Tuesday, June 5, 2018

Sistem Akuntansi Rumah Sakit



          Aspek utama dari upaya memperbaiki sistem kesehatan masyarakat adalah dari segi penyediaan sistem akuntansi manajemen (Management Accounting System/MAS) yang berfokus pada upaya penerapan teknologi informasi berbiaya rendah yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (Padovani, Orelli dan Young, 2014).

          Penelitian yang dilakukan oleh (Lowe dan Doolin, 1999) membahas mengenai penerapan sistem akuntansi dengan menggunakan casemix (Upaya Pengendalian Biaya Pelayanan Rumah Sakit) pada rumah sakit umum Selandia Baru. Mereka mengungkapkan bahwa dalam konteks perawatan kesehatan, sistem akuntansi dengan casemix memberikan pengaruh pengontrolan yang baik karena dapat membantu mengelola kegiatan secara efisien, rumah sakit tidak akan menahan pasien lama dan membuat pegawai dapat bekerjasama secara tim.

          Berbeda dengan reformasi China di bidang akuntansi rumah sakit. Sebelum melakukan reformasi, sistem akuntansi menyediakan data semata-mata untuk tujuan perencanaan Pemerintah Pusat. Reformasi diharapkan dapat mendesentralisasikan pembuatan keputusan di dalam rumah sakit, sehingga memberi sinyal kebutuhan akan sistem akuntansi baru yang akan memberikan informasi kepada manajer dan penyedia sumber daya. Setelah reformasi, Pemerintah terus mempertahankan kontrol dengan menetapkan harga layanan medis pada tingkat yang rendah tanpa memperdulikan margin keuntungan untuk penjualan farmasi dan layanan medis. Kebijakan makro-kontrol ini telah menghasilkan sistem informasi akuntansi yang tidak sesuai dengan kebutuhan para manajer maupun penyedia sumber daya eksternal. Akuntansi rumah sakit di China tunduk pada evolusi kebijakan kesehatan Pemerintah yang terus berlanjut (Chu dan Rask, 2002).

          Ditinjau dari segi pembukuan, akuntansi rumah sakit dibagi menjadi 2 sistem yang sangat penting yaitu (Cordery, 2010):

a.    Cash Basis
Basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan. Dalam rangka pengelolaan kas dengan berdasarkan praktik bisnis yang sehat, Rumah Sakit menyelenggarakan hal-hal sebagai berikut:
                               i.    Merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas.
                              ii.    Melakukan pemungutan pendapatan atau penagihan.
                             iii.    Menyimpan kas dan mengelola rekening bank.
                             iv.    Melakukan pembayaran.
                              v.    Perolehan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek.
                             vi.    Memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh pendapatan tambahan.

b.    Accrual Basis
Basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Menurut (Kaufman, 2009) poin utama akuntansi akrual adalah sebagai berikut:
                                i.   Pendapatan diperoleh pada saat layanan diberikan. Seorang pasien di tempat tidur menerima sebuah layanan.
                               ii.   Biaya adalah biaya penyediaan bahan dan layanan kepada pihak-pihak yang menerima layanan, saat layanan diberikan.
                              iii.   Waktu ketika sebuah organisasi mendapat bayaran untuk layanan yang diberikannya, atau saat membayar obat dan layanan yang ia beli.
                              iv.   Pengukuran surplus/defisit yang akurat bergantung pada pencocokan layanan yang benar dan biaya penyediaan layanan.

Menurut (Young dan Pearlman, 1993) rumah sakit telah terhambat dengan sistem akuntansi biaya yang tidak memadai. Untuk memenuhi tantangan tahun 1990an, rumah sakit harus mengikuti pendekatan empat tahap terhadap akuntansi biaya:

a.    Tahap 1, memperbaiki keseluruhan sistem akuntansi biaya.
b.    Tahap 2, memisahkan biaya variabel dan biaya tetap;
c.    Tahap 3, mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong terjadinya biaya serta cara agar biaya tersebut dapat dikendalikan dan mendefinisikan ulang departemen mana sebagai pusat tanggung jawab keuntungan atau biaya.
d.    Tahap 4, mengkonfigurasi ulang sistem administratif yang masih menggunakan sistem biaya tradisional.

No comments: