Harga Pokok Penjualan merupakan komponen
beban yang terdapat dalam
1.1
Mengukur Laba (Margin) Kotor
Gross Margin
atau Gross Profit Margin adalah rasio antara laba kotor dengan penjualan. Laba
Kotor ini merupakan indicator awal perusahaan dalam pencapaian laba perusahaan.
Jika perusahaan memiliki laba kotor yang negatif maka akan kecil kemungkinan
bagi perusahan untuk mendapatkan laba usaha.
Jadi dengan
mengetahui rasio ini, analist dapat mengetahui bahwa untuk setiap satu barang
yang terjual, perusahaan memperoleh keuntungan kotor sebesar x Rupiah
Rumus yang
dapat digunakan untuk menghitung Gross
Profit Margin adalah:
|
Rasio laba kotor hanya dapat ditemui pada perusahaan yang menjual produk atau perusahaan dagang atau manufaktur. Laba kotor merupakan selisih
antara penjualan dengan harga pokok penjualan. Untuk perusahaan jasa tidak
mempunyai laba kotor karena sulit untuk mengidentifikasi harga pokok
penjualannya.
Pada pasar
dengan persaingan yang amat ketat, margin keuntungan kotor akan semakin rendah
dibandingkan dengan pasar yang bersifat monopolistis.
1.2
Menganalisis Perubahan Laba Kotor
Analisis ini
dilakukan secara internal karena memerlukan data yang tidak dipublikasikan
kepada umum termasuk jumlah unit penjualan, harga jual per unit, dan biaya per
unit.
Cara untuk
menganalisis perubahan laba kotor di foukuskan terlebih dahulu kepada perubahan
penjualan dan kemudian kepada perubahan harga pokok penjualan.
Langkah- langkah yang mendasari analisis:
§
Pusatkan perhatian pada perubahan volume dengan mengasumsikan harga jual
per unit tidak berubah sama dengan tahun 1. Perubahan volume kemudian dikalikan
dengan harga jual per unit konstan menghasilkan perubahan positif pada
penjualan
§
Kemudian pusatkan perhatian pada perubahan harga jual dengan mengasumsikan
volume adalah konstan. Penurunan atau kenaikan pada harga jual dikalikan dengan
volume konstan menghasilkan penurunan atau kenaikan penjualan,
§
Volume konstan sementara harga jual berubah dan sebaliknya- merupakan
penyederhanaan. Asumsi tersebut mengabaikan perubahan bersama dalam volume dan
harga jual. Perubahan volume positif yang disertai penurunan harga jual
menghasilkan penurunan penjualan,
§
Tiga langkah diatas menjelaskan kenaikan penjualan. Komponen penyebab
kenaikan penjualan adalah perubahan volume, perubahan harga, dan gabungan
perubahan volume dan harga jual.
1.3
Menginterpretasikan Perubahan Laba Kotor
Jenis
perubahan umumnya terdiri dari salah satu atau kombinasi dari faktor- faktor
seperti:
-
Kenaikan/ Penurunan volume penjualan
-
Kenaikan/ Penurunan harga jual per unit
-
Kenaikan/ Penurunan biaya per unit.
Interpretasi
hasil analisis perubahan laba kotor memerlukan identifikasi faktor utama yang
menyebabkan perubahan tersebut.
Menganalisis
perubahan harga pokok penjualan dapat dilakukan dengan analisis komparatif
dengan berfokus pada metode akuntansi.
ANALISIS HARGA POKOK PENJUALAN PADA HM SAMPOERNA
Gross Profit Margin
GPM = (Penjualan Bersih- Harga Pokok Penjualan) /
Penjualan Bersih
GPM Tahun 2008
= (Rp34.680.445.000.000 - Rp24.695.196.000.000)/
Rp34.680.445.000.000
= 0,2879
GPM Tahun 2007
= (Rp29.787.725.000.000 -
Rp21.025.772.000.000)/Rp29.787.725.000.000
= 0,2941
Gross profit margin tahun 2008 mengalami
penurunan dibandingkan 2007 sebesar 0,0062. Gross profit margin tahun 2008
menunjukkan bahwa dari setiap satu unit barang yang terjual diperoleh
keuntungan kotor sebesar Rp0,2879. Penurunan gross profit margin ini disebabkan
oleh peningkatan harga pokok penjualan yang lebih besar dibandingkan dengan
peningkatan penjualan bersihnya.
No comments:
Post a Comment