BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Pemahaman terhadap konsep pendapatan
dan beban memerlukan analisis yang hati-hati terhadap karekteristik dari transaksi
yang berkaitan dengan laporan laba rugi perusahaan. Ada elemen laporan lain
yang sifatnya hampir sama dengan pendapatan dan beban namun sebaiknya tidak
dimasukkan sebagai komponen pendapatan dan beban. Karekteristik suatu komponen
laporan laba rugi dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang
berkaian dengan pendapatan dan beban.
Dengan pemahaman seperti ini,
transaksi yang berkaitan dengan pendapatan dan beban dapat dengan mudah
diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar
dalam laporan keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang pendapatan dan
beban sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi.
Sebagian besar transaksi
pendapatan dan beban menimbulkan beberapa masalah dalam pengakuannya. Hal ini
karena dalam banyak kasus, transaksi tersebut adalah dimulai dan selesai pada
waktu yang sama. Namun tidak semua transaksi sesederhana itu.
Pengakuan pendapatan dan beban merupakan
aktivitas yang paling berisiko dimanipulasi (top fraud risk) dan apapun standar akuntansi yang digunakan, baik
IFRS maupun GAAP, risiko atau kesalahan
dan ketidakakuratan dalam pelaporan pendapatan dan beban jumlahnya sangat besar.
Pendapatan dan beban sebagai elemen penentuan laba rugi
suatu perusahaan. Dalam beberapa dasawarsa
belakangan ini, perhatian pada perhitungan laba rugi semakin dirasakan
manfaatnya. Dengan adanya informasi mengenai pendapatan dan beban, maka dapat membandingkan antara modal yang tertanam dengan
penghasilan sebagai alat untuk mengukur kinerja efisiensi perusahaan dan dapat
memprediksi distribusi dividen di neraca yang akan
datang.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang
di atas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana pengakuan pendapatan
dan beban menurut IFRS dan SAK ETAP?
1.3. TUJUAN PENULISAN
Tujuan
penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Akuntansi Keuangan, penulis juga ingin manambah wawasan tentang Pendapatan
dan Beban khususnya, dan sebagai pengingat di kala lupa bagi pembaca pada
umumnya, serta untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi disekitar kita
terkait pembahasan ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN (IFRS)
2.1.1.
PENDAPATAN
Pendapatan
adalah kenaikan/pertambahan laba yang berasal dari kegiatan utama perusahaan.
Biasanya dinyatakan dalam satuan moneter. Secara garis besar konsep pendapatan
dapat ditinjau dua segi, yaitu :
1. Menurut ilmu ekonomi
Pendapatan menurut ilmu
ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam
suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti
keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan
pada totalkuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta
kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang
diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
2. Menurut ilmu akuntansi
Ada beberapa pandangan
diantaranya:
a. Paton, pendapatan
merupakan produk dari suatu perusahaan.
b. Committee on Accounting Concept and
Standart of the American Accounting Association,
Pendapatan
adalah pernyataan
moneter dari keseluruhan produk dan jasa yang ditransfer oleh suatu perusahaan
kepada pelanggannya selama periode tertentu.
c. FASB No.6, Pendapatan
adalah arus kas masuk /penambahan lainnya pada aktiva suatu satuan usaha atau
penyelesaian kewajiban (kombinasi dari keduanya ) dari pengiriman atau produksi
barang, pemberian jasa, atau kegiatan lain yang bukan merupakan kegiatan utama. Definisi lebih sempit menurut FASB, Pendapatan dihasilkan dari kegiatan
utama.
d. APB statement No.4, Pendapatan
adalah kenaikan bruto dalam aktiva atau penurunan bruto dalam kewajiban yang
diakui dan diukur sesuai dengan PABU yang dihasilkan dari jenis-jenis kegiatan
yang mencari laba dari suatu perusahaan yang dapat merubah ekuitas pemilik.
e. PSAK
23,Pendapatan adalah arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama
satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal.
Terdapat 2
konsep tentang pendapatan yaitu sebagai berikut:
1.
Konsep Pendapatan yang memusatkan pada
arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil dari kegiatan operasi
perusahaan. Pendekatan
ini menganggap pendapatan sebagai inflow of net asset.
2. Konsep Pendapatan yang memusatkan
perhatian kepada penciptaan barang dan jasa serta penyaluran konsumen atau
produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai outflow
of good and services.
Penggolongan
Pendapatan:
a. Pendapatan arti Luas
Pendapatan secara luas menitikberatkan
kepada keseluruhan kegiatan perusahaan yang menghasilkan kenaikan aktiva atau
berkurangnya hutang dan dapat merubah modal pemiliknya. Keseluruhan kegiatan
perusahaan itu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan lain di luar kegiatan
utama. Contoh: Pendapatan bunga dan dividen, biasanya dimasukkan ke pendapatan
lain-lain.
b. Pendapatan arti sempit
Pemfokusan kegiatan perusahaan terhadap
kegiatan utama yang berakibat kepada kenaikan aktiva atau pengurangan hutang
dan yang dapat merubah modal tersebut.
KARAKTERISTIK
PENDAPATAN:
Ada beberapa karakteristik tertentu dari
pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah
rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang
berasal dari operasiperusahaan.
Karakteristik ini dapat dilihat
berdasarkan:
1. Sumber
pendapatan
Tambahan jumlah rupiah
aktiva Perusahaan dapat berasal dari transaksi modal, laba dari penjualan
aktiva yang bukan merupakan barang dagangan (seperti: aktiva tetap, surat
berharga, ataupun penjualan anak/cabang Perusahaan), hadiah, sumbangan/temuan,
revaluasi aktiva tetap, dan penjualan produk perusahaan.Penjualan Produk
Perusahaan à
Sumber utama Pendapatan.
2. Produk
dan kegiatan utama Perusahaan
Produk yang dihasilkan
perusahaan dapat berupa barang/jasa.Produk perusahaan diartikan meliputi
seluruh barang/ jasa yang disediakan/diserahkan kepada konsumen tanpa memandang
jumlah rupiah relatif tiap jenis produk tersebut atau sering tidaknya produk
tersebut dihasilkan.
3. Jumlah
rupiah pendapatan dan proses penandingan
Pendapatan merupakan jumlah rupiah
dari harga jual per satuan kali kuantitas terjual.Laba/rugi terjadi setelah
pendapatan dan biaya dibandingkan.Setelah biaya yang dibebankan dibandingkan
dengan pendapatan, maka akan tampak pendapatan netto.
IAS 18 berisikan tata
cara akuntansi untuk pengakuan pendapatan perusahaan. Dalam IAS 18, pendapatan
akan diakui apabila terdapat kemungkinan manfaat ekonomis masa depan akan
mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur dengan andal (reliable).
Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal
dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income)
meliputi baik pendapatan (revenue)
maupun keuntungan (gain). Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal
dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa.
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk mengatur perlakuan
akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi
tertentu. Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan
saat pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat
ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur
dengan andal. Pernyataan ini mengidentifikasikan keadaan yang memenuhi kriteria
tersebut agar pendapatan dapat diakui. Pernyataan ini juga memberikan pedoman
praktis dalam penerapan kriteria tersebut.
Pernyataan ini tidak mengatur tentang pendapatan yang timbul
dari:
- Perjanjian
sewa
- Dividen
yang timbul dari investasi yang diperlakukan dengan metode ekuitas
- Kontrak
asuransi
- Perubahan
nilai wajar dari asset dan liabilitas keuangan atau pelepasannya
- Perubahan
nilai asedt lancar lain
- Ekstrasi
hasil tambang
Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam
peryataan ini:
a)
Nilai
wajar adalah jumlah suatu asset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan
antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu
transksi yang wajar.
b)
Pendapatan
adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Pendapatan hanya meliputi arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh entitas itu
sendiri. Dalam hubungan keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi mencakup
jumlah yang ditagih untuk kepentingan principal dan tidak mengakibatkan
kenaikan ekuitas entitas. Jumlah yang ditagih atas nama principal bukan
merupakan pendapatan, sebaliknya, pendapatan adalah jumlah komisi yang
diterima.
Pengukuran Pendapatan
a)
Pendapatan
diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
b)
Jumlah pendapatan yang
timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan
dan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai
wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima oleh perusahaan dikurangi
jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.
c)
Pada umumnya, imbalan
tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas
atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun, bila arus masuk
dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar dari imbalan tersebut
mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau dapat diterima.
Misalnya, suatu perusahaan dapat memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau menerima
wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga dibawah pasar sebagai imbalan dari
penjualan barang. Jika perjanjian tersebut secara efektif merupakan transaksi
keuangan, maka nilai wajar imbalan ditentukan dengan pendiskontoan seluruh
penerimaan di masa depan dengan menggunakan tingkat bunga tersirat (imputed).
Tingkat bunga tersirat yang digunakan adalah yang paling mudah ditentukan
antara:
- tingkat bunga yang
berlaku bagi instrumen yang serupa dari suatu penerbit (issuer) dengan
penilaian kredit (credit rating) yang sama; atau
- suatu tingkat bunga
untuk mengurangi (discount) nilai nominal instrumen tersebut ke
harga jual tunai pada saat ini dari barang atau jasa.
d)
Bila barang atau jasa
dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan sifat dan nilai
yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan
pendapatan. Hal ini sering terjadi dengan komoditas seperti minyak atau susu di
mana penyalur menukarkan (swap) persediaan di berbagai lokasi untuk
memenuhi permintaan dengan dasar tepat waktu dalam suatu lokasi. Jika barang
dijual dan jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak
serupa, pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan
pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa
yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.
Pengidentifikasian Transaksi
Kriteria pengakuan diterapkan secara
terpisah pada setiap transaksi dan kriteria pengakuan pendapatan
diterapkan pada komponen-komponen yang dapat diindentifikasikan secara terpisah
dari transaksi tunggal agar mencerminkan subtansi transaksi tersebut, beberapa komponen tersebut yaitu:
a. Penjualan Barang
a. Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi
berikut dipenuhi:
1)
Entitas
telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan
kepada pembeli, artinya penjual tidak lagi tau menahu mengenai manfaat dan
resiko atas barang yang dijual hal ini melalui kesepakaantan dengan
pembeli.
2)
Entitas
tidak lagi melanjutkan pengolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas
barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.
Maksudnya penjual tidak lagi merawat mengatur dan tindakkan lainnya terhadap
barang yang telah dijual.
3)
Jumlah
pendapatan dapat diukur secara andal.
4)
Besar
kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir
kepada entitas tersebut.
5)
Biaya
yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan trasaksi penjualan dapat
diukur dengan andal.
Untuk
mengetahui pada saat kapan penjualan sudah dapat mengakui tergantung dari
perjanjian jual beli yang sudah disepakati antara kedua belah pihak. Contoh
Jurnal bagi si pembeli:
D : Persedian
xxxxx
D : Ppn
masukan xxxxx
K : Hutang
usaha xxxxx
K : Discount pembelian xxxxx
Bila salah
satu kriteria diatas tidak dipenuhi, maka pengakuan pendapatan harus
ditangguhkan.pendapatan tidak diakui apabila entitas tersebut menahan resiko
dan manfaat kepemilikan secara signifikan dalam berbagai cara, misalnya:
1)
Jika
perusahaan menahan kewajibannya sehubungan dengan pelaksanaan suatu hal yang
tidak memuaskan yang tidak dijamin oleh ketentuan jaminan normal.
2)
Jika
penerimaan pendapatan dari penjualan bergantung pada pendapatan pembelian dari
penjualan barang yang bersangkutan.
3)
Jika
pengiriman barang bergantung pada intalasinya dan instalasi tersebut merupakan
bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh entitas; dan
4)
Jika
pembeli berhak membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan dalam
kontrak dan entitas tidak dapat memastikan apakah akan jadi retur.
b. Penjualan Jasa
Jika hasil
transaksi penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan
sehubungan dengan transaksi tersebut di akui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada akhir acuan pada tingkat penyelesaian dari
transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi secara
andal jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
1)
Jumlah
pendaptan dapat diukur secara andal.
2)
Kemungkinan
besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke
entitas.
3)
Tingkat
penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur
secara andal; dan
4)
Biaya
yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut
dapat diukur secara andal.
Pengakuan
pendapatan dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari suatu transaksi sering
disebut sebagai metode sebagai metode persentase penyelesaian. Dengan metode
ini, pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada saat jasa diberikan.
Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan informasi yang berguna mengenai
tingkat kegiatan jasa dan kinerja dalam suatu periode. PSAK 34: Akuntansi
Kontrak Kontruksi juga mensyaratkan pengakuan pendpatan berdasarkan hal
ini.
Persyaratan
PSAK 34 secara umum berlaku untuk pengakuan pendapatan dan beban terkait untuk
transaksi yang melibatkan pemeberian jasa. PSAK 34 Akuntansi Kontrak Konstruksi
(Accounting for Construction Contracts)
yang berbunyi “Bila hasil (outcome)
kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, pendapatan kontrak dan biaya
kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi harus diakui masing-masing
sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas
kontrak pada tanggal neraca”.
Entitas
pada umumnya dapat membuat estimasi andal setelah entitas mencapaipersetujuan
dengan pihak lain mengenai hal-halberikut dalam transaksi:
1)
Hak
masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipaksakan secara hukum terkait
dengan jasa yang diberikan dan terima pihak tersebut;
2)
Imbalan
yang dipertukarkan dan
3)
Cara
dan persyaratan penyelesaian.
Tingkat penyelesaian suatu transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode, tergantung pada sifat transaksi, metode tersebut dapat meliputi:
1)
Survei
pekerjaan yang telah dilaksanakan.
2)
Jasa
yang dilakukan atau
3)
Proporsi
biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total biaya transaksi
tersebut.
Hanya
biaya yang mencerminkan jasa yang dilaksanankan hingga tanggal tertentu
dimasukkan dalambiaya yang terjadi hingga tanggal tersebut. Hanya biaya yang
mencerminkan jasa yang dilakukan atau akan dilakukan dimasukkan kedalam
estimasi total biaya transaksi tersebut.
Pembayaran
berkala dan uang muka yang diterima dari pelanggan sering kali tidak
mencerminkan jasa yang dilakukan. Jika hasil transaksi terkait dengan penjualan
jasa tidak dapat diestimasisecara andal, maka pendapatan diakui hanya yang
berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat dipulihkan.
c.
Bunga, Royalti dan Dividen
Pendapatan
dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti,
dan deviden jika:
1)
Kemungkinan
besar manfaat ekonomi sehubungan dengan traansaksi tersebut akan mengalir ke
entitas;
2)
Jumlah
pendapatan dapat diukur secara andal.
Pengakuan Pendapatan diakui dengan
dasar sebagai berikut:
1)
Bunga
diakui menggunakan suku bunga efektif sesuai PSAK 55 (revisi 2006) paragrap 08
dan PA 17-20.
2)
Royalti
diakui dengan dasar akural sesuaidengan subtansi perjanjian yang relevan.
3)
Deviden
diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan:
a)Kebijakan akuntansi yang digunakan
untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode yang digunakan untuk menentukan
tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.
b)
Jumlah
setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut,
termasuk pendapatan yang berasal dari:
Ø Penjulan barang
Ø Penjualan jasa
Ø Bunga
Ø Royalti
Ø Dividen
c)Jumlah pendapatan yang berasal dari
pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari
pendapatan.
2.1.2.
BEBAN
Pengertian expense menurut Hendriksen dalam buku yang berjudul Accounting Theory dapat diuraikan sebagai berikut:
“Exspense are
the using or consuming of goods and services in the proses of obtaining
revenue. They are the expiration of faclor services related either directly to
producing and selling of the product to the enter prise”. (1990:187)
Kutipan
diatas dapat diartikan bahwa beban (expense) adalah penggunaan atau pemakaian barang
dan jasa dalam proses mendapatkan revenue. Biaya merupakan usaha yang
menghabiskan (expiration) barang dan jasa-jasa faktor yang berkaitan langsung
ataupun tidak langsung terhadap produksi dan penjualan produk perusahaan.Dalam hal ini tersirat dua pengertian yaitu:
1. Adanya pemakaian atau penghabisan barang dan jasa,atau disebut
juga expiration,
2. nilai-nilai barang dan jasa ini menjadi habis
pada saat produk ditransfer ke pembeli.
Beban menunjukkan perubahan yang tidak menguntungkan dalam sumber daya
perusahaan, yaitu penurunan dalam laba. Beban menggunakan atau mengkonsumsikan
barang dan jasa dalam proses perolehan pendapatan. Beban diukur sebesar nilai
barang atau jasa yang digunakan. Contoh beban yaitu
harga pokok penjualan barang, beban sewa, beban gaji, beban listrik, dan sebagainya.
FASB
mendefinisikan biaya sebagai:
“Arus kas keluar atau penggunaan aktiva atau terjadinya kewajiban (atau
keduanya) dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau
pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan operasi terbesar atau utama yang
berkelanjutan dari perusahaan tersebut.”
Sedangkan
menurut SAK (1994)
“Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian
kepada penanam modal”.
Dalam SFAC No.
3
dan 6 terdapat perbedaan antara
biaya dan kerugian:
Expenses:
Aliran
keluar atau penggunaan assets suatu entitas atau penambahan utang (kombinasi keduanya) selama satu
periode, karena entitas itu menyerahkan
atau memproduksi barang, memberikan jasa atau melakukan
aktivitas lain yang merupakan operasi pokoknya.
Losses:
Penurunan equity atau net
asset akibat dari transaksi tidak biasa atau insidentalyang bukan berasal
dari expenses atau distribusi kepada pemilik. Biaya berkaitan dengan operasi utama perusahaan, sedangkan kerugian
merupakan akibat dari operasi incidental perusahaan.
PSAK No. 26
Akuntansi biaya pinjaman diatur dalam PSAK No.
26 (Biaya Pinjaman) 2011, IAS 23 Borrowing
cost.
Perlakuan Akuntansi Biaya Pinjaman
Biaya pinjaman yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan perolehan konstruksi atau produksi aset kualifikasi dan dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya Pinjaman lainnya diakui
sebagai beban.
Aset kualifikasian:
Aset yang membutuhkan waktu yang
cukup lama agar siap untuk digunakan sesuai dengan maksudnya atau dijual.
Beberapa contoh dari aset kualifikasian adalah sebagai berikut:
1.
Persediaan.
2.
Pabrik.
3.
Fasilitas
pembangkit listrik.
4.
Kebun.
5.
Aset
yang lain yang memenuhi kriteria aset kualifikasian.
Aset keuangan dan persediaan yang
dipabrikasi atau diproduksi dalam jangka waktu pendek bukan merupakan aset
kualifikasian.
Biaya Pinjaman:
Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya
lain yang ditanggung perusahaan sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya
pinjaman dapat meliputi :
1.
Beban bunga
2. Beban
bunga dalam sewa pembiayaan yang diakui sesuai dengan PSAK 30: Sewa
3. Selisih
kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata uang asing sepanjang selisih kurs
tersebut diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya bunga.
Pengakuan
Biaya pinjaman yang dapat
diatribusikan secara langsung adalah biaya pinjaman yang dapat dihindari jika
pengeluaran atas aset kualifikasian tidak dilakukan:
1.
Jika perusahaan meminjam dana ke bank dengan
fasilitas kredit investasi khusus untuk membangun aset kualifikasian tertentu,
maka besarnya biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi adalah sebesar: Perjanjian
Kredit untuk KI dapat membuat perusahaan memperoleh dana pinjaman dan
menanggung biaya pinjaman terkait sebelum dana tersebut digunakan untuk
investasi, dalam kondisi tersebut dana pinjaman seringkali diinvestasikan
terlebih dahulu sambil menunggu dana tersebut digunakan untuk investasi.
Dalam menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi
selama suatu periode, maka setiap penghasilan investasi yang diterima atas dana
tersebut dikurangkan dari biaya pinjaman yang terjadi.
2.
Jika perusahaan meminjam dana secara umum lalu
menggunakannya untuk memperoleh aset kualifikasian, maka perusahaan menentukan
biaya pinjaman yang dikapitalisasi dengan menerapkan tarif kapitalisasi
terhadap pengeluaran atas aset tersebut.
Tarif kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman atas
saldo pinjaman selama periode diluar pinjaman spesifik untuk memperoleh aset
kualifikasian. Jumlah biaya pinjaman dikapitalisasi selama suatu periode tidak
boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi pada periode tersebut.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 20 Biaya Riset
dan Pengembangan:
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk
mengatur perlakuan akuntansi untuk biaya riset dan pengembangan. Permasalahan
pokok dalam akuntansi untuk biaya dari kegiatan riset dan pengembangan adalah
apakah biaya seperti itu harus diakui sebagai aktiva atau beban. Pernyataan ini
menggunakan kriteria pengakuan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan untuk menentukan kapan biaya riset dan pengembangan
harus diakui sebagai beban dan kapan harus diakui sebagai aset. Pernyataan ini
juga menyediakan pedoman praktis untuk penerapan kriteria-kriteria tersebut.
