Friday, November 25, 2016

MENGANALISIS BEBAN PERUSAHAAN


                Sebagian besar beban memiliki kaitan yang dapat diidentifikasi dan diukur terhadap pendapatan. Hal ini disebabkan karena pendapatan merupakan ukuran utama atas aktivitas operasi perusahaan. Tiga analisis yang sebagian didasarkan pada hubungan antara pendapatan beban adalah:
·         Analisis ukuran sama (common size analysis). Laporan laba rugi common size menyatakan beban sebagai persentase pendapatan. Hubungan antara beban dengan penjualan kemudian ditelusuri selama beberapa periode atau diperbandingkan dengan pesaing.
·         Analisis angka indeks (index number analysis). Analisis angka indeks atas laporan laba rugi menyatakan laba dan komponen-komponenya dalam angka indeks yang terkait dengan tahun dasar. Analisis ini menunjukan perubahan relative pos-pos tersebut lintas tahun, sehingga dapat ditelusuri dan dinilai materialitasnya. Perubahan beban dapat dibandingkan dengan perubahan pendapatan maupun beban yang terkait. Dengan menerapkan analisis angka indeks pada neraca common size, persentase perubahan beban dapat dikaitkan dengan perubahan aktiva dan kewajiban.
·         Analisis rasio operasi (operating ratio analysis). Rasio operasi mengukur hubungan antara beban operasi (atau komponen-komponen) dengan pendapatan. Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut;

Bunga dan pajak biasanya tidak disertakan dari perhitungan ini karena fokusnya pada efesiensi operasi (pengendalian beban), bukan pengelolaan pendanaan dan pajak. Untuk menginterprestasikan ukuran ini dengan tepat, diperlukan analisis atas alasan variasi dalam komponen-komponenya, termasuk margin laba kotor, beban penjualan, pemasaran, umum, dan administrasi.

Beban Penjualan
                Analisis beban penjualan berfokus pada setidaknya tiga area utama, yaitu ;
1.       Evaluasi hubungan antara pendapatan dengan beban utama
2.       Penilaian beban piutang tak tertagih
3.       Evaluasi trend an produktivitas beban pemasaran yang mengarah ke masa depan
Hubungan antara Beban Penjualan dan Pendapatan
                Pentingnya hubungan antara beban penjualan dengan pendapatan bervariasi antara industry dan antar perusahaan. Bagi perusahaan tertentu, beban penjualan utam adalah komisi yang sangat variable, sedangkan bagi perusahaan lainnya beban penjualan sebagian besar tetap. Komponen variable dan komponen tetap tersebut harus dibedakan agar dapat dianalisis relative terhadap pendapatan. Semakin rinci komponen beban dilaporkan, semakin bermakna analisis yang dihasilkan.
                Jika persentase beban penjualan terhadap pendapatan meningkat, perhatian harus diarahkan pada kenaikan beban penjualan yang menyebabkan kenaikan pendapatan bersangkutan. Setelah tingkat beban penjualan tertentu, kenaikan penjulan marginal menjadi lebih kecil. Hal tersebut biasa disebabkan oleh kejenuhan pasar, keloyalan pada merek, atau beban yang meningkat di wilayah baru. Persentase beban penjualan terhadap pendapatan bagi pelanggan baru harus dibedakan dari persentase bagi pelanggan kini. Hal tersebut berimplikasi pada ramalan atas profitabilitas. Jika perusahaan harus menanggung beban penjualan yang jauh lebih besar untuk meningkatkan penjualan, maka profitabilitas perusahaan menjadi terbatas atau dapat menurun.

Beban Piutang Tak Tertagih
                Beban piutang tak tertagih biasanya diperlakukan sebagai beban pemasaran. Karena besaran beban piutang tak tertagih terkait dengan besaran penyisihan piutang tak tertagih,analisis yang dilakukan dengan mempelajari hubungan antara penyisihan dengan piutang uaha kotor.

Beban Pemasaran untuk Masa Depan
                Beban promosi penjualan tertentu, terutama iklan, menghasilkan manfaat kini dan masa depan. Mengukur manfaat masa depan beban-beban tersebut sangatlah sulit. Pengeluaran untuk aktivitas pemasaran yang megarah ke masa depan tersebut sangat subjektif dan harus mempertimbangkan tren pengeluaran tersebut sangat subjektif dan harus mempertimbangkan tren pengeluaran tersebut dari tahun ke tahun. Selain pengeluaran tesebut mampu mempengaruhi penjualan di masa depan pengeluaran tersebut memberikan pandangan atas kecenderungan manajemen untuk “mengatur” laba.

Beban penyusutan
                Beban sering kali besar jumlahnya, khususnya bagi perusahaan manufaktur dan jasa. Penyusutan umumnya dianggap sebagai biaya tetap karena dihitung berdasarkan berlalunya waktu. Bila perhitungannya menggunakan aktivitas operasi, maka penyusutan menjadi biaya variable berbeda dengan sebagian besar biaya lainnya, hubungan antara penyusutan dengan aktiva tetap kotor sering memiliki makna. Hubungan tersebut diukur dengan rasio penyusutan terhadap aktiva yang dapat disusutkan;
 
Tujuan rasio ini adalah mendeteksi perubahan tarif penyusutan gabungan. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi tingkat pnyusutan dan untuk deteksi penyesuaian (perataan) laba. Perhitungan ini dapat dilakukan berdasarkan katagori aktiva.

Beban pemeliharaan dan Perbaikan
                Beban pemeliharaan dan perbaikan ini berdampak pada harga poko penjualaan dan beban lainnya. Pemeliharaan dan perbaikan terdiri atas beban variable dan beban tetap, sehingga tidak terkait langsung dengan penjualan, jadi harus diinterprestasikan berdasarkan analisis yang memisahkan antara porsi beban variable dengan porsi beban tetap dalam pemeliharaan dan perbaikan, hubungannya dengan penjualan dapat diinterpretasikan. Beban pemeliharaan dan perbaikan bersifat fleksibel dapat diatur,dengan tujuan untuk tidak mengurangi laba pada periode tertentu atau dengan tujuan untuk menyimpan sumber yang likuid, namun ada juga yang tidak dapat ditunda  tanpa mengorbankan produktivitas.

Beban Umum dan Administrasi
                Sebagian besar beban umum dan adiministrasi adalah beban tetap, terutama karena beban  tersebut meliputi beban gaji dan sewa. Biaya ini cenderung naik, khususnya pada masa-masa makmur. Saat menganalisis beban tersebut, perhatian harus diarahkan pada tren persentasenya terhdap pendapatan

Beban Pendanaan
                Beban pendanaan sebagian besar tetap. Sebagian besar pendanaan kreditor pada akhirnyan didanai ulang dan tidak dipindahkan, kecuali digantikan dengan pendanaan ekuitas. Beban bunga sering mencakup amortisasi premium atau diskon utang dan amortisasi biaya penerbitan utang. Alat analisis untuk biaya pinjaman adalah tingkat bunga efektif rata-rata yang dihitung sebagai berikut :
 
                Sensitivitas perusahaan terhadap perubahan tingkat bunga juga dapat diukur dengan mencari porsi utang yang dikaitkan dengan tingkat pasar seperti tingkat bunga utama

 Beban Pajak
                Pajak penghasilan pada dasarnya mencerminkan distribusi laba antara perusahaan dan pemerintah.
                Hubungan antara pajak akrual dengan laba sebelum pajak, disebut sebagai tarif pajak efektif (effective tax rate) atau rasio pajak (tax ratio), dipengaruhi oleh perbedaan antara pajak permanen. Tarif pajak efektif dihitung sebagai berikut:
 

ANALISIS BEBAN PT HM SAMPOERNA
Beban Usaha yang ada pada PT HM Sampoerna, yaitu:




Dari beban usaha yang ada tersebut merupakan beban yang akan terus menerus ada pada setiap periodenya karena mendukung operasi perusahaan. Maka analisis terkait beban usaha tersebut, yaitu:

1.       Operating Ratio Analysis
Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut ;
 
Operating Ratio untuk tahun 2008
= (Rp24.695.196.000.000 + Rp3.760.016.000.000)/Rp6.225.233.000.000
= 4,57

Operating Ratio untuk tahun 2007
= (Rp21.025.772.000.000 + Rp3.176.973.000.000)/Rp5.584.980.000.000
= 4,33

Operating ratio tahun 2008 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2007, yang mengindikasikan bahwa beban operasi tahun 2008 mengalami penigkatan yang tidak signifikan dibanding tahun 2007 meskipun gross profit margin tahun 2008 tidak sebesar tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan beban operasi 2008 lebih kecil dibandingkan kenaikan penjualan bersih tahun 2008.

2.       Beban Penjualan
Kenaikan beban penjualan perusahaan pada tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 20,24%, yaitu dari yang semula Rp2.458.051 juta pada 2007 menjadi  Rp2.955.457 juta pada 2008.

3.       Beban Penyusutan
Rasio penyusutan terhadap aktiva yang dapat disusutkan;
Rasio penyusutan tahun 2008 = Rp69.488.000.000 / Rp6.055.271.000.000 = 0,0115
Rasio penyusutan tahun 2007 = Rp25.197.000.000 / Rp4.977.696.000.000 = 0,0051

Rasio tersebut menunjukkan penigkatan yang cukup signifikan dalam beban penyusutan perusahaan pada tahun 2008 sebesar Rp44.291.000.000. Kenaikan yang cukup signifikan ini disebabkan karena pada tahun 2008 terjadi pengkapitalisasian beban bunga ke dalam asset tetap sebesar Rp59,2 milyar (dimana pada tahun 2007 sebesar Rp47,6 milyar) yang timbul dari pembiayaan pembangunan pabrik baru, dikapitalisasikan pada tahun berjalan. Tingkat biaya yang dikapitalisasi sebesar 8,50% - 8,84%. Akibat pengkapitalisasian tersebut, beban depresiasinya pun meningkat cukup signifikan di tahun 2008.

Beban lain-lain yang ada di HM SAMPOERNA yaitu:

Dalam beban lain-lain ini terdapat beban penurunan nilai asset dimana beban ini termasuk salah satu beban yang belum tentu pada setiap periodenya terjadi karena tidak selalu pada setiap penilaian asset tetap yang dilakukan setiap periodenya terjadi penurunan nilai asset. Beban penurunan nilai asset tahun 2008 sebesar Rp69.403.000.000 sedangkan pada tahun 2007 sebesar Rp26.379.000.000, sehingga dapat disimpulkan terjadi kenaikan beban penurunan nilai sebesar 61,99%. Kenaikan yang signifikan ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan nilai asset yang cukup besar pada tahun 2008 dari hasil revaluasi atas aset.


Selain itu dalam beban lain-lain ini pun terdapat beban kurtailmen dari program pension sebesar Rp145.391.000.000 pada tahun 2008, yang merupakan beban yang timbul hanya pada periode tersebut karena adanya perubahan imbal kerja dari yang semula manfaat pasti menjadi iuran pasti. Sehingga laba bersih yang diperoleh tahun 2008 ini tidak semurninya berasal dari operasi tetapi juga ada karena beban-beban lain yang hanya pada periode ini saja dibebankannya.

No comments: