas
usaha hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman
perusahaan pada umumnya. Oleh karena itu,npenerapa konsep ini dalam perusahaan
tertentu adalah semata-mata asumsi dan kenyataan ini harus tetap
dipertimbangkan dalam proses pelaporan.
v Perioda
satu tahun
Akuntansi
menganggap bahwa waktu satu tahun adalah
periode yang tepat untuk pelaporan. Waktu satu tahun dianggap tidak terlalu
pendek atau panjang. Penakar alternative adalah unit produksi, pekerjaan-order, atau projek.
v Kos
Sebagai bahan Olah
Penghargaan
sepakatan yang menjadi bahan olah akuntansi didasarkan atas asumsi bahwa
kos factor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukan nilai wajar padasaat
terjadinya. Asumsi dibalik penalaran tersebut adalah bahwa para pelaku ekonomi bertindak
rasional,suatu asumsi yang tidak selalu benar dalam tiap keadaan.
No comments:
Post a Comment