Friday, October 28, 2016

Indeks Harga dan Inflasi

A. Indeks Harga
Dalam pasar terkadang berlaku kenaikan harga tetapi kenaikan harga tersebut tidak berlaku pada seluruh barang hanya berlaku pada kebanyakan barang. Terjadinya tingkat perubahan harga yang berbeda tersebut menyebabkan indeks harga perlu dibentuk. Untuk mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang selalu digunakan adalah Indeks Harga Konsumen, atau lebih dikenal dengan istilah: Consumer Price Indeks (CPI) yaitu harga dari barang-barang yang digunakan para konsumen.

B. Inflasi
Inflasi merupakan peristiwa ekonomi yang ditandai dengan menurunnya kekuatan nilai tukar satuan moneter. Menurunnya kemampuan nilai tukar satuan moneter atau uang terjadi manakala harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan. Situasi ini disebabkan karena jumlah uang yang beredar dalam masyarakat lebih banyak dari pada jumlah barang dan jasa yang tersedia.

Jenis inflasi dapat dikelompokkan antara lain berdasarkan tingkat keparahan, penyebabnya, dan sumber asal inflasi. 

Berdasarkan tingkat keparahan
Berdasarkan berat ringannya kenaikan harga yang terjadi, inflasi
dikategorikan sebagai berikut :
a. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
b. Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)
c. Infasi berat (antara 30% - 100% setahun)
d. Hiperinflasi (diatas 100% setahun)

Berdasarkan penyebab kenaikan harga
a. Inflasi tarikan permintaan
Inflasi tarikan permintaan terjadi apabila sektor perusahaan tidak mampu dengan cepat melayani permintaan masyarakat dalam pasar akan menimbulkan kekurangan barang/kelebihan permintaan shg
mendorong kenaikan harga. Sebagaimana terlihat pada gambar 5.16, awal keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga P1 dan jumlah barang Q1. Kenaikan permintaan terjadi dari d1 ke d2, sedangkan penawaran tetap. Akibatnya harga naik dari P1 ke P2.



 b. Inflasi desakan biaya
Inflasi desakan biaya adalah inflasi (kenaikan–kenaikan harga) yang disebabkan oleh kenaikan ongkos produksi. Kenaikan ongkos produksi dalam jangka waktu yang cukup lama akan membawa kenaikan pada harga barang, sehingga menimbulkan Cost–Push Inflation.
Penyebab pergeseran penawaran bermacam-macam, diantaranya
  • Tingkat upah (Wage Cost-Push Inflation)
  • Harga barang dalam negeri (Price-Push Inflation)
  • Harga barang luar negeri (Import Cost-Push Inflation)




Gambar 5.17 menunjukkan proses kenaikan harga akibat adanya kenaikan biaya produksi. Semula keseimbangan pasar berada pada tingat harga P1 dan jumlah barang Q1. Akibat kenaikan biaya produksi, kurva penawaran bergeser ke kiri, sedangkan kurva permintaan tetap. Keseimbangan pasar pun bergeser harga naik ke P2 dan jumlah keseimbangan Q2.

Berdasarkan Asal Inflasi
a. Imported inflation, yaitu inflasi yang terjadi akibat mengimpor produk dari negara yang sedang mengalami inflasi 
b. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation), yaitu inflasi yang bersumber dari kenaikan jumlah uang beredar baik yang bersumber dari pencetakan uang oleh pemerintah, APBN yang defisit, bahkan bisa juga disebabkan karena kegagalan panen.

Tingkat inflasi terutama utuk menggambarkan perubahan harga-harga yang berlaku dari satu tahun ke tahun lainnya. Untuk menentukannya perlu diperhatikan data indeks harga konsumen dari suatu tahun tertentu dan seterusnya dibandingkan dengan indeks harga pada tahun sebelumnya. Misal: pada akhir tahun 2010 indeks harga konsumen adalah 231 dan pada akhir tahun 2011 indeks tersebut adalah 240. Berapa tingkat inflasi dalam 2011? Tingkat inflasi pada tahun 2011 adalah:


Jadi tingkat inflasi pada tahun 2011 adalah 3,9 persen

Menentukan Pendapatan Perkapita
Untuk menentukan tingkat dan pertambahan kemakmuran penduduk perlu dihitung pendapatan per kapita di berbagai tahun. Contoh dimisalkan pada tahun 2010 jumlah penduduknya 12 juta jiwa dengan pendapatan nasional Rp. 120 Trilliun dan meningkat 12,2 juta jiwa dan pendapatan nasionalnya Rp. 126 Trilliun pada tahun 2011. Berdasarkan data tersebut, pendapatan perkapita tahun 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut:

No comments: