Pendahuluan
Pada bagian ini akan dibahas tentang teori elastisitas
yang meliputi beberapa pengertian dan jenis-jenis elastisitas, cara
penghitungan, serta penerapan teori elastisitas. Teori elastisitas dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perusahaan yang terkait
dengan perencanaan dan pengendalian perusahaan. Elastisitas (elasticity) merupakan suatu pengukuran
tingkat sensitivitas pengaruh suatu faktor terhadap faktor lainnya.
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan teori elastisitas sebagai dasar pengambilan keputusan dalam
perusahaan sebagai rangkaian kegiatan perencanaan dan pengendalian.
1 Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (demand elasticity) merupakan suatu pengukuran tingkat sensitivitas
jumlah permintaan suatu barang atau jasa sebagai akibat dari perubahan
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Misalnya harga barang itu sendiri,
harga barang lain, pendapatan, dsb. Pengukuran tingkat elastisitas permintaan dapat
dilakukan dengan menggunakan dua jenis pendekatan yaitu elastisitas titik (point elasticity) yang merupakan
pengukuran tingkat elastisitas pada satu titik dan elastisitas busur (arc elasticity) yang merupakan
pengukuran tingkat elastisitas antara dua titik.
Hasil pengukuran tingkat elastisitas permintaan dapat
dibedakan menjadi lima kategori yaitu tidak elastis sempurna (pure inelastic), tidak elastic (inelastic), elastis uniter (unitary elastic), elastis (elastic), dan elastis sempurna (pure elastic).
Pada teori elastisitas permintaan akan dibahas tiga jenis
elastisitas yaitu: (1) elastisitas harga atas permintaan, (2) elastisitas
silang atas permintaan, dan (3) elastisitas pendapatan atas permintaan.
3.1.1
Elastisitas harga atas permintaan (price elasticity of demand)
Elastisitas
harga atas permintaan biasa juga disebut elastisitas harga atau elastisitas
permintaan. Elastisitas ini menunjukkan sejauhmana sensitivitas perubahan
jumlah permintaan suatu barang atau jasa sebagai akibat perubahan harga barang
itu sendiri. Untuk menghitung koefisien elastisitas harga dapat digunakan
formulasi matematis sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 3.1 sampai Persamaan
3.6.
Formulasi di atas merupakan penghitungan koefisien elastisitas harga
dengan menggunakan Pendekatan Point
Elasticity. Sedangkan jika menggunakan Pendekatan Arc Elasticity dapat digunakan formulasi yang ditunjukkan pada
Persamaan 3.7.
Contoh 3.1.
Pada saat harga notebook
Rp 10.000.000,00, jumlah permintaan notebook sebanyak 50 unit per bulan.
Sedangkan pada saat harganya menjadi Rp 12.000.000,00, jumlah permintaannya
menjadi 48 unit per bulan. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas harga atas
permintaan notebook tersebut.
Penyelesaian:
1)
Pendekatan Elastisitas Titik (Point Elasticity)
Dengan menggunakan
Persamaan 3.3 dapat dihitung besarnya koefisien elastisitas permintaan sebagai
berikut:
Berdasarkan hasil
perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas harga atas
permintaan notebook tersebut sebesar -0,2. Hal ini berarti bahwa setiap
peningkatan harga sebesar 1% menyebabkan penurunan jumlah permintaan sebesar
0,2%.
2)
Pendekatan Elastisitas Busur (Arc Elasticity)
Dengan menggunakan
Persamaan 3.7 dapat dihitung besarnya koefisien elastisitas permintaan sebagai
berikut:
Berdasarkan hasil
perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas harga atas
permintaan notebook tersebut sebesar -0,22. Hal ini berarti bahwa setiap
peningkatan harga sebesar 1% akan menyebabkan penurunan jumlah permintaan
sebesar 0,22%. Begitupun sebaliknya, setiap penurunan harga sebesar 1% akan
menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 0,22%.
Contoh 3.2.
Fungsi permintaan flash
disk pada tahun 2009 adalah QD = 2.000 – 0,01P. Hitunglah koefisien
elastisitas harga atas permintaan flash disk tersebut pada harga Rp 100.000,00
dengan menggunakan Pendekatan Diferensial.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan
Persamaan 3.6 dapat dihitung besarnya koefisien elastisitas permintaan sebagai
berikut:
Berdasarkan hasil
perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas harga atas
permintaan notebook tersebut sebesar -1. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan
harga sebesar 1% menyebabkan penurunan jumlah permintaan sebesar 1%. Begitupun
sebaliknya.
Hasil pengukuran
elastisitas harga atas permintaan dibedakan menjadi lima kategori sebagaimana
telah disebutkan di atas yaitu:
1)
Tidak elastis sempurna menunjukkan
bahwa walaupun harga diubah-ubah namun jumlah permintaan tidak mengalami
perubahan. Koefisien elastisitas harga yang tidak elastis sempurna adalah EP
= 0
2)
Tidak elastis menunjukkan bahwa
perubahan harga memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan
jumlah permintaan artinya perubahan harga lebih besar dari perubahan jumlah
permintaan (%DP > %DQD). Koefisien elastisitas harga yang tidak elastis
adalah 0 < EP < ç-1ç.
3)
Elastis uniter menunjukkan
bahwa perubahan harga memberikan pengaruh yang sama terhadap perubahan jumlah
permintaan artinya perubahan harga sama dengan perubahan jumlah permintaan (%DP = %DQD). Koefisien elastisitas
harga yang elastis uniter adalah EP = -1.
4)
Elastis menunjukkan bahwa
perubahan harga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan jumlah
permintaan artinya perubahan harga lebih kecil dari perubahan jumlah permintaan
(%DP < %DQD).
Koefisien elastisitas harga yang elastis adalah
ç-1ç< EP < ç-∞ç.
5)
Elastis sempurna menunjukkan
bahwa walaupun harga tidak diubah-ubah namun jumlah permintaan tetap mengalami
perubahan. Koefisien elastisitas harga yang elastis sempurna adalah EP
= -∞.
Berdasarkan ilustrasi
pada Contoh 3.1 dan Contoh 3.2 di atas apabila dihubungkan dengan
pengklasifikasian elastisitas di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)
Pada Contoh 3.1 di atas
menunjukkan bahwa Notebook merupakan barang yang tidak elastis karena koefisien
elastisitasnya adalah -0,2 dan -0,22.
2)
Pada Contoh 3.2 di atas
menunjukkan bahwa Flash Disk merupakan barang yang elastis uniter karena
koefisien elastisitasnya adalah -1.
3.1.2 Elastisitas silang (cross-price elasticity of demand)
Elastisitas silang menunjukkan sejauhmana sensitivitas
perubahan jumlah permintaan suatu barang atau jasa sebagai akibat perubahan
harga barang lain yang berkaitan. Untuk menghitung koefisien elastisitas silang
dapat digunakan formulasi matematis sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 3.8
sampai Persamaan 3.13.
Formulasi di atas
merupakan penghitungan koefisien elastisitas silang dengan menggunakan
Pendekatan Elastisitas Titik (Point
Elasticity). Sedangkan jika menggunakan Pendekatan Elastisitas Busur (Arc Elasticity) dapat digunakan
formulasi matematis sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 3.14.
Contoh 3.3.
Pada saat harga
notebook Rp 10.000.000,00, jumlah permintaan flash disk sebanyak 500 unit per
bulan. Sedangkan pada saat harganya menjadi Rp 12.000.000,00, jumlah
permintaannya menjadi 400 unit per bulan. Hitunglah besarnya koefisien
elastisitas silang atas permintaan flash disk tersebut.
1)
Pendekatan Elastisitas Titik (Point Elasticity)
Dengan menggunakan Persamaan 3.10 di atas dapat dihitung besarnya
koefisien elastisitas silang atas flash disk sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien
elastisitas silang atas permintaan flash disk tersebut sebesar -1. Hal ini
berarti bahwa setiap peningkatan harga notebook sebesar 1% menyebabkan
penurunan jumlah permintaan flash disk juga sebesar 1%.
2)
Pendekatan Elastisitas Busur (Arc Elasticity)
Dengan menggunakan Persamaan 3.14 dapat dihitung besarnya koefisien
elastisitas silang sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien
elastisitas silang atas permintaan flash disk tersebut sebesar -1,22. Hal ini
berarti bahwa setiap peningkatan harga notebook sebesar 1% menyebabkan
penurunan jumlah permintaan flash disk sebesar 1,22%. Begitupun sebaliknya.
Hasil pengukuran elastisitas silang atas permintaan
dibedakan menjadi lima kategori sebagaimana telah disebutkan di atas yaitu:
1) Tidak elastis sempurna
menunjukkan bahwa walaupun harga barang lain berubah-ubah namun jumlah
permintaan suatu barang tidak mengalami perubahan. Koefisien elastisitas silang
yang tidak elastis sempurna adalah EXY = 0
2) Tidak elastis menunjukkan
bahwa perubahan harga barang lain memberikan pengaruh yang tidak signifikan
terhadap perubahan jumlah permintaan suatu barang artinya perubahan harga barang
lain lebih besar dari perubahan jumlah permintaan suatu barang (%DPY > %DQDX). Koefisien elastisitas
silang yang tidak elastis dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) Apabila 0 < EXY < 1 berarti
Barang X dan Barang Y merupakan barang substitusi yang tidak elastis; dan (2)
Apabila -1 < EXY < 0 berarti Barang X dan Barang Y merupakan
barang komplementer yang tidak elastis.
3) Elastis uniter menunjukkan
bahwa perubahan harga barang lain memberikan pengaruh yang sama terhadap
perubahan jumlah permintaan suatu barang artinya perubahan harga barang lain sama
dengan perubahan jumlah permintaan suatu barang (%DPY
= %DQDX). Koefisien
elastisitas silang yang elastis uniter dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
(1) Apabila EXY = 1 berarti
Barang X dan Barang Y merupakan barang substitusi elastis uniter; dan (2)
Apabila EXY = -1 berarti Barang X dan Barang Y merupakan barang
komplementer elastis uniter.
4) Elastis menunjukkan bahwa
perubahan harga barang lain memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
perubahan jumlah permintaan suatu barang artinya perubahan harga barang lain lebih
kecil dari perubahan jumlah permintaan suatu barang (%DPY
< %DQDX). Koefisien
elastisitas silang yang elastis dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) Apabila 1 < EXY < ∞ berarti
Barang X dan Barang Y merupakan barang substitusi yang elastis; dan (2)
Apabila -∞ < EXY < -1
berarti Barang X dan Barang Y merupakan barang komplementer yang elastis.
5) Elastis sempurna
menunjukkan bahwa walaupun harga barang lain tidak berubah namun jumlah
permintaan suatu barang tetap mengalami perubahan. Koefisien elastisitas silang
yang elastis sempurna dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) Apabila EXY = ∞ berarti Barang X
dan Barang Y merupakan barang substitusi elastis sempurna; dan (2) Apabila EXY
= -∞ berarti Barang X dan Barang Y merupakan barang komplementer elastis
sempurna.
Berdasarkan ilustrasi pada Contoh 3.3 di atas jika
dihubungkan dengan pengklasifikasian elastisitas di atas dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Pada Contoh 3.3 bagian
Elastisitas Titik di atas menunjukkan bahwa Flash Disk merupakan barang komplementer
elastis uniter karena koefisien elastisitasnya adalah -1.
2) Pada Contoh 3.3 bagian
Elastisitas Busur di atas menunjukkan bahwa Flash Disk merupakan barang
komplementer yang elastis karena koefisien elastisitasnya adalah -1,22.
3.1.3 Elastisitas pendapatan (income elasticity of demand)
Elastisitas pendapatan menunjukkan sejauhmana
sensitivitas perubahan jumlah permintaan suatu barang atau jasa sebagai akibat
perubahan pendapatan konsumen. Untuk menghitung koefisien elastisitas
pendapatan dapat digunakan formulasi matematis sebagaimana ditunjukkan pada
Persamaan 3.15 sampai Persamaan 3.20.
Formulasi di atas
merupakan penghitungan koefisien elastisitas pendapatan dengan menggunakan
Pendekatan Elastisitas Titik (Point
Elasticity). Sedangkan jika menggunakan Pendekatan Elastisitas Busur (Arc Elasticity) dapat digunakan
formulasi matematis pada Persamaan 3.21.
Contoh 3.4.
Pada saat pendapatan
konsumen Rp 2.000.000,00 per bulan, jumlah permintaan flash disk sebanyak 200
unit per bulan. Sedangkan pada saat pendapatan menjadi Rp 1.500.000,00 per
bulan, jumlah permintaan flash disk menjadi 140 unit per bulan. Hitunglah
besarnya koefisien elastisitas pendapatan atas permintaan flash disk tersebut.
1)
Pendekatan Elastisitas Titik (Point Elasticity)
Dengan menggunakan Persamaan 3.17 di atas dapat dihitung besarnya
koefisien elastisitas pendapatan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien
elastisitas pendapatan atas permintaan flash disk tersebut sebesar 1,2. Hal ini
berarti bahwa setiap penurunan pendapatan konsumen sebesar 1% menyebabkan
penurunan jumlah permintaan flash disk
sebesar 1,2%.
2)
Pendekatan Elastisitas Busur (Arc Elasticity)
Dengan menggunakan Persamaan 3.21 di atas dapat dihitung besarnya
koefisien elastisitas busur sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien
elastisitas pendapatan atas permintaan flash disk tersebut sebesar 1,24. Hal
ini berarti bahwa setiap penurunan pendapatan konsumen sebesar 1% menyebabkan
penurunan jumlah permintaan flash disk sebesar 1,24%. Begitupun sebaliknya.
Hasil pengukuran elastisitas pendapatan atas permintaan
dibedakan menjadi lima kategori sebagaimana telah disebutkan di atas yaitu:
1) Tidak elastis sempurna menunjukkan
bahwa walaupun pendapatan konsumen berubah-ubah namun jumlah permintaan suatu
barang tidak mengalami perubahan. Koefisien elastisitas pendapatan yang tidak
elastis sempurna adalah EI = 0.
2) Tidak elastis menunjukkan
bahwa perubahan pendapatan konsumen memberikan pengaruh yang tidak signifikan
terhadap perubahan jumlah permintaan suatu barang artinya perubahan pendapatan
konsumen lebih besar dari perubahan jumlah permintaan suatu barang (%DI > %DQDX).
Koefisien elastisitas pendapatan yang tidak elastis dapat dibedakan menjadi dua
yaitu: (1) Apabila 0 < EI
< 1 berarti Barang X merupakan barang mewah atau barang normal yang tidak
elastis; dan (2) Apabila -1 < EI < 0 berarti Barang X
merupakan barang esensil atau barang inferior yang tidak elastis.
3) Elastis uniter menunjukkan
bahwa perubahan pendapatan konsumen memberikan pengaruh yang sama terhadap
perubahan jumlah permintaan suatu barang artinya perubahan pendapatan konsumen
sama dengan perubahan jumlah permintaan suatu barang (%DI
= %DQDX). Koefisien
elastisitas pendapatan yang elastis uniter dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
(1) Apabila EI = 1 berarti
Barang X merupakan barang mewah atau barang normal elastis uniter; dan (2)
Apabila EI = -1 berarti Barang X merupakan barang esensil atau
barang inferior elastis uniter.
4) Elastis menunjukkan bahwa
perubahan pendapatan konsumen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
perubahan jumlah permintaan suatu barang artinya perubahan pendapatan konsumen
lebih kecil dari perubahan jumlah permintaan suatu barang (%DI < %DQDX).
Koefisien elastisitas pendapatan yang elastis dapat dibedakan menjadi dua
yaitu: (1) Apabila 1 < EI
< ∞ berarti Barang X merupakan barang mewah atau barang normal yang elastis;
dan (2) Apabila -∞ < EI
< -1 berarti Barang X merupakan barang esensil atau barang inferior yang
elastis.
5) Elastis sempurna
menunjukkan bahwa walaupun pendapatan konsumen tidak berubah namun jumlah
permintaan suatu barang tetap mengalami perubahan. Koefisien elastisitas pendapatan
yang elastis sempurna dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) Apabila EI = ∞ berarti Barang X
merupakan barang mewah atau barang normal elastis sempurna; dan (2) Apabila EI
= -∞ berarti Barang X merupakan barang esensil atau barang inferior elastis
sempurna.
Berdasarkan ilustrasi pada Contoh 3.4 di atas jika
dihubungkan dengan pengklasifikasian elastisitas di atas dapat disimpulkan
bahwa Flash Disk merupakan barang normal yang elastis karena koefisien
elastisitasnya adalah 1,2. Sedangkan pada Pendekatan 2 juga menunjukkan bahwa
Flash Disk merupakan barang normal yang elastis karena koefisiennya adalah
1,24.
3.2
Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (supply elasticity) merupakan suatu pengukuran tingkat sensitivitas
jumlah penawaran suatu barang atau jasa sebagai akibat dari perubahan
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran. Misalnya harga barang itu sendiri,
harga barang lain, biaya produksi, dsb. Pengukuran tingkat elastisitas
penawaran dapat dilakukan dengan menggunakan dua jenis pendekatan yaitu
elastisitas titik (point elasticity)
yang merupakan pengukuran tingkat elastisitas pada satu titik dan elastisitas
busur (arc elasticity) yang merupakan
pengukuran tingkat elastisitas antara dua titik.
Hasil pengukuran tingkat elastisitas penawaran dapat
dibedakan menjadi lima kategori yaitu tidak elastis sempurna (pure inelastic), tidak elastis (inelastic), elastis uniter (unitary elastic), elastis (elastic), dan elastis sempurna (pure elastic).
Pada teori elastisitas penawaran akan dibahas elastisitas
harga atas penawaran (price elasticity of
supply). Elastisitas harga atas penawaran biasa juga disebut elastisitas
penawaran. Elastisitas ini menunjukkan sejauhmana sensitivitas perubahan jumlah
penawaran suatu barang atau jasa sebagai akibat perubahan harga barang itu
sendiri. Untuk menghitung koefisien elastisitas penawaran dapat digunakan formulasi
matematis sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 3.22 sampai Persamaan 3.27.
Formulasi di atas
merupakan penghitungan koefisien elastisitas penawaran dengan menggunakan
Pendekatan Elastisitas Titik (Point
Elasticity). Sedangkan jika menggunakan Pendekatan Elastisitas Busur (Arc Elasticity) dapat digunakan
formulasi yang ditunjukkan pada Persamaan 3.28.
Contoh 3.5.
Pada saat harga
notebook Rp 10.000.000,00, jumlah penawaran notebook sebanyak 60 unit per
bulan. Sedangkan pada saat harganya menjadi Rp 12.000.000,00, jumlah
penawarannya menjadi 80 unit per bulan. Hitunglah besarnya koefisien
elastisitas harga atas penawaran notebook tersebut.
1)
Pendekatan Elastisitas Titik (Point Elasticity)
Dengan menggunakan Persamaan 3.24 dapat dihitung koefisien
elastisitas penawaran sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas
harga atas penawaran notebook tersebut sebesar 1,67. Hal ini berarti bahwa
setiap peningkatan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah penawaran
sebesar 1,67%.
2)
Pendekatan Elastisitas Busur (Arc Elasticity)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien
elastisitas harga atas penawaran notebook tersebut sebesar 1,57. Hal ini
berarti bahwa setiap peningkatan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan
jumlah penawaran sebesar 1,57%. Begitupun sebaliknya.
Contoh 3.6.
Fungsi penawaran
flash disk pada tahun 2009 adalah QS = 4.000 + 0,02P. Hitunglah
koefisien elastisitas harga atas penawaran flash disk tersebut pada harga Rp 120.000,00
dengan menggunakan Pendekatan Diferensial.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan
Persamaan 3.27 dapat dihitung koefisien elastisitas penawaran sebagai berikut:
Berdasarkan hasil
perhitungan di atas menunjukkan bahwa koefisien elastisitas harga atas
penawaran notebook tersebut sebesar 0,55. Hal ini berarti bahwa setiap
peningkatan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah penawaran sebesar
0,55%. Begitupun sebaliknya.
Hasil pengukuran elastisitas
harga atas penawaran dibedakan menjadi lima kategori sebagaimana telah
disebutkan di atas yaitu:
1)
Tidak elastis sempurna
menunjukkan bahwa walaupun harga diubah-ubah namun jumlah penawaran tidak
mengalami perubahan. Koefisien elastisitas harga yang tidak elastis sempurna
adalah ES = 0
2)
Tidak elastis menunjukkan bahwa
perubahan harga memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan
jumlah penawaran artinya perubahan harga lebih besar dari perubahan jumlah
penawaran (%DP > %DQS). Koefisien elastisitas harga yang tidak elastis
adalah 0 < ES < 1.
3)
Elastis uniter menunjukkan
bahwa perubahan harga memberikan pengaruh yang sama terhadap perubahan jumlah
penawaran artinya perubahan harga sama dengan perubahan jumlah penawaran (%DP = %DQS). Koefisien elastisitas
harga yang elastis uniter adalah ES = 1.
4)
Elastis menunjukkan bahwa
perubahan harga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan jumlah
penawaran artinya perubahan harga lebih kecil dari perubahan jumlah penawaran
(%DP < %DQS).
Koefisien elastisitas harga yang elastis adalah
1 < ES < ∞.
5)
Elastis sempurna menunjukkan
bahwa walaupun harga tidak diubah-ubah namun jumlah penawaran tetap mengalami
perubahan. Koefisien elastisitas harga yang elastis sempurna adalah ES
= ∞.
Berdasarkan ilustrasi
pada Contoh 3.5 dan 3.6 di atas jika dihubungkan dengan pengklasifikasian
elastisitas di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)
Pada Contoh 3.5 di atas
menunjukkan bahwa Notebook merupakan barang yang elastis karena koefisien
elastisitasnya adalah 1,67.
2)
Pada Contoh 3.6 di atas
menunjukkan bahwa Flash Disk merupakan barang yang tidak elastis karena koefisien
elastisitasnya adalah 0,55.
No comments:
Post a Comment