1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan
merupakan unsur penting di dalam sebuah perusahaan atau organisasi lain, sebab
tanpa adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka suatu perusahaan tersebut
akan mengalami kemunduran. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang
berbeda dalam memimpin atau sering disebut dengan gaya kepemimpinan.
Gaya
kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku
orang lain sesuai dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu
sendiri. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang baik akan menciptakan motivasi
yang tinggi di dalam diri setiap bawahan, sehingga dengan motivasi tersebut
akan timbul semangat kerja yang dapat meningkatkan kinerja bawahan itu.
Kepemimpinan
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi, karena keberhasilan
seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan dan kemampuan dalam menciptakan
motivasi di dalam diri setiap bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu
sendiri.
Kurang
adanya peranan kepemimpinan dalam menciptakan komunikasi yang harmonis serta
memberikan pembinaan pegawai, akan menyebabkan tingkat kinerja pegawai rendah.
Makalah
ini akan membahas mengenai pengertian motivasi, pentingnya motivasi, cara
membangun motivasi, pengertian kepemimpinan, pentingnya kepemimpinan, strategi
memimpin dan kaitan motivasi dengan kepemimpinan, dan memotivasi hidup dengan
Al – Quran.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang penulisan di
atas maka dapat diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut :
2 Bagaimana cara membangun motivasi ?
3 Bagaimana cara memotivasi diri dengan Al- Quran?
4 Bagaimana Peranan Motivasi dalam Kehidupan?
5 Apa kaitan antara motivasi dengan kepemimpinan?
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
pengertian motivasi, pentingnya motivasi dalam usaha serta cara-cara agar dapat
membangun motivasi tersebut, perana motivasi dalam kehidupan dan membangun
motivasi diri dengan Al- Quran. Selain itu, juga untuk mengetahui pengertian
kepemimpinan, arti penting dari kepemimpinan serta strategi-strategi dalam
memimpin agar mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
•
Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa
Motivasi
adalah dorongan atau kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar
seseorang berbuat atau bertindak dengan perkataan lain karena tingkah laku
tersebut dilatarbelakangi oleh adanya motif, maka disebut tingkah laku
bermotivasi.[1]
•
Menurut WS. Winkel S.J.Msc
Motivasi
adalah daya penggerak dari dalam dan dalam subjek untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
•
Menurut Mc. Donald
Motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
‘feeling’ dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
•
Menurut Weiner, 1990
Motivasi
sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong
kita mencapai tujuan tertentu dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan
tertentu.[2]
•
Menurut Uno, 2007
Motivasi dapat
diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang
diindikasikan dengan adanya: hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan
dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan.
• Malayu, 2005:143
Motivasi
berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja
sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan.[3]
•
Menurut Edwin B Flippo (dalam
Malayu 2005:143)
Motivasi
adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja
secara berhasil, sehingga para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus
tercapai.
•
Menurut American Encyclopedia
(dalam Malayu 2005:143)
Motivasi
sebagai kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentang) dalam diri
seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya.
•
Wikipedia bahasa Indonesia
Motivasi
adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu
untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah
intensitas, arah dan ketekunan.[4]
•
Robbins, 2001:166
Motivasi
yaitu kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan
organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa
kebutuhan individual.
•
Hasibuan, 2003
Motivasi
adalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan agar
mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya
untuk mewujudkan tujuan organisasi.
•
Sondang P. Siagian
Motivasi
adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan
rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan,
tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan
dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Motivasi
berasal dari kata motif (motive) yang berarti
dorongan, sebab atau alasan seseorang untuk melakukan sesuatu. Gibson et al. (1996) menyatakan bahwa motivasi merupakan konsep yang
digunakan untuk menggambarkan dorongan- dorongan yang timbul pada atau dalam
diri seorang individu yang kemudian menggerakkan dan mengarahkan perilakunya.
Dalam bahasa Arab motivasi diartikan
dengan إِلَى دَفَعَ yang bermakna mendorong ke arah depan. Ada juga dalam
kata yang lain seperti حَامَاسَةٌ (Berkobar, Menggebu – gebu, Bergelora dan
semangat besar ) atau حَامَاسٌ yang dalam kata kerjanya ( fi’il ) adalah
تَحَمَّسَ – يَحَمَّسُ Artinya orang yang
mempunyai semangat yang tinggi dan luar biasa. Oleh karena itu orang yang paling
keras melawan penjajahan yang dilakukan yahudi zionis dinakamakan gerakan harokah
muqowamah Islamiyah (Hamas). Sebuah pergerakan yang selalu mengobarkan semangat
perjuangan atas rakyat Palestina melawan penjajah zionis Israel.
Banyak
hal yang kita ketahui tentang pengertian motivasi dari beberapa tokoh. Motivasi
berasal dari kata motif yang berarti
"dorongan” atau rangsangan atau "daya penggerak” yang ada dalam diri
seseorang. Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang
menimbulkan kegiatan menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan
sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Motivasi
adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi
juga bisa dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan
yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.[5]
Motivasi
juga dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan
tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik
yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun
dari luar individu (motivasi ekstrinsik).[6]
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap
kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja
maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama
memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer dan peneliti,
terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi)
seseorang.[7]
2.2
Pentingnya Motivasi
Motivasi
mempunyai peranan strategis dalam kegiatan berwirausaha. Tidak ada seorangpun
yang melakukan wirausaha tanpa adanya motivasi. Tidak ada motivasi berarti
tidak ada kegiatan berwirausaha. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka
prinsip- prinsip motivasi dalam berwirausaha tidak hanya diketahui tetapi juga
harus diterapkan dalam dunia usaha.
Disadari
bahwa tingkat kepuasan individu manusia berbeda- beda, begitu pula dengan
tingkat kebutuhan manusia juga berlainan. Hal itu perlu dipahami oleh seorang
wirausaha di dalam memotivasi pekerjanya. Disamping itu pula, seorang wirausaha
perlu mengenali kekuatan motif diri sendiri sehingga dapat menjaga keseimbangan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Motivasi
bertujuan untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan
kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai
tujuan tertentu.
Motivasi
berfungsi untuk mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa
motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar, berwirausaha,
berorganisasi dan kegiatan yang lain. Motivasi juga sebagai pengarah, artinya
mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan dan juga sebagai
penggerak yakni motivasi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan (Hamalik).
Motivasi berguna untuk mendorong gairah dan semangat kerja,
meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai, meningkatkan produktivitas kerja
pegawai, mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai perusahaan,
meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai,
mengefektifkan pengadaan pegawai, menciptakan hubungan kerja dan suasana yang
baik serta meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai.
Motivasi merupakan hal penting karena motivasi adalah hal
yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau
bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.[8]
Empat
area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks dan pencapaian.
Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang
melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena adanya
motivasi intrinsik atau ekstrinsik.[9]
Motivasi
intrinsik yaitu keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu
semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut.
Bagi seorang wirausaha faktor internal merupakan pengenal motivasi diri
pribadi, bagaimana individu tersebut mempunyai dorongan untuk usaha lalu motif
apa yang dominan dalam memilih untuk menjadi wirausaha.[10]
Motivasi
ekstrinsik yaitu keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh
imbalan-imbalan eksternal seperti gaji, kondisi kerja, penghargaan, jenjang
karir, tanggung jawab. Seorang pekerja termotivasi bekerja lebih baik
tergantung dari faktor yang dikendalikan oleh seorang pemimpin perusahaan atau
seorang wirausaha dan interaksi positif antar dua faktor tersebut yang pada
umumnya menghasilkan tingkat motivasi yang tinggi.
Motivasi eksternal tidak mengabaikan motivasi internal,
tetapi justru mengembangkannya. Motivasi eksternal menjelaskan kekuatan yang
ada di dalam individu yang dipengaruhi faktor-faktor internal yang dikendalikan
oleh manajer atau seorang wirausaha berupa imbalan yang telah dijelaskan di
atas.[11]
Manajer perlu memahami dan mengenal motivasi eksternal
untuk mendapat tanggapan positif dari karyawannya. Tanggapan yang positif ini
menunjukkan bahwa bawahan-bawahannya sedang bekerja demi kemajuan organisasi.
Seorang manajer dapat mempergunakan motivasi eksternal yang positif maupun yang
negatif. Motivasi yang positif memebrikan imbalan-imbalan berupa penghargaan
untuk pelaksanaan kerja yang baik. Motivasi negatif memperlakukan hukuman bila
pelaksanaan kerja tidak baik. Keduanya dapat dilakukan oleh pimpinan
perusahaan.
Selain itu, ada pula konsep motivasi yang dijelaskan oleh
Suwatno yaitu model tradisional, hubungan manusia dan sumber daya manusia.[12]
Pada model tradisional, untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat
perlu diterapkan sistem insentif dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai
yang berprestasi. Model hubungan manusia, yaitu memotivasi pegawai agar gairah
kerjanya meningkat adalah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat
mereka merasa berguna dan penting. Sedangkan model yang terakhir yaitu sumber
daya manusia yakni pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau
barang tetapi juga kebutuhan akan
pencapaian dan pekerjaan yang berarti.[13]
Ada tiga faktor sebagai sumber motivasi
yaitu kemungkinan untuk berkembang, jenis pekerjaan dan apakah mereka dapat
merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja.
2.4
Memotivasi Diri Dengan Al- Quran
Dalam Al – Quran sendiri pokok bahasa
motivasi arti sendiri dalam contoh dan anologi. Untuk motivasi maknawi atau
spiritual misalny, Allah menggambarkan tentang Ilustrasi surge yang akan
dinikmati oleh orang – orang beriman kelak. Dalam sebuah ayat. Allah SWT
berfirman :
. وَبَشِّرِ الَّذِين آمَنُواْ وَعَمِلُواْ
الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُواْ
مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقاً قَالُواْ هَـذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِن قَبْلُ
وَأُتُواْ بِهِ مُتَشَابِهاً وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَهُمْ
فِيهَا خَالِدُونَ.(البقرة ٢٥)[14]
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang
beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan
dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan
kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk
mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya . (Al-Baqarah
:25).[15]
Secara tersirat ayat
ini begitu halus menyusup kedalam kalbu dan menjalar ke seluruh penjuru aliran
darah dalam lafadz – lafadznya yang begitu indah. Memberikan kabar gembira dan
harapan yang besar bahwa siapa saja yang yakin dan beriman kepada Allah lalu melakukan
amal shalih dan kebaikan akan Allah sediakan untuk mereka tempat yang penuh
dengan kenikmatan yang abadi, Yakni surga, Dari llustrasi abstrak yang
dibawahnya mengalir sungai – sungai dan penuh janji yang benar dan penuh dengan
kenikmatan surgawi yang tiada banding itu. [16]
Orang – orang yang
beriman merasa terpanggil kemudian merasa termotivasi untuk menggapainya dengan
syarat melakukan amal – amal shalih dan istiqomah dalm menjalankanya.
Sebagaimana indah dan mahalnya ganjaran pahala yang disediakan untuk mereka itu
makaa amalan yang harus dipersembahkan pun juga harus istimewa dan sepadan
dengan timbal balik yang mahal harganya. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ
اللّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ
الجَنَّةَ
“ Sesungguhnya Allah
telah membeli dari orang-orang mu'min diri dan harta mereka dengan memberikan
surga untuk mereka “
( QS. At –
Taubah : 111 )[17].
Sementara amal shalih yang akan dilakuan
juga bukan sekedar amal shlaih biasa. Tapia mal shalih yang memiliki bobot
standar surga. Yakni amalan – amalan prioritas (aulawiyat) dan sebanding denga harga surge
itu. Walaupun segalanya didapat atas Rahmat Allah SWT. [18]
Buka berkat amalan manusia sedikit pun.
Karena amal adalah bentuk perintah dan ketaatan yang harus dilakukan manusia
beriman. Barulah atas dasar keikhlasan yang diniatkan. Allah hendak memasukan
orang tersebut ke dalam surga - Nya. Hal ini kemudian menjadi
cemeti bagi setiap mukmin untuk melakukan amal shalih dan kebaikan sebanyak
mungkin. Dengan istiqomah dan kontinyu. Dan hal ini pula yang membuat dirinya
termotivasi untuk selalu melakukan dan berusaha dalam ketaatan dan amaliyah
produktif dan nyata yang berbuah pahala di sisi Allah SWT.
Itulah beberapa paragraph contoh tentang
motivasi yang menjadi landasan mengapa seseorang harus berbuat dan berusaha di
bawah kondisi yang sulit dan keadaan yang berat.
Rasulullah sendiri dalam sabdanya berpesan
kepada kita, umatnya untuk memiliki cita – cita setinggi surga. Bukan lagi
setinggi langit seperti yang pernah disampaikan oleh Bung Karno dahulu, Mengapa
?? Karena kita adalah seorang muslim yang memilki tujuan luhur menumbus batasan
– batasan dunia dan kematia. Beliau menyuruh kita untu meminta dan bermunajat
meminta tempat yang baik di akhir kelak untuk ukuran sebuah kebahagiaan hakiki
dan abadi selama – lamanya.
Dalam Al – Quran Allah juga mengajarkan
kita untu berdoa terlebih dahulu sebelum membuat planning – planning
kesuksesan. Dan doa yang paling visioner adalah doa yang mencakup semua
kepentingan dunia dan akhirat yang biasa kita kenal dengan doa spu jagad. Allah
SWT berfirman :
وِمِنْهُم
مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّار
“ Dan di antara mereka
ada orang yang bendo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka"
( Qs. Al – Baqarah :
201 )[19]
Untuk ayat – ayat yang memuat tentang
janji surga dan segala kenimatan akhirat, Allah selalu menyebut dengan lafadz Tabsyir ( Memberi kabar gembira ) yang
bertujuan agar setiap mukmin selau bersemangat dalam melakukan amal shalij
dalam kehidupan tanpa mengenal kata lelah. Dan dorongan ini sangat dianjurkan.
Karena Allah mengetahui semua rahasia di balik keinginan – keinginan hati insan
yang menyukai keindahan, kenikmatan dan kebahagiaan. Tidak heran jika ilustrasi
kabar gembira itu notabene tentang alam sergawi dengansegala kenikmatan yang
Allah sediakan untuk mereka yang beriman. Dalam konteks yang lain bias kita
menengok dalam sejarah masa perjuangan Nabi Muhammad dan para sahabat di gurun
yang panas di haruskan untuk berjihad berperang di jalan Allah untuk Islam,
Untuk meraih kematian yang sahid dengan kabar gembira yang Allah sampaikan,
Bahwa di surga ada singasana – singasana dari emas dan perak, Bidadari bermata
jeli, Surga yang dibawahnya mengalir sungai – sungai, Itu adalah sebuah
gambaran kesejukan, kenyamanan yang sepada untuk membalas para pejuang Islam
dalam berperang di gurun yang panas, meninggalkan sanak keluarga, Danmenjadi
motivasi untuk berjuang tanpa rasa lelah.
Atau Ilustrasi itu dapat kita gambarkan
dalam bentuk nama – nama surga, Isinya dan juga keabadian yang tanpa batas,
Seperti halnya dalam ayat :
زُيِّنَ
لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ
الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ
وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ
حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali
yang baik (surga).
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُم
بِخَيْرٍ مِّن ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي
مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ
وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّهِ وَاللّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa
yang lebih baik dari yang demikian itu?". Untuk orang-orang yang bertakwa
(kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri
yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya.
(QS. Ali ‘Imran : 14 –
15)
Ayat di atas memberikan kepada kita nuansa
motivasi tentang janji pasti dari Allah untuk mereka yang beriman dan
meyakininya. Penggunaan ungkapan yang di gunakan adalah ungkapan tabsyir yang positif dan membangun jiwa
untuk meraihnya. Selain itu.
Karena Al –Quran memilki daya tarik dari sisi
kesusatraan, Maka ada pula Sighat tabsyir yang negatif. Dan itu jelas di
peruntukan bagi kaum kafir dan menentang ajaran dari Al – Quran.Allah Ta’ala
berfirman :
وَاللَّهُ
أَعْلَمُ بِمَا يُوعُونَ
“ Padahal Allah
mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka).
فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang
pedih,
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ
الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
tetapi
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak
putus-putusnya “
(Al – Insyqaaq : 23 – 25 )
Dalam Kitab tafsirnya yang berjudul “
Fathul Qodir “ Imam Asy – Syaukani mengatak : Kalimat فَبَشِّرْهُم (Berilah kabar gembira kepada mereka ) bertujuan لِلتَّقْرِيِعْ ( Peledekan ). Biasanya
ungkapan ini disampaikan Al – Quran kepada kaum yang membangkang, Keras kepala
melakukan kejahatan dan merugikan pada diri mereka sendiri setelah diberi
peringatan agar tidak melakukanya. Sebagaimana kandungan yang memberikan
motivasi positif bagi orang – orang yang beriman dan beramal shaleh dengan
ganjaran surga. Maka demikian pula sebagai sebagai amal yang merugikan bagi
orang lain bahkan lebih dari itu, Menghalangi manusia di jalan Alla. Jika ini
terus menerus mereka lakukan tanpa henti setelah peringatan dan peringatan datang
dari Allah maka ungkapan kiasan taqri’ diarahkan kepada mereka.
Bagi Allah ungkapan kiasan ini sangat
tepat dan telak untuk membuat mereka jera dan mau kembali kepada jalan Nya yang
lurus. Seperti juga dtegaskan pada ayat lain :
أُولَـئِكَ
الَّذِينَ اشْتَرَوُاْ الضَّلاَلَةَ بِالْهُدَى وَالْعَذَابَ بِالْمَغْفِرَةِ
فَمَا أَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ
" Mereka itulah orang-orang yang membeli
kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya
mereka menentang api neraka!1
( Al – Baqarah : 175 )[20]
Allah berfirman dalam
Al-Quran:
....إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ....
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ra’d: 11).
Dari ayat di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa
ternyata motivasi yang paling kuat adalah dari diri seseorang. Motivasi sangat
berpengaruh dalam gerak-gerik seseorang dalam setiap tindak-tanduknya.[21]
Dalam kaitannya dengan tingkah laku keagamaan motivasi
tersebut penting untuk dibicarakan dalam rangka mengetahui apa sebenarnya latar
belakang suatu tingkah laku keagaman yang dikerjakan seseorang. Disini
peranan motivasi itu sangat besar artinya dalam bimbingan dan mengarahkan
seseorang terhadap tingkah laku keagamaan.
Namun demikian ada motivasi tertentu yang
sebenarnya timbul dalam diri manusia karena terbukanya hati manusia terhadap
hidayah Allah. Sehingga orang tersebut menjadi orang yang beriman dan kemudian
dengan iman itulah ia lahirkan tingkah laku keagaman.
Ada beberapa peran
motivasi dalam kehidupan manusia sangat banyak, diantaranya:
1.
Motivasi sebagai
pendorong manusia dalam melakukan sesuatu, sehingga menjadi unsur penting dan
tingkah laku atau tindakan manusia.
2.
Motivasi bertujuan untuk
menentukan arah dan tujuan.
3.
Motivasi berpungsi
sebagai penguji sikap manusia dalam beramal benar atau salah sehingga bisa
dilihat kebenarannya dan kesalahannya.
4.
Motivasi berfungsi
sebagai penyeleksi atas perbuatan yang akan dilakukan oleh manusia baik atau
buruk. Jadi motivasi itu berfungsi sebagai pendorong, penentu, penyeleksi dan
penguji sikap manusia dalam kehidupanya.
2.6
Kaitan Antara Motivasi
dan Kepemimpinan
Pelaksanaan
tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi para pegawai di dalam suatu
perusahaan atau organisasi. Kemudian di dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan
tersebut tentunya pasti mempunyai suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan
suatu hasil pekerjaan dan tugas yang baik serta memuaskan yang sesuai dengan
apa yang telah ditentukan sebelumnya.[22]
Untuk
mendapatkan suatu hasil kerja yang baik dan sesuai dengan tujuan suatu
perusahaan atau organisasi maka setiap pemimpin harus mempunyai suatu aturan
dan ketentuan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan.
Kebijakan
ini dibuat dengan maksud agar setiap komponen organisasi melaksanakan tugas
sesuai degan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam upaya mencapai tujuan
tersebut, perlu adanya suatu faktor yang harus dimiliki oleh para pegawai,
yakni semangat kerja. Semangat kerja itu sendiri timbul dan tumbuh dalam diri
pegawai yang disebabkan oleh adanya motivasi dari pimpinan dalam arti pemimpin
(pewirausaha) memberi motivasi atau dorongan kepada pegawai atau anggotanya,
baik kebutuhan batin maupun kebutuhan lahir. Sadar akan betapa pentingnya
pegawai dalam pembangunan sesuai dengan hakekat Pembangunan Nasional yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Oleh
karena itu, pemberian motif oleh pemimpin merupakan suatu kewajiban yang harus
dijalankan agar tumbuh dan timbul semangat kerja dalam diri pegawai. Sebab,
keberhasilan pegawai sangat tergantung dari motivasi dan kebijakan yang
diberikan oleh pimpinan.[23]
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Motivasi
merupakan kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang
memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
Kepemimpinan
adalah perilaku seorang individu ketika ia mengarahkan dan mempengaruhi
aktivitas suatu kelompok yang dipimpinnya sehingga mereka mau bekerja sama
sehingga tujuan- tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama akan tercapai
dan terjadi hubungan komunikasi yang baik antar pemimpin dan anggotanya.
Disadari
bahwa tingkat kepuasan individu manusia berbeda- beda, begitu pula dengan
tingkat kebutuhan manusia juga berlainan. Hal itu perlu dipahami oleh seorang
wirausaha di dalam memotivasi pekerjanya. Disamping itu pula, seorang wirausaha
perlu mengenali kekuatan motif diri sendiri sehingga dapat menjaga keseimbangan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang wirausaha sebagai pemimpin
dalam usahanya, harus memahami tentang motivasi. Pekerjaan seorang pemimpin
yang paling penting antara lain adalah bagaimana dia bisa memotivasi orang yang
dipimpin untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan inilah yang
menjadi patokan atau ukuran keberhasilan bagi seorang wirausaha.
3.2
Saran
Kita
sebagai calon pemimpin (wirausaha) sebaiknya harus mampu menimbulkan semangat
kerja dan membuat hubungan yang baik dengan pegawai agar bisnis yang diusahakan
dapat berhasil. Dan yang terpenting pula harus menjadi
pemimpin yang amanat, adil dan bertangggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Reza, Regina. 2010. Analisis
Pengaruh gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai SPBU
Pandanaran Semarang.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Departemen Agama R.I. Al Quran dan
Terjemahan.2002. Jakarta : PT. Sari Agung.
Hidayatullah, Lc, Al-Hafizh.2012. Agar Al-Quran Menjadi Motivasi Hidup Anda.
Pustaka Ikadi.
Ibrahim
El-Fiky. 2011. 10 Keys To Ultimate Sucsses,Terj. Bagus
Dewanto. Jakarta: Tugu Publisher.
Purnomo, Soleh. 2004.
The Achieving Society. (http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/11//teori-motivasi-mcclelland-teori-dua.html diakses 27 februari 2017.
R. Panji,
Arief. 2012. Kaitan Motivasi dengan Kepemimpinan. Jakarta: Makalah Ilmiah.
Salim, A.M. 2002. konsepsi
kekuasaan politik dalam Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suwatno. 2001. Manajemen Moderen (Teori dan Aplikasi).
Bandung : Zafira.
Yunus, Mahmud. 1998. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta : Mahmud Yunus wadzuriyyah.
[1]Aditya Reza, Regina. 2010. Analisis Pengaruh gaya
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai SPBU Pandanaran
Semarang.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
[3] Aditya Reza, Regina. 2010. Analisis Pengaruh gaya
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai SPBU Pandanaran
Semarang.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
[5]
Aditya Reza, Regina. 2010.
Analisis Pengaruh
gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai SPBU Pandanaran
Semarang.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
[8]
Aditya Reza, Regina.
2010. Analisis
Pengaruh gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai SPBU
Pandanaran Semarang.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
[11]
Aditya Reza, Regina.
2010. Analisis
Pengaruh gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai SPBU
Pandanaran Semarang.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
[13]
Purnomo, Soleh.2004. The Achieving Society. (http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2017/11//teori-motivasi-mcclelland-teori-dua.html
diakses 01 Juni 2017.
[16]
Purnomo, Soleh.2004. The Achieving Society. (http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2017/11//teori-motivasi-mcclelland-teori-dua.html
diakses 01 Juni 2017.
[22]
Ibrahim El-Fiky. 2011. 10 Keys To Ultimate Sucsses,Terj.
Bagus Dewanto. Jakarta: Tugu Publisher.
[23] Ibrahim
El-Fiky. 2011. 10 Keys To Ultimate Sucsses,Terj. Bagus
Dewanto. Jakarta: Tugu Publisher.
No comments:
Post a Comment