BAB
I
Dasar
Teori dan Kondisi Lingkungan Perusahaan
A. Dasar
Teori
Analisis
laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta
unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi
keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah
dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Analisis
laporan keuangan dilakukan pada dasarnya untuk mengetahui apakah keadaan
keuangan, hasil usaha kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak
memuaskan.Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antar unsur-unsur laporan
keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun dan untuk
mengetahui arah perkembangannya.
Dalam menganalisis posisi
keuangan dan tingkatpertumbuhanperusahaan , faktor yang paling diperhatikan
adalah :
- Likuiditas yang menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih. Kewajiban keuangan suatu
perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu, pertama kewajiban
keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur) disebut
dengan likuiditas badan usaha, kedua kewajiban keuangan yang berhubungan dengan
proses produksi (intern perusahaan) disebut dengan likuidasi perusahaan .
-
Solvabilitas yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik kewajiban
keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
- Rentabilitas atau profitability menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu.
- Stabilitas Usaha menunjukan
kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutangnya
dan akhirnya membayar kembali hutang – hutang tersebut tepat pada waktunya.
Likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta stabilitas dapat diketahui dengan cara menganalisa dan menginterpretasikan laporan keuangan dengan menggunakan metode atau teknik analisa yang tepat/sesuai dengan tujuan analisa. Dari hasil analisa akan diperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah kinerja keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan.
B. Gambaran
Umum Perusahaan
Bermula
dari usaha keluarga yang dirintis sejak awal tahun 1960an oleh Bapak Achmad
Prawirawidjaja (alm), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
(“Perseroan”) dan saat ini telah menjadi salah satu perusahaan yang terkemuka
di bidang industri makanan & minuman di Indonesia. Pada bulan Juli 1990
Perseroan melakukan penawaran perdana saham-sahamnya kepada masyarakat (Initial
Public Oering = IPO).
Perseroan
bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Di bidang minuman Perseroan
memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti minuman susu cair, minuman teh,
minuman tradisional dan minuman untuk kesehatan. Produk minuman ini diproduksi
dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) yaitu pemanasan sampai 140% C
selama 3-4 detik sehingga produk itu steril tanpa merusak atau mengurangi
kandungan nutrisi, dan kemudian dikemas dalam kemasan karton aseptik (Aseptic
Packaging Material) sehingga bisa tahan lama tanpa harus menggunakan bahan
pengawet. Di bidang makanan Perseroan memproduksi susu bubuk (powder milk), dan
susu kental manis (sweetened condensed milk). Perseroan juga memproduksi
konsentrat buah-buahan tropis (tropical fruit juice concentrate).
Bahan
baku susu murni dipasok oleh para peternak sapi yang tergabung dalam Koperasi
Peternak Bandung Selatan (KPBS) – Pangalengan dan Koperasi Unit Desa lainnya.
Untuk menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan baku ini Perseroan
membina dan memelihara hubungan kemitraan yang sangat baik dengan para peternak
antara lain dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan baik segi teknik,
manajemen, dan permodalan. Bahan kemasan aseptik (aseptic packaging materials)
untuk produk minuman UHT masih diperoleh secara impor.
Perseroan
menjual hasil produksinya ke seluruh pelosok di dalam maupun luar negeri.Penjualan
langsung (direct selling) dilakukan ke toko-toko, kios-kios, dan pasar-pasar
tradisional lainnya di seluruh Pulau Jawa dengan menggunakan armada penjualan
milik Perseroan yang terdapat di kantor-kantor pemasaran yang terletak di
beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya,
serta beberapa kota lainnya di Pulau Jawa. Penjualan melalui pasar-pasar modern
(modern trade) dilakukan ke supermarket, hypermarket, dan mini market yang
tersebar di seluruh wilayah di P.Jawa.Sedangkan penjualan tidak langsung
(indirect selling) dilakukan ke pelanggan yang berada di luar Pulau Jawa dan
dilakukan melalui agen atau distributor yang ditunjuk yang tersebar di seluruh
ibukota propinsi di seluruh wilayah Indonesia.Disamping penjualan di dalam
negeri Perseroan juga melakukan penjualan ekspor ke beberapa negara.
C. Kondisi
Ekonomi Nasional
Perekonomian
Indonesia pada tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23% dibanding tahun 2011, dimana semua sektor ekonomi mengalami
pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi yang mencapai 9,98%, diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran 8,11%, Sektor Konstruksi 7,50%, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa
Perusahaan 7,15%, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,40%, Sektor Industri
Pengolahan 5,73%, Sektor Jasa-Jasa 5,24%, Sektor Pertanian 3,97%, dan Sektor
Pertambangan dan Penggalian 1,49%. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2012
mencapai 6,81% yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB.
Pertumbuhan
kondisi ekonomi yang meningkat ini memberikan dampak positif terhadap PT
Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. Karena pertumbuhan sektor
pertanian akan sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi mengingat PT
Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk adalah perusahaan di sektor
makanan dan minuman.
Tingkat
inflasi yang dapat dikendalikan di 4,3 persen di mana nilai ini jauh lebih
rendah dari asumsi 6,8 persen. Rendahnya laju inflasi ini dipengaruhi oleh
membaiknya ekspektasi inflasi masyarakat, yang juga didukung terjaganya
kelancaran dan kecukupan pasokan barang dan jasa, serta terjaganya stabilitas
harga barang-barang strategis.
Untuk
rata-rata suku bunga SPN 3 bulan mencapai 3,2% yang lebih rendah dari asumsi
sebesar 5%. Ini dapat terjadi karena masih tingginya permintaan SPN dan
rendahnya tekanan inflasi.Sementara itu, nilai tukar rupiah mencapai
Rp9.384/US$ yang melemah dari asumsi Rp9.000/US$.Pelemahan ini karena adanya
tekanan pada neraca pembayaran Indonesia sebagai dampak ketidakpastian ekonomi
global dan tingginya permintaan impor.
D.
Analisis Kebijakan Akuntansi dan Opini
Auditor
·
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan
akuntansi dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian adalah menggunakan
dasar akrual (accrual basis), kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian.Laporan
arus kas konsolidasian disusun menggunakan metode langsung dengan
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.Untuk tujuan penyusunan laporan arus kas konsolidasian, kas dan
setara kas mencakup kas, kas di bank, dan deposito dengan jangka waktu tiga
bulan atau kurang, setelah dikurangi cerukan, jika ada.Penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan
penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk
membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi perusahaan.
Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau
area di mana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap laporan
keuangan konsolidasian.
Mata
uang yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah Indonesia
(Rupiah) yang merupakan mata uang fungsional Grup.
Kebijakan
untuk persedian, persediaan diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga
perolehan dan nilai realisasi bersih.Harga perolehan ditentukan dengan
menggunakan metode rata-rata bergerak. Laba/(rugi) yang sifatnya biasa antara
lain yang timbul karena selisih penghitungan fisik dan kerugian kerusakan bahan
karena penyimpanan, dikoreksi pada nilai persediaan dan dibebankan ke dalam
pendapatan (beban) lain-lain. Penyisihan untuk persediaan suku cadang using
ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan suku cadang pada masa depan.
Biaya
perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus
berdasarkanestimasi masa manfaat ekonomisnya.Manajemenmengestimasi masa manfaat
ekonomis aset tetapantara 3 (tiga) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun.Ini
adalah umur yang secara umum diharapkan dalamindustri dimana Grup menjalankan
bisnisnya.Perubahan tingkat pemakaian dan perkembanganteknologi dapat mempengaruhi
masa manfaatekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biayapenyusutan masa
depan mungkin direvisi.
Dalam
penyisihan cadangan kerugian piutang, perusahaan mengevaluasi akun-akun
tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidakdapat
memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, perusahaan mempertimbangkan
berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidakterbatas pada,
jangka waktu hubungan denganpelanggan dan status kredit dan faktor pasar
yangtelah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifikatas jumlah piutang
pelanggan guna mengurangijumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh
perusahaan. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dandisesuaikan jika
tambahan informasi yang diterimamempengaruhi jumlah penyisihan kerugian
penurunannilai atas piutang usaha.
·
Opini Auditor
Opini auditor atas laporan keuangan PT Ultrajaya
Milk Industry & Trading Company Tbk pada akhir tahun 2012 adalah Wajar
Tanpa Pengecualian.Hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan tidak terdapat salah saji material. Sehingga, dengan begitu para
pengguna laporan keuangan akan lebih mempercayai informasi yang disampaikan
tersebut dan dapat mengambil keputusan untuk menanamkan modal ataupun memberi
pinjaman kepada perusahaan tersebut.
BAB
II
Analisis
Fundamental Laporan Keuangan dan Analisis Kebangkrutan
·
Analisis Likuiditas, Solvabilitas,
Aktivitas dan Profitabilitas
1.
Rasio Likuiditas
Rasio tersebut bisa diinterpretasikan sebagai
berikut: artinya, setiap Rp. 1 hutang dijamin oleh Rp. 2,018 aktiva lancar.
Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2, meskipun tidak
ada standar yang pasti untuk penentuan rasio lancar yang seharusnya.Dalam hal
ini, untuk PT Ultrajaya rasio lancarnya termasuk normal.Rasio lancar yang
rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar yang
tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang berpengaruh tidak baik
terhadap profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum menghasilkan
return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap.
Angka diatas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut; setiap Rp. 1 hutang dijamin oleh Rp. 1,454 aktiva lancar diluar persediaan.Angka
yang terlalu tinggi menunjukkan indikasi kelebihan aktiva lancar, sedangkan
angka yang terlalu rendah menunjukkan tingkat likuiditas yang lebih tinggi.
2. Rasio
Solvabilitas
Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan
oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage
keuangan (financial leverage) yang tinggi. Penggunaan financial laverage yang
tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham dengan cepat, dan begitupun
sebaliknya. PT Ultrajaya Milk Industry
menggunakan dana dari kreditur 30% dari total dananya, yang berarti
tidak begitu besar. Rasio ini juga menginterpretasikan setiap Rp.0,3075 hutang
perusahaan dijamin oleh Rp.1 aset perusahaan.
3. Rasio
Aktivitas
Dari perhitungan tersebut, piutang berputar 9,44
kali dalam setahun dan diperlukan waktu 38,6 hari dari piutang menjadi kas.
Untuk melihat baik tidaknya angka tersebut, perusahaan bisa membandingkan
dengan industry atau dengan kebijakan di perusahaan.Angka rata-rata piutang
yang terlalu rendah bisa jadi mengindikasikan kebijakan piutang terlalu ketat
dan hal ini bisa menurunkan penjualan dari yang seharusnya bisa dimanfaatkan.Namun,
bila terlalu tinggi juga menunjukkan kemungkinan tidak kembalinya piutang yang
lebih tinggi.
Dalam satu tahun persediaan berputar 5,7 kali dan
kalua lamanya umur persediaan 63,9 hari. Perputaran persediaan yang tinggi
menandakan semakin tingginya persediaan.Sebaliknya, perputaran yang rendah
mengindikasikan kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.
Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan
penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang
baik, sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bahwa manajemen harus
mengevalusi strategi, pemasaran, dan pengeluaran modalnya.
4. Rasio
Profitabilitas
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.Profit
margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang
tinggi pada tingkat penjualan tertentu.Secara umum rasio yang rendah bisa
menunjukkan ketidak efisienan manajemen.
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu.Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi
manajemen aset, yang berarti manajemen berjalan dengan efisien.
·
Analisis Pasar
PER
melihat harga saham relatif terhadap labanya.Perusahaan yang berprospek baik
adalah perusahaan yang memiliki PER yang tinggi. Namun, bagi investor PER yang
tinggi tidak terlalu menarik karena kemungkinan capital gain yang diperoleh
akan lebih kecil.
Deviden
yield merpakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor.
Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan
memiliki deviden yield yang rendah, karena deviden sebagian besar akan
diinvestasikan kembali. Sama halnya dengan devidend yield, perusahaan yang
tingkat pertumbuhannya tinggi juga memiliki rasio pembayaran deviden yang
rendah.
·
Analisis Cashflow
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara kas bersih
dari aktivitas operasi dengan jumlah hutang jangka pendek.Gunanya untuk
memprediksi kemampuan perusahaan dalam jangka pendek untuk memenuhikewajibannya
yang jatuh tempo dalam periode berjalan yang dinyatakan dalam jumlah
tertentu.Idealnya nilai tersebut harus 1 agar perusahaan mampu memenuhi
kewajiban jangka pendek nya.
·
Analisis Kebangkrutan
Analisa Kebangkrutan Z, adalah suatu alat yang digunakan
untuk meramalkan tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dengan menghitung nilai
dari beberapa rasio lalu kemudian dimasukan dalam suatu persamaan diskriminan,
maka berdasarkan analisa iniapabila nilai Z < 1,80 berisiko tinggi terhadap
kebangkrutan, bila nilai Zdiantara 1,813,00 dikatakan masih
memiliki resiko kebangkrutan, bila Z > 3,00 aman dari kebangkrutan.Nilai Z
dari PT Ultrajaya Milk Industry
3,135 maka bisa dikatakan bahwa PT
Ultrajaya Milk Industry aman dari kebangkrutan ataupun kesulitan keuangan.
·
Laporan Laba rugi PT Ultrajaya Milk
Industry
Tahun
2012
|
Tahun
2011
|
Tahun
2010
|
|
Penjualan
|
2.809.851.307.439
|
2.102.383.741.532
|
1.880.411.473.916
|
Beban pokok
penjualan
|
1.908.109.047.237
|
1.476.677.453.814
|
1.288.167.519.944
|
Laba kotor
|
901.742.260.202
|
625.706.287.718
|
592.243.953.972
|
Biaya
penjualan, administrasi umum dan lain-lain
|
472.400.760.324
|
489.061.834.376
|
406.826.687.113
|
Laba Usaha
|
429.341.499.878
|
136.644.453.342
|
185.417.086.859
|
Pendapatan
Lain-lain
|
28.628.615.306
|
20.173.453.086
|
17.506.454.838
|
Laba sebelum
pajak
|
457.970.115.184
|
156.817.906.428
|
202.923.541.697
|
Pajak
penghasilan
|
104.538.495.699
|
28.368.562.376
|
7.231.995.350
|
Laba bersih
|
353.431.619.485
|
128.449.344.052
|
107.339.358.519
|
·
Analisis Common Size Laporan Laba Rugi
PT Ultrajaya Milk Industry
Tahun
2012
|
Tahun
2011
|
Tahun
2010
|
|
Penjualan
|
100
|
100
|
100
|
Beban pokok penjualan
|
67,9
|
70,2
|
68,5
|
Laba kotor
|
32,1
|
29,8
|
31,5
|
Biaya penjualan, administrasi umum
dan lain-lain
|
16,8
|
23,2
|
21,6
|
Laba sebelum pajak
|
15,3
|
6,6
|
9,9
|
Pajak penghasilan
|
3,7
|
1.3
|
5
|
Laba bersih
|
11,6
|
5,3
|
4,5
|
Trend yang
dihasilkan dari tahun 2010 ke tahun 2012 adalah meningkat.
Analisis
Common size PT Ultrajaya Milk Industry menunjukkan bahwa persentase laba dari
tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini mengindikasi bahwa trend beban mengalami
penurunan walaupun pada tahun 2011 meningkat namun, pada tahun 2012 kembali
turun sehingga tidak menyebabkan penurunan persentase laba tahun berjalan.
BAB
III
Kesimpulan
Analisis Fundamental dan Analisis Kebangkrutan
A.
Aspek Return
Dilihat
dari segi aspek return, PT Ultrajaya Milk Industry memiliki rasio
profitabilitas yang baik (profit margin 12,8% dan ROA 14,6%). Dimana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba baik berdasarkan tingkat penjualan tertentu maupun
berdasarkan tingkat aset tertentu cukup baik.Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen perusahaan berjalan dengan efisien.Namun, jika dilihat dari
perputaran piutang (9,44 kali/tahun) dan rata-rata umur dari piutang menjadi
kas (38,6 hari) bisa dibilang kurang baik. Karena, rata-rata umur piutang yang
rendah mengindikasikan kebijakan piutang yang terlalu ketat dan bisa
menyebabkan penurunan penjualan. Begitu pula dengan perputaran persediaan dan
umur persediaan, PT Ultrajaya Milk Industry memiliki perputaran persediaan
sebesar 5,7 kali/tahun dan umur piutang hanya 63,9 hari. Perputaran persediaan
yang rendah menunjukkan bahwa pengendalian persediaan perusahaan berjalan
kurang efektif.Dalam analisis pasarnya, PT Ultrajaya Milk Industry memiliki PER
8,85 kali. Meskipun dikatakan bahwa perusahaan yang berprospek baik adalah yang
memiliki PER yang tinggi, namun dari sudut pandang investor malah sebaliknya.
Maka dapat dikatan bahwa investor mungkin akan tertarik dengan PT Ultrajaya
karena tidak memiliki PER yang tinggi.Maka kesimpulannya adalah PT Ultrajaya
baik dalam aspek return-nya walaupun ada beberapa rasio yang menunjukkan angka
kurang baik namun hal itu dapat diperbaiki dengan evaluasi dan pengelolaan yang
semakin ditingkatkan.
B.
Aspek Resiko
·
Resiko Jangka Pendek
Dalam analisis likuiditas
perusahaan diperoleh rasio lancar 2,018 dan rasio quick 1,454.Karena rasio
lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2 maka kesimpulannya
rasio lancar PT Ultrajaya Milk Industry termasuk normal.Dapat dikatakan bahwa
PT Ultrajaya Milk Industry tidak menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar.
Hal ini baik karena aktiva lancar yang berlebih akan berpengaruh tidak baik
terhadap profitabilitas perusahaan.Dari perhitungan analisis arus kas,
diperoleh cash flow liquidity sebesar 0,82 kali. karena idealnya nilai tersebut
adalah 1, dan cash flow liquidity PT Ultrajaya mendekati 1 dapat dikatakan
perusahaan mampu memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dalam periode
tertentu.sedangkan dilihat dari prediksi kebangkrutan, karena nilai Z PT
Ultrajaya sebesar 3,135 > 3,00 maka PT Ultrajaya aman dari kebangkrutan.Dengan
begitu dapat disimpulkan bahwa PT Ultrajaya berprospek baik dalam jangka
pendeknya.
·
Resiko Jangka Panjang
Rasio solvabilitas yang tinggi
menunjukkan dana yang disediakan oleh kreditur juga tinggi. PT Ultrajaya
memiliki rasio solvabilitas sebesar 0,3075 atau 30% menggunakan dana dari
kreditur. Maka dapat disimpulkan bahwa
pengunaan financial leverage PT Ultrajaya Milk Industry tidak terlalu besar
yang berarti perusahaan cukup mandiri dengan modal sendiri.Dengan begitu untuk
resiko jangka panjangnya tidak terlalu mengkhawatirkan karena perusahaan dapat
terus berjalan meskipun dana oleh kreditur tidak besar.
BAB
IV
Rekomendasi
·
Manajemen
Dari
hasil perhitungan rasio aktivitas menunjukkan bahwa umur piutang dan perputaran
persediaan terbilang rendah.hal ini mengindikasikan bisa jadi kebijakan piutang
dan pengendalian persediaan kurang baik. oleh karena itu manajemen harus lebih
bijak dalam membuat kebijakan piutang dan mengendalikan persediaan agar
perusahaan dapat menghasilkan laba secara maksimal.
·
Investor
Dari aspek return dapat terlihat bahwa perusahaan
menghasilkan profit margin dan ROA yang cukup baik, hal ini menunjukkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba juga baik. Begitupun dari perhitungan
PER yang memungkinkan harga saham akan terus naik dan capital gain yang akan
diperoleh investor juga bisa lebih besar. maka dari itu, para investor dapat
mengambil keputusan untuk membeli saham PT Ultrajaya Milk Industry.
·
Kreditur
PT
Ultrajaya Milk Industry tidak terlalu banyak menggunakan dana dari kreditur, hal
ini mengindikasikan bahwa perusahaan bisa mandiri. Dengan begitu,seharusnya para
kreditur dapat mempercayakan dananya kepada perusahaan dan tidak perlu khawatir
perusahaan nantinya tidak mampu membayar hutang.
DAFTAR
PUSTAKA
(n.d.). Retrieved Juni 18, 2013, from Majalah
Pendidikan:
http://www.majalahpendidikan.com/2011/11/pengertian-analisis-laporan-keuangan.html
(n.d.).
Retrieved Juni 18, 2013, from Departemen Keuangan RI:
http://www.depkeu.go.id/ind/Read
DRA. (n.d.). Analisia Laporan Keuangan. Modul Manajemen Keuangan Bab II.
Hidayat, R. I.
(n.d.). Analisa Kebangkrutan Z-score. Retrieved Juni 18, 2013
Latifah, N.
(2009). Pengukuran Kinerja Perusahaan
dengan Metode Analisa. Fokus
Ekonomi Vol-4 No-2, 46-59.
Nainggolan, A.
(n.d.). Analisa Laporan Keuangan. Pusat Pengembangan bahan ajar-UMB.
Nuraini, A.
(n.d.). Analisis Laporan Keuangan. Retrieved juni 18, 2013, from
http://annisa10211978.blogspot.com/2012/06.pengertian-analisis-laporan-keuangan.html
PT Ultrajaya
Milk Industry & Trading Company Tbk. (2011 - 2012). Annual Report.
Indonesia.
3 comments:
Untuk menghitung perputaran piutang, apakah hanya piutang usaha saja yg dimasukkan atau piutang lain lain pihak ketiga juga dihitung?
Apakah untung menghitung perputaran piutang,piutang lain lain pihak ketiga ikut dihitung?
iya....semua piutang dihitung
Post a Comment