Friday, November 25, 2016

PENGANTAR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN


Pendahuluan
Laporan keuangan perusahaan merupakan suatu dokumen yang memuat data tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga mengindikasikan kinerja keuangan suatu perusahaan. Suatu laporan keuangan memerlukan interpretasi secara mendalam agar dapat memberikan informasi yang bernilai bagi setiap pengguna laporan keuangan.
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) merupakan salah satu tugas bagi setiap manajer keuangan sebagai pihak internal yang bertanggung jawab terhadap keuangan dalam perusahaan. Selain manajer keuangan, berbagai pihak eksternal juga memiliki kepentingan untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan.
Pada bab ini akan disajikan konsep-konsep dasar tentang analisis laporan keuangan yang meliputi pengertian dan jenis-jenis laporan keuangan, pengertian dan tujuan analisis laporan keuangan, pengguna laporan keuangan, ruang lingkup analisis laporan keuangan, serta pendekatan dan teknik analisis laporan keuangan. Bab ini memberikan pemahaman kepada para pembaca tentang jawaban atas beberapa pertanyaan tentang apa yang dimaksud analisis laporan keuangan?; mengapa analisis laporan keuangan perlu dilakukan?; dan bagaimana analisis laporan keuangan dilakukan?

Kerangka Pembahasan 

  
Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan salah satu dokumen penting dalam suatu perusahaan. Mengapa laporan keuangan berguna? Menurut White, Sondhi, dan Fried (2003) bahwa laporan keuangan berguna karena dapat membantu investor dan kreditor membuat keputusan-keputusan ekonomi yang lebih baik. Definisi tentang laporan keuangan (financial statement) telah dikemukakan oleh beberapa pakar antara lain sebagai berikut:
1.     Subramanyam dan Wild (2009) mengemukakan bahwa ”At the end of a period–typically a quarter or a year-financial statements are prepared to report on financing and investing activities at that point in time, and to summarize operating activities for the preceding period. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa pada dasarnya laporan keuangan dibuat untuk melaporkan kegiatan investasi, pendanaan, serta operasi suatu perusahaan. Ketiga kegiatan ini merupakan kegiatan utama dalam fungsi keuangan perusahaan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa laporan keuangan merupakan dokumen yang menyajikan aktivitas-aktivitas keuangan (financial activities).
2.      Zaki Baridwan (2004) mengemukakan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
3.  Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004) mengemukakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana.

Berdasarkan ketiga definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa laporan keuangan dapat diartikan sebagai dokumen yang menyajikan informasi tentang keadaan keuangan suatu perusahaan yang menggambarkan mengenai aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan.

Jenis-jenis laporan keuangan suatu perusahaan sebagaimana telah ditetapkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, dan catatan atas laporan keuangan.
1.      Neraca
Neraca atau balance sheet merupakan laporan yang menyajikan posisi keuangan perusahaan sebagaimana yang dikemukakan dalam SAK. Van Horne dan Wachowicz, Jr (1995) mengemukakan bahwa ”balance sheet represents a snapshot of the firm’s financial position at a moment in time. Selanjutnya, Van Horne dan Wachowicz, Jr (1995) mengemukakan bahwa ”balance sheet summarizes the assets, liabilities, and owners’ equity of a business at a moment in time, usually the end of a year or a quarter”. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa neraca merupakan ringkasan tentang aktiva, kewajiban, dan ekuitas modal sendiri. Neraca menyajikan laporan tentang aktivitas investasi dan pendanaan suatu perusahaan.
2.      Laporan laba rugi
Laporan laba rugi atau income statement merupakan laporan yang menyajikan kinerja operasi suatu perusahaan sebagaimana yang dikemukakan dalam SAK  dan oleh Van Horne & Wachowicz, Jr bahwa “income statement depicts a summary of the firm’s profitability over time. Selanjutnya, Van Horne dan Wachowicz, Jr mengemukakan bahwa “income statement summarizes the revenues and expenses of the firm over a particular period of time, again usually a year or a quarter”. Laporan laba rugi menyajikan laporan tentang aktivitas operasi suatu perusahaan.
3.   Laporan perubahan posisi keuangan yang meliputi laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
a)       Laporan perubahan ekuitas
Laporan perbuahan ekuitas atau statement of changes in equity  menyajikan perubahan dalam akun-akun yang membentuk ekuitas. Laporan ini berguna untuk mengidentifikasi alasan atas perubahan ekuitas.
a)       Laporan arus kas
Laporan arus kas atau statement of cash flow menyajikan arus kas masuk (cash inflows) dan arus kas keluar (cash outflows) yang dipisahkan berdasarkan aktivitas operasi (operating), investasi (investing), dan pendanaan (financing).
4.      Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan penjelasan informasi yang dinilai sebagai bagian penting dari laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan pada umumnya memuat tentang:
a.       Ikhtisar kebijakan akuntansi penting
b.      Tambahan informasi tentang ikhtisar jumlah temuan dalam laporan keuangan

Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan dapat diartikan sebagai interpretasi terhadap laporan keuangan suatu perusahaan. Beberapa definisi tentang analisis laporan keuangan digambarkan sebagai berikut:
1.      Analisis laporan keuangan merupakan metode yang dapat digunakan pengguna laporan keuangan dalam menggali informasi tentang perusahaan.
2.  Analisis keuangan menggunakan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, serta menilai kinerja keuangan perusahaan pada masa yang akan datang.
3.      Analisis laporan keuangan membantu untuk membandingkan kinerja keuangan antar perusahaan pada industri yang sama serta mengevaluasi kecenderungan operasi perusahaan selama beberapa periode.
4.      Analisis laporan keuangan membantu manajemen mengidentifikasi ketidakefisienan (in-efisiensi) dalam perusahaan serta mengambil tindakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

Analisis laporan keuangan merupakan suatu bagian integral dari analisis bisnis (business analysis) yang lebih luas. Analisis bisnis merupakan proses mengevaluasi prospek ekonomi dan risiko suatu perusahaan. Analisis bisnis ini mencakup analisis lingkungan bisnis perusahaan (company’s business environment), strategi-strategi yang akan dilakukan, serta analisis posisi dan kinerja perusahaan.

Analisis bisnis yang juga merupakan analisis laporan keuangan berguna dalam pengambilan keputusan bisnis yang diambil oleh manajer keuangan, seperti apakah melakukan investasi pada sekuritas ekuitas atau hutang, apakah menambah kredit melalui pinjaman jangka pendek atau jangka panjang, dan berbagai keputusan bisnis lainnya. Analisis laporan keuangan tidak hanya berguna bagi manajer keuangan tetapi juga seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholders) pada perusahaan.

Pengguna Laporan Keuangan
Siapa sajakah yang berkepentingan terhadap analisis laporan keuangan yang juga sebagai pengguna laporan keuangan? Dalam SAK (2004) dikemukakan terdapat delapan pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan sebagai berikut:
1.      Investor
Investor merupakan pihak yang dapat menyediakan dana bagi perusahaan melalui penjualan sekuritas yang meliputi investor sekarang dan investor potensial. Investor berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan sehubungan dengan kemampuan perusahaan (emiten) dalam memenuhi kewajiban finansialnya. Hasil analisis laporan keuangan ini menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan berupa apakah melepas atau menahan sekuritasnya bagi investor sekarang. Apakah membeli atau tidak membeli sekuritas yang ditawarkan oleh emiten tersebut bagi investor potensial.
2.      Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3.      Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4.      Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
5.      Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan perusahaan, atau tergantung pada perusahaan.
6.      Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7.      Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Ruang Lingkup Analisis Laporan Keuangan
Analisis terhadap laporan keuangan dalam rangka mengevaluasi posisi dan kinerja keuangan suatu perusahaan mencakup empat aspek keuangan yang utama yaitu:
1.      Analisis likuiditas
Analisis likuiditas atau liquidity analysis merupakan analisis dengan perspektif jangka pendek. Secara umum, analisis likuiditas merupakan analisis terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Subramanyam, dan Wild (2009) bahwa analisis likuiditas mencakup dua aspek, yaitu analisis modal kerja (working capital) dan analisis likuiditas operasi (operating activity analysis of liquidity).
2.      Analisis solvabilitas
Analisis solvabilitas atau solvency analysis merupakan analisis dengan perspektif jangka panjang. Secara umum, analisis solvabilitas merupakan analisis terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Subramanyam, dan Wild (2009) bahwa analisis solvabilitas mencakup dua aspek, yaitu analisis struktur modal (capital structure) dan analisis cakupan laba (earnings coverage).
3.      Analisis profitabilitas
Analisis profitabilitas atau profitability analysis yang biasa juga disebut analisis rentabilitas merupakan analisis terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik berdasarkan penjualan maupun berdasarkan investasi. Menurut Subramanyam, dan Wild (2009) bahwa analisis profitabilitas mencakup analisis terhadap pendapatan (revenue analysis), analisis terhadap harga pokok penjualan (cost of sales analysis), dan analisis terhadap beban-beban perusahaan (expenses analysis).

4.      Analisis arus kas
Analisis arus kas atau cash flow analysis merupakan analisis terhadap laporan arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow). Pada analisis ini akan diuraikan tentang dari mana sumber-sumber kas diperoleh perusahaan dan kemana kas tersebut digunakan oleh perusahaan.
Di samping keempat aspek tersebut di atas, juga dianalisis aspek-aspek keuangan yang lain, seperti:
1.      Analisis prediksi kebangkrutan
Analisis prediksi kebangkrutan atau banckruptcy prediction analysis merupakan suatu analisis yang dapat membantu perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan perusahaan akan mengalami kebangkrutan yang disebabkan oleh masalah-masalah keuangan. Pada analisis ini akan dibahas beberapa pendekatan dalam prediksi kebangkrutan, baik pendekatan univariat maupun pendekatan multivariat.
2.      Analisis risiko
Analisis risiko atau risk analysis merupakan suatu analisis terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang akan menyebabkan perusahaan kesulitan keuangan dan akhirnya mengalami kebangkrutan. Pada analisis ini akan dikaji tentang sumber-sumber risiko serta bagaimana melakukan manajemen risiko.
3.      Analisis investasi
Analisis investasi atau investment analysis merupakan analisis terhadap rencana investasi perusahaan dalam bentuk sekuritas. Pada analisis ini akan dibahas tentang investasi pada obligasi dan saham biasa, baik menggunakan pendekatan analisis fundamental (fundamental analysis), pendekatan analisis teknikal (technical analysis), model-model penilaian sekuritas (security valuation models), maupun model keseimbangan.

Pendekatan dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Dalam melakukan analisis laporan keuangan terdapat beberapa pendekatan dan teknik analisis yang dapat digunakan bergantung pada tujuan analisis yang diharapkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Subramanyam, dan Wild (2009) bahwa berbagai macam alat didesain untuk kebutuhan tertentu yang tersedia untuk membantu pemakai menganalisis laporan keuangan. Secara umum, alat analisis untuk analisis keuangan adalah:
1.      Analisis Horizontal
Analisis horizontal merupakan analisis laporan keuangan komparatif secara internal. Analisis ini merupakan analisis secara horizontal dari periode ke periode. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan akun-akun laporan keuangan perusahaan itu sendiri antar periode. Pada analisis ini ditunjukkan perubahan setiap akun dalam laporan keuangan, baik berbasis dari tahun ke tahun maupun berbasis multi tahun. Analisis komparatif meliputi dua pendekatan, yaitu:
1)        Analisis perubahan tahun ke tahun
Analisis ini merupakan analisis dengan periode jangka pendek biasanya analisis dua sampai tiga tahun. Analisis perubahan ini meliputi perubahan secara absolut dan persentase. Sebagai ilustrasi digunakan Laporan Keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Analisis perubahan tahun ke tahun
Uraian
2009
(Rp juta)
2008
(Rp juta)
Analisis Tren
Jumlah (Rp juta)
Persen
Pendapatan bersih
Laba bersih
Kas dan setara kas
Kewajiban lancar
Ekuitas
29.241.883
3.817.541
2.769.187
7.225.966
13.843.710
27.903.196
2.660.742
3.324.942
7.874.135
11.131.607
1.338.687
1.156.799
(555.755)
(648.169)
2.712.103
4,80
43,48
(16,71)
(8,23)
24,36
Sumber: Lampiran 1. Laporan Keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 di atas dapat dianalisis kondisi keuangan PT United Tractors dan Anak Perusahaan sebagai berikut:
a.  Pendapatan bersih pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp 1.338.687.000.000,00 atau 4,8% jika bandingkan dengan tahun 2008. Ini mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan pendapatan selama tahun 2009 cukup baik.
b.  Laba bersih perusahaan pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp 1.156.799.000.000,00 atau 43,48% jika dibandingkan dengan tahun 2008. Ini mengindikasikan bahwa kinerja operasi perusahaan dalam menghasilkan laba sangat baik.
c.   Kas dan setara kas perusahaan pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar Rp 555.755.000.000,00 atau 16,71% jika dibandingkan dengan tahun 2008. Ini mengindikasikan adanya kecenderungan penurunan posisi likuiditas perusahaan.
d.  Kewajiban lancar perusahaan pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar Rp 648.169.000.000,00 atau 8,23% jika dibandingkan dengan tahun 2008. Ini mengindikasikan adanya kecenderungan peningkatan posisi likuiditas perusahaan.
e.    Ekuitas perusahaan pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar  Rp 2.712.103.000.000,00 atau 24,36% jika dibandingkan dengan tahun 2008. Ini mengindikasikan bahwa posisi solvabilitas perusahaan relatif lebih baik.

2)      Analisis tren angka indeks
Penggunaan analisis perubahan tahun ke tahun untuk membandingkan laporan keuangan yang mencakup lebih dari dua atau tiga period kadang-kadang sulit digunakan. Alat yang dapat digunakan untuk perbandingan tren jangka panjang adalah analisis tren angka indeks. Untuk menganalisis data dengan menggunakan angka indeks membutuhkan pemilihan tahun dasar bagi seluruh akun dalam laporan keuangan. Sebagai ilustrasi ditunjukkan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Analisis tren angka indeks
Uraian
2007
(Rp 000)
2008
(Rp 000)
2009
(Rp 000)
2010
(Rp 000)
Tren Angka Indeks
Tahun Dasar 2007 (%)
2008
2009
2010
Laba bersih
Kas
Utang Dagang
Modal Saham Biasa
25.000
30.000
15.000
10.000
35.000
25.000
20.000
10.000
30.000
30.000
35.000
12.000
30.000
25.000
30.000
12.000
140
83
133
100
120
100
233
120
120
83
200
120
Sumber: Data hipotetis
  
Berdasarkan Tabel 1.2 di atas menunjukkan kondisi keuangan perusahaan sebagai berikut:
a)     Laba bersih perusahaan pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 40% jika dibandingkan dengan tahun dasar 2007. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja operasi perusahaan mengalami peningkatan (lebih baik).
b)           Kas perusahaan pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 17% jika dibandingkan dengan tahun dasar 2007. Hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan penurunan likuiditas perusahaan.
c)          Hutang dagang perusahaan pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 33% jika dibandingkan dengan tahun dasar 2007. Hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan penurunan likuiditas perusahaan.
d)    Modal saham biasa perusahaan pada tahun 2008 tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan tahun dasar 2007.

2.      Analisis Cross-section
Analisis cross-section merupakan analisis laporan keuangan komparatif secara eksternal. Analisis ini merupakan analisis secara cross section (lintas perusahaan). Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan akun-akun laporan keuangan perusahaan tertentu yang akan dianalisis dengan akun-akun laporan keuangan perusahaan lain atau rata-rata industri sebagai benchmarking. Pada analisis ini, perusahaan yang di-benchmarking adalah perusahaan-perusahaan pesaing yang memiliki posisi bersaing yang paling baik atau kinerja rata-rata industri. Sebagai ilustrasi ditunjukkan pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3. Analisis eksternal
Uraian
Perusahaan A
Perusahaan B
Rata-rata Industri
Jumlah Aktiva
Pendapatan
Rp 10.000.000,00
Rp 5.000.000,00
Rp 15.000.000,00
Rp 5.000.000,00
Rp 8.000.000,00
Rp 5.000.000,00
Sumber: Data hipotetis

Berdasarkan Tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa Perusahaan A lebih baik dari Perusahaan B dalam penggunaan aktiva (investasi) dalam menghasilkan pendapatan. Sementara jika dibandingkan dengan rata-rata industri maka kinerja Perusahaan A dalam penggunaan aktivanya lebih rendah dibandingkan rata-rata industri.

