Pengertian Pendapatan
Terdapat beberapa sumber yang menjelaskan
mengenai definisi dari pendapatan, diantaranya adalah menurut FASB dalam SFAC
No. 6, IAI yang mengadopsi definisi dari IASC, dan APB No. 4. dari beberapa
sumber tersaebut dapat didaftar beberapa kharakteristik yang membentuk
pengertian pendapatan dan untung. Kharakteristik tersebut adalah kenaikan aset,
operasi utama berlanjut, penurunan kewaiban, suatu entitas, produk perusahaan,
pertukaran produk, menyandang beberapa nama, dan mengakibatkan kenaikan
ekuitas.
Dalam SFAC No. 6, FASB mendefinis
pendapatan dan untung sebagai berikut.
“ revenue are inflows or
other enchasement of asset of an entity or settlements of its liabilities (or
combination of both) from delivering or producing goods, rendering service, or
other activities that constitute the entity’s ongoimg major or central
operatons. (prg. 78)
Platton dan Litlleton
mengkarakteristisasi pendapatan sebagai berikut.
Revenue is the product of the
entreprise, measured by the amount of news assets received of
costumers;..stated in terms of assets the revenue of enterprise is represented,
finally of the fund from the customer or patrons is exchange for the product of
the business, either commodities or services.(hlm. 47)
Pendapatan dapat diadakan ada jika terjadi
suatu transaksi atau kejadian yang menaikkan aset atau menimbulkan aliran masuk
kas. Paton dan Littleton menyebutkan transaksi, kejadian dan peristiwa yang
dapat menambah aset, yaitu: transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan
investor, laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset
tetap, hadiah, donasi atau temuan, revaluasi aset yang telah ada, dan
penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang atau jasa). Pendefinisian
pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendefinisian dengan konsep aliran
masuk.
Banyak argumen yang diajukan mengenai
pembedaan definisi antara pendapatan dan untung. FASB membatasi pendapatan
hanya untuk kenaikan aset yang berkaitan dengan operasi utama. Sedangkan IAI dan
APB tidak memebdakan pendapatan dan untung, dan keduanya digabung dalam konsepincome. Seperti halnya pendapatan, terdapat
kharakteristik yang membentuk pengertian untun, yaitu kenaikan ekuitas,
transaksi periferal atau insidental, dan selain yang berupa pendapatan atau
investasi oleh pemilik. FASB melalui SFAC No. 6 merinci lebih lanjut mengenai
transaksi, kejadian atau keadaan yang menimbulkan untung, yaitu periferal dan
insidental, transfer nontimbal-balik, penahanan aset, dan faktor lingkungan.
Tidak semua kenaikan dari aset dapat disebut
sebagai pendapatan. Kegiatan sentral menerus atau berlanjut merupakan
kharakteristik yang membatasi kenaikan aset sebagai pendapatan. Menurut
kharakteristik operasi utama berlanjut, pendapatan merupakan produk perusahaan
yang dihasilkan sebagai upaya produktif. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan
bisa diklasifikasikan sebagai pendapatan operasi dan non operasi.
Kharakteristik lain yang membentuk definisi pendapatan adalah
penurunan kewajiban. Penurunan Kewajiban terjadi bila suatu entitas telah
mengalami kenaikan aset sebelumnya misalnya menerima pembayaran di muka dari
pelanggan. Penerimaan ini merupakan kewajiban sampai ada kegiatan dari
perusahaan berupa pengiriman barang atau pelaksanaan jasa. Pengiriman barang atau
pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan.
Kata entitas atau perusahaan dimasukkan dalam pendefinisian
suatu pendapatan, hal ini mengisyaratkan bahwa konsep kesatuan usaha dianut
dalam pendefiisian. Pendapatan merupakan kenaikan aset, dimana aset tersebut
dikuasai oleh perusahaan. Akan tetapi, antara perusahaan dan pemilik mempunyai
hubungan hutang piutang sehingga pada aset naik sebagai pendapatan, utang
perusahaan kepada pemilik juga naik dalam jumlah yang sama.
Karakteristik-karakteristik
pendapatan:
Aliran masuk atau Kenaikan aset. Paton dan litleton (1970, hlm. 47)
menyebutkan
bahwa aset dapat bertambah karena berbagai transaksi, kejadian atau
keadaan sebagai berikut.
a. Transaksi
yang berasal dari kreditor dan investor
b. Laba
yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, suart
berharga, segmen
bisnis dan anak perusahaan.
c. Hadiah,
donasi, atau temuan
d. Revaluasi
aset yang telah ada
e. Penyedaiaan
dan atau penyerahan produk (barang atau jasa).
Operasi
utama berlanjut. Kegiatan utama atau sental yang menerus
atau berlanjut merupakan karakteristik yang membatasi kenaikan yang dapat
disebut pendapatan. Kenaikan aset harus berasal dari kegiatan operasi dan bukan
berasal dari kegiatan pendanaan dan investasi. Pengertian operasi utama disini
lebih dikaitkan sebagai dengan tujuan utama perusahaan yaitu menghasilkan
produk dan jasa untuk mendatangkan laba (profit-directed activities) dan
bukan untuk membatasi jenis produk utama dan produk samping.
Operasi
dan Non-Operasi. Produk yang dihasilkan secara tidak
rutin insidental sering dianggap sebagai pos pendapatan “nonoperasi” dan
dipisahkan penyajiannya. Pembedaan memang perlu tetapi mengklasifikasinnya
sebagai non-operasi dapat menyesatkan dalam pengukuran kinerja atau
daya melaba perusahaan.
Penurunan
kewajiban. Pendapatan tidak hanya didefinisikan dengan kenaikan
aset tetapi juga dari penurunan atau pelunasan kewajiban. Hal ini terjadi bila
suatu entitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya misalnya menerima pembayaran
dimuka dari pelanggan.
Suatu
Entitas. Hubungan perusahaan dengan pemilik adalah
hutang-piutang, pada saat aset naik sebagai pendapatan utang perusahaan kepada
pemilik juga naik dengan jumlah yang sama.
Produk
Perusahaan. Produk merupakan capaian dari tiap kegiatan
produktif. Dengan pengertian ini, pendapatan terbentuk atau terhimpun bersamaan
dengan atau selama kegiatan produktif tanpa harus menunggu kejadian (event) atau
saat penyerahan produk kepada pelanggan. Disini pendapatan didefinisi secara
fisis dan bukan secara moneter. Kam merinci kedua aliran (Fisis dan Moneter)
tersebut yaitu:
Aliran
fisis berupa:
1. Kejadian
memproduksi dan menjual produk (output).
2. Objek,
yaitu produk fisis itu sendiri.
Aliran
moneter berupa:
1. Kejadian
menaikanya nilai aset perusahaan karena produksi atau penjualan
produk ke konsumer.
2. Objek,
yaitu jumlah rupiah (kos atau nilai) aset atau produk yang dihasilkan atau di
jual.
Pertukaran. Paton
dan littleton memasukan kata pertukaran (exchange) dalam definisinya karena
pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk
dicatat dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah
kalau jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara
pihak independen.
Berbagai
bentuk dan nama. Pendapatan adalah konsep yang bersifat
generik dan mencakupi semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun.
Pendapatan untuk perusahaan perdagangan misalnya disebut penjualan,
Jasa dapat diberi pewatas untuk menunjukan kegiatan yang diberikan misalnya
pendapatan sewa, jasa angkutan, dan bunga.
Untung. Kata-kata
kunci yang melekat pada pengertian untung:
1. Kenaikan
ekuitas (aset bersih).
2. Transaksi
periferal atau insidental.
3. Selain
yang berupa pendapatan atau oleh investasi pemilik.
Menurut FASB
karakteristik untung adalah sebagai berikut (SFAC No. 6, prg. 85):
a. Periferal
dan insidental: misalnya penjualan investasi dalam surat
berharga, penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo.
b. Transfer
Non-Timbal balik dengan pihak lain: misalnya hadiah dan donasi
(bagi organisasi non-profit) dan penerimaan ganti rugi pemenangan perkara
hukum.
c. Penahanan
aset: misalnya kenaikan harga sekuritas investasi,
kenaikan nilai-tukar valuta asing dan kenaikan karena penahanan sediaan.
d. Faktor Lingkungan: misalnya
ganti rugi asuransi musibah alam yang melebihi kos aset yang rusak.
Pengakuan
pendapatan. Pengakuan adalah pencatatan rupiah secara resmi ke
dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen
keuangan. Pendefinisian
pendapatan harus dipisahkan dari pengetian pengakuan pendapatan. Pengakuan
pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh karena itu
secara konseptual, pendapatan hanya diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran
dan keterandalan. Kualitas tersebut harus dioperasionalkan dalam bentuk
kriteria pengakuan pendapatan.
Untuk memenuhi kualitas keterukuran dan reliabilitas dan
untuk memenuhi konsep dasar upaya dan hasil, kriteria pengakuan pendapatan
didasarkan atas dua konsep yang saling melengkapi yaitu untuk dapat mengakui
pendapatan, pembentukan pendapatan harus dikonfirmasi dengan realitas. FASB
mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan yang keduanya harus dipenuhi,
yaitu: terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi, terbentuk/terhak. Meskipun
harus dipenuhi, bobot pentingnya dua kriteria tersebut bisa berbeda untuk
keadaan tertentu.
Terbentuknya pendapatan tidak harus selalu mendahului
realisasi pendapatan. Pendapatan baru dapat diakui kalau dipenuhi syarat-syarat
yaitu keterukuran nilai aset, adanya suatu transaksi, dan proses penghimpunan
secara substansial telah selesai.
Pembentukan
pendapatan. Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang
berkaitan dengan masalah dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul
karena kegiatan produktif atau karena kejadian tertentu (misalnya
penjualan).
Realisasi
pendapatan. Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat
dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak
dengan pihak independen (pembeli) untuk membayar produk baik produk telah
selesai dan diserahkan ataupun belum dibuat sama sekali. Konsep realisasi atau
pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian (event) yang dapat menandai
pengakuan pendapatn yaitu:
1. Kepastian perubahan
produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang sah atau
semacamnya (misalnya kontrak penjualan).
2. Penguatan
atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya aset lancar
(kas, setara kas, atau piutang).
Kriteria
pengakuan pendapatan. FASB mengajukan dua kriteria pengakuan
pendapatan (dan untung) yang keduanya harus dipenuhi yaitu (SFAC No. 5, prg.
83):
a. Terealisasi
atau cukup pasti terealisasi.
b. Terbentuk
atau terhak.
Saat
pengakuan pendapatan. Berikut ini dibahas berbagai kaidah
pengakuan (recognition rule) dan masalah teoritisnya.
a. Pada
saat kontrak penjualan. Dapat terjadi perusahaan telah menanda tangani kontrak
penjualan dan bahkan sudah menerima kas untuk seluruh nilai kontrak ntetapi
perusahaan belum memproduksi barang.
b. Selama
proses produksi secara bertahap. Dalam industri tertentu, pembuatan
produk memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini dapat dilakukan
dengan; Akresi, apresiasi, dan penghematan kos.
c. Pada
saat produk selesai.
d. Pada
saat penjualan. Misalnya; kembalian dan potongan tunai, kos Purna-jual,
kerugian piutang, transaksi penjualan.
e. Pada
saat kas terkumpul. Misalnya; jasa dikonsumsi dalam jangka pendek, jasa
dikonsumsi dalam jangka panjang, argumen pendukung, alasan penyanggah, prosedur
akuntansi dasar kas, biaya administrasi dan penjualan.
Saat
Pengakuan Penjualan Jasa. AICPA memberikan kaidah pengkuan umum
untuk penjualan jasa sebagai berikut.
1. Kalau
pemberian jasa (performance) terdiri
atas pelaksanaan satu pekerjaan atau tindakan (act), pendapatan harus di akui saat pekerjaan tersebut dilakukan.
2. Bertahap
secara proporsional.
3. Saat
pekerjaan selesai.
4. Jika
tidak dapat kepastian, pendapatan bisa diakui setelah kas terkumpul.
Pedoman
Umum Pengakuan Pendapatan. FASB meringkas pedoman ini dalam SFAC
No. 5, prg. 84 sebagai berikut.
a. Kriteria
terbentuk dan terealisasi biasanya dipenuhi pada saat produk atau barang
dagangan diserahkan kepada konsumer.
b. Kalau
kontrak penjualan atau penerimaan kas mmendahului produksi dan pengiriman, maka
pendapatan dapat diakui setalah terhak dan pengiriman.
c. Kalau
produk dikontrak sebelum diproduksi, pendapatan dapat diakui secara bertahap.
d. Kalau
jasa diberikan secara menerus dengan kontrak harga yang pasti, pendapatan dapat
diakui bersamaan dengan berjalannya waktu.
e. Kalau
produk ditukarkan dengan aset non moneter yang tidak dapat segera dikonversi menjadi
kas, pandapatan dapat diakui pada saat mereka terhak.
f. Kalau
ketertagihan aset yang diterima untuk produk meragukan, pendapatan dapat diakui
atas dasar kas yang terkumpul.
Prosedur
pengakuan. Saat atau kaidah pengakuan pendapatan diatas
merupakan ketentuan pada level penetap standar.
DAFTAR PUSTAKA
Suwardjono,
2013, Teori Akuntansi: Aset, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment