Sunday, June 3, 2018

Teori Fraud Triangle



Teori Fraud Triangle sebagai dasar teori utama.Berdasarkan teori ini ada tiga faktor yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan.

Fraud Triangle adalah model yang menjelaskan alasan orang melakukan fraud termasuk korupsi. Konsep segitiga kecurangan ini pertama kali diperkenalkan oleh Cressey (1953) dalam disertasinya.menyimpulkan bahwa “Orang yang dipercaya menjadi pelanggar kepercayaan ketika ia melihat dirinya sendiri sebagai orang yang mempunyai masalah keuangan yang tidak dapat diceritakannya kepada orang lain, sadar bahwa masalah ini secara diam-diam dapat diatasinya dengan menyalahgunakan kewenangannya sebagai pemegang kepercayaan di bidang keuangan, dan memungkinkan menyesuaikan pandangan mengenai dirinya sebagai seseorang yang bisa dipercaya dalam menggunakan dana atau kekayaan yang dipercayakan.” Secara umum kecurangan mempunyai tiga sifat yaitu:
a.     Tekanan (Pressurre)
Adanya insentif, tekanan, atau kebutuhan untukmelakukan kecurangan. Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain termasuk hal keuangan dan Non keuangan.
b.     Peluang (Opportunitty)
Situasi yang membuka kesempatan untuk memungkinkan suatu kecurangan terjadi.Peluang dapat terjadi karena pengendalian internal yang lemah, pengawasan manajemen yang kurang baik atau melalui penggunaan posisi.Pelaku kecurangan selalu memiliki pengetahuan dan kesempatan untuk melakukan tindakan agar tidak terdeteksi.
c.      Rasionalisasi (Rationalization)
Adanya sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan kecurangan, atau orang-orang yang berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan kecurangan. Rasionalisasi atau sikap (attitude) yang paling banyak digunakan adalah hanya meminjam (borrowing) aset yang dicuri dan alasan bahwa tindakannya untuk membahagiakan orang-orang yang dicintainya.
 
Diantara ketiga elemen fraud triangle, kesempatan (Opportunity) inilah yang memiliki kontrol paling atas. Oleh karena itu, dalam mendeteksi adanya aktivitas kecurangan maka perusahaan atau instansi perlu membangun sebuah proses, prosedur dan kontrol yang efektif.

No comments: