Sunday, June 3, 2018

Teori Keagenan (Agency Theory)


Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontaktual antara principals dan agents. Pihak principals adalah pihak yang memberikan manfaat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan (Jensen dan Smith, 1984). Bisa dikatakan didalam hubungan keagenan tersebut terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan member wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal.
 
Tujuan dari teori agensi adalah, pertama, untuk meningkatkan kemampuan individu (baik principal maupun agen) dalam mengevaluasi lingkungan dimana keputusan harus diambil (the beliefs revision role). Kedua, untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah pengalokasian hasil antara principal dan agen sesuai dengan kontrak kerja (the performance evaluation role). Prinsipal maupun agen merupakan pelaku utama dan keduanya mempunyai bargaining position masing-masing dalam menempatkan posisi, peran dan kedudukannya. Prinsipal sebagai pemilik modal memiliki akses pada informasi internal perusahaan sedangkan agen sebagai pelaku dalam praktek operasional perusahaan mempunyai informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara riil dan menyeluruh. Posisi, fungsi, situasi, tujuan kepentingan dan latar belakang principal dan agen yang berbeda dan saling bertolak belakang tersebut akan menimbulkan pertentangan dan saling tarik menarik kepentingan (conflict of interest) dan pengaruh antara satu sama lain. 

Teori keagenan mengatakan sulit untuk mempercayai bahwa manajemen (agen) akan selalu bertindak berdasarkan kepentingan pemegang saham (prisipal), sehingga diperlukan monitoring dari pemegang saham (Copeland dan Weston, 1990). Shareholder atau principal memperkerjakan agen untuk melaksanakan tugas termasuk pengambilan keputusan ekonomik dalam lingkungan yang tidak pasti seperti perusahaan dalam kondisi financial distress. Agen sebagai seorang manajer akan mengambil keputusan untuk melakukan berbagai strategi guna mempertahankan kelangsungan perusahaan.
 
Disisi lain agen merupakan pihak yang diberikan kewenangan oleh principal berkewajiban mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan kepadanya. Ada tiga asumsi yang melandasi teori keagenan (Darmawati, 14 dkk. 2005) yaitu asumsi tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian dan asumsi informasi.
a) Asumsi sifat manusia menekankan bahwa manusia mempunyai sifat mementingkan diri sendiri (self-interest), memiliki keterbatasan rasional (bounded rasionality) dan tidak menyukai risiko (risk aversion).
b) Asumsi keorganisasian menekankan tentang adanya konflik antara anggota organisasi, efisiensi sebagai criteria efektifitas, dan adanya asimetri informasi antara principal dan agensi
c) Asumsi informasi mengemukakan bahwa informasi dianggap komiditi yang dapat diperjualbelikan.

No comments: