Pendahuluan
Menganalisis arus kas (cash flow) perusahaan merupakan salah
satu bagian analisis laporan keuangan perusahaan. Pada analisis ini akan
dibahas tentang analisis sumber dan penggunaan kas, penyusunan laporan arus
kas, teknik analisis arus kas, serta hubungan antara analisis arus kas dengan
respon stakeholder perusahaan.
Arus kas perusahaan
menunjukkan sumber dan penggunaan kas dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu,
arus kas perusahaan terdiri atas komponen arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow). Posisi arus kas suatu perusahaan dapat dalam bentuk
surplus atau defisit. Surplus arus kas artinya terdapat kelebihan arus kas
masuk atas arus kas keluar dan sebaliknya defisit arus kas artinya terdapat
kelebihan arus kas keluar atas arus kas masuk. Arus kas masuk dapat bersumber
dari aktivitas operasi perusahaan, seperti hasil penjualan produk, dari
aktivitas investasi, seperti hasil penjualan aktiva tetap, dari aktivitas
pendanaan, seperti hasil pinjaman jangka panjang.
Data tentang arus kas masuk
dan arus kas keluar disajikan dalam laporan arus kas (cash flow statement). Laporan ini menyajikan perubahan posisi kas
suatu perusahaan. Dalam penyusunan laporan arus kas tidak dapat pisahkan dari
neraca dan laporan laba rugi. Oleh karena itu, dalam menyusun laporan arus kas
diperlukan minimal neraca dua periode dan laporan laba rugi satu periode.
Kerangka Pembahasan
Sumber dan
Penggunaan Kas
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa kas
perusahaan terdiri dari arus kas masuk (cash
inflow) dan arus kas keluar (cash
outflow). Arus kas masuk merupakan sumber kas dan arus kas keluar merupakan
penggunaan kas bagi perusahaan.
Sebelum menjelaskan lebih luas tentang sumber dan
penggunaan kas, terlebih dahulu penulis menjelaskan beberapa hal tentang
laporan arus kas, seperti pengertian kas dan laporan arus kas, serta kegunaan
informasi arus kas.
1.
Pengertian dan beberapa istilah
Laporan arus kas (cash
flow statement) merupakan laporan tentang arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow) selama periode yang lalu. Beberapa istilah tentang kas, setara kas,
dan arus kas telah dikemukakan dalam PSAK No. 2) sebagai berikut:
1) Kas (cash)
terdiri dari saldo kas (cash on hand)
dan rekening giro (cash in bank)
2) Setara kas (cash
equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek
dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
penghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
3) Setara kas dimiliki untuk memenuhi
komitmen kas jangka pendek bukan untuk investasi atau tujuan lain.
4) Arus kas dibedakan atas tiga aktivitas
yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
5) Aktivitas operasi merupakan aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan pendanaan.
6) Aktivitas investasi merupakan kegiatan
untuk memperoleh dan melepas aktiva jangka panjang serta investasi lain yang
tidak termasuk setara kas.
7) Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas
yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman
perusahaan.
2.
Kegunaan informasi arus kas
Informasi arus kas memiliki
beberapa kegunaan bagi para stakeholder laporan keuangan antara lain:
1) Para stakeholder dapat mengetahui
bagaimana perusahaan menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas.
2) Para stakeholder dapat mengevaluasi
perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan perusahaan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas).
3) Informasi arus kas berguna untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas.
4) Para stakeholder memungkinkan
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus
kas masa depan dari berbagai perusahaan.
5) Informasi arus kas historis digunakan
sebagai indikator jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan.
Menurut White, Sondhi, dan
Fried (2003) bahwa laporan arus kas diharapkan membantu memprediksi kemampuan
perusahaan untuk menunjang dan meningkatkan kas dari operasi saat ini.
Selanjutnya, White, Sondhi, dan Fried (2003) mengemukakan bahwa laporan arus
kas memberikan informasi tentang:
1) Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
arus kas dari operasi.
2) Kecenderungan komponen-komponen arus kas
dan pengaruh kas terhadap keputusan investasi dan pendanaan.
3) Keputusan-keputusan manajemen mengenai
bidang-bidang yang penting, seperti kebijakan pendanaan, kebijakan dividen,
serta investasi untuk mencapai pertumbuhan.
Sumber dan penggunaan kas dapat dikelompokkan
ke dalam tiga jenis aktivitas bisnis perusahaan, yaitu aktivitas operasi,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Identifikasi sumber dan
penggunaan kas ditunjukkan pada Tabel 7.1, Tabel 7.2, dan Tabel 7.3.
Tabel 7.1. Sumber dan penggunaan kas aktivitas
operasi perusahaan
Sumber Kas
|
Penggunaan Kas
|
q Penerimaan dari pelanggan
q Penerimaan dari piutang
q Penerimaan dari bunga, dividen
q Penerimaan berupa pengembalian dana (refund) dari suplier
|
q Kas yang dibayarkan untuk pembelian barang
dan jasa yang akan dijual.
q Bunga yang dibayar atas utang perusahaan
q Pembayaran pajak penghasilan
q Pembayaran gaji
|
Tabel 7.2. Sumber dan penggunaan kas aktivitas
investasi perusahaan
Sumber Kas
|
Penggunaan Kas
|
q Penjualan aktiva tetap
q Penjualan surat berharga jangka panjang
q Penagihan pinjaman jangka panjang
q Penjualan aktiva lainnya
|
q Pembayaran untuk mendapatkan aktiva tetap
q Pembelian
investasi jangka panjang
q Pemberian pinjaman pihak lain
q Pembayaran untuk aktiva lain
|
Tabel 7.3. Sumber dan penggunaan kas aktivitas pendanaan
perusahaan
Sumber Kas
|
Penggunaan Kas
|
q Pengeluaran saham
q Pengeluaran wesel
q Penjualan obligasi
q Pengeluaran surat hutang
|
q Pembayaran dividen
q Pembelian saham pemilik
q Pembayaran utang pokok dana yang dipinjam
|
Berdasarkan Tabel 7.1, Tabel
7.2, dan Tabel 7.3 di atas menunjukkan komponen-komponen sumber dan penggunaan
kas yang dikelompokkan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan
aktivitas pendanaan. Dalam penempatan komponen tersebut terdapat beberapa
komponen yang tidak konsisten penempatannya, yaitu antara lain:
1. Pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas
investasi eksternal, khususnya pada pasar modal, seperti pendapatan bunga,
pendapatan dividen, pendapatan sewa dapat ditempatkan sebagai aktivitas operasi
atau juga dapat ditempatkan sebagai
aktivitas investasi.
2. Pengeluaran yang dilakukan untuk aktivitas
pendanaan, berupa pembayaran bunga pinjaman jangka panjang, pembayaran dividen
dapat ditempatkan sebagai aktivitas operasi atau juga dapat ditempatkan sebagai
aktivitas pendanaan.
Menyusun Laporan Arus Kas
Sebagaimana telah dikemukakan
di atas bahwa pada dasarnya laporan arus kas perusahaan merupakan laporan yang
menyajikan tentang perubahan posisi kas perusahaan. Tingkat ketepatan informasi
yang disajikan oleh suatu laporan arus kas sangat bergantung pada proses
penyusunan laporan tersebut. Sehubungan dengan penyusunan laporan arus kas
perusahaan, maka arus kas yang terbentuk dikelompokkan dalam tiga jenis
aktivitas bisnis, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari
aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Pengertian ketiga
aktivitas bisnis ini telah dikemukakan di atas, sedangkan hubungan ketiganya
telah dijelaskan pada Bab 3. Syarat untuk menyusun laporan arus kas yaitu
adanya neraca minimal dua periode dan laporan laba rugi minimal satu periode.
Untuk menyusun laporan arus
kas perusahaan diperlukan suatu metode dan pendekatan. Dalam hal ini, metode penyusunan laporan arus kas ada dua
jenis yaitu metode langsung (direct
method) dan metode tidak langsung (indirect
method). Sedangkan pendekatan yang dapat digunakan dalam menyusun laporan
arus kas adalah pendekatan perkiraan T (T
account) dan pendekatan kertas kerja (worksheet).
Metode Penyusunan Laporan
Arus Kas
Menurut Standar Akuntan
Keuangan dalam PSAK No. 2 bahwa perusahaan dapat melaporkan arus kas operasi
dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode lansung dan metode
tidak langsung. Perbedaan kedua metode ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Metode langsung
Metode langsung merupakan
suatu metode dimana kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran
kas bruto diungkapkan. Metode ini memiliki kelebihan karena mengungkapkan informasi
lebih terinci tentang komponen-komponen pembentuk laba rugi perusahaan. Namun
di sisi lain, relatif lebih rumit dalam proses penyajiannya. Untuk kepentingan
analisis laporan keuangan direkomendasikan agar menggunakan metode langsung. Format
penyajian metode langsung ditunjukkan pada Lampiran 4.
2. Metode tidak langsung
Metode tidak langsung
merupakan metode dimana laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan, atau akrual dari penerimaan
atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Kelemahan metode ini adalah tidak mengungkapkan secara rinci komponen-komponen
pembentuk laba rugi perusahaan sehingga kurang efektif untuk digunakan dalam
menganalisis laporan arus kas. Namun di sisi lain, lebih sederhana dalam proses
penyajiannya. Format
penyajian metode tidak langsung ditunjukkan pada Lampiran 5.
Pendekatan Penyusunan Laporan Arus Kas
Penyusunan laporan arus kas
dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu Pendekatan Perkiraan T dan Pendekatan
Kertas Kerja.
Proses menyusun laporan arus
kas dengan menggunakan kertas kerja dapat dilakukan melalui empat tahap sebagai
berikut:
1. Menyusun neraca perbandingan
2. Menyusun kertas kerja
3. Menghitung setiap komponen pembentuk
laporan arus kas sesuai dengan petunjuk PSAK No. 2.
4. Menyusun laporan arus kas
Untuk memberikan gambaran
bagaimana proses menyusun laporan arus kas suatu perusahaan, sebagai ilustrasi
digunakan data keuangan PT XYZ. Pada ilustrasi
ini digunakan pendekatan kertas kerja, baik untuk metode langsung maupun metode
tidak langsung. Proses penyusunan laporan arus kas sebagai berikut:
Langkah 1. Menyusun neraca perbandingan
Tabel 7.4. Neraca perbandingan perusahaan PT XYZ
U r a i a n
|
2009
|
2008
|
Perubahan
|
|
Rp
|
%
|
|||
Aktiva Lancar
|
||||
Kas dan setara kas
|
1,186,196,284
|
738,928,171
|
447,268,113
|
60.53
|
Piutang usaha
|
259,093,549
|
181,688,754
|
77,404,795
|
42.60
|
Piutang lain-lain
|
8,457,435
|
6,597,202
|
1,860,233
|
28.20
|
Persediaan
|
106,181,692
|
18,813,225
|
87,368,467
|
464.40
|
Pajak dibayar dimuka
|
352,685,442
|
288,416,661
|
64,268,781
|
22.28
|
Uang muka dan biaya dibayar dimuka
|
247,229,247
|
192,268,294
|
54,960,953
|
28.59
|
Aktiva lain
|
122,054
|
78,887
|
43,167
|
54.72
|
Jumlah aktiva lancar
|
2,159,965,703
|
1,426,791,194
|
733,174,509
|
51.39
|
Aktiva tidak lancar
|
||||
Aktiva tetap - net
|
12,488,445,900
|
9,122,953,797
|
3,365,492,103
|
36.89
|
Aktiva lain-lain
|
1,195,012,376
|
961,357,191
|
233,655,185
|
24.30
|
Jumlah aktiva tidak lancar
|
13,683,458,276
|
10,084,310,988
|
3,599,147,288
|
35.69
|
Jumlah aktiva
|
15,843,423,979
|
11,511,102,182
|
4,332,321,797
|
37.64
|
Kewajiban lancar
|
||||
Hutang usaha
|
2,015,025,133
|
1,285,440,498
|
729,584,635
|
56.76
|
Hutang pajak
|
72,287,073
|
28,155,297
|
44,131,776
|
156.74
|
Hutang lain-lain dan biaya yang masih harus dibayar
|
342,577,793
|
254,806,453
|
87,771,340
|
34.45
|
Penghasilan tangguhan
|
306,124,353
|
118,008,852
|
188,115,501
|
159.41
|
Jumlah kewajiban lancar
|
2,736,014,352
|
1,686,411,100
|
1,049,603,252
|
62.24
|
Kewajiban tidak lancar
|
||||
Hutang usaha - pihka ketiga
|
153,445,347
|
138,968,267
|
14,477,080
|
10.42
|
pinjaman jangka panjang
|
995,940,000
|
995,940,000
|
||
Kewajiban pajak tangguhan
|
476,703,041
|
161,000,684
|
315,702,357
|
196.09
|
Obligasi jangka panjang
|
6,867,855,433
|
5,502,988,595
|
1,364,866,838
|
24.80
|
Hutang derivatif
|
56,760,024
|
56,760,024
|
||
Penyisihan imbalan kerja
|
45,111,362
|
33,934,657
|
11,176,705
|
32.94
|
Jumlah kewajiban tidak lancar
|
8,595,815,207
|
5,836,892,203
|
2,758,923,004
|
47.27
|
Ekuitas
|
||||
Modal saham
|
709,000,000
|
709,000,000
|
0
|
0.00
|
Tambahan modal disetor
|
2,691,684,344
|
2,691,684,344
|
0
|
0.00
|
Saldo laba
|
1,110,910,076
|
587,114,535
|
523,795,541
|
89.22
|
Jumlah ekuitas
|
4,511,594,420
|
3,987,798,879
|
523,795,541
|
13.13
|
Jumlah kewajiban dan ekuitas
|
15,843,423,979
|
11,511,102,182
|
4,332,321,797
|
37.64
|
Langkah 2. Menyusun kertas kerja
Tabel 7.5. Kertas kerja perusahaan PT XYZ (Neraca)
U r a i a n
|
2009 (Rp)
|
2008 (Rp)
|
Saldo
|
|
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
|||
Kas dan setara kas
|
1,186,196,284
|
738,928,171
|
447,268,113
|
|
Piutang usaha
|
259,093,549
|
181,688,754
|
77,404,795
|
|
Piutang lain-lain
|
8,457,435
|
6,597,202
|
1,860,233
|
|
Persediaan
|
106,181,692
|
18,813,225
|
87,368,467
|
|
Pajak dibayar dimuka
|
352,685,442
|
288,416,661
|
64,268,781
|
|
Uang muka dan biaya dibayar dimuka
|
247,229,247
|
192,268,294
|
54,960,953
|
|
Aktiva lain
|
122,054
|
78,887
|
43,167
|
|
Aktiva tetap - net
|
12,488,445,900
|
9,122,953,797
|
3,365,492,103
|
|
Aktiva lain-lain
|
1,195,012,376
|
961,357,191
|
233,655,185
|
|
Hutang usaha
|
2,015,025,133
|
1,285,440,498
|
729,584,635
|
|
Hutang pajak
|
72,287,073
|
28,155,297
|
44,131,776
|
|
Hutang lain-lain dan biaya yang masih harus dibayar
|
342,577,793
|
254,806,453
|
87,771,340
|
|
Penghasilan tangguhan
|
306,124,353
|
118,008,852
|
188,115,501
|
|
Hutang usaha - pihka ketiga
|
153,445,347
|
138,968,267
|
14,477,080
|
|
pinjaman jangka panjang
|
995,940,000
|
995,940,000
|
||
Kewajiban pajak tangguhan
|
476,703,041
|
161,000,684
|
315,702,357
|
|
Obligasi jangka panjang
|
6,867,855,433
|
5,502,988,595
|
1,364,866,838
|
|
Hutang derivatif
|
56,760,024
|
56,760,024
|
||
Penyisihan imbalan kerja
|
45,111,362
|
33,934,657
|
11,176,705
|
|
Modal saham
|
709,000,000
|
709,000,000
|
||
Tambahan modal disetor
|
2,691,684,344
|
2,691,684,344
|
||
Saldo laba
|
1,110,910,076
|
587,114,535
|
Laporan laba rugi
Tabel 7.6. Kertas kerja perusahaan PT XYZ (laba
rugi)
U r a i a n
|
Laba rugi 2009
(Rp)
|
Saldo
|
|
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
||
Pendapatan usaha bersih
|
2,807,746,308
|
2,807,746,308
|
|
Beban usaha:
|
|||
Beban penyusutan
|
817,681,482
|
817,681,482
|
|
Beban infrastruktur
|
484,128,808
|
484,128,808
|
|
Beban pemasaran dan penjualan
|
352,755,778
|
352,755,778
|
|
Beban gaji dan kesejahteraan karyawan
|
231,053,823
|
231,053,823
|
|
Beban perlengkapan dan overhead
|
181,635,176
|
181,635,176
|
|
Lain-lain
|
22,015,796
|
22,015,796
|
|
Jumlah beban usaha
|
2,089,270,863
|
2,089,270,863
|
|
Laba usaha
|
718,475,445
|
||
(Beban)/Penghasilan lain-lain
|
|||
Beban bunga
|
249,205,986
|
249,205,986
|
|
Pendapatan bunga
|
27,916,132
|
27,916,132
|
|
Rugi seliisih kurs - bersih
|
38,958,415
|
38,958,415
|
|
Lain-lain
|
30,181,460
|
30,181,460
|
|
Jumlah (beban)/penghasilan lain-lain
|
290,429,729
|
||
Laba sebelum pajak penghasilan
|
428,045,716
|
||
Beban pajak penghasilan
|
130,477,111
|
130,477,111
|
|
Laba bersih
|
297,568,605
|
Langkah 3. Menghitung setiap komponen pembentuk
laporan arus kas
Komponen 1. Penerimaan dari pelanggan
Pendapatan
usaha bersih Rp 2.807.746.308,00
(+)Piutang usaha (Rp 77.404.795,00)
Penerimaan
dari pelanggan Rp 2.730.341.513,00
Komponen 2. Pembayaran kepada pemasok dan karyawan
Teknik
Analisis Arus Kas
Sebagaimana telah diketahui
bahwa laporan arus kas serta laporan keuangan lainnya hanya menyajikan data
sehingga belum dapat memberikan informasi yang berarti bagi para stakeholder.
Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik atau metode guna melakukan interpretasi
dan analisis terhadap posisi arus kas. Dalam melakukan analisis arus kas perusahaan
dapat digunakan beberapa metode antara lain: analisis horizontal, analisis
vertikal atau analisis common-size,
analisis cross-section, serta
analisis rasio.
Analisis Horizontal Arus Kas
Perusahaan
Analisis horizontal (horizontal analysis) merupakan suatu metode yang digunakan untuk membandingkan nilai arus
kas setiap aktivitas bisnis antara dua periode atau lebih. Analisis ini juga
biasa disebut analisis tren yang berguna untuk mengetahui perkembangan arus kas
setiap aktivitas bisnis, baik aktivitas operasi, aktivitas investasi, maupun
aktivitas pendanaan.
Untuk memberikan gambaran
tentang analisis horizontal ini, maka sebagai ilustrasi digunakan laporan arus
kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 7.7, Tabel 7.8, dan Tabel 7.9.
1. Analisis horizontal aktivitas operasi
Tabel 7.7. Analisis horizontal aktivitas operasi
U r a i a n
|
2008
(Rp juta)
|
2009
(Rp juta)
|
Analisis Tren
|
|
Rp
juta
|
Persen
|
|||
Penerimaan dari pelanggan
|
28.287.730
|
28.084.400
|
(203.330)
|
(0,72)
|
Pembayaran kepada pemasok dan
karyawan
|
23.156.750
|
21.190.417
|
(1.966.333)
|
(8,49)
|
Kas yang dihasilkan operasi
|
5.130.890
|
6.893.983
|
1.763.393
|
34,37
|
Pembayaran untuk pajak
penghasilan badan
|
949.812
|
1.783.261
|
833.449
|
87,75
|
Pembayaran bunga
|
311.987
|
197.635
|
(114.352)
|
(36,65)
|
Penerimaan bunga
|
93.380
|
99.699
|
6.319
|
6,77
|
Pengembalian dari kelebihan
pembayaran pajak penghasilan badan
|
291.334
|
88.236
|
(203.098)
|
(69,71)
|
Arus kas bersih dari aktivitas
operasi
|
4.253.895
|
5.101.022
|
847.127
|
19,91
|
Sumber: Lampiran
1. Laporan Arus Kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Tabel 7.7 di atas menunjukkan
bahwa pada tahun 2009, arus kas operasi PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan mengalami peningkatan secara signifikan yaitu sebesar 34,37%.
Peningkatan ini disebabkan oleh penurunan pembayaran kepada pemasok dan
karyawan sebesar 8,49% dan diikuti oleh penurunan penerimaan dari pelanggan
sebesar 0,72%. Namun penurunan penerimaan dari pelanggan lebih rendah dari
pembayaran kepada pemasok dan karyawan. Secara keseluruhan, arus kas bersih
dari aktivitas operasi mengalami peningkatan sebesar 19,91%.
Berdasarkan data di atas
mengindikasikan bahwa perusahaan ini cukup efisien dalam pengelolaan aktivitas
operasinya. Ini juga mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan
arus kas operasi cukup baik.
2. Analisis horizontal aktivitas investasi
Tabel 7.8. Analisis horizontal aktivitas investasi
U r a i a n
|
2008
(Rp juta)
|
2009
(Rp juta)
|
Analisis Tren
|
|
Rp
juta
|
Persen
|
|||
Perolehan aset
tetap
|
3.505.146
|
3.148.232
|
(356.914)
|
(10,18)
|
Hasil
penjualan investasi
|
-
|
14.005
|
14.005
|
100
|
Perolehan
properti pertambangan
|
1.525.335
|
4.500
|
(1.520.835)
|
(99,70)
|
Penerimaan
dari penjualan aset tetap
|
75.615
|
71.324
|
(4.291)
|
(5,67)
|
Penerimaan
dividen tunai
|
3.752
|
6.935
|
3.183
|
84,83
|
Arus kas bersih
untuk aktivitas investasi
|
4.951.114
|
3.060.468
|
(1.890.646)
|
(38,19)
|
Sumber: Lampiran
1. Laporan Arus Kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Tabel 7.8 di atas menunjukkan
bahwa pada tahun 2009, secara keseluruhan arus kas aktivitas investasi PT United
Tractors Tbk dan Anak Perusahaan mengalami penurunan secara signifikan yaitu
sebesar 38,19%. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan terhadap investasi
aktiva tetap sebesar 10,18% dan juga investasi terhadap properti pertambangan
sebesar 99,70%. Berdasarkan data di atas mengindikasikan bahwa manajemen perusahaan
ini menerapkan kebijakan divestasi pada tahun 2009 sehingga memungkinkan
perusahaan mengalami penurunan kapasitas produksi. Hal dapat terjadi apabila
yang divestasi merupakan aktiva-aktiva yang produktif.
3. Analisis horizontal aktivitas pendanaan
Tabel 7.9. Analisis horizontal aktivitas pendanaan
U r a i a n
|
2008
(Rp juta)
|
2009
(Rp juta)
|
Analisis Tren
|
|
Rp
juta
|
Persen
|
|||
Penurunan kas dan deposito
berjangka yang dibatasi penggunaan
|
86.964
|
6.741
|
(80.223)
|
(92,25)
|
(Pembayaran)/penerimaan
pinjaman bank jangka pendek
|
80.356
|
(434.351)
|
n/a
|
n/a
|
Penerimaan pinjaman bank jangka
panjang
|
6.211.616
|
1.234.400
|
(4.977.216)
|
(80,13)
|
Pembayaran piutang dari pihak
yang mempunyai hubungan istimewa
|
2.597
|
16.873
|
14.276
|
549,71
|
Penerimaan hutang kepada pihak
yang mempunyai hubungan istimewa
|
1.914
|
28.530
|
26.616
|
1.390,60
|
Pembayaran hutang sewa
pembiayaan
|
633.305
|
362.732
|
(270.573)
|
(42,72)
|
Pembayaran pinjaman bank jangka
panjang
|
4.701.606
|
1.784.529
|
(2.917.077)
|
(62,04)
|
Penerimaan/(pembayaran)
pinjaman-pinjaman lain
|
(739.165)
|
314.249
|
n/a
|
n/a
|
Pembayaran dividen
|
760.456
|
1.165.300
|
404.844
|
53,24
|
Penerimaan dari penerbitan
saham
|
3.526.127
|
(3.526.127)
|
(100,00)
|
|
Pembayaran dividen kepada
pemegang saham minoritas
|
6.956
|
9.989
|
3.033
|
43,60
|
Pembayaran biaya perolehan
pinjaman bank jangka panjang
|
16.441
|
5.135
|
(11.306)
|
(68,77)
|
Arus kas bersih (untuk)/dari
aktivitas pendanaan
|
2.852.523
|
(2.208.471)
|
n/a
|
n/a
|
Sumber: Lampiran
1. Laporan Arus Kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Tabel 7.9 di atas menunjukkan
bahwa pada tahun 2009, secara keseluruhan arus kas aktivitas pendanaan PT
United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan mengalami penurunan secara signifikan
yaitu dari surplus menjadi defisit. Penurunan ini terutama disebabkan oleh
penurunan terhadap kas dan deposito berjangka sebesar 92,25%, penurunan
penerimaan pinjaman jangka panjang sebesar 80,13%, dan juga penurunan penerimaan
dari penerbitan saham sebesar
100%. Berdasarkan data di atas mengindikasikan bahwa manajemen perusahaan ini
menerapkan kebijakan pendanaan defisit pada tahun 2009 sehingga menyebabkan penurunan
investasi. Ini berarti bahwa perusahaan lebih menitikberatkan pada pemenuhan
kewajiban atas pendanaan.
Analisis Vertikal Arus Kas
Perusahaan
Analisis vertikal merupakan
suatu teknik atau metode yang membandingkan arus kas dari ketiga aktivitas
bisnis perusahaan untuk periode tertentu. Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui sinergi ketiga aktivitas bisnis perusahaan. Sebagaimana telah
dikemukakan pada Bab 3 bahwa ketiga aktivitas bisnis perusahaan yaitu aktivitas
operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan saling terkait satu sama
lain. Pada Analisis vertikal ini dapat digunakan metode common-size yang menggambarkan keseimbangan arus kas masuk dan arus
kas keluar antara ketiga aktivitas bisnis tersebut.
Untuk memberikan gambaran
tentang analisis vertikal ini, maka sebagai ilustrasi digunakan laporan arus
kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan.
1. Analisis secara vertikal terhadap arus kas
tahun 2008
Analisis secara vertikal
terhadap arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008
meliputi dua cara yaitu: cara pertama adalah analisis secara keseluruhan
aktivitas bisnis, dan cara kedua adalah analisis arus kas masuk dan arus kas
keluar dengan menggunakan common-size.
Berdasarkan laporan arus kas
PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan diperoleh data arus kas bersih
ketiga aktivitas bisnis tahun 2008 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.10.
Tabel 7.10. Arus kas bersih PT United Tractors Tbk
dan Anak
Perusahaan tahun 2008
No
|
Aktivitas Bisnis
|
Arus Kas Bersih (Rp)
|
1
|
Aktivitas operasi
|
4.253.895.000.000
|
2
|
Aktivitas investasi
|
(4.951.114.000.000)
|
3
|
Aktivitas pendanaan
|
2.852.523.000.000
|
Berdasarkan Tabel 7.10 di atas
menunjukkan bahwa pada tahun 2008, kebijakan manajemen PT United Tractors Tbk
dan Anak Perusahaan adalah melakukan aktivitas investasi senilai Rp
4.951.114.000.000,00 yang menghasilkan arus kas operasi senilai Rp
4.253.895.000.000. Pengeluaran investasi ini dibiayai dari aktivitas pendanaan
senilai Rp 2.852.523.000.000,00 atau 57,61%. Dengan demikian masih terdapat
defisit sebesar 42,39% yang dipenuhi dari arus kas aktivitas operasi. Ini
mengindikasikan bahwa pada tahun 2008, aktivitas investasi bersifat jangka
panjang dibiayai dari pendanaan jangka pendek sebesar 42,39%. Implikasi adanya
aktivitas investasi jangka panjang yang dibiayai dari pendanaan jangka pendek
bagi perusahaan adalah keuntungan tinggi (high
profitability) tetapi juga risiko tinggi (high risk).
