Sunday, June 7, 2015

KONSEP DASAR


1.      Pengertian
Konsep dasar umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Menurut Paul Grady, konsep dasar merupakan konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statemen keuangan.

Konsep dasar berfungsi:
a)   Sebagai landasan penalaran pada tingkat perekayasaan.
b)   Untuk menentukan konsep, prinsip, metode, atau teknik yang akan dijadikan standar bagi penyusun standar.

2.      Sumber konsep dasar
Berikut adalah beberapa daftar seperangkat konsep dasar dari beberapa sumber :
a)      Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
IAI mengadopsi kerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang dipilih juga mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar (dinamakan asumsi pelandas atau underlying assumptions) yang disebut secara spesifik dalam rangka rerangka konseptual IASC.
Konsep dasar tersebut adalah :
·         Basis accrual (accrual basis)
·         Usaha berlanjut (going concern)

b)      Paul Grady
Grady mengasumsi sepuluh konsep dasar yang dianggap melandasi praktik bisnis dan akuntansi di Amerika :
1)      Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi
2)      Entitas bisnis spesifik
3)      Usaha berlanjut
4)      Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun
5)      Konsistensi antar periode untuk entitas yang sama
6)      Keanekaragaman perlakuan akuntansi diantara entitas independen
7)      Konservatisme
8)      Keterandalan data melalui pengendalian internal
9)      Materialitas
10)  Ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran 

c)      Accounting Principles Board
APB menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar dan memuatnya dalam APB Statement No.4. APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik diterapkannya akuntansi yaitu :
1)      Entitas akuntansi
2)      Usaha berlanjut
3)      Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban
4)      Perioda perioda waktu
5)      Pengukuran dalam unit uang
6)      Akrual
7)      Harga pertukaran
8)      Angka pendekatan
9)      Pertimbangan
10)  Informasi keuangan umum
11)  Statement keuangan berkaitan secara mendasar
12)  Substansi dari bentuk
13)  Materialitas

d)     Wolk, Tearney, dan Dodd
Wolk dan Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan beberapa sebagai prinsip berorientasi – masukan yaitu: recognition, matching, conservatisme, disclosure, materiality, dan objectivity dan prinsip berorientasi-keluaran yaitu : comparability, consistency dan uniformity. Keempat konsep yang dikategorikan postulat adalah :
·         Usaha berlanjut
·         Perioda waktu
·         Entitas akuntansi
·         Unit moneter

e)      Anthony, Hawkins, dan Merchant
Penulis ini mendaftar sebelas konsep berikuit ini yang dijadikan basis dalam membahas isi, bentuk, dan arti penting statement keuangan. Konsep dasar 1-5 dikategorikan sebagai pelandas statement posisi keuangan sedangkan konsep dasar 6-11 sebagai pelandas statement laba rugi. Berikut adalah sebelas konsep dasar :
1)      Pengukuran dengan unit uang
2)      Entitas
3)      Usaha berlanjut
4)      Kos
5)      Aspek ganda
6)      Perioda akuntansi
7)      Konservatisme
8)      Realisasi
9)      Penandingan
10)  Konsistensi
11)  Materialitas

3.      Konsep Dasar Patton dan Littleton
Seperangkat konsep Patton dan littleto merupakan konsep-konsep dasar yang dikenalkan sebelum sumber yang disebut sebelumnya. 

Berikut adalah beberapa konsep dasar dari Patton dan Littleton:
Ø  Kesatuan Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dankesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik. Dengan kata lain,kesatuan usahamenjadi kesatuan pelaporan yang bertanggung jelas kepada pemilik. Kesatuan usaha merupakan pusat pertanggungjelasan, dan statement keuangan merupakan medium pertanggungjelasan.

Ø  Kontinuitas Usaha
Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan statemen keuangan atau pada saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan atau penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dimasa datang tidak pasti.

Implikasi konsep kontinuitas usaha:
v  Arti penting laporan periodic
Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk maju dan berkembang dengan jalan menciptakan laba terus menerus dalam jangka panjang. Denganpenalaran diatas, kinerja akhir dapat diketahui secara tuntas dan objektif apabila telah likuidasi. Akan tetapi, akuntansi tak perlu menunggu sampai kesatuan usaha dilikuidasi. Pelaporan keuangan lebih berkepentingan dengan daya melaba perusahaan. untuk suatu perioda, tingkat mendapatkan laba dengan tingkat sumber ekonomik tertentu disebut dengan tingkat imbalan investasi.

v  Kedudukan statemen laba rugi
Penggalan untuk pendapatan dan biaya untuk suatu periode dituangkan dalam statemen laba rugi periodic sehingga statemen laba rugi dipandang sebagai statemen yang paling penting dalam pelaporan keuangan karenatingkat laba dalam rangka menilai daya melaba. Karena daya melaba jangka panjang  menjadi perhatian, fluktuasi laba antar periode yang disebabkan kejadian atau kondisi istimewa suatu periode harus dilaporkan seperti apa adanya pada periode tersebut bukan langsung dilaporkan dalam perubahan ekuitas. Jadi, penyusunan statemen laba rugi all inclusive dan laba komprehensif sebenarnya dilandasi oleh konsep kontinuitas usaha ini.

v  Fungsi neraca dan penilaian Elemennya
Konsep kontinuitas usaha sangat besar peranannya dalam mendasari penilaian elemen atau pos neraca dan interpretasi jumlah rupiahyang dimuat didalamnya. Dengan konsep kontinuitas usaha, pelaporan pos neraca adalah untuk menunjukan sisa potensi-potensi jasa atau sumber ekonomik yang belum dikonsumsi dalam tahun yang berakhir tanggal neraca. Dengan kata lain, neraca berfungsi untuk menunjukan potensi jasa yang masih dimilki kesatuan usaha untuk menghasilkan pendapatan dalam periode-periode berikutnya.

Ø  Penghargaan Sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat harga yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk dan sumber ekonomik yang keluar. Penghargaan sepakatan merupakan dasar kuantifikasi berbagai jenis objek menjadi objek-objek homogeneus yang paling objektif untuk menyajikan hubungan antar objek yang bermakna. 

Ø  Kos Melekat
Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentasinya sehingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung –gabungkan kembali mengikuti objek yang dilekatinya. Dasar pikiran konsep ini adalah bahwa tujuan pengelompokan, pemecahan dan penggabungann kos adalah untuk mengikuti aliran upaya dalam penyediaan produk atau jasa. Kos melekat dilandasi oleh konsep kos yang disebut kos terkandung dalam suatu objek atau produk sebagai pasangan kos penggantian yaitu kos seandainya objek tersebut tidak ada dan harus diadakan sehingga maknanya samadengan kos kesempatan. Jadi untuk barang sebagai hasil akhir kegiatan produksi , kos terkandung adalah kos komponen yang melekat pada barang tersebut sedangkan kos penggantian adalah price-agregate yang tidak jadi diperoleh kalau barang tersebut tidak adaatau price agregate yang harus dikorbankan kalau perusahaan tidak memproduksi barang tersebut. Jadi, kos melekat merupakan konsep dasar untuk mendukung bahwa bahan olahakuntansi adalah kos yang sesungguhnya terjadi.

Implikasi dari kos melekat:
v  Saat pengakuan nilai tambah
Konsep dasar kos melekat diperlukan karena dalam mengikuti aliran fisis tersebut, harus ada anggapan bahwa tiap kos mempunyai daya saling mengikat bila digabungkan dengan kos lain secara tepat. Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan tambahan manfaat produk fisis dihasilkan. Kalau kos produk harus menunjukan nilai, maka ke dalam kos produk tersebut harus dimasukan jumlah rupiah nilai yang merupakan tambahan manfaat yang melekatpada produk sebagai akibat prosesproduksi itu.  Akan tetapi tidak diketahui secara objektif dan meyakinkan berapa besaran nilai tambahan tersebut. Nilai tambahan ini akan terealisasi kalau produk telah terjual dan asset baru masuk kedalam satuan usaha.

v  Wadah Penggabungan
Dalam mengikuti aliran fisis produksi , kos dipecah , dikelompokan dan kemudian digabung kembali mengikuti unit fisis produk. Ini berarti bahwa kos digabungkan sebagai wadah atau penakar penggabungan.setalah produk diserahkan kepelanggan, makakos yang melekat pada unit produk yang telah diserahkan akan mengukur biaya dan secara logis dapat disebut dengan kos barang terjual.

Ø  Upaya dan Hasil
Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif maka pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun belum terealisasi.

Konsep ini mempunyai beberapa implikasi, diantaranya:
v  Perlunya Basis Asosiasi
Laba mencerminkan keefektifan manajemen dalam mengelola sumber ekonomik dan merupakan informasi penting bagi pihak yg berkepentingan khususnya bagi mereka yang menyediakan sumber ekonomik dan menanggung risiko akhir. Ukuran keefektifan ini akan tepat apabila hasil ditandingkan dengan upaya yang menimbulkan hasil tersebut. Dengan demikian, diperlukankanlah dasar asosiasi yang tepat dan rasional antara kedua komponen tersebut agar laba mempunyai makna atau nilai sebagai pengukur kinerja yang terandalkan.

v  Penakar Asosiasi Ideal dan Praktis
Penakar yang dimaksud disini adalah dasar atau wadah penandingan antara biaya dan pendapatan. Penakar yang paling cocok adalah penakar yang dapat menunjukan secara tepat dan objektif bahwa biaya yang masuk dalam penakar adalah biaya yang benar-benar menyebabkan timbulnya pendapatan yang masuk dalam penakar tersebut.

v  Laba Akuntansi vs Ekonomik
Konsep ini mempunyai implikasi terhadap interprtasi laba akuntansi. Laba dipandang sebagai residual atau selisih pengukuran dua elemen yang berkaitan yaitu pendapatan dan biaya. Laba yang diperoleh dengan cara seperti ini disebut dengan laba structural atau formal. Karena perbedaan konsep dasar, pengertian, tujuan, laba akuntansi dapat berbeda maknanya dengan laba ekonomik.

v  Pos-pos Luar Biasa
Untuk menentukan laba periodik, konsep menandingkan yang berorientasi jangkapanjang akan memasukan:
-          Untung luar biasa yaitu timbulnya atau bertambahnya manfaat ekonomik atau asset yang terjadi tanpa adanya upaya yang jelas direncanakan.
-          Rugi luar biasa yaitu hilangnya atau berkurangnya manfaat ekonomik atauaset yang terjadi akibat hal-hal yang tidak ada hubungan atau tidak mudah dihubungkan dengan upaya untuk memperoleh hasil.

Ø  Bukti Terverifikasi dn Objektif
Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya. Objektifitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkupi penciptaan, pengukuran dan penangkapan atau pengakuan data akuntansi.  Jadi akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas relative yaitu objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan ketersediaan informasi.

Berikut beberapa implikasi dari konsep diatas :
v  Arti Penting Pengauditan
Salah satu criteria kewajaran adalah bahwa pos-pos statemen keuangan didefinisi, diukur, dinilai, diakui,dan disajikan sesuai dengan PABU. Untuk menentukan kesesuaian tersebut, diperlukan adanya bukti yang dapat diverifikasi dan dapat diandalkan.

v  Objektivitas bukti
Bukti teverifikasi adalah bukti yang mempunyai sifat tertentu sehingga memungkinkan untuk menjadi bahan pembuktian kebenaran pernyataan. Objektif berarti bahwa fakta yang diungkapkanoleh suatu bukti tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi.

v  Objektivitas relative
Konsep objektivitas dalam penciptaan data akuntansi adalah objektifitas yang disesuaikan dengan keadaaan yang ada pada saat penentuan fakta bukan objektivitas mutlak.

Ø  Asumsi
Asumsi dalam daftar konsep dasar P&L sebenarnya bukan merupakan konsep dasar tetapi lebih kepada penjelasan bahwa keenam konsep dasar sebelumnya merupakan asumsi atau didasarkan asumsi dengan segala keterbatasan.

Berikut ada contoh asumsi yang menjadi landasan dalam memilih konsep yang relevan:
v  Kontinuitas usaha
Konsep kontinuitas usaha hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman perusahaan pada umumnya. Oleh karena itu,npenerapa konsep ini dalam perusahaan tertentu adalah semata-mata asumsi dan kenyataan ini harus tetap dipertimbangkan dalam proses pelaporan.

v  Perioda satu tahun
Akuntansi menganggap bahwa waktu satu tahun adalah periode yang tepat untuk pelaporan. Waktu satu tahun dianggap tidak terlalu pendek atau panjang. Penakar alternative adalah unit produksi, pekerjaan-order, atau projek.

v  Kos Sebagai bahan Olah
Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan olah akuntansi didasarkan atas asumsi bahwa kos factor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukan nilai wajar padasaat terjadinya. Asumsi dibalik penalaran tersebut adalah bahwa para pelaku ekonomi bertindak rasional,suatu asumsi yang tidak selalu benar dalam tiap keadaan.

No comments: