BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Apabila kita menelusuri asal mula
sejarah sains akuntansi yang penting, secara alamiah kita akan menganggap bahwa
penemuan pertama akuntansi adalah oleh para pedagang dan tidak ada orang yang
memiliki klaim yang lebih utama daripada bangsa Arabia, bangsa Mesir, yang
selama berabad tahun menguasai perdagangan dunia, menurunkan gagasan pertama
tentang perdagangan dari hubungan mereka dengan orang-orang jujur ini dan
konsekuensinya mereka harus menerima bentuk pertama dari perakuntanan, yang
dalam cara perdagangan alamiah, dikomunikasikan kepada semua kota Mediterania.
Ketika kekaisaran barat diserang
oleh Bangsa Barbar, dan semua negara yang telah disusunnya, mengambil
kesempatan untuk menyatakan kemerdekaan dan segera Italia, yang pernah jadi
pusat dunia, menjadi pusat perdagangan, yang merupakan puing–puing kekaisaran
timur oleh Turki, yang tidak pernah dimasuki oleh orang-orang yang berbakat
atau aturan-aturan seni perdagangan, bukan merupakan penyumbang kecil. Bisnis
pertukaran oleh Sombart dikaitkan dengan semua kota-kota perdagangan Eropa,
memperkenalkan metode pencatatan akun, dengan cara berpasangan, yang saat
sekarang, memperoleh nama pembukuan Italia.
Luca Pacioli, seorang rahib
Francisan, secara umum diasosiasikan dengan pengenalan pembukuan berpasangan.
Dia menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah “untuk memberi informasi yang
tepat waktu bagi para pedagang mengenai aset dan kewajibannya”. Debit (adebeo) dan kredit (kredito) digunakan untuk melakukan pencatatan secara berpasangan.
Dia mengatakan, “semua pencatatan harus dilakukan secara berpasangan, yaitu
bahwa, jika anda membuat seseorang sebagai kreditor, anda harus membuat orang
lain sebagai debitor. Tiga buku digunakan: memorandum, jurnal dan buku besar.
Pada saat yang sama dikarenakan durasi kongsi bisnis yang pendek Pacioli
menyarankan penghitungan periodik dan penutupan buku.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini
adalah:
1.
Bagaimanakah
Sejarah Perkembangan Akuntansi?
2.
Bagaimanakah
Akuntansi dan Double Entry?
3.
Bagaimanakah
Perkembangan Ilmu Akuntansi?
4.
Bagaimanakah
Sejarah Akuntansi di Indonesia?
C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk:
1.
Mengetahui
bagaimana sejarah perkembangan Akuntansi.
2.
Mengetahui
bagaimana Akuntansi dan Double Entry.
3.
Mengetahui
bagaimana Perkembangan Ilmu Akuntansi.
4.
Mengetahui
bagaimana Sejarah Akuntansi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Mengetahui sejarah dan perkembangan
akuntansi merupakan hal yang sangat penting untuk memahami dan mengapresiasikan
praktek akuntansi saat ini, masa depan dan struktur institusional bidang ilmu
akuntansi.
Sejarah
perkembangan akuntansi berjalan secara menarik kalau kita lihat dari awal
terjadinya pencatatan. Dikatakan menarik karena orang pertama yang melakukan
pencatatan justru bukan dari seorang ahli akuntansi pada saat itu, Melainkan
dari seorang ahli matematika yang bernama Luca Pacioli pada tahun 1494. Awal
pencatatan dimulai dari adanya dua kegiatan penting yang dilakukan oleh para
bangsawan saat itu. Kegiatan tersebut adalah:
a.
Kegiatan
pencatatan penarikan pajak/pendapatan sewa dan;
b.
Kegiatan
pencatatan perjalanan perdagangan per 1 kali jalan.
Kegiatan diatas
dilakukan dengan suatu pencatatan yang teratur dan berkelanjutan. Hasil dari
aktifitas inilah menjadi ilham bagi Luca Pacioli untuk
menghasilkan sebuah karangan yang berjudul: “Summa de arithmetica, geometria, proportioni et
proportionalita”. Perkembangan akuntansi selanjutnya terjadi sangat drastis
seiring dengan perkembangan bisnis. Namun demikian karakter bentuk perkembangan
yang terjadi pada saat itu adalah perkembangan dunia bisnis mendahului
perkembangan akuntansi. Karakter ini sangat menarik untuk dicermati, karena
kita bisa menyimpulkan bahwa akuntansi berkembang setelah adanya kebutuhan
dunia bisnis. Bentuk karakter perkembangan seperti ini sampai saat sekarang
masih terjadi.
Hal ini dapat
dilihat dari perkembangan jumlah PSAK dengan nomor urut, dimana urutan-urutan
tersebut memiliki interval waktu sesuai dengan perkembangan transaksi yang
terjadi. Apabila kita amati, maka loncatan perkembangan akuntansi yang sangat
besar terjadi pada saat terjadinya revolusi industri di tahun 1845. Pada saat
terjadinya revolusi industri ini, akuntansi ikut berkembang secara cepat
mengikuti perkembangan industri.
B. AKUNTANSI DAN DOUBLE
ENTRY
Akuntansi yang ada saat ini
merupakan hasil dari perkembangan sistem pembukuan berpasangan. Berbagai usaha telah
dilakukan untuk mengidentifikasi tempat dan waktu lahirnya sistem pembukuan
berpasangan tersebut. Sebagian besar para ahli mengakui bahwa sistem pencatatan
sebenarnya telah ada dalam berbagai peradapan sejak kurang lebih 3000 SM.
Diantara peradaban tersebut adalah
peradaban Kaldea, Babilonia, Asiria, dan Samaria yang merupakan pembentuk
sistem pemerintahan pertama didunia. Begitu juga dengan peradaban Mesir, China,
Yunani, dll. Praktek organisasi yang berkembang saat itu adalah:
1)
Adanya
pencatatan
perbendaharaan, catatan akuntansi pada kulit kayu (Papyri), manajer bernama My
mencatat transaksi pada calamos reed
(sejenis kulit).
2)
Adanya
celah tempat berputarnya seluruh mesin keuangan dan departemen di China, diperkenalkannya
sistem akuntansi pertanggungjawaban yang luas di Yunani, dan adanya kewajiban
bagi pembayar pajak untuk membuat laporan posisi keuangan di Roma.
3)
Adanya
berbagai peradaban tersebut diatas, umumnya disebabkan oleh telah ditemukannya
sistim penulisan, pengenalan angka arab dan sistim desimal. Kemudian juga
disebabkan oleh adanya penyebaran pengetahuan aljabar, bahan-bahan penulisan
yang murah dan adanya medium pertukaran yang baku.
Berdasarkan
perkembangan tersebut, C Littleton menyimpulkan terdapat 7 faktor lahirnya
pembukuan yang sistimatik. Ketujuh faktor tersebut adalah:
1)
Seni
menulis. Karena pembukuan pertama-tama adalah suatu pencatatan.
2)
Arimetika.
Karena aspek-aspek mekanis pembukuan terdiri dari serangkaian komputasi
sederhana.
3)
Kekayaan
Pribadi. Karena pembukuan hanya berkaitan dengan pencatatan fakta tentang
kekayaan, dan hak atas kekayaan.
4)
Uang.
Yaitu (perantara dalam perekonomian), karena pembukuan tidak diperlukan kecuali
transaksi dalam kekayaan dan hak atas kekayaan dapat direduksi ke dalam
denominator umum ini.
5)
Kredit.
Yaitu (transaksi yang belum selesai), karena dorongan untuk membuat
catatan tidak begitu kuat jika semua transaksi pertukaran telah selesai pada
saat kejadian.
6)
Perniagaan.
Karena pertukaran yang hanya bersifat local tidak cukup memberi tekanan (volume
usaha) untuk mendorong orang mengkoordinasikan gagasan yang berbeda-beda ke
dalam suatu sistem.
7)
Modal.
Karena tanpa modal perniagaan akan tidak berarti dan kredit akan tidak mungkin.
Masing–masing
peradaban kuno yang disebutkan di atas mencakup prasyarat-prasyarat tersebut,
sehingga mendorong kehadiran berbagai bentuk pembukuan.
Luca Pacioli
seperti telah disebutkan diatas bukanlah seorang pakar akuntansi, melainkan
seorang rahib Franciscan yang menekuni bidang matematika. Namun namanya lebih dikenal
sebagai orang pertama yang memperkenalkan sistim pembukuan berpasangan lewat
bukunya yang berjudul: Summa de arithmetica, geometria,
proportioni et proportionalita.
Dalam buku
tersebut, dia
merefleksikan praktek yang terjadi di Venesia dan terkenal dengan nama metode
venesia/Italia. Dia menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk memberi informasi yang
tepat waktu bagi para pedagang mengenai aset dan kewajibannya. Dia mengatakan
bahwa “semua pencatatan harus dilakukan secara berpasangan yang artinya bahwa
jika anda menjadikan debitor seseorang, maka anda harus menjadikan kreditor
orang lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan berpasangan tersebut.
Persamaan
akuntansi adalah persamaan untuk menggambarkan hubungan antara
elemen-elemen dalam laporan keuangan. Elemen-elemen laporan keuangan yang utama
ada 5, yaitu aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Ketiga elemen
laporan keuangan yang pertama (aset, kewajiban ekuitas) berada di laporan
laporan posisi keuangan (dulu dikenal dengan nama "neraca"). Kedua
elemen berikutnya (pendapatan dan beban) berada di laporan laba rugi (dulu
dikenal dengan nama "laporan rugi laba").
Pengakuan
transaksi lebih mudah dilakukan apabila pengguna memahami persamaan akuntansi.
Persamaan akuntansi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu persamaan akuntansi dasar
dan persamaan akuntansi ekstensi. Persamaan akuntansi dasar sangat sederhana,
yaitu "Aset = Liabilitas + Ekuitas". Sementara itu, persamaan akuntansi
ekstensi ada 2, yaitu persamaan akuntansi perspektif sejarah dan perspektif
IFRS. Persamaan akuntansi ekstensi perspektif sejarah adalah "Aset + Beban
= Liabilitas + Ekuitas + Penghasilan". Persamaan akuntansi ekstensi
perspektif IFRS adalah "Aset = Liabilitas + Ekuitas + (Penghasilan -
Beban)".
Pada awalnya, pencatatan transaksi
perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit
kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini
masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang sama
juga diperoleh di Mesir dan Yunani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara
sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan
di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya
dunia usaha pada waktu itu.
Perkembangan akuntansi sejalan
dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya
memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya.
Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah
menyusun buku tentang akuntansi dengan judul “Tractatus de Cumputis at
Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan
berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek
transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang.
Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan
dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry
bookkeeping.
Menurut pendapat Mattessich (dalam
Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun
yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku
berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry
accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan
oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949
di Florence, Italia dengan judul “Summa
de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi
tentang pelajaran ilmu pasti.
Inoue (dalam Harahap, 1997)
menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan
seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto
Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku
Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku
Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya
tidak ada.”
Jika kita kaji sejarah terutama
sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi.
Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa
eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang dikemukakan
oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999).
Sebenarnya
orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan
berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar
Muslim.
C. PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI
Revolusi industri di Inggris pada
tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada
tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk
mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang
tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan
saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan.
Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai
informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.
Dalam artikelnya, Herbert (dalam
Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut.
Tahun
1775: pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single
entry maupun double entry.
Tahun
1800: masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam
perusahaan.
Tahun
1825: mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
Tahun
1850: laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang
dianggap lebih penting.
Tahun
1900: di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui
ujian yang dilaksanakan secara nasional.
Tahun
1925: banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
a) Mulai diperkenalkan teknik-teknik
analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta
pengawasan dana pemerintah;
b) Laporan keuangan mulai diseragamkan;
c) Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai
dirumuskan; dan
d) Sistem akuntansi yang manual beralih
ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya “punch card record”.
Tahun
1950 s/d 1975: Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan
akuntansi, yaitu sebagai berikut:
a) Pada periode ini akuntansi sudah
menggunakan computer untuk pengolahan data.
b) Sudah dilakukan Perumusan Prinsip
Akuntansi (GAAP).
c) Analisis Cost Revenue semakin
dikenal.
d) Jasa-jasa perpajakan seperti
kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan.
e) Management accounting sebagai bidang
akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang
cepat.
f) Muncul jasa-jasa manajemen seperti
system perencanaan dan pengawasan.
g) Perencanaan manajemen serta
management auditing mulai diperkenalkan.
Tahun
1975: mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-bidang
lainnya, perkembangan itu antara lain:
a) Timbulnya management science yang
mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan
kekurangan-kekurangannya;
b) Sistem informasi semakin canggih
yang mencakup perkembangan model-model organisasi, perencanaan organisasi,
teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit;
c) Metode permintaan yang menggunakan
computer dalam teori cybernetics;
d) Total system review yang merupakan metode
pemeriksaan efektif mulai dikenal; dan
e) Social accounting manjadi isu yang membahas
pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
D. SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA
Di Indonesia, akuntansi mulai
diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada
pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun
1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang
mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa,
kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan
modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang
diajarkan oleh Luca Pacioli.
a) Zaman Penjajahan
Belanda
Pada
Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan tata
buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari
pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya,
diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika
(Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang
dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika
(Anglo-Saxon).
Fungsi
pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun
1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol
pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya
Jawatan Akuntan Negara (GAD–Government Accountant Dients) yang resmi
didirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg,
yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.
b) Zaman
Penjajahan Jepang
Dalam
masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi.
Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa
belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan
kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga
Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia,
yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis
dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di
Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), Universitas
Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964).
Perkembangan
akuntansi di Indonesia terjadi seiring dengan perkembangan dunia bisnis baik
dibidang industri jasa, manufaktur maupun perdagangan. Akuntansi sebagai suatu
aktifitas jasa, sangat bergantung perkembangannya pada aktifitas ekonomi suatu
komunitas. Bisnis di Indonesia dalam perkembangannya mengalami kemajuan-kemajuan yang
sangat beragam. Pengaruh perkembangan itu sendiri membawa dampak yang sangat
besar terhadap perkembangan akuntansi di Indonesia. Semakin maju dunia bisnis,
tentu akan berpengaruh terhadap semakin kompleksnya transaksi yang terjadi baik
dari sisi jenis maupun dari sisi jumlah transaksi itu sendiri.
Pada akhirnya
hal ini akan berpengaruh langsung bagi kemajuan disiplin ilmu akuntansi itu
sendiri. Untuk lebih jelasnya bagaimana perkembangan akuntansi di
Indonesia, berikut ini akan diuraikan beberapa informasi yang menyangkut dengan
sejarah, misi, dan visi perkembangan akuntansi yang diwakili oleh organisasi
akuntansi di Indonesia. Satu - satunya
organisasi akuntansi di Indonesia berada dibawah naungan Ikatan Akuntan
Indonesia atau disingkat dengan IAI.
Sejarah,
Visi, dan Misi
Perkembangan akuntansi di Indonesia
diindikasikan oleh jumlah akuntan orang Indonesia pada waktu tertentu. Dimulai
pada waktu Indonesia merdeka, pada waktu itu hanya ada satu orang akuntan
pribumi yakni Prof. Dr. Abutari. Jumlah tersebut baru bertambah setelah 10
tahun berikutnya yakni dengan lulusnya Prof. Soemardjo dari belanda pada tahun
1956. Jumlah akuntan yang sangat minim tersebut terus diupayakan jumlahnya dari
tahun ketahun. Usaha tersebut akhirnya berhasil meluluskan beberapa akuntan
yang tamat dalam negeri seperti Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong
Djoe, dan Go Tie Siem. Mereka-mereka inilah akuntan pertama yang lulus di
Indonesia pada tahun 1957an.
Keempat mereka ini bersama Prof.
Soemardjo mengambil inisiatif untuk mendirikan organisasi akuntan khusus untuk
bangsa Indonesia saja, dengan alasan bahwa mereka ini tidak mungkin menjadi
anggota organisasi akuntan milik belanda yang dinamakan dengan NIVA (Nederlands Institut Van Accountans) atau
VAGA (Vereniging Academisch Gevormd
Accountants). Mereka juga berfikir bahwa tidak mungkin kedua organisasi
akuntan milik belanda ini akan mau memikirkan perkembangan akuntansi di
Indonesia.
Inilah yang melatarbelakangi mereka
untuk mendirikan organisasi akuntan di Indonesia. Pada hari kamis, 17 Oktober
1957 kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula Universitas Indonesia
(UI), dan sepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia. Setelah
mengalami beberapa hambatan teknis, akhirnya terbentuk juga organisasi profesi
akuntan yang diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 23
Desember 1957.
Organisasi ini diberi nama Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang akuntan Indonesia. Profesi
akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga
dikeluarkannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan
undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong
berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun 1997,
peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini memiliki
peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di Indonesia.
Tantangan Baru Akuntansi
Pada era globalisasi ini akuntansi juga terpengaruh.
Kemajuan teknologi komunikasi dan komputer, semakin meluasnya pasar global
menyebabkan akuntansi juga sudah memerlukan standar universal yang berlaku
global. Globalisasi menimbulkan global market dimana investor sudah borderless,
sudah tidak memikirkan tempat atau negara lagi yang akhirnya mempengaruhi sifat
akuntansi yang mereka butuhkan. Dalam era seperti ini, maka mau tidak mau
akuntansi juga harus merespons perubahan itu jika ia masih ingin eksis dalam
dunia bisnis.
Akhir-akhir ini ada kecenderungan menolak akuntansi
konvensional disebabkan karena akuntansi konvensional dianggap tidak mampu
memberikan informasi kepada para pemakainya sehingga ada resistensi.
Di samping itu, semua profesi dihadapkan pada perubahan
ekonomi sosial yang sangat cepat. Ada kecenderungan dan tekanan perlunya
profesi memiliki standar akuntansi dunia yang berlaku untuk semua. Adanya
perubahan struktur industri dari basis manufaktur ke basis information
technology (IT) yang tentu memerlukan standar-standar baru seperti
dalam penilaian, pengukuran, dan pelaporan “intellectual capital” emotional
capital, spiritual capital, social capital.
Kalau kita lihat Megatrends 2010 oleh Patrice Aburdene
(2005) kita menemukan 7 kecenderungan bisnis yang tentu nantinya akan mempengaruhi
profesi akuntansi. Ke-7 Megatrends adalah:
1.
Kekuatan spritualisme (the power
of spirituality).
2.
Munculnya kapitalisme yang sadar (the
Dawn of Conscious capitalism).
3.
Pemimpin lahir dari level tengah (leading
from the middle).
4.
Bisnis spiritualisme (spirituality
in business).
5.
Konsumen berbasis nilai (the
value-driven consumer).
6.
Gelombang solusi kendaraan (the
wave of conscious solutions).
7.
Boomnya investasi pada perusahaan
yang memiliki tanggung jawab sosial (the socially responsible investment
boom).
E.
REVIEW JURNAL
=================================================
Jurnal 1 : On The Development of West African Accounting System
Penulis :
Boka Moussa
Volume : International Journal of Business and Management, Vol. 5, No. 5
Bulan :
Mei, 2010.
==========================================================
Critical
Review Jurnal
Pihak berwenang dari Afrika Barat Ekonomi dan Moneter Uni
(UEMOA) sepenuhnya memahami bahwa akuntansi memainkan peran penting dalam
proses pembangunan ekonomi dan integrasi regional di negara-negara anggota.
Mereka memutuskan untuk mendirikan sebuah sistem akuntansi baru yang umum, yang
disebut Sistem Akuntansi Afrika Barat (SYSCOA). The ”SYSCOA” yang telah menjadi
efektif sejak 1 Januari 1998 merupakan langkah yang signifikan menuju integrasi
negara-negara Afrika barat dalam sistem ekonomi. Negara-negara Afrika Barat
sekarang telah berkumpul terhadap aturan akuntansi internasional dan peraturan
dengan menggunakan sistem akuntansi tunggal. Sistem akuntansi
telah dikembangkan atas prakarsa Bank Sentral Negara Afrika Barat ”BCEAO”.
Sistem
akuntansi Afrika Barat mengintegrasikan dan menyelesaikan keseluruhan UU
relatif hukum akuntansi yang dikembangkan oleh perjanjian OHADA (Organisasi
untuk Harmonisasi bisnis pada hukum dagang di Afrika). Dengan
memastikan kelangsungan dengan sistem akuntansi sebelumnya, SYSCOA juga
mengintegrasikan standar akuntansi internasional untuk menarik investasi asing.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tentang kelemahan
dari sistem akuntansi sebelumnya yang berlaku di Afrika Barat, ”SYSCOA”
dirancang untuk meringankan kekurangan tertentu dan memungkinkan integrasi
persyaratan internasional. Dengan demikian, SYSCOA adalah sintesis dari
kontinuitas yang diperlukan sehubungan dengan sistem akuntansi sebelumnya dan
integrasi aspek-aspek tertentu dari sistem akuntansi internasional atau
Anglo–Saxon. Selain itu, SYSCOA menyajikan sejumlah inovasi yang berkaitan
dengan analisis ekonomi dan keuangan.
Umumnya berbagai Negara di Afrika Barat mengacu dan
menyelaraskan kebijakan akuntansinya dengan International Financial
Reporting Standards (IFRS) yang disusun oleh The International Accounting
Commite (IASC) dimana beranggotakan professional dari berbagai Negara.
==========================================================
Jurnal 2 : Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
Penulis :
Ferry Danu Prasetya
Volume : Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi, Vol. 1, No. 4
Bulan : Juli, 2012.
==========================================================
Critical
Review Jurnal
Standar akuntansi tidak dapat lepas
dari pengaruh lingkungan dan kondisi hukum, sosial dan ekonomi suatu negara. Adanya
era globalisasi dan semakin aktifnya pasar modal di Indonesia menyebabkan
Prinsip Akuntansi Indonesia yang berlaku umum tidak dapat lagi menampung dan
menjawab permasalahan yang timbul dalam praktik.Ikatan Akuntan Indonesia
memutuskan untuk mengadopsi penuh International Accounting Standards sebagai
dasar acuan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.
Globalisasi yang tampak antara lain
dari kegiatan perdagangan antar negara dan munculnya perusahaan–perusahaan
multinasional. Salah satu usaha harmonisasi standar akuntansi, yaitu dengan
membuat perbedaaan–perbedaan antar standar akuntansi di berbagai negara menjadi
semakin kecil, sehingga standar akuntansi antar negara tidak memiliki perbedaan
yang signifikan. Standar Akuntansi Keuangan yang lengkap dan komprehensif
merupakan dambaan semua pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan. Oleh
karena itu, standar akuntansi keuangan ini dari waktu ke waktu akan terus
dilengkapi dan disempurnakan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan praktik
bisnis dan profesi akuntansi.
Perkembangan standar akuntansi di
jelaskan dengan sangat baik dan dari jurnal ini, kita mengetahui bahwa
Indonesia ingin memajukan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dengan
mengharmonisasai Standar akuntansi keuangan Indonesia dengan Standar akuntansi
keuangan Internasional. Dampak dari harmonisasi SAK salah satunya adalah
globalisasi profesi akuntansi. Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi,
profesi akuntan dituntut untuk lebih berkembang yang mendorong profesi akuntan
untuk semakin mengembangkan wawasan, keterampilan, pendidikan dan etika menjadi
tanggung jawab penuh dari profesi akuntan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa orang yang pertama kali menulis buku
tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto
Cotrugli dan orang yang pertama kali menerbitkan buku tentang double entry
bookkeeping system adalah Luca Pacioli pada tahun 1949. Sedangkan di
Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru
ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta
sejak tahun 1747.
Akuntansi sangat berhubungan dengan
bidang-bidang lain meskipun hal itu tidak selalu berhubungan, terutama di zaman
modern ini yang pertarungan bisnis dan perkembangan ilmu dan teknologi yang
semakin pesat menuntut semua kegiatan menggunakan ilmu akuntansi meskipun
terkadang tidak dilakukan persis sesuai dengan aturan.
B.
SARAN
Penulis mengharapkan kepada semua
pihak yang terutama pihak yang terkait dengan langsung agar dapat menggunakan akuntansi
sebagaimana mestinya. Lebih dari itu, penulis mengharapkan agar tidak melupakan
serta dapat mempertahankan dan mengembangkan akuntansi itu sendiri, terlebih di
zaman yang semakin maju ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmed Riahi, Belkaoui. 2000. Teori
Akuntansi. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.
Akinyemi,
Balogun. 2015. History and Development of Accounting in Perspective. International Journal of Sustainable
Development Research Vol.
1 No. 2, Page 14-20.
Eldon S. Hendriksen & Michael F.
Van Breda, 2000, Teori Akunting, Jakarta: Interaksara.
Harahap, Sofyan Syafri. 1997. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
H
Kusnadi, L Samsudin, Kertahadi, 2000, Teori
Akuntansi, Malang: Universitas Brawijaya.
H.Z.A.
Moechtar. 1995. Dasar-Dasar Akuntansi, Surabaya: Institut Dagang
Muchtar.
Moussa,
Boka. 2010. On The Development of West
African Accounting System. International Journal of Business and Management
Vol. 5, No. 5; May 2010.
Prasetya, Ferry Danu. (2012). Perkembangan
Standar Akuntansi Keuangan Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi,
Vol 1 (4), 1-7.
Soemarso S.R. 1990. Akuntansi Suatu Pengantar,
Jakarta: Rineka Cipta.
Suwardjono. 2002. Akuntansi Pengantar, Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment