Wednesday, June 29, 2016

PENILAIAN SEKURITAS

Untuk memulai investasi, investor akan melihatkinerja perusahaan, kemudian harga saham dari perusahaan yang akan dipilih. Selanjutnya menilai berapa banyak yang akan diperoleh bila dana investor terbatas. Namun dalam melakukan investasi saham seorang investor tidak cukup hanya melihat dari segi harga saham tanpa mengerti resiko dan return. Tetapi kunci utama untuk sukses dalam investasi dan mengelolanya adalah dengan menilai aset tersebut dan juga sumber aset untuk mendapatkan nilai tersebut (Wabber R Murhadi:2009)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menilai suatu saham dan masih diperdebatkan sampai saat ini adalah bagaimana cara mengestimasi fair value (nilai wajarnya) dan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar dapat menyesuaikan dengan nilai wajar tersebut. Dengan kata lain, penilaian saham berguna untuk mencari harga wajar suatu saham. Kemudian harga wajar saham digunakan oleh investor untuk melakukan strategi investasi dalam mengantisipasi resiko atau isu-isu yang akan dihadapi

Konsep Nilai Dalam Manajemen Keuangan
1.      Nilai Likuidasi (Liquidity Value) adalah sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika aktiva atau sekelompok aktiva dijual secara terpisah dari organisasi operasionalnya.
2.      Nilai berkesinambungan (Going Concern Value) adalah sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika perusahaan dijual sebagai suatu bisnis operasi yang berkesinambungan.
3.      Nilai buku dari aktiva (Book Value) adalah nilai akuntansi dari aktiva dikurangi akumulasi penyusutan. Terdapat dua jenis nilai buku, yaitu:
-       Nilai buku dari perusahaan
Total aktiva perusahaan dikurangi kewajiban dan saham preferen yang tertera dalam neraca.
-       Nilai pasar dari aktiva
Harga pasar dimana aktiva diperdagangkan pada dasar pasar bebas. Bagi perusahaan, nilai pasar terkadang dipandang sebagai nilai tertinggi dibandingkan nilai likuiditas atau nilai berkesinambungan.
4.      Nilai intrinsik sekuritas adalah harga sekuritas yang seharusnya, jika dihargai secara benar berdasarkan faktor – faktor penunjang penilaian aktiva, pendapatan, prospek masa depan, manajemen, dll atau berdasarkan fakta – fakta yaitu nilai sekarang (Present Value) dari arus kas yang disediakan untuk investor, didiskontokan pada tingkat pengembalian yang ditentukan sesuai dengan jumlah resiko yang menyertainya

Menentukan Nilai Surat Berharga
1.      Obligasi   
Obligasi adalah kontrak keuangan. Penerbit obligasi, seperti perusahaan, akan membayar bunga kepada pembeli obigasi secara periodik. Kemudian, pada akhir waktu tertentu, penerbit obligasi membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. Sebaliknya, pemegang obligasi memberikan sejumlah uang kepada perusahaan saat ini. 
Obligasi biasanya dijual di pasar obligasi dan memiliki harga pasar yang dapat berubah setiap saat. Obligasi adalah satu sekuritas yang berdasarkan pada IOU dari penerbitnya. Obligasi ini tidak menawarkan hak istimewa kepada pemilik perusahaan. Contohnya, 10 tahun obligasi AT & T memberikan hak untuk menerima pembayaran kupon atau bunga secara periodik dan pokok atau face value pada saat jatuh tempo. Pemegang obligasi tidak memiliki suara dalam pengambilan keputusan di perusahaan. 
Banyak obligasi adalah Fixed-Rate Bond atau sekuritas yang berpendapatan tetap karena perjanjian pembayarannya berbentuk kontraktual dan tetap sepanjang waktu. Bagaimana pun beberapa obligasi membayar dalam bentuk variabel income dan mengacu pada Floating-Rate Bond. Jangka waktu obligasi tidak terlalu lama dan tidak terdapat risiko kebangkrutan, secara umum risiko dari obligasi itu tergolong rendah dengan return yang rendah pula. Biasanya obligasi kurang liquid daripada saham dan umumnya relatif tinggi cashflow secara periodik (untuk membayar bunga kepada pemegang obligasi) (Levy 28). 
Karakteristik Obligasi:
1.         Nilai pari atau nilai nominal
Nilai yang tertera pada kertas obligasi dan mewakili jumlah uang yang dipinjam oleh perusahaan dan akan dibayarkan pada saat jatuh tempo (maturity).

2.         Kupon/ tingkat bunga ( coupon rate )
Jumlah bunga tetap yang harus dibayarkan setiap tahun oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi
3.      Maturity date (jatuh tempo); Tanggal dimana nilai par harus dibayar.

Jenis-Jenis Obligasi   
1.      Government Bond ;obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
Seperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas pemerintah yang digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat semi-annual. Ketika diterbitkan, US Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10 (sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh temponya lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable Bond yang biasanya dibeli kembali oleh penerbitnya pada harga tertentu di masa yang akan datang. Kedua, Federal Agency Bond. Ketiga, Municipal Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai highways, sistem perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe Multicipal Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond. (Levy 40-41) 

2.      Corporate Bond; obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.

Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman kepada pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang menerbitkan obligasi disebut debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut kreditur. (Timothy and Joseph 408).

Jenis-jenis Corporate Bond adalah:    
a.    Secured Bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh sejumlah aset.       
b.    Mortgage bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh aset riil (bukan dalam bentuk finansial).
c.    Unsecured bonds (Debentures)  adalah obligasi yang penerbitannya tidak memiliki jaminan. Pembayaran sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan dari perusahaan penerbit untuk memberikan bunga yang dijanjikan dan membayar pokok pinjaman sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Jika terjadi gagal bayar, maka pemegang obligasi akan menjadi unsecured creditors. Investor tidak memiliki hak atas harta perusahaan.     
d.   Convertible bonds adalah salah satu jenis obligasi yang memiliki kekhususan. Obligasi ini dapat dikonversi ketika terdapat keputusan pemilik obligasi menjadi sejumlah sekuritas lain yang diterbitkan oleh perusahaan yang sama. Biasanya sekuritas lain tersebut adalah common stock.           
e.    Variable-Rate bonds merupakan obligasi yang memberikan pembayaran kupon yang bervariasi mengikuti frekuensi bunga yang berlaku di pasar atau market rate index. 
f.     Putable bondsadalah obligasi yang dapat dicairkan sebelum jatuh tempo sesuai dengan keputusan dari pemilik obligasi.
g.    Junk bonds biasanya dikenal dengan sebutan high-yield bonds, adalah obligasi yang memiliki peringkat dibawah investment grade. Disebut junk karena obligasi ini lebih berisiko dari obligasi yang berkategori investment grade.  
h.    International bonds adalah obligasi yang dijual di negara lain. Obligasi dapat diperdagangkan dalam satuan mata uang negara lain atau obligasi diperdagangkan di negara lain dalam mata uang perusahaan penerbit biasanya disebut Eurobonds.
i.      Super Long-Term bonds merupakan obligasi yang memiliki masa jatuh tempo lebih besar atau sama dengan 100 tahun. (Timothy and Joseph 415-420)

3.    Municipal Bond; obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

2.    SAHAM PREFEREN (Preferred Stock)
-       Pengertian Saham Preferen
Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser.
Saham yang mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor.
Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.
Saham Preferen memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.       Memiliki berbagai tingkat, yang dapat diterbitkan dengan karakteristik berbeda
b.      Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian dividen
c.       Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
d.      Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk

-       Penilaian Saham Preferen
Rumus: Vps = D / kps
dimana:
Vps      : nilai saham preferen
D         : dividen tahunan
kps       : tingkat pengembalian yang disyaratkan
contoh soal      :
berapakah nilai saham preferen jika dividen tahunan yang dibayar sebesar $3,64 dan tingkatpengembalian yang disyaratkan 7,28%?
Jawab  :
Vps :  D / kps
= $3,64 / 7,28% = $50

3.    SAHAM BIASA (common stock)
Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. Saham biasa mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan.
Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin banyak prosentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol operasional perusahaan.
Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.Saham Biasa memiliki karakteristik utama sebagai berikut:
-       Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris
-       Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
-       Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja
Karakteristik Saham Preferen:
a.         Hak preferen terhadap deviden: hak menerima deviden terlebih dahulu dibanding pemegang saham biasa.
b.         Hak preferen pada waktu likuidasi: hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa pada saat terjadi likuidasi.
Hak Pemegang saham Biasa:
a.         Hak kontrol: hak untuk memilih dewan direksi, sehingga dapat mengontrol kebijakan direksi.
b.         Hak penerima pembagian keuntungan: karena sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatakan bagian keuntungan perusahaan.
c.         Hak preemtive: hak untuk mendapatkan prosentase kepemilikan yang sama, jika perusahaan mengeluarkan tambahan saham baru. Hak ini bertujuan :
1) melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama,
2) melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot.

Menilai Saham Biasa
Pertumbuhan saham biasa
Rumus: g = ROE × r
dimana: g          = tingkat pertumbuhan dari laba masa depan
                        ROE    = tingkat pengembalian ekuitas
                        r           = persentase laba yang ditahan
Penilaian Saham Biasa – Periode Pemegangan Tunggal
Rumus: Vcs = ((D1/(1+kcs)) + ((P1/(1+kcs))
           
dimana:
Vcs      = nilai sekarang saham biasa
D1       = dividen yang diterima dalam satu tahun
P1        = harga saham yang diprediksi di akhir tahun
kcs       = tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh investor
contoh soal:
Berapakah nilai saham biasa jika dividen pada akhir tahun yang diharapkan Rp1.640, dan harga pasar pada akhir tahun yang diproyeksikan Rp22.000 serta tingkat pengembalian yang disyaratkan investor adalah 18%?
Vcs = ((Rp1.640/(1+18%))+((Rp22.000/(1+18%))
= Rp 1390 + Rp 18.644
=  Rp 20.034
Penilaian Saham Biasa – Periode Pemegangan Berganda
Rumus: Vcs = D1/kcs-g
Dimana : D1 = D0 (1+g)
keterangan:
Vcs’     = nilai sekarang saham biasa
D1       = dividen yang diterima pada akhir tahun ini
D0       = dividen yang diterima pada akhir tahun lalu
kcs       = tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh investor
g          = tingkat pertumbuhan
contoh soal:
berapakah nilai sekarang dari saham biasa jikadividen yang dibayar pada akhir tahun lalu sebesar $2, tingkat pertumbuhannya 10%, dan tingkat pengembalian yang disyaratkan investor 15%?
D1 = D0 (1+ g)
D1 = $2 (1+10%)
D1 = $2,20
            Vcs = D1/kcs-g                                
Vcs = $2,20/0,15-1,10 = $44

4.      Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Pemegang Saham
-          Tingkat Pengembalian yang diharapkan oleh Pemegang Saham Preferen
Vps = D/Kps  , sehingga
Kps = D/Vps atau kps = D/Po
Dimana P0 adalah harga pasar sekarang saham preferen
            Contoh soal:
Berapakah tingkat pengembalian yang diharapkan invesotor jika dividen yang dibayarkan $3,64 dan haraga pasar sekarang saham preferen $50?
Kps = D/Po      
= $3,64 / $50 = 0,0728 atau 7,28%
-          Tingkat Pengembalian yang Diharapkan oleh Pemegang Saham Biasa
      Vcs = D1 / kcs - g sehingga
Kcs = (D1/Vcs) +g , atau kcs = (D1 / Po) +g

Contoh soal:
Berapakah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham biasa jika dividen yangdibayarkan akhir tahun ini sebesar $2,20, harga pasar sekarang saham biasa $44, dan tingkatpertumbuhan 10%?
kcs = (D1 / Po) + g
=($2,20/$44) + 10% = 15%
Ada dua analisis yang digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya saham:
a.    Fundamental security analysis atau company analysis: analisis harga saham yang mendasarkan pada data yang berasal dari keuangan perusahaan ( misal laba, dividen, penjualan)
b.   Technical analysis : analisis harga saham dengan menggunakan data pasar dari saham (misal harga saham, volume transaksi)


No comments: