Friday, April 14, 2017

MAKALAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR




BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dalam sebuah perusahaan selalu menghubungkan pemikiran hasil kepada sebuah prosedur input, proses, dan output. Data merupakan sebuah input yang pada akhirnya akan menjadi sebuah informasi melalui sebuah proses sistem manajemen. Proses mengubah data menjadi informasi perlu melalui sebuah sistem yang memiliki kompleksitas yang tinggi. Oleh karena itu Sistem Informasi Manajemen menjadi perangkat utama pencetak informasi untuk pengambilan keputusan bagi perkembangan perusahaan tersebut.
   Begitu pula dengan perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan, keputusan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki sebuah sistem informasi yang dikhususkan pada setiap departemen. Hal ini diperlukan untuk membentuk proses bisnis yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.
   Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur adalah solusi tepat bagi perusahaan yang memikirkan prospeknya dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
   Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur tidak dapat dipisahkan dengan komputer, karena dalam sistem ini komputer memegang andil yang sangat besar, baik secara fisik maupun informatif. Secara fisik, komputer digunakan untuk menjalankan proses produksi dan mengontrol arus produksi tersebut. Sedangkan secara informatif komputer digunakan manajemen manufaktur untuk memperoleh informasi yang akurat dan berguna bagi perusahaan untuk menunjang hasil produksi perusahaan agar lebih maksimal. Namun bukan berarti sistem ini meniadakan secara penuh andil tenaga manusia di dalam suatu perusahaan. Karena antara software-hardware-brainware akan selalu berkaitan di setiap sistem yang ada. Tanpa adanya satu dari tiga bagian tersebut, maka suatu sistem tidak akan bisa berjalan.

1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah:
1.      Apa itu sistem informasi?
2.      Apa saja ruang lingkup sistem informasi akuntansi perusahaan manufaktur?
3.      Bagaimana model sistem informasi akuntansi perusahaan manufaktur?
4.      Bagaimana contoh penerapan sistem informasi akuntansi di perusahaan manufaktur?

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian makalah ini adalah untuk:
1.      Mengetahui pengertian dari sistem informasi.
2.      Mengetahui ruang lingkup sistem informasi akuntansi perusahaan manufaktur.
3.      Mengetahui model dari sistem informasi akuntansi perusahaan manufaktur.
4.      Mengetahui implementasi penerapan sistem informasi akuntansi di perusahaan manufaktur.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sistem Informasi
2.1.1. Pengertian Sistem Informasi
            Pengertian Sistem Informasi secara umum Sistem informasi dapat didefinisikansebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasipenting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.
Pengertian Sistem Informasi Menurut Para Ahli:
v  Menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM, (2005:36)
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan–laporan yang diperlukan.
v  Menurut Leitch Rosses (dalam Jugiyanto, 2005: 11)
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
v  Menurut O’Brien (2005: 5).
Sistem  informasi   adalah   suatu   kombinasi terartur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti lunak), computer networks and data communications (jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.


2.1.2. Komponen Sistem Informasi


Gambar 1. Komponen Sistem Informasi

2.2. Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur
2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur
            Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan  baku  menjadi produk. Proses  ini meliputi: perancangan  produk,  pemilihan  material  dan  tahaptahap  proses dimana produk tersebut dibuat.
                      Definisi  manufaktur  secara  umum adalah  suatu  aktifitas  yang  kompleks  yang melibatkan  berbagai  variasi  sumberdaya  dan  aktifitas perancangan produk, pembelian, pemasaran,  mesin  dan  perkakas, manufacturing,  penjualan,  perancangan  proses,  production control, pengiriman material, support service, dan customer service.
                         Sistem  Informasi  Akuntansi Perusahaan Manufaktur  adalah suatu sistem yang  bekerja dalam  hubungannya  dengan  sistem  informasi  fungsional  lainnya  untuk  mendukung manajemen  perusahaan  dalam  pemecahan  masalah  yang  berhubungan  dengan  manufaktur produk perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa Ruang  lingkup  sistem  informasi  manufaktur  meliputi  sistem  perencanaan  manufaktur, rencana  produksi,  rencana  tenaga  kerja,  rencana  kebutuhan  bahan  baku  dan  sistem pengendalian manufaktur.

2.2.2. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur
            Manfaat  digunakannya  sistem  informasi  manufaktur  di  dalam  perusahaan  adalah sebagai berikut:
v  Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem  informasi manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
v  Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
v  Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database.
v  Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi  semakin  cepat, tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai. 

