Pendahuluan
Keputusan investasi yang
diambil oleh suatu perusahaan tentunya didasarkan pada motif mencari keuntungan
melalui pengembalian investasi (return).
Namun dilain pihak, perusahaan akan menghadapi risiko sehingga tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected
return) tidak sepenuhnya terealisasi. Oleh karena itu, diperlukan suatu
analisis terhadap risiko sebagai upaya untuk mengantisipasi kemungkinan risiko
yang dihadapi.
Pada materi ini akan dibahas
tentang sumber dan jenis risiko, risiko jangka pendek, serta risiko jangka
panjang perusahaan. Materi ini memberikan manfaat kepada para pembaca untuk
dapat melakukan analisis terhadap risiko yang mungkin akan dihadapi perusahaan.
Sumber dan Jenis Risiko
Risiko yang dihadapi oleh
suatu perusahaan dapat bersumber dari luar negeri, dalam negeri, industri, dan
perusahaan yang bersangkutan. Sumber dan jenis-jenis risiko sebagaimana
ditunjukkan pada Tabel 8.1.
Tabel 8.1. Sumber dan jenis-jenis risiko
Sumber Risiko
|
Jenis Risiko
|
Luar negeri
|
1.
Peraturan pemerintah negara asal
2.
Politik
3.
Perubahan nilai tukar
|
Dalam negeri
|
1.
Resesi
2.
Inflasi
3.
Perubahan tingkat suku bunga
4.
Perubahan demografis
5.
Perubahan politik
|
Industri
|
1.
Teknologi
2.
Persaingan
3.
Peraturan
4.
Ketersediaan bahan baku
5.
Perubahan harga sumber daya
|
Perusahaan
|
1.
Kemampuan manajemen
2.
Keputusan-keputusan strategis
|
Sumber: Stickney, Brown, dan Wahlen (2004)
Sebagai ilustrasi dapat dijelaskan beberapa
jenis dan sumber risiko sebagai berikut:
1. Risiko perubahan nilai tukar yang
bersumber dari luar negeri
Perubahan nilai tukar dapat
berupa apresiasi atau depresiasi. Apabila mata uang domestik mengalami
apresiasi terhadap mata uang asing berarti nilai mata uang domestik menguat
terhadap mata uang asing. Demikian pula sebaliknya, apabila terjadi depresiasi.
Secara umum, apabila terjadi apresiasi mata uang domestik terhadap mata uang
asing maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan ekspor yang
dilakukan perusahaan. Sebaliknya, apabila terjadi depresiasi mata uang domestik
terhadap mata uang asing maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan
impor.
2. Risiko inflasi yang bersumber dari dalam
negeri
Secara umum inflasi dapat
mempengaruhi daya beli (purchasing power)
masyarakat. Semakin tinggi tingkat inflasi semakin rendah daya beli masyarakat
sehingga dengan demikian pendapatan riil masyarakat juga menurun. Apabila daya
beli menurun maka permintaan terhadap barang dan jasa juga akan menurun
sehingga pendapatan juga akan menurun. Jadi hal ini menggambarkan risiko yang
dihadapi oleh perusahaan.
3. Risiko teknologi yang bersumber dari
industri
Teknologi dapat mempengaruhi
kinerja suatu perusahaan karena tingkat penggunaan teknologi dapat mempengaruhi
daya saing suatu perusahaan. Di samping itu, penggunaan teknologi dapat
mempengaruhi produktivitas dan efisiensi suatu perusahaan. Jadi apabila suatu
perusahaan beroperasi pada penggunaan teknologi yang tidak memadai maka
memungkinkan tidak dapat bersaing serta tidak efisien.
4. Risiko atas keputusan-keputusan strategis
Keputusan-keputusan strategis
yang diambil oleh manajemen suatu perusahaan dapat mempengaruhi tingkat risiko
suatu perusahaan. Artinya bahwa apabila manajemen suatu perusahaan melakukan
suatu kesalahan dalam mengambil keputusan strategis maka memungkinkan
perusahaan akan menghadapi suatu risiko yang besar.
Risiko Jangka Pendek
Risiko likuiditas jangka
pendek membutuhkan suatu pemahaman tentang siklus operasi perusahaan.
Rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai risiko likuiditas
jangka pendek adalah:
1. Rasio lancar (current ratio)
Current ratio
merupakan instrumen untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. Semakin
tinggi current ratio maka semakin likuid suatu perusahaan dan semakin rendah
risiko perusahaan.
2. Rasio cepat (quick ratio)
Quick ratio merupakan
instrumen untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. Semakin tinggi
quick ratio maka semakin likuid suatu perusahaan dan semakin rendah risiko
perusahaan.
3. Rasio arus kas operasi terhadap kewajiban
lancar (operating cash flow to current
liabilities)
Rasio ini menunjukkan
sejauhmana kas yang dihasilkan dari operasi dapat menutupi kewajiban lancar
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah risiko yang dihadapi
perusahaan.
Risiko Jangka Panjang
Risiko solvabilitas jangka panjang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga
dan angsuran pinjaman atas
utang jangka panjang dan untuk memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo.
Rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan untuk
menilai risiko solvabilitas jangka penjang adalah:
1. Rasio utang jangka panjang (long-term debt ratio)
Rasio ini menunjukkan seberapa
besar total utang yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai aktivanya.
Semakin besar rasio ini maka semakin besar pula risiko yang dihadapi
perusahaan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka semakin
kecil pula risiko yang dihadapi perusahaan
2. Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio)
Rasio ini menunjukkan seberapa
besar total utang yang dimiliki oleh perusahaan jika dibandingkan dengan
ekuitas. Semakin besar rasio
ini maka semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan. Demikian pula
sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka semakin kecil pula risiko yang
dihadapi perusahaan.
3. Rasio kewajiban terhadap aktiva (liabilities to assets ratio)
Rasio ini menunjukkan seberapa
besar utang yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Semakin besar
rasio ini maka semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil
rasio ini maka semakin kecil pula risiko yang dihadapi perusahaan.
4. Rasio cakupan bunga (interest coverage ratio)
Rasio ini menunjukkan sejauhmana kemampuan perusahaan untuk dapat
menutupi atau memenuhi kewajiban bunga atas pinjamannya kepada kreditor.
Semakin besar rasio ini maka semakin kecil risiko yang dihadapi perusahaan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil
rasio ini maka semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan.
5. Rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban
(operating cash flow to total liabilities
ratio)
Rasio ini menunjukkan sejauhmana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari kegiatan operasi untuk
menutupi atau memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin besar rasio ini maka
semakin kecil risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Demikian pula sebaliknya,
semakin kecil rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi oleh
perusahaan.
6. Rasio arus kas operasi terhadap pengeluaran
modal (operating cash flow to capital
expenditure)
Rasio ini menunjukkan seberapa
besar penggunaan arus kas operasi yang dihasilkan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan pengeluaran modal. Semakin besar rasio ini maka semakin kecil risiko
yang dihadapi oleh perusahaan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil rasio
ini maka semakin besar risiko yang dihadapi oleh perusahaan.
Dalam konteks investasi
terdapat beberapa jenis risiko yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan yaitu
antara lain:
1. Risiko tingkat suku bunga (interest rate risk)
2. Risiko pasar (market risk)
3. Risiko inflasi (inflation risk)
4. Risiko nilai tukar (exchange rate risk)
5. Risiko bisnis (business risk)
6. Risiko financial (financial risk)
7. Risiko likuiditas (liquidity risk)
No comments:
Post a Comment