Friday, November 25, 2016

ANALISIS PENDAPATAN PERUSAHAAN


Analisis pendapatan perusahaan (disebut juga penjualan) berfokus pada beberapa pertanyaan sebagai berikut :
  • Apakah sumber utama pendapatan ?
  • Bagaimana daya tahan sumber pendapatan?
  • Bagaimana kaitan antara pendapatan, piutang, dan persediaan ?
  • Kapan pendapatan dicatat dan bagaimana pendapatan diukur ?

1.1  Sumber Utama Pendapatan
Informasi ini khususnya penting bagi analisis perusahaan yang terdivesifikasi. Dalam perusahaan yang terdiversifikasi, tiap pasar atau lini produk sering kali memiliki pola pertumbuhan, profitabilitas, dan potensi masa depan yang berbeda-beda. Common size analysis merupakan alat yang sangat baik untuk menganalisis sumber pendapatan. Common size analysis menyajikan tiap kelompok utama pendapatan sebagai persentase atas total pendapatan.

 1.1.1          Tantangan Perusahaan yang Terdiversifikasi
Analisis laporan keuangan perusahaan yang terdiversifikasi harus memisahkan dan menginterpretasikan dampak masing-masing segmen bisnis pada perusahaan secara keseluruhan. Hal ini menantang untuk dilakukan mengingat segmen atau divisi yang berbeda memiliki tingkat profitabilitas, risiko, dan pertumbuhan yang bervariasi. Inilah alasan mengapa analisis memerlukan memerlukan banyak informasi rinci berdasarkan segmen usaha.

1.1.2          Pelaporan Segmen
Informasi yang dilaporkan dalam hasil operasi dan posisi keuangan berdasarkan segmen bervariasi. Pengungkapan penuh menyediakan laporan laba, neraca, dan laporan arus kas rinci untuk setiap segmen yang penting. Namun, pengungkapan penuh berdasarkan segmen ini jarang dilakukan karena sulitnya memisahkan segmen serta keengganan manajemen untuk membagi informasi yang dapat membahayakan posisi kompetitifnya.

Sebuah segmen dianggap signifikan bila penjualan, laba (rugi) operasi, atau aktiva yang dapat diidentifikasi besarnya sama atau lebih dari 10 % dari jumlah gabungan seluruh segmen operasi perusahaan. Untuk tiap segmen, harus dilaporkan beberapa informasi keuangan tahunan ( SFAS 131) seperti :
1.       Penjualan – kepada segmen lain maupun kepada pelanggan eksternal
2.       laba operasi – pendapatan dikurangi beban operasi
3.       Aktiva yang dapat diidentifikasi
4.       Beban atau pendapatan bunga dan pajak
5.       Keuntungan dan kerugian dari pos khusus
6.       Beban penyusutan, deplesi, dan amortisasi.

Selain itu, perusahaan harus melaporkan pendapatan sebesar 10% atau lebih yang diperoleh dari satu pelanggan.

Analisis pada HM Sampoerna
Suatu segmen usaha adalah sekelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah segmen geografis menyediakan barang maupun jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.

Grup mensegmentasikan pelaporan keuangan sebagai berikut:
(i) segmen usaha (primer), yang mengklasifikasikan aktivitas bisnis Grup menjadi industri dan perdagangan rokok; percetakan, pengemasan dan pengangkutan; serta segmen usaha lainnya.
 (ii) segmen geografis (sekunder), yang terdiri dari kegiatan usaha dalam negeri dan luar negeri.

1.1.3          Implikasi Analisis atas Laporan Segmen
Laporan segmen harus dianalisis sebagai informasi ‘lunak’, yaitu informasi yang dapat dimanipulasi dan diatur oleh manajemen. Informasi tersebut harus diperlakukan dengan ketidakpastian dan kesimpulan yang diambil dari informasi tersebut harus diuji oleh sumber informasi alternatif. Namun demikian, data segmen yang didukung dengan bukti altenatif dapat sangat berguna bagi analisis. Data segmen dapat membantu analisis, khususnya analisis atas :
·         Pertumbuhan penjualan
Analisis tren penjualan menurut segmen berguna untuk menilai profitabilitas. Pertumbuhan penjualan sering kali berasal dari faktor-faktor seperti, perubahan harga, perubahan volume, akuisisi/divestasi, dan perubahan nilai tukar.

Pada HM Sampoerna, Penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp 34,7 triliun untuk tahun 2008, meningkat sebesar 16,4% dari Rp 29,8 triliun di tahun 2007.

Penjualan bersih dari bisnis rokok domestik meningkat menjadi Rp 33,9 triliun, atau 16,2% lebih tinggi dari Rp 29,2 triliun di tahun 2007. Penjualan dari bisnis rokok domestik menyumbangkan 97,7% terhadap penjualan bersih konsolidasi Perseroan. Kinerja yang baik pada bisnis rokok domestik pada tahun 2008 ini didorong oleh kombinasi antara peningkatan volume penjualan  sebesar 9,6% menjadi 73,3 miliar batang pada tahun 2007 dari 66,8 miliar batang di tahun 2007 dan kenaikan harga jual selama tahun 2008. Perseroan kembali memimpin pangsa pasar industri rokok pada tahun 2008 dengan pangsa pasar sebesar 29,5%, meningkat 0,2% dibanding tahun 2007.

Rokok Marlboro menyumbangkan 15,0% dan 12,2% masing-masing terhadap jumlah volume dan nilai penjualan rokok domestik pada tahun 2008 dibandingkan 14,2% dan 11,4% di tahun 2007. Rokok Marlboro mencapai pangsa pasar sebesar 4,8% di tahun 2008 meningkat dari 4,6% di tahun 2007.

Rokok A Mild masih menjadi penyumbang terbesar terhadap portofolio SKM Perseroan  dengan mencatat jumlah volume penjualan termasuk Avolution, rokok kretek ramping (slim) yang diluncurkan pada bulan Pebruari 2008, sebesar 26,6 miliar batang pada tahun 2008, atau 17,1% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 25,2%, rokok A Mild menyumbangkan masing-masing 36,3% dan 35,6% dari jumlah volume dan nilai penjualan domestik pada tahun 2008 dibandingkan 34,0% dan 32,8% di tahun 2007. Secara keseluruhan, nilai penjualan yang disumbangkan rokok SKM Perseroan meningkat sebesar 25,5% di tahun 2008, menyumbangkan 38,7% dari jumlah nilai penjualan rokok domestik, sementara volume penjualan pada segmen ini meningkat sebesar 17,7% mencapai 29,4 miliar batang.

Pertumbuhan penjualan agregat sebesar 6,9% dari SKT terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan sebesar 1,3% dari 32,8 miliar di tahun 2007 menjadi 33,2 miliar batang pada tahun 2008. Volume penjualan rokok SKT Dji Sam Soe tumbuh 5,1% dan menyumbangkan masing-masing 26,5% dan 33,2% dari volume dan nilai penjualan domestik di tahun 2008 dibandingkan 27,6% dan 34,6% di tahun 2007. Volume penjualan Sampoerna A Hijau menurun 4,7% dari 13,3 miliar batang di tahun 2007 menjadi 12,6 miliar batang di tahun 2008. Rokok Sampoerna A Hijau menyumbangkan masing-masing 17,2% dan 14,9% dari volume dan nilai penjualan rokok domestik pada tahun 2008 dibandingkan 19,8% dan 17,5% di tahun 2007.

·         Pertumbuhan aktiva
Analisis tren aktiva yang dapat diidentifikasikan menurut segmen relevan bagi analisis profitabilitas. Membandingkan pengeluaran modal terhadap beban penyusutan mengungkapkan segmen yang mengalami pertumbuhan ‘sesungguhnya’. Saat menganalisis laporan segmen geografis, analisis harus mewaspadai perubahan nilai tukar mata uang asing yang dapat memberi pengaruh signifikan pada nilai yang dilaporkan.

·         Profitabilitas
Rasio laba operasi terhadap penjualan dan laba operasi terhadap aktiva yang dapat diidentifikasi menurut segmen merupakan angka yang berguna dalam analisis profitabilitas. Karena kelemahan data laba segmen, analisis harus lebih berfokus pada tren daripada berfokus pada tingkat absolut.
Rasio laba operasi 2008-2004.


1.2  Daya tahan pendapatan
Analisis profitabilitas meningkat bila daya tahan pendapatan per segmen dapat dinilai. Bagian ini membahas dua alat analisis yang berguna untuk menilai daya tahan pendapatan :

1.2.1          Analisis persentase tren
Analisis persentase tren digunakan untuk menilai daya tahan total pendapatan maupun pendapatan per segmen. Pendapatan yang diindeks berdasarkan segmen sering dikorelasikan dan dibandingkan dengan standar industri atau pesaing. Korelasi otomatis di antara pendapatan antarperiode juga dapat dihitung untuk mengukur daya tahan pendapatan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam analisis daya tahan pendapatan adalah :
-          Sensitivitas pendapatan terhadap kondisi bisnis.
-          Antisipasi permintaaan atas barang dan jasa baru atau yang diperbaharui.
-          Analisis pelanggan-konsentrasi, ketergantungan, dan stabilitas.
-          Konsentrasi dan ketergantungan pendapatan pada satu segmen.
-          Ketergantungan pendapatan pada staf pejualan.
-          Diversifikasi geografis.

1.2.2          Diskusi dan analisis manajemen (Management’s Discussion and Analysis-MD&A)
MD&A atas kondisi keuangan dan hasil operasi sering kali berguna bagi analisis terhadap daya tahan pendapatan. SEC mensyaratkan beberapa pengungkapan yang bersifat interpretatif dan menjelaskan dalam MD&A, diantaranya :
-          Informasi tersebut berguna untuk memahami dan menilai perubahan pos keuangan dari satu periode ke periode lain, termasuk pendapatan.
-          Manajemen harus melaporkan perubahan komponen pendapatan dan beban yang relevan untuk memahami aktivitas operasi. Pengungkapan tersebut meliputi peristiwa tidak biasa yang memengaruhi laba operasi, tren, atau ketidakpastian yang memengaruhi atau mungkin memengaruhi operasi, perubahan hubungan pendapatan dan beban yang merugikan seperti kenaikan biaya bahan baku dan tenaga kerja.
-          Manajemen harus melaporkan sumber pertumbuhan pendapatan, apakah karena kenaikan harga, kenaikan volume, inflasi atau peluncuran produk baru.
-          Manajer disarankan untuk menjelaskan hasil keuangan, melaporkan informasi yang berpandangan ke depan, membahas tren dan tekanan yang tidak tampak dalam laporan keuangan.

SEC menganggap MD&A sebagai sumber informasi yang relevan untuk analisis kondisi keuangan dan hasil operasi dengan mengevaluasi jumlah dan ketidakpastian arus kas.

1.3  Hubungan antara Pendapatan, Piutang, dan Persediaan
Hubungan antara Pendapatan, Piutang, dan Persediaan digunakan sebagai :
-          Petunjuk penting bagi evaluasi hasil operasi.
-          Untuk memprediksi kinerja di masa depan.

1.3.1          Pendapatan dan Piutang Usaha
Pemahaman hubungan antara pendapatan dan piutang usaha diperlukan dalam evaluasi kuaitas laba. Sebagai contoh :
Bila tingkat pertumbuhan piutang usaha melebihi tingkat pertumbuhan pendapatan, perlu dilakukan analisis untuk menemukan penyebabnya. Penyebabnya mungkin karena pendapatan didorong oleh insetif yang lebih besar, perpanjangan masa kredit, atau strategi saat ini sebagai anitisipasi pendapatan di masa depan. Faktor-faktor tersebut berdampak pada pendapatan di masa depan dan memengaruhi penagihan piutang.

Analisis pada HM Sampoerna :

2008
2007
2006
2005
2004
Pendapatan bersih
3895
3624
3530
2383
1992
Persentase perubahan
7.47%
2.66%
48.13%
19.63%
-
Piutang usaha
132938
510342
324360
429477
271434
Persentase perubahan
-73,95%
57,34%
-24,48%
58.23%
-

Pada tahun 2008 pendapatan bersih naik sebesaar 7.47% sedangkan piutang usaha turun besar 73,95%. Dari tahun 2004-2008 terjadi peningkatan pendapatan, peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2006. Ini terjadi karena HM Sampoerna berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan investasinya, penyebaran pangsa pasar rokok, persaingan produk rokok yang berhasil di pasarnya. Piutang usaha secara secara fluktuatif bergerak naik turun, pada tahun 2008 terdapat penurunan secara cukup besar ini mengidentifikasikan bahwa piutang usaha sebagian besar tertagih atau sebagian besar penjualan secara tunai.

1.3.2          Pendapatan dan Persediaan
Analisis komponen persediaan sering memberikan petunjuk penting bagi pendapatan dan aktivitas opersi di masa depan. Sebagai contoh :
Bila kenaikan barang jadi disertai penurunan bahan baku dan/atau barang dalam proses, diharapkan terjadi penurunan produksi.

        Analisis pada HM Sampoerna :

2008
2007
2006
2005
2004
Pendapatan bersih
3895
3624
3530
2383
1992
Persediaan :





    Barang Jadi
1320
1198
1155
738
609
    Barang dalam  proses





    dan bahan baku
4765
6524
5006
4086
3377
Total Persediaan
6085
7722
6161
4824
3986







Persedian barang jadi pada HM Sampoerna mengalami kenaikan dari tahun ketahun sementara persediaan barang dalam proses dan bahan baku pada tahun 2007 ke 2008 mengalami penurunan, hal ini mengindikasikan bahwa terjadinya penurunan produksi dan keberhasilan pendapatan untuk mengikuti laju produksi. Sedangkan pada tahun 2004-2007 mengalami kenaikan, hal  ini mengindikasikan bahwa pada terjadinya kenaikan produksi dan keberhasilan pendapatan untuk mengikuti laju produksi.

1.4  Pengakuan dan pengukuran pendapatan

Beberapa metode pengakuan dan pengukuran pendapatan lebih konservatif daripada metode lainnya. Analisis harus mempertimbangkan metode pengakuan pendapatan yang digunakan oleh perusahaan yang berbeda dalam analisis komparatif. Saat meramalkan pendapatan, perlu dipertimbangkan apakah metode pengakuan pendapatan yang digunakan merupakan ukuran yang paling relevan bagi tujuan analisis atas kinerja dan aktivitas operasi.

No comments: