Wednesday, June 29, 2016

PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO


Kerangka Pikir Untuk Evaluasi Kinerja Portofolio
Evaluasi kinerja portofolio akan terkait dua isu utama :
1.             Mengevaluasi apakah return portofolio yang telah dibentuk mampu memberikan return di atas return portofolio yang dijadikan benchmark
2.             Mengevaluasi apakah return yang diperoleh sudah sesuai dengan tingkat resiko yang harus ditanggung.
3.             Melakukan revisi terhadap saham-saham yang membentuk portofolio

Faktor yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi kinerja portofolio :
1.             Tingkat risiko à dlm mengevaluasi portofolio hrs diperhatikan apakah return yg diperoleh sdh cukup memadai menutup risiko yg ditanggung (risk adjusted)
2.         Periode waktu à 2 portofolio dg return dan risiko yg sama tentu akan dinilai berbeda bila waktu yg diperlukan berbeda.
3.      Penggunaan patokan (benchmark) yg sesuai à patokan yg digunakan adl portofolio yg sebanding
4.    Tujuan investasi à tujuan yg berbeda akan mengakibatkan penilaian kinerja portofolio yg berbeda pula

Mengukur Tingkat Return Portofolio
Metode sederhana yang biasanya dipakai dengan menghitung semua aliran kas yang diterima (dividen + capital gain), dan selanjutnya dibagi dengan dengan nilai pasar portofolio pada awal periode.
Walaupun metode tersebut sederhana, tetapi mengandung kelemahan karena hanya sesuai untuk portofolio yang ‘statis’, yaitu portofolio yang tidak mempunyai aliran kas keluar maupun masuk dari investor
Metode alternatif yang bisa mengakomodasi adanya aliran kas keluar maupun masuk dari investor, antara lain :
  
1.             TWR (time-weighted rate of return dan dollar-weighted rate of return)
Besarnya TWR ini tidak dipengaruhi oleh penambahan atau penarikan dana yang dilakukan oleh investor selama periode perhitungan return portofolio
TWR = (1,0 + S1) (1,0 + S2) ……..(1,0 + SN) – 1,0
Dalam hal ini, S adalah return yang diperoleh dalam setiap subperiode perhitungan.
Contoh: Suatu portofolio yang diamati selama 5 tahun terdiri dari 3 sub periode aliran kas   memberikan return berturut-turut sebesar 5%; 8%; dan 10%.
Jawab :
TWR        = (1,0 + 0,05) (1,0 + 0,08) (1,0 + 0,1) – 1,0
                 = (1,05) (1,08) (1,1) – 1,0
                 = 0,247 atau 24,7%.

2.             DWR (dollar-weighted rate of return)
Merupakan return yang benar-benar diterima oleh investor ditentukan oleh besarnya arus kas masuk dan keluar dalam investasi portofolio akibat tambahan atau penarikan dana yang dilakukan investor selama periode perhitungan return portofolio tersebut
Dalam hal ini:
Dt     =   penambahan dana pada saat t.
Wt    =   penarikan dana pada saat t.
n       =   jumlah penambahan dana selama periode perhitungan.
M      =   jumlah penarikan dana selama periode perhitungan.
R       =   tingkat bunga yang menyamakan nilai awal portofolio dengan semua aliran kas (masuk dan atau keluar) ditambah nilai akhir portofolio. Besarnya r ini sekaligus merupakan tingkat return portofolio yang dihitung dengan metode TWR.

Contoh Perhitungan DWR:
Anggap Ibu Haryati menginvestasikan Rp100 juta pada awalperiode pertama ketika dia membeli suatu portofolio saham. Pada akhir periode pertama, Ibu Haryati mendapat dividen sebesar Rp7 juta. Pada akhir periode terakhir, Ibu Haryati menjual portofolio sahamnya dan menerima Rp120 juta.

Dengan demikian, Ibu Haryati mempunyai arus kas berikut:
Waktu
0
1
2
Arus Kas
-Rp100 juta
Rp 7 juta
Rp120 juta

Untuk menghitung DWR, Ibu Haryati mencari tingkat diskonto atau tingkat bunga yang akan menyamakan arus kas mendatang dengan nilai sekarangnya:
Tingkat bunga, r, dapat dicari dengan proses coba-coba atau dengan bantuan kalkulator finansial atau komputer. Pada kasus ini, tingkat bunga yang akan mendiskonto arus kas mendatang adalah 13,10 persen.
Persamaan TWR dan DWR yaitu kedua metode tersebut sama-sama bisa digunakan untuk menghitung return portofolio dan sama-sama merupakan metode perhitungan yang valid.
Perbedaan TWR dan DWR :
1.          DWR lebih sesuai digunakan oleh para investor, karena metode ini akan bisa menjawab pertanyaan “berapa besarkah return yang akan diterima investor?”
2.      TWR, lebih cocok untuk digunakan oleh manajer investasi, karena bisa menjawab pertanyaan “berapa besarkan return yang ditawarkan portofolio?”


Teknik Penilaian
Dua cara yang bisa dilakukan dalam penilaian kinerja portofolio adalah (1) melakukan perbandingan langsung, dan (2) menggunakan ukuran kinerja tertentu. Ukuran kinerja tertentu (one-parameter performance measures) perlu dikaitkan dengan risiko.
a.         Perbandingan Langsung
Salah satu cara membandingkan kinerja suatu portofolio (biasanya diwakili oleh mutual funds) adalah dengan membandingkannyadengan portofolio lain yang mempunyai risiko kurang lebih sama.
b.        Menggunakan Kinerja Tertentu
Ada empat parameter yang bisa dipergunakan sebagai ukuran kinerja portofolio. Parameter-parameter tersebut dikaitkan dengan risiko, baik risiko total maupun risiko sistematis. Parameterparameter tersebut adalah (1) excess return to variability measure, (2) differential return dengan risiko sebagai deviasi standard, (3) excess return to beta, dan (4) differential return dengan risiko diukur sebagai beta.

Risk Adjusted Performance
Kinerja sebuah portofolio tidak bisa hanya melihat tingkat return yang dihasilkan, tetapi juga harus memperhatikan faktor-faktor lain seperti tingkat risiko portofolio tersebut.
Ada beberapa ukuran kinerja portofolio yang sudah memasukan faktor risiko :
1.             Indeks Sharpe
2.             Indeks Treynor
3.             Indeks Jensen

Indeks Sharpe
Indeks Sharpe merupakan alat ukur dari rasio pengembalian/risiko (reward/ratio risk). Pembilang pada indeks ini sama dengan pada indeks Treynor. Risiko portofolio diukur oleh standar diviasi portofolio. Indeks sharpe dikur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan standar deviasi – total risiko. Premi risiko portofolio adalah selisih rata-rata tingkat pengembalian portofolio dengan rata-rata tingkat bunga bebas risiko.
Rumus Indeks Sharpe:
Keterangan
Spi              : Indeks sharpe portofolio i
Rpi             : Rata- rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf               : Rata –rata atas bunga investasi bebas risiko
SDpi           : Standar deviasi dari tingkat pegembalian portofolio i
Rpi – Rf     : Premi risiko potofolio i

Rumus Sharpe menghitung kemiringan – slope garis yang menghubungkan portofolio yang berisiko dengan bunga bebas risiko. Semakin besar nilai slope semakin baik portofolio atau semakin besar rasio premi risiko portofolio terhadap standar deviasi, maka kinerja portofolio semakin baik. Ideks sharpe relevan bagi investor yang menanamkan dana hanya atau sebagian besar pada portofolio yang dianalisis.

Indeks Treynor
Indeks Treynor (Treynor Index) merupakan alat ukur kelebihan pengembalian per unit risiko. Kelebihan pengembalian ini didifinisikan sebagai selisih antara pengembalian portofolio dengan tingkat pengembalian bebas risiko pada periode evaluasi yang sama. Alat ukur risiko dalam Indeks Treynor merupakan risiko sistematis relatif sebagaimana yang diukur oleh beta portofolio, yang dapat diperkirakan dari garis karakteristik portofolio. Treyor menyatakan bahwa Indeks Treynor merupakan alat ukur yang tepat karena dalam portofolio terdiversifikasi penuh, risiko tidak sistematis boleh dikatakan tidak ada. Indeks treynor diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan beta. Beta adalah risiko pasar atau risiko sistematis.
Rumus Indeks Treynor
Keterangan:
Spi                     : Indeks sharpe portofolio i
Rpi         : Rata- rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf                      : Rata –rata atas bunga investasi bebas risiko
βpi         : Beta portofolio
Rpi – Rf : Premi risiko potofolio i

Menghitung kemiringan – slope garis yang menghubungkan portofolio yang berisiko dengan risiko pasar. Semakin besar nilai slope semakin baik portofolio atau semakin besar rasio premi risiko portofolio terhadap beta, maka kinerja portofolio semakin baik. Indeks treynor relevan bagi investor yang:
1.             Memiliki berbagai portofolio atau menanamkan dana pada berbagai reksa dana – mutual funds
2.             Melakukan diversifikasi pada berbagai portofolio

Indeks Jensen
Metode ini didasarkan pada konsep garis pasar sekuritas – SML yang merypakan garis yang menghubungkan portofolio pasar dengan kesempatan investasi yang bebas risiko. Dalam keadaan equilibrium semua portofolio diharapkan berada pada SML. Jika terjadi penyimpangan, yaitu jika dengan risiko yang sama tingkat pengembalian suatu portofolio berbeda dengan tingkat pengembalian pada SML. Perbedaan ini disebut dengan indeks Jensen.
Rumusan Indeks Jensen
Keterangan:
Jpi                      : Indeks jensen portofolio I
Rp                      : Rata-rata tingkat pengembalian portofolio I
Rf                      : Rata-rata bunga investasi bebas risiko
Rm                     : Rata-rata tingkat pengembalian pasar (IHSG)
βpi                      : Beta portofolio (risiko pasar – risiko sistemstis)
Rpi – Rf            : Premi risiko portofolioi
Rm – Rf            : Premi risiko pasar

Contoh Aplikasi Indeks Sharpe, Treynor dan Jensen
Tabel berikut menunjukan tingkat pengembalian portofolio A, B, C, tingkat pengembalian pasar IHSG dan tingkat bunga bebas risiko:
Indeks Sharpe
l Spi = (Rpi – Rf) / SDpi
¡   SpA      = (17,1 – 8,6) / 28, 1     = 0,302
¡   SpB      = (14,5 – 8,6) / 19,7      = 0,299
¡   SpC      = (13,0 - 8,6) / 22,8       = 0,193
¡   Spm      = (11,0 – 8,6) / 52,5      = 0,045

Indeks Treynor
l Tpi = (Rpi – Rf) / βpi
¡   TpA      = (17,1 – 8,6) / 1,20      = 7,08
¡   TpB      = (14,5 – 8,6) / 0,92      = 6,41
¡   TpC      = (13,0 – 8,6) / 1,04      = 4,23
¡   Tpm      = (11,0 – 8,6) / 1,00      = 2,40

Indeks Jensen
l Jpi = (Rpi – Rf) – (Rm – Rf) βpi
¡   JpA      = (17,1 – 8,6) – (11,0 – 8,6) 1,20       = 5,62
¡   JpB       = (14,5 – 8,6) – (11,0 – 8,6) 0,92       = 3,69
¡   JpC       = (13,0 – 8,6) – (11,0 – 8,6) 1,04       = 1,90
¡   Jpm      = (11,0 – 8,6) – (11,0 – 8,6) 1,00       = 0

Kesimpulan Kasus
l  Portofolio A memilki kinerja yang tinggi
¡  Indeks Sharpe     = 0,302
¡  Indeks Treynor    = 7,08
¡  Indeks Jensen      = 5,62
l  Portofolio B dan C perlu dilakukan revisi

Biaya – Biaya
Biaya yang perlu dipertimbangkan jika investor ingin melakukan revisi total atas portofolio yang kinerjanya tidak sesuai dengan ER dan risiko, yaitu:
¡   Komisi pembelian saham
¡   Komisi untuk penjualan saham
¡   Pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan
¡   Biaya dalam mencari dan menganalisis data dan informasi

Catatan Evaluasi Kinerja Portofolio
o      Ketiga ukuran kinerja portofolio di atas tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengukuran.
o       Ketiga ukuran tersebut menggunakan dasar CAPM. Padahal model CAPM merupakan model keseimbangan yang menggunakan asumsi-asumsi yang sangat sulit kita temukan dalam kondisi nyata, sehingga penggunaan model CAPM bisa menyebabkan adanya bias dalam pengukuran kinerja portofolio tersebut.




No comments: