Tuesday, May 3, 2016

RELEVANT COSTS FOR DECISION MAKING


RELEVANT  COST

            Relevant costs dibutuhkan dalam pembuatan keputusan taktis. Sebelum membahas tentang relevant costs, maka perlu diketahui apa yang dimaksud dengan keputusan dan bagaimana membuat suatu keputusan. Keputusan adalah menetapkan satu pilihan diantara beberapa alternatif yang dapat dipilih. Sebelum memutuskan satu alternatif pilihan maka pembuat keputusan harus mempertimbangkan atau membandingkan manfaat dan kerugian dari setiap alternatif pilihan.  Alternatif yang memberikan manfaat yang lebih besar akan menjadi alternatif pilihan.  Manfaat dan kerugian ini dapat dihitung dengan memperhitungkan biaya-biaya yang kemungkinan akan terjadi jika memilih suatu alternatif.  Biaya-biaya yang timbul jika memilih  alternatif A akan berbeda dengan biaya-biaya yang timbul jika memilih alternatif B, atau C, dan seterusnya. Biaya-biaya tersebut disebut relevant costs karena relevan untuk dipertimbangkan dalam membuat keputusan. Dengan demikian, relevent costs merupakan biaya-biaya masa depan (belum terjadi) yang berbeda pada masing-masing alternatif.

Contoh relevant costs
Manajer sebuah perusahaan manufaktur sedang mempertimbangkan untuk mengganti mesin lama dengan mesin yang baru. Sebelum membuat keputusan mengganti dengan mesin baru atau mempertahankan mesin lama, manajer menghitung biaya-biaya dan net income yang mungkin akan diperoleh jika memilih salah satu alternatif.
Tabel 8.1. Relevant costs
                                                                Total cost dan Revenue – selama 4 tahun

Mempertahankan mesin lama
Membeli
mesin baru
Differential costs
Sales         ……………………..
Variable expenses      ………..
Depreciation mesin baru   ….
Depreciation or write-of mesin lama
Nilai jual mesin lama …
       200.000.000
  (138.000.000)
                 -
    
 (  14.000.000)    
  200.000.000
(120.000.000)
(  20.000.000)

 (  14.000.000)
       9.000.000
  0
 18.000.000
(20.000.000)

0
     9.000.000
Total net income selama empat tahun
          48.000.000
      55.000.000
     7.000.000

Berdasarkan data di atas, keputusan yang terbaik adalah membeli mesin baru karena akan mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi Rp 700.000.000 untuk empat tahun ke depan. Biaya-biaya yang berbeda (differential costs) karena memilih salah satu alternative yaitu: (1) variable expenses, (b) depreciation mesin baru, dan (c) disposal value mesin lama  adalah relevant costs atau biaya-biaya yang relevan dipertimbangkan untuk memutuskan apakah mempertahankan mesin lama atau akan membeli mesin baru.

MENGIDENTIFIKASI  RELEVANT COSTS

Biaya-biaya apa sajakah yang merupakan relevant costs?  Yaitu semua biaya-biaya yang dapat dikendalikan. Biaya-biaya yang dapat dikendalikan disebut avoidable costAvoidable cost adalah biaya yang dapat dieliminasi (baik seluruhnya maupun sebagian) disebabkan karena memilih satu alternatif keputusan. Semua biaya dapat dimasukkan sebagai avoidable cost kecuali:
  1. Sunk Costs, yaitu biaya-biaya yang telah terjadi sehingga tidak dapat dihindari lagi. Sebagai contoh : beban penyusutan. Beban penyusutan mesin lama (lihat tabel diatas Rp 14.000.000) tidak dikendalikan atau tidak dapat dieliminasi meskipun mesin lama tidak digunakan lagi karena memilih membeli mesin baru.
  2. Future Costs yang tidak berbeda diantara dua alternatif,  yaitu future costs yang tetap akan      terjadi pada alternatif apapun yang dipilih.Future cost ada dua: bukan merupakan relevan cost dan merupakan relevan cost.

Avoidable costs dapat diartikan sama dengan differential costsHal ini dapat dilihat pada table di atas. Jika memutuskan untuk membeli mesin baru maka variabel costs akan tereliminasi sebesar Rp 18.000.000,- . Sebaliknya jika memilih tetap mempertahankan mesin lama maka depreciation expense untuk mesin baru sebesar Rp. 20.000.000 tidak akan terjadi.  Kedua biaya tersebut adalah avoidable (differential) costs.

CONTOH-CONTOH APLIKASI RELEVANT COST UNTUK PEMBUATAN KEPUTUSAN

1.      Keputusan Membuat atau Membeli (make-or-buy decisions)
PT. Indofood  bermaksud akan menambah produk lini nya berupa mi instant gelas. Untuk kemasan gelas mi instant ini, PT. Indofood mempertimbangkan apakah gelas kemasan dibuat sendiri ataukah dibeli dari perusahaan lain. Adapun data-data biaya kedua alternatif di atas untuk jumlah 20.000 buah gelas kemasan sebagai berikut:
Tabel 8.2. Relevan cost – membuat atau membeli

Alternatif
Differential costs

Membuat
Membeli
Sewa mesin dan peralatan
Rp.  13.000.000
0
Rp.   13.000.000
Bahan langsung
          6.000.000
0
          6.000.000
Overhead variable
        10.000.000
0
        10.000.000
Tenaga kerja langsung
        25.000.000
0
        25.000.000
Biaya Pembelian
0
Rp.  42.000.000
       (42.000.000)
Tenaga kerja paruh waktu
0
        7.000.000
       (  7.000.000)
Total Biaya Relevan
Rp.  54.000.000
Rp.  49.000.000
Rp.     5.000.000


Analisa diatas menunjukkan bahwa membeli gelas kemasan maka biaya yang dikeluarkan Rp 5.000.000 lebih murah dari pada membuat sendiri. Dengan demikian manajer akan memutuskan untuk membeli dari pada membuat sendiri gelas kemasan.

2.      Keputusan Meneruskan atau Menghentikan (keep-or-drop decision)
Setelah beberapa tahun memproduksi mi instant gelas,  manajer PT Indofood mengkhawatirkan kelangsungan hidup lini produk ini.  Dari waktu-waktu penjualannya merosot sampai mengalami kerugian. Manajer PT Indofood akhirnya mempertimbangkan untuk menghentikan produk mi instan gelas. Untuk memutuskan apakah meneruskan  atau menghentikan, manajer membutuhkan estimasi laba rugi tahun berikutnya.  Berdasarkan proyeksi penjualan tahun berikut dapat disusun estimasi laba rugi tahun berikut seperti di bawah ini:

Tabel. 8.3.  Estimasi laba rugi produk

Mi instan bungkus
Mi instan gelas
Total
Penjualan
  500.000.000
  60.000.000
  560.000.000
Dikurangi:  Variable Costs
(290.000.000)
(49.000.000)
(339.000.000)
Contribution Margin
  210.000.000
  11.000.000
  221.000.000
Dikurangi : Fixed Costs



                 Gaji
 ( 45.000.000)
 (17.000.000)
  (62.000.000)
                  Iklan          
 (   5.000.000)
 (  5.000.000)
  (10.000.000)
                  Penyusutan
 ( 55.000.000)
 (27.000.000)
  (82.000.000)
                 Total Fixed Costs
(105.000.000)
 (49.000.000)
(154.000.000)
Segment Margin
 105.000.000
 (38.000.000)
(  67.000.000)
Dikurangi: Beban Tetap     Umum
(  30.000.000)
 (  9.000.000)
(  39.000.000)
Laba (Rugi) Usaha
   75.000.000
 (47.000.000)
   28.000.000

Berdasarkan estimasi laba rugi di atas, maka akuntan manajemen dapat menyiapkan informasi seperti di bawah ini. Informasi di bawah ini memperlihatkan kerugian bila meneruskan produksi mi instan gelas dan dapat dijadikan dasar untuk menghentikan produksinya. Biaya penyusutan tidak diperhitungkan karena merupakan sunk cost.

Tabel.8.4. Relevant Costs: meneruskan atau menghentikan


Alternatif
Differential costs

Meneruskan
Menghentikan
Penjualan
     60.000.000
0
         60.000.000
Dikurangi: Variable costs
    (49.000.000)
0
(49.000.000)
Contribution Margin
     11.000.000
0
         11.000.000
Dikurangi: Fixed Costs



         Gaji
    (17.000.000)
0
(17.000.000)
         Iklan
    (  5.000.000)
0
(5.000.000)
Total keuntungan (kerugian) relevan
    (11.000.000)
0
Rp. (11.000.000)

Dari  laporan di atas maka manajer lainnya akan menganalisa kembali hal-hal yang mungkin mempengaruhi keputusan tersebut sebelum ditetapkan.

HAL-HAL PENTING DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
   Relevan costs sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan taktis, yaitu keputusan jangka pendek yang memiliki sasaran terbatas.  Keputusan jangka pendek seperti menghentikan/menutup produksi produk lini seringkali mengorbankan sasaran strategis jangka panjang dan melanggar etika individu. Untuk itu dibutuhkan anlisis yang mendalam dan lebih luas. Sebagai contoh, pada produksi produk lini mi instan gelas, jika  manajer memutuskan penutupan produk lini ini, maka perusahaan dapat menghindari kerugian sebesar Rp. 11.000.000.  Perlu disadari bahwa kerugian pada lini produk tersebut mungkin disebabkan karena rendahnya kinerja pada segmen tersebut, atau kurang efektifnya strategi pemasaran.  Jika strategi pemasaran efektif, maka angka penjualan dapat ditingkatkan, sementara pada segmen produksi dapat meningkatkan kualitas produk, atau melakukan desain ulang produk sesuai dengan selera konsumen.  Jika konsumen mengeluhkan harga jual yang tinggi, maka dapat dilakukan penghematan biaya tanpa mengurangi kualitas produk.  Dampak negatif lainnya adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. PHK merupakan pelanggaran etika individu yang berdampak panjang.
      Tujuan perusahaan adalah memperoleh laba semaksimal mungkin, atau minimal agar tetap survive (bertahan hidup) dalam lingkungan kompetitif. Untuk mencapai tujuan itu perusahaan akan melakukan penghematan operasional tetapi konsisten pada kerangka kerja etika, baik etika terhadap karyawan maupun etika terhadap konsumen dan lingkungan, sehingga menunjang strategi jangka panjang perusahaan.
      Manakah dari keputusan-keputusan di bawah ini yang memiliki etika?
a)      Manajer mengurangi biaya-biaya dengan cara mengganti jenis bahan baku dengan bahan yang harga dan kualitasnya lebih rendah tanpa mengurangi harga jual.
b)      Manajer mengurangi biaya-biaya dengan cara mengganti jenis bahan baku dengan bahan yang harga dan kualitasnya lebih rendah dan mengurangi harga jual.
c)      Manajer mendesain ulang bahan-bahan seperti kemasan dengan cara menggantikan dengan yang lebih murah tanpa mengurangi kualitas produk.
d)      Merubah cita rasa dan mengganti bahan baku menjadi bahan yang lebih berkualitas,  dampaknya akan meningkatkan harga jual tetapi masih mampu bersaing harga dengan produk lain yang kualitasnya sama.
e)      Mengganti produk lini tersebut dengan produk lini yang baru yang fasilitas untuk produksinya sama dengan fasilitas yang digunakan oleh produk lini sebelumnya.


3.      Keputusan Menolak atau Menerima Special Order
Seringkali perusahaan menerima order/pesanan dari calon pelanggan baru atau dari pihak tertentu yang menginginkan harga tawar lebih rendah dari harga normal yang telah ditetapkan untuk pelanggan tetap.  Pesanan seperti ini disebut special order.  Pertanyaan yang harus dijawab oleh manajer adalah apakah special order diterima atau ditolak.  Dua hal yang harus dipertimbangkan sebelum membuat keputusan ini adalah: 1). Adakah kafasitas yang menganggur. Jika perusahaan beroperasi denganfull cafacity, maka berarti tidak ada peluang untuk menerima special order.  2) Data relevant costs.
Sebagai contoh, “Aliah” menyelenggarakan kursus computer dan sudah berjalan normal beberapa tahun ini.  Selama ini kursus hanya dibuka pada sore hingga malam hari atau diluar jam kerja yaitu jam 16.00 – 18.30 dan 18.30 – 21.00.  Harga perpaket kursus adalah Rp 200.000 untuk setiap siswa.  Dua hari lalu, manajer pemasaran ”Aliah” dikunjungi oleh kepala bagian pengembangan SDM PT. Bosowa. Beliau melakukan negosiasi harga untuk pembukaan kelas khusus belajar komputer untuk 20 orang staf baru  PT. Bosowa.  Harga kursus perpaket yang dinegosiasi adalah Rp 150.000 persiswa, atau tatalnya adalah Rp 3.000.000 ( 20 siswa x Rp 150.000).
Manajer ”Aliah” meyadari bahwa kapasitas ruangan dan peralatan masih menganggur pada pagi dan siang hari. Kapasitas menganggur ini jika digunakan, maka tidak akan merubah fixed cost perusahaan.  Jika demikian maka perlu dianalisa variable cost-nya. Jika harga khusus ini dapat menghasilkan contribution margin, maka keputusannya adalah menerima special order. Sebelum menetapkan keputusan menerima atau menolak permintaan tersebut, manajer ”Aliah” meminta stafnya untuk menyiapkan data biaya pelaksanaan kursus. Adapun data-data tersebut adalah:
Variable Costs:
  • Honor pengajar per paket / kelas                                             Rp.   900.000
  • Listrik dan air per paket / kelas                                                Rp.     60.000
  • Modul praktek (Rp. 20.000 x 20 siswa perkelas                      Rp.   400.000
Total Variabel Costs                                                    Rp.1.360.000

Oleh karena manajer ”Aliah” memutuskan penggunaan sumber daya di siang hari, yang berarti adanya penambahan jam kerja bagi staf administrasi, maka dibutuhkan tambahan biaya berupa :
·         Komisi untuk staf administasi                                      Rp    200.000
·         Lain-lain kebutuhan                                                     Rp.   100.000
                                                                                    Rp.   300.000
Fixed Costs/bulan:
  • Gaji                                                                              Rp. 5.600.000
  • Utilities (Listrik, air, telepon)                                       Rp.    400.000
  • Penyusutan                                                                  Rp.    300.000
  • Promosi                                                                       Rp.      50.000
  • Lain-lain                                                                      Rp.      25.000
      Total Fixed Costs                                                         Rp. 6.375.000

Berdasarkan data diatas, maka dapat dianalisa biaya relevannya sebagai berikut :

Tabel 8.5. Relevant costs: menerima atau menolak

Alternatif
Differential revenue & costs

Menerima
Menolak
Pendapatan
        2.000.000 
0
          2.000.000
Dikurangi:
-    Honor mengajar
-    Listrik dan air
-    Modul (20 siswa)
-    Komisi untuk staf
-    Lain-lain

(900.000)
(60.000)
(400.000)
      (200.000)
      (100.000)

0
0
0
0
0

(900.000)
(60.000)
(400.000)
      (200.000)
          (100.000)
Contribution Margin
        1.340.000
0
          1.340.000

Berdasarkan analisis biaya relevan di atas, maka akan meningkat laba ”Aliah” sebesar Rp. 1.340.000 jika menerima  special order dari PT. Bosowa.  

4.      Keputusan Menjual atau Memproses Lebih Lanjut
Produk gabungan (joint product) adalah dua atau lebih jenis produk yang dihasilkan dari proses produksi yang sama sehingga mengkonsumsi biaya bersama (joint costs). Sebagai contoh:  Perusahaan pengolahan kayu, ketika memproduksi kayu lapis maka secara bersamaan akan menghasilkan serbuk gergaji. Produk kayu lapis dan serbuk gergaji adalah dua jenis produk gabungan dan mengkonsumsi biaya pengolahan yang sama. Titik pemisahan dimana bahan baku menjadi kayu lapis dan sebagian lainnya menjadi serbuk gergaji disebut split-off point.  
            Hal yang sering menjadi pemikiran manajer adalah perlakuan terhadap kedua produk tersebut atau salah satunya, apakah langsung dijual pada titik split-off atau diproses lebih lanjut menjadi mebel.          Contoh:  PT. Timber adalah perusahaan pengolahan kayu. Produk utamanya adalah kayu lapis, yaitu mengolah kayu gelondongan menjadi kayu lapis. Serbuk gergaji adalah produk yang tidak dapat dihindari dan merupakan produk sampingan dari perusahaan tersebut. Masalah yang dipikirkan oleh manajer PT. Timber adalah apakah sebaiknya menjual langsung serbuk gaji ke perusahaan mebel, atau memproses lebih lanjut menjadi mebel dan menjualnya ke pasar. Untuk membuat keputusan menjual langsung atau memproses lebih lanjut serbuk gergaji membutuhkan data relevan sepeti berikut:
·         Harga jual serbuk gergaji  per kg Rp  500,-
·         Jumlah rata-rata serbuk gergaji yang dihasilkan setiap tahun  100.000 kg.
·         Jika seluruh produk serbuk dijual, maka pendapatan produk sampingan Rp 50.000.000  (Rp. 500 x 100.000 kg).
·         Tidak ada joint costs yang dialokasikan ke produk sampingan (serbuk gergaji) sehingga laba yang dperoleh jika terjual seluruhnya adalah Rp Rp. 50.000.000 pertahun.
·         Jika diproses lebih lanjut, maka biaya pembuatan mebel yang dibutuhkan adalah Rp 45.000.000
·         Estimasi pendapatan dari penjualan mebel adalah Rp  135.000.000.

Data di atas dapat dianalisa sebagai berikut:
Tabel 8.6.
Relevant costs: menjual langsung atau memproses lebih lanjut


Alternatif

Differential profit

Menjual langsung
Memproses lebih lanjut
Pendapatan
   50.000.000 
135.000.000
     85.000.000
Dikurangi:
-    Alokasi joint costs
-    Biaya proses selanjutnya
-    Biaya pemasaran

0
0
0

0
(45.000.000)
(15.000.000)

0
 (45.000.000)
    (15.000.000)    
Laba dari produk sampingan
50.000.000
    75.000.000
     25.000.000

Jika seluruh produk sampingan langsung diproses lebih lanjutg menjadi mebel, maka perusahaan akan memperoleh laba yang Rp 25.000.000 lebih besar pertahun.

5.      Keputusan Bauran Produk

Untuk memperoleh laba maksimal bagi perusahaan yang memiliki variasi produk tetapi bukan produk gabungan, dapat memilih produk-produk mana yang ingin diproduksi).  Dalam hal ini, perusahaan dapat memilih salah satu dari berbagai jenis produk yang mampu diproduksi. Masalah yang menjadi pertanyaan manajer adalah produk manakah yang dapat memberikan kontribusi laba lebih tinggi. Untuk menjawab pertanyaan ini maka perlu dianalisis kendala-kendala sumber daya perusahaan. Kendala perusahaan dalam menghasilkan produksi mungkin hanya satu, atau mungkin juga lebih.  Untuk lebih jelas dapat dilihat pada contoh berikut:


Keputusan Bauran Produk dengan Kendala pada Satu Sumber Daya

Perusahaan Butik ”Anna” menghasilkan produk gamis pria dengan ukuran dewasa dan anak-anak.  Kedua produk ini dihasilkan dengan proses produksi yang sama dan bahan baku yang sama.  Butik ”Anna” ingin mengetahui produk gamis manakah yang sebaiknya diproduksi, gamis ukuran dewasa atau anak-anak? Berapapun yang ingin diproduksi oleh butik ”Anna” akan tersedia bahan baku dan tenaga kerja yang cukup, serta kekuatan pasar yang menjanjikan. Akan tetapi, ada satu kendala yang dihadapi oleh butik ”Anna”, yaitu jumlah jam kerja mesin yang terbatas hanya 48.000 jam pertahun. Untuk memproduksi 1 pasang gamis dewasa dibutuhkan 3 jam kerja mesin, sedangkan gamis anak-anak dibutuhkan 5,5 jam mesin.  Harga jual gamis dewasa (GD) adalah Rp 170.000 per pasang sedangkan gamis anak-anak (GA) Rp 150.000 perpasang.  Berdasarkan data-data di atas, maka jika:
a)      Memproduksi hanya GD, maka jumlah yang diproduksi berdasarkan kendala keterbatasan jam kerja mesin adalah:
48.000 jam  /  3 jam per pasang = 16.000 pasang per tahun
b)      Memproduksi hanya GA, maka jumlah yang diproduksi berdasarkan kendala keterbatasan jam kerja mesin adalah:
48.000 jam /5,5 jam per pasang = 8.727 pasang per tahun.
           
 Untuk memilih produk mana yang paling menguntungkan, maka manajer membandingkan CM/SD yang menjadi kendala. Jika iterapkan pada contoh di atas, maka yang dibandingkan adalah CM/jam kerja mesin produk GD dengan CM/jam kerja mesin GA mana yang lebih tinggi.

Tabel 8.7. Perhitungan contribution margin


Gamis Dewasa (16.000 pasang)
Gamis Anak-Anak  (8.727 psg)
Penjualan
Variabel Costs
Total CM
CM/pasang  (Total CM : jml pasang gamis)
CM/jam kerja mesin (JKM) per pasang gamis  (Total CM : JKM/psg)
2.720.000.000
800.000.000
1.520.000.000
95.000

506.666.666
1.309.050.000
400.000.000
909.050.000
104.165

165.281.818

Data di atas menunjukkan CM/JKM gamis dewasa lebih tinggi dari pada GM/JKM gamis anak-anak, maka sebaiknya manajer memproduksi gamis orang dewasa sebanyak 16.000 pasang dan gamis anak-anak 0.  Akan tetapi, seandainya ada faktor external seperti kekuatan pasar kita tidak bisa mencapai 16.000 pasang, maka kita hanya menghasilkan sejumlah yang diterima di pasar dan sisa jam kerja mesin dapat digunakan untuk memproduksi gamis anak-anak.  Dapat juga kita melihat aliran proses produksi, jika terjadi bottleneck pada proses selanjutnya, maka waktu tunggu antrian tersebut dapat digunakan untuk memproduksi gamis anak-anak.


Keputusan Bauran Produk dengan Multi Kendala atau Kendala pada beberapa Sumber Daya

            Jika kondisi seperti ini terjadi, maka dapat digunakan linier programming.


Soal 1

Saat ini Marson Co memproduksi komponen AZ sebanyak 8.000 unit per tahun. Komponen tersebut digunakan untuk memproduksi beberapa produk yang dibuat oleh Marson. Biaya per unit komponen AZ adalah:
Bahan langsung                                  $ 6,00
Tenaga kerja langsung                3,00
Overhead variable                                  2,00
Overhead tetap                                     2,50

Dari total overhead tetap yang dibebankan ke AZ, sebesar $ 4,800 merupakan overhead tetap langsung dan sisanya merupakan overhead tetap umum. Sedang pemasok luar menawar untuk menjual komponen tersebut kepada Marson dengan harga $ 12. Sementara itu, tidak ada penggunaan alternative atas  fasilitas yang saat ini digunakan untuk memproduksi komponen tersebut.

Diminta:
1.      Apakah Marson Co harus membuat atau membeli komponen AZ?
2.      Berapakah harga maksimal yang bersedia dibayar oleh Marson Co kepada pemasok luar?

Soal 2
Ernest  golding,presiden  direktur  goldin  co, barusaja  menerima  laporan laba rugi menurut kalkulasi biaya variable sebagai berikut:

Produk A
Produk B
Penjualan
Dikurangi : Beban variable
Margin Kontribusi
Dikurangi: Beban tetap
Laba  (rugi)bersih
$ 100,000
    (50,000)
    50,000
    (80,000)
 $ (30.000)
$ 250,000
  (145,000)
  105,000
  (110.000)
$   (5.000)
  
Golding  merasa  bingung  karena  ini  berarti  kuartal  kelima  berturut-turut  kedua  produk  menunjukkan  kerugian . Ketika  mempelajari  secara  hati-hati, Golding  mendapati  bahwa  $75.000  dari  total  biaya  tetap  adalah  umum  untuk  kedua  produk;  biaya  tetap  umum  tersebut  dialokasikan  ke  masing-masing  produk  atas  dasar  pendapatan  penjualan. Golding  juga  diberitahu  bahwa  produk-produk  tersebut    merupakan produk  substitusi.  Apabila  salah  satu  produk  dihentikan, maka  penjualan  produk  lainnya  akan  naik;  penjualan  produk  A  naik 50  persen  apabila  produk  B dihentikan dan B naik 10% apabila A dihentikan.
Diminta:
1.      Susunlah laporan laba rugi segmen untuk kuartal terakhir tersebut.
2.      Manakah alternatif terbaik di bawah ini:
a.       Tetap memproduksi kedua produk.
b.      Menghentikan produksi kedua produk.
c.       Menghentikan produk A
d.      Menghentikan produk B.


Soal   3
Randi Stone, manajer Specialty paper Products Company, merasa kecewa atas penawaran suatu pesanan untuk 5.000 kalender. Specialty Paper Product beroperasi pada 70 persen dari kapasitasnya dan mampu memenuhi bisnis tambahan; sayangnya, harga penawaran pesanan sebesar $4.20 per kotak berada di bawah biaya memproduksi kalender. Kontroler menolak menanggung kerugian dari transaksi tersebut. Namun, manajer personalia mendukung penerimaan pesanan itu meskipun mengalami rugi, pesanan tersebut akan menghilangkan masalah PHK dan membantu mempertahankan citra komunitas perusahaan. Full cost untuk memproduksi satu kalender adalah:
Bahan langsung                       $ 1.15
Tenaga kerja langsung    1.50
Overhead variable                      0.60
Overhead tetap                          2.00

Pesanan tersebut  diperoleh dari pelanggan di wilayah yang tidak biasa dilayani perusahaan.  Tidak  ada  beban  penjualan  dan  administrasif  variable  yang  akan  terkait  dengan  pesanan  tersebut.
Diminta:
1.      Anggaplah  bahwa  perusahaan  akan  menerima  pesanan  hanya  apabila  hal  itu  dapat  meningkatkan  laba. Haruskah  perusahaan  menerima  atau  menolak  pesanan tersebut?  Berikan  perhitungan  pendukung  .
2.      Pertimbangkan  masalah  manajer  persenolia.  Diskusikanlah  kebaikan  dari  menerima  pesanan  walaupun  hal  itu  menurunkan  total  laba.

Soal 4
Lassister, Inc. memproduksi tiga produk dari input yang sama. Biaya gabungan selama kuartal biasa adalah sebagai berikut:
Bahan langsung                       $ 45,000
Tenaga kerja langsung   55,000
Overhead                                  60,000

Pendapatan dari masing-masing produk adalah : produkA $ 75,000; produk B $80,000,dan produk C $30,000. Manajemen sedang mempertimbangkan pemrosesan produk A setelah split-off yang akan meningkatkan nilai penjualan produk A menjadi $ 116,000. Namun untuk memroses A lebih lanjut berarti bahwa perusahaan harus menyewa beberapa peralatan khusus dengan biaya $17,500 perkuartal. Bahan dan tenaga kerja tambahan juga akan diperlukan dengan biaya $ 12,650 per kuartal.
Diminta:
1.      Berapakah laba kotor yang dihasilkan ketiga produk selama satu kuartal?
2.      Apakah perusahaan sebaiknya memroses produk A atau menjualnya pada titik split-off? Bagaimana dampak keputusan tersebut terhadap laba kotor kuartalan?

Soal 5
Zanbrow co memproduksi dua produk yang menggunakan input bahan yang sama. Produk A menggunakan 2 pon bahan untuk setiap unit yang diproduksi; sementara produk B menggunakan 5 pon. Saat ini , Zanbrow memiliki 6.000 pon bahan dalam persediaan . Semua  bahan  tersebut  diimpor . Selama  tahun  depan , Zanbrow  berencana  mengimpor  6.000  pon  untuk  memproduksi  1.000  unit  produk  A  dan  2.000 unit  produk  B . Rincian  marjin  kontribusi  per  unit  setiap  produk  adalah  sebagai  berikut :


Harga  jual
Dikurangi  beban  variable :
          Bahan  langsung
          Tenaga  kerja  langsung
          Overhead  variable
               Marjin  kontribusi
Produk  A

$  81

  ( 20 )
  ( 21 )
 ( 10 )
       $  130
Produk  B

$  139

     ( 50 )
    ( 14 )
    ( 15 )
$  60

          Zanbrow  Company  menerima  kabar  bahwa  sumber  bahan  telah  tertutup  karena  embargo . Akibatnya , perusahaan  tidak  dapat  mengimpor  6.000  pon  yang  direncanakan  penggunaannya  dalam  produksi  tahun  depan . Sementara  itu , tidak  ada  sumber  bahan  lain  yang  tersedia .
          Diminta :
1.      Hitunglah  total  marjin  kontribusi  yang  kan  diterima  perusahaan  apabila  dapat  mengimpor  6.000  pon  bahan .
Tentukanlah  penggunaan  optimal  dari  6.000  pon  persediaan  bahan  perusahaan . Hitunglah  total  marjin  kontribusi  untuk  bauran  produk  yang  Anda  rekomendasikan

No comments: