4.1 Pengertian Hipotesis
Hipotesis
dapat diartikan sebagai suatu pernyataan sementara, asumsi atau dugaan mengenai
nilai parameter populasi. Kebenaran dari dugaan tersebut masih lemah
sehingga perlu diuji kebenarannya. Pengujian hipotesis berhubungan dengan
penerimaan atau penolakan suatu hipotesis. Kebenaran (benar atau salahnya)
suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti kecuali kita memeriksa
seluruh populasi. Kita tidak mungkin memeriksa seluruh populasi, sehingga yang
dapat kita lakukan hanyalah mengambil sampel secara acak dan menggunakan informasi
dari sampel itu untuk menerima atau menolak suatu hipotesis.
4.2 Dua Macam Kesalahan.
Dalam pengujian hipotesis akan terjadi dua macam
kesalahan yaitu: Kesalahan tipe 1,
yaitu menolak hipotesis yang seharusnya tidak ditolak. . Jika digunakan tingkat
signifikansi 5% berarti ada probabilitas sebesar 5% untuk menolak H0,
ternyata H0 tersebut benar. Misalkan dalam uji dua sisi dengan
distribusi Z kita peroleh nilai Z = -3,03. Ini berarti nilai probabilitas P(0
< Z < 3,03) = 0,4988 dan P(Z>|3,03|) = 2(0,5 – 0,4988) = 0,0024.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa probabilitas penolakan H0
padahal H0 benar adalah 0,24 persen. Dengan kata lain bahwa
kemungkinan salah atas keputusan tersebut adalah sebesar 0,24 persen.
Kesalahan tipe 2, yaitu tidak menolak hipotesis yang
seharusnya ditolak.Penerimaan suatu hipotesis terjadi karena tidak cukup bukti
untuk menolak hipotesis tersebut dan bukan karena hipotesis itu benar. Begitu
pula penolakan suatu hipotesis terjadi karena tidak cukup bukti untuk menerima
hipotesis tersebut dan bukan karena hipotesis itu salah.
4.3 Prosedur Pengujian Hipotesis.
Langkah
I.Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha).
H0 merupakan hipotesis nilai parameter
dugaan yang dibandingkan dengan hasil perhitungan dari sampel. H0
ditolak hanya jika hasil perhitungan dari sampel acak tidak mungkin memiliki
kebenaran terhadap hipotesis yang ditentukan terjadi. Ha diterima
hanya jika H0 ditolak.
Langkah II.Menentukan tingkat signifikansi yang digunakan.
Tingkat signifikansi adalah standar statistik yang
digunakan untuk menolak H0. Jika ditentukan tingkat signifikansi 5
persen (a
= 0,05), H0 ditolak hanya jika hasil perhitungan dari sampel
sedemikian berbeda dengan nilai dugaan (yang dihipotesakan). Baik hipotesis
perbedaan maupun lebih besar akan memiliki kesempatan untuk terjadi 5% atau
kurang, atau memiliki probabilitas 5% atau kurang.
Langkah III.Memilih uji statistik.
Uji statistik akan merupakan salah satu dari
statistik sampel atau suatu versi yang ditransformasikan dari statistik sampel.
Misalnya menguji suatu nilai hipotesis dari rata-rata populasi, rata-rata dari
suatu sampel acak yang diambil dari populasi tersebut dapat dipakai sebagai uji
statistik. Jika distribusi sampling dari rata-rata merupakan distribusi normal,
nilai rata-rata sampel secara khusus ditransformasikan ke suatu nilai Z.
Langkah IV.Menentukan nilai kritis atau nilai-nilai uji statistik.
Langkah V.Menghitung nilai hitung dari uji statistik.
Misalnya dalam pengujian nilai rata-rata populasi
yang ditentukan, suatu sampel yang diambil secara acak kita tentukan, kemudian
nilai rata-rata sampel kita hitung. Jika nilai kritis ditentukan dengan nilai
Z, nilai rata-rata sampel diubah atau ditransformasikan ke dalam nilai Z.
Langkah VI.Membuat keputusan.
Nilai dari sampel statistik yang diobservasi
dibandingkan dengan nilai kritis dari uji statistik (nilai tabel). Apabila
nilai hitung dari uji statistik berada di daerah penerimaan hipotesis nol kita putuskan menerima hipotesis
nol. Dan jika nilai hitung statistik berada di daerah kritis kita putuskan
menolak hipotesis nol. Jika hipotesis nol ditolak maka hipotesis alternatif
diterima, dan sebaliknya.
4.4 Uji Mengenai Nilai Tengah (Rata-rata).
Uji mengenai nilai rata-rata adalah pengujian
hipotesis antara nilai rata-rata populasi atau sampel dengan nilai rata-rata
dugaan (hipotesis). Nilai hipotesis dari rata-rata populasi disimbolkan denganmh.
Tiga pasangan hipotesis nol tentangrata-rata suatu populasi dengan hipotesis
alternatifnya adalah:
(a). H0: m ≤ mh
Ha: m>mh
(b). H0: m³mhHa: m<mh
(c). H0: m = mh Ha: m¹mh
Model (a) dan (b) merupakan uji satu sisi, (a) uji
sisi kanan, (b) uji sisi kiri, sedangkan (c) adalah uji dua sisi.
Tabel di bawah ini memberikan nilai-nilai H0
dan Ha, statistik uji dan wilayah kritik pada uji hipotesis nilai
rata-rata untuk populasi yang berdistribusi normal atau hampir normal dan a
diketahui.
Tabel 4.1 Uji-Uji Mengenai Nilai Rata-rata
Sifat penyebaran
Populasi
|
Statistik Uji
|
H0
|
Ha
|
Wilayah kritik
|
s diketahui atau
n ³ 30
|
|
m = m0
|
m<m0
m>m0
m¹m0
|
Z < -Za
Z > Za
Z < -Za/2
dan
Z > Za/2
|
s tidak diketahui dan n
< 30
|
v = n-1, s = simpangan baku
|
m = m0
|
m<m0
m>m0
m¹m0
|
t < -ta
t > ta
t < -ta/2
dan
t > ta/2
|
Contoh 1.
Sebuah perusahaan
manufaktur komputer menyebutkan bahwa umur ekonomis rata-rata komputer yang
diproduksinya adalah 10 tahundengan simpangan baku 1,5 tahun (populasi). Suatu
perusahaan pesaing mengklaim pernyataan tersebut bahwa umur ekonomis rata-rata
komputer tersebut adalah 8 tahun.
Jika anda adalah staf Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, kesimpulan apa yang
dapat anda berikan untuk kedua pernyataan tersebut, jika dari 16 contoh
diperoleh umur ekonomis rata-rata Gunakan taraf nyata uji 0,05 dan asumsikan
populasi umur ekonomis menyebar normal.
Jawab:
Karena populasi berdistribusi normal dan s
diketahui maka rumus statistik uji yang digunakan adalah yang pertama.
Langkah I.
H0: m = 10 tahun
H1: m< 10 tahun
Langkah II.
Taraf signifikansi a = 0,05 = 5%
Langkah III.
Staistik uji yang digunakan adalah distribusi Z,
, m0 = 10.
Langkah IV.
Pengujian akan terjadi di sebelah kiri karena Ha
menentukan m
kurang dari 10. Karena taraf signifikansi sebesar 5% maka cari nilai z tabel
yang besar luasannya mendekati 0,5 – 0,05
= 0,45. Dari tabel distribusi z diperoleh nilai z sebesar 1,645, tetapi karena
berada di sebelah kiri maka z = -1,645. Jadi untuk menolak H0, maka nilai z
hitung harus lebih kecil dari z tabel =
-1,645
Langkah V.
Menghitung nilai z.
Langkah VI.
Keputusannya adalah menerima H0 karena
nilai z hitung (z = -1,333) lebih besar dari z tabel (z = -1,645). Artinya, pernyataan perusahaan
komputer tersebut benar bahwa nilai rata-rata dari umur ekonomis komputer
tersebut sebesar 10 tahun dan simpangan baku
sebesar 1,5 tahun pada tingkat kepercayaan sebesar (1-a) = 1-0,05 = 95%.
Karena nilai Z
hitung berada di daerah penerimaan maka hipotesis h0 diterima, atau
pernyataan perusahaan manufaktur computer bahwa umur ekonomis rata-rata
koomputernya 10 tahun adalah benar.
Contoh 2.
Setelah diadakan perbaikan, sebuah mesin otomatis dapat memproduksi suatu jenis peralatan yang
memiliki diameter 25 milimeter
(mm). sebagian ukuran-ukuran diameter tersebut berdistribusi normal.
Rata-rata diameter 10 peralatan yang diambil secara acak digunakan untuk
menguji apakah mesin tersebut bekerja dengan baik (dapat memproduksi peralatan yang cocok
dengan diameter 25 mm atau tidak).
- Lakukanlah pengujian hipotesis dengan tingkat signifikansi 5 persen jika rata-rata sampel 25,02 mm dengan standar deviasi sampel 0,024 mm
- Apakah maksud dari hasil pengujian?
Jawab:
Pengujian yang digunakan adalah pengujian dua sisi
karena hipotesis H1 menduga diameter tidak sama dengan 25 mm (bisa
kurang bisa lebih).
H0 : m = 25
mm
H1 : m¹ 25
mm
a =
5%,
mm, s = 0,024 mm.
Karena s
tidak diketahui dan n < 30, maka uji statistik yang digunakan adalah
distribusi t,
.
Karena taraf signifikansi sebesar 5% maka nilai t tabelnya
adalah t0,025;9 = 2,262 (lihat pada tabel distribusi t untuk uji
satu sisi dengan a
= 0,025 atau untuk uji dua sisi dengan a = 0,05).
Ini berarti H0 akan ditolak jika nilai t
sampel kurang dari -2,262 atau lebih dari 2,262, dengan kata lain akan menerima
H0 bila |t| < 2,262.
Hitung nilai t,
.
Karena nilai t = -2,64 lebih kecil dari t tabel -2,262, maka dapat disimpulkan pernyataan bahwa mesin tersebut dapat
berproduksi dengan baik (dengan diameter rata-rata 25 mm) ditolak.
5
Uji Hipotesis
Tentang Variansi
Variansi merupakan ukuran penyebaran yang paling
popular. Selain dapat menjelaskan penyebaran data, variansi juga banyak
digunakan dalam uji hipotesis, dan dalam menentukan ukuran sample untuk
mencapai tingkat ketelitian tertentu.
Kalau kita menguji rata-rata m untuk populasi normal,
kita perlu mengetahui nilai simpangan baku s.
Nilai yang diketahui ini umumnya diperoleh dari pengalaman dan untuk menentukan besarnya perlu diadakan
pengujian. Untuk ini kita misalkan populasi berdistribusi normal dengan
variansi s2
dan dari populasi diambil sebuah sample acak berukuran n. Variansi sample yang
besarnya s2 dihitung. Misalkan dari pengalaman diperoleh dugaan
bahwa nilai variansi adalah
. Dalam hal ini
tiga pasang hipotesis dapat diajukan, yaitu:
1) H0:s2
=
melawan H1:
s2¹
atau uji dua
pihak.
2) H0:s2
=
melawan H1:
s2>
atau uji pihak
kanan.
3) H0:s2
=
melawan H1:
s2<
atau uji pihak
kiri.
Statistik uji yang digunakan adalah statistik chi kuadrat
dengan rumus:
Jika H0 benar, statistik uji
berdistribusi chi
kuadrat dan derajat kebebasan dk = n‑1 dengan demikian, jika dalam
pengujian digunakan taraf signifikan a, maka criteria
pengujiannya adalah:
- Untuk uji hipotesis dua pihak, H0 diterima
jika
- Untuk uji hipotesis pihak kanan, H0
diterima jika
- Untuk uji hipotesis pihak kiri, H0
diterima jika
Nilai
diperoleh dari
tabel distribusi chi-kuadrat dengan derajat kebebasan
dk = n – 1 dengan peluang p yang biasa juga ditulis dengan
p;(n-1).
Contoh 1.
Proses pembuatan skrup dikontrol sedemikian rupa,
sehingga variansi diameternya paling tinggi 0,50 mm. Akhir-akhir ini diduga
bahwa diameter skrup sudah mempunyai variabilitas yang lebih besar. Untuk
menguji dugaan ini, 20 skrup diambil secara acak dan diameternya diukur.
Ternyata sample menunjukkan simpangan baku
0,90 mm. Apakah variabilitas diameter skrup sudah membesar, sehingga mesin
pembuat skrup perlu distel. Gunakan taraf signifikan 5%
Jawab:
Hipotesisnya H0: s2 = 0,50
melawan H1: s2> 0,50.
Diketahui s = 0,90 sehingga s2 = 0,902
= 0,81 dan
=0,50, n = 20, a = 5%
Tabel distribusi chi kuadrat adalah
0,05;19=30,144.
Karena nilai hitung
sebesar 30,78 > 30,144 (nilai tabel chi kuadrat) maka H0
ditolak pada taraf signifikan 5%. Dengan kata lain bahwa variansi diameter
skrup telah menjadi lebih besar sehingga perlu diadakan perbaikan terhadap
mesin pembuat skrup tersebut.
6
Kesamaan Dua
Variansi
Dalam menguji kesamaan dua rata-rata, berulang kali
diperlukan informasi tentang kesamaan variansi dari dua populasi agar proses
pengujian dapat dilakukan. Kalau ternyata variansi tidak sama, pengujian pun
dilakukan dengan cara pendekatan. Oleh karena itu, dalam situasi tertentu, sebelum
pengujian kesamaan rata-rata dilakukan, pengujian kesamaan variansi perlu
dilakukan terlebih dahulu. Populasi-populasi
dengan variansi yang sama besar disebut populasi dengan variansi
homogen, sebagai lawan atau komplemen dari populasi dengan variansi heterogen.
Misalkan kita mempunyai dua populasi normal dengan
variansi masing-masing
dan
. Dalam hal ini, kitapun memiliki tiga pasang
hipotesis, yaitu uji dua pihak, uji pihak kanan dan uji pihak kiri, yang berturut-turut
dinyatakan sebagai berikut:
1. H0:
=
melawan H1:
¹
2. H0:
=
melawan H1:
>
3.H0:
=
melawan H1:
<
Berdasarkan sampel acak yang masing-masing secara bebas diambil dari
populasi tersebut, kita dapat menguji pasangan hipotesis ini dengan uji F. Jika
sampel dari populasi pertama berukuran n1 dengan variansi
, dan sampel dari populasi kedua berukuran n2
dengan variansi
, maka statistik F dapat dihitung dengan rumus :
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
1. Untuk uji
hipotesis dua pihak, H0 diterima jika
2. Untuk uji
hipotesis pihak kanan, H0 diterima jika
3. Untuk uji hipotesis
pihak kiri, H0 diterima jika
Dimana
Contoh:
Jawaban:
Hipotesisnya:
H0:
=
melawan H1:
<
Diketahui n1
= 10,
= 24,7, n2
= 13 dan
= 37,2
Wilayah
kritiknya:
F hitung =
Karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka H0 diterima atau kedua variansi
tersebut dianggap sama besar atau kedua cara pengukuran tersebut tidak berbeda.
7
Uji Hipotesis Tentang
Proporsi
Uji hipotesis mengenai proporsi diperlukan di banyak
bidang. Misalnya seorang politikus tentu ingin mengetahui berapa proporsi
pemilih yang akan memilih partainya dalam pemilihan umum mendatang. Contoh
lain, misalnya semua pabrik sangat berkepentingan mengetahui proporsi barang
yang cacat selama pengiriman.
Misalkan kita mempunyai populasi binom degan proporsi
peristiwa A = p.
Berdasarkan sebuah sample acak yang diambil dari populasi itu akan diuji mengenai uji dua pihak:
H0: p = p0
H1: p¹p0
dengan p0
sebuah harga yang diketahui. Dari sample berukuran n itu kita hitung proporsi
sample x/n adanya peristiwa A. Dengan menggunakan pendekatan distribusi normal
maka untuk pengujian ini digunakan statistik z yang rumusnya:
Kriteria untuk pengujian ini dengan taraf signifikan a
adalah terima H0 jika
-z(1‑a)/2 < z < z(1‑a)/2
Contoh:
Seorang pemborong menyatakan bahwa di 70% rumah-rumah yang baru
dibangun di kota Richmond dipasang suatu alat pemompa udara panas. Apakah anda
setuju pernyataan tersebut bila di
antara 15 rumah baru yang diambil secara acak terdapat 8 rumah yang menggunakan
pompa udara panas. Gunakan taraf signifikan 0,10.
Jawab:
H0: p =
0,7 dan H1: p¹ 0,7
Wilayah kritik
-z(0,1/2) = -1,645 dan z(1-0,1/2) = 1,645
Sedang nilai z
hitung dengan diketahui x = 8, n = 15 dan p0 = 0,7
sehingga
Karena z hitung
berada di antara -1,645 dan 1,645 maka pernyataan pemborong tersebut diterima.
8
Untuk Uji Proporsi
Pihak Kanan.
Jika yang diuji dari populasi binom itu berbentuk:
H0: p = p0
H1: p>p0
maka pengujian ini merupakan uji
pihak kanan, tolak H0 jika z ³ z0,5-a.
Contoh:
Suatu obat penenang ketegangan syaraf diduga hanya
60% efektif. Hasil percobaan dengan obat baru terhadap 100 orang dewasa
penderita ketegangan syaraf yang diambil secara acak menunjukkan bahwa obat
baru itu 70% efektif. Apakah ini merupakan bukti yang cukup untuk menyimpulkan
bahwa obat baru itu lebih baik dari pada yang beredar sekarang?. Gunakan taraf
nyata 0,05.
Jawab:
H0: p =
0,6
H1: p>
0,6
Wilayah kritik,
z0,5-0,05 = z0,45 = 1,645
X /n = 0,7 atau
x = 0,7x100 = 70, p0
= 0,6
Z hitung adalah
Karena z hitung
lebih besar dari z tabel (2,041241 >1,645) maka H0 ditolak.
9
Untuk Uji Proporsi
Pihak Kiri.
Jika yang diuji dari populasi binom itu berbentuk:
H0: p = p0
H1: p<p0
maka pengujian ini merupakan uji pihak kiri, tolak H0 jika z ≤ -z0,5-a.
Contoh:
Akan diuji H0: p = 0,3 dan H1: p< 0,3. Sampel acak
berukuran n = 425 memberikan x/n
= 0,28. bagaimana hasil pengujian dengan a = 0,05.
Jawab:
Wilayah kritik,
-z0,5– 0,05= -1,645..
Diketahui x = 0,28*425 = 119
Z hitung
Karena z hitung
lebih besar dari z tabel (-0,89974 > -1,645) maka H0 diterima
pada taraf nyata 0,05.
Latihan :
1. Bagian pengadaan suatu pasar swalayan menyatakan
bahwa rata-ratapermintaan setiap hari untuk keju kraft adalah 100 satuan. Untuk
mendapatkan keuntungan optimal, stock barang harus direncanakan sebaik mungkin;
oleh karena itu dilakukan pengamatan selama sebulan (30 hari). Dari hasil
pengamatan diperoleh rata-rata yang terjual setiap hari adalah 101,5 dengan
simpangan baku 9,9. Ujilah pernyataan bagian pengadaan barang tersebut untuk
tingkat kepercayaan 99%. Asumsikan populasi berdistribusi normal.
2. Waktu
rata-rata dibutuhkan seorang mahasiswa untuk mendaftar ulang pada semester
ganjil disuatu perguruan tinggi adalah 50 menit. Suatu prosedur pendaftaran
baru yang menggunakan system baru sedang dicoba. Bila 12 mahasiswa yang diambil
secara acak memerlukan waktu pendaftaran rata-rata 42 menit dengan simpangan
baku 11,9 menit dengan menggunakan system baru, ujilah hipotesis bahwa nilai
tengah (rata-rata) populasinya sekarang kurang dari 50 menit.
Gunakan
taraf nyata uji 5%. Asumsikan bahwa populasi waktu yang diperlukan
berdistribusi normal.
3. Sebuah
perusahaan aki mobil mengatakan bahwa umur aki yang diproduksinya mempunyai
simpangan baku 0,9 tahun (ingat ! variansi = kuadrat dari simpangan baku ). Bila suatu contoh
acak 10 aki menghasilkan simpangan baku s = 1,2
tahun, apakah menurut Anda simpangan baku
umur aki perusahaan ini lebih besar dari 0,9 tahun.
4. Sebuah pelajaran matematika diberikan kepada 12
siswa dengan metode pengajaran yang biasa. Kelas lain yang terdiri atas 10
siswa diberi pelajaran yang sama tetapi dengan menggunakan metode yang
menggunakan bahan yang telah diprogramkan. Pada akhir semester kedua kelas itu
diberikan jian yang sama. Kelas pertama mencapai nilai rata-rata 85 dengan
simpangan baku 4, sedangkan kelas kedua memperoleh
nilai rata-rata 81 dengan simpangan baku
5. Beralasankah bila diasumsikan varaiansi kedua populasi di atas sama.
Catatan:
Gunakan uji kesamaan dua variansi
Hipotesisnya . H0:
=
melawan H1:
¹
Ingat: variansi sama dengan kuadrat dari simpangan baku
5. Kita ingin
menguji bahwa distribusi jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah sama.
Sebuah sample acak terdiri atas 4800 orang mengandung 2458 laki-laki. Dalam taraf
nyata 0,05, betulkah distribusi kedua jenis kelamin itu sama?
6. Seorang
pejabat mengatakan bahwa paling banyak 60% anggota masyarakat termasuk golongan
A. Sebuah sample acak telah diambil yang terdiri atas 8500 orang dan ternyata
5426 termasuk golongan A. Apabila taraf nyata 0,01, benarkah pernyataan
tersebut.
No comments:
Post a Comment