Monday, October 29, 2018

JOB DESIGN



  1. Definisi
            Dua persoalan yang paling penting dari manajemen sumber daya manusia adalah produktivitas karyawan (employee productivity) dan kepuasan kerja (job satisfaction). Faktor kritis yang mempengaruhi bidang-bidang ini adalah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Orang menghabiskan banyak waktu pada sebuah pekerjaan, dan dengan demikian adalah penting untuk mendesain pekerjaan sehingga individu tersebut menyenangi pekerjaan mereka. Hal ini membutuhkan struktur pekerjaan dalam hal muatan, fungsi, dan hubungan pekerjaan.
            Desain pekerjaan menentukan bagaimana pekerjaan dilakukan dan, oleh karena itu sangat mempengaruhi perasaan karyawan terhadap sebuah pekerjaan, seberapa besar pengambilan keputusan yang dibuat oleh karyawan pada pekerjaannya, dan seberapa banyak tugas yang harus dirampungkan oleh karyawan. Manajer-manajer menyadari bahwa desain pekerjaan menentukan hubungan kerja mereka dengan karyawan-karyawannya dan hubungan di antara kalangan karyawan itu sendiri.  Desain pekerjaan menentukan sifat hubungan sosial yang terjalin di dalam pekerjaan dan juga hubungan antara karyawan dan pekerjaan.

  1. Pengertian
            Desain pekerjaan (job design) adalah proses penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas ini, dan bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya di dalam organisasi. Dalam desain pekerjaan dilakukan pengorganisasian kerja ke dalam tugas-tugas yang dibutuhkan untuk melaksanakan sebuah pekerjaan tertentu. Melalui desain pekerjaan juga terjadi manipulasi muatan, fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan dari pekerjaan-pekerjaan yang mencapai tujuan-tujuan organisasional maupun memuaskan kebutuhan-kebutuhan pribadi dari individu-individu pemangku jabatan.
            Desain pekerjaan menentukan cara dan sejauh mana tugas-tugas dirampungkan oleh pemangku jabatan. Reaksi karyawan yang baik terhadap desain pekerjaan berarti penuntasan yang lebih besar, kepuasan kerja yang lebih tinggi, lebih sedikit ketidakhadiran, lebih jarang keluhan, dan lebih sedikit perputaran karyawan.
            Desain pekerjaan yang efektif merupakan proses kompleks yang harus dilihat dari berbagai sudut pandang. Memadukan pekerjaan-pekerjaan dengan tujuan-tujuan organisasional, memaksimalkan motivasi karyawan, mencapai standar-standar kinerja, dan mencocokkan keahlian-keahlian dan kemampuan-kemampuan karyawan dengan persyaratan-persyaratan pekerjaan semuanya merupakan pertimbangan-pertimbangan kunci dalam desain pekerjaan. Mengabaikan salah satu hal tersebut maka dapat mengurangi efektivitas organisasional, efisiensi, dan kepuasan kerja.

  1. Pendapat Beberapa Ahli
            Dessler (Irnada, 2011) menjelaskan bahwa desain pekerjaan merupakan pernyataan tertulis tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu melakukannya, dan bagaimana kondisi kerjanya. Berbeda halnya dengan yang dikemukakan oleh Handoko (Irnada,2011) menyatakan bahwa desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seseorang individu atau kelompok karyawan secara organisasional yang bertujuan untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan organisasi, teknologi, dan keperilakuan.
            Herjanto (Irnada, 2011) menjelaskan bahwa desain pekerjaan adalah rincian tugas dan cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan tugas, bagaimana tugas itu dilaksanakan, dimana tugas dikerjakan dan hasil apa yang diharapkan. Sedangkan menurut Dwiningsih (Irnada, 2011) desain pekerjaan adalah sebuah pendekatan yang menentukan tugas-tugas yang terkandung dalam suatu pekerjaan bagi seseorang atau sekelompok karyawan dalam suatu organisasi.

  1.  Unsur-unsur Desain Pekerjaan
            Handoko (Irnada, 2011) menjelaskan unsur-unsur desain pekerjaan meliputi unsur organisasi, unsur lingkungan, dan unsur perilaku.
a.      Unsur-unsur organisasi
Unsur organisasi menurut Handoko mempunyai kaitan erat dengan desain pekerjaan yang efisien untuk mencapai output maksimum dari pekerjaan-pekerjaan karyawan. Dengan adanya efisiensi di dalam pelaksanaan kerja akan menentukan spesialisasi yang merupakan kunci dalam desain pekerjaan. unsur organisasi terdiri dari:
1)      Pendekatan mekanik berupaya mengidentifikasi setiap tugas dalam suatu pekerjaan guna meminimumkan waktu dan tenaga. Hasil pengumpulan identifikasi tugas akan menentukan spesialisasi. Pendekatan ini lebih menekankan pada faktor efisiensi waktu, tenaga, biaya, dan latihan.
2)      Aliran kerja dipengaruhi oleh sifat komoditi yang dihasilkan oleh suatu organisasi atau perusahaan guna menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan.
3)      Praktek-praktek kerja yaitu pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan, ini bias berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan, perjanjian, atau kontrak serikat kerja karyawan.

b.      Unsur-unsur Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi desain pekerjaan adalah tersedianya tenaga kerja yang potensial, yang mempunyai kemampuan dan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan pengharapan-pengharapan sosial, yaitu dengan tersedianya lapangan kerja serta memperoleh kompensasi dan jaminan hidup yang layak.

c.       Unsur-unsur Perilaku
Unsur perilaku terdiri dari:
1)      Otonomi bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Bawahan diberi wewenang untuk mengambil keputusan atas pekerjaan yang dilakukan.
2)      Variasi merupakan pemerkayaan pekerjaan yang bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan atas pekerjaan yang rutin, sehingga kesalahan-kesalahan dapat diminimalkan.
3)      Identitas tugas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan pekerjaan, maka pekerjaan harus diidentifikasikan, sehingga kontribusinya terlihat yang selanjutnya akan menimbulkan kepuasan.
4)      Umpan balik diharapkan pekerjaan yang dilakukan olrh karyawan mempunyai umpan balik atas pelaksanaan pekerjaan yang baik, sehingga akan memotivasi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

  1. Manfaat Desain Pekerjaan
Menurut Sunarto (Irnada, 2011) desain pekerjaan memiliki tujuan agar:
a.      Efisiensi operasional, produktivitas dan kualitas pelayanan menjadi optimal
b.      Fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan proses kerja secara horizontal dan hirarki
c.       Minat, tantangan dan prestasi menjadi optimal
d.      Tanggungjawab tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bisa meningkatkan kerjasama dan efektivitas tim
e.      Integrasi kebutuhan individu karyawan dengan kebutuhan organisasi.

No comments: