1. Swap
Swap adalah suatu perjanjian dimana dua pihak (disebut pihak-pihak berlawanan) sepakat untuk saling tukar pembayaran berkala. Jumlah pembayaran uang yang dipertukarkan didasarkan atas prinsipal uang yang telah ditentukan terlebih dahulu, yang disebut prinsipal terduga. Jumlah uang yang dibayar masing-masing pihak kepada pihak lainnya adalah tingkat periodik yang disepakati kali jumlah prinsipal terduga. Contoh suatu swap, misalkan empat perjanjian swap berikut dimana pembayaran ditukarkan sekali setahun selama lima tahun.
a. Pihak-pihak dalam swap ini adalah Bank FR dan PT GM.
Jumlah prinsipal terduga dalam swap ini sebesar Rp. 100 Milyar. Setiap tahun selama lima tahun, Bank FR sepakat membayar PT GM 10% per tahun, sedang PT GM sepakat membayar Bank FR dengan tingkat bunga sesuai dengan suku bunga SBI setahun. Hal ini berarti bahwa setiap tahun, Bank FR akan membayar Rp. 10 Milyar (10% dari Rp. 100 milyar) kepada PT GM. Sedang jumlah yang akan dibayar PT GM kepada Bank FR tergantung dari suku bunga SBI setahun; jika suku bunga tersebut 12%, PT GM akan membayar Bank FR sejumlah Rp. 12 milyar (12% kali Rp. 100 Milyar)
b. Para pihak dalam swap ini adalah Dana Pensiun PT BW dan PT Manajemen Investasi.
Jumlah prinsipal terduga sebesar Rp. 50 milyar. Setiap tahun selama lima tahun Perusahaan Investasi sepakat membayar dana pensiun berupa hasil yang diperoleh dari reksa dana MR dikurangi 2%. Sebaliknya Dana Pensiun sepakat membayar perusahaan investasi 10%. Jika tahun yang lalu hasil Reksa Dana MR adalah 14%, maka PT Manajemen Investasi membayar Dana Pensiun 12% (14% dikurangi 2%) dari Rp. 50 Milyar atau Rp. 6 Milyar, sedang Dana Pensiun membayar PT Manajemen Investasi Rp. 5 Milyar (10% kali Rp. 50 Milyar).
c. Pihak-pihak dalam perjanjian swap ini adalah PT Manajemen Dana dan Reksa Dana JJ.
Jumlah prinsipal terduga adalah sebesar Rp. 200 Milyar. Setiap tahun selama lima tahun, Reksa Dana sepakat membayar Manajemen Dana berupa hasil atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEJ, sebaliknya Manajemen Dana sepakat membayar Reksa Dana berupa hasil atas Indeks Harga Saham Gabungan BES tahun yang bersangkutan. Jika pada tahun yang lalu hasil IHSG BEJ dan IHSG BES masing-masing 14% dan 10%, maka PT Manajemen Dana harus membayar 14% X 200 Milyar atau 28 Milyar sedang Reksa Dana JJ harus membayar 10% kali Rp. 200 Milyar atau 20 Milyar.
d. Dua pihak dalam perjanjian swap ini adalah Grand Hyat Amerika dengan PT Plaza Indonesia. Jumlah prinsipal terduga sebesar US $ 100 Juta, atau Rupiah ekuivalensinya pada saat perjanjian sebesar Rp. 300 Milyar. Setiap tahun selama lima tahun, Grand Hyat Amerika sepakat membayar perusahaan Indonesia sebesar 8% jumlah prinsipal rupiah atau Rp. 15 Milyar. Sebaliknya perusahaan Indonesia sepakat membayar perusahaan AS sebesar 7% jumlah prinsipal Dollar AS atau US$ 7 Juta.
Jenis Swap
Ada berbagai macam jenis Swap yang dilakukan di pasaran yang pada intinya adalah kontarak pembayaran antara dua pihak berdasarkan suatu prinsipal. Keempat contoh diatas sebenarnya mengambarkan empat contoh jenis swap yaitu yaitu swap suku bunga, swap ekuiti suku bunga, swap ekuiti dan swap mata uang.
Dalam swap suku bunga maka pihak-pihak melakukan swap pembayaran dalam mata uang yang sama berdasarkan atas suatu suku bunga. Misalnya, satu piahk membayar suku bunga tetap dan pihak lainnya suku bunga mengambang yang umumnya disebut dengan reference rate. Contoh pertama berupa swap antara Bank FR dan PT GM merupakan swap suku bunga. Pembayaran yang dilakukan oleh kedua pihak didasarkan atas reference rate yang berbeda. Misalkan, satu pihak membayar suku bunga berdasarkan SBI satu tahun, dan pihak lain membayar suku bunga berdasarkan deposito berjangka bank pemerintah. Dalam swap suku bunga ekuiti, satu pihak melakukan pembayaran berdasarkan suatu suku bunga, dan pihak lain berdasarkan hasil dari indeks ekuiti. Pembayaran dilakukan dengan mata uang yang sama.
Contoh kedua merupakan swap suku bunga-ekuit. Pihak pertama membayar suku bunga tetap, tetapi pihak lainnya membayar suku bunga mengambang. Dalam swap ekuiti, kedua pihak bertukar pembayaran dalam mata uang yang sama berdasarkan indeks ekuiti tertentu. Contoh ketiga menunjukan swap ekuiti. Dalam swap mata uang, kedua pihak sepakat untuk melakukan swap pembayaran berdasarkan mata uang yang berbeda. Contoh keempat menggambarkan jenis swap mata uang.
Interpretasi Swap
Suatu swap sebenarnya merupakan instrumen turunan baru. Swap antara Bank FR dan PT GM dapat dijelaskan dengan cara lain. Setiap tahun selama lima tahun, PT GM sepakat memberikan Bank F sesuatu (suku bunga SBI setahun), dan menerima pembayaran Rp. 12 milyar. Dilihat dengan cara ini, kedua pihak melakukan perjanjian kedepan majemuk (multiple forward contracts) dimana satu pihak sepakat memberikan sesuatu dimasa depan dan pihak lainnya sepakat untuk menerima pembayaran itu. Perjanjian kedepan tersebut majemuk, karena kesepakatan tersebut menyangkut pertukaran pembayaran setiap tahun selama lima tahun.
Penerapan Swap
Penerapan untuk manajemen aseet/liabiliti. Misalnya Buckingham Bank mendapatkan $ 100 Juta selama tiga tahun dengan suku bunga tetap 8%, dan kemudian meminjamkan uang tersebut kepada British Ariline untuk tiga tahun. Pinajaman tersebut mensyaratkan suku bunga berubah setiap tahun. Suku bunga yang disepakati perusahaan penerbangan untuk dibayar sebesar LIBOR plus 2,5%. Jika pada saat pinjaman dimulai LIBOR 7,5%, maka pada tahun pertama, perusahaan penerbangan akan membayar 10%. Dalam hal ini, bank mengunci spread 2% pada tahun pertama. Bagi Buckingham Bank, risiko yang dihadapi adalah apabila LIBOR menurun.
Misalkan Buckingham Bank menemukan pihak lain yang mau melakukan swap suku bunga dengan kondisi sebagai berikut:
a. Jangka waktu lima tahun dengan prinsipal US $ 100 Juta.
b. Setiap tahun Banker Trust membayar Buckingham Bank sebesar 7,5% dari prinsipal
c. Sebaliknya Buckingham Bank akan membayar Bankers Trust sebesar LIBOR plus 1% darki prinsipal.
Oleh kerena itu, Buckingham Bank mengunci spread 1% tanpa menanggung risiko suku bunga Penerapan untuk penciptaan surat berharga. Swap bisa digunakan oleh investment banking untuk menciptakan sekuritas.Contoh PT A berusaha mendapatkan $ 100 juta selama lima tahun atas dasar suku bunga tetap. Bank B sebagai investment banking (yang penghasilan berasal dari jual beli saham di bursa), mengisyaratkan jika PT A akan menerbitkan obligasi lima tahun, maka suku bunganya harus 8%. Sementara itu, ada lembaga investor, namun mau membeli obligasi, tetapi dengan suku bunga yang berdasarkan atas kinerja aktual S&P stock market index.
PT A sepakat menerbitkan obligasi lima tahun dengan suku bunga sebesar kinerja aktual S&P minus 3%. Sekaligus PT A melakukan swap suku bunga ekuiti dengan Bank B sebesar jumlah prinsipal $ 100 juta dimana setiap tahun selama lima tahun Bank B sepakat membayar 7,9% kepada Bank B, sedangkan Bank B sepakat membayar suku bunga sebesar kinerja aktual S&P 500 minus 3%.
Keuntungan PT A bersumber dari perbedaan suku bunga dimana PT A berhemat 0,1% (8% - 7,9%). Sebaliknya, Bank B dapat membeli obligasi walaupun kinerjanya dikaitkan dengan saham. Namun demikian motivasi utama dari melakukan swap berasal apabila terdapat keuntungan komparatif.
Sebagai contoh:
PT A (perusahaan besar) jika meminjam suku bunga tetap 6% dan apabila variabel Libor PT B (perusahaan kecil) jika meminjam suku bunga tetap 8% dan apabila variabel Libor + 0,5% Dalam hal ini terdapat keuntungan komparatif yang bisa dibagi sebesar 2% (8% - 6%) – 0,5% (Libor + 0,5%- Libor) yaitu sebesar 1,5%
Hal ini dapat dilakukan dengan:
PT A meminjam suku bunga tetap 6% kemudian meminjamkan kepada PT B sebesar 7,5%. Di lain pihak PT B meminjam suku bunga variabel Libor + 0,5% dan meminjamkan kepada PT A sebesar Libor + 0,75%
Dari transaksi swap tersebut kedua pihak sebenarnya mendapatkan untung:
PT A sebesar 0,75% (1,5% keuntungan dari meminjamkan suku bunga tetap ke PT B dikurangi pembayaran suku bunga variabel yang lebih besar dari yang seharusnya sebesar 0,75% (libor – (libor + 0,75%) )
PT B sebesar 0,75% (0,5 % membayar bunga tetap lebih kecil (8%- 7,5%) dan keuntungan 0,25% dari peminjaman suku bunga variable ( libor + 0,75% - (libor + 0,5%))
2. Cap dan Floor
Di pasar finansial, dikenal perjanjian dimana satu pihak, dengan suatu premi atau fee, setuju untuk mengkompensasi pihak lainnya jika suatu referensi yang disepakati berbeda dengan tingkat yang ditentukan terlebih dahulu. Pihak yang menerima pembayaran jika referensi yang disepakati berbeda dengan tingkat yang ditentukan terlebih dahulu disebut pembeli sedangkan pihak yang sepakat untuk melakukan pembayaran jika referensi yang disepakati berbeda dengan tingkat yang ditentukan terlebih dahulu disebut penjual. Jika penjual berjanji menjual pembeli dalam hal melebihi tingkat yang ditentukan terlebih dahulu, maka perjanjian tersebut disebut dengan cap. Perjanjian disebut dengan floor jika penjual berjanji membayar pembeli bila referensi yang disepakati turun dibawah tingkat yang ditentukan lebih dulu.
Referensi yang menjadi acuan bila suku bunga tertentu seperti LIBOR atau suku bunga prima, tingkat hasil atas indeks pasar saham domestik atau asing seperti S&P 500 atau DAX atau IHSG atau nilai tukar seperti kurs antara US Dollar dan Rupiah. Tingkat yang ditentuakan terlebih dahulu disebut strike.
Pada umumnya, pembayaran yang dilakukukan oleh penjual dari cap kepada pembeli pada tanggal tertentu ditentukan antara referensi acuan dan strike. Jika referensi lebih besar dari strike, maka penjual akan membayar pembeli : Jumlah prinsipal X [nilai aktual referensi acuan – strike] Jika referensi acuan lebih kecil atau sama dengan strike, maka penjual tidak membayar apaapa kepada pembeli.
Untuk floor pembayaran dilakukan penjual kepada pembeli pada tanggal tertentu juga ditentukan oleh hubungan antara referensi dan strike. Jika referensi lebih kecil daripada strike, maka penjual membayar pembeli:
Jumlah prinsipal X [strike–nilai aktual referensi acuan]
Jika referensi acuan lebih besar atau sama dengan strike, maka penjual tidak membayar apa-apa kepada pembeli.
Contoh 1
PT A melakukan penjualan cap lima tahun dengan Citibank dengan jumlah prinsipal terduga $ 50 juta. Kondisi cap menentukan bahwa jika LIBOR melebihi 8% pada 31 Desember setiap tahun selama lima tahun mendatang. Citibank akan membayar PT A perbedaan antara 8% (strike) dengan LIBOR (referensi acuan). Fee atau premi yang disepakati dibayarkan kepada Citibank setiap tahun aedalah $ 200,000. Jika pada 31 Desember dari tahun pertama cap, LIBOR sebesar 10%, maka Citibank membayar PT A dengan perhitungan sebagai berikut:
$ 50 Juta X [10% - 8% ] = $ 1 juta.
Contoh 2
PT A suatu perusahaan fund management, melakukan perjanjian floor tiga tahun dengan Merill Lynch dengan jumlah prinsipal terduga $ 100 juta. Kondisi floor menentukan bahwa jika S&P 500 kurang dari 3% pada 31 Desember tiap tahun selama tiga tahun mendatang, Merill Lynch (penjual floor) akan membayar PT A perbedaan antara 3% dengan hasil yang diperoleh pada S&P 500 (referensi acuan). Fee atau premi yang disepakati dibayarkan kepada Citibank setiap tahun aedalah $ 600,000. Jika hasil aktual atas S&P 500 pada tahun pertama floor sebesar 1% maka Merill Lynch membayar PT A dengan perhitungan sebagai berikut:
$ 100 Juta X [3% - 1% ] = $ 2 juta
3. Option
Pada intinya sifat dari kontrak caps dan floor sama dengan opsi (option). Pembeli opsi call membayar fee, dan memperoleh manfaat jika nilai aset dasarnya lebih tinggi dari pada harga strike sebagaimana cap. Manfaat dapat diperoleh setiap waktu dimana nilai aset dasarnya lebih tinggi dari pada harga strike apabila jenis opsi tersebut adalah American Option dan pada waktu tanggal daluwarsa apabila jenis opsi tersebut adalah European Option. Sebaliknya, pembeli option put membayar fee, dan memperoleh manfaat apabila nilai asset dasarnya kurang daripada strike price sebagaimana floor.
4. Future & Forward Contract
Future contract adalah suatu perjanjian yang mengharuskan satu pihak untuk membeli atau menjual sesuatu pada suatu tanggal mendatang yang disepakati dan pada suatu harga yang ditentukan lebih dulu. Harga yang disepakati pihak-pihak untuk bertransaksi di masa depan disebut harga berjangka (future price). Tanggal yang disepakati pihak-pihak untuk bertransaksi di masa depan disebut tanggal penyelesaian (settlement date).
Semula, hanya kontrak berjangka hanya menyangkut komiditi pertanian dan pertambangan (kopi, minyak atau emas) yaitu untuk melindungi diri (hedge) terhadap risiko perubahan harga yang merugikan. Secara kolektif, kontrak berjangka tersebut disebut komoditi berjangka (commodity futures). Kontrak berjangka yang didasarkan instrumen finansial atau indeks finansial disebut finansial berjangka (financial futures). Finansial berjangka digolongkan ke dalam:
a. indeks saham berjangka (stock index futures)
b. tingkat bunga berjangka (interest rate futures)
c. mata uang berjangka (currency futures)
Oleh karena nilai kontrak berjangka diturunkan (derived) dari nilai instrumen dasar (underlying instrument), maka perjanjian tersebut disebut instrumen derivatif.
Contoh:
Suatu kontrak berjangka di suatu bursa dimana sesuatu yang dibeli atau dijual adalah Asset XYZ, dan penyelesaiannya adalah tiga bulan dari sekarang. Bono membeli kontrak berjangka ini dan susi menjual kontrak berharga tersebut, dengan harga yang mereka sepakati untuk transaksi di massa mendatang adalah Rp. 500,000. Pada tanggal penyelesaian, Susi akan mengarahkan asset XYZ kepada Bono yang akan membayar harga berjangka Rp. 500.000. Jika pada tanggal penyelesaian harga asset XYZ adalah sebesar Rp. 350,000 maka Susi bisa membeli asset XYZ sebesar Rp. 350.000 dan menyerahkannya kepada Bono yang harus membayar sebesar Rp. 500.000. Sebaliknya jika harga asset XYZ Rp. 600.000 pada tanggal penyelesaian, maka Susi harus membeli asset XYZ sebesar Rp. 600.000 dan menyerahkannya kepada Bono yang akan membayar sebesar Rp. 500.000 Namun demikian dalam kontrak future penyelesaian kontrak dapat dilakukan dengan melikuidasi posisi sebelum tanggal penyelesaian.
Dalam hal ini, pihak tersebut harus mengambil posisi kebalikan dalam kontrak yang sama (offset). Bagi pembeli,ia harus menjual jumlah yang sama dari kontrak berjangka serupa; bagi penjual ia harus membeli dalam jumlah yang sama dari kontrak berjangka serupa. Sedangkan kontrak forward hampir sama dengan kontrak future yaitu suatu perjanjian untuk menyerahkan sesuatu di masa mendatang pada harga tertentu diakhir jangka waktu yang ditentukan. Berbeda dengan kontrak future yang merupakan perjanjian yang distandardisir dalam hal tanggal penyerahan dan diperdagangkan dibursa yang terorganisir, kontrak forward tidak distandardisir (yaitu persyaratan setiap kontrak dinegosiasikan secara individual antara penjual dan pembeli), tidak ada lembaga kliring dan pasar sekunder tidak ada atau sangat tipis.
Kontrak future juga diperdagangkan di bursa sedangkan kontrak forward di luar bursa (over the counter). Meskipun kedua jenis kontrak tidak dimaksudkan untuk diselesaikan dengan penyerahan (kurang dari 2% diselesaikan dengan penyerahan), kontak forward dimaksudkan untuk penyerahan instrumen dasar (underlying instrument). Pihak yang mengambil posisi dalam kontrak future maupun kontrak forward tidak perlu menempatkan seluruh jumlah investasinya, tetapi hanya marjin awal yang harus ditempatkan.
Misalnya Bono memiliki Rp. 500.000 untuk diinvestasi pada saham XYZ karena harganya akan naik. Jika harga saham XYZ Rp. 500.000, ia dapat membeli satu unit, dan keuntungannya akan didasarkan pada harga satu unit XYZ di masa mendatang. Namun dalam bursa yang menjual kontrak future asset XYZ dapat saja mengharuskan marjin awal Rp. 50.000, sehingga apabila Bono yakin asset XYZ akan naik ia dapat membeli 10 unit kontrak ketimbang hanya 1 kontrak di bursa saham. Jadi, Bono mendapatkan leverage penggunaan danaya, yaitu mengeluarkan dana lebih kecil untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Fungsi awal dari kontrak future sebenarnya adalah untuk mentrasfer risiko harga dari hedger (yaitu pihak yang bersedia membayar untuk menghindari risiko) kepada pihak lain yang memiliki posisi berbeda atau spekulator (yaitu pihak yang bersedia menanggung risiko dengan harapan untung). Dalam hal ini, hedging adalah penggunaan transaksi berjangka sebagai alat untuk mengurangi risiko kenaikan/penurunan harga di masa mendatang. Contoh: suatu perusahaan tambang emas mengharapkan penjualan 1000 ons emas seminggu dari sekarang dan perusahaan perhiasan berencana membeli 1000 ons emas seminggu dari sekarang. Para manajer dari kedua perusahaan ingin mengunci harga beli/jual menurut harga saat ini, artinya keduanya ingin menghilangkan risiko harga emas seminggu dari sekarang. Harga tunai (spot) saat ini $ 352.4 per ons. Harga future emas saat ini $ 397.8 per ons. Setiap kontrak future adalah untuk 100 ons emas.
Oleh karena perusahaan tambang emas mencari perlindungan terhadap harga emas perusahaan akan mengambil posisi membeli kontrak beli (long position), dengan kata lain perusahaan sepakat menerima penyerahan emas harga berjangka. Sedangkan perusahaan perhiasan emas mencari perlindungan terhadap terhadap kenaikan harga emas sehingga membeli kontrak jual (short position).
Misalkan pada waktu tanggal penyelesaian harga tunai turun menjadi $ 304.2 dan harga future turun menjadi $ 349.6 maka basis pada waktu pembelian kontrak sama dengan basis pada waktu tanggal penyelesaian. Pada waktu pembelian basis adalah sebesar $ 352.4 - $ 397.8 = $ 45.4 sedangkan pada waktu penyelesaian basis adalah sebesar $ 304.2 - $ 349.6 = $ 45.4. Oleh karena itu tidak terdapat resiko basis (resiko karena adanya perbedaan antara harga spot dan future pada tanggal penyelesaian dan tanggal pembelian kontrak) Perusahaan tambang emas ingin mengunci harga $ 352.4 per ons. Perusahaan menjual 10 kontrak berjangka pada harga $ 397.5. Pada tanggal penyelesaian, harga tunai emas menjadi $ 304.2, sehingga perusahaan menderita kerugian ($ 352.4 - $ 304.2) X 100 ons = $48.200.
Tetapi harga future juga turun menjadi $ 349.6 per ons, sehingga perusahaan memperoleh keuntungan ($ 397.8 - $ 349.6) X 100 ons = $ 48.200. Hasil netonya, kerugian di pasar tunai diimbangi dengan keuntungan di pasar berjangka. Dari sudut perusahaan perhiasan, terjadi penurunan harga tunai, sehingga mendapatkan keuntungan sebesar $ 48.200, tetapi menderita kerugian jumlah yang sama di pasar future. Penurunan harga di future market = penurunan harga di spot market.
No comments:
Post a Comment