Thursday, May 5, 2016

PASAR BARANG, PASAR UANG, DAN PASAR MODAL



Pendahuluan
    Pada bagian ini akan dibahas beberapa konsep tentang Pasar (market) dalam konteks makro yang meliputi Pasar Barang (sektor riil), serta Pasar Uang dan Pasar Modal (sektor keuangan). Pasar merupakan suatu mekanisme di mana pembeli dan penjual berinteraksi untuk menentukan harga dari pertukaran barang dan jasa. Transaksi jual beli yang terjadi tidak selalu memerlukan lokasi fisik.
Pasar Barang, Pasar Uang, dan Pasar Modal memiliki keterkaitan satu sama lain. Kondisi ketiga pasar tersebut akan sangat mempengaruhi stabilitas perekonomian suatu Negara. Secara umum, dampak ketiga pasar tersebut akan mempengaruhi harga-harga secara umum (inflasi atau deflasi), pengangguran, dll. Secara khusus, kondisi ketiga pasar tersebut akan mempengaruhi iklim bisnis dalam suatu perekonomian.
    Dengan mempelajari materi ini, mahasiswa mampu menjelaskan dan membedakan antara pasar barang, pasar uang, dan pasar modal. Di samping itu, mahasiswa diharapkan juga mampu membaca fenomena-fenomena yang terjadi pada ketiga pasar tersebut.

1. Pasar Barang (goods/product market)
    Pasar barang merupakan pasar untuk barang-barang dan jasa-jasa, dimana menggambarkan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan barang atau jasa-jasa dengan seluruh barang dan jasa yang diproduksi atau ditawarkan.
Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena ini, sektor riil ini juga disebut dengan istilah pasar barang. Sisi penawaran di pasar barang ini menggambarkan kemampuan perekonomian menghasilkan barang dan jasa pada suatu periode tertentu. Sedangkan sisi permintaannya menggambarkan pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku ekonomi, seperti rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan luar negeri.
Stabilitas ekonomi makro dilihat dari keseimbangan antara permintaan agregat atau aggregate demand (AD) yang ditunjukkan oleh total pengeluaran dan penawaran agregat atau aggregate supply (AS) yang ditunjukkan oleh kemampuan perekonomian tersebut menghasilkan barang dan jasa yang terjadi di pasar tersebut.

C, I, G, X-M

Untuk lebih memahami lagi mengenai keseimbangan di sektor riil (pasar barang) ini, terlebih dahulu kita harus mengetahui mengenai variabel-variabel sebagai indikator dalam perekonomian makro, seperti pengeluaran konsumsi rumah tangga yang dilambangkan (C), investasi perusahaan (I), penegluaran pemerintah (G) dan pengeluaran luar negeri netto (X – M). Untuk memudahkan pemahaman uraian mengenai keseimbangan sektor riil ini digunakan perekonomian  sederhana, terutama dalam analisis yang menggunakan grafik,

1.1  Analisis Keseimbangan Sektor Riil
Pada pembahasan sebelumnya dinyatakan bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pendapatan. Secara matematis, hubungan fungsional antara pengeluaran konsumsi rumahtangga (C) dan pendapatan (Y) dapat dinyatakan pada Persamaan 9.1.
                  C = f (Y) ……………………………………………. (9.1)
Investasi perusahaan sangat bergantung dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, maka semakin kecil investasi yang dilaksanakan, dan sebaliknya. Oleh karena itu hubungan matematisnya ditunjukkan pada Persamaan 9.2.
                  I = f (i) ………………………………………………. (9.2)
Dimana:     ΔI/ Δi < 0
Secara eksplisit bentuk persamaan investasi ditunjukkan pada Persamaan 9.3.
      I = Io – k i …………………………………………………… (9.3)
Dimana:
Io adalah besarnya pengeluaran investasi pada tingkat bunga sama dengan nol
i adalah tingkat bunga umum
k adalah besarnya koefisien tingkat bunga

Dalam analisis keseimbangan di sektor riil, kondisi keseimbangan perekonomian dapat digambarkan ke dalam sebuah kurva yang disebut kurva IS. Kuva IS adalah tempat kedudukan titik-titik yang menghubungkan tingkat bunga (i) dan pendapatan nasional (Y), dimana pasar barang berada dalam kondisi keseimbangan. Untuk memperoleh kurva IS bagi suatu perekonomian melalui analisis grafik dapat dilakukan dengan menyediakan empat buah grafik yang masing-masing grafik menggambarkan keadaan pada sektor riil (pasar barang). Pertama-tama kita buat dulu empat buah diagram yang masing-masing diberi nama diagram I, II, III dan IV (dimulai dari diagram kanan bawah berputar kebalikan dengan  jarum jam). 
Diagram di atas menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dan jumlah investasi, diagram II menunjukkan fungsi tabungan, dan diagram IV menunjukkan kurva IS, yaitu kurva yang menghubungkan antara titik-titik tingkat bunga dan pendapatan nasional. Karen kurva IS adalah kurva yang menghubungkan tingkat bunga dengan pendapatan nasional, maka masing-masing sumbu pada grafik IV kita tentukan sumbu-sumbu yang akan ditempati variabel tingkat bunga dan variabel pendapatan nasional (Y) dan sumbu tegak kita tempatkan variabel tingkat bunga (i). dengan demikian diagram yang berada disebelah atas diagram IV, yaitu diagram III adalah diagram yang menghubungkan besarnya tabungan pada berbagai tingkat pendapatan nasional ini adalah positif, artinya makin besar pendapatan nasional, maka tabungan yang terjadi juga makin besar.
Kemudian untuk diagram yang berada di sebelah kanan diagram III yaitu diagram II menunjukkan keadaan keseimbangan di pasar barang, yaitu suatu kondisi di mana I = S. diagram II merupakan kurva bantu yang menggambarkan keadaan keseimbangan di pasar barang, yaitu terjadinya kesamaan antara investasi (I) dan tabungan (S). Kurva  kesamaan investasi dan tabungan adalah kurva yang di tarik dari titik (titik pusat sumbu) yang membentuk sudut 45 derajat terhadap masing-masing sumbu, yang berasrti jarak dari satu titik pada garis tersebut ke sumbu tegak akan sama jaraknya dengan jarak titik tersebut ke sumbu datar.
Selanjutnya, diagram I menunjukkan hubungan negative antara tingkat bunga (i) dan sebenarnya investasi (I), yang berarti bahwa apabila tingkat bunga turun maka investasi yang dilaksanakan naik, dan sebaliknya. Hal ini ditunjukkan dengan kurva investasi berlereng negative. Sumbu tegak pada grafik I untuk variabel tingkat bunga dan sumbu datar untuk besarnya investasi.
Untuk menghasilkan kurva IS kita mulai dari diagram I dengan mengambil salah satu titik tingkat bunga, misalnya Io dan dalam keadaan keseimbangan, besarnya tabungan adalah So. Tabungan sebesar So terjadi apabila pendapatan sebesar Yo. Apabila keadaan tersebut kita bawa pada grafik IV, maka kita memperoleh satu titik dari kurva IS (misalnya kita beri nama titik A). untuk menggambarkan suatu kurva (kita anggap kurva IS adalah linear) minimal harus ada dua titik I, sehingga dengan demikian kita perlu mengambil salah satu titik tingkat bunga lagi, misalnya I1. Pada tingkat bunga sebesar i1, investasi yang diiginkan sebesar I, dan dalam keadaan keseimbangan besarnya tabungan sebesar S1. Tabungan sebesar S, terjadi apabila pendapatan sebesar Y1. Apabila keadaan tersebut kita bawa pada grafik IV, maka kiya memperoleh satu titik lagi dari kurva IS (misalnya kita beri nama titik B). Apabila titik A dan titik B ini kita hubungkan maka kita memeperoleh kurva IS, yaitu kurva yang menggambarkan keseimbangan di sektor riil (pasar barang) yang berlereng negative. Ini memberi petunjuk bahwa pada sektor riil (pasar barang), apabila terjadi kenaikan tingakt bunga, maka pendapatan nasional akan turun. Kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan tutrunnya pendapatan nasional. Sebaliknya, apabila tingkat bunga turun maka pendapatan nasional akan naik. Karena, turunnya tingkat bunga akan menyebabkan naiknya investasi. 

1.2  Dampak Ketidakseimbangan Pasar Barang dalam Bisnis
Ketidakseimbangan pada Pasar Barang sebagaimana telah dijelaskan di atas akan memberikan dampak terhadap bisnis. Dalam hal ini akan mempengaruhi tingkat harga barang dan jasa dalam pasar. Misalnya, apabila terjadi kesenjangan inflasi maka kecenderungan harga barang atau jasa akan menjadi tinggi sehingga akan menurunkan daya beli masyarakat terhadap sektor riil. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap menurunnya permintaan barang dan jasa pada sektor riil sehingga mengurangi pendapatan pada sektor riil dan pada akhirnya akan mengurangi laba atau bahkan dapat menciptakan kerugian bagi perusahaan-perusahaan. Sebaliknya apabila terjadi kesenjangan deflasi maka kecenderungan harga barang atau jasa akan menjadi rendah sehingga akan menurunkan sehingga mengurangi pendapatan pada sektor riil sementara biaya-biaya relatif konstan dan pada akhirnya akan mengurangi laba atau bahkan dapat menciptakan kerugian bagi perusahaan-perusahaan.
Kondisi tersebut harus dapat direspon oleh setiap pelaku ekonomi, khususnya pada sektor riil. Dengan demikian para pelaku ekonomi dapat terhindar dari kerugian akibat dampak dari ketidakseimbangan pada sektor riil.

2.   Pasar Uang (money market)
2.1  Keseimbangan Pasar Uang
Pasar uang adalah pasar yang menyediakan sarana pengalokasian dan pinjaman dana jangka pendek, karena itu pasar uang merupakan pasar likuiditas primer. Sedangkan pasar modal berkaitan dengan surat-surat berharga yang berjangka panjang. Dana yang diperjual belikan dalam pasar modal berupa dana permanen atau semi permanen. Selain itu perbedaan pasar modal dengan pasar uang ada pada tempat pelaksanaan transaksi. Pasar modal memiliki tempat transaksi tertentu yang disebut bursa efek.Transaksi dalam pasar uang dilakukan melalui sarana telekomunikasi, sehingga pasar ini sering pula disebut sebagai pasar abstrak karena pelaksanaan transaksi tidak dilakukan di tempat tertentu seperti halnya pada pasar modal yang melalui bursa efek. Pasar uang juga merupakan suatu bentuk pasar yang tak terorganisasi (unorganized market).
        Pasar uang adalah mekanisme yang mempertemukan pihak yang memiliki surplus dana dengan pihak yang mengalami defisit. Transaksi dalam pasar uang sebagian besar bersifat jangka pendek. Pasar uang di satu sisi berfungsi sebagai untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek perusahaan, lembaga keuangan, dan pemerintah, mulai dari overnight sampai dengan jangka waktu jatuh tempo satu tahun. Pada waktu yang sama pasar uang juga menyediakan outlet investasi bagi pihak surplus dana jangka pendek yang ingin memperoleh pendapatan atas dana yang belum terpakai. Dengan demikian keberadaan pasar uang memungkinkan terjadinya transaksi pinjam-meminjam.
Jadi keseimbangan Pasar Uang ditunjukkan oleh kesamaan antara permintaan uang agregat atau aggregate demand of money (MD) dengan penawaran uang agregat atau aggregate money supply (MS). Apabila terjadi ketidakseimbangan pada Pasar Uang maka akan menimbulkan ketimpangan tingkat suku bunga (interest rate) dalam perekonomian. Sebagai contoh, apabila MD lebih besar dari MS maka tingkat suku bunga cenderung menguat (meningkat) dan sebaliknya apabila MD lebih kecil dari MS maka tingkat suku bunga cenderung melemah (menurun).

2.2   Fungsi dan Tujuan Pasar Uang
    Pasar uang dimaksudkan sebagai sarana pengendali moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. Pelaksanaan operasi pasar terbuka oleh Bank Indonesia dilakukan dengan menggunakan SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dan SBPU (Surat Berharga Pasar Uang). SBI sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk tujuan kontraksi moneter, sementara SBPU sebagai instrument ekspansi moneter.
      Investor di pasar uang terutama mencari keamanan dan likuiditas di samping peluang untuk memperoleh pendapatan bunga. Hal tersebut karena dana yang diinvestasikan di pasar uang kelebihan untuk sementara dan biasanya dibutuhkan dalam waktu singkat untuk membayar pajak,gaji, dividen dan sebagainya. Dengan alasan ini, maka investor sangat sensitif terhadap risiko.

2.3  Macam-macam Transaksi Di Pasar Uang
Pasar Uang antar Bank, adalah transaksi untuk menyerahkan sejumlah kelebihan dana dari suatu Bank kepada Bank yang lain, di mana Bank yang menerima dana sedang kalah kliring. Kalah kliring artinya sebuah Bank yang kekurangan dana untuk membayar kepada nasabahnya.
Sertifikat bank Indonesia (SBI), SBI adalah sejenis surat berharga yang dikeluarkan oleh bank Indonesia selaku bank sentral dan ditujukan untuk dibeli oleh bank umum dengan nilai nominal yang sangat besar. Tujuan bank Indonesia mengeluarkan SBI untuk mengurangi peredarn uang di dalam masyarakat.
       Surat berharga pasar uang (SBPU), SBPU adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh bank umum dan dibeli oleh bank Indonesia dengan nilai nominal yang cukup besar. Tujuannya adalah untuk meningkatkan likuiditas bank umum dan menekan laju inflasi. Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
     Sertifikat deposito, adalah semacam surat berharga yang dikeluarkan oleh bank dalam nilai nominal tertentu sebagai surat atas unjuk.
       Pasar valuta asing, yaitu tempat seseorang dapat membeli atau menjual sejenis mata uang asing atau menukar dengan mata uang rupiah. Pasar valuta asing sering disebut bursa valuta asing. Lembaga yang mengkhususkan kegiatannya dalam pertukaran uang asing disebut money changer.

2.4   Dampak Ketidakseimbangan Pasar Uang dalam Bisnis
Pasar Uang merupakan salah satu alternatif pendanaan dan investasi bagi perusahaan. Ketidakseimbangan pada Pasar Uang juga akan memberikan dampak terhadap bisnis. Dalam hal ini akan mempengaruhi tingkat suku bunga (interest rate) dalam pasar. Misalnya, apabila terjadi kesenjangan antara MD dan MS, dimana MD > MS maka tingkat suku bunga cenderung meningkat. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap meningkatnya biaya modal (cost of capital) bagi perusahaan dan pada akhirnya akan mengurangi laba atau bahkan dapat menciptakan kerugian bagi perusahaan-perusahaan. Kondisi ini akan mengakibatkan menurunnya investasi pada sektor riil walaupun tingkat keuntungan (rate of return) investasi pada pasar uang cenderung meningkat.
Sebaliknya apabila MD < MS maka tingkat suku bunga cenderung menurun. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap menurunnya tingkat keuntungan (rate of return) investasi pada pasar uang cenderung menurun. Kondisi ini akan mengakibatkan menurunnya investasi pada sektor finansial walaupun biaya modal (cost of capital) investasi pada pasar uang cenderung menurun. Kondisi tersebut harus dapat direspon oleh setiap pelaku ekonomi, khususnya pada sektor finansial. Dengan demikian para pelaku ekonomi dapat terhindar dari kerugian akibat dampak dari ketidakseimbangan pada sektor finansial.

3.      Pasar Modal (capital market)
3.1    Keseimbangan Pasar Modal
    Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan (marketable securities), misalnya surat utang (obligasi), saham, reksadana, instrumen derivatif serta instrumen-instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pendanaan perusahaan serta sarana investasi dengan mengharapkan pendapatan (return) dari dana yang diinvestasikan.
Keseimbangan pada Pasar Modal diindikasikan oleh kesamaan antara permintaan surat-surat berharga (sekuritas) dengan penawaran surat-surat berharga. Permintaan surat-surat berharga bersumber dari para investor yang akan menginvestasikan dananya sedangkan penawaran surat-surat berharga berasal dari para emiten yang akan mencari sumber dana untuk membiayai investasinya.
Ketidakseimbangan pada Pasar Modal akan mempengaruhi stabilitas perekonomian suatu Negara. Apabila terjadi ketidakseimbangan pada Pasar Modal maka akan menimbulkan ketimpangan harga pasar sekuritas (market price) sekuritas dalam perekonomian. Sebagai contoh, apabila demand lebih besar dari supply maka tingkat harga pasar sekuritas cenderung menguat (meningkat) dan sebaliknya apabila demand lebih kecil dari supply maka tingkat harga pasar sekuritas cenderung melemah (menurun).

3.2  Dampak Ketidakseimbangan Pasar Modal dalam Bisnis
Pasar modal merupakan salah satu alternatif pendanaan dan investasi bagi perusahaan. Ketidakseimbangan pada Pasar modal juga akan memberikan dampak terhadap bisnis. Dalam hal ini akan mempengaruhi harga pasar (market price) sekuritas dalam pasar. Misalnya, apabila terjadi kesenjangan antara demand dan supply, dimana demand > supply maka tingkat harga pasar cenderung meningkat. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap menurunnya potensi keuntungan bagi investor potensial pada pasar modal walaupun investor yang sudah ada (current investor) akan memperoleh keuntungan (capital gain) yang lebih besar apabila melepas investasinya.
Sebaliknya apabila demand < supply maka harga pasar sekuritas cenderung menurun. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap menurunnya tingkat keuntungan (capital gain) investasi pada pasar modal. Kondisi ini akan mengakibatkan menurunnya investasi pada sektor finansial walaupun biaya modal (cost of capital) investasi pada pasar uang cenderung menurun. Kondisi tersebut harus dapat direspon oleh setiap pelaku ekonomi, khususnya pada sektor finansial. Dengan demikian para pelaku ekonomi dapat terhindar dari kerugian akibat dampak dari ketidakseimbangan pada sektor finansial.

4.      Persamaan dan Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang
       Pasar modal dan pasar uang memiliki persamaan dan perbedaan, dimana persamaanya adalah, pertama, keduanya merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Kedua, pasar modal dan pasar uang menjalankan fungsi yang sama, yaitu fungsi menjembatani para kas surplus yang minim atau tidak punya proyek investasi dengan para kas defisit yang memiliki banyak peluang investasi. Ketiga, produk pasar uang dan pasar modal relatif likuid yang berbeda dengan investasi di sektor properti dan tanah yang relatif kurang likuid.
         Sedangkan perbedaannya, pertama, produk pasar uang bersifat jangka pendek yaitu kurang dari 270 hari, sedangkan pasar modal bersifat jangka panjang. Kedua, pasar uang ada di bank sedangkan transaksi pasar modal yang awalnya hanya dapat dilakukan di lantai bursa, kini dapat dilaksanakan di hampir semua kantor perusahaan sekuritas yang menjadi anggota bursa (AB) di BEI. Ketiga, otoritas paling tinggi dalam pasar uang adalah bank Indonesia, sementara pasar modal adalah department keuangan melalui badan pengawas pasar modal. Keempat, produk pasar modal mempunyai beberapa produk turunan yaitu opsi, warrant, dan right, selain reksa dana. Produk turunan pasar uang hanyalah reksa dana pasar uang yang juga diperdagangkan di pasar modal. Kelima, produk pasar modal, ada pasar sekundernya, sedangkan pasar uang tidak selalu ada.

5.     Penutup
      1. Kesimpulan
Pasar uang dan pasar modal merupakan bagian yang sama yaitu dibawah pasar keuangan. Kedua pasar ini memiliki beberapa perbedaan dan kesamaan. Perbedaan yang paling mencolok adalah pada pasar uang dilihat dari perspektif waktunya ialah dalam jangka pendek (270 hari) sedangkan pasar modal dalam jangka panjang (satu tahun lebih). Kemudian persamaannya terletak pada kesamaan dalam mempertemukan antara lembaga yang surplus kas dan yang memiliki kas defisit.
Pasar barang merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam memperoleh atau menawarkan suatu barang atau jasa. Dapat pula dikatakan tempat bertemunya penawaran dan permintaan akan barang maupun jasa. Sisi penawaran di pasar barang ini menggambarkan kemampuan perekonomian menghasilkan barang dan jasa pada suatu periode tertentu. Sedangkan sisi permintaannya menggambarkan pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku ekonomi, seperti rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan luar negeri. 

Ketiga jenis pasar ini dibuat memiliki fungsi dan tujuan masing-masing. Begitupun dengan para peserta pasar yang turut ikut andil dalam segala bentuk kegiatannya, baik produsen maupun konsumen.

2.      Tes Umpan Balik
1)      Jelaskan peranan pasar uang, pasar barang, dan pasar modal dalam kegiatan bisnis.
2)      Jelaskan dengan grafik analisis keseimbangan sektor riil

3.      Studi Kasus
Suppose prices had been rising at a 3 percent annual rate in recent years. A major union signs a three-year contract calling for increases in money wage rates of 6 percent annually. What will happen to the real wages of the union members if the price level is constant (unchanged) during the next three years? If other unions signed similar contracts, what will probably happen to the unemployment rate? Why? Answer the same questions under conditions in which the price level increases at an annual rate of 8 percent during the next three years.








No comments: