Thursday, September 28, 2017

MAKALAH TEORI AKUNTANSI "SEJARAH AKUNTANSI"







BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Apabila kita menelusuri asal mula sejarah sains akuntansi yang penting, secara alamiah kita akan menganggap bahwa penemuan pertama akuntansi adalah oleh para pedagang dan tidak ada orang yang memiliki klaim yang lebih utama daripada bangsa Arabia, bangsa Mesir, yang selama berabad tahun menguasai perdagangan dunia, menurunkan gagasan pertama tentang perdagangan dari hubungan mereka dengan orang-orang jujur ini dan konsekuensinya mereka harus menerima bentuk pertama dari perakuntanan, yang dalam cara perdagangan alamiah, dikomunikasikan kepada semua kota Mediterania.
Ketika kekaisaran barat diserang oleh Bangsa Barbar, dan semua negara yang telah disusunnya, mengambil kesempatan untuk menyatakan kemerdekaan dan segera Italia, yang pernah jadi pusat dunia, menjadi pusat perdagangan, yang merupakan puing–puing kekaisaran timur oleh Turki, yang tidak pernah dimasuki oleh orang-orang yang berbakat atau aturan-aturan seni perdagangan, bukan merupakan penyumbang kecil. Bisnis pertukaran oleh Sombart dikaitkan dengan semua kota-kota perdagangan Eropa, memperkenalkan metode pencatatan akun, dengan cara berpasangan, yang saat sekarang, memperoleh nama pembukuan Italia.
Luca Pacioli, seorang rahib Francisan, secara umum diasosiasikan dengan pengenalan pembukuan berpasangan. Dia menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah “untuk memberi informasi yang tepat waktu bagi para pedagang mengenai aset dan kewajibannya”. Debit (adebeo) dan kredit (kredito) digunakan untuk melakukan pencatatan secara berpasangan. Dia mengatakan, “semua pencatatan harus dilakukan secara berpasangan, yaitu bahwa, jika anda membuat seseorang sebagai kreditor, anda harus membuat orang lain sebagai debitor. Tiga buku digunakan: memorandum, jurnal dan buku besar. Pada saat yang sama dikarenakan durasi kongsi bisnis yang pendek Pacioli menyarankan penghitungan periodik dan penutupan buku.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1.   Bagaimanakah Sejarah Perkembangan Akuntansi?
2.   Bagaimanakah Akuntansi dan Double Entry?
3.   Bagaimanakah Perkembangan Ilmu Akuntansi?
4.   Bagaimanakah Sejarah Akuntansi di Indonesia?

C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
      Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk:
1.   Mengetahui bagaimana sejarah perkembangan Akuntansi.
2.   Mengetahui bagaimana Akuntansi dan Double Entry.
3.   Mengetahui bagaimana Perkembangan Ilmu Akuntansi.
4.   Mengetahui bagaimana Sejarah Akuntansi di Indonesia.








BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Mengetahui sejarah dan perkembangan akuntansi merupakan hal yang sangat penting untuk memahami dan mengapresiasikan praktek akuntansi saat ini, masa depan dan struktur institusional bidang ilmu akuntansi.
      Sejarah perkembangan akuntansi berjalan secara menarik kalau kita lihat dari awal terjadinya pencatatan. Dikatakan menarik karena orang pertama yang melakukan pencatatan justru bukan dari seorang ahli akuntansi pada saat itu, Melainkan dari seorang ahli matematika yang bernama Luca Pacioli pada tahun 1494. Awal pencatatan dimulai dari adanya dua kegiatan penting yang dilakukan oleh para bangsawan saat itu. Kegiatan tersebut adalah:
a.       Kegiatan pencatatan penarikan pajak/pendapatan sewa dan;
b.      Kegiatan pencatatan perjalanan perdagangan per 1 kali jalan.

            Kegiatan diatas dilakukan dengan suatu pencatatan yang teratur dan berkelanjutan. Hasil dari aktifitas inilah menjadi ilham bagi Luca Pacioli untuk menghasilkan sebuah karangan yang berjudul: “Summa de arithmetica, geometria, proportioni et proportionalita. Perkembangan akuntansi selanjutnya terjadi sangat drastis seiring dengan perkembangan bisnis. Namun demikian karakter bentuk perkembangan yang terjadi pada saat itu adalah perkembangan dunia bisnis mendahului perkembangan akuntansi. Karakter ini sangat menarik untuk dicermati, karena kita bisa menyimpulkan bahwa akuntansi berkembang setelah adanya kebutuhan dunia bisnis. Bentuk karakter perkembangan seperti ini sampai saat sekarang masih terjadi.
            Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah PSAK dengan nomor urut, dimana urutan-urutan tersebut memiliki interval waktu sesuai dengan perkembangan transaksi yang terjadi. Apabila kita amati, maka loncatan perkembangan akuntansi yang sangat besar terjadi pada saat terjadinya revolusi industri di tahun 1845. Pada saat terjadinya revolusi industri ini, akuntansi ikut berkembang secara cepat mengikuti perkembangan industri.

B. AKUNTANSI DAN DOUBLE ENTRY
Akuntansi yang ada saat ini merupakan hasil dari perkembangan sistem pembukuan berpasangan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengidentifikasi tempat dan waktu lahirnya sistem pembukuan berpasangan tersebut. Sebagian besar para ahli mengakui bahwa sistem pencatatan sebenarnya telah ada dalam berbagai peradapan sejak kurang lebih 3000 SM.
Diantara peradaban tersebut adalah peradaban Kaldea, Babilonia, Asiria, dan Samaria yang merupakan pembentuk sistem pemerintahan pertama didunia. Begitu juga dengan peradaban Mesir, China, Yunani, dll. Praktek organisasi yang berkembang saat itu adalah:
1)   Adanya pencatatan perbendaharaan, catatan akuntansi pada kulit kayu (Papyri), manajer bernama My mencatat transaksi pada calamos reed (sejenis kulit).
2)   Adanya celah tempat berputarnya seluruh mesin keuangan dan departemen di China, diperkenalkannya sistem akuntansi pertanggungjawaban yang luas di Yunani, dan adanya kewajiban bagi pembayar pajak untuk membuat laporan posisi keuangan di Roma.
3)   Adanya berbagai peradaban tersebut diatas, umumnya disebabkan oleh telah ditemukannya sistim penulisan, pengenalan angka arab dan sistim desimal. Kemudian juga disebabkan oleh adanya penyebaran pengetahuan aljabar, bahan-bahan penulisan yang murah dan adanya medium pertukaran yang baku.

            Berdasarkan perkembangan tersebut, C Littleton menyimpulkan terdapat 7 faktor lahirnya pembukuan yang sistimatik. Ketujuh faktor tersebut adalah:
1)   Seni menulis.  Karena pembukuan pertama-tama adalah suatu pencatatan.
2)   Arimetika.  Karena aspek-aspek mekanis pembukuan terdiri dari serangkaian komputasi sederhana.
3)   Kekayaan Pribadi.  Karena pembukuan hanya berkaitan dengan pencatatan fakta tentang kekayaan, dan hak atas kekayaan.
4)   Uang. Yaitu (perantara dalam perekonomian), karena pembukuan tidak diperlukan kecuali transaksi dalam kekayaan dan hak atas kekayaan dapat direduksi ke dalam denominator umum ini.
5)   Kredit. Yaitu  (transaksi yang belum selesai), karena dorongan untuk membuat catatan tidak begitu kuat jika semua transaksi pertukaran telah selesai pada saat kejadian.
6)   Perniagaan. Karena pertukaran yang hanya bersifat local tidak cukup memberi tekanan (volume usaha) untuk mendorong orang mengkoordinasikan gagasan yang berbeda-beda ke dalam suatu sistem.
7)   Modal. Karena tanpa modal perniagaan akan tidak berarti dan kredit akan tidak mungkin.

            Masing–masing  peradaban kuno yang disebutkan di atas mencakup prasyarat-prasyarat tersebut, sehingga mendorong kehadiran berbagai bentuk pembukuan.
            Luca Pacioli seperti telah disebutkan diatas bukanlah seorang pakar akuntansi, melainkan seorang rahib Franciscan yang menekuni bidang matematika. Namun namanya lebih dikenal sebagai orang pertama yang memperkenalkan sistim pembukuan berpasangan lewat bukunya yang berjudul: Summa de arithmetica, geometria, proportioni et proportionalita. 
            Dalam buku tersebut, dia merefleksikan praktek yang terjadi di Venesia dan terkenal dengan nama metode venesia/Italia. Dia menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk memberinformasi yang tepat waktu bagi para pedagang mengenai aset dan kewajibannya. Dia mengatakan bahwa “semua pencatatan harus dilakukan secara berpasangan yang artinya bahwa jika anda menjadikan debitor seseorang, maka anda harus menjadikan kreditor orang lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan berpasangan tersebut.
Persamaan akuntansi adalah persamaan untuk menggambarkan hubungan antara elemen-elemen dalam laporan keuangan. Elemen-elemen laporan keuangan yang utama ada 5, yaitu aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Ketiga elemen laporan keuangan yang pertama (aset, kewajiban ekuitas) berada di laporan laporan posisi keuangan (dulu dikenal dengan nama "neraca"). Kedua elemen berikutnya (pendapatan dan beban) berada di laporan laba rugi (dulu dikenal dengan nama "laporan rugi laba").
Pengakuan transaksi lebih mudah dilakukan apabila pengguna memahami persamaan akuntansi. Persamaan akuntansi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu persamaan akuntansi dasar dan persamaan akuntansi ekstensi. Persamaan akuntansi dasar sangat sederhana, yaitu "Aset = Liabilitas + Ekuitas". Sementara itu, persamaan akuntansi ekstensi ada 2, yaitu persamaan akuntansi perspektif sejarah dan perspektif IFRS. Persamaan akuntansi ekstensi perspektif sejarah adalah "Aset + Beban = Liabilitas + Ekuitas + Penghasilan". Persamaan akuntansi ekstensi perspektif IFRS adalah "Aset = Liabilitas + Ekuitas + (Penghasilan - Beban)".
Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yunani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.
Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul “Tractatus de Cumputis at Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry bookkeeping.
Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang pelajaran ilmu pasti.
Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.”
Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999).
Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar Muslim.

C. PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI
Revolusi industri di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.
Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut.
*      Tahun 1775: pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry maupun double entry.
*      Tahun 1800: masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam perusahaan.
*      Tahun 1825: mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
*      Tahun 1850: laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
*      Tahun 1900: di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
*      Tahun 1925: banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
a)      Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
b)      Laporan keuangan mulai diseragamkan;
c)      Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
d)     Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya “punch card record”.

*      Tahun 1950 s/d 1975: Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut:
a)      Pada periode ini akuntansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.
b)      Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
c)      Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
d)     Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan.
e)      Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
f)       Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.
g)      Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.

*      Tahun 1975: mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
a)      Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;
b)      Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit;
c)      Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
d)     Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal; dan
e)      Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
           
D. SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA
Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.

a)  Zaman Penjajahan Belanda
      Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya  teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).
      Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD–Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.

b)   Zaman Penjajahan Jepang
      Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), Universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964).
Perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi seiring dengan perkembangan dunia bisnis baik dibidang industri jasa, manufaktur maupun perdagangan. Akuntansi sebagai suatu aktifitas jasa, sangat bergantung perkembangannya pada aktifitas ekonomi suatu komunitas. Bisnis di Indonesia dalam perkembangannya mengalami kemajuan-kemajuan yang sangat beragam. Pengaruh perkembangan itu sendiri membawa dampak yang sangat besar terhadap perkembangan akuntansi di Indonesia. Semakin maju dunia bisnis, tentu akan berpengaruh terhadap semakin kompleksnya transaksi yang terjadi baik dari sisi jenis maupun dari sisi jumlah transaksi itu sendiri.
Pada akhirnya hal ini akan berpengaruh langsung bagi kemajuan disiplin ilmu akuntansi itu sendiri. Untuk lebih jelasnya bagaimana perkembangan akuntansi di Indonesia, berikut ini akan diuraikan beberapa informasi yang menyangkut dengan sejarah, misi, dan visi perkembangan akuntansi yang diwakili oleh organisasi akuntansi di Indonesia. Satu - satunya organisasi akuntansi di Indonesia berada dibawah naungan Ikatan Akuntan Indonesia atau disingkat dengan IAI.

*      Sejarah, Visi, dan Misi
Perkembangan akuntansi di Indonesia diindikasikan oleh jumlah akuntan orang Indonesia pada waktu tertentu. Dimulai pada waktu Indonesia merdeka, pada waktu itu hanya ada satu orang akuntan pribumi yakni Prof. Dr. Abutari. Jumlah tersebut baru bertambah setelah 10 tahun berikutnya yakni dengan lulusnya Prof. Soemardjo dari belanda pada tahun 1956. Jumlah akuntan yang sangat minim tersebut terus diupayakan jumlahnya dari tahun ketahun. Usaha tersebut akhirnya berhasil meluluskan beberapa akuntan yang tamat dalam negeri seperti Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem. Mereka-mereka inilah akuntan pertama yang lulus di Indonesia pada tahun 1957an.
Keempat mereka ini bersama Prof. Soemardjo mengambil inisiatif untuk mendirikan organisasi akuntan khusus untuk bangsa Indonesia saja, dengan alasan bahwa mereka ini tidak mungkin menjadi anggota organisasi akuntan milik belanda yang dinamakan dengan NIVA (Nederlands Institut Van Accountans) atau VAGA (Vereniging Academisch Gevormd Accountants). Mereka juga berfikir bahwa tidak mungkin kedua organisasi akuntan milik belanda ini akan mau memikirkan perkembangan akuntansi di Indonesia.
Inilah yang melatarbelakangi mereka untuk mendirikan organisasi akuntan di Indonesia. Pada hari kamis, 17 Oktober 1957 kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula Universitas Indonesia (UI), dan sepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia. Setelah mengalami beberapa hambatan teknis, akhirnya terbentuk juga organisasi profesi akuntan yang diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957.
Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang akuntan Indonesia. Profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarkannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di Indonesia.

*   Tantangan Baru Akuntansi
Pada era globalisasi ini akuntansi juga terpengaruh. Kemajuan teknologi komunikasi dan komputer, semakin meluasnya pasar global menyebabkan akuntansi juga sudah memerlukan standar universal yang berlaku global. Globalisasi menimbulkan global market dimana investor sudah borderless, sudah tidak memikirkan tempat atau negara lagi yang akhirnya mempengaruhi sifat akuntansi yang mereka butuhkan. Dalam era seperti ini, maka mau tidak mau akuntansi juga harus merespons perubahan itu jika ia masih ingin eksis dalam dunia bisnis.
Akhir-akhir ini ada kecenderungan menolak akuntansi konvensional disebabkan karena akuntansi konvensional dianggap tidak mampu memberikan informasi kepada para pemakainya sehingga ada resistensi.
Di samping itu, semua profesi dihadapkan pada perubahan ekonomi sosial yang sangat cepat. Ada kecenderungan dan tekanan perlunya profesi memiliki standar akuntansi dunia yang berlaku untuk semua. Adanya perubahan struktur industri dari basis manufaktur ke basis information technology (IT) yang tentu memerlukan standar-standar baru seperti dalam penilaian, pengukuran, dan pelaporan “intellectual capital” emotional capital, spiritual capital, social capital.
Kalau kita lihat Megatrends 2010 oleh Patrice Aburdene (2005) kita menemukan 7 kecenderungan bisnis yang tentu nantinya akan mempengaruhi profesi akuntansi. Ke-7 Megatrends adalah:
1.    Kekuatan spritualisme (the power of spirituality).
2.    Munculnya kapitalisme yang sadar (the Dawn of Conscious capitalism).
3.    Pemimpin lahir dari level tengah (leading from the middle).
4.    Bisnis spiritualisme (spirituality in business).
5.    Konsumen berbasis nilai (the value-driven consumer).
6.    Gelombang solusi kendaraan (the wave of conscious solutions).
7.    Boomnya investasi pada perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial (the socially responsible investment boom).

          
E. REVIEW JURNAL
=================================================
Jurnal 1                        : On The Development of West African Accounting System
Penulis                         : Boka Moussa
Volume                     : International Journal of Business and Management, Vol. 5, No. 5
Bulan                           : Mei, 2010.
==========================================================
Critical Review Jurnal
            Pihak berwenang dari Afrika Barat Ekonomi dan Moneter Uni (UEMOA) sepenuhnya memahami bahwa akuntansi memainkan peran penting dalam proses pembangunan ekonomi dan integrasi regional di negara-negara anggota. Mereka memutuskan untuk mendirikan sebuah sistem akuntansi baru yang umum, yang disebut Sistem Akuntansi Afrika Barat (SYSCOA). The ”SYSCOA” yang telah menjadi efektif sejak 1 Januari 1998 merupakan langkah yang signifikan menuju integrasi negara-negara Afrika barat dalam sistem ekonomi. Negara-negara Afrika Barat sekarang telah berkumpul terhadap aturan akuntansi internasional dan peraturan dengan menggunakan sistem akuntansi tunggal. Sistem akuntansi telah dikembangkan atas prakarsa Bank Sentral Negara Afrika Barat ”BCEAO”.
            Sistem akuntansi Afrika Barat mengintegrasikan dan menyelesaikan keseluruhan UU relatif hukum akuntansi yang dikembangkan oleh perjanjian OHADA (Organisasi untuk Harmonisasi bisnis pada hukum dagang di Afrika). Dengan memastikan kelangsungan dengan sistem akuntansi sebelumnya, SYSCOA juga mengintegrasikan standar akuntansi internasional untuk menarik investasi asing.
            Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tentang kelemahan dari sistem akuntansi sebelumnya yang berlaku di Afrika Barat, ”SYSCOA” dirancang untuk meringankan kekurangan tertentu dan memungkinkan integrasi persyaratan internasional. Dengan demikian, SYSCOA adalah sintesis dari kontinuitas yang diperlukan sehubungan dengan sistem akuntansi sebelumnya dan integrasi aspek-aspek tertentu dari sistem akuntansi internasional atau Anglo–Saxon. Selain itu, SYSCOA menyajikan sejumlah inovasi yang berkaitan dengan analisis ekonomi dan keuangan.
            Umumnya berbagai Negara di Afrika Barat mengacu dan menyelaraskan kebijakan akuntansinya dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) yang disusun oleh The International Accounting Commite (IASC) dimana beranggotakan professional dari berbagai Negara.

==========================================================
Jurnal 2                        : Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
Penulis                         : Ferry Danu Prasetya
Volume                       : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol. 1, No. 4
Bulan                           : Juli, 2012.
==========================================================
Critical Review Jurnal
            Standar akuntansi tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan dan kondisi hukum, sosial dan ekonomi suatu negara. Adanya era globalisasi dan semakin aktifnya pasar modal di Indonesia menyebabkan Prinsip Akuntansi Indonesia yang berlaku umum tidak dapat lagi menampung dan menjawab permasalahan yang timbul dalam praktik.Ikatan Akuntan Indonesia memutuskan untuk mengadopsi penuh International Accounting Standards sebagai dasar acuan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.
            Globalisasi yang tampak antara lain dari kegiatan perdagangan antar negara dan munculnya perusahaan–perusahaan multinasional. Salah satu usaha harmonisasi standar akuntansi, yaitu dengan membuat perbedaaan–perbedaan antar standar akuntansi di berbagai negara menjadi semakin kecil, sehingga standar akuntansi antar negara tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Standar Akuntansi Keuangan yang lengkap dan komprehensif merupakan dambaan semua pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, standar akuntansi keuangan ini dari waktu ke waktu akan terus dilengkapi dan disempurnakan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan praktik bisnis dan profesi akuntansi.
            Perkembangan standar akuntansi di jelaskan dengan sangat baik dan dari jurnal ini, kita mengetahui bahwa Indonesia ingin memajukan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dengan mengharmonisasai Standar akuntansi keuangan Indonesia dengan Standar akuntansi keuangan Internasional. Dampak dari harmonisasi SAK salah satunya adalah globalisasi profesi akuntansi. Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi, profesi akuntan dituntut untuk lebih berkembang yang mendorong profesi akuntan untuk semakin mengembangkan wawasan, keterampilan, pendidikan dan etika menjadi tanggung jawab penuh dari profesi akuntan.








BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa orang yang pertama kali menulis buku tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli dan orang yang pertama kali menerbitkan buku tentang double entry bookkeeping system adalah Luca Pacioli pada tahun 1949. Sedangkan di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.
Akuntansi sangat berhubungan dengan bidang-bidang lain meskipun hal itu tidak selalu berhubungan, terutama di zaman modern ini yang pertarungan bisnis dan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat menuntut semua kegiatan menggunakan ilmu akuntansi meskipun terkadang tidak dilakukan persis sesuai dengan aturan.

B. SARAN
Penulis mengharapkan kepada semua pihak yang terutama pihak yang terkait dengan langsung agar dapat menggunakan akuntansi sebagaimana mestinya. Lebih dari itu, penulis mengharapkan agar tidak melupakan serta dapat mempertahankan dan mengembangkan akuntansi itu sendiri, terlebih di zaman yang semakin maju ini.




DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Riahi, Belkaoui. 2000. Teori Akuntansi. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.

Akinyemi, Balogun. 2015. History and Development of Accounting in Perspective. International Journal of Sustainable Development Research  Vol. 1 No. 2, Page 14-20.

Eldon S. Hendriksen & Michael F. Van Breda, 2000, Teori Akunting, Jakarta: Interaksara.

Harahap, Sofyan Syafri. 1997. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

H Kusnadi,  L Samsudin, Kertahadi, 2000, Teori Akuntansi, Malang: Universitas Brawijaya.

H.Z.A. Moechtar. 1995. Dasar-Dasar Akuntansi, Surabaya: Institut Dagang Muchtar.

Moussa, Boka. 2010. On The Development of West African Accounting System. International Journal of Business and Management Vol. 5, No. 5; May 2010.

Prasetya, Ferry Danu. (2012). Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol 1 (4), 1-7.

Soemarso S.R. 1990. Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta: Rineka Cipta.

Suwardjono. 2002. Akuntansi Pengantar, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.


No comments: