Ø KESELARASAN
TUJUAN
Tujuan utama dari sistem pengendalian manajemen adalah
memastikan (sejauh mungkin) tingkat “keselaran tujuan (goal congruence)” yang
tinggi. Dalam proses yang sejajar dengan kepentingan pribadi mereka sendiri,
yang sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan.
Manajemen senior menginginkan agar organisasi mencapai
tujuan organisasi. Tetapi anggota individual organisasi mempunyai tujuan
pribadi masing-masing yang tidak selalu konsisten dengan tujuan organisasi.
Dengan demikian, tujuan utama dari sistem pengendalian manajemen adalah
memastikan tingkat keselarasan tujuan yang tinggi. Sistem pengendalian yang
memadai setidaknya tidak akan mendorong individu untuk bertindak melawan
kepentingan organisasi. Misalnya, bila sistem menekankan pada pengurangan biaya
dan manajer merespons dengan cara mengurangi biaya dalam unit nya sendiri
dengan cara mengalokasikan jumlah yang lebih besar ke unit lain, maka manajer
telah termotivasi, tetapi kea rah yang keliru.
Dalam memgevaluasi praktik pengendalian manajemen, ada
dua pertanyaan penting yang diajukan:
1.
Tindakan apa yang memotivasi orang
untuk bertindak demi kepentingan diri mereka sendiri?
2.
Apakah tindakan-tindakan ini sesuai
dengan kepentingan organisasi tersebut?
Ø FAKTOR-FAKTOR
INFORMAL YANG MEMPENGARUHI KESELARASAN TUJUAN
Baik sistem formal maupun proses informal mempengaruhi
perilaku manusia dalam organisasi perusahaan, konsekuensinya, kedua hal
tersebut akan berpengaruh pada tingkat pencapaian keselarasan tujuan. Namun hal
yang juga untuk diperhatikan oleh para perancang sistem pengendalian formal
adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan proses informal, seperti etos kerja,
gaya manajemen, dan budaya yang melingkupi, karena untuk menjalankan strategi
organisasi secara efektif mekanisme formal harus berjalan seiring dengan mekanisme
informal. Oleh karena itu, sebelum sistem formal didiskusikan, akan diuraikan
faktor-faktor informal, baik yang bersifat internal maupun eksternal, yang
memainkan peranan kunci dalam rangka meraih keselasan dengan tujuan perusahaan.
1. Faktor-faktor
Eksternal
Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma mengenai
perilaku yang diharapkan dalam masyarakat, di mana organisasi menjadi
bagiannya. Norma-norma ini mencakup sikap, yang secara kolektif sering juga
disebut etos kerja, yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap
organisasi, keuletan, semangat, dan kebanggan yang dimiliki oleh pegawai dalam
menjalankan tugas secara tepat waktu. Beberapa sikap di atas bersifat
lokal-yaitu spesifik untuk kota atau wilayah di mana organisasi beroperasi. Dalam rangka mendorong perusahaan untuk beroperasi di kota atau negara
mereka, para anggota dagang dan berbagai organisasi promotor lainnya sering
mengkampanyekan bahwa ditempat mereka terdapat tenaga kerja yang loyal dan
ulet. Sikap dan norma-norma lainnya bersifat spesifik terhadap jenis
industrinya.
2. Faktor-faktor
Internal
1. Budaya
Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam
organisasi itu sendiri, yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang
dianut, norma-norma perilaku serta asumsi-asumsi yang implisit diterima dan
secara eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Norma-norma
budaya sangatlah penting karena hal tersebut bisa menjelaskan mengapa dua
perusahaan dengan sistem pengendalian manajemen formal yang sama, bervariasi
dalam hal pengendalian actual.
Budaya sebuah perusahaan
biasanya tidak pernah berubah selama bertahun-tahun. Budaya organisasional juga
sangat dipengaruhi oleh personalitas dan kebijakan CEO, serta oleh personalitas
dan kebijakan para manajer pada tingkat yang lebih rendah di area-area yang
menjadi tanggungjawab mereka. Jika organisasi memiliki sebuah serikat pekerja,
maka aturan-aturan dan norma-norma yang diterapkan oleh serikat pekerja juga
berpengaruh besar pada budaya organisasi perusahaan.
2. Gaya
Manajemen
Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang
paling kuat terhadap pengendalian manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya,
sikap-sikap bawahan mencerminkan aoa yang mereka anggap sebagai sikap atasan
mereka, dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pada apa yang menjadi
sikap CEO. Para manajer memiliki kualitas dan gaya yang beragam. Beberapa
diantaranya memilki kharisma dan ramah; sementara yang lain ada yang bergaya
agak santai. Ada manajer yang banyak melewatkan waktunya dengan melihat-lihat
dan berbicara pada banyak orang manajemen dengan cara berkeliling (management
by walking around); sementara ada juga manajer yang menyibukkan dirinya dengan
menulis laporan.
3. Organisasi
Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan
hubungan-hubungan formal yaitu, pemegang otoritas resmi dan bertanggung jawab
dari setiap manajer. Kenyataan-kenyataan yang ditemui selama berlangsungnya
proses pengendalian manajemen tidak bisa dipahami tanpa mengenali arti
penting dari hubungan-hubungan yang menyusun di organisasi yang bersifat
informal.
4. Persepsi
dan Komunikasi
Dalam upaya meraih tujuan-tujuan organisasi, para
manajer operasi harus mengetahui tujuan dan tindakan-tindakan yang harus
diambil untuk mencapainya. Mereka menyerap informasi ini dari berbagai jalur,
baik itu jalur formal (seperti anggaran dan dokumen-dokumen resmi lainnya)
ataupun jalur informal (seperti dari bahan obrolan yang tidak resmi).
Pesan-pesan yang diserap dari berbagai sumber ini bisa
jadi bertentangan satu sama lain, atau bahkan memiliki interpretasi yang sangat
beragam. Maka komunikasi perlu dibangun menyamakan persepsi.
Ø SISTEM
PENGENDALIAN FORMAL
Pengaruh besar lainnya adalah sistem yang bersifat
formal. Sistem ini bisa kita klasifikasikan ke dalam dua jenis: (1) sistem
pengendalian manajemen itu sendiri dan (2) aturan-aturan.
1. Aturan-aturan
Kita menggunakan istilah :aturan-aturan sebagai
seperangkat tulisan yang memuat semua jenis instuksi dan pengendalian, termasuk
di dalamnya adalah instruksi-instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur
standar operasi, panduan-panduan, dan tuntunan-tuntunan etis. Aturan-aturan itu beragam sifatnya, mulai dari yang sangat remeh (klip
kertas hanya diberikan jika diminta melalui daftar permintaan yang
ditandatangani secara resmi) hingga aturan yang sangat penting ( pengeluaran
modal lebih dari 5 juta harus mendapat persetujuan dewan direksi). Tidak
seperti arahan-arahan yang bersifat implicit dalam jumlah anggaran, yang bisa
jadi berubah dari bulan ke bulan, hamper semua aturan biasanya bersifat jangka
panjang; yaitu, aturan-aturan tersebut akan selalu ada sampai aturan-aturan itu
dimodifikasi, yang jarang terjadi.
Beberapa jenis aturan bisa dilihat di bawah ini :
1. Pengendalian
Fisik
Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan
besi, passwords komputer, televise pengawas, dan pengendalian fisik lainnya
merupakan bagian dari struktur pengendalian.
2. Manual
Ada banyak pertimbangan untuk memutuskan aturan-aturan
mana yang harus dituliskan ke dalam panduan, mana yang mesti diklasifikasikan
sebagai pedoman, seberapa banyak toleransi yang diperbolehkan dan beberapa
pertimbangan lainnya. Manual dalam organisasi birokratis jauh lebih rinci
dibandingkan dengan aturan organisasi lain. Organisasi besar memilki panduan
dan aturan yang lebih banyak dibandingkan dengan organisasi-organisasi lain
yang lebih kecil. Organisasi yang tersentralisasi memiliki banyak aturan
dibandingkan dengan organisasi yang terdesentralisasi. Dan yang terakhir,
organisasi memiliki unit-unit yang tersebar secara geografis (seperti jaringan
restoran cepat saji) mempunyai lebih banyak aturan dibandingkan dengan
organisasi yang terpusat secara geografis.
3. Pengamanan
Sistem
Berbagai pengamanan sistem di rancang ke dalam sistem
pemrosesan informasi untuk menjamin agar informasi yang mengalir melalui sistem
itu akan bersifat akurat dan untuk mencegah kecurangan. Hal ini meliputi:
pemeriksaan silang secara terinci; pembubuhan tanda tangan dan bukti-bukti lain
bahwa sebuah transaksi telah dijalankan; melakukan pemilihan; menghitung uang
yang ada dan aktiva-aktiva yang mudah di bawa sesering mungkin; serta sejumlah
prosedur lain. Hal tersebut juga mencakup pengecekan sistem yang dilakukan oleh
auditor internal dan eksternal.
4. Sistem
Pnegendalian Tugas
Pengendalian tugas didefinisikan sebagai proses untuk
menjamin bahwa tugas-tugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisisen.
Kebanyakan dari tugas-tugas itu dikendalikan melalui peraturan-peraturan. Jika
sebuah tugas dijalankan menggunakan mesin otomatis, maka sistem otomatis itu
sendiri akan menyediakan pengendalian.
2. Proses
Kendali Secara Formal
Suatu perencaan strategis akan melaksanakan tujuan dan
strategi organisasi. Seluruh informasi yang tersedia dipergunakan untuk membuat
perencanaan ini. Perencanaan strategis tersebut kemudian di konversi menjadi
anggaran tahunan yang fokus pada pendapatan dan belanja yang direncanakan untuk
masing-masing pusat tanggung jawab. Pusat tanggung jawab ini juga dituntun oleh
aturan-aturan dan infornasi formal lain. Pusat tanggung jawab menjalankan
operasi-operasi yang ditugaskan, dan hasilnya kemudian di nilai dan dilaporkan.
Hasil-hasil aktual kemudian dibandingkan dengan anggaran untuk menentukan
apakah kinerjanya memuaskan atau tidak.
Ø JENIS-JENIS
ORGANISASI
Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar
terhadap strukturnya. Pada gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi
rancangan sistem pengendalian manajemen organisasi. Meskipun kualitas dan
ukuran organisasi itu sangat beragam, setidaknya organisasi bisa dikelompokkan
ke dalam tiga kategori umum :
1. Stuktur
fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungi-fungsi yang
terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
2. Struktur
unit bisnis, di dalamnya para unit manager bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai
bagian independen dari perusahaan.
3. Struktur
matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.
1. Organisasi-organisasi
fungsional
Alasan dibalik bentuk organisasi fungsional melibatkan
gagasan mengenai seorang manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk
mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan
dengan manajer umum yang kurang memilki pengetahuan khusus. Seorang manajer
pemasaran dan seorang manajer produksi yang terampil kemungkinan besar akan
mampu mengambil keputusan yang lebih baik di bandingkan dengan seorang manajer
yang bertanggung jawab atas kedua bidang itu sekaligus. Lebih lanjut lagi,
seorang spesialis yang terampil harus mampu melakukan supervisi atas para buruh
yang bekerja dalam bidang yang sama secara lebih baik dibandingkan dengan
seorang manajer generalis. Oleh karena itu, keuntungan terpenting dari struktur
fungsional adalah efisiensi.
Ada sejumlah kelemahan pada struktur fungsional.
Pertama, dalam sebuah organisasi fungsional terdapat ketidakjelasan dalam
menentukan efektivitas manajer fungsional secara terpisah (seperti manajer
produksi dan manajer pemasaran) karena tiap fungsi tersebut sama-sama
memberikan kontribusi pada hasil akhir. Oleh karena itu, tidak ada cara untuk
menentukan bagian dari laba yang dihasilkan masing-masing fungsi.
Kedua, jika organisasi, terdiri dari beberapa manajer
yang bekerja dalam satu fungsi yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat
yang lebih tinggi dari fungsi tersebut, maka perselisihan antar para manajer
dari fungsi-fungsi berbeda hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun
perselisihan itu berasal dari tingkatan organisasi yang lebih rendah.
Ketiga, struktur fungsional tidak memadai untuk
diterapkan pada sebuah perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam.
2. Unit-unit
Bisnis
Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi
dirancang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat pada struktur
fungsional. Suatu unit bisnis, yang juga disebut sebagai divisi, bertanggung
jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk.
Unit bisnis tersebut bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan dan
koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang terpisah.
Meskipun manajemen unit bisnis
menjalankan wewenang yang sangat luas terhadap unit-unitnya, kantor pusat tetap
memiliki sejumlah hak preogratif. Setidaknya kantor pusat bertanggungjawab
untuk memperoleh dana bagi perusahaan secara keseluruhan dan mengalokasiakannya
ke berbagai unit bisnis sesuai dengan pemanfaatannya secara maksimal.
Keuntungan dari perusahaan
bentuk unit bisnis adalah bahwa struktur ini bisa berfungsi sebagai tempat
pelatihan bagi manajemen secara umum. Seorang manajer unit bisnis dituntut
untuk bisa menunjukkan semangat kewirausahaan yang sama seperti yang dipunyai
CEO dari perusahaan independent.
3. Implikasi
terhadap Rancangan Sistem
Jika kemudahan dalam pengendalian merupakan
satu-satunya kriteria, maka semua perusahaan akan diorganisasikan ke dalam
unit-unit bisnis. Hal ini disebabkan karena dala organisasi unit bisnis, setiap
manajer unit harus bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan setiap produk
yang dihasilkan oleh unitnya guna menghasilkan laba, melakukan perencanaan,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan elemen-elemen yang berpengaruh pada
kemampuan itu.
Ø FUNGSI
KONTROLER
Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan
mengoperasikan sistem pengendalian manajemen disebut sebagai seorang kontroler.
Sebenarnya, di banyak organisasi, jabatan orang ini adalah chief financial
officer (CFO).
Kontroler biasanya menjalankan fungsi-fungsi
sebagai berikut:
1. Merancang
dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.
2. Menyiapkan
pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk pengembalian pajak) kepada
para pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya.
3. Menyiapkan
dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan-laporan ini untuk
para manajer, menganalisis program dan proposal-proposal anggaran dari berbagai
segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara
keseluruhan.
4. Melakukan
supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk
menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai terhadap
pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.
5. Mengembangkan
personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam pendidikan
personel manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendali.
1.
Relasi ke Jajaran Organisasi
Fungsi pengendalian adalah fungsi staf. Meskipun
seorang kontroler biasanya bertanggung jawab untuk merancang maupun
mengoperasikan sistem yang mengumpulkan dan melaporkan informasi, pemanfaatan
informasi ini adalah tanggung jawab jajaran manajemen. Seorang pengendali barangkali bertanggungjawab untuk mengembangkan dan
menganalisis tolak ukur yang digunakan untuk melakukan pengendalian serta
merekomendasikan tindakan-tindakan yang diperlukan kepihak manajemen.
Kontroler tidak membuat ataupun mendorong pihak
manajemen untuk mengambil keputusan. Tanggung jawab untuk menjalankan
pengendalian sesungguhnya berasal dari CEO lalu turun ke bawah
melalui jalur organisasi.
Para kontroler juga memainkan
peran penting dalam mempersiapkan perencanaan strategis dan anggaran. Mereka
sering diminta untuk melakukan penelitian secara cermat atas laporan kineja
untuk menjamin asuransi dan untuk menarik perhatian jajaran manajer terhadap
pos-pos yang membutuhkan penyelidikan lebih lanjut. Dalam kapasitas ini, para
kontroler bertindak seperti layaknya manajer. Perbedaannya adalah bahwa
keputusan mereka dapat dibatalkan oleh jajaran manajer, kepada siapa para
manajer bawahan bertanggung jawab.
2.
Kontroler Unit Bisnis
Para kontroler unit bisnis mau tidak mau telah membagi
loyalitas mereka. Pada satu sisi, mereka berutang kesetiaan pada kontroler,
korporat, yang memegang tanggung jawab operasi sistem pengendalian secara
keseluruhan. Disisi lain, mereka juga berutang kesetian pada para manajer di
unit mereka, yaitu pihak kepada siapa mereka memberikan bantuan.
Di beberapa perusahaan,
kontroler unit bisnis memberikan laporan kepada manajer unit bisnis memberikan
laporan kepada manajer unit bisnis dan mereka dihubungkan dengan garis putus-putus ke kontroler korporat.
Di sini, manajer umum unit bisnis adalah atasan langsung kontroler, dan dia
memiliki wewenang dalam mempekerjakan, melatih, memindahkan, memberikan
kompensasi, mempromosikan, dan memecat para kontroler di unit yang
bersangkutan. Akan tetapi, keputusan semacam ini jarang dibuat tanpa masukan
dari kontroler korporat.
Studi kasus “Rendell Company”
SEJARAH PERUSAHAAN
Rendell
Company ini didirikan pada tahun 1968 dengan tujuan memberikan representasi
kualitas tinggi untuk pasar elektronik di Illinois dan Wisconsin.
Rendell
Company memiliki tujuh divisi operasi : yang terkecil mempunyai angka penjualan
per tahun sebesar $ 50 juta, sementara angka penjualan per tahun yang terbesar
sebanyak $500 juta. Masing-masing divis bertanggung jawab kepada bagian
pembuatan dan pemasaran di sektor produksinya masing-masing. Sejumlah bagian
dan komponen di transfer di antara divisi, namun volume bisnis antar divisinya
tidaklah besar.
Fred Bevin
adalah seorang pengontrol pada Pengontrol Divisi dari Perusahaan Rendell.
Pengontrol Divisi bertanggung jawab pada financial accounting internal,
auditing, dan analysis of capital budgeting requests. Fred Bevins merasa tidak
puas karena selama ini Pengontrol Divisinya hanya melaporkan pekerjaan kepada
atasaannya yaitu General Manager Divisi. General Manager Divisi membicarakan
budget divisinya dengan manajemen puncak dan Pengontrol Divisi hanya diminta
untuk membicaraka hal-hal teknis dan dia diberlakukan sebagai staff. Dengan
ketidakpuasaan akan tindakan General Manager Divisi ini menginspirasi Bevins
untuk membuat perubahan dengan menerapkan cara baru yang pernah dipelajari di
Martex Company yaitu menerapkan penggambaran tugas dan tanggung jawab
organisasi. Caranya adalah pengawas organisasi dibebani dengan tanggung jawab
dalam menetapkan standar biaya dan keuntungan perusahaan serta mengambil
tindakan yang tepat untuk melihat apakah standar ini sudah tercapai atau belum.
Fred bevins sebagai seorang pengendali perusahaan Rendell Company sangant
prihatin terhadap status organisasi dari para pengendali divisi dalam
perusahaan. Selama ini para pengendali divisi memberikan laporan kepada manajer
umum divisi mereka. Bevins menginginkan perubahan struktur organisasi
pengendali divisi, dengan mengamati penerapan pengendalian di perusahaan lain
yaitu perusahaan Martex. Organisasi pengendali perusahaan bertanggung jawab
atas pencatatan keuangan, auditing internal, dan analisis permintaan anggaran
modal. Di perusahaan saat ini telah terdapat system pengendalian anggaran, akan
tetapi pelaporan dilakukan langsung oleh divisi operasi kepada manajemen puncak
tanpa melalui analisis yang mendalam oleh pengendali perusahaan. Bevins
menginginkan peran lebih aktif dan lebih dalam dari organisasi control
perusahaan dalam proses penentuan anggaran dan analisa kinerja.
LANDASAN TEORI
Perilaku Dalam Ekonomi
System
pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. System pengendalian
manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki
tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk
meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi.
A.
Keselarasan Tujuan
Tujuan utama
dari system pengendalian manajemen adalah memastikan (sejauh mungkin) tingkat
keselarasan tujuan yang tinggi. Dalam proses yang sejajar dengan tujuan,
manusia diarahkan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan
pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan.
B.
Faktor-faktor Informal yang Mempengaruhi Keselarasan
Tujuan
Hal yang
diperhatikan oleh para perancang system pengendalian formal adalah aspek-aspek
yang berkaitan dengan proses informal, seperti etos kerja, gaya manajemen, dan
buadaya yang melingkupi, karena untuk menjalankan strategi organisasi secara
efektif mekanisme formal harus berjalan seiring dengan mekanisme informal.
1. Faktor-faktor
Eksternal
Faktor-faktor
eksternal adalah norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan didalam
masyarakat, dimana organisasi menjadi bagiannya. Norma-norma ini mencakup
sikap, yang secara kolektif sering juga diseut sebagai eots kerja, yang
diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan, semangat
dan juga kebanggaan yang dimmiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas.
2. Faktor-faktor
Internal
a. Budaya
Faktor
internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu sendiri, yang
meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku
serta asumsi-asumsi yang secara implicit diterima dan yang secara ekspisit
dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi.
b. Gaya
Manajemen
Faktor
internal yang barangkali memiliki dampak yang paling kuat terhadap pengendalian
manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya, sikap-sikap bawahan mencerminkan apa
yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada
akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap CEO.
c. Organisasi
Informal
Garis-garis
dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan formal, yaitu pemegang
saham otoritas resmi dan tanggung jawab-dari setiap manajemen.
d. Persepsi dan
Komunikasi
Dalam upaya
meraih tujuan-tujuan organisasi, para manajer harus mengetahui tujuan dan
tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapainya.
C.
Jenis – Jenis Organisasi
Strategi suatu
perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya. Pada gilirannya,
jenis struktur akan mempengaruhi rancangan system pengendalian manajemen
organisasi. Organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum :
1. Struktur
fungsional, didalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas
fungsi-fungsi yang terspesialisasi seperti produksi.
2. Struktur
unit bisnis, didalamnya para unit manajer bertanggung jawab
atas aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi
sebagai bagain yang semi-independen daro perusahaan.
3. Struktur
matriks, didalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.
D.
Fungsi Kontroler
Orang yang
bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan system pengendalian
manajemen disebut sebagai kontroler. Kontroler biasanya menjalankan
fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Merancang
dan mengoperasikan informasi serta system pengendalian
2. Menyiapkan
pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada para pemegang saham dan
pihak-pihak eksternal lainnya
3. Menyiapkan
dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan lapora-laporan ini untuk
para manajer, menganalisi program dan proposal-proposal anggaran dari berbagai
segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannna ke dalam anggaran tahunan secara
keseluruhan.
4. Melakukan
supervise audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk
menjamin validitas informasi, menetapkan pengaman yang memasai terhadap
pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.
PERMASALAHAN
1. Rendell
ternyata mengalami kesulitan melaksanakan teknik pengendalian yang lebih
modern, dikarenakan adanya hubungan yang kurang baik atau tidak saling
mendukung antara pengendali korporat dan divisi, yang mengakibatkan terjadinya
tambahan biaya anggaran perusahaan untuk memperbaiki hal tersebut.
2. Randell
memiliki permasalahan peran pengendali korporasi dan pengendali divisi yang
mana hubungan informasi antar keduanya kurang transparan.
3. Randell
ingin mengubah peran organisasi pengendali perusahaan agar dapat mengikuti
seperti peran pengendali perusahaan di perusahaan lain, yakni : Martex Company.
Bukti Kasus
William
Harrigan adalah manager di kantor pusat Rendell Company dan dia mantan
pengontrol seniordi satu divisi perusahaan Rendell selama 25 tahun. Pengontrol
Perusahaan sering menanyakan kepada divisinya : Apakah divisi anda dapat
berjalan baik jika perusahaan memotong sekian $x diluar budget periklanan?
Apakah divisi anda yakin perkiraan penghematan biaya pada peralatan ini
realistis? Walaupun pengontrol tahu kondisi sebenarnya dan dia tidak setuju
dengan perusahaan pengontrol,Harrigan tidak boleh mengatakan demikian. Bila ada
ketidakberesan dalam divisi (budget berlebih) dan situasi yang buruk maka hal
itu tidak akan di jadikan berita di laporan operasional, sehingga hal ini
membuat pekerjaan Harrigan menjadi sulit. Tapi Harrigan tidak menjadikan hal
ini sebagai masalah karena jika dia menerapkan metode klaim (mengumumkan adanya
ketidaksesuaian) dari Martex maka Pengontrol Divisi tidak akan menjadi bagian
dari kelompok menejemen itu lagi.
Kesimpulan
Karena
sistem akuntansi sudah lama berada di perusahaan, perubahan mungkin tidak mudah
diterima oleh divisi yang bersangkutan. Perubahan tersebut dapat menyebabkan
kegagalan fungsi dalam struktur organisasi dimana divisi pengontrol yang
melaporkan langsung ke pengontrol perusahaan akan menyebabkan ketidakstabilan
pada otoritas struktur divisi. Dengan demikian, pengendalian harus diberikan
dalam melestarikan struktur kekuasaan di setiap divisi. Lebih baik jika
perusahaan menghadapi masalah kegemukan dalam anggaran biaya daripada menyerah
pada perintah di setiap divisi dan mengacaukan baris mapan dari otoritas.
Penjagaan pengontrolan saat ini akan lebih baik daripada mengubahnya ke dalam
struktur Martex dalam mencapai tujuan dan sasaran Perusahaan.
Rekomendasi
Perusahaan
Rendell dapat mempertahankan struktur organisasi saat ini dengan menerapkan
sistem kontrol tambahan untuk mengatasi permasalahan budget. Sistem kontrol
tersebut adalah :
1.
Menerapkan sistem akuntansi terpusat.
Kita tidak
bisa memaksa departemen atau divisi untuk merubah sistem akuntansi mereka
karena Ini akan memakan waktu banyak dan mungkin berbeda dengan kebutuhan
divisi serta hal ini akan menyebabkan konflik dan tidak efisien. Akan lebih
baik jika mengembangkan sistem akuntansi perusahaan dan membuat divisinya
untuk menyerahkan data dan informasi mereka. Akan ada kesalahan, tetapi perusahaan
tersebut akan hidup dengan itu.
2.
Tetapkan target atau standar.
Membandingkan
biaya saat ini dengan standar industri dan perusahaan untuk mengurangi
kegemukan budget. Selain pembandingan ini, variabel kritis atau kunci dapat
dicermati lebih sering untuk mencapai kontrol yang lebih baik dari sistem.
3.
Menetapkan sistem insentif seperti yang dilakukan
Martex.
Pengontrol
Perusahaan seharusnya lebih terlibat secara aktif dalam anggaran Sistem
pengontrol anggaran diatas dapat ditingkatkan atau dibentuk lebih baik lagi.
ANALISIS MASALAH
Ø Analisis
SWOT
1.
Strength (kekuatan)
o
Peraturan saat ini memungkinkan informasi mengalir
lebih efisien.
o
Dengan pengendali divisi melapor langsung kepada
manajer divisi, memungkinkan isu-isu taktis untuk diselesaikan lebih cepat dan berdasarkan
informasi terbaru.
o
Laporan dan tujuan pada anggaran divisi dan kinerja
dari pengendali divisi ke kontroler perusahaan memberikan informasi lebih rinci
tentang divisi.
o
Penilaian yang lebih kritis terhadap kegiatan
operasional membantu mengurangi pembengkakan dalam anggaran biaya dan lebih
mudah untuk melaksanakan program control yang baru.
2.
Weekness (kelemahan)
o
Sulit untuk menerapkan perubahan dalam struktur
organisasi dalam waktu singkat
o
Terdapat kemungkinan bagi Manajer Divisi untuk
menyembunyikan informasi keuangan yang cacat.
o
Tingkat kepercayaan atas informasi yang disediakan
oleh Pengendali Divisi kepada pengendali Korporat patu dipertanyakan.
3.
Opportunity (peluang)
o
Diterapkannya teknik-teknik modern di lingkungan
perusahaan
4.
Threats (ancaman)
o
Terjadinya pembengkakan anggaran
o
Dapat terjadi penyembunyian atas keuangan yang cacat
yang dilakukan antara pengendali divisi dengan manajer dan manajer dengan
stafnya.
Ø Prospek
perusahaan
o
Jika perusahaan ingin terus berkembang, maka pihak
manajemen harus mempercayai informasi yang diberikan oleh divisi pengendali.
o
Jika sistem pengendalian dan manajemen perusahaan
sudah baik dan tidak lagi terjadi pembengkakan dalam anggaran, maka barulah
perusahaan memikirkan untuk membuat elektronik yang lebih canggih dibandingkan
kompetitor nya, sehingga tidak hanya mendapatkan laba tetapi angka pertumbuhan
perusahaan juga meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Karena
sistem akuntansi sudah lama dipakai oleh perusahaan, perubahan mungkin tidak
mudah diterima oleh divisi yang bersangkutan. Perubahan tersebut dapat
menyebabkan kegagalan fungsi dalam struktur organisasi dimana divisi pengontrol
yang melaporkan langsung ke pengontrol perusahaan akan menyebabkan
ketidakstabilan pada otoritas struktur divisi. Dengan demikian, pengendalian
harus diberikan dalam melestarikan struktur kekuasaan di setiap divisi. Lebih
baik jika perusahaan menghadapi masalah pembengkakan dalam anggaran biaya
daripada menyerah pada perintah di setiap divisi dan mengacaukan baris depan
dari otoritas. Penjagaan pengontrolan saat ini akan lebih baik daripada
mengubahnya ke dalam struktur Martex dalam mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan.
Divisi
pengendali Perusahaan Rendell tidak perlu mengadopsi filosofi “ Solid line”
seperti Perusahaan Martex. Hal ini dikarenakan baik struktur lama maupun baru
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Struktur dan kondisi Rendell
juga tidak memungkinkan untuk penerapan filosofi baru ini karena dapat
menyebabkan konflik dan pengucilan fungi pengendali divisi yang menguncang
keharmonisan yang sudah ada hal ini lebih mahal daripada pembengkakan anggaran
biaya. Oleh karena itu, Rendell sebaiknya tetap pada filosofi “ Dotted line”
dan pengendali pusat harus bekerja lebih aktif untuk mengawasi pengendali divisi
dan divisi yang ada.
B. Saran
ü Pengendali
korporat sebaiknya menempatkan pengendali divisi di bawah pengawasannya
ü Laporan yang
dibuat harus dapat dipercaya dan tidak bias.
ü Rendell
tidak perlu mengadopsi system martex, karena dapat berpotensi ke arah perubahan
organisasi yang radikal.
ü Pengendali
perusahaan harus lebih aktif dalam mengawasi sistem pengendalian yang ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Anthony,
R.N. dan Govindarajan, V. 2005. Management
Control System: Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi 11. Jakarta: Salemba
Empat.
Dina Dwi
Santia, 2014. Studi Kasus Manajemen Organisasi. Online www.dinadwisantika.
blogspot.com/2014/12/studi-kasus-manajemen-organisasi.html. diakses, 6 April 2015.
No comments:
Post a Comment