BAB
I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Salah satu tujuan
nasional adalah memajukan
kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu
pangan, sandang, pangan,pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan
pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada
di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
Salah satu usaha
pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan pelaksanaanya
bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan
yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara
penyuluhan oleh tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun
penyuluhan kesehatan.
Pembangunan kesehatan merupakan
bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam konstitusi Organisasi
Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang
tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya.
Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai
berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan
kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan
untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar
golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan
negara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.
Reformasi di bidang kesehatan
perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang berpengaruh terhadap pembangunan
kesehatan. Pertama, perubahan pada dinamika kependudukan. Kedua, Temuan-temuan
ilmu dan teknologi kedokteran. Ketiga, Tantangan global sebagai akibat dari
kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi, telekomunikasi dan
transportasi. Keempat, Perubahan lingkungan .Kelima, Demokratisasi.
Perubahan pemahaman konsep akan
sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK dengan informasi tentang determinan
penyebab penyakit telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan yang lama
yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif.
Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat merupakan upaya
untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif.
Paradigma sehat sebagai model
pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong
masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih
tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif. Dalam
Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya
air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan
kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang
saling tolong menolong. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang
diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Kontribusi lingkungan dalam
mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial disamping masalah
perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan.
Salah satu faktor yang
dibutuhkan agar sumber daya manusia dapat bekerja lebih baik maka dibutuhkannya
penempatan posisi bekerja yang sesuai dengan bidangnya. Oleh karena itu
disusunlah makalah yang berjudul Promosi dan Contributing.
BAB
II
ISI
A. PROMOSI
1.
Definisi
Promosi Kesehatan
merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses
pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat mampu
berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan,
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula berperilaku
mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut terlanjur terjadi di
tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Banyak masalah
kesehatan yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya Kejadian Luar
Biasa (KLB) yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai
contoh KLB Diare dimana penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup
bersih dan sehat seperti kesadaran akan buang air besar yang belum benar (tidak
di jamban), cuci tangan pakai sabun masih sangat terbatas, minum air yang tidak
sehat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan
bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya
menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah
program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan)
baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan
fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). Atau dengan kata lain promosi
kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan
perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan
(fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat.
2.
Pengertian
Promosi adalah penghargaan dengan kenaikan jabatan dalam suatu
organisasi ataupun instansi baik dalam pemerintahan maupun non pemerintah
(swasta).Pada saat dipromosikan,
karyawan umumnya menghadapi peningkatan tuntutan dalam keahlian, kemampuan, dan
tanggung jawab. Sebaliknya, para karyawan lazimnya menerima kenaikan gaji dan
kadang-kadang tunjangan, otoritas, dan status yang lebih besar. Sebagian besar
karyawan merasa positif karena dipromosikan. Tetapi bagi setiap individu yang
memperoleh promosi terdapat kemungkinan orang lain yang tidak terseleksi untuk
promosi. Apabila individu-individu ini juga mendambakan promosi, mereka mungkin
akan putus asa atau bahkan mengundurkan diri. Jika consensus karyawan yang
langsung terlibat meyakini bahwa orang yang kelirulah yang dipromosikan, maka
hal ini akan dapat memicu kemarahan.
Adapun
pengertian Promosi dari segi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang
dari ilmu kesehatan yang mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni.
Dilihat
dari sisi seni, yakni aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang
bagi program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan
yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program
perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak,
program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta
didukung oleh adanya promosi kesehatan.
3.
Sejarah
Suatu
ketika pada sekitar akhir tahun 1994, Dr. Ilona Kickbush, yang baru saja
menjabat sebagai Direktur Health Promotion WHO Headquarter Geneva, datang ke
Indonesia. Sebagai direktur baru ia mengunjungi beberapa negara, termasuk
Indonesia. Kebetulan pada waktu itu Kepala Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes
juga baru saja diangkat, yaitu Drs. Dachroni MPH, yang menggantikan Dr. IB
Mantra yang purna bakti (pensiun). Dengan kedatangan Dr. Kickbush, diadakanlah
pertemuan dengan pimpinan Depkes dan pertemuan lainnya baik internal penyuluhan
kesehatan maupun external dengan lintas program dan lintas sektor, termasuk FKM
UI. Bahkan sempat pula mengadakan kunjungan lapangan ke Bandung, yang diterima
dengan baik oleh Ibu Neni Surachni (kepala Sub Dinas PKM Jabar waktu itu) dan
teman-teman lain di Bandung. Dari serangkaian pertemuan itu serta perbincangan
selama kunjungan lapangan ke Bandung, kita banyak belajar tentang Health
Promotion (Promosi Kesehatan). Barangkali karena terkesan dengan kunjungannya
ke Indonesia, ia kemudian menyampaikan usulan agar Indonesia dapat menjadi tuan
rumah Konferensi International Health Promotion yang keempat, yang sebenarnya
memang sudah waktunya diselenggarakan.
Usulan
itu diterima oleh pimpinan Depkes (Menteri Kesehatan waktu itu Prof. Dr.
Suyudi). Kunjungan Dr. Kickbush itu ditindak lanjuti dengan kunjungan pejabat
Health Promotion WHO Geneva lainnya, yaitu Dr. Desmond O Byrne, sampai beberapa
kali, untuk mematangkan persiapan konferensi Jakarta. Sejak itu khususnya Pusat
Penyuluhan Kesehatan Depkes berupaya mengembangkan konsep promosi kesehatan
tersebut serta aplikasinya di Indonesia. Sebagai tuan rumah konferensi
internasional tentang promosi kesehatan, seharusnyalah kita sendiri mempunyai kesamaan
pemahaman tentang konsep dan prinsip-prinsipnya serta dapat mengembangkannya
paling tidak di beberapa daerah sebagai percontohan. Dengan demikian penggunaan
istilah promosi kesehatan di Indonesia tersebut dipacu oleh perkembangan dunia
internasional.
4.
Pendapat Beberapa Ahli
Menurut Husein (2003) seseorang yang menerima promosi
harus memiliki kualifikasi yang baik dibanding kandidat-kandidat yang lainnya.
Terkadang jender pria wanita serta senioritas tua muda mempengaruhi keputusan
tersebut. Hal inilah yang banyak diusahakan oleh kalangan pekerja agar bias
menjadi lebih baik dari jabatan yang sebelumnya ia jabat. Dan juga demi
peningkatan dalam status social. Promosi merupakan kesempatan untuk berkembang
dan maju yang dapat mendorong karyawan untuk lebih baik atau lebih bersemangat
dalam melakukan suatu pekerjaan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan.
Menurut Siagian (1999: 169) “Promosi adalah perpindahan
pegawai dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih
besar, tingkatan hirarki jabatannya lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih
besar pula.” Senada dengan pendapat tersebut menurut Nitisemito
(1996: 81) “Promosi adalah proses pemindahan karyawan dari satu jabatan ke
jabatan lain yang lebih tinggi yang selalu diikuti oleh tugas, tanggung jawab
dan wewenang yang lebih tinggi pula dari jabatan yang diduduki sebelumnya.”
Sedangkan Menurut Nasution (2000: 140) bahwa “Promosi adalah
proses bergerak maju dan meningkat dalam suatu jabatan yang didudukinya.”
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik
fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan
aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Menurut Australian Health Foundansion Promosi
kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa
perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam
organisasi dan lingkungannya.
Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai
dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan
untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan
Ottoson, 1998).
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu
sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk
membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi
kesehatan pribadinya dan orang lain.
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu
masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal
didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual,
dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan
dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam
membuat keputusan yang sehat.
Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang
menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang
dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi
kesehatan.
- Metode
Metode dan teknik promosi kesehatan adalah suatu cara yang digunakan
dalam setiap pelaksanaan promosi kesehatan. Berdasarkan sasarannya metode dan
teknik promosi kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu:
a.
Metode Promosi Kesehatan Individual
Metode
ini digunakan apabila seseorang yang mempromosikan kesehatan dapat
berkomunikasi secara langsung dengan klien, baik bertatap muka maupun melalui
sarana komunikasi lainnya.
b.
Metode Promosi Kesehatan Kelompok
Sasaran
kelompok dibedakan menjadi 2 yaitu:
i. Metode promosi kesehatan untuk kelompok kecil,
misalnya: dengan melakukan diskusi kelompok, saling mencurahkan pendapat.
ii. Metode promosi kesehatan untuk kelompok besar,
misalnya: metode ceramah yang diikuti dengan tanya jawab, seminar.
c.
Metode Promosi Kesehatan Massal
Sasaran
promosi kesehatan massal dapat dilihat dari kelompok umur, tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi, sosial budaya, dsb. Sebelum melakukan promosi
kesehatan, promotor kesehatan harus merancang pesan kesehatan yang akan
disampaikan. Metode promosi kesehatan massal adalah:
i. Ceramah umum, biasa dilakukan
di lapangan terbuka dan tempat-tempat umum.
ii. Penyampaian pesan melalui alat
elektronik seperti radio dan televisi.
iii. Penggunaan media cetak seperti
koran, majalah, buku, selebaran, poster, dsb.
- Strategi Promosi Kesehatan
Strategi
promosi kesehatan menurut WHO (Internasional) adalah:
a.
Advokasi, pendekatan terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan
dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik. Advokasi yang
berhasil akan menentukan keberhasilan kegiatan promosi kesehatan pada langkah
selanjutnya sehingga keberlangsungan program dapat lebih tejamin.
b.
Mediasi, kegiatan promosi kesehatan tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus
melibatkan lintas sector dan lintas program. Mediasi berarti menjembatani
“pertemuan” diantara beberapa sector yang terkait . Karenanya masalah kesehatan
tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak
juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Sebagai contoh, kegiatan
promosi kesehatan terkait kebersihan lingkungan harus melibatkan unsure
kimpraswil dan pihak lain yang terkait sampah.
c.
Memampukan masyarakat (enable)
adalah kegiatan pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat agar
mereka mampu menjaga dan memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara
mandiri. Kemandirian masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan kesehatanya
merupakan tujuan dari kegiatan promosi kesehatan.
Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran
dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu:
a.
Sasaran Primer (primary target)
Sasaran
umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga
untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain
sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat
(empowerment).
b.
Sasaran Sekunder (secondary target)
Sasaran
sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting
dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan promosi
kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali
menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.
Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.
Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.
c.
Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun
yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat keputusan
(decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini dilakukan
dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan
oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran
sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy).
- Tujuan dan Manfaat Promosi
Pada dasarnya promosi diarahkan kepada
peningkatan dari ketetapan perusahaan dalam mencapai sasaran melalui
pelaksanaan promosi jabatan dimana peran pegawai tersebut memperoleh kepuasan
kerja sehingga memungkinkan seorang pegawai untuk memberikan hasil kerja yang
terbaik kepada perusahaan sehingga dapat ditetapkan tujuan promosi sebagaimana yang
dikemukakan Hasibuan (2002: 113), yaitu:
a.
Untuk memberikan pengakuan,
jabatan, dan imbalan jasa yang semakin besar kepada karyawan yang berprestasi
kerja lebih tinggi.
b.
Dapat menimbulkan kepuasan dan
kebanggan pribadi, status sosial yang semakin tinggi, dan penghasilan yang
semakin besar.
c.
Untuk merangsang agar karyawan
lebih bergairah bekerja, berdisiplin tinggi, dan memperbesar produktivitas
kerja.
d.
Untuk menjamin stabilitas
kepegawaian dengan direalisasikan promosi kepada karyawan dengan dasar dan pada
waktu yang tepat serta penilaian yang jujur.
e.
Kesempatan promosi dapat
menimbulkan keuntungan berantai (multiplier effect) dalam perusahaan karena
timbul lowongan berantai.
f.
Memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasinya yang lebih baik demi
keuntungan optimal perusahaan.
g.
Untuk menambah/memperluas
pengetahuan serta pengalaman kerja para karyawan dan ini merupakan daya dorong
bagi karyawan lainnya.
h.
Untuk mengisi kekosongan jabatan
karena pejabatnya berhenti. Agar jabatan itu tidak lowong maka dipromosikan
karyawan lainnya.
i.
Karyawan yang dipromosikan
kepada jabatan yang tepat, semangat kesenangan, dan ketenangannya dalam bekerja
semakin meningkat sehingga produktivitas kerjanya semakin meningkat.
j.
Untuk mempermudah penarikan
pelamar, sebab dengan adanya kesempatan promosi merupakan daya pendorong serta
perangsang bagi pelamar untuk memasukan lamarannya.
k.
Promosi akan memperbaiki status
karyawan dari karyawan sementara menjadi karyawan tetap setelah lulus dari masa
percobaannya.
Maka dapat disimpulkan bahwa promosi jabatan
bertujuan untuk menunjang kegiatan perusahaan atau pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen sumber daya manusia secara keseluruhan.
Selain pendapat tersebut, Menurut
Henry Simamora (1999:787) bahwa promosi melayani beberapa tujuan dan memberikan
manfaat kepada perusahaan dan karyawan, yaitu:
a.
Memungkinkan perusahaan untuk
mendayagunakan keahlian-keahlian dan kemampuan karyawan setinggi mungkin.
System promosional yang efektif memungkinkan sebuah organisasi untuk
mencocokkan kebutuhannya yang berkesinambungan akan tenaga kerja yang kompeten
dengan keinginan karyawan untuk menerapkan keahlian-keahlian yang telah mereka
kuasai.
b.
Promosi sering diberikan guna
mengimbali karyawan berkinerja menonjol. Karyawan yang menghargai promosi
termotivasi untuk jenjang kinerja yang tinggi bilamana mereka merasa bahwa
kinerja yang efektif akan membuahkan promosi.
c.
Riset memperlihatkan bahwa
kesempatan untuk promosi dan tingkat kepuasan kerja yang tinggi berkorelasi
secara signifikan. System promosi karyawan yang efektif dapat menyebabkan
efisiensi organisasional yang lebih besar dan tingkat moral kerja karyawan yang
tinggi.
B.
CONTRIBUTING
- Pengertian
Masyarakat awam mengartikan kontribusi sebagai sumbangsih
atau peran, atau keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan tertentu. Ada
banyak definisi kontribusi dari berbagai ahli. Mereka mengartikan kontribusi
menurut sudut pandangnya masing-masing. Kata kontribusi disini diartikan
sebagai adanya ikut campur masyarakat baik dalam bentuk tenaga, fikiran dan
kepedulian terhadap suatu program atau kegiatan yang dilakukan pihak tertentu.
Kontribusi tidak bisa diartikan hanya sebagai keikutsertaan seseorang secara
formalitas saja, melainkan harus ada bukti nyata atau aksi nyata bahwa orang
atau kelompok tersebut ikut membantu ikut turun ke lapangan untuk mengsukseskan
suatu kegiatan tertentu. Bentuk kontribusi yang bisa diberikan oleh masyarakat
harus sesuai dengan kapasitas atau kemampuan masing-masing orang tersebut.
Individu atau kelompok bisa menyumbangkan pikirannya, tenaganya, dan materinya
demi mengsukseskan kegiatan yang direncanakan demi untuk mencapai tujuan
bersama.
Kontribusi juga merupakan sesuatu yang dilakukan
untuk membantu menghasilkan atau mencapai sesuatu bersama-sama dengan orang
lain, atau untuk membantu membuat sesuatu yang sukses. Ketika kita memberikan
kontribusi, itu berarti bahwa kita memberikan sesuatu yang bernilai bagi sesama seperti uang, harta benda, kerja keras ataupun waktu.
Penggunaan kata kontribusi tidak selalu merujuk kepada sebuah benda (uang)
saja, namun hal ini juga bias digunakan untuk menggambarkan sebuah
tindakan/perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.
- Pendapat Beberapa Ahli
Menurut
Kamus Ilmiah Populer, Dany H. (2006: 264) ”Kontribusi diartikan sebagai
uang sumbangan atau sokongan.” Sementara menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Yandianto (2000:282) Kontribusi diartikan: ”Sebagai uang iuran pada
perkumpulan, sumbangan.” Bertitik tolak pada kedua kamus di atas maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa kontribusi adalah merupakan sumbangan, sokongan atau
dukungan terhadap sesuatu kegiatan.
Sedangkan
menurut Kamus Ekonomi (T Guritno, 1992: 76) kontribusi adalah segala sesuatu
yang diberikan secara bersama sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau
kerugian tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi disini dapat diartikan
sebagai sumbangan yang diberikan oleh Pendapatan asli Daerah terhadap besarnya
Belanja Pembangunan Daerah.
- Manfaat Kontribusi
Adapun mengenai manfaat dari adanya kontribusi dalam masyarakat ini,
antara lain sebagai berikut:
a. Memperkuat integrasi
sosial masyarakat.
b. Membantu
masyarakat yang kekuarangan.
c. Mendorong
masyarakat untuk bisa melakukan trobosan-trobosoan baru dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya.
d. Menumbuhkan
sikap kepedulian dalam kehidupan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk
dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Kontribusi memiliki arti bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya
masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan
kesehatan tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
B. REKOMENDASI
Dalam melakukan promosi dan kontribusi kesehatan, petugas harus menjaga
hubungan dengan klien, agar isi dari promosi kesehatan yang disampaikan dapat
diterima dan diterapkan oleh klien. Dalam
menerima promosi dan kontribusi kesehatan. Klien harus berperan dalam
menentukan keputusan untuk dirinya sendiri.
REFERENSI
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Novita, Nesi. 2011. Promosi
Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal. Promosi
Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Sumber lain:
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-kontribusi/
https://pengertiandefinisi.com/konsep-dan-pengertian-kontribusi/
No comments:
Post a Comment