Saturday, February 14, 2015

TEORI ELASTISITAS


Pendahuluan
Pada bagian ini akan dibahas tentang teori elastisitas yang meliputi beberapa pengertian dan jenis-jenis elastisitas, cara penghitungan, serta penerapan teori elastisitas. Teori elastisitas dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perusahaan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian perusahaan. Elastisitas (elasticity) merupakan suatu pengukuran tingkat sensitivitas pengaruh suatu faktor terhadap faktor lainnya.
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa mampu menerapkan teori elastisitas sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perusahaan sebagai rangkaian kegiatan perencanaan dan pengendalian.

1     Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (demand elasticity) merupakan suatu pengukuran tingkat sensitivitas jumlah permintaan suatu barang atau jasa sebagai akibat dari perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Misalnya harga barang itu sendiri, harga barang lain, pendapatan, dsb. Pengukuran tingkat elastisitas permintaan dapat dilakukan dengan menggunakan dua jenis pendekatan yaitu elastisitas titik (point elasticity) yang merupakan pengukuran tingkat elastisitas pada satu titik dan elastisitas busur (arc elasticity) yang merupakan pengukuran tingkat elastisitas antara dua titik.
Hasil pengukuran tingkat elastisitas permintaan dapat dibedakan menjadi lima kategori yaitu tidak elastis sempurna (pure inelastic), tidak elastic (inelastic), elastis uniter (unitary elastic), elastis (elastic), dan elastis sempurna (pure elastic).
Pada teori elastisitas permintaan akan dibahas tiga jenis elastisitas yaitu: (1) elastisitas harga atas permintaan, (2) elastisitas silang atas permintaan, dan (3) elastisitas pendapatan atas permintaan.

3.1.1        Elastisitas harga atas permintaan (price elasticity of demand)
Elastisitas harga atas permintaan biasa juga disebut elastisitas harga atau elastisitas permintaan. Elastisitas ini menunjukkan sejauhmana sensitivitas perubahan jumlah permintaan suatu barang atau jasa sebagai akibat perubahan harga barang itu sendiri. Untuk menghitung koefisien elastisitas harga dapat digunakan formulasi matematis sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 3.1 sampai Persamaan 3.6.
Formulasi di atas merupakan penghitungan koefisien elastisitas harga dengan menggunakan Pendekatan Point Elasticity. Sedangkan jika menggunakan Pendekatan Arc Elasticity dapat digunakan formulasi yang ditunjukkan pada Persamaan 3.7.
Contoh 3.1.
Pada saat harga notebook Rp 10.000.000,00, jumlah permintaan notebook sebanyak 50 unit per bulan. Sedangkan pada saat harganya menjadi Rp 12.000.000,00, jumlah permintaannya menjadi 48 unit per bulan. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas harga atas permintaan notebook tersebut.

Penyelesaian:
1)      Pendekatan Elastisitas Titik (Point Elasticity)
Dengan menggunakan Persamaan 3.3 dapat dihitung besarnya koefisien elastisitas permintaan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas harga atas permintaan notebook tersebut sebesar -0,2. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan harga sebesar 1% menyebabkan penurunan jumlah permintaan sebesar 0,2%.
2)      Pendekatan Elastisitas Busur (Arc Elasticity)
Dengan menggunakan Persamaan 3.7 dapat dihitung besarnya koefisien elastisitas permintaan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas harga atas permintaan notebook tersebut sebesar -0,22. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan harga sebesar 1% akan menyebabkan penurunan jumlah permintaan sebesar 0,22%. Begitupun sebaliknya, setiap penurunan harga sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 0,22%.

Contoh 3.2.
Fungsi permintaan flash disk pada tahun 2009 adalah QD = 2.000 – 0,01P. Hitunglah koefisien elastisitas harga atas permintaan flash disk tersebut pada harga Rp 100.000,00 dengan menggunakan Pendekatan Diferensial.

Penyelesaian:
Dengan menggunakan Persamaan 3.6 dapat dihitung besarnya koefisien elastisitas permintaan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas harga atas permintaan notebook tersebut sebesar -1. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan harga sebesar 1% menyebabkan penurunan jumlah permintaan sebesar 1%. Begitupun sebaliknya.

Hasil pengukuran elastisitas harga atas permintaan dibedakan menjadi lima kategori sebagaimana telah disebutkan di atas yaitu:
1)      Tidak elastis sempurna menunjukkan bahwa walaupun harga diubah-ubah namun jumlah permintaan tidak mengalami perubahan. Koefisien elastisitas harga yang tidak elastis sempurna adalah EP = 0
2)      Tidak elastis menunjukkan bahwa perubahan harga memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan jumlah permintaan artinya perubahan harga lebih besar dari perubahan jumlah permintaan (%DP > %DQD). Koefisien elastisitas harga yang tidak elastis adalah 0 < EP < ç-1ç.
3)      Elastis uniter menunjukkan bahwa perubahan harga memberikan pengaruh yang sama terhadap perubahan jumlah permintaan artinya perubahan harga sama dengan perubahan jumlah permintaan (%DP = %DQD). Koefisien elastisitas harga yang elastis uniter adalah EP = -1.
4)      Elastis menunjukkan bahwa perubahan harga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan jumlah permintaan artinya perubahan harga lebih kecil dari perubahan jumlah permintaan (%DP < %DQD). Koefisien elastisitas harga yang elastis adalah  ç-1ç< EP < ç-∞ç.
5)      Elastis sempurna menunjukkan bahwa walaupun harga tidak diubah-ubah namun jumlah permintaan tetap mengalami perubahan. Koefisien elastisitas harga yang elastis sempurna adalah EP = -∞.

Berdasarkan ilustrasi pada Contoh 3.1 dan Contoh 3.2 di atas apabila dihubungkan dengan pengklasifikasian elastisitas di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)      Pada Contoh 3.1 di atas menunjukkan bahwa Notebook merupakan barang yang tidak elastis karena koefisien elastisitasnya adalah -0,2 dan -0,22.
2)      Pada Contoh 3.2 di atas menunjukkan bahwa Flash Disk merupakan barang yang elastis uniter karena koefisien elastisitasnya adalah -1.

3.1.2   Elastisitas silang (cross-price elasticity of demand)
Elastisitas silang menunjukkan sejauhmana sensitivitas perubahan jumlah permintaan suatu barang atau jasa sebagai akibat perubahan harga barang lain yang berkaitan. Untuk menghitung koefisien elastisitas silang dapat digunakan formulasi matematis sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 3.8 sampai Persamaan 3.13.
Formulasi di atas merupakan penghitungan koefisien elastisitas silang dengan menggunakan Pendekatan Elastisitas Titik (Point Elasticity). Sedangkan jika menggunakan Pendekatan Elastisitas Busur (Arc Elasticity) dapat digunakan formulasi matematis sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 3.14.
Contoh 3.3.
Pada saat harga notebook Rp 10.000.000,00, jumlah permintaan flash disk sebanyak 500 unit per bulan. Sedangkan pada saat harganya menjadi Rp 12.000.000,00, jumlah permintaannya menjadi 400 unit per bulan. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas silang atas permintaan flash disk tersebut.

1)      Pendekatan Elastisitas Titik (Point Elasticity)
Dengan menggunakan Persamaan 3.10 di atas dapat dihitung besarnya koefisien elastisitas silang atas flash disk sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas silang atas permintaan flash disk tersebut sebesar -1. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan harga notebook sebesar 1% menyebabkan penurunan jumlah permintaan flash disk juga sebesar 1%.
2)      Pendekatan Elastisitas Busur (Arc Elasticity)
Dengan menggunakan Persamaan 3.14 dapat dihitung besarnya koefisien elastisitas silang sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas silang atas permintaan flash disk tersebut sebesar -1,22. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan harga notebook sebesar 1% menyebabkan penurunan jumlah permintaan flash disk sebesar 1,22%. Begitupun sebaliknya.

Hasil pengukuran elastisitas silang atas permintaan dibedakan menjadi lima kategori sebagaimana telah disebutkan di atas yaitu:
1)      Tidak elastis sempurna menunjukkan bahwa walaupun harga barang lain berubah-ubah namun jumlah permintaan suatu barang tidak mengalami perubahan. Koefisien elastisitas silang yang tidak elastis sempurna adalah EXY = 0
2)      Tidak elastis menunjukkan bahwa perubahan harga barang lain memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan jumlah permintaan suatu barang artinya perubahan harga barang lain lebih besar dari perubahan jumlah permintaan suatu barang (%DPY > %DQDX). Koefisien elastisitas silang yang tidak elastis dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1)  Apabila 0 < EXY < 1 berarti Barang X dan Barang Y merupakan barang substitusi yang tidak elastis; dan (2) Apabila -1 < EXY < 0 berarti Barang X dan Barang Y merupakan barang komplementer yang tidak elastis.
3)      Elastis uniter menunjukkan bahwa perubahan harga barang lain memberikan pengaruh yang sama terhadap perubahan jumlah permintaan suatu barang artinya perubahan harga barang lain sama dengan perubahan jumlah permintaan suatu barang (%DPY = %DQDX). Koefisien elastisitas silang yang elastis uniter dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1)  Apabila EXY = 1 berarti Barang X dan Barang Y merupakan barang substitusi elastis uniter; dan (2) Apabila EXY = -1 berarti Barang X dan Barang Y merupakan barang komplementer elastis uniter.
4)      Elastis menunjukkan bahwa perubahan harga barang lain memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan jumlah permintaan suatu barang artinya perubahan harga barang lain lebih kecil dari perubahan jumlah permintaan suatu barang (%DPY < %DQDX). Koefisien elastisitas silang yang elastis dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1)  Apabila 1 < EXY < ∞ berarti Barang X dan Barang Y merupakan barang substitusi yang elastis; dan (2) Apabila  -∞ < EXY < -1 berarti Barang X dan Barang Y merupakan barang komplementer yang elastis.
5)      Elastis sempurna menunjukkan bahwa walaupun harga barang lain tidak berubah namun jumlah permintaan suatu barang tetap mengalami perubahan. Koefisien elastisitas silang yang elastis sempurna dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1)  Apabila EXY = ∞ berarti Barang X dan Barang Y merupakan barang substitusi elastis sempurna; dan (2) Apabila EXY = -∞ berarti Barang X dan Barang Y merupakan barang komplementer elastis sempurna.
Berdasarkan ilustrasi pada Contoh 3.3 di atas jika dihubungkan dengan pengklasifikasian elastisitas di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)      Pada Contoh 3.3 bagian Elastisitas Titik di atas menunjukkan bahwa Flash Disk merupakan barang komplementer elastis uniter karena koefisien elastisitasnya adalah -1.
2)      Pada Contoh 3.3 bagian Elastisitas Busur di atas menunjukkan bahwa Flash Disk merupakan barang komplementer yang elastis karena koefisien elastisitasnya adalah -1,22.

3.1.3   Elastisitas pendapatan (income elasticity of demand)
Elastisitas pendapatan menunjukkan sejauhmana sensitivitas perubahan jumlah permintaan suatu barang atau jasa sebagai akibat perubahan pendapatan konsumen. Untuk menghitung koefisien elastisitas pendapatan dapat digunakan formulasi matematis sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 3.15 sampai Persamaan 3.20.
Formulasi di atas merupakan penghitungan koefisien elastisitas pendapatan dengan menggunakan Pendekatan Elastisitas Titik (Point Elasticity). Sedangkan jika menggunakan Pendekatan Elastisitas Busur (Arc Elasticity) dapat digunakan formulasi matematis pada Persamaan 3.21.
Contoh 3.4.
Pada saat pendapatan konsumen Rp 2.000.000,00 per bulan, jumlah permintaan flash disk sebanyak 200 unit per bulan. Sedangkan pada saat pendapatan menjadi Rp 1.500.000,00 per bulan, jumlah permintaan flash disk menjadi 140 unit per bulan. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas pendapatan atas permintaan flash disk tersebut.

1)      Pendekatan Elastisitas Titik (Point Elasticity)
Dengan menggunakan Persamaan 3.17 di atas dapat dihitung besarnya koefisien elastisitas pendapatan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas pendapatan atas permintaan flash disk tersebut sebesar 1,2. Hal ini berarti bahwa setiap penurunan pendapatan konsumen sebesar 1% menyebabkan penurunan jumlah permintaan flash disk  sebesar 1,2%.
2)      Pendekatan Elastisitas Busur (Arc Elasticity)
Dengan menggunakan Persamaan 3.21 di atas dapat dihitung besarnya koefisien elastisitas busur sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas pendapatan atas permintaan flash disk tersebut sebesar 1,24. Hal ini berarti bahwa setiap penurunan pendapatan konsumen sebesar 1% menyebabkan penurunan jumlah permintaan flash disk sebesar 1,24%. Begitupun sebaliknya.

Hasil pengukuran elastisitas pendapatan atas permintaan dibedakan menjadi lima kategori sebagaimana telah disebutkan di atas yaitu:
1)      Tidak elastis sempurna menunjukkan bahwa walaupun pendapatan konsumen berubah-ubah namun jumlah permintaan suatu barang tidak mengalami perubahan. Koefisien elastisitas pendapatan yang tidak elastis sempurna adalah EI = 0.
2)      Tidak elastis menunjukkan bahwa perubahan pendapatan konsumen memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan jumlah permintaan suatu barang artinya perubahan pendapatan konsumen lebih besar dari perubahan jumlah permintaan suatu barang (%DI > %DQDX). Koefisien elastisitas pendapatan yang tidak elastis dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1)  Apabila 0 < EI < 1 berarti Barang X merupakan barang mewah atau barang normal yang tidak elastis; dan (2) Apabila -1 < EI < 0 berarti Barang X merupakan barang esensil atau barang inferior yang tidak elastis.
3)      Elastis uniter menunjukkan bahwa perubahan pendapatan konsumen memberikan pengaruh yang sama terhadap perubahan jumlah permintaan suatu barang artinya perubahan pendapatan konsumen sama dengan perubahan jumlah permintaan suatu barang (%DI = %DQDX). Koefisien elastisitas pendapatan yang elastis uniter dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1)  Apabila EI = 1 berarti Barang X merupakan barang mewah atau barang normal elastis uniter; dan (2) Apabila EI = -1 berarti Barang X merupakan barang esensil atau barang inferior elastis uniter.
4)      Elastis menunjukkan bahwa perubahan pendapatan konsumen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan jumlah permintaan suatu barang artinya perubahan pendapatan konsumen lebih kecil dari perubahan jumlah permintaan suatu barang (%DI < %DQDX). Koefisien elastisitas pendapatan yang elastis dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1)  Apabila 1 < EI < ∞ berarti Barang X merupakan barang mewah atau barang normal yang elastis; dan (2) Apabila  -∞ < EI < -1 berarti Barang X merupakan barang esensil atau barang inferior yang elastis.
5)      Elastis sempurna menunjukkan bahwa walaupun pendapatan konsumen tidak berubah namun jumlah permintaan suatu barang tetap mengalami perubahan. Koefisien elastisitas pendapatan yang elastis sempurna dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1)  Apabila EI = ∞ berarti Barang X merupakan barang mewah atau barang normal elastis sempurna; dan (2) Apabila EI = -∞ berarti Barang X merupakan barang esensil atau barang inferior elastis sempurna.

Berdasarkan ilustrasi pada Contoh 3.4 di atas jika dihubungkan dengan pengklasifikasian elastisitas di atas dapat disimpulkan bahwa Flash Disk merupakan barang normal yang elastis karena koefisien elastisitasnya adalah 1,2. Sedangkan pada Pendekatan 2 juga menunjukkan bahwa Flash Disk merupakan barang normal yang elastis karena koefisiennya adalah 1,24.

3.2      Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (supply elasticity) merupakan suatu pengukuran tingkat sensitivitas jumlah penawaran suatu barang atau jasa sebagai akibat dari perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran. Misalnya harga barang itu sendiri, harga barang lain, biaya produksi, dsb. Pengukuran tingkat elastisitas penawaran dapat dilakukan dengan menggunakan dua jenis pendekatan yaitu elastisitas titik (point elasticity) yang merupakan pengukuran tingkat elastisitas pada satu titik dan elastisitas busur (arc elasticity) yang merupakan pengukuran tingkat elastisitas antara dua titik.
Hasil pengukuran tingkat elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi lima kategori yaitu tidak elastis sempurna (pure inelastic), tidak elastis (inelastic), elastis uniter (unitary elastic), elastis (elastic), dan elastis sempurna (pure elastic).
Pada teori elastisitas penawaran akan dibahas elastisitas harga atas penawaran (price elasticity of supply). Elastisitas harga atas penawaran biasa juga disebut elastisitas penawaran. Elastisitas ini menunjukkan sejauhmana sensitivitas perubahan jumlah penawaran suatu barang atau jasa sebagai akibat perubahan harga barang itu sendiri. Untuk menghitung koefisien elastisitas penawaran dapat digunakan formulasi matematis sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 3.22 sampai Persamaan 3.27.
Formulasi di atas merupakan penghitungan koefisien elastisitas penawaran dengan menggunakan Pendekatan Elastisitas Titik (Point Elasticity). Sedangkan jika menggunakan Pendekatan Elastisitas Busur (Arc Elasticity) dapat digunakan formulasi yang ditunjukkan pada Persamaan 3.28.

Contoh 3.5.
Pada saat harga notebook Rp 10.000.000,00, jumlah penawaran notebook sebanyak 60 unit per bulan. Sedangkan pada saat harganya menjadi Rp 12.000.000,00, jumlah penawarannya menjadi 80 unit per bulan. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas harga atas penawaran notebook tersebut.

1)      Pendekatan Elastisitas Titik (Point Elasticity)
Dengan menggunakan Persamaan 3.24 dapat dihitung koefisien elastisitas penawaran sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas harga atas penawaran notebook tersebut sebesar 1,67. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah penawaran sebesar 1,67%.
2)      Pendekatan Elastisitas Busur (Arc Elasticity)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas harga atas penawaran notebook tersebut sebesar 1,57. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah penawaran sebesar 1,57%. Begitupun sebaliknya.

Contoh 3.6.
Fungsi penawaran flash disk pada tahun 2009 adalah QS = 4.000 + 0,02P. Hitunglah koefisien elastisitas harga atas penawaran flash disk tersebut pada harga Rp 120.000,00 dengan menggunakan Pendekatan Diferensial.

Penyelesaian:
Dengan menggunakan Persamaan 3.27 dapat dihitung koefisien elastisitas penawaran sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas harga atas penawaran notebook tersebut sebesar 0,55. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah penawaran sebesar 0,55%. Begitupun sebaliknya.

Hasil pengukuran elastisitas harga atas penawaran dibedakan menjadi lima kategori sebagaimana telah disebutkan di atas yaitu:
1)      Tidak elastis sempurna menunjukkan bahwa walaupun harga diubah-ubah namun jumlah penawaran tidak mengalami perubahan. Koefisien elastisitas harga yang tidak elastis sempurna adalah ES = 0
2)      Tidak elastis menunjukkan bahwa perubahan harga memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan jumlah penawaran artinya perubahan harga lebih besar dari perubahan jumlah penawaran (%DP > %DQS). Koefisien elastisitas harga yang tidak elastis adalah 0 < ES < 1.
3)      Elastis uniter menunjukkan bahwa perubahan harga memberikan pengaruh yang sama terhadap perubahan jumlah penawaran artinya perubahan harga sama dengan perubahan jumlah penawaran (%DP = %DQS). Koefisien elastisitas harga yang elastis uniter adalah ES = 1.
4)      Elastis menunjukkan bahwa perubahan harga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan jumlah penawaran artinya perubahan harga lebih kecil dari perubahan jumlah penawaran (%DP < %DQS). Koefisien elastisitas harga yang elastis adalah  1 < ES < ∞.
5)      Elastis sempurna menunjukkan bahwa walaupun harga tidak diubah-ubah namun jumlah penawaran tetap mengalami perubahan. Koefisien elastisitas harga yang elastis sempurna adalah ES = ∞.

Berdasarkan ilustrasi pada Contoh 3.5 dan 3.6 di atas jika dihubungkan dengan pengklasifikasian elastisitas di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)      Pada Contoh 3.5 di atas menunjukkan bahwa Notebook merupakan barang yang elastis karena koefisien elastisitasnya adalah 1,67.
2)      Pada Contoh 3.6 di atas menunjukkan bahwa Flash Disk merupakan barang yang tidak elastis karena koefisien elastisitasnya adalah 0,55.

No comments: