Analisis pendapatan perusahaan (disebut juga
penjualan) berfokus pada beberapa pertanyaan sebagai berikut :
- Apakah sumber utama pendapatan ?
- Bagaimana daya tahan sumber pendapatan?
- Bagaimana kaitan antara pendapatan, piutang, dan
persediaan ?
- Kapan pendapatan dicatat dan bagaimana pendapatan
diukur ?
1.1
Sumber Utama Pendapatan
Informasi ini khususnya penting bagi analisis
perusahaan yang terdivesifikasi. Dalam perusahaan yang terdiversifikasi, tiap
pasar atau lini produk sering kali memiliki pola pertumbuhan, profitabilitas,
dan potensi masa depan yang berbeda-beda. Common size analysis merupakan alat yang sangat baik untuk menganalisis
sumber pendapatan. Common size analysis
menyajikan tiap kelompok utama pendapatan sebagai persentase atas total
pendapatan.
1.1.1
Tantangan Perusahaan yang Terdiversifikasi
Analisis
laporan keuangan perusahaan yang terdiversifikasi harus memisahkan dan
menginterpretasikan dampak masing-masing segmen bisnis pada perusahaan secara
keseluruhan. Hal ini menantang untuk dilakukan mengingat segmen atau divisi
yang berbeda memiliki tingkat profitabilitas, risiko, dan pertumbuhan yang
bervariasi. Inilah alasan mengapa analisis memerlukan memerlukan banyak
informasi rinci berdasarkan segmen usaha.
1.1.2
Pelaporan Segmen
Informasi
yang dilaporkan dalam hasil operasi dan posisi keuangan berdasarkan segmen
bervariasi. Pengungkapan penuh menyediakan laporan laba, neraca, dan laporan
arus kas rinci untuk setiap segmen yang penting. Namun, pengungkapan penuh
berdasarkan segmen ini jarang dilakukan karena sulitnya memisahkan segmen serta keengganan manajemen untuk membagi informasi
yang dapat membahayakan posisi kompetitifnya.
Sebuah segmen
dianggap signifikan bila penjualan, laba (rugi) operasi, atau aktiva yang dapat
diidentifikasi besarnya sama atau lebih dari 10 % dari jumlah gabungan seluruh
segmen operasi perusahaan. Untuk tiap segmen, harus dilaporkan beberapa
informasi keuangan tahunan ( SFAS 131) seperti :
1.
Penjualan – kepada segmen lain maupun kepada pelanggan eksternal
2.
laba operasi – pendapatan dikurangi beban operasi
3.
Aktiva yang dapat diidentifikasi
4.
Beban atau pendapatan bunga dan pajak
5.
Keuntungan dan kerugian dari pos khusus
6.
Beban penyusutan, deplesi, dan amortisasi.
Selain itu, perusahaan harus melaporkan
pendapatan sebesar 10% atau lebih yang diperoleh dari satu pelanggan.
Analisis pada
HM Sampoerna
Suatu segmen usaha adalah sekelompok aset dan operasi
yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat
pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah segmen geografis
menyediakan barang maupun jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang
memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi
lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.
Grup mensegmentasikan pelaporan keuangan sebagai berikut:
(i) segmen usaha (primer), yang mengklasifikasikan
aktivitas bisnis Grup menjadi industri dan perdagangan rokok; percetakan,
pengemasan dan pengangkutan; serta segmen usaha lainnya.
(ii) segmen
geografis (sekunder), yang terdiri dari kegiatan usaha dalam negeri dan luar
negeri.
1.1.3
Implikasi Analisis atas Laporan Segmen
Laporan
segmen harus dianalisis sebagai informasi ‘lunak’, yaitu informasi yang dapat
dimanipulasi dan diatur oleh manajemen. Informasi tersebut harus diperlakukan
dengan ketidakpastian dan kesimpulan yang diambil dari informasi tersebut harus
diuji oleh sumber informasi alternatif. Namun demikian, data segmen yang
didukung dengan bukti altenatif dapat sangat berguna bagi analisis. Data segmen
dapat membantu analisis, khususnya analisis atas :
·
Pertumbuhan penjualan
Analisis tren penjualan menurut segmen berguna untuk menilai
profitabilitas. Pertumbuhan penjualan sering kali berasal dari faktor-faktor
seperti, perubahan harga, perubahan volume, akuisisi/divestasi, dan perubahan
nilai tukar.
Pada HM Sampoerna, Penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp 34,7 triliun
untuk tahun 2008, meningkat sebesar 16,4% dari Rp 29,8 triliun di tahun 2007.
Penjualan bersih dari bisnis rokok domestik meningkat
menjadi Rp 33,9 triliun, atau 16,2% lebih tinggi dari Rp 29,2 triliun di tahun
2007. Penjualan dari bisnis rokok domestik menyumbangkan 97,7% terhadap
penjualan bersih konsolidasi Perseroan. Kinerja yang baik pada bisnis rokok domestik
pada tahun 2008 ini didorong oleh kombinasi antara peningkatan volume penjualan sebesar 9,6% menjadi 73,3 miliar
batang pada tahun 2007 dari 66,8 miliar batang di tahun 2007 dan kenaikan harga
jual selama tahun 2008. Perseroan kembali memimpin pangsa pasar industri rokok
pada tahun 2008 dengan pangsa pasar sebesar 29,5%, meningkat 0,2% dibanding
tahun 2007.
Rokok Marlboro menyumbangkan 15,0% dan 12,2%
masing-masing terhadap jumlah volume dan nilai penjualan rokok domestik pada
tahun 2008 dibandingkan 14,2% dan 11,4% di tahun 2007. Rokok Marlboro mencapai
pangsa pasar sebesar 4,8% di tahun 2008 meningkat dari 4,6% di tahun 2007.
Rokok A Mild masih menjadi penyumbang terbesar
terhadap portofolio SKM Perseroan dengan
mencatat jumlah volume penjualan termasuk Avolution, rokok kretek
ramping (slim) yang diluncurkan pada bulan Pebruari 2008, sebesar 26,6 miliar
batang pada tahun 2008, atau 17,1% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Dengan
pertumbuhan pendapatan sebesar 25,2%, rokok A Mild menyumbangkan
masing-masing 36,3% dan 35,6% dari jumlah volume dan nilai penjualan domestik
pada tahun 2008 dibandingkan 34,0% dan 32,8% di tahun 2007. Secara keseluruhan,
nilai penjualan yang disumbangkan rokok SKM Perseroan meningkat sebesar 25,5%
di tahun 2008, menyumbangkan 38,7% dari jumlah nilai penjualan rokok domestik,
sementara volume penjualan pada segmen ini meningkat sebesar 17,7% mencapai
29,4 miliar batang.
Pertumbuhan penjualan agregat sebesar 6,9% dari SKT
terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan sebesar 1,3% dari 32,8
miliar di tahun 2007 menjadi 33,2 miliar batang pada tahun 2008. Volume
penjualan rokok SKT Dji Sam Soe tumbuh 5,1% dan menyumbangkan masing-masing
26,5% dan 33,2% dari volume dan nilai penjualan domestik di tahun 2008 dibandingkan
27,6% dan 34,6% di tahun 2007. Volume penjualan Sampoerna A Hijau menurun
4,7% dari 13,3 miliar batang di tahun 2007 menjadi 12,6 miliar batang di tahun
2008. Rokok Sampoerna A Hijau menyumbangkan masing-masing 17,2% dan
14,9% dari volume dan nilai penjualan rokok domestik pada tahun 2008
dibandingkan 19,8% dan 17,5% di tahun 2007.
·
Pertumbuhan aktiva
Analisis tren aktiva yang dapat diidentifikasikan menurut segmen relevan
bagi analisis profitabilitas. Membandingkan pengeluaran modal terhadap beban
penyusutan mengungkapkan segmen yang mengalami pertumbuhan ‘sesungguhnya’. Saat
menganalisis laporan segmen geografis, analisis harus mewaspadai perubahan
nilai tukar mata uang asing yang dapat memberi pengaruh signifikan pada nilai
yang dilaporkan.
·
Profitabilitas
Rasio laba operasi terhadap penjualan dan laba operasi terhadap aktiva yang
dapat diidentifikasi menurut segmen merupakan angka yang berguna dalam analisis
profitabilitas. Karena kelemahan data laba segmen, analisis harus lebih
berfokus pada tren daripada berfokus pada tingkat absolut.
Rasio laba operasi 2008-2004.
1.2
Daya tahan pendapatan
Analisis profitabilitas meningkat bila daya
tahan pendapatan per segmen dapat dinilai. Bagian ini membahas dua alat
analisis yang berguna untuk menilai daya tahan pendapatan :
1.2.1
Analisis persentase tren
Analisis persentase tren digunakan untuk menilai daya tahan total
pendapatan maupun pendapatan per segmen. Pendapatan yang diindeks berdasarkan
segmen sering dikorelasikan dan dibandingkan dengan standar industri atau
pesaing. Korelasi otomatis di antara pendapatan antarperiode juga dapat
dihitung untuk mengukur daya tahan pendapatan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam analisis daya tahan pendapatan adalah :
-
Sensitivitas pendapatan terhadap kondisi bisnis.
-
Antisipasi permintaaan atas barang dan jasa baru atau yang diperbaharui.
-
Analisis pelanggan-konsentrasi, ketergantungan, dan stabilitas.
-
Konsentrasi dan ketergantungan pendapatan pada satu segmen.
-
Ketergantungan pendapatan pada staf pejualan.
-
Diversifikasi geografis.
1.2.2
Diskusi dan analisis manajemen (Management’s
Discussion and Analysis-MD&A)
MD&A atas kondisi keuangan dan hasil operasi sering kali berguna bagi
analisis terhadap daya tahan pendapatan. SEC mensyaratkan beberapa pengungkapan
yang bersifat interpretatif dan menjelaskan dalam MD&A, diantaranya :
-
Informasi tersebut berguna untuk memahami dan menilai perubahan pos
keuangan dari satu periode ke periode lain, termasuk pendapatan.
-
Manajemen harus melaporkan perubahan komponen pendapatan dan beban yang
relevan untuk memahami aktivitas operasi. Pengungkapan tersebut meliputi
peristiwa tidak biasa yang memengaruhi laba operasi, tren, atau ketidakpastian
yang memengaruhi atau mungkin memengaruhi operasi, perubahan hubungan
pendapatan dan beban yang merugikan seperti kenaikan biaya bahan baku dan
tenaga kerja.
-
Manajemen harus melaporkan sumber pertumbuhan pendapatan, apakah karena
kenaikan harga, kenaikan volume, inflasi atau peluncuran produk baru.
-
Manajer disarankan untuk menjelaskan hasil keuangan, melaporkan informasi
yang berpandangan ke depan, membahas tren dan tekanan yang tidak tampak dalam
laporan keuangan.
SEC menganggap MD&A sebagai sumber
informasi yang relevan untuk analisis kondisi keuangan dan hasil operasi dengan
mengevaluasi jumlah dan ketidakpastian arus kas.
1.3
Hubungan antara Pendapatan, Piutang, dan Persediaan
Hubungan antara Pendapatan, Piutang, dan
Persediaan digunakan sebagai :
-
Petunjuk penting bagi evaluasi hasil operasi.
-
Untuk memprediksi kinerja di masa depan.
1.3.1
Pendapatan dan Piutang Usaha
Pemahaman hubungan antara pendapatan dan piutang usaha diperlukan dalam
evaluasi kuaitas laba. Sebagai contoh :
Bila tingkat pertumbuhan piutang usaha melebihi tingkat pertumbuhan
pendapatan, perlu dilakukan analisis untuk menemukan penyebabnya. Penyebabnya
mungkin karena pendapatan didorong oleh insetif yang lebih besar, perpanjangan
masa kredit, atau strategi saat ini sebagai anitisipasi pendapatan di masa
depan. Faktor-faktor tersebut berdampak pada pendapatan di masa depan dan
memengaruhi penagihan piutang.
Analisis pada HM Sampoerna :
|
2008
|
2007
|
2006
|
2005
|
2004
|
Pendapatan bersih
|
3895
|
3624
|
3530
|
2383
|
1992
|
Persentase perubahan
|
7.47%
|
2.66%
|
48.13%
|
19.63%
|
-
|
Piutang usaha
|
132938
|
510342
|
324360
|
429477
|
271434
|
Persentase perubahan
|
-73,95%
|
57,34%
|
-24,48%
|
58.23%
|
-
|
Pada tahun 2008 pendapatan bersih naik sebesaar 7.47% sedangkan piutang
usaha turun besar 73,95%. Dari tahun 2004-2008 terjadi peningkatan pendapatan,
peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2006. Ini terjadi karena HM Sampoerna
berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan investasinya, penyebaran
pangsa pasar rokok, persaingan produk rokok yang berhasil di pasarnya. Piutang
usaha secara secara fluktuatif bergerak naik turun, pada tahun 2008 terdapat
penurunan secara cukup besar ini mengidentifikasikan bahwa piutang usaha
sebagian besar tertagih atau sebagian besar penjualan secara tunai.
1.3.2
Pendapatan dan Persediaan
Analisis komponen persediaan sering memberikan petunjuk penting bagi
pendapatan dan aktivitas opersi di masa depan. Sebagai contoh :
Bila kenaikan barang jadi disertai penurunan bahan baku dan/atau barang
dalam proses, diharapkan terjadi penurunan produksi.
Analisis pada HM Sampoerna :
|
2008
|
2007
|
2006
|
2005
|
2004
|
Pendapatan bersih
|
3895
|
3624
|
3530
|
2383
|
1992
|
Persediaan :
|
|
|
|
|
|
Barang Jadi
|
1320
|
1198
|
1155
|
738
|
609
|
Barang dalam proses
|
|
|
|
|
|
dan bahan baku
|
4765
|
6524
|
5006
|
4086
|
3377
|
Total Persediaan
|
6085
|
7722
|
6161
|
4824
|
3986
|
Persedian barang jadi pada HM Sampoerna
mengalami kenaikan dari tahun ketahun sementara persediaan barang dalam proses
dan bahan baku pada tahun 2007 ke 2008 mengalami penurunan, hal ini
mengindikasikan bahwa terjadinya penurunan produksi dan keberhasilan pendapatan
untuk mengikuti laju produksi. Sedangkan pada tahun 2004-2007 mengalami
kenaikan, hal ini mengindikasikan bahwa
pada terjadinya kenaikan produksi dan keberhasilan pendapatan untuk mengikuti
laju produksi.
1.4
Pengakuan dan pengukuran pendapatan
Beberapa metode pengakuan dan pengukuran
pendapatan lebih konservatif daripada metode lainnya. Analisis harus
mempertimbangkan metode pengakuan pendapatan yang digunakan oleh perusahaan
yang berbeda dalam analisis komparatif. Saat meramalkan pendapatan, perlu
dipertimbangkan apakah metode pengakuan pendapatan yang digunakan merupakan
ukuran yang paling relevan bagi tujuan analisis atas kinerja dan aktivitas
operasi.
No comments:
Post a Comment