Selanjutnya, berdasarkan
laporan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan diperoleh data arus
kas masuk dari ketiga aktivitas bisnis tahun 2008 sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 7.11.
Tabel 7.11. Arus kas masuk
PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008
Arus Kas Masuk
|
Nilai (Rp juta)
|
Analisis Common-size (%)
|
Aktivitas Operasi:
|
||
Penerimaan dari pelanggan
|
28.287.730
|
73,38
|
Penerimaan bunga
|
93.380
|
0,24
|
Pengembalian dari kelebihan
pembayaran pajak penghasilan badan
|
291.334
|
0,76
|
Sub total
aktivitas operasi
|
28.672.444
|
74,37
|
Aktivitas Investasi:
|
||
Penerimaan dari penjualan aset
tetap
|
75.615
|
0,20
|
Penerimaan dividen tunai
|
3.752
|
0,01
|
Sub total
aktivitas investasi
|
79.367
|
0,21
|
Aktivitas Pendanaan
|
||
Penerimaan pinjaman bank jangka
pendek
|
60.356
|
0,16
|
Penerimaan pinjaman bank jangka
panjang
|
6.211.616
|
16,11
|
Penerimaan hutang kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
|
1.914
|
0,00
|
Penerimaan dari penerbitan saham
|
3.526.127
|
9,15
|
Sub total
aktivitas pendanaan
|
9.800.013
|
25,42
|
Total arus
kas masuk
|
38.551.824
|
100
|
Sumber: Lampiran 1. Laporan Arus Kas PT
United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Selain disajikan dalam bentuk tabel, analisis common-size di atas juga dapat disajikan
dalam bentuk gambar sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 7.1.
Gambar 7.1. Analisis common-size
arus kas masuk PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008
Tabel 7.11 dan Gambar 7.1 di atas menunjukkan bahwa pada
tahun 2008, keseluruhan arus kas masuk bersumber dari aktivitas operasi sebesar
74,37% atau 74%, aktivitas investasi sebesar 0,21% atau 0% (tidak signifikan),
serta aktivitas pendanaan sebesar 25,42% atau 26%. Arus kas masuk pada
aktivitas operasi didominasi oleh penerimaan dari pelanggan yaitu sebesar
73,38%, pada aktivitas investasi didominasi oleh penerimaan dari penjualan aset
tetap yaitu sebesar 0,20%, sedangkan dari aktivitas pendanaan didominasi oleh penerimaan
pinjaman bank jangka panjang yaitu sebesar 16,11%. Ini mengindikasikan bahwa
kinerja operasi PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan cukup baik pada
tahun 2008.
Selanjutnya, berdasarkan
laporan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan diperoleh data arus
kas keluar dari ketiga aktivitas bisnis tahun 2008 sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 7.12.
Tabel 7.12. Arus kas keluar
PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008
Arus Kas Keluar
|
Nilai (Rp juta)
|
Analisis Common-size (%)
|
Aktivitas Operasi:
|
||
Pembayaran kepada pemasok dan
karyawan
|
23.156.750
|
63,62
|
Pembayaran untuk pajak penghasilan
badan
|
949.812
|
2,61
|
Pembayaran bunga
|
311.987
|
0,86
|
Sub total
aktivitas operasi
|
24.418.549
|
67,09
|
Aktivitas Investasi:
|
||
Perolehan aset tetap
|
3.505.146
|
9,63
|
Perolehan properti pertambangan
|
1.525.335
|
4,19
|
Sub total
aktivitas investasi
|
5.030.481
|
13,82
|
Aktivitas Pendanaan
|
||
Penurunan kas dan deposito
berjangka yang dibatasi penggunaannya
|
86.964
|
0,24
|
Pembayaran piutang dari pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
|
2.597
|
0,01
|
Pembayaran hutang sewa pembiayaan
|
633.305
|
1,74
|
Pembayaran pinjaman bank jangka
panjang
|
4.701.606
|
12,92
|
Pembayaran pinjaman-pinjaman lain
|
739.165
|
2,03
|
Pembayaran dividen
|
760.456
|
2,09
|
Pembayaran dividen kepada pemegang
saham minoritas
|
6.956
|
0,02
|
Pembayaran biaya perolehan pinjaman
bank jangka panjang
|
16.441
|
0,05
|
Sub total
aktivitas pendanaan
|
6.947.490
|
19,09
|
Total arus
kas keluar
|
36.396.520
|
100
|
Sumber: Lampiran 1. Laporan Arus Kas PT
United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Selain disajikan dalam bentuk tabel, analisis common-size di atas juga dapat disajikan
dalam bentuk gambar sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 7.2.
Gambar 7.2. Analisis common-size
arus kas keluar PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008
Tabel 7.12 dan Gambar 7.2 di atas menunjukkan bahwa pada
tahun 2008, keseluruhan arus kas keluar yang dialokasikan ke aktivitas operasi
sebesar 67,09% atau 67%, aktivitas investasi sebesar 13,82% atau 14%, serta
aktivitas pendanaan sebesar 19,09% atau 19%. Arus kas keluar pada aktivitas
operasi didominasi oleh pembayaran kepada pemasok dan karyawan yaitu sebesar
63,62%, pada aktivitas investasi didominasi oleh perolehan aset tetap yaitu
sebesar 9,63%, sedangkan dari aktivitas pendanaan didominasi oleh pembayaran
pinjaman bank jangka panjang yaitu sebesar 12,92%. Ini mengindikasikan bahwa pengeluaran
kas yang dilakukan oleh PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan pada tahun
2008 diarahkan untuk mendorong kegiatan operasi, sementara pengeluaran untuk
investasi relatif rendah.
2. Analisis secara vertikal terhadap arus kas
tahun 2009
Analisis secara vertikal
terhadap arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009 juga meliputi
dua cara yaitu: cara pertama adalah analisis secara keseluruhan aktivitas
bisnis, dan cara kedua adalah analisis arus kas masuk dan arus kas keluar
dengan menggunakan common-size.
Berdasarkan laporan arus kas PT
United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan diperoleh data arus kas bersih ketiga
aktivitas bisnis tahun 2008 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.13.
Tabel 7.13. Arus kas bersih PT United Tractors Tbk
dan Anak
Perusahaan tahun 2009
No
|
Aktivitas Bisnis
|
Arus Kas Bersih (Rp)
|
1
|
Aktivitas operasi
|
5.101.022
|
2
|
Aktivitas investasi
|
(3.060.468)
|
3
|
Aktivitas pendanaan
|
(2.208.471)
|
Berdasarkan Tabel 7.13 di atas
menunjukkan bahwa pada tahun 2009, kebijakan manajemen PT United Tractors Tbk
dan Anak Perusahaan adalah melakukan aktivitas investasi senilai Rp. 3.060.468.000.000,00
yang menghasilkan arus kas operasi senilai Rp. 5.101.022.000.000. Pengeluaran
investasi ini tidak dibiayai dari aktivitas pendanaan melainkan dari aktivitas
operasi. Ini mengindikasikan bahwa pada tahun 2009, aktivitas investasi
bersifat jangka panjang dibiayai sepenuhnya dari pendanaan jangka pendek
sebesar 100%. Selanjutnya, kebijakan pendanaan bersifat pasif yaitu tidak
mencari pendanaan melainkan menekankan pada pemenuhan kewajiban pendanaannya. Implikasi
adanya aktivitas investasi jangka panjang yang dibiayai dari pendanaan jangka
pendek bagi perusahaan adalah keuntungan tinggi (high profitability) tetapi juga risiko tinggi (high risk).
Selanjutnya, berdasarkan laporan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan diperoleh data arus kas masuk dari ketiga aktivitas bisnis tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.14.
Selanjutnya, berdasarkan laporan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan diperoleh data arus kas masuk dari ketiga aktivitas bisnis tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.14.
Tabel 7.14. Arus kas masuk
PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009
Arus Kas Masuk
|
Nilai (Rp juta)
|
Analisis Common-size (%)
|
Aktivitas Operasi:
|
||
Penerimaan dari pelanggan
|
28.084.400
|
93,80
|
Penerimaan bunga
|
99.699
|
0,33
|
Pengembalian dari kelebihan
pembayaran pajak penghasilan badan
|
88.236
|
0,29
|
Sub total
aktivitas operasi
|
28.272.335
|
94,42
|
Aktivitas Investasi:
|
||
Hasil penjualan investasi
|
14.005
|
0,05
|
Penerimaan dari penjualan aset
tetap
|
71.324
|
0,24
|
Penerimaan dividen tunai
|
6.935
|
0,02
|
Sub total
aktivitas investasi
|
92.264
|
0,31
|
Aktivitas Pendanaan
|
||
Penerimaan pinjaman bank jangka
panjang
|
1.234.400
|
4,12
|
Penerimaan hutang kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
|
28.530
|
0,10
|
Penerimaan pinjaman-pinjaman lain
|
314.249
|
1,05
|
Sub total
aktivitas pendanaan
|
1.577.179
|
5,27
|
Total arus
kas masuk
|
29.941.778
|
100
|
Sumber: Laporan
Arus Kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Selain disajikan dalam bentuk tabel, analisis common-size di atas juga dapat disajikan
dalam bentuk gambar sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 7.3.
Gambar 7.3. Analisis common-size arus kas masuk PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan tahun 2009
Tabel 7.14 dan Gambar 7.3 di atas menunjukkan bahwa pada
tahun 2009, keseluruhan arus masuk bersumber dari aktivitas operasi sebesar 94,42%
atau 95%, aktivitas investasi sebesar 0,31% atau o% (tidak signifikan), serta
aktivitas pendanaan sebesar 5,27% atau 5%. Arus kas masuk pada aktivitas
operasi didominasi oleh penerimaan dari pelanggan yaitu sebesar 93,80%, pada
aktivitas investasi didominasi oleh penerimaan dari penjualan aset tetap yaitu
sebesar 0,24%, sedangkan dari aktivitas pendanaan didominasi oleh penerimaan
pinjaman bank jangka panjang yaitu sebesar 4,12%. Ini mengindikasikan bahwa
kinerja operasi PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan cukup baik pada
tahun 2009. Hal ini ditunjukkan bahwa walaupun tidak didukung oleh adanya
peningkatan investasi dan pendanaan namun kegiatan operasi tetap mampu
menghasilkan arus kas operasi yang sangat signifikan.
Selanjutnya, berdasarkan
laporan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan diperoleh data arus
kas keluar dari ketiga aktivitas bisnis tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 7.15.
Tabel 7.15. Arus kas keluar
PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009
Arus Kas Keluar
|
Nilai (Rp juta)
|
Analisis Common-size (%)
|
Aktivitas Operasi:
|
||
Pembayaran kepada pemasok dan
karyawan
|
21.190.417
|
70,38
|
Pembayaran untuk pajak penghasilan
badan
|
1.783.261
|
5,92
|
Pembayaran bunga
|
197.635
|
0,66
|
Sub total
aktivitas operasi
|
23.171.313
|
76,96
|
Aktivitas Investasi:
|
||
Perolehan aset tetap
|
3.148.232
|
10,46
|
Perolehan properti pertambangan
|
4.500
|
0,01
|
Sub total
aktivitas investasi
|
3.152.732
|
10,47
|
Aktivitas Pendanaan
|
||
Penurunan kas dan deposito
berjangka yang dibatasi penggunaannya
|
6.741
|
0,02
|
Pembayaran pinjaman bank jangka
pendek
|
434.351
|
1,44
|
Arus Kas Keluar
|
Nilai (Rp juta)
|
Analisis Common-size (%)
|
Pembayaran piutang dari pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
|
16.873
|
0,06
|
Pembayaran hutang sewa pembiayaan
|
362.732
|
1,20
|
Pembayaran pinjaman bank jangka
panjang
|
1.784.529
|
5,93
|
Pembayaran dividen
|
1.165.300
|
3,87
|
Pembayaran dividen kepada pemegang
saham minoritas
|
9.989
|
0,03
|
Pembayaran biaya perolehan pinjaman
bank jangka panjang
|
5.135
|
0,02
|
Sub total
aktivitas pendanaan
|
3.785.650
|
12,57
|
Total arus
kas keluar
|
30.109.695
|
100
|
Sumber: Lampiran 1. Laporan Arus Kas PT United
Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Selain disajikan dalam bentuk tabel, analisis common-size di atas juga dapat disajikan
dalam bentuk gambar sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 7.4.
Gambar 7.4. Analisis common-size
arus kas keluar PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009
Tabel 7.15 dan Gambar 7.4 di atas menunjukkan bahwa pada
tahun 2009, keseluruhan arus kas keluar yang dialokasikan ke aktivitas operasi
sebesar 76,96% atau 77%, aktivitas investasi sebesar 10,47% atau 10%, serta
aktivitas pendanaan sebesar 12,57% atau 13%. Arus kas keluar pada aktivitas
operasi didominasi oleh pembayaran kepada pemasok dan karyawan yaitu sebesar 70,38%,
pada aktivitas investasi didominasi oleh perolehan aset tetap yaitu sebesar 10,46%,
sedangkan dari aktivitas pendanaan didominasi oleh pembayaran pinjaman bank
jangka panjang yaitu sebesar 5,93%. Ini mengindikasikan bahwa pengeluaran kas
yang dilakukan oleh PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan pada tahun 2009
diarahkan untuk mendorong kegiatan operasi.
Analisis Cross-section Arus
Kas Perusahaan
Sebagaimana telah dijelaskan pada
Bab 1 bahwa analisis cross-section merupakan
suatu analisis eksternal. Pada pendekatan ini dilakukan perbandingan cash flow suatu perusahaan yang
dianalisis dengan perusahaan lain atau rata-rata industri. Analisis ini
dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui daya saing suatu perusahaan dipandang
dari aspek keuangan. Perusahaan yang dipilih sebagai patokan adalah perusahaan
yang dianggap sebagai pesaing terkuat, sementara rata-rata industri adalah
kelompok perusahaan pada industri yang sama.
Penggunaan analisis cross-section pada analisis arus kas
pada dasarnya mencakup seluruh aspek laporan arus kas yang dapat
diperbandingkan dengan perusahaan lain atau rata-rata industri. Namun demikian,
untuk lebih memudahkan melakukan analisis maka ruang lingkup analisis dibatasi
pada aspek-aspek utama saja, seperti nilai sub total setiap aktivitas bisnis
atau nilai akhir keseluruhan arus kas perusahaan.
Untuk menjelaskan analisis cross-section ini, sebagai ilustrasi
digunakan data arus kas dua perusahaan yaitu PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan yang dianalisis dan PT Unilever Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan sebagai
pembanding untuk tahun 2008. Kedua perusahaan ini beroperasi pada sektor
perdagangan tetapi segmen pasar kedua perusahaan berbeda Data arus kas kedua
perusahaan tersebut ditunjukkan pada Tabel 7.16.
Tabel 7.16. Analisis cross-section arus kas
perusahaan tahun 2008
No
|
Aktivitas Bisnis
|
Nilai Arus Kas (Rp)
|
|
PT United
Tractors Tbk
|
PT Unilever
Indonesia Tbk
|
||
1
|
Aktivitas operasi
|
4.253.895.000.000
|
733.146.000.000
|
2
|
Aktivitas investasi
|
(4.951.114.000.000)
|
(200.530.000.000)
|
3
|
Aktivitas pendanaan
|
2.852.523.000.000
|
(1.150.000.000)
|
Arus kas bersih
|
2.155.304.000.000
|
531.466.000.000
|
Tabel 7.16 di atas menunjukkan
bahwa pada tahun 2008, PT Unilever Indonesia kinerja keuangan yang lebih baik
jika dibandingkan dengan PT United Tractors. Hal didasarkan pada beberapa
alasan sebagai berikut:
1. PT Unilever Indonesia Tbk telah melakukan investasi
bersih senilai Rp 200.530.000.000,00 dan menghasilkan arus kas operasi bersih
senilai Rp 733.146.000.000,00. Ini berarti produktivitas investasi dalam
menghasilkan arus kas operasi adalah 365,60%, sementara PT United Tractors Tbk
melakukan investasi senilai Rp 4.951.114.000.000,00 dan menghasilkan arus kas operasi bersih senilai Rp
4.253.895.000.000,00. Ini berarti
produktivitas investasi dalam menghasilkan arus kas operasi adalah 85,92%.
2. Kebijakan pendanaan PT Unilever Tbk bersifat
pasif artinya lebih menekankan pada pemenuhan kewajiban atas pendanaanya
sehingga kegiatan investasinya sepenuhnya dapat dipenuhi dari aktivitas
operasi, sementara kebijakan pendanaan PT United Tractors Tbk bersifat aktif
untuk mendapatkan pendanaan baru untuk membiayai aktivitas investasinya.
Analisis Rasio Arus Kas
Perusahaan
Sebagaimana telah dijelaskan
pada Bab 1 bahwa rasio keuangan perusahaan merupakan suatu teknik atau metode
yang membandingkan antar komponen dalam laporan keuangan perusahaan. Sehubungan
dengan analisis arus kas, berbagai rasio keuangan dapat digunakan adalah:
1. Rasio arus kas operasi terhadap kewajiban
lancar
Rasio arus kas operasi
terhadap kewajiban lancar digunakan untuk mengukur likuiditas keuangan
perusahaan. Secara khusus, rasio ini mengukur seberapa besar arus kas operasi
yang dihasilkan perusahaan untuk menutupi kewajiban lancar perusahaan. Semakin
tinggi rasio ini maka semakin likuid perusahaan. Untuk menghitung besarnya
rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar (RAKOKL) digunakan rumus
sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 7.1.
Untuk menjelaskan rasio ini,
maka sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan tahun 2008 dan tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.17.
Tabel 7.17. Analisis rasio
arus kas operasi terhadap kewajiban lancar PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan
Tahun
|
Arus Kas Bersih Operasi (Rp juta)
|
Kewajiban Lancar
(Rp juta)
|
RAKOKL
|
2008
|
4.253.895
|
7.874.135
|
0,54
|
2009
|
5.101.022
|
7.225.966
|
0,71
|
Sumber: Lampiran
1. Laporan keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Tabel 7.17 di atas menunjukkan
bahwa pada tahun 2008, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan mampu
menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 54% untuk menutupi
kewajiban lancar. Sementara pada tahun 2009, perusahaan ini mampu menyediakan
arus kas dari aktivitas operasi sebesar 71% untuk menutupi kewajiban lancar.
Ini mengindikasikan bahwa PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan relatif likuid.
Walaupun tidak standar baku yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas dari
rasio arus kas ini.
2. Rasio arus kas operasi terhadap total
kewajiban
Rasio arus kas operasi
terhadap total kewajiban digunakan untuk mengukur solvabilitas keuangan
perusahaan. Secara khusus, rasio ini mengukur seberapa besar arus kas operasi
yang dihasilkan perusahaan untuk menutupi seluruh kewajiban perusahaan, baik
kewajiban lancar maupun kewajiban tidak lancar. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin solvabel perusahaan. Untuk menghitung besarnya rasio arus kas operasi
terhadap total kewajiban (RAKOTK) digunakan rumus sebagaimana ditunjukkan pada
Persamaan 7.2.
Untuk menjelaskan rasio ini,
maka sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan tahun 2008 dan tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.18.
Tabel 7.18. Analisis rasio
arus kas operasi terhadap total kewajiban PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan
Tahun
|
Arus Kas Bersih Operasi (Rp juta)
|
Total Kewajiban
(Rp juta)
|
RAKOTK
|
2008
|
4.253.895
|
11.644.916
|
0,37
|
2009
|
5.101.022
|
10.453.748
|
0,49
|
Sumber: Lampiran
1. Laporan keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Tabel 7.18 di atas menunjukkan
bahwa pada tahun 2008, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan mampu
menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 37% untuk menutupi total
kewajiban. Sementara pada tahun 2009, perusahaan ini mampu menyediakan arus kas
dari aktivitas operasi sebesar 49% untuk menutupi total kewajiban. Ini
mengindikasikan bahwa PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan relatif
solvabel. Walaupun tidak standar baku yang dapat digunakan untuk mengukur solvabilitas
dari rasio arus kas ini.
3. Rasio arus kas operasi terhadap total
aktiva
Rasio arus kas operasi
terhadap total aktiva digunakan untuk mengukur solvabilitas keuangan
perusahaan. Secara khusus, rasio ini mengukur seberapa besar arus kas operasi
yang dihasilkan perusahaan untuk membiayai seluruh aktiva perusahaan, baik
aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar. Semakin tinggi rasio ini maka semakin
solvabel perusahaan. Untuk menghitung besarnya rasio arus kas operasi terhadap
total aktiva (RAKOTA) digunakan rumus sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 7.3.
Tabel 7.19. Analisis rasio
arus kas operasi terhadap total aktiva PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan
Tahun
|
Arus Kas Bersih Operasi (Rp juta)
|
Total Aktiva
(Rp juta)
|
RAKOTA
|
2008
|
4.253.895
|
22.847.721
|
0,19
|
2009
|
5.101.022
|
24.404.828
|
0,21
|
Sumber: Lampiran
1. Laporan keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Tabel 7.19 di atas menunjukkan
bahwa pada tahun 2008, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan mampu
menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 19% untuk menutupi total aktiva.
Sementara pada tahun 2009, perusahaan ini mampu menyediakan arus kas dari
aktivitas operasi sebesar 21% untuk menutupi total aktiva. Ini mengindikasikan
bahwa PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan relatif solvabel. Walaupun
tidak standar baku yang dapat digunakan untuk mengukur solvabilitas dari rasio
arus kas ini.
4. Rasio kecukupan arus kas
Untuk menghitung rasio kecukupan arus kas sebagaimana ditunjukkan persamaan 7.4 di atas menggunakan data tiga tahun dalam rangka meminimalisir pengaruh siklis. Namun demikian, apabila data tidak tersedia tiga tahun maka untuk kepentingan tertentu dapat menggunakan data dua tahun.
Untuk menjelaskan rasio
kecukupan arus kas ini, sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United
Tractors Tbk dan Anak Perusahaan selama dua tahun yaitu 2008 dan 2009 sebagaimana
ditunjukkan pada Tabel 7.20.
Tabel 7.20. Analisis rasio kecukupan arus
kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008 dan tahun 2009
Tahun
|
Arus Kas Operasi (Rp juta)
|
Pengeluaran Modal *
(Rp juta)
|
Penambahan Persediaan (Rp juta)
|
Pembayaran dividen tunai (Rp
juta)
|
RKAK
|
2008
|
4.253.895
|
5.030.481
|
767.412
|
||
2009
|
5.101.022
|
3.152.732
|
0
|
1.175.289
|
0,92
|
*Keterangan: Pengeluaran
modal meliputi perolehan aset tetap dan perolehan properti pertambangan
Tabel 7.20 di atas menunjukkan
bahwa selama periode 2008 sampai 2009, PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan mampu menghasilkan arus kas operasi sebesar 92% untuk menutupi
kebutuhan kas perusahaan, berupa pengeluaran modal, penambahan persediaan,
serta pembayaran dividen tunai. Ini mengindikasikan bahwa kinerja keuangan
perusahaan cukup baik untuk menjamin keberlanjutan operasi perusahaan.
5. Rasio re-investasi kas
Rasio re-investasi kas (RRK)
atau cash reinvestment ratio (CRR) merupakan suatu teknik analisis yang
mengukur seberapa besar investasi dalam aktiva yang menggambarkan arus kas
operasi yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk
mengganti aktiva dan mendukung pertumbuhan operasi perusahaan. Semakin besar
nilai rasio ini maka semakin baik bagi perusahaan. Untuk menghitung rasio
re-investasi kas (RRK) dapat digunakan rumus pada Persamaan 7.5.
Untuk menjelaskan rasio
re-investasi kas ini, sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United
Tractors Tbk dan Anak Perusahaan selama dua tahun yaitu 2008 dan 2009 sebagaimana
ditunjukkan pada Tabel 7.21.
Tabel 7.21. Analisis rasio re-investasi
kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008 dan tahun 2009
U r a i a n
|
2008 (Rp juta)
|
2009 (Rp juta)
|
Arus kas operasi
|
4.253.895
|
5.101.022
|
Pembayaran dividen tunai
|
767.412
|
1.175.289
|
Aktiva tetap bruto
|
15.004.838
|
19.192.703
|
Investasi**
|
262.750
|
417.477
|
Aktiva lainnya***
|
196.133
|
182.624
|
Modal kerja****
|
5.009.455
|
4.743.035
|
Rasio Re-investasi Kas (RRK)
|
0,17
|
0,16
|
Keterangan:
*Aktiva tetap bruto
meliputi aset tetap bersih ditambah akumulasi penyusutan
**Investasi meliputi
investasi jangka panjang, properti investasi, dan biaya eksplorasi dan
pengembangan tangguhan
***Aktiva lainnya meliputi kas
dan deposito berjangka, piutang lain-lain, aset pajak tangguhan, dan beban
tangguhan
****Modal kerja meliputi
aset lancar dikurangi kewajiban lancar
Tabel 7.21 di atas menunjukkan
bahwa pada tahun 2008, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan menginvestasikan
kembali kas dari operasi sebesar 17% untuk mengganti aktiva dan mendukung
pertumbuhan perusahaan. Sedangkan pada tahun 2009, perusahaan ini
menginvestasikan kembali kas operasinya sebesar 16%.
Analisis Arus Kas dan Respon
Stakeholder Perusahaan
Arus kas perusahaan
menunjukkan perubahan posisi kas perusahaan. Arus kas perusahaan memberikan
arti bagi para pemangku kepentingan (stakeholders)
sehingga mereka akan merespon secara berbeda. Bagaimana respon para stakeholder terhadap analisis arus kas?
Apabila keadaan arus kas tinggi maka respon para stakeholders secara singkat digambarkan sebagai berikut:
1) Investor cenderung merespon positif
2) Kreditor cenderung merespon positif
3) Suplier cenderung merespon positif
4) Karyawan cenderung merespon positif
Beberapa hasil
penelitian yang dilaksanakan di Indonesia yang menjelaskan adanya hubungan atau
pengaruh likuiditas perusahaan terhadap respon para stakeholder terutama
investor dikemukakan sebagai berikut:
1. Dwi Martani, Mulyono, dan Rahfiani
Khairurizka (2009) menyimpulkan bahwa: (1) arus kas dari aktivitas operasi
mempengaruhi return pasar dan return tidak normal, dan (2) pandangan investor
tentang rasio-rasio keuangan adalah berguna dalam mengambil keputusan atas
investasi.
Ringkasan
Laporan arus kas perusahaan merupakan salah satu laporan
keuangan perusahaan yang menyajikan perubahan posisi kas perusahaan. Laporan
arus kas meliputi dua komponen utama yaitu arus kas masuk dan arus kas keluar
yang dikelompokkan dalam tiga aktivitas bisnis perusahaan yaitu aktivitas
operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Metode yang dapat
digunakan dalam menyusun laporan arus kas meliputi metode langsung dan metode
tidak langsung sedangkan pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan
perkiraan T dan pendekatan kertas kerja.
Analisis arus kas merupakan suatu upaya untuk dapat
menginterpretasi laporan arus kas sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan para stakeholder perusahaan. Berbagai teknik dan metode yang dapat
digunakan dalam menganalisis arus kas perusahaan meliputi: analisis horizontal,
analisis vertikal (analisis common-size),
analisis cross-section, dan analisis
rasio keuangan.
2 comments:
caranya hitung yang analisa common size bagian % nya bagaimana ya?
Nilainya dibagi Total dikali 100
Post a Comment