Tuesday, November 29, 2016

PENGERTIAN PROBLEM SOLVING


PENDAHULUAN 
1Problem  solving 
Problem  solving  sama  artinya  dengan  pemecahan  masalah.  Problem  solving merupakan suatu pendekatan dalam  menghadapi  suatu  masalah.  Problem solving juga  merupakan  suatu prosedur  yang  di  dalamnya  terdapat  langkah-langkah  yang  harus  yang  di  ikuti dalam memecahkan sebuah masalah yang dihadapi sesorang sebagai perorangan atau seseorang bagai pemimpin organisasi atau anggota organisasi.

Pernakah anda menghadapi masalah? dapatkan anda mengemukakan contohnya? apakah  masalah  yang  anda  hadapi    masalah peribadi, sosial, belajar  dan  karier? bagaimanakah  kebiasaan  anda  dalam  mebnghadapi  masalah  yang  pernah  anda hadapi? bagimana  pemecahannya?  atau langkah-langkah  apa yang anda  tempuh setiap masalah yang anda hadapi? bagaimana hasilnya? siapa diantara anda yang bisa mengungkapkan pendapatnya?

2.  APA ITU  MASALAH ?
Pengertian masalah atau problem yang di hadapi seseorang berbeda dengan orang lain.  Pengertian masalah   yang dihadapi seorang  pemimpin  berbeda dengan  yang di  hadapi  oleh  seorang  pelajar  atau  mahasiswa.  Berbeda  pula  oleh  seseorang sebagai pribadi  dengan seseorang sebagai pemimpin / anggota suatu organisasi.

Masalah  dapat  di  gambarkan  sebagai  suatu  keadaan  (terlihat  atau  tidak  terlihat) dimana antara yang diharapkan dengan kenyataan tidak sesuai. Antara yang di rencanakan dengan kenyataan tidak sesuai atau terdapat hambatan antara yang di inginkan dengan keadaan sebenarnya.

Masalah  berbeda  dengan  keluhan.  Keluhan  biasanya  akibat  dari masalah  yang tidak  jelas  atau  tidak  teratasi/tidak  terselesaikan.  Keluhan yang dirasakan seseorang dapat dijadikan pertanda seseorang sedang mengalami masalah yang tidak di kenali atau sebuah masalah yang tidak dipecahkan

Masalah  yang  tidak  dipecahkan    akan  dapat  menimbulkan  masalah  baru.  Oleh sebab itu setiap orang harus menyikapi setiap masalah yang dialaminya.

3. Bagaimana menyikapi masalah ?
  • Lari dari masalah ?
  • Menghadapi dan memecahkannya ?
  • Mengeluh ?
  • Tidak tahu apa yang harus dilakukan ?
  • Meminta bantuan kepada orang lain ?
Setiap  orang  tidak  mungkin  dapat  menyikapi  masalahnya dengan tepat  apabila ia tidak  atau  belum   mengalami  masalah  itu.    Disamping  itu  ia  harus  mengenali sumber  masalah    yang  dialami. Pada  umumnya masalah yang  dialami  seseorang bersumber  dari  dirinya  sendiri  (internal)  dan  dapat  juga bersumber  dari  luar  diri (eksternal).

Sebagai seorang siswa  atau mahasiswa  masalah yang berasal dari dalam dirinya sendiri  meliputi kondisi pribadi misalnya kecerdasan, bakat, fisik, nilai, kepribadian, keteram pilan  belajar  dan sebagainya.  Sedangkan  yang  bersumber  dari  luar  diri seperti  kondisi  fisik  sosio emosional  di lingkungan keluarga dan  sekolah/campus (pencahayaan,  kebersihan,  sirkulasi  udara,  hubungan  dengan  teman,  hubungan dengan  guru  /dosen  dan  lain  sebagainya),  sarana  belajar pribadi dan sekolah. Bagaimana sikap anda selama ini menghadapi masalah dalam kehidupan sehari–hari? 

8.1. LANGKAH-LANGKAH PROBLEM SOLVING. 
Riset  yang  sangat  luas  terhadap  pembuatan  keputusan  dalam  kelompok  telah  dilakukan  oleh  Meier  dan  kawan-kawan  di Universitas  Michigen  1970.  Meier membedakan antara  pemecahan masalah  dan pemilihan jawaban.  Ia menjelaskan bahwa keputusan yang lemah dapat disebabkan baik oleh kegagalan menghasilkan jawaban  atau  pemecahan  yang  baik  maupun  kegagalan  memilih  jawaban  atau pemecahan  yang  terbaik  bila  satu  atau  lebih  alternatif  yang  lebih  baik  telah dihasilkan. Meier  telah  berusaha  mengidentifikasikan  kondisi-kondisi  yang  di perlukan  untuk  pembuatan  keputusan yang  efektif  oleh  kelompok,  dan  banyak pembahasan berikut  ini di dasarkan atas penemuan-penemuan risetnya.

Dalam memecahkan masalah yang di alami perlu memahami langkah-langkah berikut:

Diagnosa Permasalahan 
Menganalisa Sebab Akibat Dari Masalah 
Menghimpun Berbagai  Alternatif Pemecahan 
Memilih Alternatif Yang Paling Tepat 
Melaksanakan Pilihan Dalam Bentuk Ke Giatan Terencana

8.2. DIAGNOSA PEMECAHAN MASALAH 
Untuk  mengetahui  hakekat  dari  pada  sesuatu  masalah  tidaklah  mudah,  karena masalah  yang  sebenarnya  dihadapi  sering  terselubung  dalam  berbagai  bentuk berupa  gejala-gejala yang  tampak  dan  tidak  tampak.  Oleh  sebab  itu  di  perlukan keahlian,  pendidikan,  dan  pengalaman  untuk    dapat  mencari  sebab  akibat    yang tepat  guna  mencari  pemecahannya.  Apa  yang  tampak seperti  masalah    dalam suatu organisai belum tentu merupakan masalah yang sebenarnya. Yang terlihat itu mungkin hanya  gejalanya saja, sedangkan hakekat yang sebenarnya dari masalah itu  perlu  di  fahami  lebih  mendalam,  karena  ini  akan  besar  pengaruhnya terhadap langkah-langkah pengambilan keputusan.

Langkah  pertama  dalam  pengambilan  keputusan yang  efisien  adalah mendiaknosakan masalahnya. Karena masalah tersebut biasanya  didefenisikanDari segi serangkaian kesulitan atau rintangan yang  harus di atasi dalam mencapai suatu tujuan, maka pentinglah bagi  anggota kelompok untuk menyetujui tujuannya, maka ketidak  sepakatan ini  harus di selesaikan terlebih dahulu  sebelum kelompok tersebut mengidentifikasi kan rintangan-rintangan untuk mencapai tujuan.

Sejauh mana kelompok  mendiagnosa  masalah-masalahnya  dengan  baik  sangat mempengaruhi  hasil  akhirnya. Diagnosa  masalah  merupakan  suatu  proses  yang sulit,  lebih-lebih bila  kelompoknya  tidak  menyetujui  tentang  tujuannya.  Beberapa kesalahan umum yang di lakukan selama diagnosis masalah meliputi:
  • Pencampur adukan fakta dengan masalah.
  • Pencampur adukan gejala dengan penyebab.
  • Mencari kambing hitam untuk dikecam.
  • Mengusulkan jawaban pemecahan sebelum masalahnya dipahami dengan baik.
  • Mengalihkan  diagnosa  masalah  dengan  menampilkan pemecahan  yang disukainya.
Pada  tahap  pemecahan  masalah  ini,  penting  sekali  bagi pemimpin  untuk memusatkan  perhatian  kelompok  pada  diagnosa  masalah serta  menghindarkan pertimbangan-pertimbangan pemecahan yang terlalu dini. Kelompok seharusnya di dorong  untuk  meneliti perbedaan-perbedaan  persepsi  anggota  dalam  memahami masalah  serta  mengusulkan  diagnosa  alternatif  sebelum  mencapai keputusan tentang  masalah  apa  yang  sebenarnya.  Analisa  tentang  data  faktual  dari  catatan organisasi,  survey  dan sumber-sumber  lain seharusnya  di  gunakan bila  di  anggap wajar  untuk  melengkapi    pendapat-pendapat  subjektif  tentang  penyebab masalahnya.

