Pendahuluan
Laporan keuangan perusahaan merupakan suatu dokumen yang
memuat data tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga
mengindikasikan kinerja keuangan suatu perusahaan. Suatu laporan keuangan
memerlukan interpretasi secara mendalam agar dapat memberikan informasi yang
bernilai bagi setiap pengguna laporan keuangan.
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) merupakan salah satu tugas bagi
setiap manajer keuangan sebagai pihak internal yang bertanggung jawab terhadap keuangan
dalam perusahaan. Selain manajer keuangan, berbagai pihak eksternal juga
memiliki kepentingan untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan.
Pada bab ini akan disajikan konsep-konsep dasar tentang
analisis laporan keuangan yang meliputi pengertian dan jenis-jenis laporan
keuangan, pengertian dan tujuan analisis laporan keuangan, pengguna laporan
keuangan, ruang lingkup analisis laporan keuangan, serta pendekatan dan teknik
analisis laporan keuangan. Bab ini memberikan pemahaman kepada para pembaca
tentang jawaban atas beberapa pertanyaan tentang apa yang dimaksud analisis
laporan keuangan?; mengapa analisis laporan keuangan perlu dilakukan?; dan
bagaimana analisis laporan keuangan dilakukan?
Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan
Laporan
keuangan merupakan salah satu dokumen penting dalam suatu perusahaan. Mengapa
laporan keuangan berguna? Menurut White, Sondhi, dan Fried (2003) bahwa laporan
keuangan berguna karena dapat membantu investor dan kreditor membuat keputusan-keputusan
ekonomi yang lebih baik. Definisi
tentang laporan keuangan (financial
statement) telah dikemukakan oleh beberapa pakar antara lain sebagai
berikut:
1. Subramanyam
dan Wild (2009) mengemukakan bahwa ”At
the end of a period–typically a quarter or a year-financial statements are
prepared to report on financing and investing activities at that point in time,
and to summarize operating activities for the preceding period. Pernyataan
ini dapat diartikan bahwa pada dasarnya laporan keuangan dibuat untuk
melaporkan kegiatan investasi, pendanaan, serta operasi suatu perusahaan.
Ketiga kegiatan ini merupakan kegiatan utama dalam fungsi keuangan perusahaan.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa laporan keuangan merupakan dokumen yang
menyajikan aktivitas-aktivitas keuangan (financial
activities).
2. Zaki Baridwan (2004) mengemukakan bahwa
laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan
suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan.
3. Ikatan
Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004) mengemukakan bahwa
laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya,
sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana.
Berdasarkan
ketiga definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa laporan keuangan dapat
diartikan sebagai dokumen yang menyajikan informasi tentang keadaan keuangan
suatu perusahaan yang menggambarkan mengenai aktivitas investasi, pendanaan,
dan operasi perusahaan.
Jenis-jenis
laporan keuangan suatu perusahaan sebagaimana telah ditetapkan dalam Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan, dan catatan atas laporan keuangan.
1. Neraca
Neraca atau balance sheet merupakan laporan yang
menyajikan posisi keuangan perusahaan sebagaimana yang dikemukakan dalam SAK.
Van Horne dan Wachowicz, Jr (1995) mengemukakan bahwa ”balance sheet represents a snapshot of the firm’s financial position at
a moment in time. Selanjutnya,
Van Horne dan Wachowicz, Jr (1995) mengemukakan bahwa ”balance sheet summarizes the assets, liabilities, and owners’ equity of
a business at a moment in time, usually the end of a year or a quarter”. Pernyataan
ini dapat diartikan bahwa neraca merupakan ringkasan tentang aktiva, kewajiban,
dan ekuitas modal sendiri. Neraca menyajikan laporan tentang aktivitas
investasi dan pendanaan suatu perusahaan.
2. Laporan laba rugi
Laporan laba
rugi atau income statement merupakan
laporan yang menyajikan kinerja operasi suatu perusahaan sebagaimana yang
dikemukakan dalam SAK dan oleh Van Horne
& Wachowicz, Jr bahwa “income
statement depicts a summary of the firm’s profitability over time. Selanjutnya, Van Horne dan Wachowicz, Jr
mengemukakan bahwa “income statement
summarizes the revenues and expenses of the firm over a particular period of
time, again usually a year or a quarter”. Laporan laba rugi menyajikan laporan tentang
aktivitas operasi suatu perusahaan.
3. Laporan perubahan posisi keuangan yang
meliputi laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
a) Laporan
perubahan ekuitas
Laporan perbuahan ekuitas
atau statement of changes in equity menyajikan perubahan dalam akun-akun yang
membentuk ekuitas. Laporan ini berguna untuk mengidentifikasi alasan atas
perubahan ekuitas.
a) Laporan
arus kas
Laporan arus kas atau statement of cash flow menyajikan arus
kas masuk (cash inflows) dan arus kas
keluar (cash outflows) yang
dipisahkan berdasarkan aktivitas operasi (operating),
investasi (investing), dan pendanaan
(financing).
4. Catatan atas laporan keuangan
Catatan
atas laporan keuangan merupakan penjelasan informasi yang dinilai sebagai
bagian penting dari laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan pada
umumnya memuat tentang:
a. Ikhtisar kebijakan akuntansi penting
b. Tambahan informasi tentang ikhtisar jumlah
temuan dalam laporan keuangan
Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan
Keuangan
Analisis laporan keuangan dapat
diartikan sebagai interpretasi terhadap laporan keuangan suatu perusahaan. Beberapa
definisi tentang analisis laporan keuangan digambarkan sebagai berikut:
1.
Analisis
laporan keuangan merupakan metode yang dapat digunakan pengguna laporan
keuangan dalam menggali informasi tentang perusahaan.
2. Analisis keuangan menggunakan laporan keuangan
untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, serta menilai
kinerja keuangan perusahaan pada masa yang akan datang.
3.
Analisis
laporan keuangan membantu untuk membandingkan kinerja keuangan antar perusahaan
pada industri yang sama serta mengevaluasi kecenderungan operasi perusahaan
selama beberapa periode.
4. Analisis laporan keuangan membantu manajemen
mengidentifikasi ketidakefisienan (in-efisiensi) dalam perusahaan serta
mengambil tindakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Analisis laporan keuangan
merupakan suatu bagian integral dari analisis bisnis (business analysis) yang lebih luas. Analisis bisnis merupakan proses mengevaluasi
prospek ekonomi dan risiko suatu perusahaan. Analisis bisnis ini mencakup
analisis lingkungan bisnis perusahaan (company’s
business environment), strategi-strategi yang akan dilakukan, serta analisis
posisi dan kinerja perusahaan.
Analisis bisnis yang juga
merupakan analisis laporan keuangan berguna dalam pengambilan keputusan bisnis
yang diambil oleh manajer keuangan, seperti apakah melakukan investasi pada
sekuritas ekuitas atau hutang, apakah menambah kredit melalui pinjaman jangka
pendek atau jangka panjang, dan berbagai keputusan bisnis lainnya. Analisis
laporan keuangan tidak hanya berguna bagi manajer keuangan tetapi juga seluruh
pihak yang berkepentingan (stakeholders)
pada perusahaan.
Pengguna Laporan Keuangan
Siapa sajakah yang berkepentingan terhadap analisis
laporan keuangan yang juga sebagai pengguna laporan keuangan? Dalam SAK (2004) dikemukakan
terdapat delapan pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan sebagai
berikut:
1.
Investor
Investor merupakan pihak yang dapat menyediakan dana
bagi perusahaan melalui penjualan sekuritas yang meliputi investor sekarang dan
investor potensial. Investor berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu
perusahaan sehubungan dengan kemampuan perusahaan (emiten) dalam memenuhi
kewajiban finansialnya. Hasil analisis laporan keuangan ini menjadi bahan
pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan berupa apakah melepas atau
menahan sekuritasnya bagi investor sekarang. Apakah membeli atau tidak membeli
sekuritas yang ditawarkan oleh emiten tersebut bagi investor potensial.
2.
Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka
juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3.
Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat
dibayar pada saat jatuh tempo.
4.
Pemasok dan kreditor usaha
lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan
informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
5.
Pelanggan
6.
Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi
untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai
dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7.
Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam
berbagai cara. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Ruang Lingkup Analisis Laporan Keuangan
Analisis terhadap
laporan keuangan dalam rangka mengevaluasi posisi dan kinerja keuangan suatu
perusahaan mencakup empat aspek keuangan yang utama yaitu:
1. Analisis likuiditas
Analisis
likuiditas atau liquidity analysis merupakan
analisis dengan perspektif jangka pendek. Secara umum, analisis likuiditas
merupakan analisis terhadap kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut
Subramanyam, dan Wild (2009) bahwa analisis likuiditas mencakup dua aspek,
yaitu analisis modal kerja (working
capital) dan analisis likuiditas operasi (operating activity analysis of liquidity).
2. Analisis solvabilitas
Analisis
solvabilitas atau solvency analysis merupakan
analisis dengan perspektif jangka panjang. Secara umum, analisis solvabilitas
merupakan analisis
terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Menurut Subramanyam, dan Wild (2009) bahwa
analisis solvabilitas mencakup dua aspek, yaitu analisis struktur modal (capital structure) dan analisis cakupan
laba (earnings coverage).
3. Analisis profitabilitas
Analisis
profitabilitas atau profitability analysis
yang biasa juga disebut analisis rentabilitas merupakan analisis terhadap kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba, baik berdasarkan penjualan maupun berdasarkan investasi.
Menurut Subramanyam, dan Wild (2009) bahwa analisis profitabilitas mencakup
analisis terhadap pendapatan (revenue
analysis), analisis terhadap harga pokok penjualan (cost of sales analysis), dan analisis terhadap beban-beban
perusahaan (expenses analysis).
4. Analisis arus kas
Analisis arus kas atau
cash flow analysis merupakan analisis
terhadap laporan arus kas masuk (cash
inflow) dan arus kas keluar (cash
outflow). Pada analisis ini akan diuraikan tentang dari mana sumber-sumber kas diperoleh perusahaan
dan kemana kas tersebut digunakan oleh perusahaan.
Di samping keempat
aspek tersebut di atas, juga dianalisis aspek-aspek keuangan yang lain,
seperti:
1. Analisis prediksi kebangkrutan
Analisis
prediksi kebangkrutan atau banckruptcy prediction
analysis merupakan suatu analisis yang dapat membantu perusahaan untuk mengantisipasi
kemungkinan perusahaan akan mengalami kebangkrutan yang disebabkan oleh
masalah-masalah keuangan. Pada analisis ini akan dibahas beberapa
pendekatan dalam prediksi kebangkrutan, baik pendekatan univariat maupun
pendekatan multivariat.
2. Analisis risiko
Analisis
risiko atau risk analysis merupakan
suatu analisis terhadap
risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang akan menyebabkan perusahaan kesulitan
keuangan dan akhirnya mengalami kebangkrutan. Pada analisis ini akan
dikaji tentang sumber-sumber risiko serta bagaimana melakukan manajemen risiko.
3. Analisis investasi
Analisis
investasi atau investment analysis merupakan
analisis terhadap rencana
investasi perusahaan dalam bentuk sekuritas. Pada analisis ini akan
dibahas tentang investasi pada obligasi dan saham biasa, baik menggunakan
pendekatan analisis fundamental (fundamental
analysis), pendekatan analisis teknikal (technical analysis), model-model penilaian sekuritas (security valuation models), maupun model
keseimbangan.
Pendekatan
dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Dalam melakukan analisis
laporan keuangan terdapat beberapa pendekatan dan teknik analisis yang dapat
digunakan bergantung pada tujuan analisis yang diharapkan. Sebagaimana
dikemukakan oleh Subramanyam, dan Wild (2009) bahwa berbagai macam alat
didesain untuk kebutuhan tertentu yang tersedia untuk membantu pemakai
menganalisis laporan keuangan. Secara umum, alat analisis untuk analisis keuangan
adalah:
1.
Analisis Horizontal
Analisis horizontal merupakan
analisis laporan keuangan komparatif secara internal. Analisis ini merupakan
analisis secara horizontal dari periode ke periode. Analisis ini dilakukan
dengan cara membandingkan
akun-akun laporan keuangan perusahaan itu sendiri antar periode. Pada
analisis ini ditunjukkan perubahan setiap akun dalam laporan keuangan, baik
berbasis dari tahun ke tahun maupun berbasis multi tahun. Analisis komparatif meliputi dua pendekatan,
yaitu:
1)
Analisis perubahan tahun ke tahun
Analisis ini merupakan analisis
dengan periode jangka pendek biasanya analisis dua sampai tiga tahun. Analisis perubahan ini
meliputi perubahan secara absolut dan persentase. Sebagai ilustrasi digunakan
Laporan Keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan sebagaimana ditunjukkan
pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Analisis
perubahan tahun ke tahun
Uraian
|
2009
(Rp juta)
|
2008
(Rp juta)
|
Analisis Tren
|
|
Jumlah (Rp juta)
|
Persen
|
|||
Pendapatan bersih
Laba bersih
Kas dan setara kas
Kewajiban lancar
Ekuitas
|
29.241.883
3.817.541
2.769.187
7.225.966
13.843.710
|
27.903.196
2.660.742
3.324.942
7.874.135
11.131.607
|
1.338.687
1.156.799
(555.755)
(648.169)
2.712.103
|
4,80
43,48
(16,71)
(8,23)
24,36
|
Sumber: Lampiran
1. Laporan Keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Berdasarkan data pada Tabel
1.1 di atas dapat dianalisis kondisi keuangan PT United Tractors dan Anak
Perusahaan sebagai berikut:
a. Pendapatan
bersih pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp 1.338.687.000.000,00
atau 4,8% jika bandingkan dengan tahun 2008. Ini mengindikasikan bahwa kinerja
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan selama tahun 2009 cukup baik.
b. Laba
bersih perusahaan pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp
1.156.799.000.000,00 atau 43,48% jika dibandingkan dengan tahun 2008. Ini mengindikasikan bahwa kinerja operasi perusahaan
dalam menghasilkan laba sangat baik.
c. Kas
dan setara kas perusahaan pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar Rp
555.755.000.000,00 atau 16,71% jika dibandingkan dengan tahun 2008. Ini
mengindikasikan adanya kecenderungan penurunan posisi likuiditas perusahaan.
d. Kewajiban
lancar perusahaan pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar Rp 648.169.000.000,00 atau 8,23% jika dibandingkan dengan
tahun 2008. Ini mengindikasikan adanya kecenderungan peningkatan posisi likuiditas
perusahaan.
e. Ekuitas
perusahaan pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp 2.712.103.000.000,00 atau 24,36% jika dibandingkan dengan tahun 2008. Ini
mengindikasikan bahwa posisi solvabilitas perusahaan relatif lebih baik.
2)
Analisis tren angka indeks
Penggunaan analisis perubahan tahun ke tahun
untuk membandingkan laporan keuangan yang mencakup lebih dari dua atau tiga
period kadang-kadang sulit digunakan. Alat yang dapat digunakan untuk
perbandingan tren jangka panjang adalah analisis tren angka indeks. Untuk
menganalisis data dengan menggunakan angka indeks membutuhkan pemilihan tahun dasar bagi seluruh
akun dalam laporan keuangan. Sebagai ilustrasi ditunjukkan pada Tabel
1.2.
Tabel 1.2. Analisis
tren angka indeks
Uraian
|
2007
(Rp 000)
|
2008
(Rp 000)
|
2009
(Rp 000)
|
2010
(Rp 000)
|
Tren Angka Indeks
Tahun Dasar 2007 (%)
|
||
2008
|
2009
|
2010
|
|||||
Laba bersih
Kas
Utang Dagang
Modal Saham Biasa
|
25.000
30.000
15.000
10.000
|
35.000
25.000
20.000
10.000
|
30.000
30.000
35.000
12.000
|
30.000
25.000
30.000
12.000
|
140
83
133
100
|
120
100
233
120
|
120
83
200
120
|
Sumber: Data hipotetis
Berdasarkan Tabel 1.2 di atas menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan sebagai berikut:
a) Laba
bersih perusahaan pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 40% jika dibandingkan
dengan tahun dasar 2007. Hal
ini mengindikasikan bahwa kinerja operasi perusahaan mengalami peningkatan
(lebih baik).
b) Kas
perusahaan pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 17% jika dibandingkan
dengan tahun dasar 2007. Hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan penurunan
likuiditas perusahaan.
c) Hutang
dagang perusahaan pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 33% jika
dibandingkan dengan tahun dasar 2007. Hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan penurunan likuiditas
perusahaan.
d) Modal
saham biasa perusahaan pada tahun 2008 tidak mengalami perubahan jika
dibandingkan dengan tahun dasar 2007.
2.
Analisis Cross-section
Analisis cross-section merupakan analisis laporan keuangan komparatif secara
eksternal. Analisis
ini merupakan analisis secara cross
section (lintas perusahaan). Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan akun-akun laporan
keuangan perusahaan tertentu yang akan dianalisis dengan akun-akun laporan
keuangan perusahaan lain atau rata-rata industri sebagai benchmarking. Pada analisis ini, perusahaan yang di-benchmarking adalah
perusahaan-perusahaan pesaing yang memiliki posisi bersaing yang paling baik
atau kinerja rata-rata industri. Sebagai ilustrasi ditunjukkan pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3. Analisis eksternal
Uraian
|
Perusahaan
A
|
Perusahaan
B
|
Rata-rata
Industri
|
Jumlah
Aktiva
Pendapatan
|
Rp
10.000.000,00
Rp
5.000.000,00
|
Rp
15.000.000,00
Rp
5.000.000,00
|
Rp
8.000.000,00
Rp
5.000.000,00
|
Sumber:
Data hipotetis
Berdasarkan Tabel 1.3 di atas
menunjukkan bahwa Perusahaan
A lebih baik dari Perusahaan B dalam penggunaan aktiva (investasi) dalam
menghasilkan pendapatan. Sementara jika dibandingkan dengan rata-rata industri
maka kinerja Perusahaan A dalam penggunaan aktivanya lebih rendah dibandingkan
rata-rata industri.
3.
Analisis laporan keuangan ukuran yang sama
Pada dasarnya, analisis laporan
keuangan dengan ukuran yang sama atau analisis common-size merupakan analisis secara vertikal. Analisis ini merupakan suatu metode
analisis yang digunakan untuk mengetahui struktur atau proporsi aspek-aspek keuangan perusahaan,
seperti struktur aktiva (investasi), struktur pasiva (struktur pendanaan),
struktur laba rugi, maupun struktur arus kas. Mekanisme penggunaan analisis common-size bagi setiap jenis laporan
keuangan sebagai berikut:
1)
Neraca
Pada neraca, setiap akun pada
aktiva dibandingkan dengan total aktiva (struktur aktiva) dan setiap komponen
pada pasiva dibandingkan dengan total pasiva (struktur pendanaan). Sebagai
ilustrasi ditunjukkan pada Tabel 1.4.
Tabel 1.4. Analisis common-size
terhadap neraca
U r a i a n
|
Nilai (Rp ribu)
|
Common-size (%)
|
Kas dan setara kas
|
100.000
|
4.26
|
Piutang Usaha
|
300.000
|
12.77
|
Persediaan
|
50.000
|
2.13
|
Total
Aktiva Lancar
|
450.000
|
19.15
|
Tanah
|
600.000
|
25.53
|
Bangunan
|
400.000
|
17.02
|
Peralatan
|
800.000
|
34.04
|
Aktiva Tetap lainnya
|
100.000
|
4.26
|
Total
Aktiva Tetap
|
1.900.000
|
80.85
|
Total
Aktiva
|
2.350.000
|
100.00
|
Utang Dagang
|
80.000
|
3.40
|
Utang Bank
|
120.000
|
5.11
|
Utang lancar lainnya
|
50.000
|
2.13
|
Total
Utang Lancar
|
250.000
|
10.64
|
Utang Obligasi
|
700.000
|
29.79
|
Utang jangka panjang lainnya
|
400.000
|
17.02
|
Total
Utang Jangka Panjang
|
1.100.000
|
46.81
|
Total Utang
|
1.350.000
|
57.45
|
U
r a i a n
|
Nilai
(Rp ribu)
|
Common-size
(%)
|
Modal Saham
|
400.000
|
17.02
|
Agio Saham
|
50.000
|
2.13
|
Laba Ditahan
|
550.000
|
23.40
|
Total Ekuitas
|
1.000.000
|
42.55
|
Total Kewajiban dan Ekuitas
|
2.350.000
|
100.00
|
Sumber: Data Hipotetis
Berdasarkan Tabel 1.4 di atas menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan sebagaimana dianalisis sebagai berikut:
a) Perusahaan ini mengivestasikan dananya
pada kas dan setara kas sebesar 4,25% dari seluruh investasi perusahaan.
b) Perusahaan ini mengivestasikan dananya
pada aktiva lancar (modal kerja) sebesar 19,15% dari seluruh investasi
perusahaan.
c) Perusahaan ini melakukan pendanaan yang
yang bersumber dari hutang dagang sebesar 3,4% dari seluruh pendanaan
perusahaan.
d) dst
Selain disajikan dalam bentuk tabel
seperti yang telah ditunjukkan di atas, analisis common-size juga dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Analisis common-size aktiva
Gambar 1.1 di atas mengindikasikan bahwa
perusahaan menginvestasikan dananya pada kas dan setara kas sebesar 4%, piutang
usaha sebesar 13%, persediaan sebesar 2%, tanah sebesar 26%, bangunan sebesar
17%, peralatan sebesar 34%, dan aktiva lainnya sebesar 4%.
Selanjutnya, ilustrasi tentang struktur
investasi perusahaan berdasarkan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar ditunjukkan
pada Gambar 1.2.
Gambar
1.2. Analisis common-size struktur investasi
Gambar 1.2 di atas menunjukkan bahwa perusahaan
melakukan investasi pada aktiva lancar yang merupakan investasi jangka pendek
sebesar 19% sedangkan sisanya sebesar 81% merupakan investasi jangka panjang
dalam bentuk aktiva tetap dan aktiva lainnya. Ini mengindikasikan bahwa keputusan
investasi perusahaan lebih banyak diarahkan pada investasi jangka panjang.
Selanjutnya, ilustrasi tentang analisis common-size terhadap kewajiban dan
ekuitas sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.3.
Gambar 1.3. Analisis common-size terhadap kewajiban dan
ekuitas
Gambar 1.3 di atas menunjukkan bahwa perusahaan melakukan pendanaan
yang bersumber dari hutang dagang sebesar 3% dari seluruh pendanaan perusahaan,
hutang bank sebesar 5%, hutang lancar lainnya sebesar 2%, hutang obligasi sebesar 31%, hutang jangka
panjang lainnya sebesar 17%, modal saham 17%, dan agio saham sebesar 2%.
Sedangkan ilustrasi untuk struktur pendanaan
berdasarkan hutang lancar, hutang jangka panjang, dan ekuitas ditunjukkan pada
Gambar 1.4.
Gambar
1.4. Analisis common-size terhadap
struktur pendanaan
Gambar 1.4 di atas menunjukkan bahwa
perusahaan menggunakan pendanaan yang bersumber dari hutang lancar yang
merupakan pendanaan jangka pendek sebesar 11%, hutang jangka panjang yang
merupakan pendanaan jangka panjang sebesar 46%, dan 43% merupakan ekuitas yang
juga merupakan pendanaan jangka panjang. Ini mengindikasikan bahwa keputusan
pendanaan perusahaan lebih banyak diarahkan pada pendanaan jangka panjang yang
lebih fleksibel.
2) Laba Rugi
Analisis common-size
pada laporan laba rugi dilakukan dengan cara membagi setiap akun laba rugi
terhadap akun pendapatan. Sebagai ilustrasi ditunjukkan pada Tabel 1.5.
Tabel 1.5. Analisis common-size terhadap laporan laba rugi
Pos-pos Laba Rugi
|
Nilai (Rp)
|
Persentase
|
Pendapatan
|
15.000.000
|
100.00
|
Harga Pokok Penjualan
|
7.500.000
|
50.00
|
Laba Kotor
|
7.500.000
|
50.00
|
Beban-beban Operasi
|
4.500.000
|
30.00
|
Laba Operasi
|
3.000.000
|
20.00
|
Beban-beban Non Operasi
|
1.000.000
|
6.67
|
Laba Bersih
|
2.000.000
|
13.33
|
Sumber:
Data Hipotetis
Berdasarkan Tabel 1.5 di atas menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan sebagaimana dianalisis sebagai berikut:
a) Harga pokok penjualan menyerap 50% dari
penjualan sehingga marjin laba kotor sebesar 50% yang berarti bahwa perusahaan
ini mampu menghasilkan laba kotor sebesar 50% dari penjualan.
b) Beban-beban operasi menyerap 30% dari
penjualan sehingga marjin laba operasi sebesar 20% yang berarti bahwa perusahaan
ini mampu menghasilkan laba operasi sebesar 20% dari penjualan.
c) Beban-beban non operasi menyerap 6,67%
dari penjualan sehingga marjin laba bersih sebesar 13,33% yang berarti bahwa
perusahaan ini mampu menghasilkan laba operasi sebesar 13,33% dari penjualan.
Selain disajikan dalam bentuk
tabel, analisis common-size dapat
pula disajikan dalam bentuk diagram sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.5.
Gambar 1.5. Analisis common-size
laba rugi
3)
Arus kas
Analisis common-size
pada laporan arus kas dilakukan dengan cara memisahkan komponen arus kas antara
arus kas masuk dan arus kas keluar dari ketiga aktivitas. Sebagai ilustrasi digunakan
data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan akan ditunjukkan pada
Tabel 1.6, Tabel 1.7, Gambar 1.6, dan Gambar 1.7.
Tabel 1.6. Arus kas masuk PT
Unilever Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008
No
|
Arus Kas Masuk
|
Nilai
(Rp juta)
|
Common-size
(%)
|
1
|
Penerimaan dari pelanggan
|
7.398.023
|
99,07
|
2
|
Penerimaan dari pendapatan bunga
|
52.495
|
0,70
|
3
|
Pemberian pinjaman karyawan
|
3.979
|
0,05
|
4
|
Hasil penjualan aktiva tetap
|
12.974
|
0,17
|
Total Arus Kas Masuk
|
7.467.471
|
100
|
Sumber: Lampiran 2. Laporan keuangan
PT Unilever Indonesia Tbk
Gambar 1.6.
Analisis common-size arus kas masuk
PT Unilever Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008
Berdasarkan Tabel 1.6 dan Gambar 1.6 di atas
menunjukkan bahwa penerimaan kas PT Unilever Indonesia, Tbk dan Anak Perusahaan
pada tahun 2008 didominasi dari penerimaan kas aktivitas operasi berupa
penerimaan dari pelanggan yaitu sebesar 99% dan sisanya 1% berasal dari sumber
lainnya. Ini mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan kas
sangat baik karena diperoleh dari hasil operasi (sumber internal).
Tabel 1.7. Arus kas keluar PT
Unilever Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008
No
|
Arus Kas Keluar
|
Nilai (Rp juta)
|
Common-size (%)
|
1
|
Pembayaran
kepada pemasok
|
5.906.597
|
85,16
|
2
|
Pembayaran
kepada direksi dan karyawan
|
213.566
|
3,08
|
3
|
Pembayaran
imbalan kerja
|
2.325
|
0,03
|
4
|
Pembayaran
untuk biaya jasa
|
220.474
|
3,18
|
5
|
Pembayaran
pajak penghasilan badan
|
378.389
|
5,46
|
6
|
Pembelian
aktiva tetap
|
213.504
|
3,08
|
7
|
Pembayaran
dividen kepada pemegang saham
|
1.150
|
0,02
|
Total Arus Kas Keluar
|
6.936.005
|
100
|
Sumber:
Lampiran 2. Laporan Keuangan PT Unilever Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
Gambar 1.7. Analisis common-size arus kas keluar PT Unilever
Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008
Berdasarkan Tabel 1.7 dan Gambar 1.7 di atas
menunjukkan bahwa pengeluaran kas PT Unilever Indonesia, Tbk dan Anak
Perusahaan pada tahun 2008 didominasi dari pengeluaran kas aktivitas operasi
berupa pembayaran kepada pemasok yaitu sebesar 85% dan sisanya 15% dialokasikan
ke jenis pengeluaran lainnya. Ini mengindikasikan bahwa pengeluaran kas yang
dilakukan perusahaan dalam rangka menunjang aktivitas operasi.
4.
Analisis rasio keuangan
Analisis rasio keuangan atau financial ratio analysis merupakan alat analisis yang paling
terkenal dan digunakan secara luas pada analisis keuangan. Analisis rasio keuangan
merupakan teknik analisis yang dilakukan dengan membandingkan suatu akun dengan akun yang lain,
baik dalam laporan keuangan yang sama maupun laporan keuangan yang lain. Menurut Van Horne dan Wachowicz, Jr (1995)
bahwa ”To evaluate a firm’s financial
condition and performance, the financial analyst needs to perform “checkups” on
various aspects of a firm’s financial health. A tool frequently used during
these checkups is a financial ratio”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa
tujuan analisis rasio keuangan adalah untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja
keuangan perusahaan yang menggambarkan kesehatan keuangan perusahaan. Sebagai
ilustrasi ditunjukkan pada Tabel 1.8.
Tabel 1.8. Analisis rasio keuangan
No
|
Jenis Rasio
|
Rumus
|
Contoh
|
Interpretasi
|
1
|
Current Ratio (Rasio Lancar)
|
= 2,5
|
Setiap 1 kewajiban lacar tersedia 2,5 aktiva lancar
|
|
2
|
Debt to Asset Ratio (Rasio Utang terhadap Aktiva
|
= 0,4
|
Seluruh aktiva yang dimiliki didanai 40% dari utang
|
|
3
|
Gross Profit Margin (Marjin Laba Kotor)
|
= 0,45
|
Setiap penjualan
yang dilakukan dapat menghasilkan laba kotor sebesar 45%
|
|
4
|
Return on Equity (Laba atas Ekuitas)
|
= 0,15
|
Setiap ekuitas yang
digunakan dapat menghasilkan laba bersih sebesar 15%
|
5. Diskusi & Analisis Manajemen (management discussion & analysis)
Pendekatan diskusi & analisis
manajemen atau management discussion & analysis merupakan analisis yang
dilakukan secara kualitatif yang digunakan sebagai pelengkap analisis secara
kuantitatif. Pendekatan ini dilakukan dalam rangka menutupi kekurangan atas
analisis yang menggunakan data historis. Pendekatan ini pada umumnya digunakan
sehubungan dengan prediksi kondisi keuangan di masa yang akan datang.
Fraser dan Ormiston (2010)
mengemukakan bahwa “The Management
Discussion and Analysis (MD&A) section, sometimes labeled Financial Review,
is of potential interest to the analyst because it contains information that
cannot be found in the financial data”. Pernyataan ini dapat artikan bahwa
MD&A merupakan suatu pendekatan yang diperlukan oleh analis karena berisi
informasi yang tidak ditemukan pada data keuangan. Selanjutnya, Fraser dan
Ormiston (2010) mengemukakan bahwa MD&A mencakup berbagai informasi tentang
kecenderungan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan, peristiwa-peristiwa
penting, sumber-sumber modal, dan hasil-hasil operasi.
Ringkasan
Laporan keuangan perusahaan merupakan dokumen penting yang memuat data
tentang keadaan keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan perlu
diinterpretasi melalui suatu analisis laporan keuangan agar dapat memberikan
informasi yang bernilai bagi para pengguna laporan keuangan. Hasil analisis ini
dapat menjadi pertimbangan bagi para pengguna laporan keuangan dalam mengambil
keputusan sesuai dengan kepentingan masing-masing. Para pengguna laporan
keuangan meliputi beberapa pihak, seperti investor, kreditor, pemasok,
konsumen, pemerintah, dan masyarakat.
Analisis laporan keuangan biasanya mencakup tujuh aspek yaitu: (1)
analisis likuiditas, (2) analisis solvabilitas, (3) analisis profitabilitas,
(4) analisis arus kas, (5) analisis prediksi kebangkrutan, (6) analisis risiko,
dan (7) analisis investasi. Berbagai pendekatan dan teknik yang dapat digunakan
oleh para pengguna laporan keuangan dalam menganalisis laporan keuangan.
Pendekatan dan teknik analisis yang dimaksud antara lain: (1) analisis
internal, (2) analisis eksternal, (3) common-size,
(4) analisis rasio keuangan, dan (5) diskusi dan analisis manajemen.
No comments:
Post a Comment