Ekawati (2008) mendefinisikan ERC sebagai
kuat lemahnya reaksi pasar terhadap pengumuman laba, sehingga dapat digunakan untuk memprediksi kandungan informasi laba yang dihasilkan oleh laporan laba. Menurut Zulhwati (2005),
ERC adalah reaksi atas laba yang diumumkan
perusahaan. Reaksi yang diberikan tergantung
dari kualitas earning yang dihasilkan perusahaan.
Beberapa penelitian berikut ini menunjukkan
bahwa ada beberapa faktor atau determinan yang
mempengaruhi ERC. Penelitian yang dilakukan
oleh Imhoff dan Lobo (1992) melihat reaksi harga
saham terhadap laba kejutan berhubungan
dengan kualitas angka earnings yang dilaporkan.
Penelitian mereka menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki konsensus rendah dengan
ramalan earnings analis cenderung memiliki ERC
rendah. Easton and Zmijewsji (1989) menemukan
bahwa ukuran perusahaan berkolerasi dengan
ERC. Christina (2005) menyatakan bahwa potensi
laba berhubungan positif dengan ERC. Lang and
McNichols (1990) menggunakan korelasi antara
arus kas dengan earnings sebagai proksi untuk
kualitas laporan earnings.Sebagai perluasan dari
pernyataan tersebut, dikatakan bahwa auditor
yang berkualitas tinggi memberikan kepastian
yang besar terhadap kesesuaian laporan keuangan. Oleh karena itu, diharapkan adanya korelasi
yang tinggi antara expected future cash flow,
earnings akuntansi dengan auditor yang berkualitas tinggi (Mayangsari 2004). Collins and
Kothari (1989) menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki kesempatan bertumbuh yang lebih
besar akan memiliki ERC yang tinggi serta
earnings yang berhubungan negatif dengan ERC.
Asumsi yang mendasari penelitian ini adalah
bahwa investor merespon secara berbeda informasi laba akuntansi yang berbeda sesuai dengan
kualitas informasi laba tersebut. Semakin berkualitas laba akuntansi maka semakin tinggi
respon investor.Keputusan ekonomi yang dibuat
oleh pelaku pasar berdasarkan informasi yang
diperoleh dari laporan keuangan biasanya tercermin dalam tindakan pelaku pasar yang disebut
reaksi pasar. Karena investor tidak dapat secara
langsung melihat hal-hal yang mendasari nilai
earnings yang sesungguhnya, maka mereka pada
umumnya bergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Untuk meningkatkan
kredibilitas earnings yang dilaporkan, investor
biasanya bergantung pada opini auditor eksternal
yang memberikan jasa atestasi tentang kesesuaian earnings yang dilaporkan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum (Mayangsari 2004).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas audit dengan kualitas
informasi yang dihasilkan dari jasa auditor berkualitas (spesialisasi industri auditor), dalam hal
laporan keuangan khususnya earnings, yang dilihat dari besarnya ERC, serta untuk melihat
pengaruh spesialisasi industri auditor pada besarnya ERC perusahaan yang menggunakan auditor
spesialisasi industri dan non spesialisasi industri.
Penelitian-penelitian sekarang telah berkembang dengan pengujian variabel yang berpengaruh
terhadap ERC yaitu spesialisasi industri auditor
(Mayangsari 2004). Auditor berperan penting
dalam memberikan pendapat mengenai laporan
keuangan perusahaan yang disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum, karena opini
auditor dalam laporan keuangan (seperti kualitas
earnings perusahaan) cenderung direaksi oleh
pelaku pasar sebagai signal dalam pengambilan
keputusan ekonomi (Netralia 2007). Kualitas
auditor memiliki pengaruh yang besar terhadap
kualitas earnings yang dilaporkan, karena investor
beranggapan bahwa laporan earnings dari auditor
yang berkualitas lebih akurat dan dapat mencerminkan nilai ekonomi yang sesungguhnya (Teoh
and Wong, 1993). Craswell et al. (1995) menunjukkan bahwa spesialisasi auditor pada bidang
tertentu merupakan dimensi lain dari kualitas
audit. Spesialisasi industri membuat auditor
mampu menawarkan kualitas audit yang lebih
tinggi dibandingkan dengan yang tidak spesialis
(Hogan and Jeter, 1999). Hasil penelitian dari
Mayangsari (2004) menyatakan bahwa spesialisasi
industri auditor mempengaruhi ERC.
No comments:
Post a Comment