Orang   Amerika  (Industriawan  Charles  F  kattering)  mengatakan  bahwa  suatu masalah yang sudah didefenisikan dengan baik berarti sudah separuh terpecahkan. Sebuah masalah dapat dirumuskan dalam bentuk kalimat  pernyataan atau kalimat pertanyaan. Contoh: Kekurangan Dana  Rekreasi Ke Pantai Pasir Putih /Me Ngapa  Terjadi Kekurangan Dana Rekreasi Ke Pantai Pasir Putih.

8.3. MENGANALISA SEBAB AKIBAT  DARI MASALAH 
Setiap  masalah  yang  akan  dipecahkan  perlu di  ketahui  sebab masalah  itu  Terjadi dan akibat/ onsekwensi yang akan muncul bila tidak di atasi. Dalam menganalisa sebab  akibat  dari  suatu  masalah  memerlukan  pengetahuan  dan  pengalaman, memerlukan  data  dan  fakta  yang  jelas/akurat.  Tanpa  hal  itu  akan  sulit  mencari solusi dari masalah yang di hadapi. Hal ini bertujuan untuk memperkecil resiko yang muncul  dari  sebuah  keputusan  yang  di  ambil  dari  pemecahan  masalah  yang  di hadap atau yang di alami.

Beberapa kesalahan umum yang sering muncul  ketika kita menganalisa sebab dan akibat dari suatu permasalahan , yaitu:
  • Menyarankan pemecahan yang tidak relevan dengan masalahnya.
  • Mendiskusikan apa yang seharusnya dikerjakan  pada masa yang silam dan bukannya apa yang bisa dikerjakan saat ini.
Membicarakan  keuntungan  dan  kerugian  suatu  pemecahan  sebelum  setiap  orang telah mendapat kesempatan untuk memberikan saran pemecahan. Memusatkan pada pemecahan-pemecahan yang telah di gunakan pada masa sebelumnya tanpa suatu usaha  menciptakan cara-cara pemecahan yang baru.

Peran pemimpin sebaiknya mendorong para anggota yang takut atau segan untuk memberikan sumbangan-sumbangan ide serta membantu anggota kelompok untuk menghindarkan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan pada tahap masalah ini. Pemimpin seharusnya menghindarkan sikap yang menunjukkan kesukaan terhadap pemecahan masalah anggota tertentu, dan seharusnya tidak mengusulkan jawaban pemecahannya  sendiri    hingga  anggota  kelompok  telah  mengakhiri  pemberian saran  pemecahannya.  Jika  tidak,  pemimpin  akan  memberikan  pengaruh  yang berlebihan dan akan membatasi rentang pemecahan yang dipertimbangkan.

Contoh penganalisaan suatu masalah:
Mengapa  terjadi  kekurangan  dana  rekreasi  kepantai  pasir  putih?  padahal  waktu keberangkatan yang di rencanakan  sudah dekat. Apakah akibatnya jika dana yang dibutuhkan tidak terkum pul sesuai dengan jadwal?

8.4. MENGHIMPUN ALTERNATIF PEMECAHAN 
Kegiatan  berikutnya  ialah  menghimpun  atau  mengumpulkan  alternatif-alternati pemecahan,  yaitu  berbagai  kemungkinan  yang  dapat  dipilih  untuk  di laksanakan sebagai jalan keluar  dari masalah yang di hadapi.

