Sunday, June 7, 2015

AKUNTANSI PENDAPATAN


Pengertian Pendapatan
Terdapat beberapa sumber yang menjelaskan mengenai definisi dari pendapatan, diantaranya adalah menurut FASB dalam SFAC No. 6, IAI yang mengadopsi definisi dari IASC, dan APB No. 4. dari beberapa sumber tersaebut dapat didaftar beberapa kharakteristik yang membentuk pengertian pendapatan dan untung. Kharakteristik tersebut adalah kenaikan aset, operasi utama berlanjut, penurunan kewaiban, suatu entitas, produk perusahaan, pertukaran produk, menyandang beberapa nama, dan mengakibatkan kenaikan ekuitas.

Dalam SFAC No. 6, FASB mendefinis pendapatan dan untung sebagai berikut.
 revenue are inflows or other enchasement of asset of an entity or settlements of its liabilities (or combination of both) from delivering or producing goods, rendering service, or other activities that constitute the entity’s ongoimg major or central operatons. (prg. 78)

Platton dan Litlleton mengkarakteristisasi pendapatan sebagai berikut.
Revenue is the product of the entreprise, measured by the amount of news assets received of costumers;..stated in terms of assets the revenue of enterprise is represented, finally of the fund from the customer or patrons is exchange for the product of the business, either commodities or services.(hlm. 47)

Pendapatan dapat diadakan ada jika terjadi suatu transaksi atau kejadian yang menaikkan aset atau menimbulkan aliran masuk kas. Paton dan Littleton menyebutkan transaksi, kejadian dan peristiwa yang dapat menambah aset, yaitu: transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor, laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, hadiah, donasi atau temuan, revaluasi aset yang telah ada, dan penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang atau jasa). Pendefinisian pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendefinisian dengan konsep aliran masuk.
Banyak argumen yang diajukan mengenai pembedaan definisi antara pendapatan dan untung. FASB membatasi pendapatan hanya untuk kenaikan aset yang berkaitan dengan operasi utama. Sedangkan IAI dan APB tidak memebdakan pendapatan dan untung, dan keduanya digabung dalam konsepincome. Seperti halnya pendapatan, terdapat kharakteristik yang membentuk pengertian untun, yaitu kenaikan ekuitas, transaksi periferal atau insidental, dan selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik. FASB melalui SFAC No. 6 merinci lebih lanjut mengenai transaksi, kejadian atau keadaan yang menimbulkan untung, yaitu periferal dan insidental, transfer nontimbal-balik, penahanan aset, dan faktor lingkungan.
Tidak semua kenaikan dari aset dapat disebut sebagai pendapatan. Kegiatan sentral menerus atau berlanjut merupakan kharakteristik yang membatasi kenaikan aset sebagai pendapatan. Menurut kharakteristik operasi utama berlanjut, pendapatan merupakan produk perusahaan yang dihasilkan sebagai upaya produktif. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan bisa diklasifikasikan sebagai pendapatan operasi dan non operasi.
Kharakteristik lain yang membentuk definisi pendapatan adalah penurunan kewajiban. Penurunan Kewajiban terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya misalnya menerima pembayaran di muka dari pelanggan. Penerimaan ini merupakan kewajiban sampai ada kegiatan dari perusahaan berupa pengiriman barang atau pelaksanaan jasa. Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan.
Kata entitas atau perusahaan dimasukkan dalam pendefinisian suatu pendapatan, hal ini mengisyaratkan bahwa konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefiisian. Pendapatan merupakan kenaikan aset, dimana aset tersebut dikuasai oleh perusahaan. Akan tetapi, antara perusahaan dan pemilik mempunyai hubungan hutang piutang sehingga pada aset naik sebagai pendapatan, utang perusahaan kepada pemilik juga naik dalam jumlah yang sama.

Karakteristik-karakteristik pendapatan:
Aliran masuk atau Kenaikan aset. Paton dan litleton (1970, hlm. 47) menyebutkan bahwa aset dapat bertambah karena berbagai transaksi, kejadian atau keadaan sebagai berikut.
a.       Transaksi yang berasal dari kreditor dan investor
b.      Laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, suart berharga, segmen bisnis dan anak perusahaan.
c.       Hadiah, donasi, atau temuan
d.      Revaluasi aset yang telah ada
e.       Penyedaiaan dan atau penyerahan produk (barang atau jasa).

Operasi utama berlanjut. Kegiatan utama atau sental yang menerus atau berlanjut merupakan karakteristik yang membatasi kenaikan yang dapat disebut pendapatan. Kenaikan aset harus berasal dari kegiatan operasi dan bukan berasal dari kegiatan pendanaan dan investasi. Pengertian operasi utama disini lebih dikaitkan sebagai dengan tujuan utama perusahaan yaitu menghasilkan produk dan jasa untuk mendatangkan laba (profit-directed activities) dan bukan untuk membatasi jenis produk utama dan produk samping.

Operasi dan Non-Operasi. Produk yang dihasilkan secara tidak rutin insidental sering dianggap sebagai pos pendapatan “nonoperasi” dan dipisahkan penyajiannya. Pembedaan memang perlu tetapi mengklasifikasinnya sebagai  non-operasi dapat menyesatkan dalam pengukuran kinerja atau daya melaba perusahaan.

Penurunan kewajiban. Pendapatan tidak hanya didefinisikan dengan kenaikan aset tetapi juga dari penurunan atau pelunasan kewajiban. Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya misalnya menerima pembayaran dimuka dari pelanggan.

Suatu Entitas. Hubungan perusahaan dengan pemilik adalah hutang-piutang, pada saat aset naik sebagai pendapatan utang perusahaan kepada pemilik juga naik dengan jumlah yang sama.

Produk Perusahaan. Produk merupakan capaian dari tiap kegiatan produktif. Dengan pengertian ini, pendapatan terbentuk atau terhimpun bersamaan dengan atau selama kegiatan produktif tanpa harus menunggu kejadian (event) atau saat penyerahan produk kepada pelanggan. Disini pendapatan didefinisi secara fisis dan bukan secara moneter. Kam merinci kedua aliran (Fisis dan Moneter) tersebut yaitu:
Aliran fisis berupa:
1.      Kejadian memproduksi dan menjual produk (output).
2.      Objek, yaitu produk fisis itu sendiri.

Aliran moneter berupa:
1.      Kejadian menaikanya nilai aset  perusahaan karena produksi atau penjualan produk ke konsumer.
2.      Objek, yaitu jumlah rupiah (kos atau nilai) aset atau produk yang dihasilkan atau di jual.

Pertukaran. Paton dan littleton memasukan kata pertukaran (exchange) dalam definisinya karena pendapatan  akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak independen.

Berbagai bentuk dan nama. Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan perdagangan  misalnya disebut penjualan, Jasa dapat diberi pewatas untuk menunjukan kegiatan yang diberikan misalnya pendapatan sewa, jasa angkutan, dan bunga.

Untung. Kata-kata kunci yang melekat pada pengertian untung:
1.      Kenaikan ekuitas (aset bersih).
2.      Transaksi periferal atau insidental.
3.      Selain yang berupa pendapatan atau oleh investasi pemilik.

Menurut FASB karakteristik untung adalah sebagai berikut (SFAC No. 6, prg. 85):
a.       Periferal dan insidental: misalnya penjualan investasi dalam surat berharga, penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo.
b.      Transfer Non-Timbal balik dengan pihak lain: misalnya hadiah dan donasi (bagi organisasi non-profit) dan penerimaan ganti rugi pemenangan perkara hukum.
c.       Penahanan aset: misalnya kenaikan harga sekuritas investasi, kenaikan nilai-tukar valuta asing dan kenaikan karena penahanan sediaan.
d.      Faktor Lingkungan: misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang melebihi kos aset yang rusak.

Pengakuan pendapatan. Pengakuan adalah pencatatan rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Pendefinisian pendapatan harus dipisahkan dari pengetian pengakuan pendapatan. Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh karena itu secara konseptual, pendapatan hanya diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran dan keterandalan. Kualitas tersebut harus dioperasionalkan dalam bentuk kriteria pengakuan pendapatan.
Untuk memenuhi kualitas keterukuran dan reliabilitas dan untuk memenuhi konsep dasar upaya dan hasil, kriteria pengakuan pendapatan didasarkan atas dua konsep yang saling melengkapi yaitu untuk dapat mengakui pendapatan, pembentukan pendapatan harus dikonfirmasi dengan realitas. FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan yang keduanya harus dipenuhi, yaitu: terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi, terbentuk/terhak. Meskipun harus dipenuhi, bobot pentingnya dua kriteria tersebut bisa berbeda untuk keadaan tertentu.
Terbentuknya pendapatan tidak harus selalu mendahului realisasi pendapatan. Pendapatan baru dapat diakui kalau dipenuhi syarat-syarat yaitu keterukuran nilai aset, adanya suatu transaksi, dan proses penghimpunan secara substansial telah selesai.


Pembentukan pendapatan. Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul karena kegiatan produktif  atau karena kejadian tertentu (misalnya penjualan).

Realisasi pendapatan. Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen (pembeli) untuk membayar produk baik produk telah selesai dan diserahkan ataupun belum dibuat sama sekali. Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian (event) yang dapat menandai pengakuan pendapatn yaitu:
1.   Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya (misalnya kontrak penjualan).
2.   Penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya aset lancar (kas, setara kas, atau piutang).

Kriteria pengakuan pendapatan. FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan (dan untung) yang keduanya harus dipenuhi yaitu (SFAC No. 5, prg. 83):
a.       Terealisasi atau cukup pasti terealisasi.
b.      Terbentuk atau terhak.

Saat pengakuan pendapatan. Berikut ini dibahas berbagai kaidah pengakuan (recognition rule) dan masalah teoritisnya.
a.       Pada saat kontrak penjualan. Dapat terjadi perusahaan telah menanda tangani kontrak penjualan dan bahkan sudah menerima kas untuk seluruh nilai kontrak ntetapi perusahaan belum memproduksi barang.
b.      Selama proses produksi secara bertahap. Dalam industri tertentu,  pembuatan produk memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini  dapat dilakukan dengan; Akresi, apresiasi, dan penghematan kos.
c.       Pada saat produk selesai.
d.      Pada saat penjualan. Misalnya; kembalian dan potongan tunai, kos Purna-jual, kerugian piutang, transaksi penjualan.
e.       Pada saat kas terkumpul. Misalnya; jasa dikonsumsi dalam jangka pendek, jasa dikonsumsi dalam jangka panjang, argumen pendukung, alasan penyanggah, prosedur akuntansi dasar kas, biaya administrasi dan penjualan.

Saat Pengakuan Penjualan Jasa. AICPA memberikan kaidah pengkuan umum untuk penjualan jasa sebagai berikut.
1.      Kalau pemberian jasa (performance) terdiri atas pelaksanaan satu pekerjaan atau tindakan (act), pendapatan harus di akui saat pekerjaan tersebut dilakukan.
2.      Bertahap secara proporsional.
3.      Saat pekerjaan selesai.
4.      Jika tidak dapat kepastian, pendapatan bisa diakui setelah kas  terkumpul.

Pedoman Umum Pengakuan Pendapatan. FASB meringkas pedoman ini dalam SFAC No. 5, prg. 84 sebagai berikut.
a.       Kriteria terbentuk dan terealisasi biasanya dipenuhi pada saat produk atau barang dagangan diserahkan kepada konsumer.
b.      Kalau kontrak penjualan atau penerimaan kas mmendahului produksi dan pengiriman, maka pendapatan dapat diakui setalah terhak dan pengiriman.
c.       Kalau produk dikontrak sebelum diproduksi, pendapatan dapat diakui secara bertahap.
d.      Kalau jasa diberikan secara menerus dengan kontrak harga yang pasti, pendapatan dapat diakui bersamaan dengan berjalannya waktu.
e.       Kalau produk ditukarkan dengan aset non moneter yang tidak dapat segera dikonversi menjadi kas, pandapatan dapat diakui pada saat mereka terhak.
f.       Kalau ketertagihan aset yang diterima untuk produk meragukan, pendapatan dapat diakui atas dasar kas yang terkumpul.

Prosedur pengakuan. Saat atau kaidah pengakuan pendapatan diatas merupakan ketentuan pada level penetap standar.


DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono, 2013, Teori Akuntansi: Aset, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.











No comments: