Monday, October 17, 2016

SEKILAS TENTANG AKUNTANSI MANAJERIAL

                                                          BAB I
                                                PENDAHULUAN

Dalam dunia usaha, mulai dari usaha kecil sampai pada perusahaan besar membutuhkan informasi akuntansi sebagai alat pengawasan maupun sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan, seorang manajer membutuhkan informasi akuntansi manajemen, karena informasi manajemen cakupannya lebih luas, tidak hanya menyangkut masalah keuangan tetapi juga masalah non keuangan.

Perkembangan yang pesat di bidang akuntasi manajemen mendorong para pakar di bidang akuntansi manajemen, baik perorangan maupun dalam wadah lembaga akuntansi untuk merumuskan definisi akuntansi manajemen. Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan batasan dari akuntansi manajemen dan profesi akuntansi manajemen yang akan datang.

Akuntansi manajerial merupakan bagian dari akuntansi dimana berfungsi untuk menyediakan informasi bagi pengguna intern perusahaan, sehingga membantu dalam mencapai tujuan perusahaan.

The Institute of Management Accountants (IMA) dalam Atkinson, Kaplan, Matsumura, dan Young (2007) menjelaskan akuntansi manajemen sebagai berikut:
“a value adding continuous improvement process of planning, designing, measuring, and operating nonfinancial and financial information systems that guides management action, motivates behavior, and support and creates the cultural values necessary to achieve an organization’s strategic, tactical, and operating objectives.”

Pengertian di atas menunjukkan bahwa akuntansi manajemen memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap manajemen, dimana akuntansi manajemen memberikan informasi yang berguna bagi manajemen dalam mencapai tujuan dari perusahaan.

                                                        BAB II
                                             PERMASALAHAN

A.    Apa yang dimaksud  dengan Akuntansi  Manajerial?
B.     Mengapa Akuntansi Manajerial Penting untuk Karir?
C.     Bagaimana perkembangan Akuntansi Manajerial saat ini?
D.    Keahlian apa yang harus dimiliki manajer untuk sukses?




                                                    BAB III
                                           PEMBAHASAN

A.    Apa yang dimaksud  dengan Akuntansi  Manajerial?
Menurut Para Ahli tentang Pengertian Akuntansi Manajerial.
1.      Pengertian akuntansi manajerial menurut Garrison/Noreen (2014: 2), akuntansi manajerial berkaitan dengan penyediaan informasi untuk manajer yaitu orang yang di dalam organisasi yang memberikan arahan dan pengendalian operasi organisasi.
2.      
       Pengertian akuntansi manajerial menurut Chartered Institute of Management Accountants (CIMA) seperti  yang dikutip RA Supriyono (1993, hal.8) adalah proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisis, penyusunan, interpretasi dan komunikasi informasi yang digunakan oleh manajemen untuk merencanakan mengevaluasi, pengendalian dalam suatu entitas serta memastikan kesesuaian akuntabilitas penggunaan sumber daya tersebut.
3.      
      Akuntansi manajerial menurut Rudianto (2006: 4),  akuntansi manajerial merupakan sistem alat, yakni jenis informasi yang dihasilkannya ditujukan kepada pihak–pihak internal organisasi seperti manajer keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran dan sebagainya guna pengambilan keputusan internal organisasi.
4.      
      Pengertian akuntansi manajerial menurut Hariadi (2002: 3), akuntansi manajerial merupakan identifikasi, pengukuran, pengumpulan, analisis, pencatatan, interpretasi dan pelaporan kejadian–kejadian ekonomi suatu badan usaha yang dimaksudkan agar manajemen dapat menjalankan fungsi perencanaan pengendalian dan pengambilan keputusan.
5.      
         Pengertian akuntansi manajerial menurut Abdul Halim (2001: 3) adalah suatu kegiatan (proses) yang menghasilkan informasi keuangan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam melaksanakan fungsi manajemen.
6.      
        Menurut Mas`ud Machfoedz (1990: 17),  akuntansi manajerial adalah keseluruhan biaya yang dapat di telusuri manfaatnya pada produk yang bersangkutan sedangkan biaya tidak langsung merupakan biaya gabungan untuk memproduksi beberapa macam produk.
7.      
        Pengertian akuntansi manajerial menurut Hansen/Mowen (2009: 4),  sistem informasi akuntansi manajerial adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan memprosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen.
8.     
        Menurut Charles T . Homgren (1993: 4), akuntansi manajerial adalah proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran dan komunikasi tentang informasi yang membantu masing–masing eksekutif untuk memenuhi tujuan organisasi.
9.      
        Akuntansi manajerial menurut Darsono Prawiro Negoro (2008: 2) adalah akuntansi manajerial dirancang untuk mengelola dan menyajikan yang diperlukan oleh manajemen untuk mencapai tujuan. 
  1. Halim dan Supomo (2000: 3), akuntansi manajemen merupakan kegiatan yang menghasilkan informasi keuangan untuk manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menjalankan fungsi manajemen.
  2. Mulyadi (2001: 2), akuntansi manajemen merupakan informasi keuangan dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan oleh pemakai intern entitas.

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa akuntansi manajemen mencakup ruang lingkup yang amat luas yaitu mencakup analisis keuangan, internal kontrol, sistem akuntansi, akuntansi biaya, audit internal dan akuntansi keuangan.

Akuntansi manajemen mungkin terlihat serupa dengan akuntansi keuangan. Namun, pada kenyataannya kedua bidang akuntansi ini sangatlah berbeda. Akuntansi Manajerial (managerial accounting) berkaitan dengan penyediaan informasi kepada manajer untuk digunakan dalam organisasi. Sedangkan Akuntansi Keuangan (financial accounting) berkaitan dengan pelaporan informasi keuangan untuk pihak ketiga, seperti pemegang saham, kreditur, dan pemerintah.

Table 1.1. Perbedaan Akuntansi Manajerial dengan Akuntansi Keuangan menurut Hansen Mowen dalam Accounting Media (2014)
Akuntansi Manajemen
Akuntansi Keuangan
1.      Fokus internal.
2.      Tidak ada aturan yang mengikat.

3.      Informasi keuangan dan non-keuangan bersifat subyektif.
4.      Penekanan pada masa mendatang.
5.      Evaluasi dan keputusan internal didasarkan atas informasi yang sangat terperinci.
6.      Sangat luas dan multidisiplin.
1.      Fokus eksternal.
2.      Harus mengikut aturan tertentu dari pihak eksternal.
3.      Informasi keuangan bersifat obyektif.
4.      Penekanan pada masa lalu (historis).
5.      Informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan.
6.      Lebih independen

Akuntansi Manajerial membantu manajer dalam melakukan 3 aktivitas  penting, yaitu perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
1.      Perencanaan (planning) melihatkan adanya penetapan tujuan dan penentuan cara pencapaiannya. Perencanaan sering kali disertai dengan anggaran. Anggaran (performance report) adalah rencana terperinci untuk masa yang akan datang yang biasanya dinyatakan dalam format kuantitatif.
2.      Pengendalian (control) melibatkan adanya pengumpulan umpan balik (feedback) untuk memastikan bhawa rencana telah dilaksanakan dengan baik ataupun dimodifikasi sesuai dengan perubahan kondisi. Bagian dari proses pengendalian meliputi laporan kinerja. Laporan Kinerja (performance report) membandingkan data yang dianggarkan dengan data aktual sebagai cara untuk mengidentifikasi kinerja yang bagus sekaligus untuk mengurangi sumber dari kinerja yang kurang memuaskan. Laporan kinerja dapat juga digunakan sebagai bahan evaluasi dan penghargaan untuk karyawan.
3.      Pengambilan Keputusan (decision making) melibatkan adanya penentuan tindakan dari beberapa alternatif. Fungsi manajerial ini berkaitan dengan erat dengan perencanaan dan pengendalian. Manajer tidak dapat membuat rencana tanpa mengambil keputusan. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih.

B.     Mengapa Akuntansi Manajerial Penting untuk Karir?
Untuk mengurangi kecemasan dalam memilih bidang studi, jangan mempermasalahkan sesuatu yang tidak dapat kita kendalikan tentang masa depan; tetapi fokus pada apa yang dapat kita kontrol sekarang. Dengan mempelajari keahlian yang akan mempermudah dalam menghadapi masa depan yang tidak pasti. Harus mengetahui cara merencanakan masa depan, cara memperoleh kemajuan dalam mencapai tujuan, dan cara membuat keputusan brilian. Dengan kata lain, keahlian Akuntansi Manajerial berguna untuk  karier, organisasi, dan industri apa pun.
1.      Bidang Studi Bisnis
a.       Manajemen Pemasaran, mampu mengambil keputusan perencanaan yang berhubungan dengan alokasi biaya iklan dalam berbagai media komunikasi dan dalam perekrutan pegawai untuk area penjualan baru, maupun pengambilan keputusan melakukan promosi penjualan atau penjualan secara terpaket.
b.      Manajemen Operasi, mampu merencanakan jumlah unit yang diproduksi untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. Mampu membuat anggaran biaya operasional. Mampu  secara cermat menentukan apakah perlu adanya pembelian perlengkapan baru atau cukup memperbaikinya saja. Mampu memutuskan pilihan untuk berinvestasi pada penataan ulang proses manufaktr untuk mengurangi tingkat persediaan.
c.       Manajemen SDM, membuat keputusan anggaran pelatihan karyawan dan perekrutan karyawan. Membuat keputusan untuk mempekerjakan karyawan secara paruh waktu atau karyawan tetap saat terjadi ketidakstabilan ekonomi.

2.      Bidang Studi Akuntansi
Profesi akuntan publik memiliki dasar akuntansi keuangan yang kuat. Fungsi yang paling penting adalah untuk melindungi investor dan pihak–pihak luar lainnya dengan meyakinkan mereka bahwa perusahaan tersebut melaporkan data keuangan historis yang dibuat sesuai dengan peraturan. Akuntan manajerial juga memiliki keahlian akuntansi keuangan yang sangat kuat. Sebagai contoh, mereka memegang peranan penting untuk membantu perusahaan dalam merencanakan dan menjaga sistem pelaporan keuangan guna menghasilkan pengungkapan keuangan yang dapat dipercaya. 

Meskipun demikian, tugas utama akuntan manajerial adalah bekerja sama dengan rekan mereka didalam perusahaan untuk meningkatkan kinerja dengan mengaplikasikan keahlian perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan yang merupakan dasar dari akuntansi manajerial.


C.     Bagaimana perkembangan Akuntansi Manajerial saat ini?
1.      Pendekatan menurut International Federation of Accountants (IFAC)
Menurut IFAC (1998) dalam Mahfar (2004), perkembangan akuntansi manajemen dibagi ke dalam empat fase, antara lain penentuan biaya dan kontrol keuangan, informasi untuk pengelolaan perencanaan dan pengendalian, pengurangan limbah dalam proses produksi, dan penciptaan nilai melalui penggunaan sumber daya yang efektif.

Fase pertama menjelaskan bahwa sebelum tahun 1950, akuntansi manajemen dianggap sebagai kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, dimana berorientasi pada penentuan biaya produk dan kontrol keuangan.
Sumber utama data pada tahap ini diambil dari laporan keuangan, dimana analisis rasio, analisis laporan keuangan dan teknik-teknik akuntansi biaya sangat populer. Menurut Ashton et al. (1995) fase ini ditandai dengan teknologi produksi relative sederhana (produk melalui serangkaian proses produksi yang berbeda), biaya tenaga kerja dan bahan mudah diidentifikasi, serta proses manufaktur yang dijalankan secara manual. Sedangkan penggunaan anggaran dan akuntansi biaya merata pada periode ini. Akan tetapi, penggunaanya untuk pengambilan keputusan masih sangat minim.

Fase kedua yaitu informasi untuk pengelolaan perencanaan dan pengendalian menjelaskan bahwa fokus akuntansi manajemen bergeser ke penyedia informasi untuk perencanaan dan pengendalian tujuan. Fokus ini mulai bergeser menjelang tahun 50-60an. Pada fase ini, akuntansi manajemen dilihat oleh IFAC sebagai kegiatan manajemen dalam peran staf (staff role). Fase ini melibatkan dukungan staf (manajemen) kepada manajemen lini melalui penggunaan teknologi analisis keputusan dan akuntansi pertanggungjawaban (Ashton et al., 1995). Pada fase ini, praktik-praktik akuntansi manajemen yang digunakan antara lain standart costing, Cost-Volume-Profit (CVP) dan break-even analysis.