Ruang Lingkup
Pernyataan ini harus diterapkan pada
akuntansi untuk biaya riset dan pengembangan. Pernyataan ini tidak diterapkan
pada biaya eksplorasi dan pengembangan cadangan minyak, gas, mineral, dan
sumber daya alam lain dalam industri ekstraktif. Akan tetapi, Pernyataan ini
berlaku untuk kegiatan riset dan pengembangan lain dalam industri tersebut.
Kegiatan Riset dan Pengembangan untuk Kepentingan Pihak Lain
Berdasarkan Kontrak
Suatu perusahaan mungkin melakukan
kegiatan riset dan pengembangan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
kontrak. Bila substansi kontrak sedemikian rupa sehingga risiko dan manfaat
dari kegiatan tersebut merupakan, atau akan dialihkan kepada pihak lain, maka
biaya-biaya yang timbul dari kegiatan riset dan pengembangan tersebut
diperlakukan sama dengan perlakuan terhadap persediaan atau kontrak konstruksi.
Pemberi kerja yang menerima risiko dan manfaat sehubungan dengan biaya riset
dan pengembangan ini mempertanggungjawabkan biaya yang terjadi sesuai dengan
Pernyataan ini.
Bila substansi kontrak tersebut
sedemikian rupa sehingga risiko dan manfaat yang diperoleh dari kegiatan riset
dan pengembangan tersebut bukan merupakan, dan tidak akan, dialihkan kepada
pihak lain, maka biaya yang timbul diperlakukan sesuai dengan Pernyataan ini.
Faktor-faktor yang mengindikasikan
risiko dan manfaat kegiatan riset dan pengembangan tidak dialihkan ke pihak
lain meliputi: perusahaan secara kontraktual diwajibkan untuk membayar kembali
setiap dana yang diberikan oleh pihak lain, tanpa memperhatikan hasil dari
kegiatan riset dan pengembangan tersebut; dan walaupun kontrak tidak
mengharuskan perusahaan untuk membayar kembali dana yang diberikan oleh pihak
lain, namun pembayaran kembali dapat diharuskan sebagai opsi pihak lain
tersebut atau kondisi yang ada menunjukkan pembayaran kembali tersebut besar
kemungkinannya dilakukan.
Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan
ini:
Ø Riset adalah penelitian yang orisinal dan terencana yang
dilaksanakan dengan harapan memperoleh pengetahuan dan pemahaman teknis atau
ilmiah yang baru.
Ø Pengembangan adalah penerapan hasil riset atau pengetahuan lain ke
dalam suatu rencana atau desain untuk menghasilkan, bahan, alat, produk,
proses, sistem atau jasa, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian.
Walaupun hakekat kegiatan yang tercakup
dalam riset dan pengembangan secara umum dapat dipahami, tetapi pada prakteknya
sulit untuk mengidentifikasikannya secara khusus. Walaupun definisi tersebut di
atas dapat membantu perusahaan, seringkali identifikasi kegiatan riset dan
pengembangan tergantung pada jenis bisnis, bagaimana bisnis diorganisasi dan
jenis proyek yang dilakukan.
Contoh kegiatan riset adalah:
a)
Kegiatan yang bertujuan
untuk menemukan pengetahuan baru;
b)
Penelitian lebih lanjut
terhadap kemungkinan penerapan hasil riset atau pengetahuan lainnya; penelitian
untuk menemukan alternatif produk dan proses; dan formulasi dan desain
kemungkinan alternatif-alternatif produk dan proses baru atau disempurnakan.
Contoh kegiatan pengembangan adalah:
a)
Evaluasi alternatif produk
atau proses produksi;
b)
Rancangan, konstruksi, dan
pengujian prototipe dan model sebelum diproduksi;
c)
Rancangan peralatan dan
cetakan yang melibatkan teknologi baru;
d) Rancangan, konstruksi dan operasi pabrik percontohan (pilot plant) yang skala ekonominya tidak
layak untuk produksi komersial.
Contoh kegiatan yang mungkin berhubungan
dekat dengan kegiatan riset dan pengembangan tetapi tidak merupakan kegiatan
riset ataupun pengembangan antara lain:
a)
Penerapan rekayasa sepenuhnya
dalam kegiatan produksi pada tahap awal produksi komersial;
b)
Kendali mutu selama produksi
komersial, meliputi pengujian rutin terhadap hasil produksi;
c)
Perbaikan terhadap kerusakan
yang terjadi selama produksi komersial;
d) Usaha rutin untuk meningkatkan, memperkaya atau menyempurnakan
kualitas produk yang telah ada;
e)
Penyesuaian dari kemampuan
yang ada terhadap permintaan khusus atau kebutuhan pelanggan sebagai bagian
dari kegiatan komersial yang berkesinambungan;
f)
Perubahan rancangan secara
musiman ataupun periodik dari produk yang telah ada;
g)
Rancangan rutin dari
peralatan dan cetakan; dan
h)
Kegiatan-kegiatan yang
mencakup rekayasa konstruksi dan rancang bangun sehubungan dengan konstruksi,
relokasi, pengaturan kembali, atau fasilitas permulaan yang digunakan (start-up of facilities) dan peralatan
selain fasilitas dan peralatan yang digunakan semata-mata untuk proyek riset
dan pengembangan tertentu.
Komponen Biaya Riset dan Pengembangan
Biaya riset dan pengembangan harus
mencakup semua biaya yang secara langsung dapat diatribusikan ke kegiatan riset
dan pengembangan atau yang dapat dialokasikan menurut dasar yang wajar pada
kegiatan tersebut.
Biaya riset dan pengembangan meliputi:
a)
Upah, gaji dan biaya pegawai
lainnya yang terlibat dalam kegiatan riset dan pengembangan;
b)
Biaya bahan dan jasa yang
dikonsumsi dalam kegiatan riset dan pengembangan;
c)
Penyusutan properti, pabrik
dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan riset dan pengembangan;
d) Biaya overhead, di luar biaya administrasi umum, yang berhubungan
dengan kegiatan riset dan pengembangan. Biaya biaya ini dialokasikan dengan menggunakan
dasar yang sama dengan yang digunakan pada persediaan (lihat pernyataan standar
akuntansi keuangan no. 14 tentang persediaan ); dan
e)
Biaya-biaya lain, seperti amortisasi
paten dan lisensi, bila aktiva-aktiva tersebut digunakan dalam kegiatan riset
dan pengembangan. Biaya penjualan tidak termasuk dalam biaya riset dan
pengembangan.
Pengakuan Biaya Riset dan Pengembangan
Alokasi biaya riset dan pengembangan
pada periode yang berbeda ditentukan dengan melihat hubungan antara biaya dan
manfaat keekonomian yang diharapkan perusahaan akan diperoleh dari kegiatan
riset dan pengembangan tersebut. Bila besar kemungkinan biaya tersebut akan
meningkatkan manfaat keekonomian masa depan dan biaya tersebut dapat diukur
secara andal, maka biaya-biaya tersebut memenuhi syarat untuk diakui sebagai
aktiva. Sifat riset adalah sedemikian rupa sehingga terdapat ketidakpastian (insufficient certainty) bahwa manfaat
keekonomian masa depan akan direalisasi sebagai hasil dari pengeluaran riset
tertentu. Oleh karena itu, biaya riset diakui sebagai beban dalam periode
terjadinya.
Kegiatan pengembangan merupakan tindak
lanjut fase riset dalam kegiatan riset dan pengembangan. Dalam beberapa hal,
perusahaan dapat menentukan probabilitas penerimaan manfaat keekonomian di masa
mendatang. Oleh karena itu biaya pengembangan diakui sebagai aktiva bila
memenuhi kriteria tertentu yang mengindikasikan bahwa besar kemungkinan
biaya-biaya tersebut akan meningkatkan manfaat keekonomian masa depan.
Biaya Riset
Biaya riset harus diakui sebagai beban
dalam periode terjadinya dan tidak boleh diakui sebagai aktiva dalam periode
berikutnya.
Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan suatu proyek diakui
sebagai beban dalam periode terjadinya kecuali apabila dipenuhi kriteria untuk
pengakuan sebagai aktiva. Biaya pengembangan yang semula telah diakui sebagai
beban tidak boleh diakui sebagai aktiva dalam periode berikutnya.
Biaya pengembangan diakui sebagai aktiva
bila memenuhi semua kriteria berikut:
a)
Produk atau proses
didefinisikan dengan jelas dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan kepada
produk atau proses dapat diidentifikasi secara terpisah dan diukur secara
andal;
b)
Kelayakan teknis dari produk
atau proses dapat ditunjukkan;
c)
Perusahaan bermaksud untuk
memproduksi dan memasarkan, atau menggunakan produk atau proses tersebut;
d) Adanya pasar untuk produk atau proses tersebut, atau jika akan
digunakan sendiri, kegunaannya untuk perusahaan dapat ditunjukkan.
e)
Terdapat sumber daya yang
cukup, atau ketersediaannya dapat ditunjukkan, untuk menyelesaikan proyek dan
memasarkan atau menggunakan produk atau proses tersebut.
Biaya pengembangan suatu proyek yang
diakui sebagai aktiva tidak boleh melebihi jumlah yang mungkin dipulihkan oleh
manfaat keekonomian masa depan yang berhubungan, setelah dikurangi dengan biaya
pengembangan lebih lanjut, biaya produksi yang bersangkutan, dan biaya
penjualan dan administrasi yang terjadi secara langsung dalam memasarkan produk
tersebut.
Biaya pengembangan suatu proyek dapat
memenuhi definisi suatu aktiva, namun mungkin tidak memenuhi kriteria pengakuan
aktiva karena terdapat ketidakpastian (insufficient
certainty) bahwa manfaat keekonomian masa depan akan diperoleh perusahaan
sebagai hasil dari biaya pengembangan. Dalam keadaan tersebut, biaya
pengembangan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya dan tidak diakui
sebagai aktiva dalam periode berikutnya.
Manfaat keekonomian yang diharapkan
diperoleh dari kegiatan pengembangan meliputi pendapatan dari penjualan produk
atau proses, dan penghematan biaya atau manfaat lain yang diakibatkan dari
penggunaan produk atau proses oleh perusahaan itu sendiri. Estimasi pendapatan
dan penghematan biaya didasarkan pada harga dan biaya masa depan jika besar
kemungkinan harga penjualan masa depan akan lebih rendah daripada yang harga
yang lazim pada akhir periode, dan harga jual yang lebih rendah itu tidak akan
sepenuhnya dikompensasi dengan tambahan penghematan biaya. Dalam hal
sebaliknya, estimasi pendapatan dan penghematan biaya didasarkan pada harga
atau kondisi yang lazim pada akhir periode.
Penerapan kriteria pengakuan aktiva
melibatkan penilaian ketidakpastian yang melingkupi kegiatan pengembangan.
Ketidakpastian tersebut diperhitungkan dengan hati-hati dalam membuat
pertimbangan dan keputusan (judgement) sehubungan dengan penentuan jumlah biaya
pengembangan untuk diakui sebagai aktiva. Penerapan prinsip kehati-hatian tidak
boleh menyebabkan pengakuan aktiva yang secara sengaja diperendah (understatement).
Amortisasi Biaya Pengembangan
Jumlah biaya pengembangan yang diakui
sebagai aktiva harus diamortisasi dan diakui sebagai beban menurut dasar yang
sistematik untuk mencerminkan pola di mana manfaat keekonomian yang berhubungan
diakui.
Hubungan antara biaya pengembangan dan
manfaat keekonomian yang diharapkan perusahaan biasanya dapat ditentukan secara
umum dan tidak langsung karena sifat kegiatan pengembangan tersebut. Ketika
mengamortisasi biaya pengembangan menurut dasar yang sistematis untuk
mencerminkan pola dimana manfaat keekonomian yang berhubungan diakui,
perusahaan memperhatikan:
a)
Pendapatan atau manfaat lain
dari penjualan atau penggunaan produk atau proses; atau
b)
Jangka waktu selama produk
atau proses diharapkan dijual atau digunakan.
Amortisasi dimulai ketika produk atau
proses tersedia untuk dijual atau digunakan. Keusangan teknologi dan ekonomi
menimbulkan ketidakpastian yang membatasi jumlah unit dan jangka waktu terhadap
biaya pengembangan yang diamortisasi. Oleh karena itu, biasanya sulit untuk
mengestimasi biaya selanjutnya dan pendapatan di masa depan dari produk atau
proses yang baru dalam periode yang pendek. Dengan alasan tersebut, biaya
pengembangan biasanya diamortisasi dalam periode yang tidak lebih dari lima
tahun.
Dalam beberapa keadaan, manfaat
keekonomian yang diperoleh dari biaya pengembangan digunakan untuk memproduksi
aktiva yang lain daripada suatu beban. Dalam hal ini, amortisasi biaya
pengembangan mencakup bagian biaya aktiva lain dan dimasukkan dalam nilai
tercatat dari aktiva lain tersebut. Misalnya, biaya pengembangan yang
sebelumnya diakui sebagai aktiva mungkin termasuk dalam biaya pabrikasi
persediaan. Biaya pengembangan yang termasuk dalam nilai tercatat aktiva lain
dengan cara ini diakui sebagai beban pada saat yang sama dengan biaya lain dari
aktiva tersebut.
Penurunan Nilai (Impairment)
Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan suatu proyek harus
diturunkan nilainya apabila saldo yang belum diamortisasi, tidak mungkin lagi
akan dipulihkan dengan manfaat keekonomian masa depan yang diharapkan. Saldo
yang belum diamortisasi dari biaya pengembangan suatu proyek harus
dihapus-bukukan, untuk pengakuan biaya pengembangan sebagai aktiva tidak lagi
dipenuhi. Jumlah penurunan nilai atau penghapusan tersebut harus diakui sebagai
beban dalam periode di mana penurunan nilai atau penghapusan itu terjadi.
Saldo yang belum diamortisasi dari biaya
pengembangan suatu proyek yang diakui sebagai aktiva ditelaah pada akhir setiap
periode. Keadaan atau peristiwa sekarang mungkin mengindikasikan saldo yang
belum diamortisasi tersebut, bersama-sama dengan biaya-biaya lain yang relevan,
melebihi manfaat keekonomian masa depan yang relevan. Atau kemungkinan lain,
saldo yang belum diamortisasi tersebut tidak lagi memenuhi kriteria pengakuan
sebagai suatu aktiva.
Jumlah biaya pengembangan yang
diturunkan nilainya atau dihapus-bukukan, harus dipulihkan kembali bila tidak
terdapat lagi keadaan dan peristiwa yang mendorong penurunan nilai atau
penghapusan tersebut tidak lagi ada dan terdapat bukti yang meyakinkan bahwa
keadaan dan peristiwa yang baru akan memperkokoh ramalan masa depan. Jumlah
yang dipulihkan kembali dikurangi dengan jumlah yang seharusnya telah diakui
sebagai amortisasi, seandainya penurunan nilai dan penghapusan tersebut tidak
terjadi. Jumlah yang dipulihkan kembali tersebut harus dikompensasi dengan
jumlah biaya pengembangan yang diakui sebagai beban untuk periode tersebut.
Jumlah penurunan nilai atau penghapusan
yang dipulihkan kembali dikurangi dengan jumlah amortisasi yang seharusnya
diakui sebagai beban selama periode dimana aktiva tersebut diturunkan nilainya
atau dihapus-bukukan. Hal ini perlu dilakukan apabila misalnya perusahaan telah
mengakui pendapatan atau manfaat lain dari penjualan atau penggunaan produk
atau proses selama periode di mana aktiva diturunkan nilainya atau
dihapus-bukukan.
Keadaan atau peristiwa yang mendorong
penurunan nilai atau penghapusan biaya pengembangan, mungkin berubah sehingga
jumlah yang diturunkan nilainya (write-down)
atau dihapus-bukukan (write-off)
memenuhi syarat pengakuan sebagai aktiva kembali. Dalam hal ini, jumlah yang
diturunkan nilainya atau dihapus-bukukan dipulihkan kembali.
Pengungkapan
Laporan keuangan harus mengungkapkan:
a)
Kebijakan akuntansi untuk
biaya riset dan pengembangan;
b)
Jumlah biaya riset dan
pengembangan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan;
c)
Metode amortisasi yang
digunakan;
d) Masa manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan; dan
e)
Rekonsiliasi saldo biaya
pengembangan yang belum diamortisasi pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan:
f)
Biaya pengembangan yang
diakui sebagai aktiva
g)
Biaya pengembangan yang
diakui sebagai beban
h)
Biaya pengembangan yang
dialokasikan ke akun aktiva lain; dan
i)
Biaya pengembangan yang
dipulihkan kembali.
Perusahaan dianjurkan untuk memasukkan
baik di laporan keuangan atau di laporan tahunan; penjelasan tentang aktivitas
riset dan pengembangan. Dianjurkan pula untuk mengungkapkan kondisi atau
peristiwa yang menyebabkan pengakuan suatu biaya untuk penurunan biaya
perolehan pengembangan dan pemulihannya.
Masa Transisi
Bila penerapan Pernyataan ini
mengakibatkan perubahan dalam kebijakan akuntansi, suatu perusahaan diharuskan
untuk mengakui sebagai aktiva hanya biaya pengembangan yang terjadi setelah
tanggal efektif.
Tanggal Efektif
Pernyataan
ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode laporan yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih dini dianjurkan.
2.2.
PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN (SAK ETAP)
2.2.1.
PENDAPATAN
Pendapatan pada konsepnya merupakan
adanya kemungkinan bahwa suatu manfaat ekonomi yang akan masuk ke dalam suatu
entitas. Manfaat ekonomi yang masuk ke dalam entitas akan berdampak pada
meningkatnya nilai aset, menurunnya kewajiban, dan meningkatnya ekuitas yang
tidak dipengaruhi adanya setoran modal.
Pendapatan
muncul sebagai akibat dari transaksi atau kejadian berikut:
a) Penjualan
barang (baik diproduksi oleh entitas untuk tujuan produksi atau dibeli untuk
dijual kembali);
b) Pemberian
jasa;
c) Kontrak
konstruksi;
d) Penggunaan
aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti atau dividen.
Pendapatan atau penghasilan lain yang muncul dari
beberapa transaksi dan kejadian lain berikut ini diatur dalam bab lain:
a) Perjanjian
sewa (lihat Bab 17 Sewa);
b) Dividen
yang timbul dari investasi yang dihitung dengan menggunakan metode ekuitas
(lihat Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak);
c) Perubahan
nilai wajar investasi pada efek tertentu, atau pelepasannya (lihat Bab 10 Investasi
Pada Efek Tertentu).
PENGUKURAN
PENDAPATAN
Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai
wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar
tersebut tidak termasuk jumlah diskon penjualan dan potongan volume.
Entitas harus memasukkan dalam pendapatan manfaat
ekonomi yang diterima atau masih harus diterima secara bruto. Entitas harus
mengeluarkan dari pendapatan sejumlah nilai yang menjadi bagian pihak ketiga
seperti pajak penjualan, pajak atas barang dan jasa, dan pajak pertambahan nilai.
Dalam hubungan keagenan, entitas memasukkan dalam pendapatan hanya sebesar
jumlah komisi. Jumlah yang diperoleh atas nama pihak prinsipal bukan merupakan
pendapatan entitas tersebut.
Pembayaran
Tangguhan
Jika aliran penerimaan kas atau setara kas ditangguhkan,
dan perjanjian dapat diklasifikasikan sebagai transaksi keuangan, maka nilai
wajar atas pembayaran adalah nilai kini dari seluruh penerimaan masa depan yang
ditentukan berdasarkan tingkat bunga yang terkait (imputed rate of interest).
Suatu transaksi pembiayaan muncul ketika, misalnya, entitas menyediakan kredit
bebas bunga kepada pembeli atau menerima wesel tagih dengan tingkat bunga di
bawah tingkat bunga pasar dari pembeli sebagai pembayaran penjualan barang.
Tingkat bunga yang terkait adalah mana yang lebih jelas ditentukan dari pilihan
berikut ini:
a) Tingkat
bunga yang berlaku atas instrumen serupa yang dikeluarkan oleh penerbit dengan
peringkat kredit yang sama; atau
b) Tingkat
bunga yang mendiskontokan nilai nominal instrumen menjadi harga jual tunau saat
ini dari barang dan jasa. Entitas harus mengakui perbedaan antara nilai kini
dari seluruh penerimaan masa depan dan nilai nominal pembayaran sebagai
pendapatan bunga.
Pertukaran
Barang atau Jasa
Entitas tidak dapat mengakui pendapatan jika barang
atau jasa ditukar atau diganti oleh barang atau jasa yang sejenis dan bernilai
sama. Namun, entitas harus mengakui pendapatan ketika barang telah dijual atau
jasa diberikan dalam pertukaran barang atau jasa yang tidak serupa. Dalam kasus
ini, entitas harus mengukur transaksi pada nilai wajar, kecuali (a) transaksi
pertukaran tidak memiliki substansi komersial atau (b) nilai wajar dari aset
yang diterima ataupun aset yang dilepas tidak dapat diandalkan. Jika transaksi
tidak bisa diukur pada nilai wajar, maka entitas harus mengukurnya pada jumlah
tercatat dari aset yang dilepas.
IDENTIFIKASI
TRANSAKSI PENDAPATAN
Entitas umumnya menerapkan kriteria pengakuan
pendapatan dalam Bab ini secara terpisah untuk setiap transaksi. Namun, entitas
dapat menerapkan kriteria pengakuan yang berbeda pada tiap komponen yang dapat
diidentifikasi dari suatu transaksi tunggal jika hal ini diperlukan untuk
merefleksikan substansi dari transaksi. Misalnya, entitas menerapkan kriteria
pengakuan kepada tiap komponen yang dapat diidentifikasi dari suatu transaksi
tunggal ketika harga jual suatu produk meliputi jumlah yang dapat
diidentifikasi atas pemberian jasa lanjutan.
Sebaliknya, entitas menerapkan kriteria pengakuan
pada dua transaksi atau lebih secara bersama-sama ketika keduanya terhubungkan
sehingga efek komersial tidak dapat dipahami tanpa mengacu pada rangkaian
transaksi secara keseluruhan. Misalnya, entitas menerapkan kriteria pengakuan
pada dua transaksi atau lebih ketika entitas tersebut menjual barang dan (pada
saat yang sama) membuat perjanjian yang terpisah untuk pembelian kembali barang
pada periode selanjutnya, maka hal tersebut meniadakan efek substantif dari
transaksi.
PENJUALAN
BARANG
Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu
penjualan barang jika semua kondisi berikut terpenuhi:
a) Entitas
telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang
kepada pembeli;
b) Entitas
tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan manajerial sampai kepada
tingkat dimana biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun kontrol efektif
atas barang yang terjual;
c) Jumlah
pendapatan dapat diukur secara andal;
d) Ada
kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir masuk ke dalam entitas; dan
e) Biaya
yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara
andal.
Penentuan kapan entitas telah mengalihkan risiko dan
manfaat yang signifikan dari kepemilikan kepada pembeli membutuhkan pengujian
keadaan transaksi. Pada umumnya, pengalihan risiko dan manfaat dari kepemilikan
terjadi bersamaan dengan pengalihan status legal atau penyerahan kepemilikan
kepada pembeli. Inilah yang terjadi pada hamper semua penjualan eceran. Pada
kasus yang lainnya, pengalihan risiko dan manfaat dari kepemilikan muncul pada
waktu yang berbeda dari pengalihan status legal atau penyerahan kepemilikan.
Entitas tidak boleh mengakui pendapatan jika entitas
mempertahankan risiko kepemilikan yang signifikan. Contoh dari situasi dimana
entitas diperbolehkan mempertahankan risiko dan manfaat yang signifikan dari
kepemilikan adalah sebagai berikut:
a) Ketika
entitas mempertahankan kewajiban atas kinerja yang tidak memuaskan yang tidak
tercakup dalam kewajiban diestimasi untuk garansi normal;
b) Ketika
penerimaan pendapatan dari penjualan tertentu adalah kontinjen pada pembeli
yang menjual barang;
c) Ketika
barang yang dikirimkan memerlukan instalasi dan instalasi tersebut adalah
bagian signifikan dari kontrak dan belum dikerjakan;
d) Ketika
pembeli memiliki hak untuk membatalkan pembelian dengan alasan yang dicantumkan
dalam kontrak penjualan dan entitas tidak yakin dengan kemungkinan
pengembalian.
Jika entitas hanya mempertahankan risiko kepemilikan
yang tidak signifikan, maka transaksi dapat dianggap sebagai suatu transaksi
penjualan dan entitas mengakui pendapatan. Misalnya, penjual mengakui
pendapatan ketika penjual mempertahankan status legal barang semata-mata untuk
melindungi tingkat kolektibilitas piutang. Demikian pula suatu entitas mengakui
pendapatan ketika entitas tersebut menawarkan pengembalian dana jika pelanggan
mengalami ketidakpuasan. Dalam kasus seperti ini, entitas akan mengakui adanya
kewajiban diestimasi untuk pengembalian sesuai dengan Bab 18 Kewajiban
Diestimasi dan Kontinjensi.
PENYEDIAAN
JASA
Jika hasil transaksi yang melibatkan penyediaan jasa
dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus mengakui pendapatan yang
berhubungan dengan transaksi sesuai dengan tahap penyelesaian dari transaksi
pada akhir periode pelaporan (terkadang dimaksudkan sebagai metode persentase
penyelesaian). Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika
memenuhi semua kondisi berikut:
a) Jumlah
pendapatan dapat diukur secara andal;
b) Ada
kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir kepada entitas;
c) Tingkat
penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal;
dan
d) Biaya
yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur
secara andal.
Jika dalam periode waktu tertentu jasa diberikan
melalui beberapa pekerjaan yang tidak ditentukan jumlahnya, maka entitas
mengakui pendapatan secara garis lurus selama periode tersebut, kecuali
terdapat bukti bahwa metode lain dapat lebih baik untuk menunjukkan tingkat
penyelesaian. Jika suatu pekerjaan tertentu menjadi lebih signifikan
dibandingkan dengan pekerjaan lainnya, maka entitas menunda pengakuan
pendapatan sampai pekerjaan signifikan tersebut dilaksanakan.
Jika hasil transaksi melibatkan penyediaan jasa
tidak dapat diestimasikan secara andal, maka entitas harus mengakui pendapatan
hanya sampai dengan beban yang dapat diperoleh kembali.
KONTRAK
KONSTRUKSI
Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi
secara andal, maka entitas harus mengakui pendapatan kontrak dan biaya kontrak
yang berhubungan dengan kontrak konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan
beban yang disesuaikan dengan tingkat penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir
periode pelaporan (seringkali dimaksudkan sebagai metode persentase
penyelesaian). Estimasi hasil yang andal membutuhkan estimasi tingkat
penyelesaian, biaya masa depan dan kolektabilitas tagihan yang andal.
Ketika suatu kontrak meliputi sejumlah aset,
konstruksi dari setiap aset harus diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi
yang terpisah jika:
a) Proposal
yang terpisah telah diserahkan untuk setiap aset;
b) Setiap
aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor dan pelanggan telah
menerima atau menolak bagian kontrak tersebut yang berhubungan dengan setiap
aset; dan
c) Biaya
dan pendapatan setiap aset dapat diidentifikasi.
Suatu kontrak gabungan, baik dengan pelanggan
tunggal maupun dengan beberapa pelanggan, harus diperlakukan sebagai suatu
kontrak konstruksi tunggal ketika:
a) Kelompok
kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai paket tunggal;
b) Kontrak-kontrak
tersebut saling berhubungan erat sehingga mereka, sebagai akibatnya, menjadi
bagian dari suatu proyek tunggal dengan suatu margin laba keseluruhan; dan
c) Kontrak-kontrak
tersebut dikerjakan bersama-sama atau dalam urutan yang berkesinambungan.
METODE
PERSENTASE PENYELESAIAN
Entitas melakukan penelaahan dan (jika perlu)
mengubah estimasi pendapatan dan biaya saat transaksi jasa atau kontrak
konstruksi berlangsung.
Entitas harus menentukan tingkat penyelesaian dari
suatu transaksi atau kontrak dengan menggunakan metode yang dapat mengukur
dengan andal sebagian besar pekerjaan yang dilaksanakan. Metode yang mungkin
meliputi:
a) Proporsi
biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang
dibandingkan dengan total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari pekerjaan
yang telah diselesaikan sampai sekarang tidak termasuk biaya yang berhubungan
dengan aktivitas masa depan, seperti bahan baku atau pembayaran di muka;
b) Survei
atas pekerjaan yang telah diselesaikan; atau
c) Penyelesaian
proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak kerja.
Pembayaran tahapan pekerjaan dan pembayaran di muka
yang diterima dari pelanggan seringkali tidak mencerminkan pekerjaan yang telah
selesai.
Entitas harus mengenali biaya yang berhubungan
dengan aktivitas masa depan atas transaksi atau kontrak, misalnya bahan baku
atau pembayaran di muka, sebagai suatu aset jika biaya tersebut memiliki
kemungkinan besar untuk dipulihkan. Biaya seperti itu menandakan suatu jumlah
yang terutang dari pelanggan dan tergolong sebagai pekerjaan yang sedang
berjalan.
Entitas harus secepatnya mengakui sebagai beban atas
semua biaya yang tidak mungkin dipulihkan. Jika hasil dari kontrak konstruksi
tidak dapat diestimasi secara andal, maka entitas:
a) Harus
mengakui pendapatan hanya sebesar nilai biaya kontrak yang memiliki kemungkinan
besar untuk dipulihkan; dan
b) Mengakui
biaya kontrak sebagai beban sesuai dengan periode terjadinya.
Jika ada kemungkinan bahwa harga perolehan kontrak
akan melebihi jumlah pendapatan kontrak dalam kontrak konstruksi, maka
ekspektasi kerugian harus segera diakui sebagai beban.
Jika kolektibilitas dari suatu jumlah yang telah
diakui sebagai pendapatan kontrak tidak mungkin lagi, maka entitas harus
mengakui jumlah yang tidak tertagih tersebut sebagai beban bukan melakukan
suatu penyesuaian atas jumlah pendapatan kontrak.
BUNGA,
ROYALTI DAN DIVIDEN
Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari
penggunaan aset oleh entitas yang lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan
dividen ketika:
a) Ada
kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir kepada entitas; dan
b) Jumlah
pendapatan tersebut dapat diukur secara andal.
Entitas
harus mengakui pendapatan atas dasar berikut:
a) Bunga
harus diakui secara akrual;
b) Royalti
harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi dari
perjanjian yang relevan; dan
c) Dividen
harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran telah terjadi.
PENGUNGKAPAN
Entitas
harus mengungkapkan:
a) Kebijakan
akuntansi yang diterapkan sebagai dasar pengakuan pendapatan, termasuk metode
yang diterapkan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi yang melibatkan
penyediaan jasa;
b) Jumlah
setiap kategori pendapatan yang diakui selama periode, termasuk pendapatan yang
timbul dari:
Ø Penjualan
barang;
Ø Penyediaan
jasa;
Ø Bunga;
Ø Royalti;
Ø Dividen;
Ø Jenis
pendapatan signifikan lainnya.
Kontrak
Konstruksi
Entitas
harus mengungkapkan:
a) Jumlah
pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan dalam periode pelaporan;
b) Metode
yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui dalam periode
pelaporan;
c) Metode
yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian kontrak yang sedang
berjalan.
Entitas
harus menyajikan:
a) Jumlah
bruto kontrak pekerjaan yang sudah menjadi hak sebagai suatu aset; dan
b) Jumlah
bruto kontrak kerja yang terutang kepada pelanggan sebagai suatu kewajiban.
2.2.2.
BEBAN
Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya yang timbul
dari kewajiban keuangan suatu entitas. Biaya pinjaman mencakup:
a) Bunga untuk cerukan bank dan
pinjaman jangka pendek dan jangka panjang;
b) Amortisasi diskonto atau premium
yang terkait dengan pinjaman;
c) Amortisasi biaya tambahan yang
timbul sehubungan dengan proses perjanjian peminjaman;
d) Beban pembiayaan sesuai dengan sewa
pembiayaan yang diakui sesuai dengan bab 17 sewa;
e) Perbedaan nilai tukar yang timbul
dari pinjaman dalam mata uang asing dimana perbedaan ini dianggap sebagai penyesuaian
terhadap biaya bunga.
PENGAKUAN
Entitas harus mengakui seluruh biaya pinjaman sebagai beban pada
laporan laba rugi di periode terjadinya
PENGUNGKAPAN
Entitas
harus mengungkapkan besarnya biaya pinjaman.
2.3. PRINSIP PENGAKUAN PENDAPATAN
Pendapatan
diakui:
a) Jika
kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi
akan mengalir ke perusahaan dan
b) Jika
manfaat tersebut dapat diukur secara
andal.
Pengakuan lebih awal diperkenankan
jika terdapat tingkat kepastian yang tinggi tentang jumlah pendapatan yang
diperoleh. Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip ini:
(1) Perusahaan
mengakui pendapatan dari penjualan produk, diakui pada tanggal penjualan, yang
biasanya diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan kepada pelanggan.
(2) Perusahaan
mengakui pendapatan dari pemberian jasa, diakui ketika jasa-jasa itu telah
dilaksanakan dan dapat ditagih
(3) Perusahaan
mengakui pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva
perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalty, diakui sesuai dengan berlalunya
waktu atau ketika aktiva itu digunakan.
(4) Perusahaan
mengakui pendapatan dari pelepasan selain produk diakui pada tanggal penjualan.
A.
Penyimpangan dari dasar penjualan
Pengakuan
lebih awal diperkenankan jika terdapat tingkat
kepastian yang tinggi tentang jumlah pendapatan yang diperoleh.
Pengakuan boleh ditunda jika:
·
Tingkat ketidakpastian jumlah pendapatan
atau biaya sangat tinggi atau
·
Penjualan bukan merupakan penyelesaian
yang substansial dari proses menghasilkan laba.
Bagian
ini fokus pada empat jenis transaksi pendapatan:
1)
Pengakuan pendapatan pada saat penjualan
2)
Pengakuan pendapatan untuk kontrak
jangka panjang
3)
Pengakuan pendapatan jasa
4)
Pengakuan pendapatan angsuran
PENGAKUAN
PENDAPATAN ASET PENJUALAN
Dua isu
yang harus ditangani
dalam
akuntansi untuk
transaksi penjualan:
a. Pengukuran
Pendapatan Penjualan
b. Pengakuan
Pendapatan Penjualan
A.
Pengukuran
pendapatan penjualan
Pendapatan harus diukur sebesar nilai
wajar yang diperkirakan akan diterima atau piutang dagang.
· Diskon
Dagang atau jumlah potongan harus mengurangi jumlah yang akan diterima atau
piutang dan pendapatan.
· Jika
pembayaran ditunda, penjual harus menetapkan tingkat bunga untuk selisih antara
kas atau kas ekuivalen dan jumlah yang ditunda pembayarannya.
Jika
sebuah transaksi penjualan melibatkan pengaturan dana, nilai wajar ditentukan dengan
mendiskontokan pembayaran dengan menggunakan perhitungan bunga.
Perhitungan bunga dapat ditentukan lebih jelas
menggunakan:
· Prevailing
rate untuk instrumen sejenis dengan credit rating sama,
atau
· Tingkat
bunga yang mendiskonto nilai nominal instrumen ke harga barang atau jasa
sekarang.
B.
Pengakuan
Pendapatan Penjualan
Pendapatan
dari Penjualan Barang diakui jika kondisi berikut ini
terpenuhi:
1. Perusahaan
telah mentransfer kepemilikan barang kepada pembeli;
2. Perusahaan
tidak lagi mempertahankan berbagai hal yang biasanya dilakukan oleh pemilik
barang;
3. Jumlah
pendapatan dapat diukur secara jelas;
4. Kemungkinan
besar ada manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan; dan
5.
Kos yang terjadi atau diperhitungkan
dapat diestimasi secara jelas.
Berikut ilustrasi
menyoroti pengukuran dan pengakuan masalah-masalah yang berkaitan dengan point
akuntansi.
1.
Bill
and Hold Sales
Pembeli
belum memperoleh barang namun telah memiliki hak dan sudah
menerima tagihan.
Ilustrasi 1
Fact: Perusahaan Butler menjual $450.000
perapian untuk kedai kopi lokal, Baristo, yang berencana untuk memperluas
lokasi di sekitar kota. Di bawah perjanjian, Baristo meminta Butler untuk
mempertahankan perapian ini di gudang sampai kedai kopi baru yang akan menggunakan
perapian siap. Judul lolos ke Baristo pada waktu perjanjian ditandatangani.
Question:
Haruskah
buttler melaporkan pendapatan dari undang-undang ini dan melakukan pengaturan
ketika kesepakatan itu ditandatangani, atau haruskah pendapatan ditunda (ditangguhkan) dan
melaporkan ketika perapian yang dikirimkan?
Solution: Butler harus mencatat pendapatan pada saat
hak kepemilikan sudah berpindah, karena
(1) Kemungkinan besar transaksi terjadi; (2) Barang ada di tangan,
diidentifikasi, dan siap untuk dikirimkan saat penjualan diakui; (3) Baristo
memberitahu penundaan pengiriman, dan (4) Ada kesepakatan pembayaran.
Butler
membuat jurnal untuk mencatat bill and
hold sale.
Piutang
Dagang 450,000
Penjualan 450,000
2.
Sales
Subject to Installation or Inspection
Perusahaan sering
menjual barang, seperti peralatan teknologi, yang
harus diinstal di gedung
pelanggan atau
pabrik. hanya
jika instalasi bersifat sederhana, seperti
pemasangan penerima
pabrik-diuji yang hanya membutuhkan membongkar
dan koneksi kekuasaan dan
antena, sebaiknya
pendapatan diakui
pada saat
pengiriman. prinsip
yang sama berlaku untuk inspeksi.
Ilustrasi 2
Fact:
Perusahaan Cabrera menjual peralatan scanning medis kompleks untuk dokter dan
rumah sakit. Instalasi memakan waktu sekitar tiga minggu dan harus
dilakukan oleh teknisi yang terampil di Cabreras.
Question:
Kapan Cabrera
harus mengakui pendapatan yang terkait dengan peralatan medis?
Solution:
Dalam kasus ini, risiko dan imbalan muncul menjadi kepemilikan Cabrera sampai
dengan setelah instalasi terjadi. Akibatnya, tidak ada pendapatan yang terkait
dengan penjualan peralatan medis harus disimpan sampai instalasi
selesai.Itulah, tampaknya bahwa risiko dan imbalan kepemilikan tidak ditransfer
sampai setelah instalasi selesai.
3.
Layaway
sales
Beberapa perusahaan yang menjual
barang-barang pada dasar angsuran. Akibatnya, perusahaan yang memegang barang
sampai akhir pembayaran. Barang ini sering disebut sebagai penjualan lay-away karena barang yang “lay-away” dan akan dikirimkan hanya ketika si pembeli membuat
pembayaran akhir.
Ilustrasi 3
Fact:
Perusahaan Milano menjual menchandise atas dasar Angsuran. Akibatnya,
perusahaan memegang barang sampai akhir pembayaran.
Question:
Haruskah milano mengakui penjualan pada
saat penjualan atau ketika menerima pembayaran yang terakhir?
Solution:
Umumnya, pendapatan diakui ketika barang disampaikan. Pembeli mungkin tidak
membuat semua pembayaran dan penjualan tidak akan lengkap. Secara umum,
pendapatan dapat diakui sebelum pengiriman hanya ketika signifikan deposit yang
diterima, asalkan barang yang di tangan dan siap untuk pengiriman kepada
pembeli.
4.
Sales
with Right of Return
Apakah itu melibatkan penjualan
tunai atau kredit, suatu masalah khusus akan timbul dengan adanya hak retur dan
pengurangan harga. Perusahaan tertentu dapat saja mengalami tingkat retur yang
tinggi – rasio barang dagang yang dikembalikan
terhadap penjualan tinggi – sehingga mereka merasa perlu untuk menunda
pelaporan penjualan sampai hak retur secara substansial sudah habis masa
berlakunya.
Sebagai contoh, dalam industri penerbitan tingkat
retur bisa mencapai 25% untuk buku-buku bersampul tebal (hardcover) dan 65%
untuk beberapa majalah. Jenis perusahaan lain yang mungkin mengalami tingkat
retur yang tinggi adalah agen makanan yang mudah rusak, distributor yang
menjual ke toko-toko eceran, perusahaan rekaman dan kaset, serta beberapa
pabrikan mainan dan barang-barang olah raga. Retur dalam industry ini sering
kali dilaksanakan melalui hak kontrak atau sebagai praktik yang melibatkan
perjanjian “penjualan bergaransi” atau konsinyasi.
Ketika hak retur hadir, perusahaan
harus menentukan apakah barang telah disampaikan dan diterima oleh pelanggan
dan jangka waktu untuk barang kembali (retur) telah berlalu.
Dua metode pengakuan pendapatan
apabila penjual menanggung risiko kepemilikan yang berkepanjangan karena
pengembalian produk, yaitu:
· Tidak
mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis masa berlakunya
· Mencatat
penjualan, tetapi mengurangi penjualan dengan estimasi retur di masa depan.
Ilustrasi
4
Fact:
Perusahaan Pesido ini dalam tahap pengujian beta untuk peralatan laser baru
yang akan membantu pasien yang memiliki masalah refluks asam. Produk Pesido
telah sangat berhasil dalam percobaan untuk date.Sebagai akibatnya, Pesido
telah menerima otoritas peraturan untuk menjual peralatan ini untuk berbagai
rumah sakit.Karena ketidakpastian sekitarnya produk ini, Pesido telah diberikan
hak oleh rumah sakit berpartisipasi untuk kembali perangkat dan menerima
penggantian penuh selama 9 bulan.
Question:
Kapan Pesido harus mengakui pendapatan penjualan peralatan laser baru?
Solution:
Mengingat bahwa rumah sakit memiliki hak untuk membatalkan pembelian untuk
alasan yang ditetapkan dalam penjualan kontrak dan Pesido tidak pasti tentang
kemungkinan retur, Pesido tidak boleh mencatat pendapatan pada saat pengiriman.
Contoh: Pesido jual $ 300.000 dari
peralatan laser pada 1 agustus 2012, dan mempertahankan hanya risiko yang tidak
signifikan dari kepemilikan. Pada 15 oktober 2012, $ 10,000 dalam peralatan
yang dikembalikan.
Pesido mencatat Jurnal untuk
tanggal 1 agustus 2011
Piutang 300,000
Penjualan 300,000
Jurnal untuk tanggal 15 October 2012
Retur Penjualan dan potongan harga 10,000
Piutang 10,000
Pada
31 Desember 2012, berdasarkan pengalaman sebelumnya, Pesido memperkirakan bahwa
sisa saldo retur akan menjadi 4 persen. Pesido membuat entri berikut untuk
mencatat retur yang diharapkan.
December
31, 2012
Retur Penjualan dan Pot.harga 11,600
[($300,000 - $10,000) x 4% = 11,600]
Allowance
for sales returns and allowances 11,600
5.
Sales
with buyback Agreements (penjualan dengan perjanjian beli kembali)
Jika suatu perusahaan menjual
produk dalam satu periode dan setuju untuk membelinya kembali dalam periode akuntansi berikutnya,
maka apakah perusahaan itu sudah menjual produk tersebut?Hak milik legal telah
berpindah dalam situasi seperti ini.Akan tetapi substansi ekonomi dari
transaksi ini adalah bahwa risiko kepemilikan tetap berada pada penjual.
Ilustrasi 5
Fact:
Morgan Inc, dealer peralatan, menjual peralatan ke perusahaan Lane $135.000.
Peralatan ini memiliki biaya $115.000.Morgan setuju untuk membeli kembali
peralatan pada akhir 2 tahun pada nilai wajar.Perusahaan Lane membayar harga
penuh pada tanggal penjualan, dan tidak ada batasan penggunaan peralatan selama
2 tahun.
Question:
Bagaimana morganharus mencatat transaksi ini?
Solution:
Untuk penjualan dengan perjanjian beli kembali, syarat-syarat perjanjian perlu
dianalisis untuk memastikan apakah, dalam substansi, penjual telah menstransfer
risiko dan imbalan kepemilikan kepada pembeli.
Dalam kasus ini, terlihat bahwa
risiko dan imbalan kepemilikan ditransfer ke perusahaan Lane dan oleh karena
itu penjualan harus dicatat. Yaitu Lane akan menerima pada nilai wajar pada
saat tanggal pembelian kembali, yang menunjukkan Morgan telah ditransfer risiko
kepemilikan. Selanjutnya, Lane tidak memiliki pembatasan pada penggunaan
peralatan, yang menunjukkan bahwa Morgan telah ditransfer manfaat dari
kepemilikan.
Morgan mencatat penjualan dan harga
pokok barang yang dijual (HPP) sebagai berikut:
Kas $135.000
Penjualan $135.000
Harga
pokok barang dagang $115.000
Persediaan $115.000
6.
Principal
– Agen Relationship
Dalam
hubungan principal-agent, jumlah dikumpulkan atas behalf of the principal bukan
merupakan pendapatan agen.Sebaliknya, pendapatan untuk agen adalah jumlah
komisi yang diterima (biasanya persentase dari total pendapatan).Sebagai Contoh
hubungan principal-agent merupakan sebuah maskapai penerbangan yang menjual
tiket melalui agen perjalanan.menganggap bahwa Fly-away travel menjual tiket
pesawat untuk British Airways (BA) (GBR) untuk berbagai pelanggan.
Dalam
kasus ini, principal adalah BA dan agen adalah Flay-Away Travels. BA bertindak sebagai utama karena
memiliki eksposur risiko signifikan dan penghargaan yang terkait dengan
penjualan layanan. Fly-Away adalah bertindak sebagai agen karena tidak memiliki
eksposur risiko signifikan dan penghargaan yang berkaitan dengan Tiket.
Meskipun Fly-away mengumpulkan airfare penuh dari klien, itu kemudian remits
jumlah ini untuk BA dikurangi komisi. Oleh karena itu Fly-away tidak harus
mencatat seluruh jumlah tarif sebagai pendapatan pada buku-untuk melakukannya
overstates pendapatan. Pendapatan adalah komisi-bukan tarif penuh harga. Risiko
dan imbalan kepemilikan tidak dipindahkan ke Fly-away karena tidak menanggung
risiko persediaan seperti itu menjual kupon kepada pelanggan.
7.
Consignments
Consignee
menerima barang dagang dan setuju untuk dengan cermat menjaga serta menjual
barang tersebut.Consignee mengirimkan uang tunai kepada Consignor yang diterima
dari pelanggan, setelah dikurangi komisi penjualan dan semua beban yang dapat
dikenakan.
Dalam
penjualan konsinyasi, Consignor menggunakan versi modifikasi pengakuan
pendapatan dari penjualan.yaitu, Consignor mengakui pendapatan hanya setelah
menerima pemberitahuan dari penjualan dan penyetoran uang tunai dari Consignee.
Barang dagang itu sepanjang konsinyasi tercatat sebagai persediaan Consignordan
secara terpisah diklasifikasikan sebagai barang dagang atas
konsinyasi.Consignee tidak mencatat barang dagangan sebagai aset pada
pembukuannya.
Pada
saat barang dagang itu terjual, consignee mempunyaikewajiban sebesar jumlah
bersih yang terutang kepada consignor. Consignor secara berkala menerima sebuah
laporan penjualan yang memperlihatkan barang dagang yang diterima, barang
dagang yang terjual, beban yang dapat dikenakan pada konsinyasi,serta kas yang
dikirimkan. Pada saat itulah pendapatan diakui oleh consignor. Analisis dari
perjanjian konsinyasi disediakan dalam:
Ilustrasi
6
Fact:
Nelba Manufacturing Co mengirim dagangan berharga pokok $36.000 secara
konsinyasi kepada Best Value Stores.Nelba membayar $3.750 biaya pengangkutan
dan Best Value membayar $2.250 untuk biaya iklan lokal yang dapat
ditagihkankepada Nelba.Pada akhir periode, dua pertiga barang dagang yang
dikonsinyasikan telah terjual dengan harga $40.000 tunai.Best Value akan
memberitahu penjualan itu kepada Nelba, mengambil komisi 10%, serta mengirimkan
uang tunai milik Nelba.
Question:
Apakah ayat jurnal yang dibuat oleh consignor (Nelba) dan Consignee (Best Value) untuk mencatat transaksi ini?
Solution:
NELBA MFG. CO
|
BEST VALUE STORES
|
|||||||
(CONSIGNOR)
|
(CONSIGNEE)
|
|||||||
Pengiriman barang dagang yang
dikonsinyasi
|
||||||||
Persediaan dalam
konsinyasi
|
36,000
|
tidak ada ayat jurnal
(mencatat memo barang
|
||||||
Persediaan barang jadi
|
36,000
|
dagang yang diterima)
|
||||||
Pembayaran biaya pengangkutan oleh
Consignor
|
||||||||
Persediaan dalam
Konsinyasi
|
3,750
|
Tidak ada ayat jurnal
|
||||||
Kas
|
3,750
|
|||||||
Pembayaran Iklan oleh Consignee
|
||||||||
Tidak ada ayat jurnal
sampai
|
Piutang dari Consignor
|
2,250
|
||||||
diberitahukan
|
Kas
|
2,250
|
||||||
Penjualan barang dagang yang
dikonsinyasikan:
|
||||||||
Tidak ada ayat jurnal
sampai
|
Kas
|
40,000
|
||||||
diberitahukan
|
Hutang kepada Consignor
|
40,000
|
||||||
Pemberitahuan penjualan dan beban
serta pengiriman jumlah yang terhutang:
|
||||||||
Kas
|
33,750
|
Hutang kepada
Consignor
|
40,000
|
|||||
Beban Iklan
|
2,250
|
Piutang dari Consignor
|
2,250
|
|||||
Beban Komisi
|
4,000
|
Pendapatan Komisi
|
4,000
|
|||||
Pendapatan dari penjua-
|
Kas
|
33,750
|
||||||
lan Konsinyasi
|
40,000
|
|||||||
Penyesuaian persediaan dalam
konsinyasi untuk harga pokok penjualan
|
||||||||
Harga Pokok Penjualan
|
26,500
|
tidak ada ayat jurnal
|
||||||
Persediaan dalam konsinyasi
|
26,500
|
|||||||
[⅔ ($36,000 + $3.750)
= $26.500]
|
||||||||
PENGAKUAN
PENDAPATAN KONTRAK JANGKA PANJANG
Kontrak jangka panjang
seperti kontrak jenis konstruksi, pengembangan pesawat terbang militer dan
komersial, system pengiriman senjata, serta perangkat keras eksplorasi ruang
angkasa, sering kali menetapkan bahwa penjual (kontraktor) dapat menagih
pembeli pada selang waktu tertentu, ketika berbagai tahap dari proyek itu telah
dicapai.
Ada
dua metode akuntansi yang sangat berbeda untuk kontrak
konstruksi jangka panjang yang diakui. yaitu:
Ø Percentage-of-completion method
(Metode Persentase penyelesaian)
Perusahaan mengakui pendapatan dan
laba kotor setiap periode berdasarkan kemajuan proses konstruksi, yaitu
persentase penyelesaian.
Ø Cost-recovery (zero-profit) method
(Metode Pemulihan Kos)
Pendapatan kontrak diakui hanya untuk
tingkat biaya yang dikeluarkan yang diharapkan dapat dipulihkan. Setelah semua
biaya diakui, keuntungan diakui.
Metode persentase
penyelesaian harus digunakan
perusahaan apabila estimasi kemajuan kearah penyelesaian, pendapatan, serta
biaya secara layak dapat dipercaya, dan semua syarat kondisi berikut ini
terpenuhi.
1. Total
pendapatan kontrak dapat diukur dengan andal (dipercaya)
2. Hal
ini mungkin bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan kontrak akan mengalir
untuk perusahaan.
3. kontrak
biaya untuk menyelesaikan kontrak dan tahap kontrak selesai pada akhir periode
pelaporan dapat diukur dengan andal.
4. Biaya
kontrak yang berkaitan dengan kontrak dapat dengan jelas diidentifikasi dan
diukur secara andal sehingga biaya kontrak yang sebenarnya dikeluarkan dapat
dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.
Perusahaan harus
menggunakan metode pemulihan kos ketika salah satu dari kondisi berikut
terpenuhi:
1. Ketika
sebuah perusahaan tidak dapat memenuhi syarat untuk menggunakan metode
persentase dari penyelesaian, atau
2. Bila
ada bahaya yang melekat di kontrak normal, risiko bisnis berulang.
Asumsinya adalah bahwa
metode persentase penyelesaian merupakan metode yang lebih baik. Metode
pemulihan kos hanya akan digunakan jika metode persentase penyelesaian dianggap
tidak tepat.
PENGAKUAN
PENDAPATAN LAINNYA
A. Untuk
kontrak pelayanan mengikuti kriteria sama seperti kontrak jangka panjang yaitu,
mengakui pendapatan:
· Harus
dapat diandalkan dan terukur
· Kemungkinan
manfaat ekonomi
· Tahap
penyelesaian harus dapat diandalkan dan terukur
· Biaya
harus dapat diandalkan dan terukur.
B. Multiple- Deliverable Arrangement
Semua
unit dalam sebuah multiple-deliverable
arrangement dianggap unit terpisah dari akuntansi, asalkan:
1. Item
yang disampaikan memiliki nilai kepada pelanggan secara mandiri; dan
2. Pengaturan
mencakup hak umum dari return relatif terhadap item yang disampaikan; dan
3. Pengiriman
atau kinerja dari item yang tidak dikirim adalah kemungkinan tidak dianggap dan
secara substansial dalam pengendalian dari penjual.
Setelah
unit akuntansi ditentukan terpisah, jumlah yang dibayar untuk pengaturan
dialokasikan antara unit terpisah berdasarkan nilai wajar relatif. Sebuah
perusahaan menentukan nilai wajar berdasarkan vendor apayang bisa menjual
komponen secara mandiri. Jika informasi
ini tidak tersedia, Penjual mungkin bergantung pada bukti pihak ketiga atau
jika tidak tersedia, Penjual mungkin dapat menggunakan estimasi terbaik item
yang mungkin menjual sebagai unit mandiri.
C. Situasi
Pendapatan Lainnya
Ø Interest, Royalties and Dividens
Pendapatan
yang timbul dari penggunaan asset oleh sebuah perusahaan yang menghasilkan
bunga, royalti, atau dividen yang diakui sebagai berikut.
· Pengakuan
pendapatan bunga mengikuti konsep tradisional akuntansi akrual. Pendapatan bunga
diakui selama periode aset menyediakan layanan kepada pihak lain dan akan
diakui dengan menggunakan metode bunga efektif.
· Pendapatan
royalti yang diterima untuk penggunaan asset-aset perusahaan (misalnya paten, hak cipta musik,
dan film-film motion picture) biasanya diakui sesuai dengan substansi dari
perjanjian. Secara umum, ini berarti bahwa perusahaan akan menggunakan metode
garis lurus untuk mengakui pendapatan untuk jangka waktu yang ditentukan.
· Dividen
akan diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran diumumkan
(tanggal deklarasi)
PENGAKUAN
PENDAPATAN UNTUK TRANSAKSI FRANCHISE
Dalam akuntansi untuk
penjualan Franchise, perusahaan harus menganalisis transaksi itu dan, dengan
mempertimbangkan semua situasi, harus menggunakan pertimbangan dalam memilih
serta menerapkan satu atau lebih dasar pengakuan pendapatan, dan kemudian,
memantau situasinya selama periode waktu yang panjang. Perusahaan Franchise
memperoleh pendapatannya dari salah satu atau kedua sumber ini:
· Dari
penjualan franchise awal dan aktiva atau jasa terkait; dan
· Dari
iuran (fee) berkesinambungan yang
didasarkan pada pengoperasian franchise.
Pengaturan franchise
punya fitur dari multiple-deliverable
arrangements. Franchisor (pihak yang memberikan hak bisnis dalam
franchise), biasanya memberikan kepada Franchisee (pihak yang mengoperasikan
bisnis franchise) jasa-jasa berikut ini:
1. Bantuan
dalam memilih lokasi:
a. Menganalisis
lokasi
b. Menegosiasikan
lease.
2. Evaluasi
laba potesial
3. Pengawasan
kegiatan konstruksi:
a. Mendapatkan
pembiayaan
b. Merancang
bangunan
c. Mengawasi
kontraktor selama pembangunan.
4. Bantuan
untuk memperoleh papan nama, perabotan, dan peralatan.
5. Jasa
pembukuan dan konsultasi:
a. Menyiapkan
catatan franchise
b. Memberikan
konsultasi mengenai pajak penghasilan, real estat, dan pajak lainnya
c. Memberikan
konsultasi mengenai peraturan daerah setempat yang menyangkut bisnis franchise.
6. Pelatihan
karyawan dan manajemen
7. Pengendalian
mutu
8. Iklan
dan promosi
2.4. PERBEDAAN BIAYA DAN BEBAN
Biaya adalah suatu nilai tukar
prasyarat atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu manfaat,
dimana periodenya lebih dari satu tahun.
Beban adalah penurunan manfaat
ekonomi dalam suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pada pembagian kepada penanam modal.
Ø Letak di
Laporan Keuangan:
·
Biaya, di neraca (Belum terpakai,
biaya-biaya yang dianggap akan memberi manfaat dimasa yang akan datang, berupa
aktiva) Misal: Sewa Dibayar Dimuka.
·
Beban, di laporan laba-rugi
(Pengeluaran/Biaya yang telah terpakai dan tidak dapat memberikan manfaat lagi
dimasa yang akan datang) Misal: Beban Sewa.
Ø Periode
Akuntansi:
·
Biaya periodenya lebih dari satu
tahun, merupakan pengeluaran modal (capital expenditure)
·
Beban periodenya kurang dari satu
tahun, merupakan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
Contoh kasus:
Pada awal bulan tanggal 2 Januari
2009, PT. ABC membayar uang sewa kantor sebesar Rp. 800.000 untuk dua bulan
dimuka. Pengeluaran (cost) ini merupakan suatu "aktiva" yang berupa
"hak untuk menempati kantor selama dua bulan." Setiap hari berlalu
dalam bulan tersebut sebagian dari masa pakai harta tadi telah terpakai dan
menjadi beban (expense). Pada tanggal
31 Januari 2009 separuhnya telah terpakai sebesar Rp. 400.000 dan harus
diperlakukan sebagai beban.
Ayat Jurnalnya:
Beban
Sewa 400.000
Sewa Dibayar
Dimuka 400.000
Perkiraan sewa dibayar dimuka
sekarang mempunyai saldo Rp. 400.000 yang mencerminkan pembayaran dimuka untuk
selama satu bulan. Perkiraan beban sewa mencerminkan pengeluaran Rp. 400.000
untuk bulan tersebut.
Persamaan antara biaya dan beban
adalah sama-sama mengeluarkan (kredit) kas perusahaan. Sedangkan perbedaannya,
biaya (cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan (dibayarkan)
untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat (pendapatan) pada
saat ini atau mendatang bagi organisasi. Disebut setara kas (cash equivalent)
karena sumber daya non kas dapat ditukarkan dengan barang atau jasa yang
dikehendaki. Sebagai contoh : ketika perusaahaan membeli keperluan kantor (office
supplies) secara tunai atau kredit, jumlah pembayaran untuk keperluan
tersebut merupakan biaya perolehan keperluan kantor. Sebaliknya, walaupun
pembayaran deviden kpd para pemegang saham juga merupakan sebuah bentuk
pembayaran, namun pembayaran itu bukanlah biaya karena pembayaran deviden tidak
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Demikian pula, suatu pembayaran kas
untuk melunasi kredit (pinjaman) bukan merupakan biaya karena pelunasan kredit
tidak menghasilkan pendapatan. (Henry Simamora; 39 – 40; 2002 Akuntansi
Manajemen edisi II).
Biaya (cost)
pada mulanya dapat dicatat sebagai aktiva (asset) atau sebagai beban (expense).
Biaya yang akan memberikan manfaat hanya pada periode berjalan/sekarang
biasanya dicatat sebagai beban dibandingkan aktiva. proses pencatatan ini
disebut pembebanan/pelekatan (expensing) biaya. Beban memberikan jasa
kini kepada organisasi, yang pada gilirannya menghasilkan pendapatan. Sebagai
contoh: pembayaran 2.000.000 untuk sewa kantor bulan ini biasanya akan dicatat
sebagai beban (beban sewa) dibandingkan sebagai aktiva (sewa dibayar dimuka).
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa pengakuan pendapatan menurut IFRS dan SAK ETAP adalah sama
yaitu mengenai penjualan barang, penjualan jasa, kontrak konstruksi, bunga,
royalti dan dividen. Pengakuan biaya pinjaman menurut IFRS mengatur tentang
komponen biaya pinjaman, pengakuan dan kapitalisasi biaya pinjaman, IFRS juga
mengatur tentang biaya riset dan pengembangan. Sedangkan pengakuan biaya
pinjaman menurut SAK ETAP adalah biaya pinjaman langsung dibebankan ke laporan
laba rugi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. Intermediate Accounting. Edisi 8.
Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta. 2004.
Greuning, Hennie V. 2006. International
Financial Reporting Standards: A Practical Guide. Washington: The World Bank.
Hendriksen, Eldon S.
1997. Accounting Theory. Jakarta:
Erlangga.
Ikatan Akuntan
Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan
Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas
Publik. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Kieso,
dkk 2009, Intermediate
Accounting Jilid Satu,
Edisi Kedua Belas, Erlangga, Jakarta.
Lumingkewas, Valen A. 2013. Pengakuan
Pendapatan dan Beban Atas Laporan Keuangan pada PT. Bank
Sulut. Jurnal EMBA 199 Vol.1
No.3 Juni 2013, Hal. 199-206.
Nadya, Adine K. 2014. Analisis
Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk (Online). Available from: http://etd.repository.ugm.ac.id/ diakses, 15 November 2016.
Purba, Marisi P. International Accounting Standards:
Konvergensi & Kendala Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit
Graha Ilmu. 2010.
Rismansyah. 2015. Analisis
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pada PT Wahana Bumi Riau Cabang Palembang (Online). Available from: http://www.univpgri-palembang.ac.id/e_jurnal/index.php/ diakses, 14 November
2016.
Simamora, Henry.
2002. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Sitepu, Sri W.
2014. Analisis Pengakuan
Pendapatan dan Beban pada Kantor Notaris/PPAT Denilah Shofa Nasution, S.H, M.Kn. Jurnal
Ilmiah Accounting Changes ISSN 2339-1723 April 2014, Volume
2, No. 1, Hal. 16-25.
Situmorang,
Murni A.S. 2011. Transisi
Menuju IFRS dan Dampaknya Terhadap Laporan Keuangan (Perusahaan yang Listing di
BEI) (Online). Available from: http://eprints.undip.ac.id/29379/1/jurnal_skripsi.pdf/ diakses, 16 November 2016.
No comments:
Post a Comment