2.3. Model Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur
v Input Data/Informasi
Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data intern sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal  lainnya  yang  mendukung sistem informasi akuntansi perusahaan manufaktur.
v  Proses
            Proses  secara  keseluruhan  seperti  transportasi,  spesifikasi  kualitas  material,  frekuensi perawatan, dan lainlain.
v  Data Eksternal
                    Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll. 

Gambar 2. Model Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur

v  Sub Sistem terdiri dari:
  a.  Sistem informasi akuntansi
Mengumpulkan data intern  yang  menjelaskan  operasi  manufaktur  dan  data  lingkungan yang  menjelaskan  transaksi  perusahaan  dengan  pemasok.  Sebagai  contoh,  pegawai produksi memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar code yang dapat dibaca  secara  optik  atau  dengan  tanda  pensil  yang  dapat  dibaca secara  optik,  dan  kartu plastik dengan garisgaris catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data tersebut ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui database.

b.  Sub sistem industrial engineering (IE)
Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari operasi  manufaktur  dan  membuat  saransaran  perbaikan.  Industrial  engineering  terdiri dari proyekproyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan  yang  menetapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi. 

c.  Sub sistem intelijen manufaktur
Sub sistem  intelijen  manufaktur  berfungsi  agar  manajemen  manufaktur  tetap  mengetahui  perkembangan terakhir mengenai sumbersumber pekerja, material dan mesin. Adapun yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah:
1.   Informasi  pekerja,  manajemen  manufaktur  harus  memperhatikan  serikat  pekerja  yang mengorganisasikan  para  pekerja  perusahaan.  Baik  dalam  sistem  kontrak,  tak  berjangka maupun borongan.
2.   Sistem  formal,  manajemen  manufaktur  memulai  arus informasi  pekerja  dengan menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia dan  data dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak pelamar.
3.   Sistem  informal, arus  informasi antar  pekerja  dan  manajemen  manufaktur  sebagaian besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer mereka.

d.  Sub sistem biaya         
                           Komponen  biaya  termasuk  dalam  semua  subsistem  yang  ada.  Tujuan perusahaan manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan  produknya. Oleh  karena  itu,  sebuah  sistem  informasi  tidak  akan  pernah  terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama proses produksi terjadi. Unsurunsur pengendalian biaya ada dua yaitu standar kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang akurat. Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu:
1.   Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan/biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai presentase biaya tahunan dari barang, mencakup kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.


2.   Biaya Pembelian
Mencakup biayabiaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biaya telp, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya.

2.4. Contoh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi di Perusahaan Manufaktur

Profil Perusahaan

PT EPSON BATAM  merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang terletak di Kawasan Batamindo Industrial Park Jl. Rambutan  Lot 504-508A Muka Kuning-Batam. PT EPSON Batam berdiri sejak juni 1991 dan merupakan salah satu anggota dari EPSON GROUP ORGANIZATION yang barada di Seiko-Jepang. Presiden Direktur perusahaan ini adalah Kenji Ota dengan kepemilikan modal US$ 7 Juta pada saat pendirian perusahaan pada bulan juni 1991. PT EPSON BATAM memiliki sertifikat SMK3 (Indonesia Government Regulation) Untuk masalah keselamatan, ISO 14001: 2004 (International Organization Standard) untuk AMDAL, dan ISO 9001: 2000 (International Organization Standard) untuk kualitas.
v  Visi PT EPSON:
Menjadi perusahaan elektronik nomor 1 (satu) di dunia
v  Misi PT EPSON:
1.      Memperkuat kerangka perusahaan melalui perbaikan yang berkelanjutan dari reformasi bisnis.
2.      Melakukan pengembangan melalui bisnis produk baru.
3.      Membangun karakter individu dengan kepercayaan terhadapTuhan Yang Maha Esa.

Struktur Organisasi PT. EPSON Batam


Dalam perusahaan manufaktur seperti PT.EPSON Batam, dikenal sistem pembelian, penjualan, produksi & persediaan, pengeluaran, pendapatan dan penggajian. Adapun bagian-bagian yang terkait dalam sistem informasi akuntansi pada PT.EPSON Batam adalah sebagai berikut:
*      Sistem Pembelian
Diagram alir untuk proses Pembelian tunai:
1.      Bagian Gudang melakukan pengecekan barang.
2.      Bagian Gudang membuat Form Permintaan Barang (FPB) rangkap 2. Form ke-1 diserahkan ke bagian pembelian dan satunya di arsip.
3.      Bagian Pembelian melakukan pencarian harga barang dan membuat Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH).
4.      SPPH dibuat rangkap 2, yang satu dikirim ke Supplier (pemasok) dan satunya di arsip.
5.      Berdasarkan SPPH, pemasok membuat Surat Penawaran Harga (SPH) rangkap 2. Surat ke-1 dikirim ke bagian pembelian dan satunya disimpan.
6.      Berdasarkan SPH, bagian Pembelian melakukan pencarian harga yang cocok dan membuat Surat Order Pembelian (SOP) rangkap 3
7.      SOP ke-1 dikirim ke bagian penerimaan, SOP ke-2 dikirim ke Supplier dan sisanya di arsip.
8.      Suplier mengirim Barang dan Surat Penerimaan Barang (SPB) dan diterima oleh bagian penerimaan.
9.      Berdasarkan SOP dan SPB, bagian penerimaan melakukan pengecekan/pengocokan barang yang dikirim. Selanjutnya membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB) rangkap 2. LPB ke-1 diberikan ke bagian gudang dan satunya di arsip.
10.  Bagian gudang mencocokan FPB dengan LPB dan memasukkan datanya ke Kartu Gudang (KG). 

Dokumen yang digunakan untuk pembelian tunai adalah surat permintaan pembelian, surat permintaan penawaran harga, surat order pembelian, laporan penerimaan barang, surat perubahan order pembelian dan bukti kas keluar.





*      Sistem Penjualan
Diagram Alir Penjualan Tunai:
1.      Distributor
a.       Memulai memesan beras, form pemesanan beras rangkap 2. Yang pertama dikirim ke penjualan dan yang kedua untuk mengecek, jika barang datang.
b.      Barang yang dipesan diterima bersama dengan nota pembayaran dari penjualan, kemudian dicek bersama dengan form pemesanan barang. Jika ada beras yang rusak dikembalikan ke penjualan.
c.       Menerima barang yang sudah diganti dari penjualan dan bersama barang yang sudah diterima di awal, distributor melakukan pembayaran yang menghasilkan bukti setor rangkap 2. Yang pertama dikirim ke penjualan dan yang kedua di arsip.
d.      Menerima bukti setoran yang sudah diberi tanda “lunas” dari penjualan.

2.      Penjualan
a.       Menerima form pemesanan beras dari distributor, kemudian membuat daftar pemesanan barang yang menghasilkan daftar pemesanan barang yang dikirim ke gudang.
b.      Menerima barang yang sudah dipesan bersama dengan nota pembayaran dari gudang yang dikirim ke distributor.
c.       Jika ada yang rusak, maka membuat daftar return rangkap 2. Yang pertama dikirim ke gudang dan yang kedua dibuat laporan return rangkap 2, yang pertama dikirim ke pemimpin dan yang kedua di arsip.
d.      Menerima barang yang sudah diganti dari gudang dan dikirim ke distributor.
e.       Menerima bukti setor dari distributor, membuat tanda lunas pembayaran rangkap 2. Yang pertama dikirim ke distributor dan yang kedua dibuat laporan penjualan rangkap 2, yang pertama dikirim ke pemimpin dan yang kedua di arsip.


3.      Gudang
a.       Menerima daftar pemesanan barang dari penjualan, kemudian menyediakan barang yang dipesan. Barang yang dipesan dikirim ke penjualan.
b.      Jika ada retur, maka gudang menerima daftar retur kemudian menyediakan barang yang akan diganti dan dikirim ke penjualan.

4.      Pimpinan
a.       Jika ada retur, maka pemimpin menerima laporan retur dari penjualan yang kemudian di arsip.
b.      Menerima laporan penjualan dari penjualan.

            Dokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan tunai adalah faktur penjualan tunai, dan pita register kas. Sementara dokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan kredit diantaranya yaitu faktur penjualan, surat order pengiriman dan tembusannya, rekapitulasi Harga Pokok Penjualan (HPP), dan bukti memorial.


*      Sistem Produksi dan Persediaan
Berikut merupakan prosedur pencatatan barang/produk jadi:
1.      Bagian produksi membuat Bukti Pengiriman Barang Jadi rangkap 3. Lembar 1 dikirimkan bersama barang ke Bagian Gudang. Lembar 2 dikirimkan ke Bagian Akuntansi. Lembar 3 disimpan sebagai arsip.
2.      Bagian Akuntansi menerima Bukti Pengiriman BJ lembar 2 dari Bagian Produksi, kemudian di arsip untuk dijadikan bukti bahwa Bagian Produksi telah menyelesaikan produk jadi dan sudah melakukan pengiriman ke Bagian Akuntansi
3.      Bagian gudang menerima barang jadi dan Bukti Pengiriman Barang Jadi lembar 1 dari Bagian Produksi. Berdasarkan Bukti Pengiriman BJ tersebut, Bagian Gudang mengisi Kartu Gudang yang menyatakan bahwa bagian gudang menerima barang jadi sejumlah unit barang jadi yang telah ditransfer oleh bagian produksi.
4.      Setelah mengisi kartu gudang, Bagian Gudang meminta tanda tangan (untuk mengetahui produk jadi yang masuk ke Bagian Gudang) ke Bagian Akuntansi.
5.      Bagian Akuntansi menerima Kartu Gudang untuk ditanda tangani sebagai bukti penerimaan barang jadi. Setelah itu mengirimkan Kartu gudang yang telah ditanda tangani ke Bagian Gudang.
6.      Berdasarkan kartu gudang yang telah ditanda tangani, Bagian Gudang membuat Surat Penerimaan Barang Jadi (SPBJ) rangkap 3. Lembar pertama dikirimkan ke Bagian Akuntansi, lembar 2 dikirimkan ke Bagian Produksi dan lembar 3 disimpan sebagai arsip.
7.      Bagian Akuntansi menerima SPBJ lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPBJ lembar 1 tersebut, Bagian Akuntansi mengisi Kartu persediaan yang digunakan untuk mengetahui persediaan barang jadi yang telah masuk.
8.      Setelah mengisi Kartu Persediaan, Bagian Akuntansi mencatat di Jurnal tentang persediaan barang jadi yang masuk. Setelah itu, memposting ke buku besar, dan dibuatkan neraca saldo dan neraca lajur, jurnal penyesuaian dan Laporan Keuangan. Berdasarkan Laporan Keuangan tersebut, Bagian Akuntansi membuat Laporan Penerimaan Barang Jadi (LPBJ) yang dikirimkan ke Manajer.
9.      Bagian Produksi menerima SPBJ lembar 2 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPBJ lembar 2, Bagian Produksi membuat Laporan Penyelesaian Barang Jadi yang dikirimkan ke Manajer.


            Berikut merupakan prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual:
1.      Bagian produksi membuat surat permintaan bahan baku rangkap 2, lembar 1 diberikan kepada bagian  gudang sedangkan lembar ke 2 disimpan sebagai arsip.
2.      Bagian gudang menerima surat permintaan barang baku lalu mempersiapkan bahan baku yang diminta, membuat surat pengiriman barang rangkap 2. Lembar 1 disimpan sebagai arsip sedangkan lembar ke 2 dikirim ke bagian produksi beserta bahan baku.
3.      Bagian produksi menerima surat pengiriman dan barang, lalu melakukan produksi. Setelah itu membuat laporan DM,DL,FOH rangkap 2. Lembar 1 disimpan sebagai arsip, lembar ke 2 dikirim ke bagian akuntansi.
4.      Bagian akuntansi menerima laporan DM,DL,FOH. Berdasarkan laoran tersebut bagian akuntansi menghitung DMC,DLC,FOH. Lalu membuat laporan harga pokok produksi rangkap 2. Lembar 1 disimpan sebagai arsip. Lembar ke 2 dikirim ke manajer.
5.      Bagian manajer menerima laporan harga pokok produksi,. Berdasarkan laporan harga pokok produksi bagian manajer menentukan margin laba lalu membuat laporan harga penjualan barang.



            Berikut merupakan prosedur dari pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli:
1.      Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan Pembelian) rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Pembelian, dan lembar 2 disimpan oleh Bagian Gudang sebagai arsip.
2.      Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH.
3.      SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian) dikirim ke Manager untuk mendapat persetujuan.
4.      Jika Manager menyetujui SDP tersebut, maka SDP yang telah disetujui dikirimkan kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ketransaksi awal.
5.      Berdasarkan SDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order Pembelian) rangkap 4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan sebagai arsip.
6.      Supplier menerima SOP lembar ke-1 dari Bagian Pembelian. Kemudian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
7.      Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian, faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang.
8.      Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1 dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan faktur dikirim ke Bagian Keuangan. Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
9.      Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari Bagian Gudang.
10.  Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2, Bagian Keuangan membuat Laporan Pembelian LP rangkap 2. Lembar pertama diserahkan ke Manager dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
11.  Berdasarkan laporan pembelian kredit bagian keuangan membuat laporan harga pokok persediaan rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke manager, lembar ke 2 disimpan sebagai arsip.


            Berikut merupakan Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang:
1.      Bagian Produksi membuat surat permintaan bahan baku sesuai kebutuhan rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Bagian Gudang dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
2.      Bagian Gudang menerima surat permintaan bahan baku dari bagian produksi.
3.      Berdasarkan Surat Permintaan Bahan Baku, Bagian Gudang membuat Surat Pengiriman Bahan Baku rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Produksi beserta bahan baku yang diminta dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
4.      Berdasarkan Surat Pengiriman Bahan Baku, Bagian Gudang membuat bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku gudang rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Bagian Akuntansi dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
5.      Berdasarkan bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku, Bagian Gudang membuat laporan persediaan bahan baku rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Bagian Akuntansi, lembar kedua disimpan sebagai arsip.
6.      Bagian Produksi menerima Surat Pengiriman Bahan Baku beserta bahan baku dari Bagian Gudang.
7.      Bagian Produksi memproduksi bahan baku menjadi barang jadi, kemudian mengirim barang jadi ke Bagian Gudang.
8.      Berdasarkan barang jadi, Bagian Gudang membuat laporan barang jadi rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Akuntansi dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
9.      Berdasarkan laporan persediaan bahan baku, bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku gudang dan laporan barang jadi, Bagian Akuntansi membuat laporan permintaan dan pengeluaran barang gudang rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.


*      Sistem Pengeluaran Kas
Prosedur Pengeluaran Kas:
1.      Bagian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Pembayaran, dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
2.      Bagian Pembayaran menerima Faktur lembar 1 dari Supplier. Berdasarkan faktur tersebut, Bagian Pembayaran membuat Surat Permintaan Pengeluaran Kas (SPPK) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
3.      Manajer menerima SPPK lembar 1. Berdasarkan SPPK lembar 1 tersebut, Manajer akan menyetujui SPPK tersebut, dan mengirimkan SPPK yang telah disetujui kepada Bagian Pemegang Kas.
4.      Bagian Pemegang Kas menerima SPPK yang telah disetujui. Berdasarkan SPPK yang telah disetujui tersebut, Bagian Pemegang Kas membuat Bukti Kas Keluar (BKK) rangkap 3. Lembar 1 beserta uang dikirimkan ke Bagian Pembayaran, lembar 2 dikirimkan ke Bagian Akuntansi dan lembar 3 disimpan sebagai arsip.
5.      Bagian Pembayaran menerima BKK Lembar 1 beserta uang, selanjutnya Bagian Pembayaran melakukan pembayaran kepada Supplier.
6.      Supplier menerima pembayaran dari Bagian Pembayaran. Berdasarkan pembayaran tersebut, Supplier membuat Surat Pelunasan Pembayaran (SPP) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Pembayaran dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
7.      Bagian Pembayaran menerima SPP lembar 1, kemudian membuat Laporan Pembayaran (LP) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Akuntansi dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
8.      Berdasarkan BKK lembar 2 dari Bagian Pemegang Kas dan LP lembar 1 dari Bagian Pembayaran, Bagian Akuntansi membuat Laporan Pengeluaran Kas (LPK) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
 

*      Sistem Pendapatan
Berikut merupakan Prosedur Pendapatan dari Penjualan Tunai:
1.      Pelanggan yang merasa cocok dengan produk yang sudah dipilih melakukan pembayaran secara tunai ke Kasir.
2.      Kasir menerima pembayaran tunai (kas) dari Pelanggan. Kemudian Kasir membuat Laporan Penerimaan Kas (LPK) dan dikirimkan ke Bagian Keuangan.
3.      Bagian Keuangan membuat Laporan Penjualan Tunai (LPT) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Pimpinan dan Lembar 2 disimpan sebagai arsip.




            Berikut merupakan Prosedur Pendapatan dari Piutang Usaha adalah sebagai berikut:
1.      Kasir mengirimkan faktur ke Bagian Piutang. Bagian Piutang melakukan pengecekan jatuh tempo piutang berdasarkan faktur yang sudah diterimanya.
2.      Apabila jatuh tempo sudah dicek, maka Bagian piutang mencatat waktu jatuh tempo tersebut pada Schedule Umur Piutang (SUP).
3.      Berdasarkan SUP tersebut, Bagian Piutang membuat Surat Tagihan Piutang (STP) dan STP dikirimkan ke Pelanggan.
4.      Pelanggan menerima STP, dan melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo. Pembayaran dikirimkan ke Bagian Piutang.
5.      Bagian Piutang menerima pembayaran dari pelanggan dan membuat faktur lunas rangkap 2. Lembar 1 dikimkan ke Pelanggan. Lembar 2 disimpan sebagai arsip.
6.      Bagian Piutang membuat Laporan Penerimaan Kas dari Piutang rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Keuangan. Lembar 2 disimpan sebagai arsip.



*      Sistem Penggajian

*        Keterangan flowchart penggajian:
v  Karyawan
Karyawan membuat data diri yang dirangkap menjadi 1, lembar pertama dikirim ke PSDM/HCD, lembar kedua sebagai dasar melakukan presensi yang diserahkan ke PSDM/HCD. Setelah diproses, slip gaji yang telah divalidasi oleh Pimpinan di serahkan bersama dengan uang/gaji oleh PSDM/HCD.
v  PSDM/HCD
Setelah menerima data karyawan dan hasil presensi, PSDM/HCD merekap presensi, rekapan tersebut diberikan ke bagian keuangan. PSDM/HCD merupakan bagian yang memberikan slip gaji yang telah divalidasi beserta dengan uang.
v  Bagian Keuangan
Rekap presensi yang diterima dari PSDM/HCD, oleh Bagian keuangan dibuat slip gaji yang dirangkap 3, lembar pertama sebagai dasar bagian keuangan membuat laporan penggajian, lembar kedua sebagai arsip, dan lembar ketiga diserahkan ke Manajer.
v  Pimpinan
Setelah menerima slip gaji dari keuangan, manajer memvalidasi sehingga menjadi slip gaji yang telah divalidasi menjadi 2 rangkap, lembar pertama sebagai arsip, lembar kedua diberikan ke PSDM/HCD yang nantinya akan diserahkan ke karyawan. Manajer juga menerima laporan penggajian dari bagian keuangan.







BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
            Sistem informasi akuntansi perusahaan manufaktur merupakan solusi tepat bagi perusahaan yang memikirkan prospeknya dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan sistem informasi akuntansi perusahaan manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
           
3.2. Saran
                       Adapun saran penulis sehubungan dengan pembahasan makalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang pemahaman sistem informasi akuntansi perusahaan manufaktur.





DAFTAR PUSTAKA

Agnia Hidayani. 2009. Evaluasi Pengendalian Internal atas Kegiatan Pengelolaan Persediaan pada PT. X. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonusa Esa Unggul.

Bentley, W. 2008. Introduction to System Analysis and Design. New York: McGraw Hill.

Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.

Jeffrey A Hoffer, J.F. 2011. Modern Systems Analysis and Design. New Jersey: Pearson.

Jogiyanto H-M. 2005. “Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis “. Yogyakarta: Andi.

Macleod, R. 1995. Sistem Informasi Manajemen (II). Jakarta: PT. Prenhallindo. Turner, W. C., J. H. Mize, and K. Case, 1978. Introduction to Industrial & System Engineering, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

O’Brien, James. A. 2005. Pengantar Sistem Informasi Perseptif Bisnis dan Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.

Patrick R. Delany dan Irwin N. Gleim. (1988). Auditing Out Lines, Study Guides, Problems, Solutions, 1987 Edition CPA. Examination Review ( M. Ichwan. Terjemahan ). Yogyakarta: Liberty.

Pohan, H. I., dan K. S. Bahri. 1977.  Pengantar Perancangan Sistem. Jakarta: Erlangga.

Ruzanna Amanina. (2011). Evaluasi terhadap Sistem Pengendalian Intern pada Proses Pemberian Kredit Mikro pada PT. Bank Mandiri (Persero). Semarang: Fakultas Ekonomi UNDIP.

Tata Sutabri, S.Kom.,MM. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi.




No comments: