BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam dunia usaha,
mulai dari usaha kecil sampai pada perusahaan besar membutuhkan informasi
akuntansi sebagai alat pengawasan maupun sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dalam proses pengambilan keputusan, seorang manajer membutuhkan informasi
akuntansi manajemen, karena informasi manajemen cakupannya lebih luas, tidak
hanya menyangkut masalah keuangan tetapi juga masalah non keuangan.
Perkembangan
yang pesat di bidang akuntasi manajemen mendorong para pakar di bidang
akuntansi manajemen, baik perorangan maupun dalam wadah lembaga akuntansi untuk
merumuskan definisi akuntansi manajemen. Dari definisi tersebut dapat ditarik
kesimpulan batasan dari akuntansi manajemen dan profesi akuntansi manajemen
yang akan datang.
Akuntansi manajerial merupakan bagian
dari akuntansi dimana berfungsi untuk menyediakan informasi bagi pengguna
intern perusahaan, sehingga membantu dalam mencapai tujuan perusahaan.
The Institute of Management
Accountants (IMA) dalam Atkinson, Kaplan, Matsumura, dan Young (2007)
menjelaskan akuntansi manajemen sebagai berikut:
“a value adding continuous improvement
process of planning, designing, measuring, and operating nonfinancial and
financial information systems that guides management action, motivates
behavior, and support and creates the cultural values necessary to achieve an
organization’s strategic, tactical, and operating objectives.”
Pengertian di atas menunjukkan bahwa
akuntansi manajemen memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap
manajemen, dimana akuntansi manajemen memberikan informasi yang berguna
bagi manajemen dalam mencapai tujuan dari perusahaan.
BAB
II
A. Apa
yang dimaksud dengan Akuntansi Manajerial?
B. Mengapa
Akuntansi Manajerial Penting untuk Karir?
C. Bagaimana
perkembangan Akuntansi Manajerial saat ini?
D. Keahlian
apa yang harus dimiliki manajer untuk sukses?
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Apa
yang dimaksud dengan Akuntansi Manajerial?
Menurut
Para Ahli tentang Pengertian Akuntansi Manajerial.
1. Pengertian akuntansi manajerial
menurut Garrison/Noreen (2014: 2), akuntansi manajerial berkaitan dengan penyediaan informasi
untuk manajer yaitu orang yang di dalam organisasi yang memberikan arahan dan
pengendalian operasi organisasi.
2.
Pengertian akuntansi manajerial
menurut Chartered Institute of Management Accountants (CIMA) seperti
yang dikutip RA Supriyono (1993, hal.8) adalah proses identifikasi, pengukuran,
akumulasi, analisis, penyusunan, interpretasi dan komunikasi informasi yang
digunakan oleh manajemen untuk merencanakan mengevaluasi, pengendalian dalam suatu entitas serta memastikan kesesuaian akuntabilitas penggunaan sumber
daya tersebut.
3.
Akuntansi manajerial menurut
Rudianto (2006: 4), akuntansi manajerial merupakan sistem alat, yakni jenis
informasi yang dihasilkannya ditujukan kepada pihak–pihak internal organisasi
seperti manajer keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran dan sebagainya
guna pengambilan keputusan internal organisasi.
4.
Pengertian akuntansi manajerial
menurut Hariadi (2002: 3), akuntansi manajerial merupakan identifikasi, pengukuran,
pengumpulan, analisis, pencatatan, interpretasi dan pelaporan kejadian–kejadian
ekonomi suatu badan usaha yang dimaksudkan agar manajemen dapat menjalankan
fungsi perencanaan pengendalian dan pengambilan keputusan.
5.
Pengertian akuntansi manajerial
menurut Abdul Halim (2001: 3) adalah suatu kegiatan (proses) yang menghasilkan informasi
keuangan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam melaksanakan
fungsi manajemen.
6.
Menurut Mas`ud Machfoedz (1990: 17), akuntansi manajerial adalah
keseluruhan biaya yang dapat di telusuri manfaatnya pada produk yang
bersangkutan sedangkan biaya tidak langsung merupakan biaya gabungan untuk
memproduksi beberapa macam produk.
7.
Pengertian akuntansi manajerial
menurut Hansen/Mowen (2009: 4), sistem informasi
akuntansi manajerial adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output)
dengan menggunakan masukan (input) dan memprosesnya untuk mencapai tujuan
khusus manajemen.
8.
Menurut Charles T . Homgren (1993: 4), akuntansi manajerial adalah proses
identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran dan
komunikasi tentang informasi yang membantu masing–masing eksekutif untuk
memenuhi tujuan organisasi.
9.
Akuntansi manajerial menurut Darsono
Prawiro Negoro (2008: 2) adalah
akuntansi manajerial dirancang untuk mengelola dan menyajikan yang diperlukan
oleh manajemen untuk mencapai tujuan.
- Halim
dan Supomo (2000: 3), akuntansi manajemen merupakan
kegiatan yang menghasilkan informasi keuangan untuk manajemen sebagai
dasar pengambilan keputusan dalam menjalankan fungsi manajemen.
- Mulyadi
(2001: 2), akuntansi manajemen merupakan
informasi keuangan dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen, yang
dimanfaatkan oleh pemakai intern entitas.
Dari
definisi di atas dapat diketahui bahwa akuntansi manajemen mencakup ruang
lingkup yang amat luas yaitu mencakup analisis keuangan, internal kontrol,
sistem akuntansi, akuntansi biaya, audit internal dan akuntansi keuangan.
Akuntansi
manajemen mungkin terlihat serupa dengan akuntansi keuangan. Namun, pada
kenyataannya kedua bidang akuntansi ini sangatlah berbeda. Akuntansi Manajerial (managerial accounting) berkaitan dengan
penyediaan informasi kepada manajer untuk digunakan dalam organisasi. Sedangkan
Akuntansi Keuangan (financial accounting)
berkaitan dengan pelaporan informasi keuangan untuk pihak ketiga, seperti
pemegang saham, kreditur, dan pemerintah.
Table 1.1. Perbedaan
Akuntansi Manajerial dengan Akuntansi Keuangan menurut
Hansen Mowen dalam Accounting Media (2014)
Akuntansi Manajemen
|
Akuntansi Keuangan
|
1. Fokus
internal.
2. Tidak
ada aturan yang mengikat.
3. Informasi
keuangan dan non-keuangan bersifat subyektif.
4. Penekanan
pada masa mendatang.
5. Evaluasi
dan keputusan internal didasarkan atas informasi yang sangat terperinci.
6. Sangat
luas dan multidisiplin.
|
1. Fokus
eksternal.
2. Harus
mengikut aturan tertentu dari pihak eksternal.
3. Informasi
keuangan bersifat obyektif.
4. Penekanan
pada masa lalu (historis).
5. Informasi
mengenai perusahaan secara keseluruhan.
6. Lebih
independen
|
Akuntansi
Manajerial membantu manajer dalam melakukan 3 aktivitas penting, yaitu perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan.
1.
Perencanaan (planning) melihatkan adanya penetapan
tujuan dan penentuan cara pencapaiannya. Perencanaan sering kali disertai
dengan anggaran. Anggaran (performance report) adalah rencana
terperinci untuk masa yang akan datang yang biasanya dinyatakan dalam format
kuantitatif.
2. Pengendalian
(control) melibatkan adanya
pengumpulan umpan balik (feedback)
untuk memastikan bhawa rencana telah dilaksanakan dengan baik ataupun
dimodifikasi sesuai dengan perubahan kondisi. Bagian dari proses pengendalian
meliputi laporan kinerja. Laporan Kinerja (performance
report) membandingkan data yang dianggarkan dengan data aktual sebagai cara
untuk mengidentifikasi kinerja yang bagus sekaligus untuk mengurangi sumber dari
kinerja yang kurang memuaskan. Laporan kinerja dapat juga digunakan sebagai
bahan evaluasi dan penghargaan untuk karyawan.
3. Pengambilan
Keputusan (decision making)
melibatkan adanya penentuan tindakan dari beberapa alternatif. Fungsi
manajerial ini berkaitan dengan erat dengan perencanaan dan pengendalian.
Manajer tidak dapat membuat rencana tanpa mengambil keputusan. Manajer harus
memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang
dipilih.
B. Mengapa
Akuntansi Manajerial Penting untuk Karir?
Untuk mengurangi kecemasan dalam memilih
bidang studi, jangan mempermasalahkan sesuatu yang tidak dapat kita kendalikan
tentang masa depan; tetapi fokus pada apa yang dapat kita kontrol sekarang.
Dengan mempelajari keahlian yang akan mempermudah dalam menghadapi masa depan
yang tidak pasti. Harus mengetahui cara merencanakan masa depan, cara
memperoleh kemajuan dalam mencapai tujuan, dan cara membuat keputusan brilian.
Dengan kata lain, keahlian Akuntansi Manajerial berguna untuk karier, organisasi, dan industri apa pun.
1. Bidang
Studi Bisnis
a. Manajemen
Pemasaran, mampu mengambil keputusan perencanaan yang berhubungan dengan
alokasi biaya iklan dalam berbagai media komunikasi dan dalam perekrutan
pegawai untuk area penjualan baru, maupun pengambilan keputusan melakukan
promosi penjualan atau penjualan secara terpaket.
b.
Manajemen Operasi, mampu merencanakan jumlah
unit yang diproduksi untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. Mampu membuat
anggaran biaya operasional. Mampu secara
cermat menentukan apakah perlu adanya pembelian perlengkapan baru atau cukup
memperbaikinya saja. Mampu memutuskan pilihan untuk berinvestasi pada penataan
ulang proses manufaktr untuk mengurangi tingkat persediaan.
c. Manajemen
SDM, membuat keputusan anggaran pelatihan karyawan dan perekrutan karyawan.
Membuat keputusan untuk mempekerjakan karyawan secara paruh waktu atau karyawan
tetap saat terjadi ketidakstabilan ekonomi.
2. Bidang
Studi Akuntansi
Profesi
akuntan publik memiliki dasar akuntansi keuangan yang kuat. Fungsi yang paling
penting adalah untuk melindungi investor dan pihak–pihak luar lainnya dengan
meyakinkan mereka bahwa perusahaan tersebut melaporkan data keuangan historis
yang dibuat sesuai dengan peraturan. Akuntan manajerial juga memiliki keahlian
akuntansi keuangan yang sangat kuat. Sebagai contoh, mereka memegang peranan
penting untuk membantu perusahaan dalam merencanakan dan menjaga sistem
pelaporan keuangan guna menghasilkan pengungkapan keuangan yang dapat
dipercaya.
Meskipun demikian, tugas utama akuntan manajerial adalah bekerja sama dengan rekan mereka
didalam perusahaan untuk meningkatkan kinerja dengan mengaplikasikan keahlian perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan yang merupakan dasar dari akuntansi manajerial.
C. Bagaimana
perkembangan Akuntansi Manajerial saat ini?
1.
Pendekatan menurut International Federation of Accountants (IFAC)
Menurut
IFAC (1998) dalam Mahfar (2004), perkembangan akuntansi manajemen dibagi
ke dalam empat fase, antara lain penentuan biaya dan kontrol keuangan, informasi
untuk pengelolaan perencanaan dan pengendalian, pengurangan limbah dalam proses
produksi, dan penciptaan nilai melalui penggunaan sumber daya yang efektif.
Fase
pertama menjelaskan bahwa sebelum tahun 1950, akuntansi manajemen dianggap
sebagai kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, dimana
berorientasi pada penentuan biaya produk dan kontrol keuangan.
Sumber
utama data pada tahap ini diambil dari laporan keuangan, dimana analisis rasio,
analisis laporan keuangan dan teknik-teknik akuntansi biaya sangat populer.
Menurut Ashton et al. (1995) fase ini ditandai dengan teknologi produksi
relative sederhana (produk melalui serangkaian proses produksi yang berbeda),
biaya tenaga kerja dan bahan mudah diidentifikasi, serta proses manufaktur yang
dijalankan secara manual. Sedangkan penggunaan anggaran dan akuntansi biaya
merata pada periode ini. Akan tetapi, penggunaanya untuk pengambilan keputusan
masih sangat minim.
Fase
kedua yaitu informasi untuk pengelolaan perencanaan dan pengendalian
menjelaskan bahwa fokus akuntansi manajemen bergeser ke penyedia informasi
untuk perencanaan dan pengendalian tujuan. Fokus ini mulai bergeser menjelang
tahun 50-60an. Pada fase ini, akuntansi manajemen dilihat oleh IFAC sebagai
kegiatan manajemen dalam peran staf (staff role). Fase ini melibatkan
dukungan staf (manajemen) kepada manajemen lini melalui penggunaan teknologi
analisis keputusan dan akuntansi pertanggungjawaban (Ashton et al.,
1995). Pada fase ini, praktik-praktik
akuntansi manajemen yang digunakan antara lain standart costing, Cost-Volume-Profit
(CVP) dan break-even analysis.
Fase
ketiga yaitu pengurangan limbah dalam proses produksi. Pada fase ini dilakukan
pengeliminasian terhadap “non-value-added activities”, serta penggunaan
formula matematika seperti Economic Order Quantity (EOC model), Inventory
evaluation models (LIFO, FIFO), dan multiple regression. Fase ini
menjawab tantangan untuk memenuhi persaingan global diantisipasi dengan
memperkenalkan teknik manajemen dan produksi yang baru, dan pada saat yang sama
mengendalikan biaya, melalui pengurangan limbah sumber daya yang digunakan
dalam proses bisnis (IFAC, 1998).
Fase
keempat, yaitu penciptaan nilai melalui penggunaan sumber daya yang efektif
menjelaskan bahwa fokus akuntan manajemen bergeser ke generasi atau penciptaan
nilai melalui penggunaan sumber daya secara efektif. Pada 1990-an industri di
seluruh dunia terus menghadapi ketidakpastian dan hal-hal yang belum pernah
terjadi sebelumnya di bidang manufaktur dan teknologi pengolahan informasi
(Ashton et al., 1995). Untuk mengatasi masalah ini makan diperlukan
penggunaan teknologi yang memakai driver dari nilai pelanggan, nilai pemegang
saham, dan inovasi organisasi (IFAC, 1998). Teknik-teknik akuntansi
manajemen yang diperkenalkan
pada fase ini antara lain Just In Time (JIT), Balance Score Card, dan Strategic
Management Accounting.
Perbedaan
penting antara tahap 2, tahap 3, dan tahap 4 adalah perubahan dalam fokus penyediaan
informasi dan arah pengelolaan sumber daya. Selain itu, dapat dilihat bahwa
teknik-teknik akuntansi manajemen yang digunakan juga berbeda di tiap fase. Hal
ini mnunjukkan bahwa teknik-teknik akuntansi manajemen juga mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu menuju ke arah yang lebih baik.
2.
Pendekatan Loft
Sejarah
akuntansi manajemen yang lain dijelaskan dengan sangat baik oleh Loft (1995).
Loft menjelaskan beberapa “school of thought” dari sejarah akuntansi
manajemen, antara lain (1) The traditional, or neo-classical revision school,
(2) The relevance lost school (yang selanjutnya disebut Johnson and
Kaplan’s text), (3) The labour process school, dan (4) The
radical school.
Fase
pertama melihat akar dari akuntansi manajemen di akhir abad ke 19, dimana sistematika
dari metode costing berubah sebagai respon dari masalah Great
Depression (1873-1896). Teknik akuntansi manajemen diharapkan berkembang di
abad 20 sebagai “tools” untuk perusahaan-perusahaan manufaktur. Neo
classical revision school mengatakan bahwa kelahiran akuntansi manajemen,
sebagai jalan untuk memaksimalkan laba dan sebagai pertahanan untuk menghadapi
persaingan yang kompetitif.
Fase
kedua, The relevance lost school (yang selanjutnya disebut Johnson
and Kaplan’s text) melihat akuntansi manajemen sebagai kunci utama dalam
menjalankan aktivitas-aktivitas dalam perusahaan. Akuntansi manajemen dilihat
sebagai alat yang dibutuhkan yang dapat meningkatkan kapitalisme dan perluasan
yang cepat serta globalisasi perusahaan pada abad ke 20an. Akuntansi manajemen
dipandang sebagai sesuatu yang penting untuk pendekatan manajemen ilmiah.
Bagaimanapun,
“relevance cost” beranggapan bahwa kebanyakan peningkatan utama
akuntansi manajemen sudah terjadi di awal abad 20 dan sudah gagal untuk merespon
atau mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Dapat dikatakan informasi
akuntansi manajemen
sudah kehilangan banyak relevansinya. Hal ini dituliskan dengan indah oleh
Johnson dan Kaplan (1987) dalam bukunya Relevance Lost : The Rise and Fall
of Management Accounting.
Fase
selanjutnya yaitu The labour process school, melihat akuntansi manajemen
sebagai aspek signifikan dari peruabahan, dimana pekerja dan proses pengelolaan
pekerja dapat dikontrol. Secara signifikan, tahap ini melihat akuntansi
manajemen dan akuntan sebagai instrumen yang diterapkan oleh pengeksplorasian
tenaga kerja – artinya mengurangi kekuatan tenaga kerja - sehingga
memperbolehkan dominasi oleh pemilik modal. Fase terakhir, The radical
school, memiliki kesamaan dengan pandangan “labour process”.
Akuntansi manajemen, dengan fokus tradisionalnya terhadap pengukuran keuangan
dan systematic surveillance dari tenaga kerja (dengan reward dan penalties),
diibaratkan sebagai suatu sistem yang disiplin dan pengawasan yang digunakan
oleh perusahaan.
3.
Pendekatan Eastern-Shino Japanese
Di
sisi lain, akuntansi manajemen jepang juga menarik perhatian dunia seiring
dengan meningkatnya ekonomi di Jepang. Pendekatan ketiga adalah The Eastern
or Shino–Japanese Perspective. Professor Akira Nishimura (2002),
menjelaskan 4 tahapan evolusi akuntansi manajemen, antara lain Drifting
Management Accounting, The Traditional, The Quatitative Management
Accounting, dan The Integrated Management Accounting.
Fase
pertama Drifting Management Accounting menjelaskan bahwa bisnis dikelola
berdasarkan perkembangan situasi dan data akuntansi masa lalu. Tidak ada sistem
independen akuntansi manajemen yang dibangun. Manajemen bisnis cenderung
bergantung pada rasio keuangan atau analisis komparatif bisnis.
Fase
kedua, yaitu The Traditional, menjelaskan periode yang formatif dimana
kebanyakan dipengaruhi oleh penganggaran pemerintah Jepang pada saat itu.
Teknik-teknik akuntansi manajemen tradisional yang digunakan antara lain budgetary
control, standard costing, dan variance analysis.
Fase
selanjutnya, yaitu The Quatitative Management Accounting, menjelaskan
bahwa formula matematika lebih sering digunakan untuk manajemen laba. Daerah
fundamental dari tahap ini adalah untuk mengontrol proses perencanaan dan
memperkirakan masa depan bisnis secara tepat. Liniar programming dan the
economic optimum stock model merupakan teknik-teknik yang digunakan pada
fase ini.
Fase terakhir yaitu The Integrated Management Accounting, menjelaskan
mengenai informasi akuntansi manajemen yang sudah terintegrasi dengan mekanisme
kontrol manajemen dengan tujuan untuk mendapatkan biaya efektif. Alat-alat
akuntansi manajemen yang berkembang pada tahap ini antara lain Lean
Production Management system, target costing, JIT, dan TQM.
D. Keahlian
apa yang harus dimiliki manajer untuk sukses?
Manajer memiliki banyak keahlian dalam melaksanakan tugasnya, termasuk
keahlian dalam berbagai macam aspek antara lain:
1. Keahlian
Manajemen Strategis
Manajer yang memiliki keahlian ini mampu menyusun rencana
dengan mengendalikan variabel dan mengambil keputusan yang tepat. Dengan
megambil esensi dari strategi pengukuran nilai pelanggan (customer value proposition).
2. Keahlian
Manajemen Risiko
Kemampuan bahwa setiap strategi bisnis, rencana dan keputusan
mengandung risiko. Manajemen Risiko adalah proses yang digunakan perusahaan
untuk mengidentifikasi risiko-risiko tersebut dan memberikan respons sehingga
perusahaan mendapatkan kepastian dalam tercapainya tujuan-tujuan.
3. Keahlian
Manajemen Proses
Manajer perlu meningkatkan proses bisnis dalam melayani
pelanggan. Proses bisnis adalah beberapa tahapan yang dilakukan secara urut
untuk menjalankan tugas dalam suatu bisnis. Istilah rantai nilai (value chain) sering digunakan untuk
menjelaskan tentang interaksi atas fungsi bisnis utama yang menambah nilai
kepada produk atau jasa perusahaan.
Metode
Proses Manajemen:
a.
Produksi Ramping (Lean Production/Lean Thinking), pendekatan manajemen yang mengatur
sumber daya seperti karyawan dan mesin di sekitar aliran proses bisnis dan
hanya memproduksi jika ada pesanan dari pelanggan. Metode ini membuat cacat
produk berkurang, efisiensi tenaga dan memiliki respons yang cepat.
b. Teori
Kendala (Theory of Constraints)
Kendala
adalah segala sesuatu yang menghambat Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan. TOC
didasarkan pada pandangan bahwa kendala secara efektif adalah kunci
keberhasilan. Cara kendala untuk memperkuat mata rantai yang lemah. Prosedurnya
adalah:
1) Identifikasi
mata rantai paling lemah atau bagian yang menjadi kendala.
2) Jangan
memberikan beban kerja yang lebih berat yang tidak dapat ditangani pada mata
rantai paling lemah, jika dilakukan mata rantai akan putus.
3) Fokuskan
perbaikan pada mata rantai terlemah.
4) Jika
perbaikan sukses, bagian tersebut bukan lagi menjadi mata rantai paling lemah
lagi. Selanjutnya lakukan prosedur 1 kembali.
4. Keahlian
dalam Pengukuran
Kemampuan menganalisis menggunakan data. Kunci analis data
yang efektif adalah memahami bahwa pertanyaan yang berusaha dijawab menjelaskan
ukuran yang digunakan dan cara menganalisisnya.
5. Keahlian
dalam Kepemimpinan
Organisasi terdiri atas manusia. Manusia memiliki kepentingan
pribadi, ketidaknyamanan, keyakinan dan kesimpulan berdasarkan data yang
memastikan adanya dukungan kuat dari bawahan, sehingga manajer harus memiliki
keahlian dalam kepemimpinan yang kuat jika ingin bawahannya melakukan usaha untuk
mencapai tujuan organisasi. Untuk menjadi pemimpin yang efektif, Anda perlu
mengembangkan enam keahlian:
a. Menguasai
bidang anda dan memiliki pengetahuan tentang operasi perusahaan dimana terdapat
fungsi dari luar bidang keahlian anda.
b. Mempunyai
integritas yang tinggi dan etika yang kuat.
c. Memahami
cara efektif melaksanakan perubahan dalam perusahaan.
d. Memiliki
keahlian berkomunikasi yang kuat (presentasi dan mendengarkan secara efektif).
e. Dapat
memotivasi dan mendorong orang lain.
f. Dapat
mengambil keputusan berdasarkan keputusan bersama.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa akuntansi manajerial
sangat berperan dalam membantu manajemen untuk pengambilan keputusan, baik
keputusan strategis maupun keputusan taktis. Untuk itu, kami dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
Akuntansi
manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang bertujuan menyajikan
laporan-laporan untuk tujuan dan kepentingan pihak internal perusahaan dalam
melaksanakan suatu proses manajemen yang terdiri atas sebuah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian dalam rangka pengambilan
keputusan.
Dari uraian
diatas, telah dijelaskan beberapa ruang lingkup Akuntansi Manajerial mulai dari
pengertian akuntansi manajerial, perbedaan akuntansi manajerial dengan
akuntansi keuangan sampai keahlian yang harus
dimiliki manajer.
B.
Saran
Pemanfaatan informasi akuntansi manajemen berkualitas
bagi para manajer hendaknya terus dilakukan sebagai dasar pengambilan keputusan
dengan memperbaiki sistem pengolahan informasi dari berbagai aspek termasuk
pengembangan teknologi informasi sehingga dapat menghasilkan informasi yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
A Santoso. 2015. Perkembangan Akuntansi
Manajemen (Online). (http://e-journal.uajy.ac.id/8321/3/EA218915.pdf, diakses 02 November 2016).
Arman Ali. 2013. Tugas
Akuntansi Manajemen (Online). (http://doc-bukanbasabasi.blogspot.co.id/ diakses, 02 Oktober 2016).
Eka Nicho. 2014. Pengertian
Akuntansi Manajemen (Online). (http://nichonotes.blogspot.co.id, diakses 02 November 2016).
Garrison, Ray H, Norren, Brewer. (2013). Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.
Hansen, Don.R dan Maryanne M. Mowen. (2009). Akuntansi Manajerial. Volume dua. Edisi Kedelapan. Jakarta: Salemba
Empat.
Suedi, Bambang. 2012. Peranan Akuntansi Manajemen
dalam Pengambilan Keputusan Manajerial. Semarang: Jurnal Stie Semarang Vol.4, No. 2, Edisi Juni 2012.
No comments:
Post a Comment