Monday, November 28, 2016

OBJEKTIFLAH DALAM MENILAI KESANGGUPAN MANAJERIAL ANDA


PENDAHULUAN
Bab  ini  membawa  anda  bertamasya  kepada  suatu  perjalanan,  yang  bagi  kebanyakan laksanawan  (executives),  merupakan  suatu  daerah  yang  asing.    Perjalanan  ini bukanlah  suatu  jalan  yang  gampang.    Sebab  salah  satu  hal  yang  tersukar  untuk dikerjakan  atau  dilaksanakan  seseorang,  ialah  untuk  melihat  dirinya  sendiri  dengan objektif  dan  realistis,  menurut  kenyataannya,  tanpa  dikabuti  atau  diwarnai  pemujaan diri sendiri, penipuan diri, atau keputusasaan dan kekacauan fikiran.

Sebagai  dikatakan oleh Dr. A.J. Toynbee, seorang ahli sejarah  dan filsafat: “Manusia belum begitu banyak, dan belum begitu jauh, untuk menyelidiki dan  mengetahui alam spiritual. Dunia  baru  ini,  dimana  kehidupan  sangat  memerlukannya  untuk mengadakan hubungan, ialah dunia spritual dalam diri kita sendiri.”

Suatu  analisa  terhadap  diri  sendiri,  akan  dapat  membawa  keuntungan  dan  faedah, sekurang-kurangnya dalam tiga hal:
1. Menambah ke-efektifan kepemimpinan atau kemampuan manajerial dan pengaruh anda terhadap orang lain.
2.  Memperbaiki hubungan-hubungan personil.
3.  Perkembangan pribadi kearah yang lebih baik.

“Hanyalah seperti  pengetahuan  anda  terhadap  diri  sendiri”,  kata Bernard  M. Baruch, “otak  anda  dapat  melayani  anda  sebagai  suatu  alat  untuk  mengetahui  kegagalan-kegagalan  anda  sendiri,  nafsu  dan  emosi  anda, serta  prasangka-prasangka  yang  ada pada diri anda, sehingga hal itu dapat anda pisahkan atau  bedakan  dari  apa  yang anda lihat dan  anda  amati.”  (Hal  ini adalah suatu problema  yang  serius untuk  kebanyakan orang.    Mereka    mengkhayalkan  suatu  pekerjaan  dan  prestasi  yang  hebat  atau spektakuler jauh di  masa  depan,  sehingga karena  itu, mereka meremahkan  perbaikan-perbaikan  selangkah   demi  selangkah,  atau  perbaikan  hari  demi  hari. Tapi  mereka lupa,  bahwa  tanpa  perbaikan-perbaikan  kecil,  perbaikan  hari  demi  hari  secara kontinu, maka prestasi yang hebat atau spektakuler dimasa datang seperti dimimpikan mereka itu akan tidak pernah tercapai).

Manusia  sudah  menempuh  suatu  jalan  yang  panjang  untuk  sampai  kepada  arah  dan tujuan  “pengertian,  pengetahuan  atau  pengenalan  tentang  dirinya  sendiri,   walaupun masih  banyak  yang  belum  diketahuinya, atau  masih  banyak  yang  akan dipelajarinya.

Dibandingkan  dengan  para  nenek  moyangnya  yang  primitif,  dia  sudah  mengetahui jauh  lebih  banyak.    Suku-suku  primitif  di  Australia,  yang  masih  dalam  tingkat kebudayaan  batu,  masih  belum  dapat  menghubungkan  atau  mempertalikan  rasa  sakit kepalanya  dengan  kepalanya  sendiri.    Bahkan  beberapa pengertian-pengertian jasmaniah yang sederhana, masih asing bagi mereka itu.

Orang  modern  bukan  saja  mengerti  soal  penyakit  kepala  yang  dideritanya,  tapi pengetahuannya sudah lebih jauh lagi, sampai kepada suatu pengetahuan tentang sakit yang terjadi didalam pencernaanya, tentang tekanan darah dan sebagainya.

Tapi  selain  dari  soal-soal  penyakit  tersebut  di  atas  itu,  anda  perlu  untuk  lebih mengenal  diri  sendiri,  dalam  hal-hal  yang  lebih  luas.  Biasanya  self  study  atau pemeriksaan/penelitian  terhadap  diri  sendiri  itu,  hanyalah  dilakukan  pada  saat-saat krisis, dikala  anda  memperoleh  atau  menghadapi  kekuatan  anda,  dan kekurangan- kekurangan  anda. Untuk  suatu  gambaran  yang  berimbang  dan  lebih  mendekati kebenaran,  anda  harus  melihat  dan  memeriksa  diri  sendiri,  di  waktu  situasi-situasi yang relatif normal, dan diwaktu keadaan stabil.

Tugas  itu  tidaklah  mudah.    Ahli  psiko-analisa  Dr.  Ada  Hirsh  dalam  tulisannya mengenai  kemungkinan-kemungkinan  dari  analisa  sendiri,  menunjukkan  keperluan atau syarat-syarat yang dibutuhkan untuk analisa diri sendiri itu, yakni:
1.  Suatu tingkat tertentu dalam kesehatan jiwa.
2.  Suatu  keinginan  untuk  dapat  lebih  dekat  mendekati  kebenaran  tentang  diri  kita sendiri.
3.  Suatu  kesanggupan  untuk  berfikir  secara  logis,  dengan  suatu  jiwa  dan  pikiran yang terbuka (open mind) dan dengan keberanian.

5.1. MENGAPA ANDA MENGHINDARI ATAU ENGGAN MELIHAT DIRI ANDA YANG SEBENARNYA, SEBAGAIMANA ORANG LAIN MELIHAT  DIRI SENDIRI 
Adalah  suatu  anggapan  populer,  bahwa  untuk  mengenal diri  sendiri  itu, adalah suatu masalah  yang  sederhana,  yaitu  dengan  mempelajarinya  sedikit  demi  sedikit  setiap hari.

Sesungguhnya  untuk  dapat  mengenal  diri,  tidaklah  sesederhana  itu.    Kesukarannya terutama,  karena  sesungguhnya dalam diri  kita masing-masing, kita  cenderung  untuk membangun  dalam  diri  kita  sendiri  suatu  jaringan  pertahanan   yang  kuat,  yang bertindak  dan  berlaku  untuk  melindungi  ego  dan  perasaan  harga  diri  kita  dari  orang lain, dan kadang-kadang dari diri kita sendiri.

Setiap  orang  lahir ke dunia ini dengan  keadaan tidak  berdaya dan bergantung  kepada orang lain.  Untuk dapat mempertahankan hidupnya, setiap  orang akan belajar, bahwa hal  itu  tergantung  juga  kepada  sikap  dan  p endapat  atau  perasaan  orang  lain.    Anak yang  sedang  tumbuh  itu  belajar  dan  mengetahuinya,  bahwa  dia  sangat  bergantung kepada  ibunya,  bukan  saja  untuk  kesenangan  jasmaniahnya,  tapi  juga  untuk  hadiah dan pujian yang menyenangkan, cinta, perhatian  dan rasa perlindungan.

Pada  saat  seseorang  itu  bertambah  besar  dan   dewasa,  dia  tetap  mencari  dan menginginkan  pendapat  yang  baik  dan  persetujuan  dari  masyarakat  lingkungannya yang  semakin  melebar.    Dia  menghendaki  teman,  bukan  saja  untuk  kesenangan jasmaninya,  tapi  juga  untuk  menyetujui  apa  yang  dilakukannya.    Dalam  persetujuan dan simpathy orang itu, dia memperoleh jaminan tentang harga dirinya sendiri.

Pada  saat  seseorang  itu  bertambah  besar  dan   dewasa,  dia  tetap  mencari  dan menginginkan  pendapat  yang  baik  dan  persetujuan  dari  masyarakat  lingkungannya yang  semakin  melebar.    Dia  menghendaki  teman,  bukan  saja  untuk kesenangan jasmaninya,  tapi  juga  untuk  menyetujui  apa  yan g  dilakukannya.    Dalam  p ersetujuan dan simpathy orang itu, dia memperoleh jaminan tentang harga dirinya sendiri.

Demikian  besarnya  keinginan  orang  untuk  cinta  dan  persetujuan  itu,  sehingga seseorang mau  menipu  dirinya  sendiri,  kalau  perlu,  daripada  menghadapi  kenyataan.

Jika  tingkah  laku  atau  perbuatannya  yang  tidak  diselubingi,  sehingga  nampak sebagaimana  keadaan  yang  sebenarnya,  dia  akan  mendapat  kritik  dan  celaan,  jauh dari  rasa  senang  dan  persetujuan  orang.    Mungkin  dia  melakukan  sesuatu  yang  tidak difikirkan  dengan  matang  lebih  dulu,  tergesa-gesa,  kasar  bahkan  kejam. Tapi  dari pada  melihat  dan  menghadapi  dirinya  sendiri  dalam  suatu  sorotan  atau  pandangan yang  tidak  bersahabat  dari  orang  lain,  bahkan  di  matanya  sendiri,  maka  fikiran  atau jiwa  tak  sadarnya  akan  melindungi  gambaran  dirinya  sendiri  (his  image  of  himself).

Jadi dengan begitu:
1.  Dia  membuat  tindakan  dan  perbuatan  atau  memajukan  keterangan  atau  alasan-alasan,  sehingga  tingkah  lakunya  itu  seolah-olah  menjadi  rasionil,  wajar  dan pantas.    Dia  berkata,  “Saya  melakukan  itu,  karena  …..”.  Perkataan  atau keterangannya  itu  memberikan  alasan  baik  dan  kuat  serta  logis  dan  dapat diterima, tentang tindakan dan tingkah lakunya itu.
2.  Dia  memproyeksikannya.  Dia  memungkiri  perbuatannya  yang  salah  atau  tidak baik  itu,  dan  melihat  serta  menuduhkannya,  sebagai  problema  dan  perbuatan orang lain.
3.  Dia memindahkan atau  menggeserkannya. Dia menyalahkan  seseorang yang lain dari kesalahan-kesalahannya sendiri, yang tidak dapat diterimanya.
4.  Dia  mengadakan  kompensasi. Dia  meningkatkan  dirinya  dalam  bidang  lain, dikala dia gagal atau lemah dalam sesuatu hal atau bidang.

5.2. KETIDAK SADARAN (JIWA TAK SADAR) ANDA DAPAT MENGHAMBAT KEMAJUAN ANDA 
Jalan  kepada  pengenalan  diri  sendiri,  dapat  dihalangi  jiwa  tak  sadar,  yang  banyak mempengaruhi  tingkah  laku.    Dr.  Sigmund  Freud,  bapak  dari  psiko-analisa,  adalah orang  yang  pertama  mengenal  pentingnya  fikiran  atau  jiwa  tak  sadar  itu  dalam mempengaruhi dan menentukan tingkah laku.

Problema  yang  nyata  timbul,  karena  alat-alat  pengaman  bertindak  atau  bekerja dibawah  tak  sadar  secara  otomatis.    Anda  tentulah  harus  menjadi  orang  yang  sangat ahli  dalam  hal  ini,  jika anda ingin melihat  dan  menjenguk ke dalam  diri anda sendiri, dan untuk  dapat  “melihat”  ke dalam  diri  anda sen diri.   Betapa serin g  anda  mengalami dan  melakukan  sesuatu  hal  yang  bertentangan  dengan  apa  yang  secara  sadar  ingin anda perbuat.

Dr.  Wiliam Menninger seorang dokter  yang terkenal  berkata : “Hal seperti ini sangat jelas  nampak  pada  orang  yang  tak  dapat  berhenti  dari  kebiasaan  buruknya  “makan terlalu  banyak”.    Mereka  membuat  segala  macam  tekad  dan  keputusan  untuk  suatu diet;  tapi  nampaknya  mereka  tidak  berdaya  untuk  tetap  melaksanakan  tekad  atau keputusannya  itu. Nyata,  beberapa  tekanan  dari  jiwa  tak  sadar  mendorong  mereka untuk  terus  melakukan  hal-hal,  yang  secara  sadar  mereka  ingin  untuk  berhenti melakukannya.

Banyak laksanawan,  pada satu  waktu,  mempunyai jenis kesukaran  yang sama,  dalam  melakukan  dan  menyelesaikan  sesuatu  tugas  tertentu.    Dia  berjanji  terhadap  dirinya sendiri, untuk membereskan  atau menyelesaikan  sesuatu tugas  pada  kesempatan  yang pertama, tapi nampaknya dia tidak sanggup.

Dr.  Burleigh  B.   Gardner,  seorang  ahli  anthropologi  sosial  yang  terkenal menunjukkan,  bahwa  beberapa  alasan-alasan  mengapa  para  manajer  menunda  atau gagal, walaupun kesadaran mereka menginginkan kemajuan, ialah:
1.  Harga diri  yang  berlebih-lebihan.    Karena merasa  dirinya  sangat  penting.    Seringbanyak  orang  yang  kapabel,  tidak  menyukai  pekerjaannya  diawasi,  dan  merasa sangat tersinggung terhadap tuntutan-tuntutan yang dilakukan terhadap mereka.
2.  Keinginan  secara  tidak  disadari  untuk  memperoleh  kedudukan  dan  nama  yang sangat  penting.    Pekerjaan  mereka  sebagai  manajer  dalam  kedudukannya sekarang,  baginya  hanyalah  sebagai  alat  atau  lompatan  untuk  tujuan-tujuan  lain. Pada  dasarnya  dia  tidak  mempunyai  perhatian  dan  minat  untuk  pekerjaan  atau tugasnya  yan g  sedang  dipegangnya  sekarang,  dan  karena  itu  juga  kurang memperoleh kepuasan.
3.  Ketidak  sanggupan  untuk  menyediak an  tempat  buat  orang  lain.    Ban yak  orang, walaupun  jiwa  sadar  mereka  menghendaki  bekerja  sama  dengan  oran g  lain,  tapi nampakn ya  mereka  tidak  mengambil  langkah  untuk  melaksanakannya.    Mereka merasa tidak enak akan kemajuan dari setiap orang.  Walaupun oran g ini mungkin memberi  anda  alasan- alasan  dari  tindakannya  itu,  bahwa  keadaan  yang sesungguhnya  secara  tidak  disadari  ialah  :  Bah wa  dibawah  ketidak  sanggupan mereka  itu  untuk  bekerja  sama  dengan  orang  lain,  terletaklah  suatu  keb encian yang mendalam terhadap orang-orang lain.
4.  Perlawanan  terhadap  kekuasaan. Ahli-ahli  psikologi  menunjukkan,  bahwa perlawanan  terhadap  kekuasaan  (authority),  mengambil  banyak  bentuk   yang terselubung,  seperti  keterlambatan  yang  kronis,  lupa  terhadap  pertemuan-pertemuan  yang  penting,  dan  kelupaan  pesan-pesan  untuk  atasan,  menuntut kelebihan  dan  keistimewaan,  serta  sikap  tidak  memperdulikan  pengarahan  dan perintah. Orang  yang  melakukan  taktik-taktik  seperti  itu,  barangkali  tidaklah sadar  dari  kenyataan,  bahwa  dia  melakukan  perlawanan  menentang  atasannya, karena  dia  takut  penolakan.   Tingkah  lakunya itu seolah-olah berkata, “Saya tahu anda  tidak   menyukai  saya,  jadi  saya  akan  menolak  anda,  sebelum  anda mempunyai suatu kesempatan untuk menolak saya”. Jadi  kita  lihat,  seseorang  itu  mungkin  tidak  sadar  akan  kenyataan,  bahwa  dia  sendiri yang  menghambat  jalannya  sendiri.    Sebagai  diceritakan  penggubah  sandiwara  yang terkenal, Ben Hecht : Seorang  yang  bijaksana,  hanyalah  mempunyai  satu  musuh,  yaitu  dirinya sendiri.   Musuh ini adalah  seorang  yang sukar  untuk  diabaikan  dan mempunyai banyak  tipu  muslihat.  Dia  menyerang  seseorang  dengan  menanamkan  rasa takut  dan  kebimbangan.    Dan  dia  selalu  mencari  untuk  melepaskan  atau menyesatkan  orang  dari  tujuannya. Dia  adalah  suatu  musuh  yang  tak  dapat dilupakan, tapi tetap menipu. 

5.3.            CARILAH KEBENARAN TENTANG DIRI ANDA 
Usaha  untuk  mengerti  dan  untuk  mengenal  diri  sendiri, sudah  sejak  lama,  yaitu sejak Adam  dan  Eva.    Kebanyakan  orang,  secara  total  tidak  sadar  tentang  perasaan-perasaan mereka sendiri, tentang  emosi, kepercayaan dan tujuan hidup mereka.

Profesor Werner Wolf dari “Bard College”, pernah melakukan suatu eksperimen yang sederhana,  yang  menunjukkan,  betapa  asingnya  sering  seseorang  itu  terhadap  dirinya sendiri.  Dalam eksperimen itu, dia menyuruh beberapa orang untuk menandai dirinya sendiri  dan  teman-temannya  dalam  suatu  deretan  gambar-gambar,  dimana  muka-muka  atau  wajah  muka  dari  gambar  itu  tidak  kelihatan,  disembunyikan. Rata-rata setiap  orang sukar  menandai  dirinya  sendiri  dari  deretan gambar-gambar  itu; anehnya dia lebih mudah untuk menemukan gambar-gambar dari kenalan-kenalananya.

Jika  anda  pernah  membuat  gambar  hidup  atau  film  dari  anda  sendiri  (orang  Barat sering melakukan  itu, terlebih  orang  berada,  (penterjemah),  dan  kemudian  menonton anda  dan  tingkah laku  anda  sendiri  dalam  film  itu , melihat  dan  mendengar  suara  dan percakapan  anda  sendiri,   mungkin  anda  akan  berkata  terhadap  anda  sendiri:  “Itukah saya ?”  Jika  dengan  demikian,  anda  menjadi  heran  dan  sadar  akan  keasingan  dan kurang mengenal anda terhadap  bentuk-bentuk luar anda yang nampak,-seperti wajah dan  suara  anda,  bayangkanlah  betapa  lebih  sukar  lagi  untuk  mengetahui  dan mengenal tentang bagian-bagian anda (your inner self). 

Tapi walaupun begitu besar  kesukaran-kesukaran itu, usaha untuk lebih mengenal diri sendiri  itu  adalah  sangat  penting  didalam  peranan  anda  sebagai  seorang  pemimpin industri.  Dimanakah  anda  mulai ?  Untuk  itu,  cobalah  jawab  pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1
Apakah anda pernah mengalami, atau melakukan, maupun menyetujui sesuatu yang bertentangan terhadap keyakinan
Ya   
Tidak   
2
Pernahkah anda mempunyai suatu mimpi yang bukan-bukan ?
Ya
Tidak
3
Apakah anda pernah dalam suatu    suasana jiwa yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, dan yang tidak dapat anda lepaskan ?
Ya
Tidak
4
Apakah anda pernah betul-betul merasa heran dan takjub tentang sesuatu peristiwa atau pengalaman anda pada waktu yang lewat, sedang waktu peristiwa atau pengalaman itu sendiri, anda tidak begitu merasakannya atau hanya sangat sedikit pengaruhnya terhadap anda
Ya
Tidak
5
Pernahkah anda heran dan terkejut tentang reaksi-reaksi orang lain terhadap apa yang anda katakan dan anda perbuat ?
Ya
Tidak
6
Pernahkah adan merasa sangat malu,  karena sesuatu perkataan anda sendiri yang sudah terlanjur diucapkan ?
Ya
Tidak
7
Pernahkah anda melakukan atau  menceritakan sesuatu rahasia yang sudah anda janjikan atau sumpahkan, untuk tidak membukakann ya ?
Ya
Tidak
8
Apakah anda sering kecewa terhadap seseorang, karena dia berubah menjadi jelek dari  yang anda harapkan, atau menjadi takjub karena berubah jauh lebih baik dari yang anda perkirakan?
Ya
Tidak
9
Apakah anda pernah menjerit dalam suatu  gedung bioskop waktu sedang nonton film,  yang kemudian anda anggap sebagai hal yang pantas dan sentimentil ?
Ya
Tidak
10
Apakah anda memikirkan atau mengetahui, kemana atau menjadi apa anda inginkan lima tahun lagi ?. Atau sepuluh tahun lagi ?
Ya
Tidak

Dr.  Schuyler  Hoslett,  Wakil  Presiden  dari  Dun  &  Bradstreet,  mempunyai  daftar pertan yaan-pertanyaan  pendek  dan  bersifat  menyelidik,  yang  sering  dapat  menolong seseorang dalam usaha  memperoleh  pengertian  untuk  diri  sendiri.   Dia menyarankan agar  laksanawan  merenungkan,  dengan  jawaban-jawaban  terhadap empat  pertanyaan berikut, bilamana laksanawan itu merasa gelisah atau tidak puas:
1.  Untuk apakah saya disini? Apakah tujuan hidup ini bagi saya?
2.  Mengapa  saya  bekerja  dalam  perusahaan  atau  organisasi  ini ?
Apakah  itu  cocok dengan tujuan hidup saya dalam hidup ini?
3.  Apakah  yang  dapat  dilakukan  organisasi  ini,  untuk  menolong  saya  untuk mengembangkan  arti  dan  guna  diri  saya  di  dunia  ini ?  Apakah  hal  ini  menolong saya untuk mencapai tujuan saya.
4.  Andaikan  saya  memilih  untuk  tetap  tinggal  dalam  organisasi  ini,  bagaimanakah saya berusaha, untuk mencapai arti dan tujuan saya di dunia ini?

Pertanyaan-pertanyaan  di  atas  itu,  walaupun  nampaknya  seperti  sederhana,  tapi mempunyai  arti  yang  dalam  dan  kompleks,  dan  demikian  juga  tentang  jawabannya.

Pada  kenyataannya,  makin  cepat  dan  makin  mudah  jawaban  untuk  itu  datangnya, akan  makin  kuranglah  dipercayai kebenarannya. Dengan  berselubung  dalam  bentuk atau  rupa  yang  sangat  sederhana,  setiap  pertanyaan  itu  memerlukan  atau  meminta penelitian  dan  pemikiran  yang  serius.  Mengungkapkan  kenyataan  tentang  anda sendiri,  akan   memberi  sedikit  kekagetan,  tapi  dengan   pengungkapan  itu  anda  akan merasa lebih bahagia. 

5.4.                LIMA TEKNIK UNTUK MEMPELAJARI ANDA SENDIRI 
Teknik  atau  metode-metode  untuk  mempelajari  kepribadian,  adalah  sangat kompleks sifatnya.   Untuk  dapat menembus  dan mengenal sampai  sedalam-dalamnya, mungkin anda  perlu  memanggil  ahli  atau  “expert”.  Tapi  banyak  dari  alat-alat  yang dipergunakan  ahli-ahli  psikologi  untuk  menyelidiki dan  untuk  men embus  atau  untuk lebih  mengenal sifat karakter seseorang itu, dapat juga  dipergunakan oleh laksanawan umumnya. Untuk  suatu penyelidikan  yang lebih  mendalam tentang  diri anda sendiri, anda  dapat  mencoba  lima  dari  metode-metode  yang  diuraikan  di  bawah  ini,  dan pilihlah metode  yang anda rasa, akan dapat anda gunakan dengan lebih berhasil.
1.  Pendekatan Dengan Riwayat Hidup Sendiri (Autobiographical Approach)
Beberapa  orang  mungkin  berkesimpulan,  bahwa  adalah  lebih  berhasil  untuk menyelidiki  yang  telah  lalu,  untuk mengungkapkan  dan  menguraikan  kejadian-kejadian  yang  sangat  penting  dan  kritis,  yang  mempengaruhi  dan  menentukan mengapa  dan  menjadi  apa  mereka  itu  sekarang  ini.    Hal  itu  dapat  dilakukan  dengan mudah,  mulai  dari  ingatan  dan  kenang-kenangan  anda  yang  paling  awal  (semasa masih  kanak-kanak  permulaan),  tentang  orang-orang  yang  paling  penting  dalam kehidupan anda.

Bagaimanakah  rupanya  ayah  anda? 
Bagaimana  reaksi  anda  terhadapnya  sebagai seorang  manusia?  Apakah  anda  benci  dan  tidak  senang  terhadap  disiplinnya,  dan apakah anda kemudian mengerti  tentang motifnya?
Apakah  cita-cita atau harapannya tentang  anda? 
Cita-cita  apakah  yang  anda  cita-citakan  bersama,   tentang  atau mengenai  masa  depan? 
Apakah  anda  dalam  beberapa  hal  bertindak  atau memperlakukan  anak-anak  anda,  mempunyai  persamaan  dengan  cara-cara  dan tindakan ayah anda terhadap anda sewaktu masa kanak-kanak?

Jujurlah  dalam  jawaban anda.   Semua  anak-anak  mempunyai  konflik-konflik dengan orang  tua  mereka,  dan  dengan  orang-orang  dewasa  lainnya. Orang  yang  sudah dewasa  dapat  mengerti  masalah  konflik  itu,  dan  karena  itu  anda  lebih  dapat memahaminya  dalam  hubungan  anda  dengan  anak-anak  anda  sendiri  dan  dengan orang-orang lainnya.

Cara-cara  dan  jenis  reaksi  terhadap  segala  bentuk  otorita  dan  kekuasaan,  sering merupakan  suatu  lanjutan  dari  hubungan  anda  yang  sudah  terjadi  dengan  orang  tua anda  sendiri.   Suatu penyelidikan  anda  untuk  lebih  baik menangani  dan  menghadapi masalah-masalah sekarang, dan yang lebih penting lagi, akan dapat membangun suatu dasar dari masa datang atau masa depan anda. 

Pertanyaan-pertanyaan kunci yang lain ialah, pertanyaan terhadap diri sendiri, seperti:
Kemajuan-kemajuan  atau  prestasi  apakah  yang  pernah  saya  lakukan  di  sekolah yang paling membanggakan saya ?
Apakah yang paling mengecewakan saya dalam kehidupan saya ?
Manusia-manusia jenis manakah yang menjadi sahabat-sahabat saya ?
Pengalaman-pengalaman  yang  manakah  yang  memberi  saya  kepuasan  yang paling besar ?

Tetapi  janganlah  hanya  melihat  kejadian  atau  peristiwa-peristiwa  yang  dramatis  dan mudah diingat dari yang  telah lewat  itu.   Kejadian -kejadian itu mungkin penting, tapi hal  itu  mungkin  sekali  memberi  anda  suatu  gambaran  yang  salah  dan  tidak  benar.

Periksa  dan  lihatlah  kepada bagian-bagian  kecil  yang  masih  tinggal pada  anda,  yang timbul  atau  terjadi  kembali,  jika  anda  berfikir  tentang  yang  telah  lewat. Hal  ini, dengan tidak diragukan lagi, turut memainkan suatu peranan dalam membentuk anda.

2.  Tandailah Hal-Hal Yang Ekstrim
Emosi  dan  perasaan-perasaan  anda  yang  ekstrim,  yang  tinggi  dan  rendah  sekali, sering  menjadi    suatu  tanda  atau  petunjuk  terhadap  hakekat  keadaan  jiwa  yang sebenarnya  dari  anda,  dalam  mana  tingkah  laku  anda  sehari-hari  berada  atau bergerak. Seorang  pengusaha  terlalu  sering  untuk  cenderung  mengabaikan  atau  menyangkal tingkah  lakunya  yang  tidak  biasa,  sebagai  sesuatu   yang  bukan  tipe  tingkah  lakunya.
“Perbuatan  seperti ini  bukanlah  tipe  saya”,  katanya  dan tidak  mempercayainya  sama sekali.   Tiap  suatu  analisa  diwaktu  marahnya  lebih  besar  lagi,  lebih  besar  dari  yang dianggapnya  mungkin,  mengungkapkan  dengan  lebih  jelas  tingkah  lakunya  yang “normal” itu.

Cobalah  eksperimen ini dibuat satu minggu.  Buatlah suatu catatan harian dari reaksi-reaksi  anda  terhadap  kejadian  atau  situasi-situasi  yang  men yebabkannya. Boleh  jadi hal  itu  hanyalah  peristiwa  atau  kejadian-kejadian  sementara  dari  perasaan kegembiraan,  rasa  marah  dan  frustasi.    Atau  barangkali  hanya  sebagai peletusan dari keadaan  kejiwaan  yang  berlaku  sepanjang  hari.    Masalah  ini  tidak  begitu  penting. Apa  yang  harus  diperhitungkan,  atau  yang  penting,  ialah  agar  tingkah   laku  dan karakter  anda  dapat  lebih  kuat  dari  yang  biasa  dan  hal  itu  dapat  anda  alami.    Inilah langkah-langkah  yang  akan  menolong  anda  untuk   memeriksa  dan  menguji  peristiw atau kejadian-kejadian itu, dan untuk dapat melihat arti dan maknanya;

Catatlah  situasi  dan  reaksi.    Catat  dan  tandailah  perasaan-perasaan  itu,  dan  juga sebanyak  mungkin  bagian-bagian  yang  menyebabkannya,  sebanyak  yang dapat  anda peroleh.    Pastikanlah,  bahwa  anda  mencatat  cukup  informasi,  untuk  kemudian  dapat mengingat dan memikirkannya kembali.

Kumpulkan suatu  keragaman.   Adalah  lebih  baik  untuk mengumpulkan  sekurang-kurangnya  lima  bentuk  atau  tipe  situasi-situasi  yang  berbeda-beda,  sebelum  anda menyelidiki atau  menguji  dan  meninjau  kembali  situasi-situasi  itu.   Jika  satu minggu tidak  menyediakan  cukup  waktu,  ambillah  10  hari  atau  dua  minggu,  tapi  mestilah beberapa peristiwa atau masalah dalam catatan harian anda itu.

Analisalah  kejadian-kejadian  itu. Jika  anda  sudah  mencatat  kejadian-kejadian  itu secara  terpisah-pisah,  dengan  secukupnya,  lihat  dan  periksalah  kejadian-kejadian  itu, dalam  hubungannya  satu  sama  lainnya.    Adakah   suatu  pola  atau  pertalian-pertalian yang  umum?  Apakah  didalamnya,  ada  suatu  waktu  yang  khusus  atau  hari-hari  dan orang-orang  yang tertentu,  atau suatu masalah  atau  situasi  yang  tertentu,  yang  timbul berulang-ulang?  Apakah peranan anda dalam setiap situasi itu?  Apakah anda sebagai penonton  saja,  atau  orang  yang  turut  secara  aktif  di  dalamnya?  Bagaimana  tentang situasi  yang  buruk?  Apakah  anda  berfikir,  bahwa  anda  dapat  meramalkan  tingkah laku anda, lebih baik sekarang ini dari masa-masa yang lalu?

Balikkanlah  peranan-peranan. Tinjaulah  kembali  kejadian-kejadian  itu,  yang menyangkut  atau  melibatkan  orang.  Bayangkan  atau  gambarkanlah  kejadian  itu dalam fikiran  atau  jiwa  anda, seperti  suatu  film. Tapi  buatlah  perbedaan  yang  besar, yakni  gantilah  peranan  anda.    Cobalah  gambarkan  anda  sendiri  memainkan  peranan orang lain.  Lihatlah, kalau  cerita itu menghasilkan cerita atau kejadian-kejadian  yang sama.   Apakah  sekarang  anda  membuat orang  lain marah,  atau bahagia,  sebagaimana dia  sudah  membuat  anda  merasakannya  dalam  kejadian  atau  peristiwa  yang  asli (mula-mula;  yang  betul-betul  terjadi)  ?  Anda  akan  belajar  banyak  tentang  anda sendiri,  dengan  usaha  anda  memainkan  peranan  orang  lain  (dalam  gambaran  jiwa tentunya),  terlebih  dengan  memainkan  peranan  yang  anda  tidak  senangi,  atau  yang menimbulkan  amarah  anda. Umpamanya  jika  penolakan  seorang  pejabat  terhadap suatu permintaan  dan  usul  anda,  sehingga  penolakan  itu sangat  menjengkelkan anda, cobalah  bayangkan   atau   fikirkan  kalau  anda  duduk  atau  menjadi  orang  itu  dengan kedudukannya, apakah  sikap  anda  terhadap  permintaan  atau  usul  seperti  yang  anda majukan itu?

3.  Analisa Mimpi
“Mimpi-mimpi  yang  tidak  ditafsirkan,  adalah  ibarat  surat-surat  yang  tidak  dibuka-buka”  kata  Talmud.    Mimpi  adalah  pesan  dari  anda  sendiri  untuk  anda  sendiri,  dan merupakan  suatu  sumber  yang  paling  penting,  untuk  pengenalan  diri  sendiri. Ahli- ahli  psikologi  menemukan  dalam  mimpi  itu,  suatu  jalan  yang  lebih  lebar  dan terpercaya untuk suatu pengenalan terhadap pasien-pasien mereka.

Bagaimanapun,  walaupun demikian pentingnya  mimpi  itu sebagai sumber pengertian untuk pengenalan  jiwa,  namun  dalam  penafsirannya  (karena  rumitnya),  sebaiknyalah diserahkan  kepada  ahli-ahli  saja.    Dr.  Erich  Formm,  seorang  ahli psikoanalisa  yang terkenal  menunjukkan  beberapa  sebab  dan  alasan,  mengapa  mimpi  itu  demikian sukarnya bagi orang umumnya untuk menginterprestasi atau menafsirkannya.

Karena aturan-aturan  logika yang dipergunakan berbeda. Mimpi itu nampaknya seringkali seperti  tidak mempunyai arti,  ganjil atau  seperti yang  bukan-bukan, karena mimpi itu tidak terikat kepada logika dari kehidupan sehari-hari waktu bangun (waktu tidak  tidur).    Sebagai  contoh  anda  dapat  bermimpi,  bahwa  seorang  yang  anda  kenal, dalam mimpi  anda,  anda  lihat  berubah menjadi seekor anak ayam.   Dalam pengertian sehari-hari  yang  realistis,  bukankah  ini  suatu  kejadian  yang  lucu  dan  tidak  mungkin.

Tapi  kalau  anda  mengganggap  dia  (orang  yang  menjadi  ayam  itu)  sebagai  seorang pengecut,  maka  barulah  hal  itu  berarti  atau  bermakna  terhadap  emosi  dan  perasaan-perasaan  anda.    Hal-hal  seperti  itulah  yang  berlaku  dalam  mimpi,  bukan realitas-realitas kehidupan sehari-hari.

Mimpi  itu  tidak  terikat  kepada  waktu. Kejadian-kejadian  yang terjadi  pada  masa kanak-kanak  anda,  mungkin  akan  timbul  dan  aktif  sekarang  dalam  mimpi  anda, sedang waktu  anda  bangun atau  dalam kehidupan  sadar sehari-hari, kejadian itu tidak dapat anda ingat lagi.

Hal-hal  yang  secara  relatif  penting,  mungkin  berubah bentuk Suatu  gangguan kecil  secara  relatif  dengan  orang  lain,  mungkin   dapat  timbul  dalam  suatu  mimpi, bahwa orang lain itu menjadi jatuh sakit, sehingga sekaran g  orang itu tidak  dapat lagi mengganggu anda.  Walaupun begitu, anda mungkin tidak  betul-betul marah terhadap orang itu.

Untuk  mengetahui  pentingnya  suatu  keinginan  yang  diyatakan  dalam  suatu  mimpi, anda  mestilah  melihat  lebih jauh  ke  muka.    Kalau  suatu  thema  atau  pokok mimpi itu timbul  berulang-ulang  malam  demi  malam,  dan  jika  reaksi  anda  terhadap  mimpi  itu disertai  kesedihan  yang  luar  bersih,  serta  jika  anda  segan  untuk  menafsirkan  atau menguraikannya,  semua  itu  adalah  indikasi-indikasi  dari  suatu  perasaan  yang  kuat yang tersembunyi. Ada  masanya,  dimana  mimpi-mimpi  itu  dapat  memberi  anda  suatu  pengertian  yang tiba-tiba.  

Sebagai  contoh,  penilaian  anda  tentang  orang,  mungkin  lebih  tajam  jika anda  bermimpi.    Anda  tidak  dipengaruhi  oleh  opini  umum  atau  oleh  apa  yang  anda fikir  atau  anggap  sebagai  perasaan  yang  benar.    Lebih  jauh,  mimpi  itu  dapat memberikan  kunci  petunjuk  terhadap  kejadian-kejadian  yang  penting,  yang  anda anggap  tidak  begitu  penting  waktu  peristiwa  itu  terjadi.    Dr.  Fromm  menunjukkan, bahwa mimpi  dapat menunjukkan  atau membuktikan, bahwa suatu  kejadian  kejiwaan yang nampaknya tidak berarti, tapi sering muncul dalam mimpi, sesungguhnya adalah penting sekali.

Dr.  Calvin  Hall,  yang  sudah  menganalisa  lebih  dari  10.000 mimpi,  menyimpulkan kesan-kesannya  dengan  cara-cara  berikut:  Waktu  kita  tidur,  kita  memikirkan  juga masalah  dan  kesulitan-kesulitan  kita,  tentang  ketakutan  dan  harapan-harapan  kita.

Orang  yang  bermimpi  itu  berfikir  tentang  dirinya  sendiri  :  Yaitu  manusia  atau  orang macam manakah dia itu,  dan berapa  jauhkan kesanggupannya  untuk menghadapi  dan memecahkan  konfli-konflik  dan  kecemasan-kecemasannya.    Orang  yang  bermimpi itu,  juga  memikirkan  tentang  orang  lain,  yang  secara  intim  erat  berhubungan dengan kehidupannya.   Bagaimana  dia melihat  kepada  dirinya  sendiri,  bagaimana  orang  lain melihat  terhadap dirinya, dan bagaimana dia memandang dan  mengartikan kehidupan ini.  Inilah  yang menjadi  inti  dan jantung dari masalah itu,  dan alasan sebab  mengapa mimpi-mimpi itu merupakan data-data yang penting bagi ahli-ahli psikologi.

Bagaimana  seseorang  melihat  dirinya  sendiri,  akan  terwujud  dan  tergambar  dalam mimpi  oleh  bagian  dan  peranan-peranan  yang  dimainkannya  dalam  mimpi  itu.

Mungkin  dia  memainkan  bagian  dari  seorang  korban  atau  memainkan  peranan seorang agresor,  atau keduanya.   Mungkin  dia menganggap  atau mengartikan  dirinya sebagai  pemenang,  walaupun  keadaan-keadaan  sangat tidak  baik,  atau  menjadi  yang kalah,  karena keadaan  buruk itu.  Boleh jadi  dia menerima  peranan dari  seorang  yang suci atau seorang  yang jahat, seorang yang bebas dan merdeka, orang  yang kikir atau dermawan.    Bagaimanapun,  untuk  dapat  membaca  mimpi  anda,  dan  untuk  dapat mengungkapkan  tabir  rahasia  arti-arti  itu,  anda  memerlukan  ketajaman  atau kehalusan perasaan, serta keterampilan dan keahlian.

4.  Merubah Hal-hal yang rutin
Kebanyakan  orang  cenderung  untuk  menjadi  buta  terhadap  hal-hal  atau  barang-barang  yang  terlalu  dekat  di  sekeliling  mereka.    Sebelum  suatu  kunjungan  dari seorang asing,  yang menyentakkan anda terhadap alam sekitar anda dengan mata atau pandangan  dan  penglihatan  yang  baru,  anda  mungkin  akan  tetap  tidak  sadar  tentang kenyataan-kenyataan yang sangat jelas di muka dan di dekat anda.

Dan  yang  lebih penting lagi,  anda mungkin menjadi hilang  lenyap sendiri dalam arus tekanan hidup  sehari-hari,  sehingga  menjadi  tidak sensitif  lagi  terhadap  reaksi-reaksi anda sendiri.

Anne  M.  Lindbergh  merasakan  kebutuhan  ini,  yaitu  untuk  pelepasan  diri  buat sementara dari  tekan an dan kesibukan sehari-hari, yaitu  tekanan kesibukan  mengurus rumah, pertemuan dan rapat-rap at komite yang bertele-tele, dan  tuntutan-tuntutan dari lima  orang  anaknya. Untuk  menemukan  kembali  dirinya  sendiri,  dia  mengambil keputusan,  untuk  sementara memutuskan  pola  rutin  yang  menjenukannya  itu.

Karenanya  untuk  beberapa minggu, dia  pergi  kepantai  dalam suatu alam sekitar  yang baru.    Bukunya  yang  indah,  memuat  perasaan -perasaan  yang  dalam  dan  halus, berjudul  “Gift  from  the  Sea”,  yang  menggambarkan  beberapa  dari  penemuan-penemuan yang diperolehnya, selama masa beberapa minggu itu.

Walaupun anda  tidak dapat mengambil waktu untuk beberapa minggu ke pantai, anda dapat juga melakukan tujuan yang sama dengan berbagai jalan atau cara.

Pergilah  selama  satu  hari  penuh,  seakan-akan  anda  meninggalkan  pekerjaan  dan kehidupan  kemasyarakatn  anda.    Bagaimana  anda  berbuat  dan  bertingkah  laku ?
Dan  apakah yang anda lihat dan rasakan, jika anda merasa  bahwa anda tidak akan pernah lagi di sini?
Bayangkan  atau  umpamakanlah,  bahwa  anda  harus menjelaskan  atau menerangkan  kepada  seorang  anak  mengenai  tindakan-tindakan  dan  keputusan-keputusan  anda.  Pergilah  sepanjang  satu  hari  dengan  membayangkan  atau mengumpamakan  atau  menggambarkan  dalam  fikiran,  akan  pertanyaan-pertan yaan  seorang  anak  berumur  12  tahun,   yang  mungkin  menanyakan kebiasaan-kebiasaan kerja anda.

Pergunakanlah sehari  untuk  sendirian,  tanpa  program  atau  rencana  yang  tertentu.

Jika  mungkin  (dengan  persetujuan  dan  pengertian  keluarga),  lakukanlah  suatu perjalanan  sendirian  dengan  mobil  anda,  dan  membiarkan  perasaan  anda  sendiri untuk membawa dan menentukan tujuan anda.

Periksa  dan  telitilah  jalan-jalan  sampingan  yang  baru.    Ambil  atau  tempuhlah suatu  jalan  baru,  walaupun  jalan  itu  hanya  membawa  anda  kembali  menuju tempat kerja anda.

Lakukanlah  suatu  perjalanan  kembali,  kerumah  atau  kota  dan  tempat  lama  yang pernah anda tempati, dan carilah tanda atau hal-hal yang menjadi kenangan anda.

Pakailah  satu  hari,  dan  membayangkan  anda  dan  orang  bawahan  anda  bertukar peranan.    Dan  sebagai  bawahan,  cobalah  bertindak  dan  bertingkah  laku  sebagai bawahan itu.

Dengan mengubah  sudut pandangan  anda  untuk  waktu satu hari anda akan  membuka mata  anda,  dan  akan  melihat  anda  sendiri  dan  tingkah  laku  anda  dalam  suatu penglihatan  atau  warna  yang  baru.    Semakin  sering  anda  keluar  dari  keadaan  rutin anda,  dari  rutin tingkah  laku  dan  lingkungan anda,  dan melayangkan pandangan  atau kehidupan  ke  luar,  maka  akan  makin  banyaklah  penglihatan  anda  serta  pandangan-pandangan baru yang anda peroleh, dan jiwa anda akan semakin segar jadinya.

5.  “Cross-Characterization”
Dalam  bukunya  “My  Autobiography”,  Charlie  Chaplin, menceritakan  suatu  anekdot yang menggambarkan  prinsip  daro “cross-characterization”  itu, dan  peranannya  yang penting  dalam  usaha penemuan diri sendiri (self-discovering).   Chaplin berada  dalam suatu  party  atau  pesta  di  London,  yang  dihadiri  banyak  tamu-tamu  terkemuka, diantaranya Prince of Wales, dari keluarga Raja Inggris.

Seorang  dari  yang  hadir  di  party  itu  mengemukakan  suatu  permainan,  yang  di Amerika disebut  Frank  Estimation  (penaksiran  yang  jujur).    Setiap  orang  tamu diberikan  satu  kartu  yang  didalamnya  dituliskan  sepuluh  kwalifikasi,  yaitu :
daya  tarik,  intelligensi, kepribadian, sex  appeal, kebagusan rupa,  ketulusan hati, perasaan  humor,  penyesuaian  diri,  dan sebagainya.    Setiap  orang  tamu  harus mengisi dan  memberi  angka  terhadap kwalifikasi yang  tertulis  dikartu  itu, yaitu mengenai  kwalifikasi  tentang  dirinya  sendiri,  mengenai  penaksirannya  yang jujur.    Angka yang  dapat  diberikan  terhadap setiap kwalifikasi  ialah  dari angka satu  sampai  angka  sepuluh.    Dan  demikian  juga  setiap  tamu  yang  hadir,  harus memberi  angka  penilaian  terhadap  setiap  tamu  yang  hadir,  harus  memberi angka  penilaian  terhadap  setiap  tamu  lainnya.    Akan  diri  saya  (kata  Chaplin dalam  buku  itu),  saya  memberi  angka  tujuh  untuk  perasaan  humor,  enam  buat “sex  appeal”,  enam  untuk  kebagusan  rupa,  delapan  untuk  menyesu aikan  diri, dan empat untuk ketulusan  hati.  Masing-masing  kartu  yang  sudah diisi dengan penilaian itu dibacakan di muka umum.

Waktu  giliran  pembacaan  kartu  isian  Prince  Wales  tiba,  maka  kedengaranlah pengumuman  tentang  dia,  yaitu  penilaiannya  sendiri  :  tiga  untuk  sex  appeal, tamu-tamu  lainnya  men ilainya  rata-rata  empat,  saya  (Chaplin)  memberinya angka  lima.    Untuk  kebagusan  rupa  Pangeran  menilai  dirinya  enam,  sedang tamu  lainnya  memberikan  rata-rata  delapan,  sedang  saya  menilainya  tujuh. Daya  tarik,  pangeran  menilai  dirinya  lima,  sedang  tamu  rata-rata  memberi angka  delapan,  dan  saya juga  memberinya  delapan.   Dan  untuk ketulusan    hati pangeran memberiny sampai  limit tertinggi, yaitu angka sepuluh, sedang  tamu memberinya rata-rata  tiga setengah, sedang saya sendiri memberi angka  empat.
Pangeran  nampak  menjadi  gusar  mendengar  penilaian  dari  tamu  itu,  dan berkata:  “Menurut  fikiran  dan  anggapan  saya,  ketulusan  hatilah  kwalifikasi terpenting yang saya miliki.”

Dari contoh di atas itu dapat  kita lihat,  betapa tidak objektifnya sering orang  terhadap dirinya  sendiri,  dan  betapa  dapat  terjadi  perbedaan  yang  jauh,  antara  penilaian  diri terhadap diri sendiri dengan pandangan dan penilaian dari orang-orang lain.

Dalam  bekerja,  hampir  setiap  orang  mendambakan memperoleh  jabatan  yang  tinggi. Namun  demikian  seringkali  dijumpai  seseorang  yang  mendapat  promosi  kenaikan jabatan/pangkat  tidak  siap  dengan jabatan  baru  tersebut sehingga  kinerjanya  menjadi turun  dan  bahkan  lebih  buruk  daripada  ketika  ia  masih  menjadi  pegawai  biasa.

Permasalahn yang  seringkali dialami  para  sup ervisor/manager  baru tersebut bukanlah terletak  padak emampuan  teknis  dalam  mengerjakan  tugas  di  lapangan  tetapi  lebih pada  kemampuan  managerial  untuk  membangun  semangat  kerja  para bawahannya.

Artinya  para  supervisor/manager  tersebut  banyak  yang  tidak  siap  ketika  diberikan tanggung  jawab  membimbing,  melatih,  memotivasi  dan  menilai  kinerja  para bawahannya.

Untuk  mengatasi permasalahan tersebut  di atas, apa saja  yang harus diperhatikan oleh supervisor/manager dalam membangun semangat kerja bawahann ya.  Beberapa  hal  di bawah ini mungkin dapat  dijadikan pertimbangan jika  anda  kebetulan  adalah  seorang supervisor atau manager.

1.  Jadilah pendengar  yang baik
Carl Rogers, seo rang pakar di  bidang  psikologi  pernah berkata bahwa  penghalang yang  terbesar  untuk  melakukan komunikasi  pribadi  adalah  ketidaksanggupan seseorang  untuk  mendengarkan  den gan  baik,  dengan  penuh  pengertian  dan perhatian  kepada  orang  lain.    Jika  anda  diberi  tugas  untuk  membimbing  dan melatih  seseorang  maka  hal  ini  merupakan  salah  satu  hal  terpenting  yang  harus diingat.    Ketika  anda  sedang  berbicara  dengan  bawahan  anda  jagalah  agar  anda tidak  terlalu  banyak  bicara,  melainkan  lebih  banyak mendengark an  keluhan  dan masukan dari bawahan anda.

Kesediaan  untuk  mendengar  akan  memberi  kesempatan  kepada  bawahan  untuk mengutarakan  keinginan   dan pendapatnya.    Dengan  mendengar  berarti  anda memperhatikannya,  anda  mempunyai  su atu  perhatian  yang  kosntruktif  mengenai masalah yang dihadapi olehnya,  dimana  mungkin  anda selaku  atasan mempunyai alternatif solusi yang dibutuhkan  orang tersebut.    Dengan  demikian  akan  tercipta rasa aman dan  nyaman sehingga bawahan  anda  lebih mau terbuka terhadap  saran-saran  yang  diberikan.    Selain  itu  mendengarkan  seseorang  yang  secara  bebas berbicara  tentang  dirinya  sendiri  merupakan  jalan  terbaik  untuk mengenal  lebih jauh siapa lawan bicara kita tersebut.  Meskipun  demikian menden garkan tidaklah selalu  berarti  bahwa  anda  percaya  terhadap  segala  yang  anda  dengar.    Tentu saja untuk  dapat menjadi  pendengar  yang  baik  dibutuhkan kesabaran dan  kerendahanhati.

2.  Kenali pekerjaan yang dilakukan
Kita  sering melakuk an kesalahan dalam  menginterprestasi  dan menilai  hasil kerja seseorang  sebagai  akibat  dari  suatu  pandangan  dan  pengetahuan  yang  dangkal sekali  tentang  pekerjaan  orang  tersebut.    Seringkali  kita  menjumpai seorang atasan  yang  mengharapkan  bawahannya  melakukan  sesuatu  yang  sebenarnya bukan  merupak an  kapasitasnya.    Jika mengambil  perumpamaan  hal  tersebut adalah ibara mengharapkan pohon mangga menghasilkan buah durian.

Mustahil  bukan?  akibatnya  tidak  sedikit  bawahan  yang  menjadi  frustasi  dan bahkan  tidak  “respect”  terhadap atasan  karena  atasan  demikian  dinilai  tidak  tahu apa pekerjaan bawahan sebenarnya (padahal ia seharusn ya tahu).

Jika  anda  adalah  seorang  atasan  maka  sudah  seharusnya  anda  mengetahui  apa yang wajib dan baik untuk dikerjakan atau diselesaikan bawahan anda.  Anda juga harus  dapat  mengetahui  secara  pasti  apakah  bawahan  anda mengerjakan  tugas dengan  suatu  cara  atau   jalan  yang  aman   yang  dapat  diterima  oleh  perusahaan.

Jika  ternyata  bawahan  anda  dapat  menyelesaikan  tugas-tugas  dengan  cara-cara yang dapat  diterima  tetapi tidak  sesuai  dengan  cara anda,  maka sedapat mungkin biarlah  ia  menggunakan  cara  tersebut.    Jangan  cepat- cepat  mengkritik  ataupun memaksanya  untuk  melakukan  menurut  cara  anda.    Sebaliknya  jika  ia  ternyata tidak  dapat  men yelesaikan  tugasnya,  maka  anda  perlu  melakukan  suatu perubahan. Langkah  awal  dalam  melakukan  perubahan  tersebut  adalah  dengan membuat  suatu  persetujuan  antara  anda  dan  bawahan  mengenai  hal-hal  yang mendasar dari pekerjaan tersebut.

3.  Kenali bawahan anda
Sebagai  atasan,  anda  harus  mengetahui  kesan ggu pan  dan  bakat-bakat  anak  buah anda dan menolong mereka untuk menggunakan k emampuannya u ntuk disalurkan dalam  pekerjaan.    Anda  juga  dituntut  untuk  mendorong  usaha-usaha  perbaikan diri  bawahan,  mengerti  kebutuhan  dan  keinginan  mereka,  dan  seb againya.

Sebagai  contoh  :  anda  harus  dapat  membedakan  apakah  bawahan  anda  lebih tertarik  pad a  kesempatan  dan tantangan  karir  atau  pada  materi  seperti  uang  atau lebih  pada  status.    Jika  anda  dapat  mengidentifikasi  hal  ini  maka  akan  lebih mudah bagi anda untuk mengarahkan dan memotivasi bawahan anda. Anda  sudah  semestinya  anda  mengenal  bawahan  anda,  jika  tidak  secara  pribadi sekurang-kurangnya  anda  mengenali karakter-karakter penting  yang berguna bagi produktivitas bawahan  tersebut.  Beberapa supervisor/manajer merasa takut  untuk mengenal lebih dekat  bawahann ya, karena dengan kedekatannya itu maka  mereka akan  menjadi  terlalu  lunak  dan  salah  dalam  menilai  prestasi bawahan.    Pendapat semacam  itu  sebenarnya  merupakan  suatu  kekeliruan,karena  mengenali seseorang  dan  menghargai  kepribadian  serta  keunikan  yang  dimilikinya  tidaklah berarti bahwa  anda  tidak menuntut  ia  untuk bekerja  dengan  sebaik-baiknya  sesuai
dengan aturan yang berlaku.

4.  Kenali perlombaan yang ingin anda lakukan
Sebagai  pejabat  baru  dan  masih  berada  dalam  semangat  yang  menyala-nyala untuk  mendorong  dan  memotivasi  bawahan  anda,  anda  mungkin  terus  memacu bawahan  anda  untuk  melakukan  sesuatu,  yang  sesungguhn ya  tidak  terlalu signifikan. Hal  tersebut  merupakan  suatu  hal  yang  wajar  karena  anda  mungkin masih  dalam  tahap  ingin  menunjukkan  jati  diri  sebagai  atasan  yang  pantas menduduki  jabatan tersebut.    Namun  demikian  kondisi  ini  harus  benar-benar diwaspadai  mengingat  bahwa  tidak  ada  seorangpun  b awahan  yang  mampu bekerja dalam  kondisi  yang tetap  maksimal setiap hari.   Jadi janganlah anda  terus menerus  berteriak  “awas  ada  macan”,  sampai  anak  buah  anda  kelelahan  dan akhirnya  ketika  “macan”  yang  sesun gguhn ya  tiba  anak  buah  anda  sudah kehabisan tenaga dan tidak memiliki semangat lagi.

Selain  itu  bawahan  anda  mungkin  akan  merasa  bosan  dan  jengkel  karena dorongan-dorongan  anda  untuk  bekerja  lebih  giat  dan  bersemangat,  sementara mereka  mengetahui  bahwa  pekerjaan  yang  dikerjakan  tersebut  tidak  begitu penting. 

Contoh:  anda  memberikan  tu gas  atau  proyek  khusus  kepada  bawahan anda  tanpa ada  kejelasan  apa tindak  lanjutnya, k apan  diaplikasikan  dan  tidak ada target  pasar  yang  jelas,  sementara  bawahan   anda  tersebut  masih  harus mengerjakan  tugas-tugas  rutin  yang  sudah  sangat  jelas  manfaatnya  bagi perusahaan. Oleh  karena  itu  amat  sangat  penting  bagi  anda  selaku  atasan  untuk dapat  menentukan  prioritas  pekerjaan  yang  harus  dilakukan,  sehingga  tidak  ada kegiatan  yang  terlihat  “mubazir”  dan  hanya  sekedar membuat  bawahan  anda terlihat  sibuk.   Tanpa  kemampuan  untuk  menentukan  hal ini  maka  bawahan anda akan  cenderung  tidak  bisa  membedakan  antara  suatu  pekerjaan  yang  urgent dengan yang rutin karena setiap hari mereka selalu dikejar-kejar.

5.  Gunakan peristiwa-peristiwa khusus
Dalam  aktivitas  kerja  selalu  saja  ada  kejadian-kejadian  atau  peristiwa-peristiwa khusus yang dap at dijadikan bahan atau contoh untuk membangun semangat kerja bawahan  anda.    Contoh  :  keberhasilan  divisi  dalam  memangk as  biaya  produksi ataupun  penghar gaan  yang  diberikan  oleh  media  massa  (masyarakat)  kepada teamwork  anda.    Sebaliknya  ada  juga  peristiwa-peristiwa  dimana  anda  dan bawahan  anda  mungkin   mengalami  kegagalan. Gunakan  keberhasilan ataupun kegagalan  tersebut  sebagai  bahan  pembelajaran.    Tunjukkan  kepada  bawahan anda  f aktor-faktor  apa  saja  yang  membuat  divisi  anda  meraih  sukses.    Dan tunjukkan  juga faktor-faktor atau perilaku apa saja yan g men yebabkan divisi anda mengalami  kegagalan.    Dalam  menyikapi  kegagalan,  carilah  alternatif  solusi secara  bersama-sama,  usahakan banyak  ide-ide  yang dapat  diutarakan  dan  jangan sekali-kali  mematahkan  semangat  bawahan  anda  sebab  bila  ia  patah  semangat maka  banyak  hal  yang  tidak  akan  tercapai.    Sebagai  atasan,  anda  harus  jeli memanfaatkan  peristiwa  yang  ada  untuk  mengarahkan  bawahan  dalam memahami dan menghadapi fakta atau realitas dalam pekerjaan sehari-hari.

6.  Berikan kesempatan
Kesalahan-kesalahan  yang  dilakukan  bawahan  dalam  bekerja  jarang  sekali berakibat fatal.  Artinya  dari  kesekian ban yak kesalahan  yang  mungkin  dilakukan masih  terdapat  peluan g  untuk  diperbaiki  dan  diberikan  kesempatan  untuk berubah.    Oleh  karena  itu,  janganlah  semata-mata  memberikan hukuman  kepada bawahan  yang  kebetulan  melakukan  kesalahan,  tapi  tolonglah  dia  dan  berikan kesempatan  kedua  untuk  memperbaiki  dirinya.    Jika  anda  memang  sudah menyerah terhadap kemungkinan  perbaikan dari seorang bawahan, yaitu jika anda merasa  bahwa  pekerjaannya  sangat  sangat  tidak  memuaskan  dan  dia  tidak mungkin  lagi  dapat  memaksimalkan  pekerjaan  tersebut  (meski  sud ah  dilakukan
bimbingan  dan  pelatihan),  janganlah  berpura-pura menolongnya  dan  hentikanlah usaha-usaha  melakukan  kritik  yang  konstruktif,  karena  semua  itu  tidak  akan berguna  lagi.    Katakanlah  kepadanya  dengan  terus  terang  bahwa  pekerjaan  yang dia  lakukan tidak  berhasil.   Kemudian sarankan suatu mutasi  ke  bidang  lain  yang lebih  sesuai,  jika  hal  itu  memungkinkan  atau  berhentikan  orang  tersebut  melaluiprosedur  yang berlaku.

7.  Delegasikan tanggungjawab
Salah  satu  hal  penting  dari  sifat-sifat  seorang  atasan  adalah  bagaimana  ia  dapat mendelegasikan  atau  mewakilkan  tanggung  jawab  dan  wewenang  kepada bawahannya.    Seorang  atasan  yang  buruk  tidak  akan  pernah  mau  dan  mampu mendelegasikan tanggung jawab  dan wewenang kepada bawahannya.   Sebaliknya atasan  yang  lemah akan terlalu  mudah  mendelegasikan tanpa  adanya pengawasan atau  kontrol  yang cukup.   Sementara  itu  jika anda ingin menjadi atasan  yang baik maka  delegasikan  tanggung  jawab  dan  wewenang  anda  dengan  suatu  catatan atau agenda  yang  memuat  waktu  pen yelesaian  pekerjaan  tersebut.    Mintalah  laporan perkembangan  pekerjaan  pada  waktu-waktu  tertentu  dan  lakukan  tindakan-tindakan yang positif jika permasalahan muncul atau terjadi.

8.  Patuhi batas-batas peran anda
Sebagai  atasan  and a  harus  menyadari  benar  kemampuan  anda,  anda  tidak  dapat mengubah  semua  hal  sesuai  dengan  keinginan  anda. Anda  harus  menyadari bahwa  anda  bukanlah  dokter  bedah  otak,  yang  dapat  mengoperasi  setiap  orang sesuka  hati  anda,  anda  juga  bukanlah  pendeta/kiai  bagi  bawahan  anda  dan  anda juga  bukan  ahli  psikologi  yang  dapat  menyembuhkan  berbagai  masalah psikologisnya. Ingatlah   bahwasan ya  ada  tiga  jalan  yang fundamental untuk mengubah  seseorang  yaitu  tobat  keagamaan,  psikoterapi dan  operasi  otak.  Anda adalah  seorang  pemimpin, janganlah  memaksakan  diri  untuk  melakukan  ketiga hal tersebut.  Salah-salah anda akan menjadi korbannya.

Selain  beberapa  hal  di  atas  pasti  masih  banyak  cara  untuk  meningkatkan kemampuan  managerial  anda  dalam meningkatkan  kinerja  para  bawahan  anda.

Dengan  tulisan  ini  kami  berharap  bahwa  hal-h al  di  atas  dapat  memperkaya wawasan anda sehingga lebih percaya diri dalam membimbing bawahan anda. 



No comments: