Pengertian Nilai Perusahaan
Menurut Singgih Santoso (2006) menyatakan bahwa pengertian nilai perusahaan adalah sebagai berikut:
“Pada perusahaan yang tidak go public (tidak mencatatkan sahamnya di pasar modal/bursa efek), nilai perusahaan adalah harga jual yang disepakati apabila perusahaan dijual kepada pihak lain untuk usaha yang sama. Sedangkan pada perusahaan yang go public (mencatatkan dan menjual sahamnya di pasar modal), nilai perusahaan ditentukan oleh nilai pasar dari saham-saham yang diperjualbelikan di bursa.”
Menurut Singgih Santoso (2006) menyatakan bahwa pengertian nilai perusahaan adalah sebagai berikut:
“Pada perusahaan yang tidak go public (tidak mencatatkan sahamnya di pasar modal/bursa efek), nilai perusahaan adalah harga jual yang disepakati apabila perusahaan dijual kepada pihak lain untuk usaha yang sama. Sedangkan pada perusahaan yang go public (mencatatkan dan menjual sahamnya di pasar modal), nilai perusahaan ditentukan oleh nilai pasar dari saham-saham yang diperjualbelikan di bursa.”
Nilai Perusahaan adalah nilai jual perusahaan atau nilai tumbuh bagi pemegang saham yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi kemakmuran para pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan pandangan investor atau pasar terhadap sebuah perusahaan yang kerap tercermin dari harga sahamnya, atau dengan kata lainsebuah perusahaan dengan harga saham yang tinggi merupakan sebuah perusahaan yang memiliki nilai baik di mata investor. Maka dari itu sebuah perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kinerjanya untuk meningkatkan nilai pasar perusahaannya, dimana tujuan alami keuangan sebuah perusahaan asalah memaksimalkan nilai pasar.
Nurlela dan Islahudin (2008) menjelaskan bahwa enterprise value atau yang dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan yang baik dapat menggambarkan kinerja perusahaan yang meningkat. Nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.
Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) (Salvatore,2005). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utamaperusahaan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Brigham (1996) dalam Nurafifah (2014) bahwa tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.
Fama, (1978) dalam Simanungkalit (2016) dalam penelitiannya menggunakan pendekatan nilai pasar untuk mengukur nilai perusahaan karena nilai pasar merupakan nilai yang diberikan pasar bursa kepada perusahaan akibat dari permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar bursa oleh para pelaku pasar. Nilai perusahaan yang dilihat dari nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang prospek perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Untuk mengukur nilai perusahaan ada beberapa rasio yang dapat digunakan, salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan Price-to-Book Value (PBV).
Menurut Husnan. S dan Pudjiastuti, (2006) PBV merupakan perbandingan antara harga pasar dan nilai buku. Untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para investor dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan. PBV menggambarkan penghargaan pasar terhadap nilai buku saham suatu perusahaan. Penghargaan pasar merupakan bentuk kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan dapat menggambarkan kondisi perusahaan di masa datang. Naik turun nilai perusahaan dipengaruhi oleh nilai buku perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai. Sedangkan nilai buku merupakan nilai dari kekayaan, hutang, dan ekuitas perusahaan berdasarkan pencatatan historis dan biasanya tercantum dalam neraca.
Menurut Hidayati, (2010) rasio PBV mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut:
1. Nilai buku mempunyai ukuran nilai yang relatif stabil yang diperbandingkan dengan harga pasar. Investor dapat menggunakan PBV sebagai perbandingan harga pasar.
2. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation.
3. Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai dengan menggunakan PER dapat dievaluasi dengan menggunakan PBV. PBV bertujuan untuk mengukur selisih antara nilai perusahaan dengan nilai bukunya. Jika selisih antara nilai pasar dengan nilai buku perusahaan terlalu jauh maka menandakan terdapat nilai tersembunyi (hidden value) di dalam laporan keuangan perusahaan.
Jenis-Jenis Nilai Perusahaan
Para akademis dan analis di bidang keuangan mengembangkan berbagi konsep nilai sebagai upaya memahami tingkah laku harga saham. Berikut diantaranya menurut ErichA. Helfert yang dialih bahasakan oleh Herman Wibowo (1997) yang menyatakan jenis-jenis nilai perusahaan yaitu sebagai berikut:
a. Nilai Ekonomi
Nilai ekonomi pada dasarnya merupakan konsep trade off, nilai suatu barang didefinisikan sebagi jumlah kas yang ingin diserahkan pembeli saat ini yaitu nilai sekarangnya untuk dipertukarkan dengan suatu pola arus kas masa depan yang diharapkan. Nilai ekonomi mendasari beberapa konsep umum nilai lainnya karena nilai ekonomi didasarkan pada logika pertukaran yang sangat alami dalam proses penginvestasian dana.
Para akademis dan analis di bidang keuangan mengembangkan berbagi konsep nilai sebagai upaya memahami tingkah laku harga saham. Berikut diantaranya menurut ErichA. Helfert yang dialih bahasakan oleh Herman Wibowo (1997) yang menyatakan jenis-jenis nilai perusahaan yaitu sebagai berikut:
a. Nilai Ekonomi
Nilai ekonomi pada dasarnya merupakan konsep trade off, nilai suatu barang didefinisikan sebagi jumlah kas yang ingin diserahkan pembeli saat ini yaitu nilai sekarangnya untuk dipertukarkan dengan suatu pola arus kas masa depan yang diharapkan. Nilai ekonomi mendasari beberapa konsep umum nilai lainnya karena nilai ekonomi didasarkan pada logika pertukaran yang sangat alami dalam proses penginvestasian dana.
b. Nilai Pasar
Nilai pasar ini juga dikenal sebagai nilai pasar wajar, yaitu setiap aktiva, pada saat diperdagangkan dalam pasar yang terorganisasi atau diantara pihak-pihak swasta dalam suatu transaksi tanpa beban dan tanpa paksaan. Sekuritas dan komoditas yang dipertukarkan merupakan contoh-contoh pasar dan bursa yang terorganisasi, seperti ribuan pasar serta bursa regional dan lokal yang memungkinkan pembeli serta penjual menemukan nilai yang dapat diterima dan saling menguntungkan bagi segala bentuk aktiva yang berwujud maupun tak berwujud.
c. Nilai Buku
Nilai buku aktiva atau kewajiban adalah nilai yang ditetapkan dalam neraca, yang disusun sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Pada dasarnya nilai buku tersebut ditangani secara konsisten untuk keperluan akuntansi, dan biasanya memiliki sedikit hubungan dengan nilai ekonomi pada saat itu.
d. Nilai Likuidasi
Nilai ini berkaitan dengan kondisi khusus manakala suatu perusahaan harus melikuidasikan sebagian atau seluruh aktiva serta tagihan-tagihannya. Nilai likuidasi kadang-kadang dipergunakan dalam menilai aktiva dari perusahaan yang belum diketahui untuk melaksanakan analisis perbandingan dalam penilaian kredit.
e. Nilai Pemecahan
Konsep nilai pemecahan berkaitan dengan pengambilalihan (take over) restrukturisasi kegiatanperusahaan. Dengan asumsi bahwa kombinasi nilai ekonomi dari masing-masing segmen multi usaha melebihi nilai perusahaan secara keseluruhan, karena manajemen masa lalu yang tidak cakap ataupun kesempatan-kesempatan saat ini yang tidak diketahui lebih awal, perusahaan dipecah menjadi komponen-komponen yang dapat dijual untuk dilepaskan kepada pembeli lain.
f. Nilai Reproduksi
Nilai reproduksi pada kenyataannya adalah salah satu dari beberapa tolak ukur yang digunakan dalam mempertimbangkan nilai perusahaan yang masih berjalan. Penetapan nilai reproduksi adalah suatu estimasi yang sebagian besar didasarkan pada pertimbanganpertimbangan teknik.
Nilai reproduksi pada kenyataannya adalah salah satu dari beberapa tolak ukur yang digunakan dalam mempertimbangkan nilai perusahaan yang masih berjalan. Penetapan nilai reproduksi adalah suatu estimasi yang sebagian besar didasarkan pada pertimbanganpertimbangan teknik.
g. Nilai Jaminan
Nilai jaminan ini merupakan nilai aktiva digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman ataupun jenis kredit lainnya. Nilai jaminan ini umumya dipertimbangkan sebagai jumlah maksimum kredit yang dapat diberikan terhadap penggadaian aktiva tersebut.
Nilai jaminan ini merupakan nilai aktiva digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman ataupun jenis kredit lainnya. Nilai jaminan ini umumya dipertimbangkan sebagai jumlah maksimum kredit yang dapat diberikan terhadap penggadaian aktiva tersebut.
h. Nilai Penetapan
Konsep Nilai ini ditetapkan dalam undang-undang hukum setempat sebagai dasar untuk menetapkan pajak kekayaan. Penggunaan nilai penetapan ini terbatas untuk mengumpulkan penerimaan pajak, dan nilai-nilai seperti itu hanya mengandung sedikit hubungan dengan konsep nilai lainnya.
Konsep Nilai ini ditetapkan dalam undang-undang hukum setempat sebagai dasar untuk menetapkan pajak kekayaan. Penggunaan nilai penetapan ini terbatas untuk mengumpulkan penerimaan pajak, dan nilai-nilai seperti itu hanya mengandung sedikit hubungan dengan konsep nilai lainnya.
i. Nilai Apraisal
Nilai apraisal ditentukan secara subyektif dan digunakan bila aktiva yang dinilai tersebut tidak memiliki nilai pasar secara jelas. Upaya ini biasanya dilaksanakan untuk menemukan bukti transaksi yang secara wajar dapat diperbandingkan dengan aktiva yang sedang dinilai.
Nilai apraisal ditentukan secara subyektif dan digunakan bila aktiva yang dinilai tersebut tidak memiliki nilai pasar secara jelas. Upaya ini biasanya dilaksanakan untuk menemukan bukti transaksi yang secara wajar dapat diperbandingkan dengan aktiva yang sedang dinilai.
j. Nilai Berkesinambungan
Nilai ini merupakan penerapan dari nilai ekonomi karena perusahaan yang masih berjalan diharapkan menghasilkan rangkaian arus kas dimana pembeli harus menilai untuk memperkirakan harga dari perusahaan tersebut secara keseluruhan.
Nilai ini merupakan penerapan dari nilai ekonomi karena perusahaan yang masih berjalan diharapkan menghasilkan rangkaian arus kas dimana pembeli harus menilai untuk memperkirakan harga dari perusahaan tersebut secara keseluruhan.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, salah satunya adalah faktor likuiditas perusahaan. Perusahaan perlu menjaga nilai likuiditasnya karena akan berdampak pada aktivitas perusahaan. Likuiditas diperlukan untuk membiayai operasional perusahaan, membayar hutang jatuh tempo, melakukan investasi perusahaan serta membayar deviden. Likuiditas jauh menghindarkan perusahaan dari risiko kebangkrutan. Investor akan menilai positif perusahaan dengan tingkat likuiditas yang baik karena memberikan jaminan keamanan bagi investasi yang dilakukan oleh investor.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah kepemilikan saham oleh publik. Wicaksono (2002) menjelaskan bahwa pada umumnya pemegang saham publik juga memiliki kepentingan-kepentingan berupa peningkatan nilai perusahaan dan memperoleh imbal hasil berupa dividen. Sehingga pada kondisi sebagaimana seharusnya semakin besar tingkat kepemilikan oleh publik juga dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena fungsi kontrol dari pemegang saham publik akan mengawasi agar perusahaan dijalankan menurut koridor yang benar. Aspek lain yang tak kalah penting sebagai faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah kinerja sosial perusahaan. Semakin baik kinerja yang dilakukan perusahaan dalam memperbaiki lingkungannya, maka nilai perusahaan semakin meningkat sebagai implikasi dari investor yang menanamkan sahamnya pada perusahaan.
Hal tersebut disebabkan karena para investor saat ini lebih tertarik untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan yang ramah lingkungan. Sebuah perusahaan yang dijalankan dengan baik dan manajemen yang kuat dan sebuah organisasi yang bekerja secara efisien harus mempunyai nilai pasar yang lebih tinggu daripada nilai buku historis aktiva fisiknya. Menurut Rachmawati dan Triatmoko (2007), bagi perusahaan yang menerbitkan saham dipasar modal, harga saham yang ditransaksikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan, laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika laba ini digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba tidak dapat menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya.
Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan adalah rasio price to book value (PBV). PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham sebuah perusahaan, dimana PBV diperoleh dari harga saham penutupan dibagi dengan nilai buku per lembar saham.
No comments:
Post a Comment