Konsep efisiensi pasar membahas bagaimana pasar
merespon informasi-informasi yang masuk, dan bagaimana informasi tersebut
selanjutnya bisa mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju harga
keseimbangan yang baru. Konsep efisiensi pasar dan konsep model-model
keseimbangan merupakan dua buah konsep yang saling terkait, karena konsep
model-moel keseimbangan membahas tentang kondisi pasar yang seimbang, dan
konsep efisiensi pasar menjelaskan tentang bagaimana proses yang terjadi di
pasar dalam pembentukan harga keseimbgangan baru.
Istilah efisiensi pada dasarnya
bisa diartikan secara berbeda sesuai dengan konteks penggunaan istilah
tersebut. Dari sudut pengalokasian asset, efisiensi bisa diartikan dengan suatu
kondisi di mana asset-aset yang ada sudah teralokasikan dengan optimal. Dalam
konteks aplikasi teknologi, efisiensi bisa diartikan sebagai pengaplikasian
teknologi yang memerlukan biaya operasi paling murah. Jika dilihat dari sudut
pandang investasi, efisiensi berarti bahwa harga pasar yang terbentuk sudah
mencerminkan semua informasi yang tersedia.
A.
Konsep Pasar Modal yang Efisien
Istilah tentang pasar
yang efisien bisa diartikan secara berbeda untuk tujuan yang berbeda pula.
Untuk bidang keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek
informasi, artinya pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua
sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia.
Dalam hal ini, informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi yang
tersedia baik informasi dimasa lalu (misalkan laba perusahaan tahun lalu),
maupun informasi saat ini (misalkan rencana kenaikan deviden tahun ini), serta
informasi yang bersifat sebagai pendapat/opini rasional yang beredar di pasar
yang menuju harga sekuritas bisa mempengaruhi perubahan harga.
Konsep tersebut
menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian harga sekuritas menuju harga
keseimbangan yang baru, sebagai respon atas informasi baru yang masuk ke pasar.
Pada waktu tertentu pasar bisa overadjusted
atau underadjusted ketika bereaksi
terhadap informasi baru, sehingga harga baru yang terbentuk tersebut bisa jadi
bukan merupakan harga yang mencerminkan nilai intrinsik dari sekuritas
tersebut. Jadi hal yang pening dari mekanisme pasar efisien adalah harga yang
terbentuk tidak bias dengan estimasi harga keseimbangan. Harga keseimbangan
akan terbentuk setelah investor sudah sepenuhnya menilai dampak dari informasi
tersebut. Gambar 1.1 berikut ini memberikan ilustrasi mengenai konsep pasar
yang efisien.
Gambar 1.1 Proses Penyesuaian
Harga Saham terhadap Informasi
Harga (Rp)
1500
Pasar
1200
1000
500
-2 -1 0 1 2 T
(hari)
Gambar 1.1 memberi
gambaran mengenai proses penyesuaian harga suatu perusahaan ketika terdapat
informasi baru mengenai perusahaan tersebut. pada saat informasi tersebut
diumumkan (t=0) harga saham berada pada posisi Rp 1.000,00. Jika pasar efisien
maka informasi tersebut akan dengan cepat tercermin pada harga saham yang baru.
Investor akan dengan cepat menyesuaikan harga saham sesuai dengan nilai saham
baru. Misalnya karena adanya informasi baru yang masuk ke pasar, dan
menyebabkan nilai baru dari saham tersebut adalah Rp 1.200,00, maka dalam pasar
yang efisien harga saham akan naik dengan cepat ke nilai Rp 1.200,00.
Tetapi jika proses
penyesuaian harga pasar saham tersebut tidak berjalan dengan efisien maka akan
ada lag dalam proses tersebut dan hal
ini ditunjukkan oleh garis putus-putus pada gambar 1.1. Walaupun akhirnya harga
saham akan berada pada Rp 1.200,00, tetapi hal itu akan memakan waktu tertentu.
Oleh karena itu, hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa lamanya waktu
penyesuaian yang dibutuhkan pada proses tersebut tidak dapat diperkirakan
dengan pasti sebelumnya, dan garis putus-putus dalam gambar di atas hanya
sebagai ilustrasi guna menjelaskan konsep pasaar yang efisien.
Ada beberapa kondisi
yang harus terpenuhi untuk tercapainya pasar yang efisien, yaitu:
1.
Ada banyak
investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit. Investor
tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai dan
melakukan perdagangan saham. Di samping itu, mereka juga merupakan price taker, sehingga tindakan dari satu
investor saja tidak akan mampu mempengaruhi harga dari sekuritas.
2.
Semua pelaku
pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan
mudah.
3.
Informasi yang
terjadi bersifat random.
4.
Investor bereaksi
secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah
sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut.
Jika kondisi-kondisi
tersebut terpenuhi maka akan terbentuk pasar di mana investor-investor dengan
cepat bisa bereaksi melakukan penyesuaian harga sekuritas ketika terdapat
informasi baru di pasar, sehingga harga-harga sekuritas di pasar tersebut akan
sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia.
B.
Hipotesis Pasar Efisien
Aspek penting dalam
menilai efisiensi pasar adalah seberapa cepat suatu informasi baru diserap oleh
pasar yang tercermin dalam penyesuaian menuju harga keseimbangan yang baru.
Pada pasar yang efisien harga sekuritas akan dengan cepat terevaluasi dengan
adanya informasi penting yang berkaitan dengan sekuritas tersebut sehingga
investor tidak akan bisa memanfaatkan informasi untuk mendapatkan return
abnormal di pasar.
Sedangkan pada pasar
yang kurang efisien harga sekuritas akan kurang bisa mencerminkan semua
informasi yang ada, atau terdapat lag
dalam proses penyesuaian harga, sehingga akan terbuka celah bagi investor untuk
memperoleh keuntungan degan memanfaatkan situasi lag tersebut.
Fama (1970),
mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga efficient market hypothesis (EMH), yaitu:
1.
Efisiensi dalam
bentuk lemah (weak form). Semua
informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harg yang terbentuk
sekarang. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi nilai
pasar saham di masa datang dengan menggunakan data historis, seperti yang
dilakukan dalam analisis teknikal.
2.
Efisiensi dalam
bentuk setengah kuat (semi strong).
Bentuk efisiensi pasar yang lebih komprehensif karena dalam bentuk ini harga
saham disamping dipengaruhi oleh data pasar (harga saham dan volume perdagangan
masa lalu), juga dipengaruhi oleh semua informasi yang dipublikasikan (seperti earning, dividen, pengumuman stock split, penerbitan saham baru, dan
kesulitan keuangan yang dialami perusahaan).
3.
Efisiensi dalam
bentuk kuat (strong form). Semua
informasi baik yang terpublikasi atau tidak dipublikasikan, sudah tercermin
dalam harga sekuritas saat ini. Dalam bentuk efisien kuat seperti ini tidak akan
ada seorang investor pun yang bisa memperoleh return abnormal.
C.
Pengujian Terhadap Hipotesis Pasar Efisien
1.
Pengujian
Prediktabilitas Return
Pengujian hipotesis
pasar efisien dalam bentuk lemah bisa diuji dengan melakukan pengujian
prediktabilitas return. Pengujian ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain:
a.
Mempelajari pola
return seasonal
b.
Menggunakan data
return di masa yang lalu, baik untuk prediktabilitas jangka pendek maupun
jangka panjang.
c.
Mempelajari hubungan
return dengan karakteristik perusahaan.
Pola Return Sekuritas
Sejumlah penelitian
telah menunjukkan adanya suatu pola dalam return sekuritas. Pola tersebut
menunjukkan adanya tingkat return yang lebih tinggi atau lebih rendah pada saat
tertentu baik dalam periode harian, mingguan, maupun tahunan.
Pola harian. Salah satu pola return yang secara
intensif diteliti adalah adanya perbedaan return untuk hari-hari tertentu dalam
seminggu.
Pola bulanan. Banyak penelitian menemukan bahwa pada
bulan Januari terdapat return yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan
lainnya dan ini biasanya terjadi pada saham yang nilainya kecil (small stock).
Pada pasar yang
efisien, pola seasonal tersebut
seharusnya tidak terjadi. Investor yang melihat adanya return yang tinggi di
bulan Januari akan mulai melakukan pembelian di akhir bulan Desember untuk
mendapatkan return abnormal. Perilaku pembelian investor tersebut akan
menyebabkan pola seasonal yang ada
menjadi hilang. Tetapi ternyata return tinggi di bulan Desember tidak dapat
sepenuhnya dapat dijelaskan dengan baik, sehingga Januari effect merupakan suatu penyimpangan bagi pasar yang efisien.
Memprediksi
Return Dari Data Return Di Waktu Lalu
Return di masa lalu
dapat digunakan untuk memprediksi return di masa depan, baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
Prediksi Jangka
Pendek. Pengujian prediksi
jangka pendek biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah return pada periode
sebelumnya (biasanya sehari atau beberapa hari sebelumnya) dapat digunakan
untuk memprediksi return hari ini. Ada beberapa cara pengujian yang dapat
dilakukan yaitu:
a.
Uji Korelasi
Uji korelasi adalah
pengujian hubungan linier antara return hari ini dengan return di waktu lalu.
Semakin tinggi korelasi antara return masa lalu dengan return saat ini, berarti
semakin tinggi kemampuan return masa lalu tersebut untuk memprediksi return
masa depan.
Secara sistematis,
bentuk persamaannya bisa ditulis sebagai berikut:
rt = a + brt-1
+ et
di mana a menunjukkan tingkat return yang diharapkan
yang tidak berhubungan dengan return sebelumnya, dan b menunjukkan besarnya
hubungan antara return di waktu yang lalu dengan return hari ini. Jika t = 0
akan menunjukkan hubungan antara return hari ini dengan return sehari
sebelumnya, sedangkan jika t = 1 menunjukkan hubungan return hari ini dengan
return dua hari sebelumnya dan seterusnya. Sedangkan, e merupakan angka random
yang merupakan variabilitas yang tidak berhubungan dengan tingkat return
sebelumnya.
b.
Run Test
Koefisien korelaasi
cenderung sangat dipengaruhi oleh data return yang bersifat ekstrim. Oleh
karena itu, perlu dilakukan suatu alternatif analisis yang bisa menghilangkan
dampak dari data yang ekstrim tersebut, yaitu dengan memberikan tanda pada
perubahan harga. Teknik analisis ini tidak akan terpengaruh oleh adanya
perubahan-perubahan harga yang ekstrim dan disebut sebagai analisis run.
Kesimpulan dari hasil
uji korelasi dan run test ini bahwa
sering terdapat adanya indikasin hubungan yang positif antara return hari ini
dengan return yang telah lalu, meskipun secara rata-rata hubungan tersebut
masih bersifat sangat lemah. Bahkan kadangkala sering juga ditemui adanya
korelasi yang bersifat negatif antara return sekarang dengan return yang lalu.
c.
Filter Test
Cara sederhana untuk
menguji keberadaan pola return yang lebih kompleks adalah dengan menguji apakah
ada strategi perdagangan (trading rule)
berdasarkan informasi harga di masa lalu yang dapat digunakan oleh investor
untuk mendapatkan return abnormal di pasar. Teknik analisis tersebut sering
disebut dengan filter rule.
Teknik analisis filter rule biasanya dilakukan dengan membandingkan return yang didapat
jika melakukan strategi perdagangan aktif tertentu dengan return yang didapat
jika investor melakukan strategi beli dan simpan (buy and hold strategy).
Pengujian mengenai
filter rule secara intensif pernah dilakukan oleh Fama dan Blume (1966) dengan
membandingkan return yang menggunakan strategi filter rule dengan strategi buy
and hold. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa strategi dengan
menggunakan filter rule ternyata
relatif kurang menguntungkan dibandingkan dengan strategi buy and hold.
d.
Relative Strength
Salah
satu cara yang banyak dikenal untuk mengkombinasikan informasi harga sekuritas
di masa lalu untuk memilih saham adalah dengan cara yang disebut sebagai
kekuatan relatif (relative strength).
Prediksi Jangka Panjang. Fama dan French (1988) serta Poterba dan Summers (1988) telah meneliti korelasi return dengan jangka waktu pengujian yang relative lama. Fama dan French melakukan pengujian dengan menggunakan data periode 1926-1985, dan menemukan bahwa terdapat korelasi sebesar -0,25 untuk jangka waktu tiga tahun dan korelasi sebesar -0,40 untuk jangka waktu empat tahun. Sedangkan Poterban dan Summers, melakukan pengujian dengan menggunakan metodologi yang berbeda, dan juga menemukan hal yang hampir sama. Tetapi hasil ini banyak diragukan karena adanya kelemahan dalam statistik dan setelah tahun 1940 korelasi tersebut sangat kecil dan tidak signifikan.
Hubungan Return dan Karakteristik Perusahaan
Hubungan antara karakteristik
perusahan dengan return abnormal dinyatakan sebagai sebuah anomali dalam pasar
efisien, karena dalam pasar yang efisien, secara teoritis tidak ada seorang investor
pun bisa memperoleh return abnormal dengan menggunakan informasi karakteristik
perusahaan.
a.
Size effect. Banz (1981) menunjukkan bukti empiris paling awal
mengenai adanya size effect, yaitu
adanya kecenderungan saham-saham perusahaan kecil yang mempunyai return yang
lebih tinggi disbanding saham-saham perusahaan besar.
b.
Nilai pasar dibagi dengan nilai buku (market to book value). Fama dan French (1991), Lakonishok, Shleifer dan Vishny
(1993), serta Cahn, Hamao dan Lakonishok (1991) melakukan penelitian tentang
hubungan nilai market to book dengan
return saham. Mereka menemukan bahwa ada perbedaan return antara saham yang
mempunyai market to book value yang
tinggi disbanding saham yang mempunyai market
to book value rendah.
c.
Earning price. Basu (1977) pernah melakukan penelitian mengenai
hubungan antara rasio earning/price
(E/P) dengan tingkat return abnormal yang diperoleh dengan menggunakan CAPM.
Reinganum (1981) menemukan bukti empiris bahwa dampak E/P ini sangat
berhubungan dengan size effect,
bahkan Fama dan French (1991) menemukan bahwa jika dilakukan pengendalian
terhadap faktor ukuran perusahaan dan market
to book, maka dampak E/P ini akan
hilang.
Prediksi Return Jangka Panjang Dengan Menggunakan Karakteristik Perusahaan Dan Pasar.
Return obligasi dan saham dalam
jangka panjang cenderung dapat diprediksi dengan menggunakan data yang
berhubungan dengan tingkat return pasar dan struktur tingkat suku bunga.
Proporsi return jangka panjang yang dapat dijelaskan oleh data-data tersebut
terlihat relatif tinggi. Fama dan French (1988) menemukan bahwa 25% return
selama dua sampai empat tahun dapat dijelaskan dengan menggunakan data
karakteristik paasar.
2. Event Studies
Pengujian hipotesis pasar
efisien dalam bentuk setengah kuat bisa dilakukan dengan pengujian event studies, untuk mengamati pengaruh
pengumuman suatu informasi terhadap perubahan harga sekuritas.
Penelitian yang
mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas sering
disebut dengan event studies.
Penelitian ini umumnya berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang
masuk ke pasar dapat tercermin pada harga saham.
Standar metodologi yang
biasanya digunakan dalam event studies
ini adalah:
a.
Mengumpulkan sampel,
yaitu perusahaan-perusahaan yang mempunyai pengumuman yang mengejutkan pasar (event). Perubahan harga dapat terjadi
jika ada event yang mengejutkan pasar
misalnya adanya pengumuman perusahaan yang akan melakukan merger, stock split, penerbitan saham baru atau
pengumuman mengenai earning perusahaan.
b.
Menentukan hari
pengumuman atau event.
c.
Menentukan
periode pengamatan. Periode pengamatan biasanya dihitung dalam hari. Jika
penelitian menghitung 30 hari sekitar pengumuman, maka 15 hari sebelum
pengumuman ditandai dengan -15, -14, -13,…, -1. Sedangkan hari pengumuman akan
ditandai dengan 0 dan 15 hari sesudahnya ditandai dengan +1, +2, +3, …, +15.
d.
Mengitung return
masing-masing sampel setiap hari selama periode pengamatan.
e.
Menghitung
return abnormal, yang dihitung dengan mengurangi return aktual yang sebenarnya
terjadi dengan return yang diharapkan.
Return abnormal = ARit
= Rit – E(Rit)
Di mana:
ARit =
tingkat return abnormal sekuritas i pada waktu t
Rit =
return sekuritas i pada waktu t
E(Rit) = return yang diharapkan pada sekuritas i dalam periode t dengan menggunakan model keseimbangan.
f.
Menghitung
rata-rata return abnormal semua sampel setiap hari.
g.
Terkadang return
abnormal harian tersebut digabungkan untuk menghitung return abnormal kumulatif
selama periode tertentu.
h.
Mempelajari dan
mendiskusikan hasil yang diperoleh.
3. Pengujian Private Information
Pengujian hipotesis
pasar efisien dalam bentuk kuat bisa dilkaukan dengan pengujian private information. Pengujian ini
meliputi pengujian apakah pihak insider
perusahaan dan kelompok investor
tertentu yang dianggap mempunyai akses informasi lebih baik, dapat
memperoleh return abnormal dibandingkan dengan return pasar umumnya.
Insider trading.
Pihak-pihak yang disebut insider adalah direktur, manajer, karyawan atau
pemegang saham yang dianggap bisa mendpaatkan informasi yang sesungguhnya
mengenai perusahaan yang tidak dapat dilakukan oleh pihak lainnya. Pihak
insider ini bisa memperoleh informasi sebelum informasi tersebut
dipublikasikan. Dengan demikian, mereka akan dapat memanfaatkan kemudahan akses
informasi tersebut untuk memperoleh return abnormal.
Pihak insider umumnya diharuskan melaporkan
kegiatan perdagangannya kepada suatu komisi yang bertindak sebagai pengawas
bursa. Investor lain yang bukan insider
dapat menggunakan informasi tersebut untuk mendapatkan return di pasar. Rozeff
dan Zaman (1988), menemukan bahwa investor yang bukan insider ternyata juga memperoleh return dengan menggunakan
informasi yang terpublikasi serta memperhatikan transaksi yang dilakukan oleh insider.
D. Implikasi Pasar Modal yang Efisien
Investor yang percaya
bahwa pasar dalam kondisi yang tidak efisien akan menerapkan strategi
perdagangan aktif. Investor tersebut secara aktif melakukan perdagangan di
pasar agar bisa mendapatkan return yang lebih besar dibandingkan dengan return
pasar. Untuk itu mereka akan melakukan analisis-analisis baik analisis teknik maupun
analisis fundamental. Investor yang percaya mengenai adanya pola tertentu dalam
pergerakan harga yang dapat digunakan untuk memperoleh return akan melakukan
analisis teknikal untuk menentukan nilai intrinsik dari suatu sekuritas. Bagi
investor yang percaya dalam kondisi efisien, akan cenderung menerapkan strategi
perdagangan pasif, dengan membentuk portofolio yang bisa mereplikasi indeks
pasar. Investor seperti ini percaya bahwa tidak ada satu investor pun yang
dapat memperoleh return yang lebih besar dari return pasar.
Implikasi hipotesis
pasar efisien terhadap investor yang berinvestasi di pasar modal bisa dilihat
dari implikasinya terhadap investor yang menerapkan analisis teknikal maupun
analisis fundamental dalam penilaian dan pemilihan saham.
Bagi investor yang
menerapkan analisis teknikal mereka pada dasarnya percaya bahwa pergerakan
harga saham di masa datang bisa diprediksi dari data pergerakan harga saham di
masa lampau. Dengan demikian, investor yang menerapkan analisis teknikal akan
bergantung pada informasi masa lalu tentang data harga dan volume perdagangan
saham untuk memperkirakan harga saham di masa datang. Dalam situasi seperti
ini, jika hipotesis pasar efisien dalam bentuk lemah benar, maka tindakan
investor yang melakukan analisis teknikal sudah tidak akan member nilai tambah
lagi bagi investor, karena harga pasar saham yang terjadi sudah mencerminkan
semua informasi pergerakan harga dan volume saham historis.
Implikasi hipotesis
pasar efisien terhadap investor yang melakukan analisis fundamental adalah
sebagai berikut: analisis fundamental adalah analisis saham yang dilakukan
dengan mengestimasi nilai intrinsic saham berdasar informasi fundamental yang
telah dipublikasikan perusahaan. Dalam situasi seperti ini, jika hipotesis
pasar efisien dalam bentuk setengah kuat adalah benar, di mana semua informasi
fundamental yang dipublikasikan perusahaan sudah tercermin dalam harga pasar, maka
tindakan investor yang melakukan analisis fundamental untuk memperoleh abnormal
return juga sudah tidak bermanfaat lahi.
Sumber:
Eduardus Tandelilin. 2010. Analisis
Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi pertama.
No comments:
Post a Comment