Fase ketiga yaitu pengurangan limbah dalam proses produksi. Pada fase ini dilakukan pengeliminasian terhadap “non-value-added activities”, serta penggunaan formula matematika seperti Economic Order Quantity (EOC model), Inventory evaluation models (LIFO, FIFO), dan multiple regression. Fase ini menjawab tantangan untuk memenuhi persaingan global diantisipasi dengan memperkenalkan teknik manajemen dan produksi yang baru, dan pada saat yang sama mengendalikan biaya, melalui pengurangan limbah sumber daya yang digunakan dalam proses bisnis (IFAC, 1998).

Fase keempat, yaitu penciptaan nilai melalui penggunaan sumber daya yang efektif menjelaskan bahwa fokus akuntan manajemen bergeser ke generasi atau penciptaan nilai melalui penggunaan sumber daya secara efektif. Pada 1990-an industri di seluruh dunia terus menghadapi ketidakpastian dan hal-hal yang belum pernah terjadi sebelumnya di bidang manufaktur dan teknologi pengolahan informasi (Ashton et al., 1995). Untuk mengatasi masalah ini makan diperlukan penggunaan teknologi yang memakai driver dari nilai pelanggan, nilai pemegang saham, dan inovasi organisasi (IFAC, 1998). Teknik-teknik akuntansi manajemen yang diperkenalkan pada fase ini antara lain Just In Time (JIT), Balance Score Card, dan Strategic Management Accounting.

Perbedaan penting antara tahap 2, tahap 3, dan tahap 4 adalah perubahan dalam fokus penyediaan informasi dan arah pengelolaan sumber daya. Selain itu, dapat dilihat bahwa teknik-teknik akuntansi manajemen yang digunakan juga berbeda di tiap fase. Hal ini mnunjukkan bahwa teknik-teknik akuntansi manajemen juga mengalami perkembangan dari waktu ke waktu menuju ke arah yang lebih baik.

2.      Pendekatan Loft
Sejarah akuntansi manajemen yang lain dijelaskan dengan sangat baik oleh Loft (1995). Loft menjelaskan beberapa “school of thought” dari sejarah akuntansi manajemen, antara lain (1) The traditional, or neo-classical revision school, (2) The relevance lost school (yang selanjutnya disebut Johnson and Kaplan’s text), (3) The labour process school, dan (4) The radical school.

Fase pertama melihat akar dari akuntansi manajemen di akhir abad ke 19, dimana sistematika dari metode costing berubah sebagai respon dari masalah Great Depression (1873-1896). Teknik akuntansi manajemen diharapkan berkembang di abad 20 sebagai “tools” untuk perusahaan-perusahaan manufaktur. Neo classical revision school mengatakan bahwa kelahiran akuntansi manajemen, sebagai jalan untuk memaksimalkan laba dan sebagai pertahanan untuk menghadapi persaingan yang kompetitif.

Fase kedua, The relevance lost school (yang selanjutnya disebut Johnson and Kaplan’s text) melihat akuntansi manajemen sebagai kunci utama dalam menjalankan aktivitas-aktivitas dalam perusahaan. Akuntansi manajemen dilihat sebagai alat yang dibutuhkan yang dapat meningkatkan kapitalisme dan perluasan yang cepat serta globalisasi perusahaan pada abad ke 20an. Akuntansi manajemen dipandang sebagai sesuatu yang penting untuk pendekatan manajemen ilmiah.

Bagaimanapun, “relevance cost” beranggapan bahwa kebanyakan peningkatan utama akuntansi manajemen sudah terjadi di awal abad 20 dan sudah gagal untuk merespon atau mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Dapat dikatakan informasi akuntansi manajemen sudah kehilangan banyak relevansinya. Hal ini dituliskan dengan indah oleh Johnson dan Kaplan (1987) dalam bukunya Relevance Lost : The Rise and Fall of Management Accounting.

Fase selanjutnya yaitu The labour process school, melihat akuntansi manajemen sebagai aspek signifikan dari peruabahan, dimana pekerja dan proses pengelolaan pekerja dapat dikontrol. Secara signifikan, tahap ini melihat akuntansi manajemen dan akuntan sebagai instrumen yang diterapkan oleh pengeksplorasian tenaga kerja – artinya mengurangi kekuatan tenaga kerja - sehingga memperbolehkan dominasi oleh pemilik modal. Fase terakhir, The radical school, memiliki kesamaan dengan pandangan “labour process”. Akuntansi manajemen, dengan fokus tradisionalnya terhadap pengukuran keuangan dan systematic surveillance dari tenaga kerja (dengan reward dan penalties), diibaratkan sebagai suatu sistem yang disiplin dan pengawasan yang digunakan oleh perusahaan.
3.      
    Pendekatan Eastern-Shino Japanese
Di sisi lain, akuntansi manajemen jepang juga menarik perhatian dunia seiring dengan meningkatnya ekonomi di Jepang. Pendekatan ketiga adalah The Eastern or Shino–Japanese Perspective. Professor Akira Nishimura (2002), menjelaskan 4 tahapan evolusi akuntansi manajemen, antara lain Drifting Management Accounting, The Traditional, The Quatitative Management Accounting, dan The Integrated Management Accounting.

Fase pertama Drifting Management Accounting menjelaskan bahwa bisnis dikelola berdasarkan perkembangan situasi dan data akuntansi masa lalu. Tidak ada sistem independen akuntansi manajemen yang dibangun. Manajemen bisnis cenderung bergantung pada rasio keuangan atau analisis komparatif bisnis.

Fase kedua, yaitu The Traditional, menjelaskan periode yang formatif dimana kebanyakan dipengaruhi oleh penganggaran pemerintah Jepang pada saat itu. Teknik-teknik akuntansi manajemen tradisional yang digunakan antara lain budgetary control, standard costing, dan variance analysis.

Fase selanjutnya, yaitu The Quatitative Management Accounting, menjelaskan bahwa formula matematika lebih sering digunakan untuk manajemen laba. Daerah fundamental dari tahap ini adalah untuk mengontrol proses perencanaan dan memperkirakan masa depan bisnis secara tepat. Liniar programming dan the economic optimum stock model merupakan teknik-teknik yang digunakan pada fase ini. 

Fase terakhir yaitu The Integrated Management Accounting, menjelaskan mengenai informasi akuntansi manajemen yang sudah terintegrasi dengan mekanisme kontrol manajemen dengan tujuan untuk mendapatkan biaya efektif. Alat-alat akuntansi manajemen yang berkembang pada tahap ini antara lain Lean Production Management system, target costing, JIT, dan TQM.


D.     Keahlian apa yang harus dimiliki manajer untuk sukses?
Manajer memiliki banyak keahlian dalam melaksanakan tugasnya, termasuk keahlian dalam berbagai macam aspek antara lain:
1.      Keahlian Manajemen Strategis
Manajer yang memiliki keahlian ini mampu menyusun rencana dengan mengendalikan variabel dan mengambil keputusan yang tepat. Dengan megambil esensi dari strategi pengukuran nilai pelanggan (customer value proposition).
2.      Keahlian Manajemen Risiko
Kemampuan bahwa setiap strategi bisnis, rencana dan keputusan mengandung risiko. Manajemen Risiko adalah proses yang digunakan perusahaan untuk mengidentifikasi risiko-risiko tersebut dan memberikan respons sehingga perusahaan mendapatkan kepastian dalam tercapainya tujuan-tujuan.
3.      Keahlian Manajemen Proses
Manajer perlu meningkatkan proses bisnis dalam melayani pelanggan. Proses bisnis adalah beberapa tahapan yang dilakukan secara urut untuk menjalankan tugas dalam suatu bisnis. Istilah rantai nilai (value chain) sering digunakan untuk menjelaskan tentang interaksi atas fungsi bisnis utama yang menambah nilai kepada produk atau jasa perusahaan.

Metode Proses Manajemen:
a.       Produksi Ramping (Lean Production/Lean Thinking), pendekatan manajemen yang mengatur sumber daya seperti karyawan dan mesin di sekitar aliran proses bisnis dan hanya memproduksi jika ada pesanan dari pelanggan. Metode ini membuat cacat produk berkurang, efisiensi tenaga dan memiliki respons yang cepat.
b.      Teori Kendala (Theory of Constraints)
Kendala adalah segala sesuatu yang menghambat Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan. TOC didasarkan pada pandangan bahwa kendala secara efektif adalah kunci keberhasilan. Cara kendala untuk memperkuat mata rantai yang lemah. Prosedurnya adalah:
1)      Identifikasi mata rantai paling lemah atau bagian yang menjadi kendala.
2)      Jangan memberikan beban kerja yang lebih berat yang tidak dapat ditangani pada mata rantai paling lemah, jika dilakukan mata rantai akan putus.
3)      Fokuskan perbaikan pada mata rantai terlemah.
4)      Jika perbaikan sukses, bagian tersebut bukan lagi menjadi mata rantai paling lemah lagi. Selanjutnya lakukan prosedur 1 kembali.

4.      Keahlian dalam Pengukuran
Kemampuan menganalisis menggunakan data. Kunci analis data yang efektif adalah memahami bahwa pertanyaan yang berusaha dijawab menjelaskan ukuran yang digunakan dan cara menganalisisnya.

5.      Keahlian dalam Kepemimpinan
Organisasi terdiri atas manusia. Manusia memiliki kepentingan pribadi, ketidaknyamanan, keyakinan dan kesimpulan berdasarkan data yang memastikan adanya dukungan kuat dari bawahan, sehingga manajer harus memiliki keahlian dalam kepemimpinan yang kuat jika ingin bawahannya melakukan usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk menjadi pemimpin yang efektif, Anda perlu mengembangkan enam keahlian:
a.       Menguasai bidang anda dan memiliki pengetahuan tentang operasi perusahaan dimana terdapat fungsi dari luar bidang keahlian anda.
b.      Mempunyai integritas yang tinggi dan etika yang kuat.
c.       Memahami cara efektif melaksanakan perubahan dalam perusahaan.
d.      Memiliki keahlian berkomunikasi yang kuat (presentasi dan mendengarkan secara efektif).
e.       Dapat memotivasi dan mendorong orang lain.
f.       Dapat mengambil keputusan berdasarkan keputusan bersama.


                                                           BAB IV
                                                         PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa akuntansi manajerial sangat berperan dalam membantu manajemen untuk pengambilan keputusan, baik keputusan strategis maupun keputusan taktis. Untuk itu, kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang bertujuan menyajikan laporan-laporan untuk tujuan dan kepentingan pihak internal perusahaan dalam melaksanakan suatu proses manajemen yang terdiri atas sebuah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian dalam rangka pengambilan keputusan.
Dari uraian diatas, telah dijelaskan beberapa ruang lingkup Akuntansi Manajerial mulai dari pengertian akuntansi manajerial, perbedaan akuntansi manajerial dengan akuntansi keuangan sampai keahlian yang  harus dimiliki manajer.

B.     Saran
Pemanfaatan informasi akuntansi manajemen berkualitas bagi para manajer hendaknya terus dilakukan sebagai dasar pengambilan keputusan dengan memperbaiki sistem pengolahan informasi dari berbagai aspek termasuk pengembangan teknologi informasi sehingga dapat menghasilkan informasi yang berkualitas.






                                           DAFTAR PUSTAKA

A Santoso. 2015. Perkembangan Akuntansi Manajemen (Online). (http://e-journal.uajy.ac.id/8321/3/EA218915.pdf, diakses 02 November 2016).

Arman Ali. 2013. Tugas Akuntansi Manajemen (Online). (http://doc-bukanbasabasi.blogspot.co.id/ diakses, 02 Oktober 2016).

Eka Nicho. 2014. Pengertian Akuntansi Manajemen (Online). (http://nichonotes.blogspot.co.id, diakses 02 November 2016).

Garrison, Ray H, Norren, Brewer. (2013). Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen, Don.R dan Maryanne M. Mowen. (2009). Akuntansi Manajerial. Volume dua. Edisi Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat.


Suedi, Bambang. 2012. Peranan Akuntansi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan Manajerial. Semarang: Jurnal Stie Semarang Vol.4, No. 2, Edisi Juni 2012.

No comments: