Saturday, November 26, 2016

ANALISIS ARUS KAS PERUSAHAAN


Pendahuluan
Menganalisis arus kas (cash flow) perusahaan merupakan salah satu bagian analisis laporan keuangan perusahaan. Pada analisis ini akan dibahas tentang analisis sumber dan penggunaan kas, penyusunan laporan arus kas, teknik analisis arus kas, serta hubungan antara analisis arus kas dengan respon stakeholder perusahaan.
Arus kas perusahaan menunjukkan sumber dan penggunaan kas dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu, arus kas perusahaan terdiri atas komponen arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow). Posisi arus kas suatu perusahaan dapat dalam bentuk surplus atau defisit. Surplus arus kas artinya terdapat kelebihan arus kas masuk atas arus kas keluar dan sebaliknya defisit arus kas artinya terdapat kelebihan arus kas keluar atas arus kas masuk. Arus kas masuk dapat bersumber dari aktivitas operasi perusahaan, seperti hasil penjualan produk, dari aktivitas investasi, seperti hasil penjualan aktiva tetap, dari aktivitas pendanaan, seperti hasil pinjaman jangka panjang.
Data tentang arus kas masuk dan arus kas keluar disajikan dalam laporan arus kas (cash flow statement). Laporan ini menyajikan perubahan posisi kas suatu perusahaan. Dalam penyusunan laporan arus kas tidak dapat pisahkan dari neraca dan laporan laba rugi. Oleh karena itu, dalam menyusun laporan arus kas diperlukan minimal neraca dua periode dan laporan laba rugi satu periode.

Kerangka Pembahasan



Sumber dan Penggunaan Kas
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa kas perusahaan terdiri dari arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow). Arus kas masuk merupakan sumber kas dan arus kas keluar merupakan penggunaan kas bagi perusahaan.

Sebelum menjelaskan lebih luas tentang sumber dan penggunaan kas, terlebih dahulu penulis menjelaskan beberapa hal tentang laporan arus kas, seperti pengertian kas dan laporan arus kas, serta kegunaan informasi arus kas.
1.      Pengertian dan beberapa istilah
Laporan arus kas (cash flow statement) merupakan laporan tentang arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow) selama periode yang lalu. Beberapa istilah tentang kas, setara kas, dan arus kas telah dikemukakan dalam PSAK No. 2) sebagai berikut:
1)      Kas (cash) terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (cash in bank)
2)   Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa penghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
3)    Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek bukan untuk investasi atau tujuan lain.
4)      Arus kas dibedakan atas tiga aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
5)    Aktivitas operasi merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.
6)     Aktivitas investasi merupakan kegiatan untuk memperoleh dan melepas aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
7)     Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.

2.      Kegunaan informasi arus kas
Informasi arus kas memiliki beberapa kegunaan bagi para stakeholder laporan keuangan antara lain:
1)   Para stakeholder dapat mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas.
2)  Para stakeholder dapat mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan perusahaan (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
3)   Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas.
4)    Para stakeholder memungkinkan mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.
5)    Informasi arus kas historis digunakan sebagai indikator jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan.

Menurut White, Sondhi, dan Fried (2003) bahwa laporan arus kas diharapkan membantu memprediksi kemampuan perusahaan untuk menunjang dan meningkatkan kas dari operasi saat ini. Selanjutnya, White, Sondhi, dan Fried (2003) mengemukakan bahwa laporan arus kas memberikan informasi tentang:
1)      Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas dari operasi.
2)     Kecenderungan komponen-komponen arus kas dan pengaruh kas terhadap keputusan investasi dan pendanaan.
3)  Keputusan-keputusan manajemen mengenai bidang-bidang yang penting, seperti kebijakan pendanaan, kebijakan dividen, serta investasi untuk mencapai pertumbuhan.

 Sumber dan penggunaan kas dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis aktivitas bisnis perusahaan, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Identifikasi sumber dan penggunaan kas ditunjukkan pada Tabel 7.1, Tabel 7.2, dan Tabel 7.3.

Tabel 7.1. Sumber dan penggunaan kas aktivitas operasi perusahaan
Sumber Kas
Penggunaan Kas
q  Penerimaan dari pelanggan
q   Penerimaan dari piutang
q   Penerimaan dari bunga, dividen
q Penerimaan berupa pengembalian dana (refund) dari suplier

Kas yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa yang akan dijual.
q Bunga yang dibayar atas utang perusahaan
q  Pembayaran pajak penghasilan
q  Pembayaran gaji

Tabel 7.2. Sumber dan penggunaan kas aktivitas investasi perusahaan
Sumber Kas
Penggunaan Kas
q  Penjualan aktiva tetap
q Penjualan surat berharga jangka panjang
q   Penagihan pinjaman jangka panjang
q   Penjualan aktiva lainnya

q Pembayaran untuk mendapatkan aktiva tetap
q   Pembelian investasi jangka panjang
q   Pemberian pinjaman pihak lain
q   Pembayaran untuk aktiva lain



Tabel 7.3. Sumber dan penggunaan kas aktivitas pendanaan perusahaan
Sumber Kas
Penggunaan Kas
q  Pengeluaran saham
q  Pengeluaran wesel
q  Penjualan obligasi
q  Pengeluaran surat hutang
q  Pembayaran dividen
q  Pembelian saham pemilik
q  Pembayaran utang pokok dana yang dipinjam

Berdasarkan Tabel 7.1, Tabel 7.2, dan Tabel 7.3 di atas menunjukkan komponen-komponen sumber dan penggunaan kas yang dikelompokkan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Dalam penempatan komponen tersebut terdapat beberapa komponen yang tidak konsisten penempatannya, yaitu antara lain:
1.     Pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas investasi eksternal, khususnya pada pasar modal, seperti pendapatan bunga, pendapatan dividen, pendapatan sewa dapat ditempatkan sebagai aktivitas operasi atau juga dapat ditempatkan  sebagai aktivitas investasi.
2.  Pengeluaran yang dilakukan untuk aktivitas pendanaan, berupa pembayaran bunga pinjaman jangka panjang, pembayaran dividen dapat ditempatkan sebagai aktivitas operasi atau juga dapat ditempatkan sebagai aktivitas pendanaan.

Menyusun Laporan Arus Kas
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa pada dasarnya laporan arus kas perusahaan merupakan laporan yang menyajikan tentang perubahan posisi kas perusahaan. Tingkat ketepatan informasi yang disajikan oleh suatu laporan arus kas sangat bergantung pada proses penyusunan laporan tersebut. Sehubungan dengan penyusunan laporan arus kas perusahaan, maka arus kas yang terbentuk dikelompokkan dalam tiga jenis aktivitas bisnis, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Pengertian ketiga aktivitas bisnis ini telah dikemukakan di atas, sedangkan hubungan ketiganya telah dijelaskan pada Bab 3. Syarat untuk menyusun laporan arus kas yaitu adanya neraca minimal dua periode dan laporan laba rugi minimal satu periode.
Untuk menyusun laporan arus kas perusahaan diperlukan suatu metode dan pendekatan. Dalam hal ini,  metode penyusunan laporan arus kas ada dua jenis yaitu metode langsung (direct method) dan metode tidak langsung (indirect method). Sedangkan pendekatan yang dapat digunakan dalam menyusun laporan arus kas adalah pendekatan perkiraan T (T account) dan pendekatan kertas kerja (worksheet).

Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
Menurut Standar Akuntan Keuangan dalam PSAK No. 2 bahwa perusahaan dapat melaporkan arus kas operasi dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode lansung dan metode tidak langsung. Perbedaan kedua metode ini dijelaskan sebagai berikut:
1.      Metode langsung
Metode langsung merupakan suatu metode dimana kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan. Metode ini memiliki kelebihan karena mengungkapkan informasi lebih terinci tentang komponen-komponen pembentuk laba rugi perusahaan. Namun di sisi lain, relatif lebih rumit dalam proses penyajiannya. Untuk kepentingan analisis laporan keuangan direkomendasikan agar menggunakan metode langsung. Format penyajian metode langsung ditunjukkan pada Lampiran 4.

2.      Metode tidak langsung
Metode tidak langsung merupakan metode dimana laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan, atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Kelemahan metode ini adalah tidak mengungkapkan secara rinci komponen-komponen pembentuk laba rugi perusahaan sehingga kurang efektif untuk digunakan dalam menganalisis laporan arus kas. Namun di sisi lain, lebih sederhana dalam proses penyajiannya. Format penyajian metode tidak langsung ditunjukkan pada Lampiran 5.

Pendekatan Penyusunan Laporan Arus Kas
Penyusunan laporan arus kas dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu Pendekatan Perkiraan T dan Pendekatan Kertas Kerja.

Proses menyusun laporan arus kas dengan menggunakan kertas kerja dapat dilakukan melalui empat tahap sebagai berikut:
1.      Menyusun neraca perbandingan
2.      Menyusun kertas kerja
3.      Menghitung setiap komponen pembentuk laporan arus kas sesuai dengan petunjuk PSAK No. 2.
4.      Menyusun laporan arus kas

Untuk memberikan gambaran bagaimana proses menyusun laporan arus kas suatu perusahaan, sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT XYZ. Pada ilustrasi ini digunakan pendekatan kertas kerja, baik untuk metode langsung maupun metode tidak langsung. Proses penyusunan laporan arus kas sebagai berikut:

Langkah 1. Menyusun neraca perbandingan
Tabel 7.4. Neraca perbandingan perusahaan PT XYZ
U r a i a n
2009
2008
Perubahan
Rp
%
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas
1,186,196,284
738,928,171
447,268,113
60.53
Piutang usaha
259,093,549
181,688,754
77,404,795
42.60
Piutang lain-lain
8,457,435
6,597,202
1,860,233
28.20
Persediaan
106,181,692
18,813,225
87,368,467
464.40
Pajak dibayar dimuka
352,685,442
288,416,661
64,268,781
22.28
Uang muka dan biaya dibayar dimuka
247,229,247
192,268,294
54,960,953
28.59
Aktiva lain
122,054
78,887
43,167
54.72
Jumlah aktiva lancar
2,159,965,703
1,426,791,194
733,174,509
51.39
Aktiva tidak lancar
Aktiva tetap - net
12,488,445,900
9,122,953,797
3,365,492,103
36.89
Aktiva lain-lain
1,195,012,376
961,357,191
233,655,185
24.30
Jumlah aktiva tidak lancar
13,683,458,276
10,084,310,988
3,599,147,288
35.69
Jumlah aktiva
15,843,423,979
11,511,102,182
4,332,321,797
37.64
Kewajiban lancar
Hutang usaha
2,015,025,133
1,285,440,498
729,584,635
56.76
Hutang pajak
72,287,073
28,155,297
44,131,776
156.74
Hutang lain-lain dan biaya yang masih harus dibayar
342,577,793
254,806,453
87,771,340
34.45
Penghasilan tangguhan
306,124,353
118,008,852
188,115,501
159.41
Jumlah kewajiban lancar
2,736,014,352
1,686,411,100
1,049,603,252
62.24
Kewajiban tidak lancar
Hutang usaha - pihka ketiga
153,445,347
138,968,267
14,477,080
10.42
pinjaman jangka panjang
995,940,000
995,940,000
Kewajiban pajak tangguhan
476,703,041
161,000,684
315,702,357
196.09
Obligasi jangka panjang
6,867,855,433
5,502,988,595
1,364,866,838
24.80
Hutang derivatif
56,760,024
56,760,024
Penyisihan imbalan kerja
45,111,362
33,934,657
11,176,705
32.94
Jumlah kewajiban tidak lancar
8,595,815,207
5,836,892,203
2,758,923,004
47.27
Ekuitas
Modal saham
709,000,000
709,000,000
0
0.00
Tambahan modal disetor
2,691,684,344
2,691,684,344
0
0.00
Saldo laba
1,110,910,076
587,114,535
523,795,541
89.22
Jumlah ekuitas
4,511,594,420
3,987,798,879
523,795,541
13.13
Jumlah kewajiban dan ekuitas
15,843,423,979
11,511,102,182
4,332,321,797
37.64

Langkah 2. Menyusun kertas kerja
Tabel 7.5. Kertas kerja perusahaan PT XYZ (Neraca)
U r a i a n
2009 (Rp)
2008 (Rp)
Saldo
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
Kas dan setara kas
1,186,196,284
738,928,171

447,268,113
Piutang usaha
259,093,549
181,688,754

77,404,795
Piutang lain-lain
8,457,435
6,597,202

1,860,233
Persediaan
106,181,692
18,813,225

87,368,467
Pajak dibayar dimuka
352,685,442
288,416,661

64,268,781
Uang muka dan biaya dibayar dimuka
247,229,247
192,268,294

54,960,953
Aktiva lain
122,054
78,887

43,167
Aktiva tetap - net
12,488,445,900
9,122,953,797

3,365,492,103
Aktiva lain-lain
1,195,012,376
961,357,191

233,655,185
Hutang usaha
2,015,025,133
1,285,440,498
729,584,635

Hutang pajak
72,287,073
28,155,297
44,131,776

Hutang lain-lain dan biaya yang masih harus dibayar
342,577,793
254,806,453
87,771,340

Penghasilan tangguhan
306,124,353
118,008,852
188,115,501

Hutang usaha - pihka ketiga
153,445,347
138,968,267
14,477,080

pinjaman jangka panjang
995,940,000
995,940,000

Kewajiban pajak tangguhan
476,703,041
161,000,684
315,702,357

Obligasi jangka panjang
6,867,855,433
5,502,988,595
1,364,866,838

Hutang derivatif
56,760,024
56,760,024

Penyisihan imbalan kerja
45,111,362
33,934,657
11,176,705

Modal saham
709,000,000
709,000,000


Tambahan modal disetor
2,691,684,344
2,691,684,344


Saldo laba
1,110,910,076
587,114,535



Laporan laba rugi
Tabel 7.6. Kertas kerja perusahaan PT XYZ (laba rugi)
U r a i a n
Laba rugi 2009 (Rp)
Saldo
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
Pendapatan usaha bersih
2,807,746,308
2,807,746,308
Beban usaha:
Beban penyusutan
817,681,482
817,681,482
Beban infrastruktur
484,128,808
484,128,808
Beban pemasaran dan penjualan
352,755,778
352,755,778
Beban gaji dan kesejahteraan karyawan
231,053,823
231,053,823
Beban perlengkapan dan overhead
181,635,176
181,635,176
Lain-lain
22,015,796
22,015,796
Jumlah beban usaha
2,089,270,863
2,089,270,863
Laba usaha
718,475,445
(Beban)/Penghasilan lain-lain
Beban bunga
249,205,986
249,205,986
Pendapatan bunga
27,916,132
27,916,132
Rugi seliisih kurs - bersih
38,958,415
38,958,415
Lain-lain
30,181,460
30,181,460
Jumlah (beban)/penghasilan lain-lain
290,429,729
Laba sebelum pajak penghasilan
428,045,716
Beban pajak penghasilan
130,477,111
130,477,111
Laba bersih
297,568,605

Langkah 3. Menghitung setiap komponen pembentuk laporan arus kas
Komponen 1. Penerimaan dari pelanggan
            Pendapatan usaha bersih         Rp 2.807.746.308,00
            (+)Piutang usaha                   (Rp      77.404.795,00)
            Penerimaan dari pelanggan     Rp 2.730.341.513,00
Komponen 2. Pembayaran kepada pemasok dan karyawan

Teknik Analisis Arus Kas
Sebagaimana telah diketahui bahwa laporan arus kas serta laporan keuangan lainnya hanya menyajikan data sehingga belum dapat memberikan informasi yang berarti bagi para stakeholder. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik atau metode guna melakukan interpretasi dan analisis terhadap posisi arus kas. Dalam melakukan analisis arus kas perusahaan dapat digunakan beberapa metode antara lain: analisis horizontal, analisis vertikal atau analisis common-size, analisis cross-section, serta analisis rasio.

Analisis Horizontal Arus Kas Perusahaan
Analisis horizontal (horizontal analysis) merupakan suatu metode yang digunakan untuk membandingkan nilai arus kas setiap aktivitas bisnis antara dua periode atau lebih. Analisis ini juga biasa disebut analisis tren yang berguna untuk mengetahui perkembangan arus kas setiap aktivitas bisnis, baik aktivitas operasi, aktivitas investasi, maupun aktivitas pendanaan.

Untuk memberikan gambaran tentang analisis horizontal ini, maka sebagai ilustrasi digunakan laporan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.7, Tabel 7.8, dan Tabel 7.9.

1.      Analisis horizontal aktivitas operasi
Tabel 7.7. Analisis horizontal aktivitas operasi
U r a i a n
2008
(Rp juta)
2009
(Rp juta)
Analisis Tren
Rp juta
Persen
Penerimaan dari pelanggan
28.287.730
28.084.400
(203.330)
(0,72)
Pembayaran kepada pemasok dan karyawan
23.156.750
21.190.417
(1.966.333)
(8,49)
Kas yang dihasilkan operasi
5.130.890
6.893.983
1.763.393
34,37
Pembayaran untuk pajak penghasilan badan
949.812
1.783.261
833.449
87,75
Pembayaran bunga
311.987
197.635
(114.352)
(36,65)
Penerimaan bunga
93.380
99.699
6.319
6,77
Pengembalian dari kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan
291.334
88.236
(203.098)
(69,71)
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
4.253.895
5.101.022
847.127
19,91
Sumber: Lampiran 1. Laporan Arus Kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Tabel 7.7 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2009, arus kas operasi PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan mengalami peningkatan secara signifikan yaitu sebesar 34,37%. Peningkatan ini disebabkan oleh penurunan pembayaran kepada pemasok dan karyawan sebesar 8,49% dan diikuti oleh penurunan penerimaan dari pelanggan sebesar 0,72%. Namun penurunan penerimaan dari pelanggan lebih rendah dari pembayaran kepada pemasok dan karyawan. Secara keseluruhan, arus kas bersih dari aktivitas operasi mengalami peningkatan sebesar 19,91%.

Berdasarkan data di atas mengindikasikan bahwa perusahaan ini cukup efisien dalam pengelolaan aktivitas operasinya. Ini juga mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan arus kas operasi cukup baik.

2.      Analisis horizontal aktivitas investasi
Tabel 7.8. Analisis horizontal aktivitas investasi
U r a i a n
2008
(Rp juta)
2009
(Rp juta)
Analisis Tren
Rp juta
Persen
Perolehan aset tetap
3.505.146
3.148.232
(356.914)
(10,18)
Hasil penjualan investasi
-
14.005
14.005
100
Perolehan properti pertambangan
1.525.335
4.500
(1.520.835)
(99,70)
Penerimaan dari penjualan aset tetap
75.615
71.324
(4.291)
(5,67)
Penerimaan dividen tunai
3.752
6.935
3.183
84,83
Arus kas bersih untuk aktivitas investasi
4.951.114
3.060.468
(1.890.646)
(38,19)
Sumber: Lampiran 1. Laporan Arus Kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Tabel 7.8 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2009, secara keseluruhan arus kas aktivitas investasi PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan mengalami penurunan secara signifikan yaitu sebesar 38,19%. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan terhadap investasi aktiva tetap sebesar 10,18% dan juga investasi terhadap properti pertambangan sebesar 99,70%. Berdasarkan data di atas mengindikasikan bahwa manajemen perusahaan ini menerapkan kebijakan divestasi pada tahun 2009 sehingga memungkinkan perusahaan mengalami penurunan kapasitas produksi. Hal dapat terjadi apabila yang divestasi merupakan aktiva-aktiva yang produktif.

3.      Analisis horizontal aktivitas pendanaan
Tabel 7.9. Analisis horizontal aktivitas pendanaan
U r a i a n
2008
(Rp juta)
2009
(Rp juta)
Analisis Tren
Rp juta
Persen
Penurunan kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaan
86.964
6.741
(80.223)
(92,25)
(Pembayaran)/penerimaan pinjaman bank jangka pendek
80.356
(434.351)
n/a
n/a
Penerimaan pinjaman bank jangka panjang
6.211.616
1.234.400
(4.977.216)
(80,13)
Pembayaran piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa
2.597
16.873
14.276
549,71
Penerimaan hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
1.914
28.530
26.616
1.390,60
Pembayaran hutang sewa pembiayaan
633.305
362.732
(270.573)
(42,72)
Pembayaran pinjaman bank jangka panjang
4.701.606
1.784.529
(2.917.077)
(62,04)
Penerimaan/(pembayaran) pinjaman-pinjaman lain
(739.165)
314.249
n/a
n/a
Pembayaran dividen
760.456
1.165.300
404.844
53,24
Penerimaan dari penerbitan saham
3.526.127

(3.526.127)
(100,00)
Pembayaran dividen kepada pemegang saham minoritas
6.956
9.989
3.033
43,60
Pembayaran biaya perolehan pinjaman bank jangka panjang
16.441
5.135
(11.306)
(68,77)
Arus kas bersih (untuk)/dari aktivitas pendanaan
2.852.523
(2.208.471)
n/a
n/a
Sumber: Lampiran 1. Laporan Arus Kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Tabel 7.9 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2009, secara keseluruhan arus kas aktivitas pendanaan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan mengalami penurunan secara signifikan yaitu dari surplus menjadi defisit. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan terhadap kas dan deposito berjangka sebesar 92,25%, penurunan penerimaan pinjaman jangka panjang sebesar 80,13%, dan juga penurunan penerimaan dari penerbitan saham sebesar 100%. Berdasarkan data di atas mengindikasikan bahwa manajemen perusahaan ini menerapkan kebijakan pendanaan defisit pada tahun 2009 sehingga menyebabkan penurunan investasi. Ini berarti bahwa perusahaan lebih menitikberatkan pada pemenuhan kewajiban atas pendanaan.

Analisis Vertikal Arus Kas Perusahaan
Analisis vertikal merupakan suatu teknik atau metode yang membandingkan arus kas dari ketiga aktivitas bisnis perusahaan untuk periode tertentu. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sinergi ketiga aktivitas bisnis perusahaan. Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab 3 bahwa ketiga aktivitas bisnis perusahaan yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan saling terkait satu sama lain. Pada Analisis vertikal ini dapat digunakan metode common-size yang menggambarkan keseimbangan arus kas masuk dan arus kas keluar antara ketiga aktivitas bisnis tersebut.

Untuk memberikan gambaran tentang analisis vertikal ini, maka sebagai ilustrasi digunakan laporan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan.
1.      Analisis secara vertikal terhadap arus kas tahun 2008
Analisis secara vertikal terhadap arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008 meliputi dua cara yaitu: cara pertama adalah analisis secara keseluruhan aktivitas bisnis, dan cara kedua adalah analisis arus kas masuk dan arus kas keluar dengan menggunakan common-size.

Berdasarkan laporan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan diperoleh data arus kas bersih ketiga aktivitas bisnis tahun 2008 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.10.

Tabel 7.10. Arus kas bersih PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan tahun 2008
No
Aktivitas Bisnis
Arus Kas Bersih (Rp)
1
Aktivitas operasi
4.253.895.000.000
2
Aktivitas investasi
(4.951.114.000.000)
3
Aktivitas pendanaan
2.852.523.000.000

Berdasarkan Tabel 7.10 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008, kebijakan manajemen PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan adalah melakukan aktivitas investasi senilai Rp 4.951.114.000.000,00 yang menghasilkan arus kas operasi senilai Rp 4.253.895.000.000. Pengeluaran investasi ini dibiayai dari aktivitas pendanaan senilai Rp 2.852.523.000.000,00 atau 57,61%. Dengan demikian masih terdapat defisit sebesar 42,39% yang dipenuhi dari arus kas aktivitas operasi. Ini mengindikasikan bahwa pada tahun 2008, aktivitas investasi bersifat jangka panjang dibiayai dari pendanaan jangka pendek sebesar 42,39%. Implikasi adanya aktivitas investasi jangka panjang yang dibiayai dari pendanaan jangka pendek bagi perusahaan adalah keuntungan tinggi (high profitability) tetapi juga risiko tinggi (high risk).

Selanjutnya, berdasarkan laporan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan diperoleh data arus kas masuk dari ketiga aktivitas bisnis tahun 2008 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.11.

Tabel 7.11. Arus kas masuk PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008
Arus Kas Masuk
Nilai (Rp juta)
Analisis Common-size (%)
Aktivitas Operasi:


Penerimaan dari pelanggan
28.287.730
73,38
Penerimaan bunga
93.380
0,24
Pengembalian dari kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan
291.334
0,76
Sub total aktivitas operasi
28.672.444
74,37
Aktivitas Investasi:


Penerimaan dari penjualan aset tetap
75.615
0,20
Penerimaan dividen tunai
3.752
0,01
Sub total aktivitas investasi
79.367
0,21
Aktivitas Pendanaan


Penerimaan pinjaman bank jangka pendek
60.356
0,16
Penerimaan pinjaman bank jangka panjang
6.211.616
16,11
Penerimaan hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
1.914
0,00
Penerimaan dari penerbitan saham
3.526.127
9,15
Sub total aktivitas pendanaan
9.800.013
25,42
Total arus kas masuk
38.551.824
100
    Sumber: Lampiran 1. Laporan Arus Kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Selain disajikan dalam bentuk tabel, analisis common-size di atas juga dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 7.1.
Gambar 7.1. Analisis common-size arus kas masuk PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008

Tabel 7.11 dan Gambar 7.1 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008, keseluruhan arus kas masuk bersumber dari aktivitas operasi sebesar 74,37% atau 74%, aktivitas investasi sebesar 0,21% atau 0% (tidak signifikan), serta aktivitas pendanaan sebesar 25,42% atau 26%. Arus kas masuk pada aktivitas operasi didominasi oleh penerimaan dari pelanggan yaitu sebesar 73,38%, pada aktivitas investasi didominasi oleh penerimaan dari penjualan aset tetap yaitu sebesar 0,20%, sedangkan dari aktivitas pendanaan didominasi oleh penerimaan pinjaman bank jangka panjang yaitu sebesar 16,11%. Ini mengindikasikan bahwa kinerja operasi PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan cukup baik pada tahun 2008.

Selanjutnya, berdasarkan laporan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan diperoleh data arus kas keluar dari ketiga aktivitas bisnis tahun 2008 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.12.

Tabel 7.12. Arus kas keluar PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008
Arus Kas Keluar
Nilai (Rp juta)
Analisis Common-size (%)
Aktivitas Operasi:


Pembayaran kepada pemasok dan karyawan
23.156.750
63,62
Pembayaran untuk pajak penghasilan badan
949.812
2,61
Pembayaran bunga
311.987
0,86
Sub total aktivitas operasi
24.418.549
67,09
Aktivitas Investasi:


Perolehan aset tetap
3.505.146
9,63
Perolehan properti pertambangan
1.525.335
4,19
Sub total aktivitas investasi
5.030.481
13,82
Aktivitas Pendanaan


Penurunan kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya
86.964
0,24
Pembayaran piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa
2.597
0,01
Pembayaran hutang sewa pembiayaan
633.305
1,74
Pembayaran pinjaman bank jangka panjang
4.701.606
12,92
Pembayaran pinjaman-pinjaman lain
739.165
2,03
Pembayaran dividen
760.456
2,09
Pembayaran dividen kepada pemegang saham minoritas
6.956
0,02
Pembayaran biaya perolehan pinjaman bank jangka panjang
16.441
0,05
Sub total aktivitas pendanaan
6.947.490
19,09
Total arus kas keluar
36.396.520
100
    Sumber: Lampiran 1. Laporan Arus Kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Selain disajikan dalam bentuk tabel, analisis common-size di atas juga dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 7.2.
Gambar 7.2. Analisis common-size arus kas keluar PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008

Tabel 7.12 dan Gambar 7.2 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008, keseluruhan arus kas keluar yang dialokasikan ke aktivitas operasi sebesar 67,09% atau 67%, aktivitas investasi sebesar 13,82% atau 14%, serta aktivitas pendanaan sebesar 19,09% atau 19%. Arus kas keluar pada aktivitas operasi didominasi oleh pembayaran kepada pemasok dan karyawan yaitu sebesar 63,62%, pada aktivitas investasi didominasi oleh perolehan aset tetap yaitu sebesar 9,63%, sedangkan dari aktivitas pendanaan didominasi oleh pembayaran pinjaman bank jangka panjang yaitu sebesar 12,92%. Ini mengindikasikan bahwa pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan pada tahun 2008 diarahkan untuk mendorong kegiatan operasi, sementara pengeluaran untuk investasi relatif rendah.

2.      Analisis secara vertikal terhadap arus kas tahun 2009
Analisis secara vertikal terhadap arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009 juga meliputi dua cara yaitu: cara pertama adalah analisis secara keseluruhan aktivitas bisnis, dan cara kedua adalah analisis arus kas masuk dan arus kas keluar dengan menggunakan common-size.

Berdasarkan laporan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan diperoleh data arus kas bersih ketiga aktivitas bisnis tahun 2008 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.13.

Tabel 7.13. Arus kas bersih PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan tahun 2009
No
Aktivitas Bisnis
Arus Kas Bersih (Rp)
1
Aktivitas operasi
5.101.022
2
Aktivitas investasi
(3.060.468)
3
Aktivitas pendanaan
(2.208.471)

Berdasarkan Tabel 7.13 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2009, kebijakan manajemen PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan adalah melakukan aktivitas investasi senilai Rp. 3.060.468.000.000,00 yang menghasilkan arus kas operasi senilai Rp. 5.101.022.000.000. Pengeluaran investasi ini tidak dibiayai dari aktivitas pendanaan melainkan dari aktivitas operasi. Ini mengindikasikan bahwa pada tahun 2009, aktivitas investasi bersifat jangka panjang dibiayai sepenuhnya dari pendanaan jangka pendek sebesar 100%. Selanjutnya, kebijakan pendanaan bersifat pasif yaitu tidak mencari pendanaan melainkan menekankan pada pemenuhan kewajiban pendanaannya. Implikasi adanya aktivitas investasi jangka panjang yang dibiayai dari pendanaan jangka pendek bagi perusahaan adalah keuntungan tinggi (high profitability) tetapi juga risiko tinggi (high risk).

Selanjutnya, berdasarkan laporan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan diperoleh data arus kas masuk dari ketiga aktivitas bisnis tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.14.

Tabel 7.14. Arus kas masuk PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009
Arus Kas Masuk
Nilai (Rp juta)
Analisis Common-size (%)
Aktivitas Operasi:


Penerimaan dari pelanggan
28.084.400
93,80
Penerimaan bunga
99.699
0,33
Pengembalian dari kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan
88.236
0,29
Sub total aktivitas operasi
28.272.335
94,42
Aktivitas Investasi:


Hasil penjualan investasi
14.005
0,05
Penerimaan dari penjualan aset tetap
71.324
0,24
Penerimaan dividen tunai
6.935
0,02
Sub total aktivitas investasi
92.264
0,31
Aktivitas Pendanaan


Penerimaan pinjaman bank jangka panjang
1.234.400
4,12
Penerimaan hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
28.530
0,10
Penerimaan pinjaman-pinjaman lain
314.249
1,05
Sub total aktivitas pendanaan
1.577.179
5,27
Total arus kas masuk
29.941.778
100
Sumber: Laporan Arus Kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Selain disajikan dalam bentuk tabel, analisis common-size di atas juga dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 7.3.
Gambar 7.3. Analisis common-size arus kas masuk PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009

Tabel 7.14 dan Gambar 7.3 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2009, keseluruhan arus masuk bersumber dari aktivitas operasi sebesar 94,42% atau 95%, aktivitas investasi sebesar 0,31% atau o% (tidak signifikan), serta aktivitas pendanaan sebesar 5,27% atau 5%. Arus kas masuk pada aktivitas operasi didominasi oleh penerimaan dari pelanggan yaitu sebesar 93,80%, pada aktivitas investasi didominasi oleh penerimaan dari penjualan aset tetap yaitu sebesar 0,24%, sedangkan dari aktivitas pendanaan didominasi oleh penerimaan pinjaman bank jangka panjang yaitu sebesar 4,12%. Ini mengindikasikan bahwa kinerja operasi PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan cukup baik pada tahun 2009. Hal ini ditunjukkan bahwa walaupun tidak didukung oleh adanya peningkatan investasi dan pendanaan namun kegiatan operasi tetap mampu menghasilkan arus kas operasi yang sangat signifikan.

Selanjutnya, berdasarkan laporan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan diperoleh data arus kas keluar dari ketiga aktivitas bisnis tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.15.

Tabel 7.15. Arus kas keluar PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009
Arus Kas Keluar
Nilai (Rp juta)
Analisis Common-size (%)
Aktivitas Operasi:


Pembayaran kepada pemasok dan karyawan
21.190.417
70,38
Pembayaran untuk pajak penghasilan badan
1.783.261
5,92
Pembayaran bunga
197.635
0,66
Sub total aktivitas operasi
23.171.313
76,96
Aktivitas Investasi:


Perolehan aset tetap
3.148.232
10,46
Perolehan properti pertambangan
4.500
0,01
Sub total aktivitas investasi
3.152.732
10,47
Aktivitas Pendanaan


Penurunan kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya
6.741
0,02
Pembayaran pinjaman bank jangka pendek
434.351
1,44


Arus Kas Keluar
Nilai (Rp juta)
Analisis Common-size (%)
Pembayaran piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa
16.873
0,06
Pembayaran hutang sewa pembiayaan
362.732
1,20
Pembayaran pinjaman bank jangka panjang
1.784.529
5,93
Pembayaran dividen
1.165.300
3,87
Pembayaran dividen kepada pemegang saham minoritas
9.989
0,03
Pembayaran biaya perolehan pinjaman bank jangka panjang
5.135
0,02
Sub total aktivitas pendanaan
3.785.650
12,57
Total arus kas keluar
30.109.695
100
    Sumber: Lampiran 1. Laporan Arus Kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Selain disajikan dalam bentuk tabel, analisis common-size di atas juga dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 7.4.
Gambar 7.4. Analisis common-size arus kas keluar PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009

Tabel 7.15 dan Gambar 7.4 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2009, keseluruhan arus kas keluar yang dialokasikan ke aktivitas operasi sebesar 76,96% atau 77%, aktivitas investasi sebesar 10,47% atau 10%, serta aktivitas pendanaan sebesar 12,57% atau 13%. Arus kas keluar pada aktivitas operasi didominasi oleh pembayaran kepada pemasok dan karyawan yaitu sebesar 70,38%, pada aktivitas investasi didominasi oleh perolehan aset tetap yaitu sebesar 10,46%, sedangkan dari aktivitas pendanaan didominasi oleh pembayaran pinjaman bank jangka panjang yaitu sebesar 5,93%. Ini mengindikasikan bahwa pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan pada tahun 2009 diarahkan untuk mendorong kegiatan operasi.

Analisis Cross-section Arus Kas Perusahaan
Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab 1 bahwa analisis cross-section merupakan suatu analisis eksternal. Pada pendekatan ini dilakukan perbandingan cash flow suatu perusahaan yang dianalisis dengan perusahaan lain atau rata-rata industri. Analisis ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui daya saing suatu perusahaan dipandang dari aspek keuangan. Perusahaan yang dipilih sebagai patokan adalah perusahaan yang dianggap sebagai pesaing terkuat, sementara rata-rata industri adalah kelompok perusahaan pada industri yang sama.
Penggunaan analisis cross-section pada analisis arus kas pada dasarnya mencakup seluruh aspek laporan arus kas yang dapat diperbandingkan dengan perusahaan lain atau rata-rata industri. Namun demikian, untuk lebih memudahkan melakukan analisis maka ruang lingkup analisis dibatasi pada aspek-aspek utama saja, seperti nilai sub total setiap aktivitas bisnis atau nilai akhir keseluruhan arus kas perusahaan.
Untuk menjelaskan analisis cross-section ini, sebagai ilustrasi digunakan data arus kas dua perusahaan yaitu PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan yang dianalisis dan PT Unilever Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan sebagai pembanding untuk tahun 2008. Kedua perusahaan ini beroperasi pada sektor perdagangan tetapi segmen pasar kedua perusahaan berbeda Data arus kas kedua perusahaan tersebut ditunjukkan pada Tabel 7.16.

Tabel 7.16. Analisis cross-section arus kas perusahaan tahun 2008
No
Aktivitas Bisnis
Nilai Arus Kas (Rp)
PT United Tractors Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk
1
Aktivitas operasi
4.253.895.000.000
733.146.000.000
2
Aktivitas investasi
(4.951.114.000.000)
(200.530.000.000)
3
Aktivitas pendanaan
2.852.523.000.000
(1.150.000.000)
Arus kas bersih
2.155.304.000.000
531.466.000.000

Tabel 7.16 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008, PT Unilever Indonesia kinerja keuangan yang lebih baik jika dibandingkan dengan PT United Tractors. Hal didasarkan pada beberapa alasan sebagai berikut:
1.      PT Unilever Indonesia Tbk telah melakukan investasi bersih senilai Rp 200.530.000.000,00 dan menghasilkan arus kas operasi bersih senilai Rp 733.146.000.000,00. Ini berarti produktivitas investasi dalam menghasilkan arus kas operasi adalah 365,60%, sementara PT United Tractors Tbk melakukan investasi senilai Rp 4.951.114.000.000,00 dan menghasilkan arus kas operasi bersih senilai Rp 4.253.895.000.000,00. Ini berarti produktivitas investasi dalam menghasilkan arus kas operasi adalah 85,92%.
2.      Kebijakan pendanaan PT Unilever Tbk bersifat pasif artinya lebih menekankan pada pemenuhan kewajiban atas pendanaanya sehingga kegiatan investasinya sepenuhnya dapat dipenuhi dari aktivitas operasi, sementara kebijakan pendanaan PT United Tractors Tbk bersifat aktif untuk mendapatkan pendanaan baru untuk membiayai aktivitas investasinya.

Analisis Rasio Arus Kas Perusahaan
Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab 1 bahwa rasio keuangan perusahaan merupakan suatu teknik atau metode yang membandingkan antar komponen dalam laporan keuangan perusahaan. Sehubungan dengan analisis arus kas, berbagai rasio keuangan dapat digunakan adalah:
1.      Rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar
Rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar digunakan untuk mengukur likuiditas keuangan perusahaan. Secara khusus, rasio ini mengukur seberapa besar arus kas operasi yang dihasilkan perusahaan untuk menutupi kewajiban lancar perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin likuid perusahaan. Untuk menghitung besarnya rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar (RAKOKL) digunakan rumus sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 7.1.
Untuk menjelaskan rasio ini, maka sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008 dan tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.17.

Tabel 7.17. Analisis rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Tahun
Arus Kas Bersih Operasi (Rp juta)
Kewajiban Lancar
(Rp juta)
RAKOKL
2008
4.253.895
7.874.135
0,54
2009
5.101.022
7.225.966
0,71
Sumber: Lampiran 1. Laporan keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Tabel 7.17 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan mampu menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 54% untuk menutupi kewajiban lancar. Sementara pada tahun 2009, perusahaan ini mampu menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 71% untuk menutupi kewajiban lancar. Ini mengindikasikan bahwa PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan relatif likuid. Walaupun tidak standar baku yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas dari rasio arus kas ini.

2.      Rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban
Rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban digunakan untuk mengukur solvabilitas keuangan perusahaan. Secara khusus, rasio ini mengukur seberapa besar arus kas operasi yang dihasilkan perusahaan untuk menutupi seluruh kewajiban perusahaan, baik kewajiban lancar maupun kewajiban tidak lancar. Semakin tinggi rasio ini maka semakin solvabel perusahaan. Untuk menghitung besarnya rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban (RAKOTK) digunakan rumus sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 7.2.
Untuk menjelaskan rasio ini, maka sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008 dan tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.18.

Tabel 7.18. Analisis rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Tahun
Arus Kas Bersih Operasi (Rp juta)
Total Kewajiban
(Rp juta)
RAKOTK
2008
4.253.895
11.644.916
0,37
2009
5.101.022
10.453.748
0,49
Sumber: Lampiran 1. Laporan keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Tabel 7.18 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan mampu menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 37% untuk menutupi total kewajiban. Sementara pada tahun 2009, perusahaan ini mampu menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 49% untuk menutupi total kewajiban. Ini mengindikasikan bahwa PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan relatif solvabel. Walaupun tidak standar baku yang dapat digunakan untuk mengukur solvabilitas dari rasio arus kas ini.

3.      Rasio arus kas operasi terhadap total aktiva
Rasio arus kas operasi terhadap total aktiva digunakan untuk mengukur solvabilitas keuangan perusahaan. Secara khusus, rasio ini mengukur seberapa besar arus kas operasi yang dihasilkan perusahaan untuk membiayai seluruh aktiva perusahaan, baik aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar. Semakin tinggi rasio ini maka semakin solvabel perusahaan. Untuk menghitung besarnya rasio arus kas operasi terhadap total aktiva (RAKOTA) digunakan rumus sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 7.3.
Untuk menjelaskan rasio ini, maka sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008 dan tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.19.

Tabel 7.19. Analisis rasio arus kas operasi terhadap total aktiva PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Tahun
Arus Kas Bersih Operasi (Rp juta)
Total Aktiva
(Rp juta)
RAKOTA
2008
4.253.895
22.847.721
0,19
2009
5.101.022
24.404.828
0,21
Sumber: Lampiran 1. Laporan keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Tabel 7.19 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan mampu menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 19% untuk menutupi total aktiva. Sementara pada tahun 2009, perusahaan ini mampu menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 21% untuk menutupi total aktiva. Ini mengindikasikan bahwa PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan relatif solvabel. Walaupun tidak standar baku yang dapat digunakan untuk mengukur solvabilitas dari rasio arus kas ini.

4.      Rasio kecukupan arus kas
Rasio kecukupan arus kas (RKAK) atau cash flow adequacy ratio (CFAR) merupakan suatu teknik analisis yang mengukur seberapa besar kas dari aktivitas operasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan modal perusahaan yang meliputi pengeluaran modal, investasi pada persediaan, dan dividen tunai. Semakin besar nilai rasio ini maka semakin baik bagi perusahaan. Untuk menghitung rasio kecukupan arus kas (RKAK) dapat digunakan rumus pada Persamaan 7.4.

Untuk menghitung rasio kecukupan arus kas sebagaimana ditunjukkan persamaan 7.4 di atas menggunakan data tiga tahun dalam rangka meminimalisir pengaruh siklis. Namun demikian, apabila data tidak tersedia tiga tahun maka untuk kepentingan tertentu dapat menggunakan data dua tahun.

Untuk menjelaskan rasio kecukupan arus kas ini, sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan selama dua tahun yaitu 2008 dan 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.20.

Tabel 7.20. Analisis rasio kecukupan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008 dan tahun 2009
Tahun
Arus Kas Operasi (Rp juta)
Pengeluaran Modal *
(Rp juta)
Penambahan Persediaan (Rp juta)
Pembayaran dividen tunai (Rp juta)
RKAK
2008
4.253.895
5.030.481

767.412

2009
5.101.022
3.152.732
0
1.175.289
0,92
*Keterangan: Pengeluaran modal meliputi perolehan aset tetap dan perolehan properti pertambangan

Tabel 7.20 di atas menunjukkan bahwa selama periode 2008 sampai 2009, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan mampu menghasilkan arus kas operasi sebesar 92% untuk menutupi kebutuhan kas perusahaan, berupa pengeluaran modal, penambahan persediaan, serta pembayaran dividen tunai. Ini mengindikasikan bahwa kinerja keuangan perusahaan cukup baik untuk menjamin keberlanjutan operasi perusahaan.

5.      Rasio re-investasi kas
Rasio re-investasi kas (RRK) atau cash reinvestment ratio (CRR) merupakan suatu teknik analisis yang mengukur seberapa besar investasi dalam aktiva yang menggambarkan arus kas operasi yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk mengganti aktiva dan mendukung pertumbuhan operasi perusahaan. Semakin besar nilai rasio ini maka semakin baik bagi perusahaan. Untuk menghitung rasio re-investasi kas (RRK) dapat digunakan rumus pada Persamaan 7.5.
  

Untuk menjelaskan rasio re-investasi kas ini, sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan selama dua tahun yaitu 2008 dan 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.21.

Tabel 7.21. Analisis rasio re-investasi kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008 dan tahun 2009
U r a i a n
2008 (Rp juta)
2009 (Rp juta)
Arus kas operasi
4.253.895
5.101.022
Pembayaran dividen tunai
767.412
1.175.289
Aktiva tetap bruto
15.004.838
19.192.703
Investasi**
262.750
417.477
Aktiva lainnya***
196.133
182.624
Modal kerja****
5.009.455
4.743.035
Rasio Re-investasi Kas (RRK)
0,17
0,16

Keterangan:
*Aktiva tetap bruto meliputi aset tetap bersih ditambah akumulasi penyusutan
**Investasi meliputi investasi jangka panjang, properti investasi, dan biaya eksplorasi dan pengembangan tangguhan
***Aktiva lainnya meliputi kas dan deposito berjangka, piutang lain-lain, aset pajak tangguhan, dan beban tangguhan
****Modal kerja meliputi aset lancar dikurangi kewajiban lancar

Tabel 7.21 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan menginvestasikan kembali kas dari operasi sebesar 17% untuk mengganti aktiva dan mendukung pertumbuhan perusahaan. Sedangkan pada tahun 2009, perusahaan ini menginvestasikan kembali kas operasinya sebesar 16%.

Analisis Arus Kas dan Respon Stakeholder Perusahaan
Arus kas perusahaan menunjukkan perubahan posisi kas perusahaan. Arus kas perusahaan memberikan arti bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) sehingga mereka akan merespon secara berbeda. Bagaimana respon para stakeholder terhadap analisis arus kas? Apabila keadaan arus kas tinggi maka respon para stakeholders secara singkat digambarkan sebagai berikut:
1)      Investor cenderung merespon positif
2)      Kreditor cenderung merespon positif
3)      Suplier cenderung merespon positif
4)      Karyawan cenderung merespon positif

Beberapa hasil penelitian yang dilaksanakan di Indonesia yang menjelaskan adanya hubungan atau pengaruh likuiditas perusahaan terhadap respon para stakeholder terutama investor dikemukakan sebagai berikut:
1.    Dwi Martani, Mulyono, dan Rahfiani Khairurizka (2009) menyimpulkan bahwa: (1) arus kas dari aktivitas operasi mempengaruhi return pasar dan return tidak normal, dan (2) pandangan investor tentang rasio-rasio keuangan adalah berguna dalam mengambil keputusan atas investasi.

Ringkasan
Laporan arus kas perusahaan merupakan salah satu laporan keuangan perusahaan yang menyajikan perubahan posisi kas perusahaan. Laporan arus kas meliputi dua komponen utama yaitu arus kas masuk dan arus kas keluar yang dikelompokkan dalam tiga aktivitas bisnis perusahaan yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Metode yang dapat digunakan dalam menyusun laporan arus kas meliputi metode langsung dan metode tidak langsung sedangkan pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan perkiraan T dan pendekatan kertas kerja.
Analisis arus kas merupakan suatu upaya untuk dapat menginterpretasi laporan arus kas sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan para stakeholder perusahaan. Berbagai teknik dan metode yang dapat digunakan dalam menganalisis arus kas perusahaan meliputi: analisis horizontal, analisis vertikal (analisis common-size), analisis cross-section, dan analisis rasio keuangan.
  

2 comments:

Anonymous said...

caranya hitung yang analisa common size bagian % nya bagaimana ya?

Kiki RAY said...

Nilainya dibagi Total dikali 100