Friday, March 10, 2017

AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU DAN AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG



Penentuan Harga Pokok Bahan yang Dibeli

Harga pokok bahan yang dibeli adalah meliputi harga faktur ditambah biaya lainnya yang terjadi dalam rangka perolehan bahan, baik yang berhubungan dengan biaya pemesanan maupun biaya penyimpanan sampai dengan bahan siap dipakai dalam kegiatan produksi, dikurangi dengan potongan pembelian, rabat dan subsidi langsung atas pembelian.


Potongan Pembelian Bahan

Potongan pembelian bahan diperlakukan sebagai pengurang harga faktur bahan yang dibeli. Rekening persediaan yang dibukukan adalah sebesar jumlah bersih yaitu harga faktur dikurangi potongan pembelian, sedangkan rekening hutang dibukukan sebesar jumlah kotor sementara potongan pembelian yang memungkinkan terjadi dicatat dalam rekening cadangan potongan tunai pembelian. Berikut adalah ilustrasi jurnal pembelian bahan dan pelunasan hutang dari pembelian bahan yang terjadi:

Jurnal Saat Pembelian:
(D) Persediaan Bahan Baku                           x x x
(D) Cadangan Potongan Tunai Pembelian     x x x
(K) Hutang Dagang                                                  x x x

Jurnal Saat Pembayaran di masa potongan:
(D) Hutang Dagang                                        x x x
(K) Cadangan Potongan Tunai Pembelian     x x x
(K) Kas                                                                    x x x

Jurnal Saat Pembayaran di luar masa potongan:
(D) Hutang Dagang                                                   x x x
(D) Rugi-Kegagalan Potongan Tunai Pembelian      x x x
(K) Kas                                                                               x x x
(K) Cadangan Potongan Tunai Pembelian                         x x x


Biaya Angkutan Pembelian

Biaya angkutan bahan yang dibeli dan ditanggung pembeli diperlakukan sebagai penambah harga perolehan bahan yang dibeli. Jika biaya angkutan pembelian yang sesungguhnya terjadi untuk berbagai macam bahan yang dibeli, maka biaya angkut pembelian yang terjadi harus dialokasikan ke tiap bahan yang dibeli. Dasar alokasi biaya angkutan yang dapat digunakan sebagai berikut:

1. Perbandingan harga faktur bahan yang dibeli
Alokasi Biaya Angkut Bahan A =
Harga Faktur Bahan A           X         Total Harga Faktur Bahan
Biaya Angkut Pembelian                   

2. Perbandingan kuantitas pisik bahan
Alokasi Biaya Angkut Bahan A =
Kuantitas Bahan A                  X          Total Kuantitas Bahan
Biaya Angkut Pembelian


Biaya Bagian-bagian Pengelolaan Bahan

Biaya yang terjadi pada bagian-bagian pengelolaan bahan diperlakukan sebagai elemen harga perolehan bahan. Hal ini sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Pembebanan biaya bagian-bagian yang berhubungan dengan pengelolaan bahan ke dalam harga perolehan bahan harus menggunakan tarip pembebanan yang ditentukan dimuka dan dapat dipisahkan untuk setiap bagian agar diperoleh tarip pembebanan yang lebih teliti, dengan rumus perhitungan sebagai berikut:

Tarif Pembebanan Biaya Bagian X =
Budget Biaya Bagian X Dalam Periode Anggaran
Budget Dasar Pembebanan Biaya Bagian X

Jurnal pembebanan biaya bagian-bagian pengolahan bahan ke dalam harga perolehan adalah:
(D) Persediaan Bahan Baku        x x x
(D) Persediaan Bahan Penolong x x x
(K) Biaya Bagian Pembelian Dibebankan   x x x
(K) Biaya Bagian Penerimaan Dibebankan x x x

Jurnal untuk mencatat biaya bagian-bagian pengolahan bahan yang sesungguhnya terjadi:
(D) Biaya Bagian Pembelian Sesungguhnya   x x x
(D) Biaya Bagian Penerimaan Sesungguhnya x x x
(K) Berbagai Rekening di Kredit                             x x x

Jurnal pada akhir periode diperlukan untuk menutup rekening biaya bagian yang dibebankan ke dalam rekening biaya bagian yang sesungguhnya dan sesisihnya dialokasikan ke dalam rekening persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan produk dalam proses, persediaan produk selesai dan harga pokok penjualan.


Harga Pokok Bahan yang Digunakan

Penentuan harga pokok bahan yang dipakai bertujuan untuk:
1. Untuk menentukan harga pokok bahan yang dipakai dan harga pokok persediaan bahan dengan lebih adil dan teliti.

2. Untuk tujuan pengendalian atas bahan.
Metode Akuntansi yang digunakan adalah metode persediaan phisik dan metode persediaan abadi/perpetual, sedangkan metode aliran harga pokok bahan yang dipakai meliputi:
1. Metode Identifikasi Khusus
2. Metode FIFO
3. Metode Average
4. Metode LIFO
5. Metode Harga Pokok Standar
6. Metode Persediaan Dasar
7. Metode Last Cost
8. Metode Harga Pokok Pengganti

Jurnal yang digunakan dalam mencatat pemakaian bahan baku dalam metode perpetual adalah:
(D) Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku  x x x
(K) Persediaan Bahan Baku                                      x x x


Economic Order Quantity

Kuantitas pemesanan ekonomis (EOQ) adalah jumlah persediaan yang dipesan pada suatu waktu sedemikian meminimalkan biaya persediaan tahunan. Jika suatu perusahaan membeli bahan baku secara tidak terlalu sering dan dalam jumlah besar (lawan dari hal ini adalah pendekatan just in time). biaya penyimpanan persediaan menjadi tinggi karena investasi yang cukup besar dalam persediaan.

Jika pemeblian dilakukan dalam jumlah yang kecil, dengan pesanan yang cukup sering, akibatnya biaya pemesanan yang tinggi dapat terjadi. Oleh karena itu, jumlah optimum dari pesanan pada suatu waktu tertentu ditentukan dengan cara menyeimbangkan dua faktor:
1. biaya pemilikan (penyimpanan) bahan baku,
2. biaya perolehan (pemesanan) bahan baku.

Rumus EOQ membahas masalah kuantitas dalam perencanaan persediaan, tetapi pertanyaan kapan akan memesan juga sama pentingnya. Pertanyaan ini dikendalikan oleh tiga faktor:
1. Waktu yang diperlukan untuk pengantaran
2. Tingkat penggunaan persediaan
3. Persediaan pengaman.

Tidak seperti EOQ, titik pemesanan tidak memiliki rumus yang dapat diterapkan dan diterima secara umum. Menentukan titik pemesanan akan relative lebih sederhana apabila prediksi yang tepat tersedia atas tingkat penggunaan dan waktu tunggu (lead time), yaitu interval waktu antara saat pemesanan dilakukan dan saat bahan baku tersedia dipabrik untuk produksi. Untuk kebanyakan item persediaan, ada variasi di salah satu akibat berikut ini:
1. Jika waktu tunggu atau tingkat penggunaan dibawah perkiraan selama periode pemesanan, bahan baku yang baru tiba sebelum persediaan habis digunakan, sehingga menambah biaya penyimpanan bahan baku.
2. Jika waktu tunggu atau tingkat penggunaan diatas perkiraan, akan terjadi kehabisan persediaan, beserta biaya-biayanya, termasuk kehilangan pelanggan
3. Jika waktu tunggu dan tingkat penggunaan rata-rata atau normal digunakan untuk menentukan titk pemesanan, kehabisan persediaan bisa diharapkan untuk terjadi pada setiap pemesanan.

Memperkirakan penggunaan persediaan membutuhkan waktu dan uang. Dalam manajemen persediaan, perkiraan adalah beban sekaligus alat bantu untuk menyeimbangkan biaya untuk memperoleh dan biaya untuk menyimpan persediaan. Karena perkiraan yang sempurna hampir tidak mungkin, maka persediaan pengaman seringkali merupakan proteksi yang biayanya paling rendah guna mengatasi kehabisan persediaan. Masalah yang mendasar adalah untuk menentukan jumlah persediaan pengaman. Jika jumlah persediaan pengaman lebih besar daripada yang dibutuhkan, biaya penyimpanan akan menjadi tinggi, jika jumlahnya terlalu kecil, kehabisan persediaan akan seringkali terjadi dan mengakibatkan ketidaknyamanan, gangguan, dan tambahan biaya. Jumlah persediaan pengaman yang optimum adalah jumlah yang menghasilkan total biaya karena kehabisan persediaan plus biaya penyimpanan persediaan pengaman paling kecil.


Biaya Tenaga Kerja

Berdasarkan fungsi yang ada dalam perusahaan, biaya tenaga kerja dikelompokkan ke dalam:
1. Biaya tenaga kerja untuk fungsi produksi merupakan elemen biaya produksi.
2. Biaya tenaga kerja untuk fungsi pemasaran merupakan elemen biaya pemasaran.
3. Biaya tenaga kerja untuk fungsi administrasi dan umum merupakan elemen biaya administrasi dan umum.


Penentuan Besarnya Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Elemen biaya tenaga kerja yang merupakan bagian dari biaya produksi adalah biaya tenaga kerja untuk karyawan pabrik. Biaya tenaga kerja yang merupakan biaya produksi atas tenaga kerja yang berhubungan langsung dalam proses produksi dinamakan biaya tenaga kerja langsung. Faktor –faktor yang dipertimbangkan dalam sistem penggajian adalah gaji dan upah insentip, premi lembur dan biaya-biaya lainnya.

1. Program insentip gaji dan upah
Tujuan program ini adalah meningkatkan produktivitas karyawan yang berarti akan meningkatkan penghasilan karyawan yang produktivitasnya tinggi dan sekaligus dapat menekan biaya produksi satuan. Sistem program insentip gaji dan upah diantaranya adalah:

a. Premi Sistem Halsey

G = T (JS + ½ JH)

G = jumlah gaji atau upah
T = tarip upah per jam
JS = jam sesungguhnya
JH = jam hemat
JSt = jam standar

b. Premi Sistem Rowan
G = (1 + JH/JSt)(JS X T)

c. Premi Sistem Bart
G = (JSt X JS) ^1/2 T

d. Premi Bonus Berdasar Satuan Hasil

G = JP X T

JP = jumlah produk yang dihasilkan


2. Premi Lembur
Premi lembur dibayarkan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja maksimal dalam satu periode tertentu sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Peraturan Perburuhan (aturan Depnaker). Kelebihan jam ini harus dibayar dengan insentip standar dan harus pula dibayarkan premi lembur sesuai ketentuan yang ada.

3. Biaya Tenaga Kerja Lain-lain
Terdapat elemen biaya tenaga kerja lain yang biasanya ada seperti biaya pensiun, tunjangan liburan, bonus bagian laba, biaya waktu setup, biaya pendidikan dan latihan, biaya waktu menganggur atau waktu tunggu.


Akuntansi Biaya Tenaga Kerja

Tugas bagian akuntansi keuangan adalah menyelenggarakan pembukuan atas terjadinya biaya gaji dan upah semua karyawan dan timbulnya hutang yang berhubungan dengan gaji dan upah serta pembayaran hutang yang berkaitan dengan gaji dan upah. Sedangkan bagian akuntansi biaya adalah bertugas untuk menyelenggarakan pencatatan atas pembuatan jurnal distribusi gaji dan upah kemudian memasukkan rincian biaya gaji dan upah ke dalam pesanan, proses, kegiatan atau departemen.

Pencatatan atas terjadinya gaji dan upah serta potongan yang ditanggung karyawan dan sebagian ditanggung perusahaan:
(D) Biaya Gaji dan Upah                         x x x
(D) BOP Sesungguhnya                           x x x
(D) Biaya Pemasaran                               x x x
(D) Biaya Administrasi dan Umum         x x x
(K) Hutang PPh Pasal 21                                 x x x
(K) Hutang Dana Pensiun                                x x x
(K) Hutang Dana Asuransi Tenaga Kerja        x x x
(K) Uang Muka Gaji dan Upah                        x x x
(K) Hutang Gaji dan Upah                               x x x

Proses selanjutnya adalah melakukan distribusi gaji dan upah:
(D) BDP-BTKL                                             x x x
(D) BOP Sesungguhnya                                 x x x
(D) Biaya Gaji Bagian Pemasaran                 x x x
(D) Biaya Gaji Bagian Administrasi Umum  x x x
(K) Biaya Gaji dan Upah                                        x x x

Jurnal yang dicatat saat melakukan pembayaran gaji dan upah:
(D) Hutang Gaji dan Upah   x x x
(K) Kas/Bank                                x x x

Untuk mencatat penyetoran pajak dan dana lainnya ke instansi yang sesuai:
(D) Hutang PPh Pasal 21                           x x x
(D) Hutang Dana Pensiun                          x x x
(D) Hutang Dana Asuransi Tenaga Kerja  x x x
(K) Kas/Bank                                                      x x x

No comments: