PENDAHULUAN
Bab ini
membawa anda bertamasya
kepada suatu perjalanan,
yang bagi kebanyakan laksanawan (executives),
merupakan suatu daerah
yang asing. Perjalanan
ini bukanlah suatu
jalan yang gampang.
Sebab salah satu
hal yang tersukar
untuk dikerjakan atau
dilaksanakan seseorang, ialah
untuk melihat dirinya
sendiri dengan objektif
dan realistis, menurut
kenyataannya, tanpa dikabuti
atau diwarnai pemujaan diri sendiri, penipuan diri, atau keputusasaan dan kekacauan fikiran.
Sebagai dikatakan oleh Dr. A.J. Toynbee, seorang ahli
sejarah dan filsafat: “Manusia belum
begitu banyak, dan belum begitu jauh, untuk menyelidiki dan mengetahui alam spiritual. Dunia baru ini,
dimana kehidupan sangat
memerlukannya untuk mengadakan hubungan, ialah dunia spritual dalam
diri kita sendiri.”
Suatu analisa
terhadap diri sendiri,
akan dapat membawa
keuntungan dan faedah, sekurang-kurangnya
dalam tiga hal:
1. Menambah ke-efektifan
kepemimpinan atau kemampuan manajerial dan
pengaruh anda terhadap orang lain.
2. Memperbaiki hubungan-hubungan personil.
3. Perkembangan pribadi kearah yang
lebih baik.
“Hanyalah seperti pengetahuan
anda terhadap diri
sendiri”, kata Bernard M. Baruch, “otak anda dapat
melayani anda sebagai
suatu alat untuk
mengetahui kegagalan-kegagalan anda
sendiri, nafsu dan
emosi anda, serta prasangka-prasangka yang
ada pada diri anda, sehingga hal
itu dapat anda pisahkan atau
bedakan dari apa
yang anda lihat dan anda
amati.” (Hal ini adalah suatu problema yang
serius untuk kebanyakan orang. Mereka
mengkhayalkan suatu pekerjaan
dan prestasi yang
hebat atau spektakuler jauh di masa
depan, sehingga karena itu, mereka meremahkan perbaikan-perbaikan selangkah
demi selangkah, atau
perbaikan hari demi
hari. Tapi mereka lupa, bahwa tanpa
perbaikan-perbaikan kecil, perbaikan
hari demi hari
secara kontinu, maka prestasi
yang hebat atau spektakuler dimasa datang seperti dimimpikan mereka itu akan tidak pernah tercapai).
Manusia sudah
menempuh suatu jalan
yang panjang untuk
sampai kepada arah
dan tujuan
“pengertian, pengetahuan atau
pengenalan tentang dirinya
sendiri, walaupun masih
banyak yang belum
diketahuinya, atau masih banyak
yang akan dipelajarinya.
Dibandingkan dengan
para nenek moyangnya
yang primitif, dia
sudah mengetahui jauh lebih
banyak. Suku-suku primitif
di Australia, yang
masih dalam tingkat kebudayaan batu, masih
belum dapat menghubungkan
atau mempertalikan
rasa sakit kepalanya dengan
kepalanya sendiri. Bahkan
beberapa pengertian-pengertian jasmaniah
yang sederhana, masih asing bagi mereka itu.
Orang modern
bukan saja mengerti
soal penyakit kepala
yang dideritanya, tapi pengetahuannya
sudah lebih jauh lagi, sampai kepada suatu pengetahuan tentang sakit yang terjadi didalam pencernaanya, tentang tekanan
darah dan sebagainya.
Tapi selain
dari soal-soal penyakit
tersebut di atas
itu, anda perlu
untuk lebih mengenal diri sendiri,
dalam hal-hal yang
lebih luas. Biasanya
self study atau pemeriksaan/penelitian terhadap
diri sendiri itu,
hanyalah dilakukan pada
saat-saat krisis, dikala
anda memperoleh atau
menghadapi kekuatan anda,
dan kekurangan- kekurangan anda. Untuk suatu gambaran
yang berimbang dan
lebih mendekati kebenaran,
anda harus melihat
dan memeriksa diri
sendiri, di waktu
situasi-situasi yang relatif
normal, dan diwaktu keadaan stabil.
Tugas itu
tidaklah mudah. Ahli
psiko-analisa Dr. Ada
Hirsh dalam tulisannya mengenai kemungkinan-kemungkinan dari
analisa sendiri, menunjukkan
keperluan atau syarat-syarat
yang dibutuhkan untuk analisa diri sendiri itu, yakni:
1. Suatu tingkat tertentu dalam
kesehatan jiwa.
2. Suatu keinginan
untuk dapat lebih
dekat mendekati kebenaran
tentang diri kita sendiri.
3. Suatu kesanggupan
untuk berfikir secara
logis, dengan suatu
jiwa dan pikiran yang terbuka (open mind) dan dengan
keberanian.
5.1. MENGAPA ANDA MENGHINDARI ATAU ENGGAN MELIHAT DIRI ANDA YANG SEBENARNYA, SEBAGAIMANA ORANG
LAIN MELIHAT DIRI SENDIRI
Adalah suatu
anggapan populer, bahwa
untuk mengenal diri sendiri
itu, adalah suatu masalah
yang sederhana, yaitu
dengan mempelajarinya sedikit
demi sedikit setiap hari.
Sesungguhnya untuk
dapat mengenal diri,
tidaklah sesederhana itu.
Kesukarannya terutama,
karena sesungguhnya dalam
diri kita masing-masing, kita cenderung
untuk membangun dalam
diri kita sendiri
suatu jaringan pertahanan
yang kuat, yang bertindak dan
berlaku untuk melindungi
ego dan perasaan
harga diri kita
dari orang lain, dan kadang-kadang dari diri kita sendiri.
Setiap orang
lahir ke dunia ini dengan keadaan
tidak berdaya dan bergantung kepada orang
lain. Untuk dapat mempertahankan
hidupnya, setiap orang akan belajar,
bahwa hal itu tergantung
juga kepada sikap
dan p endapat atau
perasaan orang lain.
Anak yang sedang
tumbuh itu belajar
dan mengetahuinya, bahwa
dia sangat bergantung kepada
ibunya, bukan saja
untuk kesenangan jasmaniahnya,
tapi juga untuk
hadiah dan pujian yang
menyenangkan, cinta, perhatian dan rasa
perlindungan.
Pada saat
seseorang itu bertambah
besar dan dewasa,
dia tetap mencari
dan menginginkan pendapat
yang baik dan
persetujuan dari masyarakat
lingkungannya yang semakin
melebar. Dia menghendaki
teman, bukan saja
untuk kesenangan jasmaninya, tapi
juga untuk menyetujui
apa yang dilakukannya. Dalam
persetujuan dan simpathy
orang itu, dia memperoleh jaminan tentang harga dirinya sendiri.
Pada saat
seseorang itu bertambah
besar dan dewasa,
dia tetap mencari
dan menginginkan
pendapat yang baik
dan persetujuan dari
masyarakat lingkungannya yang
semakin melebar. Dia
menghendaki teman, bukan
saja untuk kesenangan jasmaninya, tapi
juga untuk menyetujui
apa yan g dilakukannya. Dalam
p ersetujuan dan simpathy orang itu, dia memperoleh jaminan
tentang harga dirinya sendiri.
Demikian besarnya
keinginan orang untuk
cinta dan persetujuan
itu, sehingga seseorang
mau menipu dirinya
sendiri, kalau perlu,
daripada menghadapi kenyataan.
Jika tingkah
laku atau perbuatannya
yang tidak diselubingi,
sehingga nampak sebagaimana keadaan
yang sebenarnya, dia
akan mendapat kritik
dan celaan, jauh dari rasa
senang dan persetujuan
orang. Mungkin dia
melakukan sesuatu yang
tidak difikirkan dengan
matang lebih dulu,
tergesa-gesa, kasar bahkan
kejam. Tapi dari pada
melihat dan menghadapi
dirinya sendiri dalam
suatu sorotan atau
pandangan yang tidak
bersahabat dari orang
lain, bahkan di
matanya sendiri, maka
fikiran atau jiwa
tak sadarnya akan
melindungi gambaran dirinya
sendiri (his image
of himself).
Jadi dengan begitu:
1. Dia membuat
tindakan dan perbuatan
atau memajukan keterangan
atau alasan-alasan, sehingga
tingkah lakunya itu
seolah-olah menjadi rasionil,
wajar dan pantas. Dia
berkata, “Saya melakukan
itu, karena …..”. Perkataan atau keterangannya
itu memberikan alasan
baik dan kuat
serta logis dan
dapat diterima, tentang
tindakan dan tingkah lakunya itu.
2. Dia memproyeksikannya. Dia
memungkiri perbuatannya yang
salah atau tidak baik
itu, dan melihat
serta menuduhkannya, sebagai
problema dan perbuatan orang lain.
3. Dia memindahkan atau menggeserkannya. Dia menyalahkan seseorang yang lain dari
kesalahan-kesalahannya sendiri, yang tidak dapat diterimanya.
4. Dia mengadakan
kompensasi. Dia meningkatkan
dirinya dalam bidang
lain, dikala dia gagal
atau lemah dalam sesuatu hal atau bidang.
5.2. KETIDAK SADARAN (JIWA TAK SADAR) ANDA DAPAT MENGHAMBAT KEMAJUAN ANDA
Jalan kepada
pengenalan diri sendiri,
dapat dihalangi jiwa
tak sadar, yang
banyak mempengaruhi tingkah
laku. Dr. Sigmund
Freud, bapak dari
psiko-analisa, adalah orang yang
pertama mengenal pentingnya
fikiran atau jiwa
tak sadar itu
dalam mempengaruhi dan menentukan
tingkah laku.
Problema yang
nyata timbul, karena
alat-alat pengaman bertindak
atau bekerja dibawah tak
sadar secara otomatis.
Anda tentulah harus
menjadi orang yang
sangat ahli dalam
hal ini, jika anda ingin melihat dan
menjenguk ke dalam diri anda
sendiri, dan untuk dapat
“melihat” ke dalam diri
anda sen diri. Betapa serin
g anda
mengalami dan melakukan
sesuatu hal yang
bertentangan dengan apa
yang secara sadar
ingin anda perbuat.
Dr. Wiliam Menninger seorang dokter yang terkenal
berkata : “Hal seperti ini sangat jelas nampak
pada orang yang
tak dapat berhenti
dari kebiasaan buruknya
“makan terlalu banyak”.
Mereka membuat segala
macam tekad dan
keputusan untuk suatu diet; tapi
nampaknya mereka tidak
berdaya untuk tetap
melaksanakan tekad atau keputusannya itu. Nyata, beberapa tekanan
dari jiwa tak
sadar mendorong mereka untuk terus
melakukan hal-hal, yang
secara sadar mereka
ingin untuk berhenti melakukannya.
Banyak laksanawan, pada satu
waktu, mempunyai jenis
kesukaran yang sama, dalam melakukan dan
menyelesaikan sesuatu tugas
tertentu. Dia berjanji
terhadap dirinya sendiri, untuk
membereskan atau menyelesaikan sesuatu tugas
pada kesempatan yang pertama, tapi nampaknya dia
tidak sanggup.
Dr. Burleigh
B. Gardner, seorang
ahli anthropologi sosial
yang terkenal menunjukkan, bahwa
beberapa alasan-alasan mengapa
para manajer menunda
atau gagal, walaupun kesadaran
mereka menginginkan kemajuan, ialah:
1. Harga diri yang
berlebih-lebihan. Karena
merasa dirinya sangat
penting. Seringbanyak orang
yang kapabel, tidak
menyukai pekerjaannya diawasi,
dan merasa sangat tersinggung terhadap tuntutan-tuntutan yang
dilakukan terhadap mereka.
2. Keinginan secara
tidak disadari untuk memperoleh kedudukan
dan nama yang sangat penting.
Pekerjaan mereka sebagai
manajer dalam kedudukannya sekarang,
baginya hanyalah sebagai
alat atau lompatan
untuk tujuan-tujuan lain. Pada dasarnya
dia tidak mempunyai
perhatian dan minat
untuk pekerjaan atau tugasnya yan g
sedang dipegangnya sekarang,
dan karena itu
juga kurang memperoleh kepuasan.
3. Ketidak sanggupan
untuk menyediak an tempat
buat orang lain.
Ban yak orang, walaupun jiwa sadar
mereka menghendaki bekerja
sama dengan oran g
lain, tapi nampakn ya mereka
tidak mengambil langkah
untuk melaksanakannya. Mereka merasa tidak enak
akan kemajuan dari setiap orang.
Walaupun oran g ini mungkin memberi anda
alasan- alasan dari tindakannya
itu, bahwa keadaan
yang sesungguhnya
secara tidak disadari
ialah : Bah wa
dibawah ketidak sanggupan mereka itu
untuk bekerja sama
dengan orang lain,
terletaklah suatu keb encian yang mendalam
terhadap orang-orang lain.
4. Perlawanan terhadap
kekuasaan. Ahli-ahli psikologi
menunjukkan, bahwa perlawanan
terhadap kekuasaan (authority),
mengambil banyak bentuk
yang terselubung, seperti
keterlambatan yang kronis,
lupa terhadap pertemuan-pertemuan yang penting, dan
kelupaan pesan-pesan untuk
atasan, menuntut kelebihan
dan keistimewaan, serta
sikap tidak memperdulikan
pengarahan dan perintah. Orang yang melakukan
taktik-taktik seperti itu,
barangkali tidaklah sadar
dari kenyataan, bahwa
dia melakukan perlawanan
menentang atasannya, karena
dia takut penolakan.
Tingkah lakunya itu seolah-olah
berkata, “Saya tahu anda tidak
menyukai saya, jadi
saya akan menolak
anda, sebelum anda mempunyai
suatu kesempatan untuk menolak saya”. Jadi kita
lihat, seseorang itu
mungkin tidak sadar
akan kenyataan, bahwa
dia sendiri yang
menghambat jalannya sendiri.
Sebagai diceritakan penggubah
sandiwara yang terkenal, Ben Hecht : Seorang yang bijaksana,
hanyalah mempunyai satu
musuh, yaitu dirinya sendiri. Musuh ini adalah seorang
yang sukar untuk diabaikan
dan mempunyai banyak tipu
muslihat. Dia menyerang
seseorang dengan menanamkan
rasa takut dan
kebimbangan. Dan dia
selalu mencari untuk
melepaskan atau menyesatkan
orang dari tujuannya. Dia adalah suatu
musuh yang tak
dapat dilupakan, tapi
tetap menipu.
5.3.
CARILAH KEBENARAN TENTANG DIRI ANDA
Usaha untuk
mengerti dan untuk
mengenal diri sendiri, sudah sejak lama,
yaitu sejak Adam
dan Eva. Kebanyakan
orang, secara total
tidak sadar tentang
perasaan-perasaan mereka sendiri, tentang emosi, kepercayaan dan tujuan hidup mereka.
Profesor Werner Wolf dari
“Bard College”, pernah melakukan suatu eksperimen yang sederhana,
yang menunjukkan, betapa
asingnya sering seseorang
itu terhadap dirinya sendiri. Dalam eksperimen itu, dia menyuruh beberapa orang
untuk menandai dirinya sendiri dan
teman-temannya dalam suatu
deretan gambar-gambar, dimana
muka-muka atau wajah
muka dari gambar
itu tidak kelihatan,
disembunyikan. Rata-rata setiap
orang sukar menandai dirinya
sendiri dari deretan gambar-gambar itu; anehnya dia lebih mudah untuk menemukan gambar-gambar dari
kenalan-kenalananya.
Jika anda
pernah membuat gambar
hidup atau film
dari anda sendiri
(orang Barat sering melakukan
itu, terlebih orang berada,
(penterjemah), dan kemudian
menonton anda dan
tingkah laku anda sendiri
dalam film itu , melihat
dan mendengar suara
dan percakapan anda
sendiri, mungkin anda
akan berkata terhadap
anda sendiri: “Itukah saya ?”
Jika dengan demikian,
anda menjadi heran
dan sadar akan
keasingan dan kurang mengenal anda terhadap bentuk-bentuk luar anda yang nampak,-seperti
wajah dan suara
anda, bayangkanlah betapa
lebih sukar lagi
untuk mengetahui dan mengenal
tentang bagian-bagian anda (your inner self).
Tapi walaupun begitu besar kesukaran-kesukaran itu, usaha untuk lebih
mengenal diri sendiri itu
adalah sangat penting
didalam peranan anda
sebagai seorang pemimpin industri. Dimanakah anda mulai ? Untuk itu,
cobalah jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1
|
Apakah anda pernah mengalami, atau melakukan, maupun menyetujui sesuatu yang bertentangan terhadap keyakinan
|
Ya
|
Tidak
|
2
|
Pernahkah anda mempunyai suatu mimpi yang bukan-bukan ?
|
Ya
|
Tidak
|
3
|
Apakah anda pernah dalam suatu suasana jiwa yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, dan yang tidak
dapat anda lepaskan ?
|
Ya
|
Tidak
|
4
|
Apakah
anda pernah betul-betul merasa heran dan takjub tentang sesuatu peristiwa atau pengalaman anda pada waktu yang lewat, sedang waktu peristiwa atau pengalaman itu sendiri, anda tidak begitu merasakannya atau hanya sangat sedikit pengaruhnya terhadap anda
|
Ya
|
Tidak
|
5
|
Pernahkah anda heran dan terkejut tentang reaksi-reaksi
orang lain terhadap apa yang anda
katakan dan anda perbuat ?
|
Ya
|
Tidak
|
6
|
Pernahkah
adan merasa sangat malu, karena
sesuatu perkataan anda sendiri yang sudah terlanjur diucapkan ?
|
Ya
|
Tidak
|
7
|
Pernahkah anda melakukan atau menceritakan sesuatu rahasia yang sudah anda janjikan atau sumpahkan, untuk tidak membukakann ya ?
|
Ya
|
Tidak
|
8
|
Apakah anda sering kecewa terhadap seseorang, karena
dia berubah menjadi jelek dari yang anda harapkan, atau menjadi takjub karena berubah jauh lebih baik dari yang anda perkirakan?
|
Ya
|
Tidak
|
9
|
Apakah anda pernah menjerit dalam suatu gedung bioskop waktu sedang nonton film,
yang kemudian anda anggap sebagai hal yang pantas dan sentimentil ?
|
Ya
|
Tidak
|
10
|
Apakah anda memikirkan atau mengetahui, kemana atau
menjadi apa anda inginkan lima tahun lagi ?.
Atau sepuluh tahun lagi ?
|
Ya
|
Tidak
|
Dr. Schuyler
Hoslett, Wakil Presiden
dari Dun &
Bradstreet, mempunyai daftar pertan
yaan-pertanyaan pendek dan
bersifat menyelidik, yang
sering dapat menolong seseorang dalam
usaha memperoleh pengertian
untuk diri sendiri.
Dia menyarankan agar laksanawan
merenungkan, dengan jawaban-jawaban terhadap empat pertanyaan berikut, bilamana laksanawan itu merasa gelisah atau tidak puas:
1. Untuk apakah saya disini? Apakah tujuan
hidup ini bagi saya?
2. Mengapa
saya bekerja dalam
perusahaan atau organisasi
ini ?
Apakah itu
cocok dengan tujuan hidup saya dalam hidup ini?
3. Apakah yang
dapat dilakukan organisasi
ini, untuk menolong
saya untuk mengembangkan arti
dan guna diri
saya di dunia
ini ? Apakah
hal ini menolong saya untuk mencapai
tujuan saya.
4. Andaikan saya
memilih untuk tetap
tinggal dalam organisasi
ini, bagaimanakah saya berusaha, untuk mencapai arti dan tujuan saya di dunia ini?
Pertanyaan-pertanyaan di
atas itu, walaupun
nampaknya seperti sederhana,
tapi mempunyai arti
yang dalam dan
kompleks, dan demikian
juga tentang jawabannya.
Pada kenyataannya,
makin cepat dan
makin mudah jawaban
untuk itu datangnya, akan makin kuranglah
dipercayai kebenarannya. Dengan
berselubung dalam bentuk atau rupa
yang sangat sederhana,
setiap pertanyaan itu
memerlukan atau meminta penelitian dan
pemikiran yang serius. Mengungkapkan kenyataan tentang
anda sendiri,
akan memberi sedikit
kekagetan, tapi dengan
pengungkapan itu anda
akan merasa lebih bahagia.
5.4.
LIMA TEKNIK UNTUK MEMPELAJARI ANDA SENDIRI
Teknik atau
metode-metode untuk mempelajari
kepribadian, adalah
sangat kompleks sifatnya. Untuk
dapat menembus dan mengenal
sampai sedalam-dalamnya, mungkin anda
perlu memanggil ahli
atau “expert”. Tapi
banyak dari alat-alat
yang dipergunakan ahli-ahli
psikologi untuk menyelidiki dan untuk
men embus atau untuk lebih mengenal sifat karakter seseorang itu, dapat
juga dipergunakan oleh laksanawan umumnya. Untuk suatu penyelidikan yang lebih
mendalam tentang diri anda
sendiri, anda dapat
mencoba lima dari
metode-metode yang diuraikan
di bawah ini,
dan pilihlah metode yang anda rasa, akan dapat anda gunakan
dengan lebih berhasil.
1. Pendekatan Dengan Riwayat Hidup
Sendiri (Autobiographical Approach)
Beberapa orang
mungkin berkesimpulan, bahwa
adalah lebih berhasil
untuk menyelidiki
yang telah lalu,
untuk mengungkapkan dan menguraikan
kejadian-kejadian yang sangat
penting dan kritis,
yang mempengaruhi dan
menentukan mengapa
dan menjadi apa
mereka itu sekarang
ini. Hal itu
dapat dilakukan dengan mudah, mulai
dari ingatan dan
kenang-kenangan anda yang
paling awal (semasa masih kanak-kanak
permulaan), tentang orang-orang
yang paling penting
dalam kehidupan anda.
Bagaimanakah rupanya
ayah anda?
Bagaimana reaksi
anda terhadapnya sebagai seorang manusia?
Apakah anda benci
dan tidak senang
terhadap disiplinnya, dan apakah
anda kemudian mengerti tentang motifnya?
Apakah cita-cita atau harapannya tentang
anda?
Cita-cita apakah
yang anda cita-citakan
bersama, tentang atau mengenai masa
depan?
Apakah anda
dalam beberapa hal
bertindak atau memperlakukan
anak-anak anda, mempunyai
persamaan dengan cara-cara
dan tindakan ayah anda
terhadap anda sewaktu masa kanak-kanak?
Jujurlah dalam
jawaban anda. Semua anak-anak
mempunyai konflik-konflik dengan orang
tua mereka, dan
dengan orang-orang dewasa
lainnya. Orang
yang sudah dewasa dapat mengerti
masalah konflik itu,
dan karena itu
anda lebih dapat memahaminya dalam
hubungan anda dengan
anak-anak anda sendiri
dan dengan orang-orang lainnya.
Cara-cara dan
jenis reaksi terhadap
segala bentuk otorita
dan kekuasaan, sering merupakan suatu
lanjutan dari hubungan
anda yang sudah
terjadi dengan orang
tua anda sendiri.
Suatu penyelidikan anda untuk
lebih baik menangani dan
menghadapi masalah-masalah
sekarang, dan yang lebih penting lagi, akan dapat membangun suatu dasar dari masa datang atau masa depan anda.
Pertanyaan-pertanyaan kunci yang lain ialah,
pertanyaan terhadap diri sendiri, seperti:
Kemajuan-kemajuan atau
prestasi apakah yang
pernah saya lakukan di
sekolah yang paling
membanggakan saya ?
Apakah
yang paling mengecewakan saya dalam kehidupan saya ?
Manusia-manusia
jenis manakah yang menjadi sahabat-sahabat saya ?
Pengalaman-pengalaman yang
manakah yang memberi
saya kepuasan yang paling
besar ?
Tetapi janganlah
hanya melihat kejadian
atau peristiwa-peristiwa yang
dramatis dan mudah diingat dari yang
telah lewat itu. Kejadian -kejadian itu mungkin penting, tapi hal
itu mungkin sekali
memberi anda suatu
gambaran yang salah
dan tidak benar.
Periksa dan
lihatlah kepada bagian-bagian kecil
yang masih tinggal pada
anda, yang timbul atau terjadi
kembali, jika anda
berfikir tentang yang
telah lewat. Hal
ini, dengan tidak
diragukan lagi, turut memainkan suatu peranan dalam membentuk anda.
2. Tandailah Hal-Hal Yang Ekstrim
Emosi dan
perasaan-perasaan anda yang ekstrim, yang
tinggi dan rendah
sekali, sering menjadi
suatu tanda atau
petunjuk terhadap hakekat
keadaan jiwa yang sebenarnya dari
anda, dalam mana
tingkah laku anda
sehari-hari berada atau bergerak. Seorang pengusaha terlalu
sering untuk cenderung
mengabaikan atau menyangkal tingkah
lakunya yang tidak
biasa, sebagai sesuatu
yang bukan tipe
tingkah lakunya.
“Perbuatan seperti ini
bukanlah tipe saya”,
katanya dan tidak mempercayainya sama sekali. Tiap
suatu analisa diwaktu
marahnya lebih besar
lagi, lebih besar
dari yang dianggapnya
mungkin, mengungkapkan dengan
lebih jelas tingkah
lakunya yang “normal” itu.
Cobalah eksperimen ini dibuat satu minggu. Buatlah suatu catatan harian dari
reaksi-reaksi anda terhadap
kejadian atau situasi-situasi yang
men yebabkannya. Boleh jadi hal itu
hanyalah peristiwa atau kejadian-kejadian sementara
dari perasaan kegembiraan,
rasa marah dan
frustasi. Atau barangkali
hanya sebagai peletusan dari keadaan kejiwaan yang
berlaku sepanjang hari.
Masalah ini tidak
begitu penting. Apa
yang harus diperhitungkan, atau
yang penting, ialah
agar tingkah laku
dan karakter anda
dapat lebih kuat dari yang
biasa dan hal
itu dapat anda
alami. Inilah langkah-langkah
yang akan menolong
anda untuk memeriksa
dan menguji peristiw atau kejadian-kejadian itu, dan untuk dapat melihat arti
dan maknanya;
Catatlah situasi
dan reaksi. Catat
dan tandailah perasaan-perasaan itu,
dan juga sebanyak mungkin
bagian-bagian yang menyebabkannya, sebanyak
yang dapat anda peroleh. Pastikanlah, bahwa
anda mencatat cukup
informasi, untuk kemudian
dapat mengingat dan memikirkannya kembali.
Kumpulkan suatu keragaman. Adalah
lebih baik untuk mengumpulkan sekurang-kurangnya lima
bentuk atau tipe
situasi-situasi yang berbeda-beda,
sebelum anda
menyelidiki
atau menguji dan
meninjau kembali situasi-situasi itu.
Jika satu minggu tidak menyediakan cukup
waktu, ambillah 10
hari atau dua
minggu, tapi mestilah beberapa peristiwa
atau masalah dalam catatan harian anda itu.
Analisalah kejadian-kejadian itu. Jika anda sudah
mencatat kejadian-kejadian itu secara terpisah-pisah, dengan
secukupnya, lihat dan
periksalah kejadian-kejadian itu, dalam hubungannya
satu sama lainnya.
Adakah suatu
pola atau pertalian-pertalian yang umum? Apakah didalamnya,
ada suatu waktu
yang khusus atau
hari-hari dan orang-orang
yang tertentu, atau suatu
masalah atau situasi
yang tertentu, yang
timbul berulang-ulang? Apakah peranan anda dalam setiap situasi itu? Apakah anda sebagai penonton saja,
atau orang yang
turut secara aktif
di dalamnya?
Bagaimana tentang situasi
yang buruk?
Apakah anda berfikir,
bahwa anda dapat
meramalkan tingkah laku anda, lebih baik sekarang ini dari masa-masa
yang lalu?
Balikkanlah peranan-peranan. Tinjaulah
kembali kejadian-kejadian itu,
yang menyangkut
atau melibatkan orang. Bayangkan atau gambarkanlah
kejadian itu
dalam
fikiran atau jiwa
anda, seperti suatu film. Tapi buatlah perbedaan
yang besar, yakni gantilah
peranan anda. Cobalah
gambarkan anda sendiri
memainkan peranan orang lain. Lihatlah, kalau cerita itu menghasilkan cerita atau
kejadian-kejadian yang sama. Apakah sekarang
anda membuat orang lain marah,
atau bahagia, sebagaimana dia sudah membuat
anda merasakannya dalam
kejadian atau peristiwa
yang asli (mula-mula; yang
betul-betul terjadi) ?
Anda akan belajar
banyak tentang anda sendiri, dengan
usaha anda memainkan
peranan orang lain
(dalam gambaran jiwa tentunya), terlebih
dengan memainkan peranan
yang anda tidak
senangi, atau yang menimbulkan amarah
anda. Umpamanya jika
penolakan seorang pejabat
terhadap suatu permintaan
dan usul anda,
sehingga penolakan itu sangat
menjengkelkan anda, cobalah bayangkan
atau fikirkan kalau
anda duduk atau
menjadi orang itu
dengan kedudukannya, apakah
sikap anda terhadap
permintaan atau usul
seperti yang anda majukan itu?
3. Analisa Mimpi
“Mimpi-mimpi yang
tidak ditafsirkan, adalah
ibarat surat-surat yang
tidak dibuka-buka” kata
Talmud. Mimpi adalah
pesan dari anda
sendiri untuk anda
sendiri, dan merupakan
suatu sumber yang
paling penting, untuk
pengenalan diri sendiri. Ahli- ahli psikologi
menemukan dalam mimpi
itu, suatu jalan
yang lebih lebar
dan terpercaya untuk
suatu pengenalan terhadap pasien-pasien mereka.
Bagaimanapun, walaupun demikian pentingnya mimpi itu
sebagai sumber pengertian untuk
pengenalan jiwa, namun
dalam penafsirannya (karena
rumitnya), sebaiknyalah diserahkan
kepada ahli-ahli saja.
Dr. Erich Formm,
seorang ahli psikoanalisa yang terkenal
menunjukkan beberapa sebab
dan alasan, mengapa
mimpi itu demikian sukarnya bagi orang umumnya untuk menginterprestasi atau
menafsirkannya.
Karena
aturan-aturan logika yang dipergunakan
berbeda. Mimpi itu nampaknya seringkali seperti
tidak mempunyai arti, ganjil
atau seperti yang bukan-bukan, karena mimpi itu tidak terikat kepada logika dari kehidupan
sehari-hari waktu bangun (waktu tidak tidur).
Sebagai contoh anda
dapat bermimpi, bahwa
seorang yang anda
kenal, dalam mimpi
anda, anda lihat
berubah menjadi seekor anak ayam.
Dalam pengertian sehari-hari yang
realistis, bukankah ini
suatu kejadian yang
lucu dan tidak
mungkin.
Tapi kalau
anda mengganggap dia
(orang yang menjadi
ayam itu) sebagai
seorang pengecut,
maka barulah hal
itu berarti atau
bermakna terhadap emosi
dan perasaan-perasaan anda.
Hal-hal seperti itulah
yang berlaku dalam
mimpi, bukan realitas-realitas
kehidupan sehari-hari.
Mimpi itu
tidak terikat kepada
waktu. Kejadian-kejadian
yang terjadi pada masa kanak-kanak anda,
mungkin akan timbul
dan aktif sekarang
dalam mimpi anda, sedang waktu anda
bangun atau dalam kehidupan sadar sehari-hari, kejadian itu tidak dapat anda ingat lagi.
Hal-hal yang
secara relatif penting,
mungkin berubah bentuk Suatu gangguan kecil secara relatif
dengan orang lain,
mungkin dapat timbul
dalam suatu mimpi, bahwa
orang lain itu menjadi jatuh sakit, sehingga sekaran g orang itu tidak dapat lagi mengganggu
anda. Walaupun begitu, anda mungkin
tidak betul-betul marah terhadap orang itu.
Untuk mengetahui
pentingnya suatu keinginan
yang diyatakan dalam
suatu mimpi, anda mestilah melihat
lebih jauh ke muka.
Kalau suatu thema
atau pokok mimpi itu timbul
berulang-ulang malam demi
malam, dan jika
reaksi anda terhadap
mimpi itu disertai
kesedihan yang luar
bersih, serta jika
anda segan untuk
menafsirkan atau menguraikannya,
semua itu adalah
indikasi-indikasi dari suatu
perasaan yang kuat yang
tersembunyi. Ada masanya,
dimana mimpi-mimpi itu
dapat memberi anda
suatu pengertian yang tiba-tiba.
Sebagai
contoh, penilaian anda
tentang orang, mungkin
lebih tajam jika anda bermimpi.
Anda tidak dipengaruhi
oleh opini umum
atau oleh apa
yang anda fikir atau anggap
sebagai perasaan yang
benar. Lebih jauh,
mimpi itu dapat memberikan kunci
petunjuk terhadap kejadian-kejadian yang
penting, yang anda anggap tidak
begitu penting waktu
peristiwa itu terjadi.
Dr. Fromm menunjukkan, bahwa mimpi dapat
menunjukkan atau membuktikan, bahwa suatu kejadian
kejiwaan yang nampaknya tidak
berarti, tapi sering muncul dalam mimpi, sesungguhnya adalah penting sekali.
Dr. Calvin
Hall, yang sudah
menganalisa lebih dari
10.000 mimpi, menyimpulkan kesan-kesannya
dengan cara-cara berikut:
Waktu kita tidur,
kita memikirkan juga masalah dan
kesulitan-kesulitan kita, tentang
ketakutan dan harapan-harapan kita.
Orang yang
bermimpi itu berfikir
tentang dirinya sendiri
: Yaitu manusia
atau orang macam manakah dia itu,
dan berapa jauhkan
kesanggupannya untuk menghadapi dan memecahkan konfli-konflik dan kecemasan-kecemasannya. Orang
yang bermimpi itu,
juga memikirkan tentang
orang lain, yang
secara intim erat
berhubungan dengan kehidupannya. Bagaimana
dia melihat kepada dirinya
sendiri, bagaimana orang
lain melihat terhadap dirinya, dan bagaimana dia memandang
dan mengartikan kehidupan ini. Inilah
yang menjadi inti dan jantung dari masalah itu, dan alasan sebab mengapa mimpi-mimpi
itu merupakan data-data yang penting bagi ahli-ahli psikologi.
Bagaimana seseorang
melihat dirinya sendiri,
akan terwujud dan
tergambar dalam mimpi
oleh bagian dan
peranan-peranan yang dimainkannya
dalam mimpi itu.
Mungkin dia
memainkan bagian dari
seorang korban atau
memainkan peranan seorang agresor,
atau keduanya. Mungkin dia menganggap atau mengartikan dirinya sebagai pemenang,
walaupun keadaan-keadaan sangat tidak
baik, atau menjadi
yang kalah, karena keadaan buruk itu.
Boleh jadi dia menerima peranan dari
seorang yang suci atau seorang
yang jahat, seorang yang bebas
dan merdeka, orang yang kikir atau dermawan.
Bagaimanapun, untuk dapat
membaca mimpi anda,
dan untuk dapat mengungkapkan tabir
rahasia arti-arti itu,
anda memerlukan ketajaman
atau kehalusan perasaan,
serta keterampilan dan keahlian.
4. Merubah Hal-hal yang rutin
Kebanyakan orang
cenderung untuk menjadi
buta terhadap hal-hal
atau barang-barang yang
terlalu dekat di
sekeliling mereka. Sebelum
suatu kunjungan dari seorang
asing, yang menyentakkan anda terhadap
alam sekitar anda dengan mata atau pandangan dan
penglihatan yang baru,
anda mungkin akan
tetap tidak sadar
tentang kenyataan-kenyataan
yang sangat jelas di muka dan di dekat anda.
Dan yang
lebih penting lagi, anda mungkin
menjadi hilang lenyap sendiri dalam arus tekanan hidup
sehari-hari, sehingga menjadi
tidak sensitif lagi terhadap
reaksi-reaksi anda sendiri.
Anne M.
Lindbergh merasakan kebutuhan
ini, yaitu untuk
pelepasan diri buat sementara
dari tekan an dan kesibukan sehari-hari,
yaitu tekanan kesibukan mengurus rumah, pertemuan dan rapat-rap at komite yang
bertele-tele, dan tuntutan-tuntutan dari lima
orang anaknya. Untuk
menemukan kembali dirinya
sendiri, dia mengambil keputusan,
untuk sementara memutuskan
pola rutin yang
menjenukannya itu.
Karenanya untuk
beberapa minggu, dia pergi kepantai
dalam suatu alam
sekitar yang baru.
Bukunya yang indah,
memuat perasaan -perasaan yang
dalam dan halus, berjudul “Gift
from the Sea”,
yang menggambarkan beberapa
dari penemuan-penemuan yang
diperolehnya, selama masa beberapa minggu itu.
Walaupun
anda tidak dapat mengambil waktu untuk
beberapa minggu ke pantai, anda dapat
juga melakukan tujuan yang sama dengan berbagai jalan atau cara.
Pergilah selama
satu hari penuh,
seakan-akan anda meninggalkan
pekerjaan dan kehidupan
kemasyarakatn anda. Bagaimana
anda berbuat dan
bertingkah laku ?
Dan apakah yang anda lihat dan rasakan, jika anda
merasa bahwa anda tidak akan pernah lagi di sini?
Bayangkan atau
umpamakanlah, bahwa anda
harus menjelaskan atau menerangkan kepada
seorang anak mengenai
tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan anda. Pergilah sepanjang satu
hari dengan membayangkan
atau mengumpamakan atau
menggambarkan dalam fikiran,
akan pertanyaan-pertan yaan seorang
anak berumur 12
tahun, yang mungkin
menanyakan kebiasaan-kebiasaan
kerja anda.
Pergunakanlah
sehari untuk sendirian,
tanpa program atau
rencana yang tertentu.
Jika mungkin
(dengan persetujuan dan
pengertian keluarga), lakukanlah
suatu perjalanan sendirian
dengan mobil anda,
dan membiarkan perasaan
anda sendiri untuk membawa dan menentukan tujuan anda.
Periksa dan
telitilah jalan-jalan sampingan
yang baru. Ambil
atau tempuhlah suatu jalan baru,
walaupun jalan itu
hanya membawa anda
kembali menuju tempat kerja anda.
Lakukanlah suatu
perjalanan kembali, kerumah
atau kota dan
tempat lama yang pernah
anda tempati, dan carilah tanda atau hal-hal yang menjadi kenangan anda.
Pakailah satu
hari, dan membayangkan
anda dan orang
bawahan anda bertukar peranan.
Dan sebagai bawahan,
cobalah bertindak dan
bertingkah laku sebagai bawahan
itu.
Dengan
mengubah sudut pandangan anda
untuk waktu satu hari anda akan membuka mata anda,
dan akan melihat
anda sendiri dan
tingkah laku anda
dalam suatu penglihatan
atau warna yang
baru. Semakin sering
anda keluar dari
keadaan rutin anda,
dari rutin tingkah laku
dan lingkungan anda, dan melayangkan pandangan atau kehidupan
ke luar, maka
akan makin banyaklah
penglihatan anda serta
pandangan-pandangan baru yang
anda peroleh, dan jiwa anda akan semakin segar jadinya.
5. “Cross-Characterization”
Dalam bukunya
“My Autobiography”, Charlie
Chaplin, menceritakan suatu
anekdot yang menggambarkan
prinsip daro
“cross-characterization” itu, dan peranannya
yang penting
dalam usaha penemuan diri sendiri
(self-discovering). Chaplin berada dalam suatu party
atau pesta di
London, yang dihadiri
banyak tamu-tamu terkemuka, diantaranya Prince
of Wales, dari keluarga Raja Inggris.
Seorang dari yang hadir
di party itu
mengemukakan suatu permainan,
yang di Amerika disebut
Frank Estimation (penaksiran
yang jujur). Setiap
orang tamu diberikan satu kartu
yang didalamnya dituliskan
sepuluh kwalifikasi, yaitu :
daya tarik,
intelligensi, kepribadian, sex
appeal, kebagusan rupa, ketulusan
hati, perasaan humor,
penyesuaian diri, dan sebagainya. Setiap orang
tamu harus mengisi dan
memberi angka terhadap kwalifikasi yang tertulis
dikartu itu, yaitu mengenai
kwalifikasi tentang dirinya
sendiri, mengenai penaksirannya
yang jujur. Angka yang
dapat diberikan terhadap setiap kwalifikasi ialah
dari angka satu sampai
angka sepuluh. Dan
demikian juga setiap
tamu yang hadir,
harus memberi angka
penilaian terhadap setiap
tamu yang hadir,
harus memberi angka
penilaian terhadap setiap
tamu lainnya. Akan
diri saya (kata
Chaplin dalam buku
itu), saya memberi
angka tujuh untuk
perasaan humor, enam
buat “sex appeal”,
enam untuk kebagusan
rupa, delapan untuk
menyesu aikan diri, dan empat untuk ketulusan hati.
Masing-masing kartu yang sudah
diisi dengan penilaian itu
dibacakan di muka umum.
Waktu giliran
pembacaan kartu isian
Prince Wales tiba,
maka kedengaranlah pengumuman
tentang dia, yaitu
penilaiannya sendiri :
tiga untuk sex
appeal, tamu-tamu lainnya
men ilainya rata-rata empat,
saya (Chaplin) memberinya angka lima. Untuk
kebagusan rupa Pangeran
menilai dirinya enam,
sedang tamu lainnya
memberikan rata-rata delapan,
sedang saya menilainya
tujuh. Daya tarik,
pangeran menilai dirinya
lima, sedang tamu
rata-rata memberi angka
delapan, dan saya juga
memberinya delapan. Dan
untuk ketulusan hati pangeran memberiny sampai limit
tertinggi, yaitu angka sepuluh, sedang
tamu memberinya
rata-rata tiga setengah, sedang saya
sendiri memberi angka empat.
Pangeran nampak
menjadi gusar mendengar
penilaian dari tamu
itu, dan berkata: “Menurut
fikiran dan anggapan
saya, ketulusan hatilah
kwalifikasi terpenting yang saya
miliki.”
Dari
contoh di atas itu dapat kita lihat, betapa tidak objektifnya sering orang terhadap dirinya
sendiri, dan betapa
dapat terjadi perbedaan
yang jauh, antara
penilaian diri terhadap diri sendiri dengan pandangan dan
penilaian dari orang-orang lain.
Dalam bekerja,
hampir setiap orang
mendambakan memperoleh jabatan
yang tinggi. Namun demikian seringkali
dijumpai seseorang yang
mendapat promosi kenaikan jabatan/pangkat
tidak siap dengan jabatan baru
tersebut sehingga kinerjanya menjadi turun dan
bahkan lebih buruk
daripada ketika ia
masih menjadi pegawai
biasa.
Permasalahn
yang seringkali dialami para
sup ervisor/manager baru tersebut
bukanlah terletak padak emampuan teknis
dalam mengerjakan tugas
di lapangan tetapi
lebih pada kemampuan
managerial untuk membangun
semangat kerja para bawahannya.
Artinya para
supervisor/manager tersebut banyak
yang tidak siap
ketika diberikan tanggung
jawab membimbing, melatih,
memotivasi dan menilai
kinerja para bawahannya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, apa saja yang harus diperhatikan oleh supervisor/manager dalam membangun semangat kerja
bawahann ya. Beberapa hal di bawah ini mungkin dapat dijadikan pertimbangan jika anda
kebetulan adalah seorang supervisor
atau manager.
1. Jadilah pendengar yang baik
Carl Rogers, seo
rang pakar di bidang psikologi
pernah berkata bahwa penghalang yang
terbesar untuk melakukan komunikasi
pribadi adalah ketidaksanggupan seseorang
untuk mendengarkan den gan
baik, dengan penuh
pengertian dan perhatian kepada
orang lain. Jika
anda diberi tugas
untuk membimbing dan melatih seseorang
maka hal ini
merupakan salah satu
hal terpenting yang
harus diingat. Ketika
anda sedang berbicara
dengan bawahan anda
jagalah agar anda tidak terlalu
banyak bicara, melainkan
lebih banyak mendengark an
keluhan dan masukan dari bawahan anda.
Kesediaan untuk
mendengar akan memberi
kesempatan kepada bawahan
untuk mengutarakan keinginan
dan pendapatnya. Dengan
mendengar berarti anda memperhatikannya, anda
mempunyai su atu perhatian
yang kosntruktif mengenai masalah yang dihadapi olehnya, dimana
mungkin anda selaku atasan mempunyai alternatif solusi yang dibutuhkan orang tersebut. Dengan
demikian akan tercipta rasa aman dan nyaman sehingga bawahan anda
lebih mau terbuka terhadap
saran-saran yang diberikan.
Selain itu mendengarkan
seseorang yang secara
bebas berbicara tentang
dirinya sendiri merupakan
jalan terbaik untuk mengenal lebih jauh siapa lawan bicara kita tersebut. Meskipun
demikian menden garkan tidaklah selalu berarti
bahwa anda percaya
terhadap segala yang
anda dengar. Tentu saja untuk dapat menjadi
pendengar yang baik
dibutuhkan kesabaran dan kerendahanhati.
2. Kenali pekerjaan yang dilakukan
Kita sering melakuk an kesalahan dalam menginterprestasi dan menilai
hasil kerja seseorang
sebagai akibat dari
suatu pandangan dan
pengetahuan yang dangkal sekali tentang
pekerjaan orang tersebut.
Seringkali kita menjumpai seorang atasan yang
mengharapkan bawahannya melakukan
sesuatu yang sebenarnya bukan merupak an
kapasitasnya. Jika mengambil
perumpamaan hal tersebut adalah ibara mengharapkan pohon mangga menghasilkan buah
durian.
Mustahil bukan? akibatnya tidak
sedikit bawahan yang
menjadi frustasi dan bahkan tidak
“respect” terhadap atasan karena
atasan demikian dinilai
tidak tahu apa pekerjaan bawahan sebenarnya (padahal ia seharusn ya
tahu).
Jika anda
adalah seorang atasan
maka sudah seharusnya
anda mengetahui apa yang
wajib dan baik untuk dikerjakan atau diselesaikan bawahan anda. Anda juga harus dapat mengetahui
secara pasti apakah
bawahan anda mengerjakan tugas dengan
suatu cara atau
jalan yang aman
yang dapat diterima
oleh perusahaan.
Jika ternyata
bawahan anda dapat
menyelesaikan tugas-tugas dengan
cara-cara yang dapat diterima
tetapi tidak sesuai dengan cara anda,
maka sedapat mungkin biarlah ia
menggunakan cara tersebut.
Jangan cepat- cepat mengkritik
ataupun memaksanya untuk
melakukan menurut cara
anda. Sebaliknya jika
ia ternyata tidak dapat men yelesaikan tugasnya,
maka anda perlu
melakukan suatu perubahan. Langkah awal dalam
melakukan perubahan tersebut
adalah dengan membuat
suatu persetujuan antara
anda dan bawahan
mengenai hal-hal yang mendasar dari
pekerjaan tersebut.
3. Kenali bawahan anda
Sebagai atasan,
anda harus mengetahui
kesan ggu pan dan bakat-bakat
anak buah anda dan menolong mereka untuk menggunakan k emampuannya
u ntuk disalurkan dalam pekerjaan.
Anda juga dituntut
untuk mendorong usaha-usaha
perbaikan diri bawahan,
mengerti kebutuhan dan
keinginan mereka, dan
seb againya.
Sebagai contoh
: anda harus
dapat membedakan apakah
bawahan anda lebih tertarik pad a
kesempatan dan tantangan karir
atau pada materi
seperti uang atau lebih pada
status. Jika anda
dapat mengidentifikasi hal
ini maka akan
lebih mudah bagi anda
untuk mengarahkan dan memotivasi bawahan anda. Anda sudah semestinya
anda mengenal bawahan
anda, jika tidak
secara pribadi sekurang-kurangnya
anda mengenali karakter-karakter
penting yang berguna bagi produktivitas
bawahan tersebut. Beberapa supervisor/manajer merasa takut untuk mengenal
lebih dekat bawahann ya, karena dengan
kedekatannya itu maka mereka akan
menjadi terlalu lunak
dan salah dalam
menilai prestasi bawahan. Pendapat semacam itu
sebenarnya merupakan suatu
kekeliruan,karena mengenali seseorang
dan menghargai kepribadian
serta keunikan yang
dimilikinya tidaklah berarti bahwa
anda tidak menuntut ia
untuk bekerja dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan aturan yang
berlaku.
4. Kenali perlombaan yang ingin anda lakukan
Sebagai pejabat
baru dan masih
berada dalam semangat
yang menyala-nyala untuk
mendorong dan memotivasi
bawahan anda, anda
mungkin terus memacu bawahan anda
untuk melakukan sesuatu,
yang sesungguhn ya tidak
terlalu signifikan. Hal
tersebut merupakan suatu
hal yang wajar
karena anda mungkin masih dalam
tahap ingin menunjukkan
jati diri sebagai
atasan yang pantas menduduki jabatan tersebut. Namun demikian
kondisi ini harus
benar-benar diwaspadai mengingat
bahwa tidak ada
seorangpun b awahan yang
mampu bekerja dalam kondisi
yang tetap maksimal setiap
hari. Jadi janganlah anda terus menerus berteriak
“awas ada macan”,
sampai anak buah
anda kelelahan dan akhirnya ketika
“macan” yang sesun gguhn ya tiba
anak buah anda
sudah kehabisan tenaga dan
tidak memiliki semangat lagi.
Selain itu
bawahan anda mungkin
akan merasa bosan
dan jengkel karena dorongan-dorongan anda
untuk bekerja lebih
giat dan bersemangat,
sementara mereka mengetahui
bahwa pekerjaan yang
dikerjakan tersebut tidak
begitu penting.
Contoh: anda memberikan
tu gas atau proyek
khusus kepada bawahan anda tanpa ada
kejelasan apa tindak lanjutnya, k apan diaplikasikan
dan tidak ada target
pasar yang jelas,
sementara bawahan anda
tersebut masih harus mengerjakan tugas-tugas
rutin yang sudah
sangat jelas manfaatnya
bagi perusahaan. Oleh
karena itu amat
sangat penting bagi
anda selaku atasan
untuk dapat menentukan
prioritas pekerjaan yang
harus dilakukan, sehingga
tidak ada kegiatan yang
terlihat “mubazir” dan
hanya sekedar membuat bawahan anda terlihat
sibuk. Tanpa kemampuan
untuk menentukan hal ini
maka bawahan anda akan
cenderung tidak bisa
membedakan antara suatu
pekerjaan yang urgent dengan
yang rutin karena setiap hari mereka selalu dikejar-kejar.
5. Gunakan peristiwa-peristiwa khusus
Dalam aktivitas
kerja selalu saja
ada kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa khusus yang dap at
dijadikan bahan atau contoh untuk membangun semangat kerja bawahan anda. Contoh
: keberhasilan divisi
dalam memangk as biaya
produksi ataupun penghar gaan
yang diberikan oleh
media massa (masyarakat)
kepada teamwork anda.
Sebaliknya ada juga
peristiwa-peristiwa dimana anda
dan bawahan anda
mungkin mengalami kegagalan. Gunakan keberhasilan ataupun kegagalan tersebut
sebagai bahan pembelajaran. Tunjukkan
kepada bawahan anda f
aktor-faktor apa saja
yang membuat divisi
anda meraih sukses.
Dan tunjukkan juga faktor-faktor atau perilaku apa saja yan
g men yebabkan divisi anda mengalami kegagalan.
Dalam menyikapi kegagalan,
carilah alternatif solusi secara bersama-sama,
usahakan banyak ide-ide yang dapat
diutarakan dan jangan sekali-kali mematahkan
semangat bawahan anda
sebab bila ia
patah semangat maka
banyak hal yang
tidak akan tercapai.
Sebagai atasan, anda
harus jeli memanfaatkan
peristiwa yang ada
untuk mengarahkan bawahan
dalam memahami dan
menghadapi fakta atau realitas dalam pekerjaan sehari-hari.
6. Berikan kesempatan
Kesalahan-kesalahan yang
dilakukan bawahan dalam
bekerja jarang sekali berakibat
fatal. Artinya dari
kesekian ban yak kesalahan
yang mungkin dilakukan masih
terdapat peluan g untuk
diperbaiki dan diberikan
kesempatan untuk berubah.
Oleh karena itu,
janganlah semata-mata memberikan hukuman kepada bawahan
yang kebetulan melakukan
kesalahan, tapi tolonglah
dia dan berikan kesempatan kedua
untuk memperbaiki dirinya.
Jika anda memang
sudah menyerah terhadap
kemungkinan perbaikan dari seorang
bawahan, yaitu jika anda merasa bahwa
pekerjaannya sangat sangat
tidak memuaskan dan
dia tidak mungkin lagi
dapat memaksimalkan pekerjaan
tersebut (meski sud ah
dilakukan
bimbingan dan
pelatihan), janganlah berpura-pura menolongnya
dan hentikanlah usaha-usaha
melakukan kritik yang
konstruktif, karena semua
itu tidak akan berguna lagi.
Katakanlah kepadanya dengan
terus terang bahwa
pekerjaan yang dia lakukan
tidak berhasil. Kemudian sarankan suatu mutasi ke
bidang lain yang lebih sesuai,
jika hal itu
memungkinkan atau berhentikan
orang tersebut melaluiprosedur yang berlaku.
7. Delegasikan tanggungjawab
Salah satu
hal penting dari
sifat-sifat seorang atasan
adalah bagaimana ia
dapat mendelegasikan atau
mewakilkan tanggung jawab
dan wewenang kepada bawahannya. Seorang
atasan yang buruk
tidak akan pernah
mau dan mampu mendelegasikan
tanggung jawab dan wewenang kepada
bawahannya. Sebaliknya atasan
yang lemah akan terlalu mudah
mendelegasikan tanpa adanya pengawasan atau kontrol
yang cukup. Sementara itu
jika anda ingin menjadi atasan
yang baik maka delegasikan
tanggung jawab dan
wewenang anda dengan
suatu catatan atau agenda
yang memuat waktu
pen yelesaian pekerjaan tersebut.
Mintalah laporan perkembangan
pekerjaan pada waktu-waktu
tertentu dan lakukan
tindakan-tindakan yang positif jika permasalahan muncul atau terjadi.
8. Patuhi batas-batas peran anda
Sebagai atasan
and a harus menyadari
benar kemampuan anda,
anda tidak dapat mengubah semua
hal sesuai dengan
keinginan anda. Anda
harus menyadari bahwa
anda bukanlah dokter
bedah otak, yang
dapat mengoperasi setiap
orang sesuka hati
anda, anda juga
bukanlah pendeta/kiai bagi bawahan anda dan
anda juga bukan
ahli psikologi yang
dapat menyembuhkan berbagai
masalah psikologisnya. Ingatlah
bahwasan ya ada tiga
jalan yang fundamental untuk mengubah seseorang
yaitu tobat keagamaan,
psikoterapi dan operasi
otak. Anda
adalah seorang
pemimpin, janganlah memaksakan
diri untuk melakukan
ketiga hal tersebut.
Salah-salah anda akan menjadi korbannya.
Selain beberapa
hal di atas
pasti masih banyak
cara untuk meningkatkan kemampuan
managerial anda dalam meningkatkan kinerja para
bawahan anda.
Dengan tulisan
ini kami berharap
bahwa hal-h al di
atas dapat memperkaya wawasan anda sehingga lebih percaya diri dalam membimbing
bawahan anda.
No comments:
Post a Comment