Dalam melakukan pemilihan investasi di dua faktor harus dipertimbangkan:
1. Tingkat hasil investasi dari investasi
Tingkat hasil investasi yang dipilih harus dibandingkan dengan tingkat hasil investasi lain, terutama yang risikonya lebih rendah, Secara matematis perkiraan tingkat hasil investasi dihitung dari rata-rata perkiraan hasil investasi
Expected Return = (W1 X r1 ) + (W2 X r2 )
W1 = rata-rata tertimbang 1
r1 = perkiraan tingkat hasil 1
W2 = rata-rata tertimbang 2
r2 = perkiraan tingkat hasil 2
2. Risiko investasi dari investasi
Risiko investasi meliputi risiko default dan risiko jangka waktu pembayaran. Dalam teori investasi biasanya tingkat risiko ini disederhanakan menjadi tingkat volatilitas harga investasi atau secara matematis diukur dengan standard deviasi
Tingkat Risiko = Ö [{ S (Tingkat hasil – Expected Return ) 2 }/ N } ]
Sebagai dasar dalam menghitung rata-rata dan standard deviasi ada dua metode yang dapat digunakan:
1. Tingkat hasil masa yang lalu
Contoh:
Harga Saham Bank Bali:
Januari Rp. 400
Ferbruari Rp. 425
Maret Rp. 450
tidak terdapat dividen pada periode yang bersangkutan.
Maka:
Return periode 1 = (425 – 450) / 400 = 6,25%
Return periode 2 = (450 – 425) / 425 = 5,88%
6,25% + 5,88%
Return = ------------------- = 6,065%
2
2
Risiko = Ö [{( 6,25% – 6,065 ) 2 + ( 5,88% – 6,065 ) 2 } / 2 ] = 0,185 = 18,5%
2. Prediksi berdasarkan parameter tertentu di masa mendatang
Contoh:
Harga Saham PT Semen Cibinong Rp. 400
Prediksi Harga Saham PT Semen Cibinong:
Kondisi perekonomian baik Rp. 450
Kondisi perekonomian buruk Rp. 425
Kemungkinan terjadinya perekominan baik 0,5
Kemungkinan terjadinya perekominan buruk 0,5
Maka:
Return periode 1 = (425 – 450) / 400 = 6,25%
Return periode 2 = (450 – 425) / 425 = 5,88%
Return =.(50% X 6,25%) + (50% X 5,88%) = 6,065%
Risiko = Ö [ { 50% X ( 6,25% – 6,065 ) 2 } + { 50% X ( 5,88% – 6,065 ) 2 }] = 0, 185 = 18,5 %
Apabila investor melakukan investasi pada lebih dari satu jenis sekuritas (misalnya dua sekuritas), maka perhitungan tingkat hasil dan tingkat risiko adalah sbb:
Expected Return = (W1 X r1 ) + (W2 X r2 )
W1 = rata-rata tertimbang 1
r1 = perkiraan tingkat hasil sekturitas 1
W2 = rata-rata tertimbang 2
r2 = perkiraan tingkat hasil sekuritas 2
Tingkat Risiko =Ö [ (W12 X ä12 ) + (W22 X ä 22 ) + ( 2 X W1 X W2 X ä1 X ä 2 X ñ )]
W1 = rata-rata tertimbang 1
ä1 = tingkat resiko sekturitas 1
W2 = rata-rata tertimbang 2
ä 2 = tingkat resiko sekuritas 2
ñ = koefisien korelasi
Koefisien korelasi dihitung dengan rumus:
[ S { (Tingkat hasil 1 – Expected Return 1 ) X (Tingkat hasil 2 – Expected Return 2 ) } / N
ñ = -------------------------------------------------------------------------------------------------------------
N-1
Sebagai contoh tingkat keuntungan :
Januari February Maret April Mei Expected Return
Saham A 0.04 -0.02 0.08 -0.04 0.04 0.02
Saham B 0.02 0.03 0.06 -0.04 0.08 0.03
Maka perhitungan koefisien korelasi:
(0.04 – 0.02) X (0.02 – 0.03) = - 0.0002
(-0.02 – 0.02) X (0.03 – 0.03) = 0
(0.08 – 0.02) X (0.06 – 0.03) = 0.0018
(-0.04 – 0.02) X (-0.04 – 0.03) = 0.0042
(0.04 – 0.02) X (0.08 – 0.03) = 0.0010
-----------
Jumlah 0.0068
Koefisien korelasi = 0.0068 / (5-1) = 0.0017
Koefisien korelasi sebenarnya menunjukan pengaruh suatu keadaan terhadap saham-saham dalam portofolio. Contohnya misalnya turunnya nilai rupiah terhadap dolar. Bagi sahamsaham perusahaan yang bahan bakunya impor akan mengalami penurunan. Namun sebaliknya saham-saham perusahaan yang berorientasi ekspor akan mengalami kenaikan. Dalam hal ini koefisien korelasi akan menunjukan hubungan dari kedua saham tersebut.
Nilai koefisien korelasi akan berkisar antara –1 dan 1.
Nilai 1 berari hubungan tingkat hasil antara kedua saham sejalan, dalam arti apabila saham satu mengalami kenaikan saham yang satu lagi akan mengalami kenaikan, sebaliknya apabila saham yang satu mengalami penurunan saham yang lain juga akan mengalami penurunan Nilai 0 berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap kedua saham Nilai –1 berari hubungan tingkat hasil antara kedua saham berlawanan, dalam arti apabila saham satu mengalami kenaikan saham yang satu lagi akan mengalami penurunan, sebaliknya apabila saham yang satu mengalami penurunan saham yang lain juga akan mengalami kenaikan. Sebagaimana dicontohkan dalam contoh kasus saham perusahaan ekspor dan impor diatas.
Dengan melakukan investasi dari dua saham (apalagi bila memiliki koefisien korelasi rendah) akan didapatkan risiko yang lebih rendah.
Contoh 1
Asumsikan kita meingvestasikan 5000 saham BN I dengan harga Rp. 200 dan 500 saham PT Indosat dengan harga Rp. 10.000. Standard deviasi (tingkat resiko) saham BNI 40% sedangkan saham PT Indosat 30. Hitung tingkat dari portofolio saham BNI dan PT Indosat, jika koefisien korelasi dari kedua saham tersebut:
a. 1
b. 0
c. –1
Jawab:
Saham BNI = Rp. 200 X 5000 = Rp. 1.000.000
Saham PT Telkom = Rp. 10.000 X 500 = Rp. 5.000.000
Rata-rata tertimbang Saham BNI = 1 juta / 6 juta = 0,167
Rata-rata tertimbang Saham PT Indosat = 5 juta / 6 juta = 0,833
Maka:
a. Tingkat Risiko =Ö [ (W12 X ä12 ) + (W22 X ä 22 ) + ( 2 X W1 X W2 X ä1 X ä 2 X ñ ) ]
Tingkat Risiko = Ö [ (0,1672 X 402 ) + (0,8332 X 302 ) + ( 2 X 0,167 X 0,833 X 40 X 30 X 1 ) ]
Tingkat Risiko = 26,05 %
b. Tingkat Risiko =Ö [ (W12 X ä12 ) + (W22 X ä 22 ) + ( 2 X W1 X W2 X ä1 X ä 2 X ñ ) ]
Tingkat Risiko = Ö [ (0,1672 X 402 ) + (0,8332 X 302 ) + ( 2 X 0,167 X 0,833 X 40 X 30 X 0 ) ]
Tingkat Risiko = 25,87 %
c. Tingkat Risiko =Ö [ (W12 X ä12 ) + (W22 X ä 22 ) + ( 2 X W1 X W2 X ä1 X ä2 X ñ ) ]
Tingkat Risiko = Ö [ (0,1672 X 402 ) + (0,8332 X 302 ) + ( 2 X 0,167 X 0,833 X 40 X 30 X -1 ) ]
Tingkat Risiko = 25,69 %
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa dengan mengkombinasikan dua portofolio akan didapatkan risiko yang lebih rendah (dengan koefisien korelasi 1, tingkat risiko 26,25% lebih rendah dari tingkat risiko Bank BNI 40% ataupun PT Indosat 30%). Bahkan dengan memilih saham yang memiliki risiko lebih rendah dapat diperoleh risiko yang lebih rendah lagi (dengan koefisien korelasi 1 diperoleh tingkat risiko 25,69%).
Perhitungan tingkat resiko untuk lebih dari dua jenis instrumen investasi akan lebih rumit namun dapat dipermudah dengan paket program seperti Micosoft Excell. Dengan kapasitas solver bahkan kita bisa mengetahui tingkat rata-rata tertimbang yang akan menghasilkan tingkat hasil maksimum portofolio dengan tingkat resiko yang telah ditentukan sebelumnya.
No comments:
Post a Comment