Setiap  alternatif harus dikaji faktor-faktor  pendukung dan faktor penghambat   yang ada  dalam  setiap  alternatif.  Keuntungan  apakah  yang  akan  di  peroleh  apabila alternatif  tersebut  menjadi filihan atau sebaliknya kerugian/ resiko apa  yang  akan muncul  apabila  alternatif  tersebut  menjadi  pilihan. Disamping  itu  juga  harus diperhitungkan kekuatan kemauan  dan kemampuan untuk melaksanakannya untuk menghindari munculnya masalah baru, dan  masalah ini lebih sulit di pecahkan dari pada masalah aslinya.

Cukup  membantu  pula  memberikan  sejumlah  ramalan  tentang  kemungkinan keberhasilannya  dari  setiap    alternatif  pemecahan  yang  di  usulkan  serta mangadakan  perbandingan  mengenai  keuntungan-keuntungan  dan  biayanya. Pemimpin  sebaiknya  mendorong  untuk  menggunakan  metode  peramalan    serta analisis  keuntungan  secara  kwantitatif  bila  tampak  lebih  di  sukai  penilaian–penilaian yang subyektif.

Kesalahan–kesalan  umum  yang  di  lakukan  kelompok  selama  menghimpun berbagai alternatif pemecahan , meliputi:
  • Kegagalan mencurahkan perhatian yang lebih memadai untuk meramalkan berbagai akibat  dari pemecahan suatu masalah.
  • Mengalihkan ramalan tentang suatu akibat pemecahan serta perkiraan kemungkinan kepada usaha mendukung suatu pemecahan  yang “faforit”.
  • Melakukan serangan lisan kepada anggota lain ketimbang membatasi pembicaraan  pada pem ecahan masalah itu sendiri.
  • Tergesa–gesa melakukan pilihan sebelum pemecahan itu diatasi dengan baik.
Disini  pemimpin  dapat  memainkan  peran  pentingnya  dalam  membantu  kelompok untuk menghindari kesalahan-kesalahan di atas.

8.5. MEMILIH  ALTERNATIF  YANG  PALING  TEPAT/PEMILIHAN  JAWABAN PEMECAHAN. 
Setelah    kita  menghimpun  beberapa  alternatif  pemecahan  masalah  dievaluasi secara terpisah, kelompok seharusnya membandingkan  diantara hasil evaluasi dan berusaha  memilih  alternatif  pemecahan  yang  terbaik.  Terkadang  pilihan  akan  ditentukan  lebih  dahulu  sebelum  tahap  menghimpun  alternatif  pemecahan,  bila kelihatan jelas bahwa  suatu  pemecahan  lebih  unggul  dalam  segala  aspeknya.

Nam un  lebih  banyak  kasus  dimana  ditemukan  beberapa pemecahan  yang  baik serta  masuk  akal,  tetapi  masing-m asing  kejelasan  jelas  kebaikan  dan keburukannya. Ukuran  alternati  yang  paling  tepat    dapat  di  lihat  dari  segi  biaya, waktu,  sarana,  kemampuan  dalam  melaksanakan.  Dengan  kata  lain  apakah alternatif  pemecahan yang  di  pilih dapat mempermudah  tercapainya  tujuan,  dapat mengurangi  kerugian,  dapat  mengurangi  konflik  dengan  orang  lain,  dapat memberikan kepuasan, dapat atau mampu melaksanakannya dan sebagainya.

Prosedur  pemilihan  alternatif  yang di  ketahui  yang  terbaik    dari kelompok    adalah “konsensus”  dan  “ketentuan  mayoritas”.  Bila  keputusan  di  buat  dengan  ketentuan mayoritas,  biasanya  yang  terbesar  adalah  golongan  mayoritas  atau  kualisi  akan memaksakan  sesuatu  keputusan  sebelum  pembicaraan  mendapatkan  waktu memadai.  Bila  suatu  kelompok  di  tuntut  untuk  mencapai  konsensus,  maka  sedikit kemungkinan  mendapatkan  keputusan  yang  terburu-buru  atau  memilih  alternatif yang sangat bertentangan. Dipihak lain mencapai konsensus  mungkin memerlukan waktu yang sangat panjang. Lebih dari itu keputusan konsensus mendorong kearah pemecahan  komprom i  yang  di  rancang  sesuai  dengan  pendapat  setiap  anggota, dan  jenis pemecahan  ini  kadang-kadang  bukan  kepentingan  jangka  panjang  yang terbaik dari kelompok.

Kesalahan umum yang di buat pada tahap pilihan ini adalah konsensus “palsu”. Bila setiap  anggota  memperjuangkan  secara  gigih  alternatif  pem ecahan  dan  anggota lain  diam  dapat  menunjukkan  paham  persetujuan.  Untuk  menghindarkan konsensus palsu,  setiap  anggota  sebaiknya  di  dorong kecendrungannya   dan  ikut serta  dalam  pembuatan  pemilihan  kelompok.  Kartu  rahasia  mungkin  di  perlukan dalam  beberapa  kasus  dimana  para  anggota  kelompok    enggan  menyatakan secara  terbuka  ketepatan  pilihannya.  Kasus  dari  kelompok  yang  sangat terjalin, sangatlah sulit  mendapatkan  anggota  yang  tidak  setuju  dengan  pendapat mayoritas.

Biasanya  menjadi  tanggung  jawab  pemimpin  kelompok  untuk  menjalin  bahwa setiap  orang  berpartisifasi  dan  menentukan  prosedur  pemilihan  yang  sesuai. Misalnya,  pemimpin  terlebih  dahulu  berusaha  untuk  mengawali  pencapaian konsensus.  Bila  hal  ini  tidak  mungkin,  lantas  pemimpin  dapat  berusaha  untuk mengikuti  keputusan  mayoritas  atau  menyarankan  bahwa  kelompok  sebaiknya menghasilkan keputusan tambahan.

8.6. MELAKSANAKAN PILIHAN TINDAKAN DALAM BENTUK KEGIATAN TERENCANA. 
Langkah  terakhir  dalam  pembuatan  keputusan  adalah  bagaimana  keputusan  itu akan  di  tetapkan dalam  suatu  tindakan atau kegiatan terencana.  Langkah-langkah tindakan  yang  terinci  serta  metode  monitoring  dan  evaluasi  kemajuannya seharusnya dikembangkan. Keputusan yang baik menjadi gagal hanya karena tidak ada orang  yang tidak mau memperhatikan bagaimana langkah ini di laksanakan.

Bila keputusan diambil oleh orang yang tidak  terlibat dalam pembuatan keputusan, maka  orang  tersebut  tidak    mungkin mengerti    jawaban  tertentu  yang  menjadi pilihan. Akibatnya  mungkin  saja  mereka  menolak  keputusan    atau  menolak melaksanakan  keputusan,  atau  juga  mau  melaksanakan keputusan  tetapi  tanpa antusias  yang nyata.  Cara  terbaik untuk menghindarkan  jenis  kegagalan  ini ialah menyertakan sejumlah atau semua personalia  pelaksana untuk berfartisifasi dalam pembuatan keputusan. Jika cara ini tidak mungkin, orang-orang yang bertanggung jawab  dalam  pelaksanaannya  diberikan    keterangan  tentang  apa  yang  telah  dibicarakan dalam setiap langkah dalam proses pembuatan keputusan  serta alasan-alasan untuk samapai pada pilihan terakhir.

Pada  akhirnya  keputusan  yang  diambil    akan  dapat  berfungsi  memecahkan masalah  apabila  dapat  di  laksanakan  Oleh  karena  itu  harus  disusun  rencana  kegiatan  pelasanaknya.  Keputusan  yang  diambil  oleh  perorangan  untuk  mengatasi masalah  perorangan tetap memerlukan rencana kegiatan pelaksanaannya, apalagi keputusan  yang  di  ambil  oleh  organisai  untuk  keperluan  memecahkan    masalah organisasi    yang  pelaksanaannya    melibatkan  banyak  orang,  memerlukan koordinasi, pengawasan,dan  penggunaan  biaya    sangat  perlu    adanya  rencana kegiatan    yang  matang  agar  masalah  dapat  terpecahkan  dan  tidak  muncul  /mengurangi munculnya  masalah baru yang rumit.

No comments: