BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada era informasi
dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang begitu
pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan
dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien
untuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan
yang sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Dengan
demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan. Oleh karena bentuk operasional perusahaan yang beragam, maka sasaran
sistem informasi akuntansi juga beragam bentuknya.
Dalam perusahaan Lingkungan
manufacturing merupakan bagian yang penting demi mendukung kemajuan perusahaan
dalam meningkatkan keunggulan kompetitif. Lingkungan manufacturing
perusahaan mengubah berbagai sumber daya input, seperti bahan baku,
tenaga kerja, dan overhead, menjadi
produk jadi atau jasa untuk dijual. Lingkungan manufacturing tersebut
adalah yang paling formal dan tampak jelas dalam perusahaan manufaktur.
Perbedaan dalam
praktik ini, dibagi menjadi empat bagian besar. Bagian pertama menggambarkan
secara umum berbagai karakteristik perusahaan kelas dunia. Bagian kedua
menjelaskan lingkungan manufaktur radisional. Bagian ketiga berkaitan dengan
lingkungan manufaktur kelas dunia. Bagian ini disajikan berbagai asumsi,
filosofi, tujuan, dan teknologi yang penting, yang berkaitan dengan kelas dunia.
Bagian keempat ini akan dilihat bagaimana persaingan kelas dunia memengaruhi
berbagai perubahan dalam teknik akuntansi.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa itu lingkungan manufacturing?
2. Apa saja implikasi akuntansi dan SIA
dalam lingkungan manufacturing?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan dalam makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui lingkungan manufacturing.
2. Mengetahui implikasi akuntansi dan
SIA dalam lingkungan manufacturing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan Manufacturing
Lingkungan manufacturing terdiri atas dua subsistem
yaitu sistem produksi dan sistem akuntansi biaya. Sistem produksi (production
system) melibatkan perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian produk fisik
di sepanjang produksi. Ini meliputi penetapan kebutuhan bahan baku otorisasi
pengeluaran bahan baku ke produksi dan pekerjaan yang akan dilakukan, serta
pengarahan barang dalam proses melalui berbagai tahapan produksi.
Sistem akuntansi
biaya (cost accounting system) memonitor arus informasi biaya yang
berkaitan dengan produksi. Informasi yang dihasilkan oleh sistem ini digunakan
untuk penilaian persediaan,penganggaran, pengendalian biaya, pelaporan kinerja,
dan berbagai keputusan manajemen seperti keputusan “membuat atau membeli”.
Sistem
Produksi
Tergantung
dalam produk yang diproduksi, perusahaan akan menggunakan salah satu dari
berbagai metode produksi berikut ini:
1. Pemrosesan berkelanjutan
membuat produk yang sama melalui rangkaian berkelanjutan berbagai prosedur
standar. Semen dan minyak diproduksi melalui metode manufaktur ini. Biasanya,
di bawah pendekatan ini perusahaan untuk memenuhi perkiraan permintaan
penjualan. Perkiraan
penjualan bersama dengan informasi tingkat persediaan saat ini adalah pemicu
proses ini.
2. Pemrosesan batch menghasilkan berbagai kelompok (batch) yang berbeda. Tiap barang dalam batch hampir sama, yaitu membutuhkan bahan baku serta operasi yang
sama. Untuk menjustifikasi biaya penyetelan dan perubahan tiap operasi batch, jumlah barang dalam batch biasanya besar.
3. Pemrosesan berdasarkan pesanan
memlibatkan pembuatan berbagai produk yang berbedda sesuai dengan spesifikasi
pelanggan. Proses ini diawali oleh pesanan penjualan, bukan oleh tingkat
pesediaan yang menurun.
Sistem
Akuntansi Biaya
Subsistem akuntansi
biaya dalam lingkungan manufacturing mencatat berbagai pengaruh peristiwa yang
terjadi dalam proses produksi. Proses akuntansi biaya untuk suatu operasi
produksi dimulai ketika bagian perencanaan dan pengendalian mengirimkan sebuah
salinan dari perintah kerja yang asli ke bagian akuntansi biaya. Staf
administrasinya kemudiaan membuat record biaya baru untuk batch yang memulai produksi dan menyimpannya dalam file barang
dalam proses (work-in-process-WIP).
Otorisasi
Transaksi
Berikut ini menjelaskan prosedur
otorisasi transaksi dalam lingkungan manufacturing:
1. Dalam lingkungan manufaktur
tradisional, aktivitas produksi diotorisai oleh bagian perencanaan dan
pengendalian produksi melalui perintah kerja yang formal.
2. Lembar perpindahan didatangani oleh
supervisor tiap tempat kerja untuk mengotorisasi berbagai aktivitas di tiap batch dan untuk perpindahan produk
melalui berbagai tempat kerja.
3. Permintaan bahan baku dan permintaan
tambahan bahan baku mengotorisasi staf gudang untuk mengeluarkan bahan baku ke
berbagai tempat kerja.
Pemisahan
Tugas
Tujuan pengendalian
lainnya adalah untuk memisahkan yang berlaku:
1. Bagian pengendalian persediaan
memelihara record akuntansi atas persediaan bahan baku (raw material-RM) dan barang jadi (FG). Aktiivitas ini tetap
dipisahkan dari fungsi penyimpanan bahan baku di gudang dan dari penggudangan
barang jadi, yang memiliki kewajiban penyimpanan untuk berbagai aktiva ini.
2. Begitu pula, fungsi akuntansi biaya
untuk barang dalam proses seharusnya dipisahkan dari tempat kerja dalam proses
produksi.
Terakhir untuk
mempertahankan independensi fungsi buku besar sebagai tahap verifikasi,
departemen buku besar (general ledger-GL)
harus terpisah dari departemen yang mencatat buku pembantu berbagai akun.
Supervisi
Berikut ini adalah prosedur supervisi yang berlaku dalam lingkungan
manufacturing.
1. Supervisor dalam berbagai tempat
kerja mengawasi penggunaan bahan baku dalam proses produksi
2. Supervisor juga mengamati dan
melihat kembali aktivitas pencatatan waktu kerja.
Pengendalain
Akses
Lingkungan
manufacturing memungkinkan akses langsung dan tidak langsung ke aktiva.
Akses
langsung ke Aktiva.
Sifat dari produk fisik dan proses produksi mempengaruhi berbagai jenis
pengendalian akses yang dibutuhkan.
Akses
Tidak Langsung ke Aktiva.
Aktiva seperti kas dan pesrediaan, dapat di manipulasi melalui akses ke berbagai
dokumen sumber yang mengendalikannya.
Pencatatan
Akuntansi
Tujuan dari teknik
pengendalian ini adalah untuk membuat jejak audit untuk tiap transaksi. Dalam Lingkungan
manufacturing, hal ini dicapai melalui penggunaan perintah kerja, lembar biaya,
lembar permpindahan, lembar pekerjaan, permintaan bahan baku, file,
WIP, dan file persediaan barang jadi.
Verifikasi
Independen
Berbagai tahapan
verifikasi dalam Lingkungan manufacturing dilakukan seperti berikut ini.
1. Bagian akuntansi biaya merekonsilasi
penggunaan bahan baku dan tenaga kerja yang diambil dari permintaan bahan baku
dan lembar pekerjaan, dengan standar yang telah ditetapkan.
2. Bagian buku besar juga memiliki
fungsi verifikasi yang penting melalui pemeriksaan perpindahan total produk
dari WIP hingga barang jadi.
3. Terakhir, auditor internal dan
eksternal secara berkala akan memverifikasi persediaan bahan baku dan
persediaan barang jadi yang dimiliki melalui perhitungan fisik.
Pada saat ini perusahaan-perusahaan
mulai merespon perubahan-perubahan tren yang ada, mereka tidak lagi mengabaikan
ketidakfleksibiitas dalam produksi.
Fleksibilitas
Produksi
Mencapai
fleksibilitas produksi (manufacturing flecibility) menggabungkan
empat karakteristik:
1. Reroganisasi fisik pabrik
Proses produksi tradisional
cenderung berubah sedikit-sedikit selama beberapa tahun menjadi aktivitas yang
berurutan seperti ular. Produk bergerak maju dan mundur sertta
melintas ruang pabrik, serta naik dan turun melalui berbagai aktivias yang
berbeda. Ketidakefisienan yang inheren dalam tata letak pabrik tradisional menambah
biaya penanganan, waktu konversi, dan bahkan persediaan dalam proses produksi.
2. Otomatisasi proses produksi
Otomatisasi adalah inti dari lingkungan
produksi yang berdungsi dengan baik. Melalui penggantian tenaga kerja dengan
otomatisasi, perusahaan dapat menjadi lebih efesien dan karenanya menjadi lebh
kompetitif. Otomatisasi juga dapat berkontribusi secara langsung pada
karakteristik operasi lainnya yaitu pengurangan persediaan dan peningkatan
kualitas.
Produksi
Tradisional
Lingkungan produksi tradisional
terdiri atas berbagai jenis mesin, yang masing-masing dikendalikan oleh seorang
operator. Karena mesin-mesin ini membutuhkan banyak waktu penyetelan, baiaya
penyetelan harus disebarkan dalam operasi produksi berjumlah besar.
Teknologi
yang Berdiri Sendiri
Teknologi yang
berdiri sendiri (island of technology) menggambarkan lingkungan dengan
keberadaan otomatisasi dalam bentuk (pulau) yang terpisah-pisah dan yang
berdiri sendiri dalam lingkungan tradisional.
Penyederhanaan
Proses
Penyederhaan proses
(process simplification) berfokus pada pengurangan kompleksitas tata letak
fisik produksi di lantai pabrik. Berbagai jenis mesin CNC akan diatur dalam sel
(cell) untuk menghasilkan sebuah bagian lengkap dari awal hingga akhir di satu
lokasi.
Produksi
Berbantuan Komputer
Produksi berbantuan
komputer (computer-aided manufacturing-CAM) berfokus pada pabrik dan penggunaan
komputer untuk mengendalikan proses produksi secara fisik. Jenis mesin ini
banyak diguanakan adalah mesin untuk tujuan umum, seperti penekan, pemutar, dan
mesin pencampuran. Tujuan awal dari otomatisasi adalah peningkatan
produktivitas tenaga kerja.
MPR
II, EDI, DANY ERP
Perencanaan sumber
daya produksi (manufacturing resources planning-MPR II) adalah perluasan dari
konsep sederhana yang masih digunakan dan disebut sebagai sistem perencanaaan
bahan baku (materials requirements planning-MPR).
3. Pengurangani persediaan
Terdapat tiga alasan penting mengapa perusahaan lebih baik
mengurangi persediaannya.
Ø Persediaan membutuhkan biaya.
Ø Persediaan menyamarkan masalah
produksi.
Ø Kemauan untuk menyimpan persediaan
dapat menimbulkan kelebihan produksi.
Masalah yang
dipengaruhi oleh persediaan ini menimbulkan ketidakefesien, pengurangan
profitabilitas, dan mengurangi secara perlahan daya saing perusahaan. Banyak
masalah produksi dapat diatasi dengan mengurangi persediaan.
Bagaimana
Perusahaan dapat Mengurangi Persediaan?
Peusahaan yang telah berhasil mengurangi persediaan
mengadopsi model produksi jusbt-in-time (JIT). Tidak seperti proses dorong
(push) yang tradisional, JIT tidak membuat batch persediaan setengah jadi dan megurangi jarak antarsel serta
tempat kerja. Oleh karenanya, akan ada lebih sedikit persediaan yang dalam
transit sepanjang waktu. Konsep JIT sangat bergantung pada berbagai asumsi
sebagai berikut:
Tingkat
cacat nol. pemrosesan
berkelanjutan membutuhkan bahan baku barang dalam proses, dan barang jadi
dengan tingkat cacat nol.
Waktu
penyetelan nol. prosedur
penyetelan mesin yang lama menambah biaya dan menunda proses.
Ukuran
lot kecil. untuk
mencapai penggunaan mesin sekitar 95 persen dan arus produk yang berkelanjutan
di sepanjang proses, ukuran lot haruslah kecil.
Persediaan
nol. untuk mengulang kembali poin yang
sederhana tetapi penting yang telah disebutkan sebelumnya, JIT tidak hanya
merupakan teknik pengurangan persediaan.
Waktu tunggu nol dan pemasok yang andal. Perusahaan JIT harus membuat dan
memelihara hubungan kerja sama dengan para pemasoknya.
Sikap tim. JIT sangat bergantung pada sikap tim yang dilibatkan
dalam proses tersebut.
4. Kualitas produk yang tinggi
Salah satu cara
perusahaan dapat meningkatkan kualitas adalah dengan menempatkan titik
pengendalian di sepanjang proses produksi untuk mengidentifikasi operasi yang
“tidak terkendali” ketika operasi tersebut terjadi
Pengendalian
proses secara statistik (statistical
process control) adalah metode untuk mengendalikan sistem produksi
otomatis. sebuah proses produksi dapat menggunakan ratusan titik pengendalian
yang dimonitor untuk melihat kondisi yang tidak terkendali. banyak perusahan
telah menggunakan metode ini dan berhasil dengan sagat baik.
B. Implikasi
untuk Akuntansi dan SIA
Informasi akunntansi
biaya tradisional menekankan pada kinerja keuangan, bukan pada kinerja
produksi. Berbagai teknik dan konvensi yang digunakan selama bertahun-tahun
tidak mendukung berbagai tujuan baru perusahaab manufaktur kelas dunia.
Banyak perusahaan
kelas dunia yang telah menemkan solusi atas berbagai masalah ini melalui
perhitungan biaya berdassrkan aktivitas (activity-based
costing-ABC). ABC adalah sistem informasi yang memberi para manajer
informasi mengenai berbagai aktivitas dan objek biaya.
Manajemen aktivitas
harus merupakan usaha tanpa henti dan berkelanjutan untuk perbaikan. Terdapat dua
tujuan dasar yang mengarahkan para manajer dalam tantangan ini:
1. Para manajer harus menggunakan
berbagai sumber daya ke aktivitas yang menghasilkan manfaat maksimal.
2. Para manajer harus mencari cara
untuk memperbaiki berbagi faktor yang paling penting bagi para
pelanggannya.
Kunci dari sistem
informasi kelas dunia adalah integrasi semua komponen fungsi dan teknologi
sistem. Integrasi adalah perekat yang mengikat berbagai sistem bersama dan
meliputi aplikasi akuntansi dasar, perhitungan biaya berdasarkan aktivitas,
perencanaan kebutuhan bahan baku, jadwal produksi induk, perkiraan, entri
pesanan, CAD,CAM, dan saluran komunikasi EDI.
Teknologi informasi
yang digunakan oleh produsen tradisional biasanya akan terdiri atas sebuah
mainframe yang menangani berbagai fungsi utama akuntansi, seperti pemrosesan
pesanan penjualan, pemrosesan pembelian, dan penggajian. Berbagai aplikasi
akuntansi dasar ini dapat atau tidak dapat diintegrasikan. Aplikasi mainframe
terutama akan berorientasi pada batch.
SAP AG adalah
perusahaab jerman yang didirikan pada tahun1972 di Waldorf, jerman oleh beberapa
karyawan IBM. Tujuan pembukaan usaha mereka adalah untuk menciptakan paket
bisnis terintegrasi yang dapat melayani perusahaan besar dalam industri
manufaktur.
Tingginya tingkat
otomatisasi WCIS menciptakan sejumlah isi pengendalian khusus yang menjadi
perhatian para akuntan. Tujuannya untukmengarahkan perhatian pada berbagai
potensi risiko yang harus ditangani oleh pihak manajemen dan akuntan.
Lingkungan
Tanpa Kertas
Lingkungan tanpa
kertas tersebut memiliki dampak signifikan atas sistem pengendalian internal
perusahaan. Hasilnya adalah bukti pengendalian akan dapat ditemukan dalam
format yang dapat dibaca oleh mesin yang dapat berada di lokasi yang tidak
menembus berbagai batasan organisasional tradisional.
Transaksi
Otomatis
Penggunaan EDI
secara ekstensif untuk pemrosesan transaksi meniadakan dokumen sumber
tradisional yang memiliki tanda tangan dan yang memberi bukti otorisasi
transaksi. Pihak manajemen dan para akuntan mencari berbagai kepastian berikut
ini dalam kaitannya dengan kinerja sistem:
1. Sistem memasukkan pesanan hanya
ketika persediaan dibutuhkan.
2. Pesanan persediaan dimasukkan hanya
untuk pemasok yang disetujui.
3. Jumlah barang
yang dipesan benar sesuai kebutuhan perusahaan.
4. Prosedur yang diprogram secara tepat
mencocokkan dokumen pengendali elektroniknya.
Pertimbangan
Pembentukan Jaringan
WCIS akan didesain
di sekitar rangkaian local area network, minikomputer, dan/atau mainframe,
tergantung pada kebutuhan produsennya. Arsitekrur jaringan dapat melibatkan
distribusi basis data atau tanggung jawab pemrosesan transaksi di antara
berbagai pengguna di beberapa lokasi.
Proses
Produksi Otomatis
Otomatis adalah jantung dari filosofi lean
Manufaktur. Dengan mengganti tenaga kerja dengan otomatisasi, suatu perusahaan
dapat mengurangi limbah, meningkatkan efisiensi, meningkatkan kualitas, dan
meningkatkan fleksibilitas.
1.
Manufaktur
Tradisional
Lingkungan manufaktur
tradisional terdiri dari berbagai jenis mesin, masing-masing dikendalikan oleh
operator tunggal. Mesin-mesin dan operator mereka akan disusun dalam departemen
fungsional. The
WIP mengikuti jalan memutar melalui operasi yang berbeda di lantai pabrik.
2.
Serangkaian
Teknologi
Serangkaian teknologi
menggambarkan suatu lingkungan di mana otomatisasi modern yang ada dalam bentuk
pulau yang berdiri sendiri dalam pengaturan tradisional. Pulau-pulau
menggunakan numerik dikendalikan komputer (CNC) mesin yang dapat melakukan
beberapa operasi dengansedikit keterlibatan manusia.Mesin CNC berisi program komputer untuk
semua bagian yang diproduksi oleh mesin.
I.
Komputer
Manufaktur Terpadu
Komputer terintegrasi manufaktur (CIM) adalah lingkungan
sepenuhnya otomatis dengan tujuan menghilangkan kegiatan non nilai tambah. CIM
mendukung manufaktur fleksibel dengan memungkinkan pengembangan yang lebih
cepat dari produk-produk berkualitas tinggi, siklus produksi yang lebih pendek,
biaya produksi berkurang, dan waktu pengiriman lebih cepat.
i.
Penyimpanan Otomatis dan
Sistem Temu (AS/RS)
AS/RS
adalah sistem conveyor yang dikendalikan komputer yang membawa bahan baku dari
toko ke lantai toko dan produk jadi ke gudang. Keuntungan operasional AS
teknologi / RS atas sistem manual termasuk berkurangnyakesalahan, meningkatkan
inventory control, dan biaya penyimpanan yang lebih rendah.
ii.
Robotics
Manufaktur
robot yang diprogram untuk melakukan tindakan tertentu berulang dengan tingkat
presisi yang tinggi dan banyak digunakan di pabrik-pabrik untuk melakukan
pekerjaan seperti pengelasan dan memukau.
iii.
Komputer-Desain Pembantu (CAD)
Insinyur
menggunakan desain komputer pembantu (CAD) untuk merancang produk yang lebih
baik dan cepat. Sistem CAD meningkatkan produktivitas insinyur, meningkatkan
akurasi dengan mengotomatisasi tugas-tugas desain yang berulang, dan
memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk lebih responsif terhadap kebutuhan
pasar.
iv.
Komputer-Manufaktur pembantu (CAM)
Computer aided manufaktur (CAM) adalah penggunaan komputer untuk membantu proses
manufaktur. CAM berfokus pada lantai toko dan kontrol dari proses manufaktur
fisik. Output dari sistem CAD diumpankan ke sistem CAM. Desain CAD demikian
diubah oleh CAM menjadi urutan proses seperti pengeboran, balik, atau penggilingan
dengan mesin CNC.
II.
Nilai
Pemetaan Aliran
Perusahaan
mengupayakan lean manufacturing
sering menggunakan alat yang disebut peta value
stream (VSM) untuk grafis mewakili proses bisnis mereka untuk
mengidentifikasi aspek itu yang boros dan harus dihapus. Sebuah VSM
mengidentifikasi semua tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan pemrosesan
pada produk (batch atau item
tunggal), bersama dengan informasi penting tentang setiap item tindakan.
Nilai aliran akuntansi mencakup semua biaya yang terkait dengan
keluarga produk tanpa perbedaan antara biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Akuntansi dalam Lean Lingkungan Manufaktur
Lingkungan lean Manufaktur membawa implikasi yang
mendalam untuk akuntansi. Pada bagian ini membahas mengenai sistem informasi
umumnya terkait dengan lean manufaktur.
1.
Perencanaan Permintaan Bahan (MRP)
MRP
adalah perencanaan produksi dan pengendalian sistem otomatis digunakan untuk
mendukung manajemen persediaan. Tujuan operasional adalah untuk memastikan
bahwa bahan baku yang cukup untuk proses produksi, menjaga tingkat serendah
mungkin persediaan di tangan, dan menghasilkan produksi dan jadwal pembelian
dan informasi lainnya.
2.
Perencanaan Sumber Daya Manufaktur (MRP
II)
MRP
II mengintegrasikan produk manufaktur, rekayasa produk, pemrosesan order
penjualan, penagihan pelanggan, sumber daya manusia, dan fungsi akuntansi
terkait. Sistem MRP II akan menghasilkan BOM untuk produk, sesuai dengan
produksi produk ke dalam jadwal produksi induk, menghasilkan rencana kapasitas
kasar potong berdasarkan mesin dan tenaga kerja ketersediaan, merancang rencana
kapasitas akhir untuk pabrik, dan mengelola RM dan FG persediaan.
3.
Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP)
Dalam beberapa tahun terakhir, MRP II telah
berkembang menjadi suite besar perangkat lunak yang disebut sistem ERP.ERP
mengintegrasikan departemen dan fungsi seluruh perusahaan ke dalam satu sistem
aplikasi yang terintegrasi yang terhubung ke database umum tunggal.Sistem ERP
Dirancang untuk berinteraksi dengan modul, paket-paket
komersial mendukung kebutuhan informasi dari seluruh organisasi.
Informasi tradisional diproduksi di bawah teknik akuntansi konvensional
tidak cukup mendukung kebutuhan perusahaan ramping. Mereka membutuhkan metode
akuntansi yang baru dan informasi baru terkait:
1. Menunjukkan
apa yang penting bagi pelanggan,
2. Mengidentifikasi
produk dan pelanggan
yang menguntungkan,
3. Mengidentifikasi
peluang untuk perbaikan dalam operasi dan produk,
4. Mendorong
penerapan kegiatan nilai tambah dan proses dalam organisasi,
5. Efisien
mendukung beberapa pengguna dengan baik keuangan dan informasi non keuangan.
Teknik
standar biaya tradisional menekankan kinerja keuangan daripada manufaktur
kinerja sehingga terdapat beberapa kelemahan, diantaranya adalah:.
I. Alokasi Biaya Tidak Akurat
Asumsi costing standar bahwa semua
overhead perlu dialokasikan ke produk dan overhead ini secara langsung
berhubungan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat
produk.Menerapkan biaya standar distorsi biaya produk dalam lingkungan ramping,
menyebabkan beberapa produk tampil lebih mahal dan untuk biaya kurang dari yang
sebenarnya mereka lakukan. Keputusan yang buruk mengenai harga, penilaian, dan
profitabilitas.
II. Perilaku Promosikan Non lean
Pengukuran kinerja utama yang digunakan
dalam penetapan biaya standar adalah efisiensi pribadi pekerja produksi,
pemanfaatan yang efektif dari fasilitas manufaktur, dan tingkat overhead
diserap oleh produksi.Selain itu, penetapan biaya standar menyembunyikan limbah
dalam alokasi biaya overhead yang
sulit untuk dideteksi.
III. Time Lag
Data tertinggal di belakang kegiatan
manufaktur yang sebenarnya pada asumsi yang mengontrol dapat diterapkan setelah
fakta untuk memperbaiki kesalahan.Mereka harus tahu secara real time tentang kerusakan mesin atau robot di luar kendali. Setelah-fakta
informasi terlambat untuk menjadi berguna.
IV. Orientasi Keuangan
Data akuntansi menggunakan dolar untuk
membandingkan item yang berbeda sedang dievaluasi. Keputusan yang berkaitan dengan
fungsi produk atau proses, meningkatkan kualitas produk, dan memperpendek waktu
pengiriman, bagaimanapun, tidak selalu dilayani dengan baik oleh informasi
keuangan yang dihasilkan melalui teknik standar biaya.
BAB III
PENUTUP
Lingkungan manufacturing merupakan tempat
perusahaan mengubah sumber daya input (bahan baku, tenaga kerja, dan modal) ke
dalam berbagai produk dan jasa yang dapat dipasarkan. Tujuan utamanya
adalah menekankan pada lingkungan produksi yang berubah dalam dunia bisnis
kontemporer dan untuk menunjukkan bagaimana hal tersebut membutuhkan pergeseran
dan berbagai bentuk tradisional perusahaandan aktivitasnya ke cara menjalankan
bisnis yang “berkelas dunia”. Dalam kaitannya dunia telah mengadopsi
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, yang memberikn alokasi biaya ke produk
secara lebih tepat dan akurat.
Lingkungan manufacturing terdiri atas dua subsistem
yaitu sistem produksi dan sistem akuntansi biaya. Sistem produksi (production
system) melibatkan perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian produk fisik
di sepanjang produksi. Sistem akuntansi biaya (cost accounting system)
memonitor arus informasi biaya yang berkaitan dengan produksi
Kunci dari sistem
informasi kelas dunia adalah integrasi semua komponen fungsi dan teknologi
sistem. Integrasi adalah perekat yang mengikat berbagai sistem bersama dan
meliputi aplikasi akuntansi dasar, perhitungan biaya berdasarkan aktivitas,
perencanaan kebutuhan bahan baku, jadwal produksi induk,
perkiraan, entri pesanan, CAD,CAM, dan saluran komunikasi EDI.
B. Saran
Untuk memahami
dengan lebih baik sifat berbagai aktivitas serta penggerak biaya. Dibutuhkan
berbagai model akuntansi baru untuk memungkinkan perusahaan menggabungkan data
keuangan dan nonkeuangan dalam sebuah basis dan terintegrasi yang dapat
mendukung kebutuhan berbagai pengguna.
DAFTAR
PUSTAKA
Aisyah. 2016. “Lingkungan manufacturing”. https://www.slideshare,net/mobile/Aisyah 160795/siklus-konversi/ diakses, 14 Juli 2017.
Friskayutias. 2015. “Sistem Informasi Akuntansi Konversi”. http://friskayutias.blogspot.co.id/2015/02/sistem-informasi-akuntansi-konversi.html?m=1/ diakses, 14 Juli 2017.
Hall, James. A. 2011. ”Sistem Informasi Akuntansi”. Edisi 4 Jakarta: Salemba
Empat.
Loreta. Bilqis. 2012. “Makalah SIA Lingkungan
manufacturing”. http://www.coursehero.com/file/14958983/& MAKALAH - SIA
siklus Konversidocx/ diakses, 14 Juli 2017.
Rizal, Rizky. 2015. “Lingkungan Manufacturing”. http://rizkyrizalutomo.
blogspot.co.id/2015/10/sikluskonversi-pengertian-siklus.html?m=1/
diakses 14 Juli 2017.
No comments:
Post a Comment