Monday, March 17, 2014

ANALISIS RISIKO PERUSAHAAN


Pendahuluan
Keputusan investasi yang diambil oleh suatu perusahaan tentunya didasarkan pada motif mencari keuntungan melalui pengembalian investasi (return). Namun dilain pihak, perusahaan akan menghadapi risiko sehingga tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) tidak sepenuhnya terealisasi. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis terhadap risiko sebagai upaya untuk mengantisipasi kemungkinan risiko yang dihadapi.
Pada materi ini akan dibahas tentang sumber dan jenis risiko, risiko jangka pendek, serta risiko jangka panjang perusahaan. Materi ini memberikan manfaat kepada para pembaca untuk dapat melakukan analisis terhadap risiko yang mungkin akan dihadapi perusahaan.

Sumber dan Jenis Risiko
Risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan dapat bersumber dari luar negeri, dalam negeri, industri, dan perusahaan yang bersangkutan. Sumber dan jenis-jenis risiko sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 8.1.
Tabel 8.1. Sumber dan jenis-jenis risiko
Sumber Risiko
Jenis Risiko
Luar negeri
1.      Peraturan pemerintah negara asal
2.      Politik
3.      Perubahan nilai tukar
Dalam negeri
1.      Resesi
2.      Inflasi
3.      Perubahan tingkat suku bunga
4.      Perubahan demografis
5.      Perubahan politik
Industri
1.      Teknologi
2.      Persaingan
3.      Peraturan
4.      Ketersediaan bahan baku
5.      Perubahan harga sumber daya
Perusahaan
1.      Kemampuan manajemen
2.      Keputusan-keputusan strategis
Sumber: Stickney, Brown, dan Wahlen (2004)

Sebagai ilustrasi dapat dijelaskan beberapa jenis dan sumber risiko sebagai berikut:
1.      Risiko perubahan nilai tukar yang bersumber dari luar negeri
Perubahan nilai tukar dapat berupa apresiasi atau depresiasi. Apabila mata uang domestik mengalami apresiasi terhadap mata uang asing berarti nilai mata uang domestik menguat terhadap mata uang asing. Demikian pula sebaliknya, apabila terjadi depresiasi. Secara umum, apabila terjadi apresiasi mata uang domestik terhadap mata uang asing maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan ekspor yang dilakukan perusahaan. Sebaliknya, apabila terjadi depresiasi mata uang domestik terhadap mata uang asing maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan impor.
2.      Risiko inflasi yang bersumber dari dalam negeri
Secara umum inflasi dapat mempengaruhi daya beli (purchasing power) masyarakat. Semakin tinggi tingkat inflasi semakin rendah daya beli masyarakat sehingga dengan demikian pendapatan riil masyarakat juga menurun. Apabila daya beli menurun maka permintaan terhadap barang dan jasa juga akan menurun sehingga pendapatan juga akan menurun. Jadi hal ini menggambarkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan.
3.      Risiko teknologi yang bersumber dari industri
Teknologi dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan karena tingkat penggunaan teknologi dapat mempengaruhi daya saing suatu perusahaan. Di samping itu, penggunaan teknologi dapat mempengaruhi produktivitas dan efisiensi suatu perusahaan. Jadi apabila suatu perusahaan beroperasi pada penggunaan teknologi yang tidak memadai maka memungkinkan tidak dapat bersaing serta tidak efisien.
4.      Risiko atas keputusan-keputusan strategis
Keputusan-keputusan strategis yang diambil oleh manajemen suatu perusahaan dapat mempengaruhi tingkat risiko suatu perusahaan. Artinya bahwa apabila manajemen suatu perusahaan melakukan suatu kesalahan dalam mengambil keputusan strategis maka memungkinkan perusahaan akan menghadapi suatu risiko yang besar.

Risiko Jangka Pendek
Risiko likuiditas jangka pendek membutuhkan suatu pemahaman tentang siklus operasi perusahaan. Rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai risiko likuiditas jangka pendek adalah:
1.      Rasio lancar (current ratio)
Current ratio merupakan instrumen untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. Semakin tinggi current ratio maka semakin likuid suatu perusahaan dan semakin rendah risiko perusahaan.
2.      Rasio cepat (quick ratio)
Quick ratio merupakan instrumen untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. Semakin tinggi quick ratio maka semakin likuid suatu perusahaan dan semakin rendah risiko perusahaan.
3.      Rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar (operating cash flow to current liabilities)
Rasio ini menunjukkan sejauhmana kas yang dihasilkan dari operasi dapat menutupi kewajiban lancar perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah risiko yang dihadapi perusahaan.




Risiko Jangka Panjang
Risiko solvabilitas jangka panjang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga dan angsuran pinjaman atas utang jangka panjang dan untuk memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo.
Rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai risiko solvabilitas jangka penjang adalah:
1.      Rasio utang jangka panjang (long-term debt ratio)
Rasio ini menunjukkan seberapa besar total utang yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai aktivanya. Semakin besar rasio ini maka semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka semakin kecil pula risiko yang dihadapi perusahaan
2.      Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio)
Rasio ini menunjukkan seberapa besar total utang yang dimiliki oleh perusahaan jika dibandingkan dengan ekuitas. Semakin besar rasio ini maka semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka semakin kecil pula risiko yang dihadapi perusahaan.
3.      Rasio kewajiban terhadap aktiva (liabilities to assets ratio)
Rasio ini menunjukkan seberapa besar utang yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka semakin kecil pula risiko yang dihadapi perusahaan.
4.      Rasio cakupan bunga (interest coverage ratio)
Rasio ini menunjukkan  sejauhmana kemampuan perusahaan untuk dapat menutupi atau memenuhi kewajiban bunga atas pinjamannya kepada kreditor. Semakin besar rasio ini maka semakin kecil risiko yang dihadapi perusahaan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan
5.      Rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban (operating cash flow to total liabilities ratio)
Rasio ini menunjukkan sejauhmana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari kegiatan operasi untuk menutupi atau memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin besar rasio ini maka semakin kecil risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi oleh perusahaan.
6.      Rasio arus kas operasi terhadap pengeluaran modal (operating cash flow to capital expenditure)
Rasio ini menunjukkan seberapa besar penggunaan arus kas operasi yang dihasilkan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pengeluaran modal. Semakin besar rasio ini maka semakin kecil risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi oleh perusahaan.

Dalam konteks investasi terdapat beberapa jenis risiko yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan yaitu antara lain:
1.      Risiko tingkat suku bunga (interest rate risk)
2.      Risiko pasar (market risk)
3.      Risiko inflasi (inflation risk)
4.      Risiko nilai tukar (exchange rate risk)
5.      Risiko bisnis (business risk)
6.      Risiko financial (financial risk)
7.      Risiko likuiditas (liquidity risk)

Penutup
Sebagai upaya untuk mengukur pemahaman mahasiswa dan para pembaca lainnya atas materi ini maka diharapkan men-down load laporan keuangan salah satu perusahaan kemudian menghitung rasio-rasio keuangan yang menggambarkan risiko perusahaan tersebut. Analisis ini meliputi analisis secara horizontal terhadap Risiko Jangka Pendek  dan Risiko Jangka Panjang.
Di samping itu, lakukan analisis terhadap berbagai jenis risiko pasar dengan menggunakan data yang bersumber dari Bank Indonesia.





No comments: