Persaingan antar perusahaan
semakin ketat, disebabkan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang pesat, serta banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan.
Kondisi tersebut membuat perusahaan harus dapat memperbaiki dan mengelola
dengan baik proses bisnisnya. Efisiensi adalah salah satu kata kunci untuk permasalahan
ini. Efisiensi perusahaan menyangkut pengelolaan hubungan input dan output,
yang diartikan dengan bagaimana perusahaan mengalokasikan sejumlah sumberdaya
untuk dapat menghasilkan output yang maksimal.
Corona Virus Disease (Covid-19) merupakan
penyakit yang disebabkan oleh suatu jenis virus yang pertama kali melanda Kota
Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. Adanya kasus penyebaran penyakit
tersebut membuat semua negara tidak terkecuali Indonesia menetapkan covid-19
sebagai bencana nasional yang terhitung sejak 14 Maret 2020 sehingga dinamakan
sebagai pandemi covid-19. Pandemi covid-19 terus menghantam berbagai sektor yang
ada di suatu negara salah satunya adalah sektor ekonomi yang menjadi jantung
negara.
Tiga dampak pandemi covid-19 terhadap
perekonomian Indonesia antara lain, konsumsi rumah tangga atau daya jual beli yang
jatuh, ketidakpastian suatu usaha yang menyebabkan lemahnya investasi, dan jatuhnya
harga atau terhentinya komoditas ekspor Indonesia. Maka skenario terburuk dari dampak
covid-19 dapat menyebabkan Indonesia masuk ke masa krisis.
Saat ini, Indonesia tercatat
sebagai negara tertinggi kedua kasus covid-19 di ASEAN setelah Filipina. Hal
tersebut membuat Indonesia kembali menghadapi ancaman resesi dan turunnya daya
beli masyarakat akibat adanya pembatasan aktivitas di ruang publik (social distancing)
sebagai upaya memutus mata rantai penyakit tersebut. Perlemahan usaha dan penurunan
pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu lebih dari enam bulan itu berdampak pada
operasional perusahaan. Pendapatan perusahaan secara drastis menurun sehingga
sejumlah perusahaan mulai kesulitan membiayai pengeluaran operasional, terutama
biaya tenaga kerja. Hal ini menyebabkan perusahaan memilih jalan efisiensi,
antara lain dengan pemangkasan jumlah karyawan dan pengurangan jumlah produksi
sebagai strategi untuk bisa bertahan selama pandemi.
Proses pengambilan keputusan pada kondisi seperti ini bukanlah hal yang mudah. Manajemen menghadapi dilema bisnis yang cukup rumit, yakni bertahan menjalankan usaha tetapi mengurangi beban tenaga kerja atau menurunkan operasi agar tetap bisa memperkerjakan pegawainya. Gambaran nyata dapat dilihat pada PT Sarimelati Kencana pengelola gerai Pizza Hut di Indonesia. Perusahaan ini mengalami penurunan laba 85% pada kuartal I 2020 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019. Walaupun perusahaan masih mendapatkan laba sebesar Rp 6,04 miliyar, jumlah tersebut tidak bisa menutup beban usaha yang ternyata juga mengalami kenaikan.
Beberapa diantaranya, beban
pokok penjualan Pizza Hut 11,15% menjadi Rp 324,94 miliar, dari sebelumnya Rp 292,35
miliar. Selain itu, beban operasi penjualan Pizza Hut juga meningkat 8,48%
menjadi Rp 567,3 miliar, dari Rp 522,95 miliar dan beban umum dan administrasi
perusahaan pada kuartal I 2020 juga tercatat naik 23,52% menjadi Rp 53,45
miliar, sebelumnya Rp 43,27 miliar pada periode yang sama. Akibatnya Pizza Hut
memutuskan penghentian operasi bisnisnya secara sementara karena tekanan
pandemi covid-19.
Perusahaan di sisi lain harus
mempertimbangkan aspek citra atau reputasi terhadap alternatif yang dipilihnya,
maka diharapkan terjalinnya win-win solution antara perusahaan dan
pegawai. Win-win solution merupakan teknik penempatan kedua belah pihak
untuk mendapatkan kemenangan dari proses negosiasi dan terhindar win-lose.
Operasional suatu perusahaan tidak terlepas dari peran akuntansi sebagai
penyedia atau sumber informasi keuangan yang mana hal ini dijadikan dasar
perancangan kegiatan usaha dengan beberapa tinjauan retrospektif dan
prospektif. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu akuntansi berkembang
memasuki ranah perilaku atau yang disebut dengan akuntansi keperilakuan.
Ilmu akuntansi ini memiliki
fungsi untuk mempelajari aspek perilaku manusia yang dapat membantu saat proses
pengambilan keputusan. Maka tujuan dari penelitian ini ialah mengelaborasi
gagasan akuntansi keperilakuan bagi perusahaan dalam menghadapi pandemi. Konsep
yang dipaparkan adalah pengembangan kebijakan kejujuran pada pola komunikasi
perusahaan dan pegawai sebagai sarana win-win solution di masa pandemi covid-19.
Kondisi global yang
menghantam berbagai sektor, salah satunya sektor ekonomi tentu akan memengaruhi
kinerja dari perusahaan yang beroperasi. Pandemi covid-19 telah membuktikan
bagaimana dahsyatnya penyebaran penyakit dapat berdampak pada pemasukan kas dan
proses produksi perusahaan itu sendiri. Dampak covid-19 dapat terlihat dari
penerapan kebijakan atau keputusan yang dipilih sebagai upaya menghadapi
situasi dewasa ini. Beberapa diantaranya berupa pemotongan hubungan kerja,
penutupan perusahaan baik secara sementara maupun permanen, hingga pembatasan
penerimaan tenaga kerja. Hal ini bukanlah sesuatu yang tabu bilamana perusahaan
menghadapi kesulitan keuangan di luar kendalinya.
Sayangnya beberapa keputusan
dapat menimbulkan polemik antara perusahaan dan tenaga kerja atau pegawai
apabila diberikan secara sepihak tanpa adanya kejelasan. Persoalan tersebut
memerlukan perhatian khusus karena
reputasi perusahaan dapat juga dapat dipertaruhkan. Organisasi atau perusahaan
merupakan koalisi dari kumpulan individu dengan tujuan yang berbeda dan hal ini
kerap menimbulkan konflik di dalamnya.
Omset perusahaan yang
mengalami penurunan sehingga tidak mampu untuk bertahan dimasa pandemi saat ini
akan memaksa perusahaan untuk merumahkan sebagian pegawainya baik secara
sementara ataupun permanen. Kondisi saat ini, berkaitan erat dengan dilema
bisnis yang dihadapi perusahaan dalam pengambilan keputisan (hubungannya dengan
atasan bawahan) dapat mencuat kontroversi. Maka terdapat aspek penting yang perlu
diperhatikan agar kedua belah pihak (perusahaan dan pegawai) sama-sama merasa
dimenangkan atas suatu putusan.
Perusahaan atau atasan
sebaiknya mempertimbangkan pilihan-pilihan keperilakuan yang dapat dilaksanakan
dalam pengambilan keputusan pertama, dengan mengambil keputusan
berdasarkan informasi yang tersedia untuk menyelesaikan masalah. Semua
perusahaan pasti memiliki pengungkapan informasi baik dalam bentuk kuantitatif
maupun kualitatif. Maka, laporan keuangan memiliki peran strategis agar
permasalahan kunjung selseai. Laporan keuangan memiliki aspek retrospektif
(masa lalu) dan prospektif (masa depan) dengan melakukan pertimbangan yang
bersumber pada laporan keuangan, atasan dapat memilih kiranya alternaif mana
yang tepat dan informasi apa yang efektif untuk dikomunikasikan kepada objek
pengambilan keputusan tersebut. Kedua, berdiskusi mengenai kelebihan dan
kekurangan terhadap kebijakan yang akan diambil.
Saat ini, beberapa kasus
pemotongan gaji dan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sepihak pada masa pandemi
covid-19 telah terjadi beberapa waktu
lalu, salah satu perusahaan yang terindikasi melakukannya ialah PT Net
Mediatama Televisi pada bulan Mei 2020. Sebanyak 37 pegawai bagian pemberitaan
melalui pengacara publik LBH Pers mengungkapkan dasar permasalahan polemik ini
merupakan pola komunikasi yang buruk antara perusahaan dengan karyawan.
Berkaca dari kasus tersebut
mengisyaratkan pentingnya komunikasi sebagai sarana pertukaran informasi antara
perusahaan dengan pegawai melalui teknik win-win solution. Berkaca dari kasus
tersebut, apakah aspek kejujuran merupakan kebijakan terbaik pada proses
pengkomunikasian suatu infomasi?
Hakikatnya, informasi akan
diterjemahkan ke dalam prediksi wajar yang membantu pengambilan keputusan untuk
dikomunikasikan, dengan demikian terdapat beberapa model komunikasi sebagai
sarana penyampaian agar mudah dipahami oleh penerima informasi. Model
komunikasi yang dinilai tepat dalam hal ini adalah model lasswell yang secara sederhana
akan menjawab pertanyaan dari siapa, mengatakan apa, dengan cara apa, kepada
siapa, dan bagaimana dampaknya. Selanjutnya adalag mempertimbangkan informasi
apa saja yang sebaiknya dipaparkan dan bagaimana strategi penyampaiannya agar
tidak menyinggung perasaan para penerima informasi? Maka dalam hal ini,
pemangku kepentingan khususnya manajemen dapat merepresentasikan informasi
secara kualitatif yang bersumber pada laporan akuntansi atau pengukuran terkait
kinerja keuangan perusahaan (kuantitatif) yang dirasa penting untuk diungkapkan
kepada penerima informasi.
Peran akuntansi sebagai
penyedia informasi juga berperan sebagai stimulus mengenai masalah yang terjadi
dan peluang mengendalikan tindakan alternatif beserta konsekuensi yang akan
diterima. Walaupun akuntansi dapat memainkan peranan dalam analisis penilaian
alternatif, tingkat stimulus juga bergantung pada management capability perusahaan.
Manajemen dapat memandang bahwa informasi akuntansi merupakan alat pengarah
perhatian atau fokus komunikasi guna memberikan perpektif dengan fungsi pengendalian,
motivasi, dan pengungkapan emosional.
Arah komunikasi harus
dirancang agar dapat mengalir baik secara vertikan atau lateral. Setiap bagian
proses komunikasi terdapat arti penting dari informasi maka proses komunikasi
ini dapat memberikan keunikan atas perubahan tertentu ketika komunikasi sedang berlangsung.
Maka pastikan terlebih dahulu kredibilitas sumber informasi seberapa andal,
seberapa kuat, dan seberapa jujur informasi yang akan disampaikan, serta
memerhatikan aspek kesamaan antara pemberi dan penerima baik demografi ataupun
kognitif misalnya tingkat pendidikan, usia, gender, nilai/norma, keyakinan,
budaya, sikap, dan lain sebagainya (strategi identifikasi). Maka apabila
perusahaan telah mendapatkan sinyal atau isyarat melalui pembukuan yang disajikan
perusahaan dapat menimbang segala aspek yang kiranya memengaruhi pada operasional
perusahaan pada masa pandemi covid-19.
Pengaplikasian hal-hal di
atas dapat berupa jumpa pers antara perusahaan dengan pegawai ataupun press
release. Berbagai keputusan pada dasarnya akan memicu suatu sikap untuk
merespon atau menjawab karena sikap merupakan suatu reaksi mengenai tendensi
perbuatan pada tujuan objek atau gagasan atas situasi yang dihadapi. Adanya
jumpa pers atau pertemuan antara perusahaan dan pegawai betujuan memastikan kejelasan
antara dua belah pihak. Apakah perusahaan masih mampu mempekerjakan kembali
pegawainya pada saat pandemi telah berakhir atau para pegawai terpaksa
mendapatakan PHK dengan pesangon yang disepakati pada pertemuan tersebut. Rasa
saling mengerti diharapkan dapat berjalan optimal pada proses negosiasi (pertemuan)
sehingga, kedua belah pihak akan mendapatkan kemenangan dari perjumpaan yang
dilakukan.
Pandemi covid-19 telah
membuktikan dahsyatnya suatu wabah penyakit dapat memengaruhi berbagai
aktivitas manusia, tidak terkecuali aktivitas bisnis. Perusahaan dihadapkan
dengan berbagai dilema untuk mengambil suatu keputusan yang dinilai tepat.
Keputusan tersebut bersumber dari informasi akuntansi yang memberikan sinyal
atau pengaruh perilaku bagi pemangku kepentingan untuk merumuskan suatu
keputusan. Honesty policy dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk
menyampaikan informasi secara wajar kepada publik berdasarkan informasi
akuntansi yang dimiliki oleh perusahaan yang dikemas sebaik mungkin. Maka
penulis menyarankan agar perusahaan dapat menggunakan teknik win-win solution
untuk merumuskan alternatif terbaik antara perusahaan dan pegawai yang dapat diaplikasikan
melalui jumpa pers dan press release sebagai wadah komunikasi.
No comments:
Post a Comment