Pengertian Biaya Overhead Pabrik
Biaya over head pabrik (factory overhead cost) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, yang elemennya dapat digolongkan ke dalam:
1. Biaya bahan penolong.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung.
3. Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabik.
4. Reparasi dan amortisasi aktiva tetap pabrik.
5. Biaya listrik, air pabrik.
6. Biaya asuransi pabrik.
7. Biaya overhead lain-lain.
Apabila perusahaan memiliki departemen pembantu di dalam pabrik semua biaya departemen pembantu merupakan elemen biaya overhead pabrik.
Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Tarip biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka dapat memberikan manfaat kepada manajemen sebagai berikut:
1. sebagai alat untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dengan teliti, adil, dan cepat dalam rangka menghitung harga pokok produk.
2. sebagai alat untuk mengadakan perencanaan terhadap biaya overhead pabrik, khususnya apabila tarip biaya overhead pabrik dipisahkan ke dalam tarip tetap dan tarip variabel.
3. sebagai alat pengambilan keputusan terutama dalam rangka menyajikan informasi biaya relevan.
4. sebagai alat pengendalian biaya overhead pabrik, untuk itu tarip biaya overhead pabrik harus dikelompokkan ke dalam tarip tetap dan tarip variabel.
Biaya overhead pabrik dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian berdasar tendensi volume kegiatan yaitu BOP tetap, BOP variabel, dan BOP semivaribel. Untuk penentuan tarip BOP, biaya semivariabel harus dipisahkan ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel. Beberapa teknik pemisahan yang dapat dipakai adalah:
1. Metode Titik Tertinggi dan Terendah
Metode ini memilih dua titik yang mempunyai tingkatan aktivitas tertinggi dan terendah, atas dasar persamaan garis lurus y = a + bx, perbedaan biaya antara tingkatan tersebut disebabkan perubahan aktivitas dan besarnya tarif biaya variabel.
2. Metode Standby Cost
Metode biaya bersiap menghitung biaya tetap dengan menaksir besarnya biaya pabrik apabila parik ditutup untuk sementara. Biaya yang terjadi selama pabrik ditutup sementara tersebut merupakan biaya tetap.
3. Metode Grafik Statistik
Kapasitas atau kegiatan setiap bulan digambarkan pada denah atau grafik, garis tegak lurus (sumbu Y) menunjukkan tingkatan biaya, sedang sumbu X menunjukkan tingkatan kegiatan. Setiap titik menunjukkan biaya dan tingkatan kegiatan. Dari kebanyakan titik-titik tersebut ditarik garis sampai berpotongan dengan sumbu Y. Dari perpotongan sumbu Y dan garis dari kebanyakan titik-titik ditarik garis kedua yang sejajar dengan sumbu X yang menunjukkan besarnya biaya tetap dan biaya variabel.
4. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square)
Metode ini kadang-kadang disebut analisis regresi, yaitu menentukan secara matematis garis yang paling sesuai, atau garis regresi linear, melalui sekelompok titik. Garis regresi meminimalisasi jumlah kuadrat deviasi dari setiap titik aktual yang diplot dari titik di atas atau di bawah garis regeresi.
Dasar pembebanan BOP ke dalam proses produksi yang lazim dipakai adalah:
a. Dasar Satuan Produksi
T = BBOP
BP
Keterangan:
T = Tarif biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik dalam periode tertentu
BP = Budget produksi dalam periode yang bersangkutan
b. Dasar Biaya Bahan Baku
T = BBOP x 100%
BBBB
Keterangan:
T = Tarif biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik dalam periode tertentu
BBBB = Budget Biaya Bahan Baku
c. Dasar Biaya Tenaga Kerja Langsung
T = BBOP x 100%
BBTKL
Keterangan:
T = Tarif biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik dalam periode tertentu
BBTKL = Budget Biaya Tenaga Kerja Langsung
d. Dasar Jam Kerja Langsung
T = BBOP
BJKL
Keterangan:
T = Tarif biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik dalam periode tertentu
BJKL = Budget Jam Kerja Langsung
e. Dasar Jam Mesin
T = BBOP
BJM
Keterangan:
T = Tarif biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik dalam periode tertentu
BJM = Budget Jam Mesin
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk atau Pesanan
Produk atau pesanan yang diproses dibebani biaya overhead pabrik sebesar kapasitas pembebanan yang diserap oleh produk atau pesanan dikalikan dengan tarip biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka.
BOP-dibebankan = Kapasitas Sesungguhnya X Tarif BOP
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
1. Jurnal Pembebanan BOP ke dalam proses produksi
(D) BDP-BOP x x x
(K) BOP-dibebankan x x x
2. Jurnal BOP-Sesungguhnya terjadi selama proses produksi
(D) BOP-Sesungguhnya x x x
(K) Berbagai Macam Rekening di Kredit x x x
3. Jurnal Menutup BOP-dibebankan dan BOP-Sesungguhnya
(D) BOP-dibebankan x x x
(D/K) Selisih BOP x x x
(K) BOP-Sesungguhnya x x x
4. Jurnal Menutup Selisih BOP
a. Selisih BOP yang ditimbulkan oleh ketidak-tepatan penentuan tarif BOP, selisih BOP akan dialokasikan kembali ke dalam elemen persediaan produk dalam proses, persediaan produk selesai, dan harga pokok penjualan.
(D/K) Selisih BOP x x x
(D/K) BDP-BOP x x x
(D/K) Persediaan Barang Jadi x x x
(D/K) Harga Pokok Penjualan (HPP) x x x
b. Selisih BOP yang ditimbulkan oleh faktor efisiensi, selisih BOP akan diperlakukan langsung ke dalam elemen rugi laba.
(D/K) Selisih BOP x x x
(D/K) Harga Pokok Penjualan/Rugi-Laba x x x
Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu ke Departemen Produksi
Untuk mengalokasikan baiya departemen pembantu tertentu ke departemen produksi dan ke departemen pembantu lainnya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan dasar alokasi biaya departemen pembantu, dan memilih metode alokasi biaya departemen pembantu. Dasar alokasi biaya departemen pembantu yang memungkinkan dijadikan dasar adalah sebagai berikut:

Metode alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi dan departemen lainnya yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Metode alokasi langsung
2. Metode alokasi bertahap tidak bertimbal-balik
3. Metode alokasi kontinyu
4. Metode alokasi aljabar
Metode Alokasi Langsung
Biaya overhead pabrik departemen pembantu dalam metode ini dialokasikan langsung ke dalam departemen produksi tanpa melalui departemen pembantu lainnya, walaupun departemen pembantu lainnya tersebut menikmati jasa dari departemen pembantu yang dialokasikan.
Kelebihan metode ini adalah:
1. sederhana dan mudah diterapkan.
2. dari sisi pengendalian biaya melalui akuntansi pertanggung jawaban, departemen pembantu hanya bertanggungjawab atas biaya yang terjadi dan dapat dikendalikan di departemennya saja.
Kekurangan metode ini adalah:
1. tidak dapat menggambarkan aliran biaya sesuai dengan jasa yang dinikmati oleh setiap departemen
2. harga pokok jasa yang dialokasikan terlalu rendah karena tidak memperhitungkan harga pokok dari departemen pembantu lainnya.
Metode alokasi bertahap tidak bertimbal-balik
Biaya overhead pabrik pada metode ini dialokasikan ke departemen produksi juga ke departemen pembantu lainnya yang menikmati jasa dari departemen pembantu yang dialokasikan. Untuk memulai pengalokasian, departemen pembantu yang memiliki jasa paling besar terhadap departemen pembantu lainnya atau departemen pembantu yang paling besar biaya overhead pabriknya dialokasikan lebih awal dengan asumsi departemen yang telah dialokasikan habis, tidak memperoleh alokasi biaya lagi dari departemen pembantu lain pada tahapan berikutnya. Dalam menyusun tabel alokasi, departemen pembantu yang pertama dialokasikan ditempatkan pada kolom paling kanan dan seterusnya berturut-turut pada departemen pembantu lainnya agar mempermudah urutan alokasi.
Kelebihan metode ini adalah:
1. Lebih teliti dalam memperhitungkan jasa antar departemen pembantu dibanding metode langsung.
2. Mudah dihitung dan digunakan.
Kekurangan metode ini adalah:
1. Sulit menentukan urutan alokasi sebab jasa yang dihasilkan departemen pembantu adalah berbeda dengan departemen pembantu lainnya.
2. Tidak memperhitungkan secara penuh saling alokasi jasa antar departemen pembantu, departemen pembantu yang dialokasi lebih awal tidak mendapatkan alokasi biaya lagi meskipun menikmati jasa dari departemen pembantu yang sedang dialokasikan.
Metode alokasi kontinyu
Biaya departemen pembantu pada metode ini dialokasikan berurutan dan secara terus menerus timbal balik sampai biaya departemen pembantu habis atau jumlahnya menjadi relatif kecil. Departemen pembantu yang telah dialokasikan habis akan memperoleh alokasi biaya dari departemen pembantu yang sedang dialokasikan. Dalam proses alokasi dalam metode ini, terjadi pengalokasian sampai beberapa putaran dan akhirnya biaya departemen pembantu menjadi habis atau sudah relatif kecil proses alokasi dihentikan dan sisanya dialokasikan menggunakan metode langsung.
Kelebihan metode ini adalah:
1. Mencerminkan alokasi jasa antar departemen pembantu secara penuh atau timbal balik.
2. lebih teliti dan adil dibandingkan metode langsung dan bertahap tidak bertimbal balik.
Kekurangan metode ini adalah:
Perhitungan lebih rumit terutama pada industri yang departemen pembantunya banyak.
Metode alokasi aljabar
Pada metode ini, jumlah biaya departemen pembantu yang akan dialokasikan adalah biaya departemen pembantu yang bersangkutan setelah menerima alokasi biaya dari departemen pembantu lainnya yang diperhitungkan timbal balik dengan menggunakan persamaan aljabar.
Kelebihan metode ini adalah:
1. Mencerminkan alokasi jasa antar departemen pembantu secara penuh atau timbal balik.
2. lebih teliti dan adil dibandingkan metode langsung dan bertahap tidak bertimbal balik.
3. dapat menghindari tahapan putaran pengalokasian sehingga hemat waktu dan biaya.
Kekurangan metode ini adalah:
Perhitungan lebih rumit terutama pada industri yang departemen pembantunya banyak.
Akuntansi Alokasi Biaya Overhead Pabrik
Setelah selesai melakukan perhitungan alokasi, jurnal yang dicatat adalah:
(D) BOPS-Departemen Produksi 1 x x x
(D) BOPS-Departemen Produksi 2 x x x
(K) BOPS-Departemen Pembantu X x x x
(K) BOPS-Departemen Pembantu Y x x x
No comments:
Post a Comment