PENGERTIAN DESENTRALISASI
Perusahaan yang memiliki pusat pertanggungjawaban biasanya memiliki salah satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan dalam mengelola kegiatan departemennya, yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Pada sentralisasi (centralized decision making), berbagai keputusan dibuat di jenjang manajemen puncak dan manajer-manajernya yang lebih rendah hanya bertanggungjawab terhadap pengimplementasian keputusan-keputusan tersebut. Sebaliknya, desentralisasi adalah pendelegasian wewenang pembuatan keputusan ke manajer-manajer tingkat bawah sesuai dengan wilayah tanggung jawabnya.
Alasan-alasan diterapkannya desentralisasi adalah meliputi (1) karena informasi lokal tidak mudah dipahami atau lambat diterima oleh manajer tingkat puncak/tingkat pusat, (2) manajemen pusat lebih terfokus perhatiannya pada perencanaan dan pengambilan keputusan strategis, (3) melatih dan memotivasi manajer segmen, (4) untuk meningkatkan kinerja dan daya saing setiap divisi.
RESPONSIBILITY ACCOUNTING
Bagan organisasi menggambarkan garis pertanggungjawaban yang mengalir dari CEO ke wakil presiden menuju manajer-manajer menengah dan manajer yang lebih rendah. Dalam bagan organisasi tradisional, garis pertanggungjawaban ini cenderung lebih panjang dan lebih banyak. Sedangkan dalam bagan organisasi yang kontemporer cenderung diubah ke hirarki yang lebih datar (mengurangi jenjang hirarki). Struktur yang lebih datar ini mengandalkan tin-tim kerja berdasarkan desentralisasi.
Dalam organisasi yang berkembang yang struktur organisasinya menjadi lebih pendek dan datar mengembangkan tim-tim lintas fungsional. Setiap tim atau divisi akan diserahi tanggungjawab untuk mengembangkan dan membuat keputusan/ketentuan yang lebih luas. Dalam hal ini setiap divisi akan menjadi pusat pertanggungjawaban.
Setiap segmen bisnis dipertanggungjawabkan oleh seorang manajer. Sebagai contoh, manajer departemen produksi bertanggung jawab terhadap hasil produksi tetapi tidak bertanggungjawab terhadap penjualan. Dalam hal ini, manajer produksi mengetahui dan memahami biaya-biaya di departemen produksi dan bertanggungjawab terhadap pengendalian biaya produksi tersebut.
Sebagai penanggungjawab sebuah departemen atau pusat pertanggungjawaban, maka salah satu kewajiban manajer adalah memberikan informasi tentang hasil kerjanya atau dikenal sebagai akuntabilitas. Sebagai contoh adalah informasi tentang penyimpangan antara biaya yang dianggarkan dengan realisasi serta penjelasan tentang penyebab penyimpangan. Dari informasi ini dapat dilakukan evaluasi kinerja setiap departemen. Informasi ini meliputi pengukuran dan laporan akuntansi dan berperan sebagai sistem pertanggungjawaban, akuntabilitas, dan pengukuran kinerja. Informasi tersebut merujuk kepada akuntansi pusat pertanggungjawaban (Resposibility accounting).
Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban
Pusat pertanggungjawaban (responsibility center) adalah suatu segmen bisnis yang manajernya bertanggungjawab terhadap kegiatan-kegiatannya. Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban . Pusat pertanggungjawaban terdiri atas empat yaitu:
- Pusat Biaya (Cost Centre) yaitu suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggungjawab hanya terhadap biaya. Contohnya adalah: departemen Produksi. Dalam departemen Produksi dilakukan pengendalian biaya produksi dan dievaluasi berdasarkan seberapa baik biaya produksi dikendalikan, tetapi tidak mengatur tentang harga atau membuat keputusan pemasaran.
- Pusat Pendapatan (Revenue Centre) yaitu suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggungjawab hanya terhadap penjualan. Contohnya adalah Dept. Pemasaran yang mengatur harga dan memproyeksikan pendapatan atau penjualan.
- Pusat laba (Profit Centre) yaitu suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggungjawab terhadap pendapatan maupun biaya. Manajer produksi dapat juga bertanggungjawab untuk membuat sekaligus memasarkan produknya sehingga mereka bertanggungjawab terhadap biaya sekaligus pusat pendapatan atau disebut sebagai puisat biaya.
- Pusat Investasi (Investment Center) yaitu suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggungjawab terhadap investasi. Perusahaan dapat menunjuk segmen tertentu sebagai pusat investasi atau dapat juga divisi memiliki kewenangan untuk membuat keputusan investasi seperti: a.l: keputusan untuk menutup atau mendirikan pabrik, meneruskan atau menghentikan produk lini.
MENGUKUR KINERJA MANAJER
Akuntansi pertanggungjawaban sangat penting dalam mengukur kinerja manajer. Sebagai contoh adalah : (1) Cost center dapat dievaluasi berdasarkan laporan kinerjanya yaitu tercapainya biaya standar (lihat pokok bahasan 6), (2) Profit center dievaluasi berdasarkan contribution income statement-nya (lihat pokok bahasan 5), (3) Investment center dapat dievaluasi berdasarkan contribution income statement-nya, tetapi secara normal dievaluasi dengan menggunakan rate of return.
Rater of return yang digunakan dalam mengukur kinerja pusat investasi adalah:
Operating income
1. ROI = ----------------------------
Operating assets
Operating income (laba operasi) adalah laba sebelum bunga dan pajak. Operating assets (aktiva operasi rata-rata) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi seperti: kas, piutang, persediaan, dan aktiva tetap.
Nilai buku bersih awal + Nilai buku bersih akhir
Operating assets = ------------------------------------------------------------------
2
atau : ROI = Margin x Turnover
Net operating income
Margin = rasio laba operasi terhadap penjualan = ------------------------------------
Sales
Turnover = pembagian pendapatan penjualan dengan aktiva operasi rata- rata, atau:
Penjualan (sales)
----------------------------------
Operating assets rata-rata
Keuntungan mengunakan ROI
Penggunaan ROI dapat membantu manajer pusat investasi untuk memperoleh profitabilitas dalam tiga cara:
- Dengan meningkatkan penjualan
- Dengan menurunkan expense (efisiensi biaya)
- Dengan menurunkan assets (efisiensi aktiva operasi)
Kelemahan penggunaan ROI
1. ROI cenderung menekankan pada kinerja jangka pendek daripada profitabilitas jangka panjang karena manajer melindungi target ROI pada periode sekarang.
2. ROI tidak sesuai dengan model cash flow yang digunakan pada analisis capital expenditure
3. ROI tidak dapat dikontrol secara keseluruhan oleh manajer divisi karena adanya commited costs
4. ROI divisional dapat mengurangi atau membebani laba perusahaan secara keseluruhan.
Residual Income
Residual income adalah alat net operating income di atas rate of return minimum yang dapat dicapai oleh investment center.
Rumus yang digunakan adalah :
Laba Residu = Laba operasi – (Rate of return minimum x Aktiva operasi)
Kelemahan Residual income:
- mendorong terciptanya orientasi jangka pendek
- perbandingan langsung antara kinerja dari dua pusat investasi yang berbeda yang jumlah investasinya berbeda karena merupakan ukuran profitabilitas yang absolut.
Residual income dan ROI adalah ukuran kinerja manajerial yang penting tetapi dua-duanya adalah ukuran untuk keperluan jangka pendek sehingga manajer akan dapat mengorbankan profitabilitas jangka panjang untuk kepentingan jangka pendek. Oleh karena itu, perusahaan dapat menggunakan ukuran-ukuran kinerja tambahan yaitu: a.l : pangsa pasar, keluhan pelanggan, rasio perputaran, karyawan, dan pengembangan karyawan.
Desentralisasi: Segment Reporting and Profitability Analysis
Untuk dapat mengoperasikan perusahaan secara efektif atau mengatasi permasalahan organisasi secara keseluruhan, manajer membutuhkan bukan hanya income statement secara menyeluruh, tetapi juga membutuhkan beberapa income statement per unit dalam organisasi. Income statement per unit ini disebut segment reporting.
Profitability analysis atau analisis kemampuan perolehan laba setiap divisi atau setiap segmen dapat didasarkan pada informasi laba yang tertera dalam segment reporting (segment income statement) tersebut.
Tujuan dari segmented statement ini adalah untuk menggambarkan profitabilitas jangka panjang setiap segmen. Untuk mencapai tujuan ini, maka pendekatan yang digunakan dalam menyusun segmented reporting adalah pendekatan contribution margin. Dengan CM akan diperoleh informasi tentang segment margin. Segmen margin sangat baik digunakan untuk:
- Mengukur/menaksir profitabilitas jangka panjang setiap segmen dan sangat bermanfaat untuk membuat keputusan jangka panjang seperti: perubahan kapasitas, long run pricing dan outsourcing of production.
- Mengetahui perubahan volume penjualan terhadap profit.
- Mengambil keputusan-keputusan jangka pendek atau keputusan–keputusan yang hanya mempertimbangkan variabel cost dan revenue, seperti: keputusan untuk meneriam atau menolak special order.
BAGAIMANA MENYUSUN SEGMENTED STATEMENT DENGAN PENDEKATAN CM?
Untuk menyusun segmented statement dengan pendekatan CM, maka sales dicatat secara rinci per segmen atau dialokasikan ke segmen-segmen. Selanjutnya sales per segmen dikurangi dengan variabel costs per segmen.
Contoh segmented statement dan tingkatan-tingkatannya
Sebagaimana dalam struktur organisasi yang berbentuk piramida, setiap segmen dapat memiliki beberapa segmen yang lebih kecil atau lebih rendah. Sebagai contoh dapat dilihat berikut ini:
Tabel 9.1: Segments defined as Divisions:
Sales
|
Total Company
|
Segments
| |
Divisi 1
|
Divisi 2
| ||
$ 500,000
|
$300,000
|
$200,000
| |
Less Variable expenses:
CGS
Other variable exp.
Total Variable expenses:
|
$180,000
$ 50,000
$230,000
|
$120,000
$ 30,000
$150,000
|
$ 60,000
$ 20,000
$ 80,000
|
Contribution Margin
Less traceable fixed expenses
Divisional segment margin
|
$270,000
$170,000
$100,000
|
$150,000
$ 90,000
$ 60,000
|
$120,000
$ 80,000*)
$ 40,000
|
Less common fixed expenses
Net Income
|
$ 25,000
$ 75,000
|
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa Divisi 1 memberikan profit lebih tinggi daripada divisi 2.
Tabel 9.2: Segments defined as Product lines of Division 2:
Sales
|
Divisi 2
|
Segments
| |
Deluxe Model
|
Reguler Model
| ||
$200,000
|
$ 75,000
|
$125,000
| |
Less Variable expenses:
CGS
Other variable exp.
Total Variable expenses:
|
$ 60,000
$ 20,000
$ 80,000
|
$ 20,000
$ 5,000
$ 25,000
|
$ 40,000
$ 15,000
$ 55,000
|
Contribution Margin
Less traceable fixed expenses
Product-line segment margin
|
$120,000
$ 70,000*)
$ 50,000
|
$ 50,000
$ 30,000
$ 20,000
|
$ 70,000
$ 40,000**)
$ 30,000
|
Less common fixed expenses
Divisional segment margin
|
$ 10,000*)
$ 40,000
|
*) $ 80,000 adalah fixed expenses untuk divisi 2. Divisi 2 memiliki 2 segment (sub segment) yaitu segment Deluxe model dan Regular Model. Jika di rinci, maka $ 80,000 tersebut merupakan fixed expense untuk deluxe model $ 30,000, fixed expense untuk regular model $ 40,000, dan common fixed expense $ 10,000.
Berdasarkan tabel 9.2 di atas, dapat dijelaskan bahwa produk Regular Model memberikan kontribusi laba ke Divisi 2 lebih tinggi dari pada Deluxe Model. Atau dengan kata lain, profit perusahaan yang berasal dari Divisi 2 bersumber dari segment Deluxe Model dan Reguler Model dengan kontribusi masing-masing $ 20,000 dan $ 30,000.
Tabel 9.3: Segments defined as Sales Territories for One Product line of Division 2.
Sales
|
Reguler Model
|
Segments
| |
Home Sales
|
Foreign Sales
| ||
$125,000
|
$100,000
|
$ 25,000
| |
Less Variable expenses:
CGS
Other variable exp.
Total Variable expenses:
|
$ 40,000
$ 15,000
$ 55,000
|
$ 32,000
5,000
37,000
|
8,000
10,000
18,000
|
Contribution Margin
Less traceable fixed expenses
Territorial segment margin
|
$ 70,000
$ 25,000**)
$ 45,000
|
63,000
15,000
$ 48,000
|
7,000
10,000
$ (3,000)
|
Less common fixed expenses
Product-line segment margin
|
$ 15,000
$ 30,000
|
**) $ 40,000 adalah fixed expenses untuk Reguler Model. Regular model memiliki 2 segment (sub segment) yaitu segment Home sales dan Foreign Sales. Jika di rinci, maka $ 40,000 tersebut merupakan fixed expense untuk Home sales $ 15,000, fixed expense untuk Foreign Sales $ 10,000, dan common fixed expense $ 15,000.
Berdasarkan tabel 9.3 di atas, dapat dijelaskan bahwa pemasaran lokal (home sales) untuk produk Regular Model memberikan kontribusi laba sedangkan pemasaran Regular Model ke luar negeri (ekspor) menghasilkan kerugian bagi divisi 2 atau perusahaan.
PENETAPAN BIAYA SEGMEN
Alokasi biaya ke segmen-segmen dalam CM adalah terkait dengan alokasi fixed cost ke segmen-segmen. Hal ini disebabkan karena fixed cost terdiri atas dua jenis yaitu fixed cost yang dapat ditelusuri ke segmen-segmen (traceable) dan fixed cost yang tidak dapat ditelusuri ke segmen-segmen (not traceable). Fixed cost yang tidak dapat ditelusuri ke segmen-segmen diperlakukan sebagai common cost dan tidak dialokasikan ke segmen-segmen.
Traceable Fixed Cost muncul karena kehadiran segmen sehingga dapat diidentifikasikan dengan segmen tertentu. Sebaliknya Common Fixed Cost muncul karena operasi perusahaan secara keseluruhan. Contoh traceable fixed cost antara lain adalah: biaya iklan untuk kepentingan segmen tertentu, salary manajer, biaya depresiasi gedung dan equipment pabrik. Sedangkan contoh dari common fixed cost adalah: biaya iklan untuk kepentingan banyak segmen, salary untuk top administrative officers, dan biaya depresiasi untuk fasilitas administasi perusahaan.
Mengidentifikasi Traceable Fixed Cost
Membedakan antara traceable fixed cost (TC) adalah penting dalam segmented reporting. Untuk mengklasifikasikan fixed cost ke TC dan ke Common cost dapat digunakan dua pendekatan yaitu:
- General guidelines, yaitu FC yang diperlakukan sebagai TC adalah biaya-biaya yang hanya muncul jika segmen tersebut muncul, atau biaya-biaya yang hanya bertambah karena aktivitas suatu segmen.
- Activity Based Costing, yaitu FC yang diperlakukan sebagai TC berdasarkan pendekatan aktivitas, atau berdasarkan jasa atau daya atau aktivitas yang digunakan oleh segmen.
Traceable Cost dapat menjadi Common Cost.
Traceable cost dapat menjadi Common cost jika segmen perusahaan dibagi lagi menjadi segmen yang lebih kecil, seperti dalam tabel di bawah ini. Contoh fixed cost ini adalah biaya salary manajer divisi atau manajer suatu segmen. Jika suatu divisi/segmen dibagi lagi menjadi segmen-segmen yang lebih kecil, misalnya ke segmen yang dipisah berdasarkan produc line (segmen product line), maka biaya salary manajer divisi akan berubah menjadi common cost. Lihat kembali tingkatan-tingkatan segmented reporting di atas.
Costumer Profitability Analysis
Untuk mengukur/menganalisis profitabilitas perusahaan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti profitabilitas berdasarkan produk, berdasarkan segmen pasar, berdasarkan saluran distribusi. Costumer profitability analysis dibutuhkan untuk mengetahui custumer mana, atau langganan mana, atau territorial mana, atau metode penyaluran distribusi apa yang akan memberikan kontribusi profit tertinggi kepada perusahaan. Untuk menganalisis customer profitability dibutuhkan segment statement berdasarkan customer, atau segmen berdasarkan langganan, segmen berdasarkan sales territorial, atau segment berdasarkan metode distribusi. Salah satu contoh Costumer profitability analysis berdasarkan sales territorial dapat dilihat pada tabel 9.3 di atas.
Costumer Profitability Analysis dapat juga digunakan berdasarkan jumlah penjualan dalam mata uang tetapi seringkali hal ini tidak benar karena custumer memiliki perbedaan-perbedaan dalam permintaan jenis-jenis produk atau perbedaan kebutuhan terhadap produk tertentu.
TRANSFER PRICING
Pada organisasi yang terdesentralisasi, output dari salah satu divisi mungkin menjadi input bagi divisi lainnya. Barang-barang yang ditransfer dari satu divisi ke divisi lainnya perlu dinilai. Nilai atau harga barang yang ditransfer secara internal ini disebut harga transfer (transfer price). Jika divisi-divisi merupakan pusat pertanggungjawaban maka nilai barang yang ditransfer merupakan laba yang divisi pengiriman dan biaya bagi divisi penerima. Mining division (divisi penambangan) menghasilkan raw material yang akan menjadi input bagi Processing Division (divisi proses). Selanjutnya output dari processing division dikirim ke manufacturing division sebagai material tambahan untuk menyelesaikan produknya menjadi Finish goods. Oelh karena setiap divisi di atas merupakan pusat laba (profit center) maka setiap divisi akan memperoleh laba dari selisih antara harga transfer yang ditetapkan oleh divisi mining ke divisi proses. Semakin tinggi harga transfer yang ditetapkan oleh divisi sebelumnya maka semakin rendah rate of return divisi pembelinya.
Metode Penentuan Harga Transfer
Dalam menetapkan harga transfer ada 3 hal yang menjadi sasaran perusahaan yaitu:
1. Akurasi evaluasi kinerja divisi, yaitu setiap divisi tidak boleh memperoleh manfaat yang merupakan beban divisi lain.
2. Kesesuaian tujuan, yaitu tujuan divisi harus kongruen dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan atau menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan adalah memperoleh laba. Jadi tujuan divisi adalah menunjang pencapaian laba perusahaan secara keseluruhan.
3. Pemeliharaan otonomi, yaitu manajemen pusat tidak boleh mengintervensi pembuatan keputusan yang menjadi otonomi manajer divisi.
Beberapa pendekatan yang digunakan untuk menetapkan harga transfer adalah:
1. Transfer Price at cost (Harga transfer berdasarkan biaya)
2. Transfer Price at the market price (Harga transfer berdasarkan harga pasar)
3. Transfer Price at a negotiated price (Harga transfer berdasarkan harga negosiasi)
Transfer Price at cost
Harga transfer ini didasarkan pada akumulasi biaya barang yang ditransfer dengan mengabaikan elemen profit bagi divisi penjual. Penetapan harga ini dapat didasarkan pada:
a. Variable cost, yaitu berdasarkan biaya variable yang diserap oleh barang yang ditransfer, dan
b. Full (absorption) cost, yaitu akumulasi variabel cost dan fixed cost yang diserap oleh barang yang ditransfer.
c. Dapat pula cost ditambah dengan mark up.
Contoh penggunaan variabel costs sebagai dasar penetapan harga transfer:
Perusahaan sepatu boot memiliki dua divisi produksi yaitu divisi Sol (divisi yang menghasilkan sol sepatu) dan divisi Boot, yaitu divisi yang menghasilkan sepatu boot dan membeli sol sepatu dari divisi sol.
Tabel 9.4. Variable Cost Sebagai Dasar Penetapan Harga Transfer
Divisi Sol (Divisi Penjual)
|
Divisi Boot (Divisi Pembeli)
| |||
Selling price of sol
|
Rp. 11.000
|
Selling price of sepatu boot
|
Rp. 90.000
| |
Variable cost per sol
|
(11.000)
|
Variable cost of manufacturing sepatu boot (tidak termasuk sol)
|
(35.000)
| |
Cost (harga beli) per sol dari divisi Sol
|
(11.000)
| |||
Contribution Marginper unit sol
|
Rp. 0
|
Contribution Margin per unit sepatu boot
|
Rp. 44.000
| |
Total Contribution Margin adalah Rp 0 + Rp 44.000,- = Rp 44.000,-
|
Berdasarkan penetapan harga transfer di atas, maka tidak menguntungkan bagi Divisi Sol karena selling price sama dengan variable cost sehingga tidak akan menghasilkan laba (zero profit) bagi divisinya selamanya. Sedangkan bagi Divisi Boot mengalami keuntungan. Semakin tinggi jumlah pasang sol yang ditransfer, maka semakin tinggi pula total CM nya. Cara penetapan ini tidak tepat digunakan untuk mengukur kinerja setiap divisi.
Transfer Price at the Market
Harga transfer didasarkan pada harga pasar yang ada adalah cara penetapan harga yang terbaik karena dapat memberikan insentif ekonomi secara objektif. Dengan asumsi selling price sol lebih tinggi dari pada cost yang diserap pada divisi Sol (lihat contoh di atas) maka divisi sol akan mengalami keuntungan. Cara penetapan ini sangat cocok digunakan untuk mengukur kinerja setiap divisi di dalam perusahaan. Penggunaan harga pasar ini juga sangat cocok digunakan jika transfer barang terjadi pada pasar yang persaingannya sempurna.
Transfer Price at a negotiated price
Harga transfer ditetapkan berdasarkan hasil negosiasi antara divisi pembeli (penerima) dan divisi penjual. Biasanya penetapan harga transfer dengan cara seperti ini dilakukan jika transfer barang terjadi pada pasar yang persaingannya tidak sempurna. Dalam hal ini, pembeli dan penjual mampu mempengaruhi harga sampai pada tingkat tertentu.
Dampak outsourcing terhadap Transfer Pricing
Outsourcing adalah melakukan kontrak dengan perusahaan lain atau pihak lain untuk menyediakan kebutuhan barang atau jasa suatu divisi, bukan disediakan secara internal oleh divisi tertentu di perusahaan. Perusahaan seperti ini disebut virtual companies. Dengan adanya outsourcing ini maka tidak ada lagi peran transfer barang atau jasa antar divisi (internal) dan tidak ada lagi penetapan harga transfer.
Pertanyaan
1) Diskusikanlah perbedaan antara pengambilan keputusan sentralisasi dan desentralisasi.
2) Apakah yang dimaksud dengan desentralisasi ?
3) Jelaskanlah mengapa perusahaan memilih desentralisasi.
4) Jelaskanlah bagaimana akses ke informasi lokal mampu memperbaiki pengambilan keputusan.
5) Satu divisi menghasilkan laba operasi $500.000, dan divisi kedua $3 juta. Manajer divisional manakah yang terbaik ? Jelaskan jawaban Anda
6) Anggaplah bahwa suatu divisi menghasilkan laba operasi sebesar $500.000 dengan aktiva operasi rata-rata $2 juta. Berapakah pengembalian atas investasi divisi tersebut? Misalkan bahwa suatu divisi lainnya menghasilkan laba operasi $3 juta dan aktiva operasi rata-rata $30 juta. Hitunglah ROI divisi ini.Divisi yang beroperasi lebih baik? Jelaskan jawaban anda
7) Apakah yang dimaksud dengan marjin dan perputaran ? Jelaskanlah bagaimana konsep tersebut mampu mempertajam evaluasi pusat investasi.
8) Sebutkanlah tiga manfaat ROI. Jelaskanlah bagaimana masing-masing manfaat menghasilkan peningkatan profitabilitas.
9) Sebutkan 2 kelemahan ROI. Jelaskan bagaimana masing-masing kelemahan ini mengakibatkan penurunan profitabilitas
10) Apakah yang dimaksud dengan laba residu? Jelaskanlah bagaimana laba residu mampu mengatasi salah satu kelemahan ROI.
11) Apakah kelemahan yang dihasilkan oleh ROI dan laba residu?Apakah yang mungkin dilakukan untuk mengatasi masalah ini ?
12) Masalah apakah sebenarnya yang dihadapi pemilik dalam menciptakan kesesuaian tujuan teradap para manajer?
13) Apakah yang dimaksud dengan opsi saham? Bagaimana opsi saham mampu meciptakan kesesuaian tujuan?
14) Apakah yang dimaksud dengan harga transfer?
15) Jelaskanlah bagaimana harga transfer mampu mempengaruhi ukuran kinerja, laba perusahaan ,dan keputusan terhadap pengambilan keputusan desentralisasi.
16) Apakah yang dimaksud dengan masalah penetapan harga transfer?
17) Jelaskanlah mengenai pendekatan biaya oportunitas dalam penetapan harga transfer.
18) Apabila harga transfer minimum divisi penjual adalah lebih kecil dari harga transfer maksimum divisi pembeli , maka produk antara sebaiknya ditransfer secara internal . Apakah Anda setuju? Mengapa ?
19) Apabila pasar dengan persaingan sempurna berlaku untuk produk antara , berapakah harga transfer seharusnya? Mengapa ?
20) Anggaplah suatu divisi penjual mampu menjual seluruh produksinya dengan harga $50 per unit . Namun , dari $50 tersebut , $3 adalah biaya distribusi komisi , pengiriman , penagihan dan sebagainya . Dengan menganggap bahwa biaya distribusi dapat dihindari apabila produk dijual secara internal, berapakah harga transfer minimum?Berapakah harga transfer maksimum?
21) Diskusikanlah keunggulan harga transfer negosiasi.
22) Diskusikanlah kelemahan harga transfer negosiasi.
23) Identifikasilah tiga harga transfer berdasarkan biaya . Apakah kelemahan harga transfer berdasarkan biaya ? Kapankah sebaiknya harga transfer berdasarkan biaya digunakan ?
24) Kinerja seorang manajer divisional adalah ekuivalen dengan kinerja suatu divisi . Setujukah Anda dengan pernyataan ini ? Jelaskan jawaban Anda.
25) Bagaimanakah segmen diidentifikasi dalam suatu perusahaan?
26) Bagaimana sistem ABC diaplikasikan pada laporan segmen?
27) Apakah yang dimaksud dengan beban tetap langsung? Mengapa ia berguna untuk evaluasi kinerja segmen?
Soal 1
Divisi elektronik memperoleh peluang melakukan investasi dalam dua proyek untuk tahun yang akan datang, proyek mesin menjawab telpon digital dan proyek alat video game. Biaya yang dibutuhkan untuk masing-masing investasi, pengembalian, dan ROI adalah sebagai berikut:
Mesin penjawab
|
Video game
| |
Investasi
Laba operasi
ROI
|
$10.000.000
1.300.000
13%
|
$4.000.000
640.000
16%
|
Divisi saat ini menghasilkan ROI sebesar 18 persen, dengan aktiva operasi $75 juta; laba operasi atas investasi berjalan adalah $13,5 juta. Divisi telah mendapat persetujuan hingga $15 untuk modal investasi baru. Kantor pusat mensyaratkan bahwa semua investasi menghasilkan paling sedikit 12 persen (ini menggambarkan jumlah yang harus harus diterima korporasiuntuk menutupi biaya modal). Modal yang tidak dimanfaatkan oleh divisi diinvestasikan oleh kantor pusat dan menghasilkan pengembalian 12 persen.
Diminta:
1. Hitunglah ROI divisi untuk masing-masing skenario berikut: investasi pada mesin penjawab; investasi video game; investasi pada kedua proyek; atau tidak melakukan investasi. Skenario manakah yang akan dipilih manajer?
2. Apakah pilihan manajer divisional tersebut menghasilkan laba bagi perusahaan? Bila ya, berapa besar?
3. Hitunglah laba residu proyek mesin penjawab.
4. Hitunglah laba residu proyek video game.
5. Hitunglah laba residu divisi apabilatidak ada investasi. Apabila manajer dievaluasi berdasarkan laba residu, apakah keputusan investasi (proyek mesin penjawab , proyek video game, tidak melakukan investasi, atau investasi dalam kedua proyek) akan dibuat? Mengapa?
Soal 2
Padgett, Inc., mempunyai beberapa divisi, termasuk divisi matras dan divisi furnitur. Divisi furnitur memproduksi suatu lini ranjang sofa, yang menggunakan matras yang dibeli dari pemasok luar seharga $90. Jim Jackson, manajer divisi matras, telah melakukan pendekatan kepada Cynthia Tucker, manajer divisi furnitur, mengenai penjualan matras kepada divisi furnitur untuk kebutuhan lini ranjang sofa. Jim telah meneliti biaya-biaya produksi matras, dan menetapkan biaya-biaya sebagai berikut:
Bahan langsung $ 20
Tenaga kerja langsung $ 18
Overhead variabel $ 17
Overhead tetap $ 30
Total biaya produksi $ 85
Saat ini, divisi matras memiliki kapasitas produksi 100.000 matras tetapi hanya memproduksi 50.000. Divisi furnitur membutuhkan 30.000 matras per tahun.
Diminta:
1. Berapakah harga transfer maksimum? Harga transfer minimum? Haruskah transfer terjadi?
2. Misalkan bahwa Jim dan Chintya sepakat mengenai harga transfer sebesar $ 75, apakah manfaatnya bagi masing-masing divisi? Apakah manfaatnya bagi perusahaan secara keseluruhan.
Misalkan bahwa divisi matras beroperasi sesuai kapasitas. Berapakah harga transfer maksimum? Harga transfer
No comments:
Post a Comment