BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pada prinsipnya
dilayanan di GAP 4 ini sudah berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan secara
bersama yaitu pemberi layanan dalam
memberikan layanan sudah sesuai dengan prosedur yang ada, apa yang tertuang
dalam standar operasional prosedur (SOP)
sudah berjalan secara maksimal. Hanya saja dalam layanan yang diterima terkait
informasi dalam layanan itu berbeda dengan apa yang diterima oleh masyarakat
banyak sehingga terjadi kesalapahaman antara penerima layanan dan pemberi
layanan. Perbedaan itu ada karena pemberi layanan dalam mempromosikan
layanannya berbeda dengan yang ada dalam standar operasional prosedur (sop)
atau kata lain pemberi layanan sedikit berlebihan dalam proses iklan layanannya
terhadap publik sehingga inilah menjadi masalah dalam GAP 4 ini.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
penjelasan gap 4 itu?
2. Gambarkan
tentang kerangka konsep gap 4?
3. Bagaimana
GAP 4 terjadi dalam organisasi kasus?
4. Jelaskan
secara kongkrit bagaimana organisasi kasus dapat mengatasi gap tersebut?
5. Bagaimana
hasil penelitian di organisasi kasus ?
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
1.
Penjelasan
mengenai GAP 4
GAP 4 terjadi ketika
ada perbedaan antara layanan yang dilaksanakan dengan informasi yang diberikan
kepada pelanggan yang ada di luar. Perbedaan antara pelayanan dan komunikasi
eksternal memiliki dampak yang kuat pada persepsi pelanggan mengenai kualitas
layanan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Gap 4, yaitu:
(1) Komunikasi
yang tidak memadai secara horizontal antar operasi, pemasaran, dan sumber daya
manusia diseluruh elemen termasuk pada penerima layanan.
(2) Kecenderungan
untuk overpromise dalam komunikasi.
Kami mendefinisikan faktor-faktor di atas dengan menggambarkan
masalah yang mereka buat dalam organisasi, dan menawarkan beberapa saran agar
dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada Gap 4.
Kami mengusulkan
bahwa penyebab utama keempat persepsi layanan berkualitas rendah adalah
kesenjangan antara apa yang perusahaan janjikan tentang layanan dan apa yang
sebenarnya terjadi. Segala sesuatunya harus akurat dan tepat sesuai dengan apa
yang ada pada periklanan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat yang tidak
overpromise atau menggambarkan sesuatu hal yang penting, tentunya sangat
penting untuk memberikan layanan yang pelanggan anggap tinggi dalam kualitas.
Perbedaan antara pelayanan dan komunikasi eksternal, dalam bentuk janji-janji
berlebihan dan/atau tidak adanya informasi tentang aspek pelayanan
dimaksudkan untuk melayani pelanggan dengan baik, dapat mempengaruhi persepsi
konsumen terhadap kualitas pelayanan.
BPJS adalah singkatan
dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. BPJS ini adalah perusahaan asuransi
yang kita kenal sebelumnya sebagai PT Askes. Begitupun juga BPJS
Ketenagakerjaan merupakan transformasi dari Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga
Kerja). Mulai 1 Januari 2014 sistem Jaminan Sosial terbaru atau JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional) resmi diberlakukan. Namun masih banyak warga yang
belum tahu apa itu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan dan JKN. BPJS
sudah berumur sekitar kurang lebih dua tahun, namun pada hakikatnya masih
banyak masyarakat yang belum paham betul bagaimana alur pengurusan BPJS itu
sendiri termasuk di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Makassar.
2.
Bagaimana
GAP 4 terjadi dalam organisasi kasus?
a. Secara
teoritis.
1). Komunikasi Horizontal
Komunikasi antara area fungsional yang berbeda dalam
perusahaan, seperti pemasaran dan operasi, diperlukan untuk arsip tujuan umum
organisasi. Dalam situasi dimana komunikasi lintas fungsi, atau saluran komunikasi
horizontal tidak terbuka, kualitas pelayanan yang dirasakan adalah dalam
bahaya. Tidak
semua organisasi memiliki iklan, tetapi semua kebutuhan koordinasi atau integrasi
antar departemen untuk mendapatkan
pelayanan berkualitas. Wiraniaga dan operasi karyawan di banyak perusahaan
sering bertentangan.
2). Perbedaan Kebijakan Dan Prosedur Di Cabang Atau
Department
Bentuk lain dari koordinasi pusat untuk menyediakan
kualitas layanan konsistensi dalam kebijakan dan prosedur di seluruh departemen
dan cabang. Jika organisasi jasa mengoperasikan banyak gerai dengan nama yang
sama, apakah waralaba atau perusahaan yang dimiliki, pelanggan mengharapkan
kinerja yang serupa di seluruh outlet mereka. Kurangnya konsistensi di seluruh
outlet menjelaskan sebagian besar dari kesulitan keuangan dan operasional yang
dialami oleh Jiffy Lube International, Inc, pemilik waralaba yang berbasis di
Baltimore pusat auto lube cepat.
3). Kecenderungan Untuk Overpromise
Karena meningkatnya deregulasi dan persaingan yang ketat
di sektor jasa, banyak perusahaan jasa merasa lebih banyak tekanan daripada
sebelumnya untuk mengakuisisi bisnis baru dan untuk memenuhi atau mengalahkan
kompetisi.
b. Secara
Konkrit Di Organisasi Khusus
Adanya perbedaan
antara layanan yang diberikan dengan komunikasi ke luar ke pelanggan
menyebabkan terjadinya GAP 4. Jika dilihat dari tiga permasalahan yang sering
terjadi di BPJS Rumah Sakit Bhayangkara Kota Makassar, maka kita dapat
menyimpulkan bahwa penyebab timbulnya permasalahan tersebut dikarenakan adanya
berbagai faktor, seperti:
1). Kurangnya
sosialisasi terhadap segala bentuk informasi mengenai keadaan BPJS Rumah Sakit
Bayangkara Kota Makassar.
2). Kurangnya
perencanaan yang baik terhadap pelayanan BPJS di Rumah Sakit Bayangkara Kota Makassar.
3). Banyaknya
pendapat yang berbeda baik timbul dari dokter maupun dari pengelolah BPJS itu
sendiri maupun masyarakat terkait pengelolaan bpjs.
3.
Jelaskan
secara kongkrit bagaimana organisasi kasus dapat mengatasi gap tersebut?
a. Secara
teoritis
1). Pembukaan Saluran Komunikasi Antara Iklan Dan Proses Pelaksanaan.
Ketika sebuah perusahaan menciptakan iklan yang
menggambarkan pertemuan layanan adalah penting bahwa iklan secara akurat
mencerminkan apa yang pelanggan alami di pertemuan layanan yang sebenarnya.
Mengiklankan akan memberikan persepsi
yang terhadap persepsi layanan
berkualitas yang beresiko,
terutama ketika perusahaan secara konsisten mampu memberikan tingkat pelayanan yang digambarkan dengan menggunakan sebuah iklan. Karyawan selalu menunjukkan apa yang sebenarnya melakukan atau menjelaskan pelayanan yang mereka lakukan pada sebuah iklan adalah salah satu cara untuk mengkoordinasikan
penggambaran iklan dan realitas pertemuan layanan. Dalam menampilkan karyawan, departemen periklanan harus
berinteraksi langsung dengan penyedia layanan. Oleh karena itu, komunikasi dan
koordinasi yang diperlukan untuk membuat iklan membantu menutup kesenjangan
antara komunikasi eksternal dan pengiriman.
2). Pembukaan Saluran Komunikasi Antara Penjualan Dan Proses
Pelaksanaan.
Melibatkan staf pelaksana dalam pertemuan tatap muka dengan pelanggan eksternal
adalah strategi yang memungkinkan pelaksanaan kegiatan agar lebih mudah memahami peran tenaga pemberi layanan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
3). Pembukaan Saluran Komunikasi Antara Sumber Daya Manusia,
Pemasaran dan Pelaksana Kegiatan
Karena karyawan merupakan bagian internal dari departemen sumber daya manusia, layanan yang mereka
terima sangat mempengaruhi cara mereka melayani pelanggan eksternal. Salah satu
strategi yang efektif untuk membuka saluran ini adalah posisi staf yang secara
formal menghubungkan sumber daya manusia dan operasi.
4). Menyediakan Layanan yang Konsisten Di Cabang Atau Outlet
Jika pelanggan menerima layanan yang konsisten di seluruh
cabang atau unit lapangan dari suatu perusahaan, sebuah perusahaan harus
mengembangkan mekanisme untuk memastikan keseragaman. Sebuah perusahaan juga
dapat memilih cara lain untuk mendapatkan konsistensi, mungkin dengan
menetapkan standar atau tujuan untuk hasil layanan berkualitas yang terlihat
untuk pelanggan, tetapi memungkinkan outlet untuk menggunakan proses mereka
sendiri untuk mencapai tujuan tersebut.
5). Pengembangan Komunikasi Tepat Dan Efektif Tentang
Kualitas Pelayanan
Agar tepat dan efektif, komunikasi tentang kualitas
layanan harus
a). Berkaitan dengan dimensi kualitas dan fitur yang paling
penting bagi pelanggan.
b). Secara akurat mencerminkan apa yang pelanggan benar-benar
menerima dalam pertemuan layanan,
c). Membantu pelanggan memahami peran mereka dalam melakukan
pelayanan.
Tekankan Penentu
Kualitas Primer Berkomunikasi mengenai kualitas pelayanan dimulai dengan pemahaman tentang
aspek-aspek kualitas pelayanan yang paling penting bagi pelanggan. Mengisolasi
dimensi kualitas sangat penting bagi pelanggan dengan fokus pada usaha periklanan.
Sebuah premis utama
penelitian kami adalah bahwa konsumen memberikan persepsi kualitas pelayanan dapat dipengaruhi baik dengan
meningkatkan konsumen persepsi atau dengan menurunkan harapan. Mengelola
harapan Pelanggan, terutama yang dibuat oleh perusahaan itu sendiri melalui
komunikasi eksternal dan harga merupakan bagian penting dari strategi untuk
mencapai kualitas yang dirasakan pelayanan. Cara lain untuk mengelola ekspektasi adalah untuk
menggambarkan proses pelayanan dan menyediakan pelanggan pilihan lebih cepat,
berkualitas rendah dibandingkan penyediaan lambat, penyediaan berkualitas
tinggi.
Peran Nasabah Dalam Jasa
Pengiriman Kadang-kadang
masalah layanan dan kegagalan disebabkan oleh pelanggan. Pelanggan bisnis
layanan pos yang sering memasukkan alamat yang salah atau usang dan kode pos
pada amplop dan juga pasien
mengabaikan untuk memberitahu dokter mereka tentang kebiasaan tidak sehat yang
menyebabkan masalah
medis mereka.
b.
Secara
konkrit
Adanya perbedaan
antara layanan yang diberikan dengan komunikasi ke luar ke pelanggan
menyebabkan terjadinya GAP 4. Untuk itu di bawah ini akan dijelaskan bentuk
solusi yang sekiranya dapat menyelesaikan segala bentuk permasalahan yang
timbul dikarenakan terjadinya GAP 4, diantaranya yaitu:
1.
Memberikan sosialisasi kepada seluruh penerima
layanan bpjs di Rumah sakit Bhayangkara Makassar
2.
Dengan adanya perencanaan yang baik, tentunya
segala hal yang terkait dengan permasalahan yang timbul pada penerima bpjs dapat
terselesaikan dengan baik.
3.
Menyatukan seluruh pendapat, baik pendapat
dari dokter, pengelolah bpjs, manajemen dan penerima layanan di rumah sakit
Bhayangkara Kota Makassar.
BAB
III
HASIL
PENELITIAN DI ORGANISASI KASUS
1.
JELASKAN
SECARA KONGKRIT GAP YANG TERJADI PADA ORGANISASI KASUS?
Pelaksanaan program
BPJS Kesehatan dinilai masih banyak mengalami masalah. Permasalahan dimulai
dari hulu, sehingga pelaksanaan di hilir pun pasti akan menemui kendala. BPJS
dan Kementerian Kesehatan dianggap belum dapat berkomunikasi dengan baik sama
halnya dengan Kondisi yang terjadi di
Rumah Sakit Bhayangkara adalah terjadinya kesalapahaman informasi yang ada di
pemberi layanan dengan penerima layanan yang dianggap oleh pasien bahwa bpjs
itu merupakan hanya kepala keluarga yang menbayar iuran/bulan tapi didalam
sop semua yang tercantum namanya dibayarkan tergantung tingkatan yang
dipilihnya.
2.
JELASKAN
SECARA KONGKRIT PENYEBAB TERJADINYA GAP PADA ORGANISASI KASUS?
Penyebab dari
terjadinya GAP ini adalah kurangnya sosialisasi yang maksimalkan dari pemberi
layanan terhadap penerima layanan sehingga terjadi keslahan persepsi tentang
pelayanan bpjs, selain itu penerima layanan tidak proaktif dalam mempertanyakan
bagaimana prosedur dan seperti apa dalam pelaksanaan bpjs itu sendiri.
3.
BERIKAN
SARAN BAGAIMANA ORGANISASI KASUS
MENGATASI GAP TERSEBUT?
Langkah atau strategi
yang seharusnya dilakukan dalam mengatsi masalah ini adalah semua stake holders
yang berkompeten dalam pelyanan bpjs itu harus duduk bersama baik itu bangian
manajemen, pengelolah bpjs, dokter atau tenaga medis maupun penerima layanan
dalam hal ini masyarakat dijelaskan betul seperti apa itu bpjs, bagaiamna
alurnya, obat-obat apa yang ditanggung, bagaimana mekanismenya dalam proses
pembuatan bpjs dan lain-lain sehingga pemberi layanan maupun penerima
layanan paham betul alur daripada bpjs
itu.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam pelaksnaan BPJS
masih banyak kendala yang membuat masyarakat bingung dalam prosesnya sehingga
dibutuhkan pengelolah bpjs baik itu manajemen, dokter, pemberi layanan dan
seluruh stake holder yang terkait agar memberikan informasi yang jelas kepada
publik sehingga masyarakat paham betul alur-alur dalam proses atau system bpjs
serta diharapkan juga kepada penerima layanan agar sekiranya proaktif dalam
mencari tahu bagaimana alur bpjs supaya tidak terjadi kesalahan informasi.
B.
SARAN
1. Pihak
pengelolah layanan bpjs agar kiranya betul-betul transparansi terhadap public
tentang alur dan proses pelayanan bpjs dan memberikan kepastian informasi.
2. Pihak
penerima layanan bpjs agar kiranya aktif mencari tahu pada pengelolah bpjs
tentang mekanisme, alur, proses dan lain-lain sehingga paham bagaimana dalam
bpjs itu.
No comments:
Post a Comment