3.      Analisis laporan keuangan ukuran yang sama
Pada dasarnya, analisis laporan keuangan dengan ukuran yang sama atau analisis common-size merupakan analisis secara vertikal. Analisis ini merupakan suatu metode analisis yang digunakan untuk mengetahui struktur atau proporsi aspek-aspek keuangan perusahaan, seperti struktur aktiva (investasi), struktur pasiva (struktur pendanaan), struktur laba rugi, maupun struktur arus kas. Mekanisme penggunaan analisis common-size bagi setiap jenis laporan keuangan sebagai berikut:
1)         Neraca
Pada neraca, setiap akun pada aktiva dibandingkan dengan total aktiva (struktur aktiva) dan setiap komponen pada pasiva dibandingkan dengan total pasiva (struktur pendanaan). Sebagai ilustrasi ditunjukkan pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4. Analisis common-size terhadap neraca
U r a i a n
Nilai (Rp ribu)
Common-size (%)
Kas dan setara kas
100.000
4.26
Piutang Usaha
300.000
12.77
Persediaan
50.000
2.13
Total Aktiva Lancar
450.000
19.15
Tanah
600.000
25.53
Bangunan
400.000
17.02
Peralatan
800.000
34.04
Aktiva Tetap lainnya
100.000
4.26
Total Aktiva Tetap
1.900.000
80.85
Total Aktiva
2.350.000
100.00
Utang Dagang
80.000
3.40
Utang Bank
120.000
5.11
Utang lancar lainnya
50.000
2.13
Total Utang Lancar
250.000
10.64
Utang Obligasi
700.000
29.79
Utang jangka panjang lainnya
400.000
17.02
Total Utang Jangka Panjang
1.100.000
46.81
Total Utang
1.350.000
57.45


U r a i a n
Nilai (Rp ribu)
Common-size (%)
Modal Saham
400.000
17.02
Agio Saham
50.000
2.13
Laba Ditahan
550.000
23.40
Total Ekuitas
1.000.000
42.55
Total Kewajiban dan Ekuitas
2.350.000
100.00
      Sumber: Data Hipotetis

Berdasarkan Tabel 1.4 di atas menunjukkan kondisi keuangan perusahaan sebagaimana dianalisis sebagai berikut:
a)   Perusahaan ini mengivestasikan dananya pada kas dan setara kas sebesar 4,25% dari seluruh investasi perusahaan.
b)      Perusahaan ini mengivestasikan dananya pada aktiva lancar (modal kerja) sebesar 19,15% dari seluruh investasi perusahaan.
c)    Perusahaan ini melakukan pendanaan yang yang bersumber dari hutang dagang sebesar 3,4% dari seluruh pendanaan perusahaan.
d)     dst

Selain disajikan dalam bentuk tabel seperti yang telah ditunjukkan di atas, analisis common-size juga dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Analisis common-size aktiva
 
Gambar 1.1 di atas mengindikasikan bahwa perusahaan menginvestasikan dananya pada kas dan setara kas sebesar 4%, piutang usaha sebesar 13%, persediaan sebesar 2%, tanah sebesar 26%, bangunan sebesar 17%, peralatan sebesar 34%, dan aktiva lainnya sebesar 4%.

Selanjutnya, ilustrasi tentang struktur investasi perusahaan berdasarkan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar ditunjukkan pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2. Analisis common-size struktur investasi
 
Gambar 1.2 di atas menunjukkan bahwa perusahaan melakukan investasi pada aktiva lancar yang merupakan investasi jangka pendek sebesar 19% sedangkan sisanya sebesar 81% merupakan investasi jangka panjang dalam bentuk aktiva tetap dan aktiva lainnya. Ini mengindikasikan bahwa keputusan investasi perusahaan lebih banyak diarahkan pada investasi jangka panjang.

Selanjutnya, ilustrasi tentang analisis common-size terhadap kewajiban dan ekuitas sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.3.
Gambar 1.3. Analisis common-size terhadap kewajiban dan ekuitas
 
Gambar 1.3 di atas menunjukkan bahwa perusahaan melakukan pendanaan yang bersumber dari hutang dagang sebesar 3% dari seluruh pendanaan perusahaan, hutang bank sebesar 5%, hutang lancar lainnya sebesar 2%,  hutang obligasi sebesar 31%, hutang jangka panjang lainnya sebesar 17%, modal saham 17%, dan agio saham sebesar 2%.

Sedangkan ilustrasi untuk struktur pendanaan berdasarkan hutang lancar, hutang jangka panjang, dan ekuitas ditunjukkan pada Gambar 1.4.
Gambar 1.4. Analisis common-size terhadap struktur pendanaan

Gambar 1.4 di atas menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan pendanaan yang bersumber dari hutang lancar yang merupakan pendanaan jangka pendek sebesar 11%, hutang jangka panjang yang merupakan pendanaan jangka panjang sebesar 46%, dan 43% merupakan ekuitas yang juga merupakan pendanaan jangka panjang. Ini mengindikasikan bahwa keputusan pendanaan perusahaan lebih banyak diarahkan pada pendanaan jangka panjang yang lebih fleksibel.

2)      Laba Rugi
Analisis common-size pada laporan laba rugi dilakukan dengan cara membagi setiap akun laba rugi terhadap akun pendapatan. Sebagai ilustrasi ditunjukkan pada Tabel 1.5.
  
Tabel 1.5. Analisis common-size terhadap laporan laba rugi

Pos-pos Laba Rugi
Nilai (Rp)
Persentase
Pendapatan
15.000.000
100.00
Harga Pokok Penjualan
7.500.000
50.00
Laba Kotor
7.500.000
50.00
Beban-beban Operasi
4.500.000
30.00
Laba Operasi
3.000.000
20.00
Beban-beban Non Operasi
1.000.000
6.67
Laba Bersih
2.000.000
13.33
Sumber: Data Hipotetis

Berdasarkan Tabel 1.5 di atas menunjukkan kondisi keuangan perusahaan sebagaimana dianalisis sebagai berikut:
a)    Harga pokok penjualan menyerap 50% dari penjualan sehingga marjin laba kotor sebesar 50% yang berarti bahwa perusahaan ini mampu menghasilkan laba kotor sebesar 50% dari penjualan.
b)     Beban-beban operasi menyerap 30% dari penjualan sehingga marjin laba operasi sebesar 20% yang berarti bahwa perusahaan ini mampu menghasilkan laba operasi sebesar 20% dari penjualan.
c)   Beban-beban non operasi menyerap 6,67% dari penjualan sehingga marjin laba bersih sebesar 13,33% yang berarti bahwa perusahaan ini mampu menghasilkan laba operasi sebesar 13,33% dari penjualan.

Selain disajikan dalam bentuk tabel, analisis common-size dapat pula disajikan dalam bentuk diagram sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.5.
Gambar 1.5. Analisis common-size laba rugi
  
3)                  Arus kas
Analisis common-size pada laporan arus kas dilakukan dengan cara memisahkan komponen arus kas antara arus kas masuk dan arus kas keluar dari ketiga aktivitas. Sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan akan ditunjukkan pada Tabel 1.6, Tabel 1.7, Gambar 1.6, dan Gambar 1.7.

Tabel 1.6. Arus kas masuk PT Unilever Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008
No
Arus Kas Masuk
Nilai
(Rp juta)
Common-size (%)
1
Penerimaan dari pelanggan
7.398.023
99,07
2
Penerimaan dari pendapatan bunga
52.495
0,70
3
Pemberian pinjaman karyawan
3.979
0,05
4
Hasil penjualan aktiva tetap
12.974
0,17
Total Arus Kas Masuk
7.467.471
100
          Sumber: Lampiran 2. Laporan keuangan PT Unilever Indonesia Tbk


Gambar 1.6. Analisis common-size arus kas masuk PT Unilever Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008

Berdasarkan Tabel 1.6 dan Gambar 1.6 di atas menunjukkan bahwa penerimaan kas PT Unilever Indonesia, Tbk dan Anak Perusahaan pada tahun 2008 didominasi dari penerimaan kas aktivitas operasi berupa penerimaan dari pelanggan yaitu sebesar 99% dan sisanya 1% berasal dari sumber lainnya. Ini mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan kas sangat baik karena diperoleh dari hasil operasi (sumber internal).

Tabel 1.7. Arus kas keluar PT Unilever Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008
No
Arus Kas Keluar
Nilai (Rp juta)
Common-size (%)
1
Pembayaran kepada pemasok
5.906.597
85,16
2
Pembayaran kepada direksi dan karyawan
213.566
3,08
3
Pembayaran imbalan kerja
2.325
0,03
4
Pembayaran untuk biaya jasa
220.474
3,18
5
Pembayaran pajak penghasilan badan
378.389
5,46
6
Pembelian aktiva tetap
213.504
3,08
7
Pembayaran dividen kepada pemegang saham
1.150
0,02
Total Arus Kas Keluar
6.936.005
100
Sumber: Lampiran 2. Laporan Keuangan PT Unilever Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan


Gambar 1.7. Analisis common-size arus kas keluar PT Unilever Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008

Berdasarkan Tabel 1.7 dan Gambar 1.7 di atas menunjukkan bahwa pengeluaran kas PT Unilever Indonesia, Tbk dan Anak Perusahaan pada tahun 2008 didominasi dari pengeluaran kas aktivitas operasi berupa pembayaran kepada pemasok yaitu sebesar 85% dan sisanya 15% dialokasikan ke jenis pengeluaran lainnya. Ini mengindikasikan bahwa pengeluaran kas yang dilakukan perusahaan dalam rangka menunjang aktivitas operasi.

4.      Analisis rasio keuangan
Analisis rasio keuangan atau financial ratio analysis merupakan alat analisis yang paling terkenal dan digunakan secara luas pada analisis keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis yang dilakukan dengan membandingkan suatu akun dengan akun yang lain, baik dalam laporan keuangan yang sama maupun laporan keuangan yang lain. Menurut Van Horne dan Wachowicz, Jr (1995) bahwa ”To evaluate a firm’s financial condition and performance, the financial analyst needs to perform “checkups” on various aspects of a firm’s financial health. A tool frequently used during these checkups is a financial ratio”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa tujuan analisis rasio keuangan adalah untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan perusahaan yang menggambarkan kesehatan keuangan perusahaan. Sebagai ilustrasi ditunjukkan pada Tabel 1.8.

Tabel 1.8. Analisis rasio keuangan
No
Jenis Rasio
Rumus
Contoh
Interpretasi
1
Current Ratio (Rasio Lancar)
= 2,5
Setiap 1 kewajiban lacar tersedia 2,5 aktiva lancar
2
Debt to Asset Ratio (Rasio Utang terhadap Aktiva
= 0,4
Seluruh aktiva yang dimiliki didanai 40% dari utang
3
Gross Profit Margin (Marjin Laba Kotor)
= 0,45
Setiap penjualan yang dilakukan dapat menghasilkan laba kotor sebesar 45%
4
Return on Equity (Laba atas Ekuitas)
= 0,15
Setiap ekuitas yang digunakan dapat menghasilkan laba bersih sebesar 15%

5.      Diskusi & Analisis Manajemen (management discussion & analysis)
Pendekatan diskusi & analisis manajemen  atau management discussion & analysis merupakan analisis yang dilakukan secara kualitatif yang digunakan sebagai pelengkap analisis secara kuantitatif. Pendekatan ini dilakukan dalam rangka menutupi kekurangan atas analisis yang menggunakan data historis. Pendekatan ini pada umumnya digunakan sehubungan dengan prediksi kondisi keuangan di masa yang akan datang.

Fraser dan Ormiston (2010) mengemukakan bahwa “The Management Discussion and Analysis (MD&A) section, sometimes labeled Financial Review, is of potential interest to the analyst because it contains information that cannot be found in the financial data”. Pernyataan ini dapat artikan bahwa MD&A merupakan suatu pendekatan yang diperlukan oleh analis karena berisi informasi yang tidak ditemukan pada data keuangan. Selanjutnya, Fraser dan Ormiston (2010) mengemukakan bahwa MD&A mencakup berbagai informasi tentang kecenderungan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan, peristiwa-peristiwa penting, sumber-sumber modal, dan hasil-hasil operasi.

Ringkasan
Laporan keuangan perusahaan merupakan dokumen penting yang memuat data tentang keadaan keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan perlu diinterpretasi melalui suatu analisis laporan keuangan agar dapat memberikan informasi yang bernilai bagi para pengguna laporan keuangan. Hasil analisis ini dapat menjadi pertimbangan bagi para pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan sesuai dengan kepentingan masing-masing. Para pengguna laporan keuangan meliputi beberapa pihak, seperti investor, kreditor, pemasok, konsumen, pemerintah, dan masyarakat.
Analisis laporan keuangan biasanya mencakup tujuh aspek yaitu: (1) analisis likuiditas, (2) analisis solvabilitas, (3) analisis profitabilitas, (4) analisis arus kas, (5) analisis prediksi kebangkrutan, (6) analisis risiko, dan (7) analisis investasi. Berbagai pendekatan dan teknik yang dapat digunakan oleh para pengguna laporan keuangan dalam menganalisis laporan keuangan. Pendekatan dan teknik analisis yang dimaksud antara lain: (1) analisis internal, (2) analisis eksternal, (3) common-size, (4) analisis rasio keuangan, dan (5) diskusi dan analisis manajemen.

No comments: