Sunday, June 3, 2018

Teori Kontigensi


Menurut Etzzioni (1985) dalam buku yang berjudul “Modern Organization” menyatakan bahwa teori kontigensi disebut juga teori kepentingan, teori lingkungan atas teori situasi. Teori kontigensi berlandaskan pada suatu permikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancer apabila pembimbingan organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisasi sendiri. Menurut Stoner et al (1996 : 47) pendekatan kontigensi atau pendekatan situasional merupakan suatu “pandangan bahwa teknik manajemen yang paling baik memberikan kontribusi untuk pencapaian sasaran organisasi mungkin bervariasi dalam situasi atau lingkungan yang berbeda.
Munculnya teori kontigensi dalam akuntansi pemerintahan berawal dari adanya keinginan untuk melakukan suatu reformasi terhadap sistem akuntansi pemerintahan dari sistem akuntansi tradisional menjadi sistem akuntansi yang lebih informatif. Sistem yang lebih informatif akan tertuju pada pasokan informasi yang komprehensif dan dapat diandalkan serta menyediakan dasar untuk control keuangan pada kegiatan pemerintah.
Teori kontigensi dapat digunakan untuk menganalisis desain dan sistem akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk berbagai macam tujuan (Otley, 1978) teori kontigensi diadopsi untuk pengevaluasi keefektifan partisipasi penyusunan anggaran terhadap aparat pemerintah daerah. Para peneliti telah megemukakan bahwa keefektifan penganggaran partisipatif tergantung pada faktor-faktor kontekstual organisasional dan sifat psikologi karyawan .penggunaan teori kontigensi dalam pengembangan sistem akuntansi manajemen akan tergantung pada lingkungan, organisasi dan gaya pembuat keputusan.
Dasar pendekatan kontigensi adalah tidak adanya jawaban terbaik yang berlaku terhadap semua masalah yang muncul. Teori kontijensi mengatakan bahwa tidak ada rancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen yang dapat diterapkan secara efektif untuk semua kondisi organisasi, namun sebuah sistem pegendalian tentunya hanya efektif untuk situasi atau organisasi/perusahaan/pemerintahan komparatif (berdasarkan perbandingan) diantara teori manajemen yang telah dikenal. Manajemen kontigensi berupaya untuk melangkah keluar dari prinsip-prinsip manajemen yang dapat diterapkan dan menjunjung kondisi situasional. ‘
Apabila di rumuskan secara formal, pedekatan kontigensi merupakan suatu upaya untuk menentukan melalui kegiatan riset, dan teknik manajerial mana yang paling cocok dan tepat dalam situasi-situasi tertentu. Maka menurut pendekatan kontigensi situasi-situasi yang berbeda mengharuskan adanya reaksi manajerial yang berbeda pula. Dalam partipatif penyusunan anggaran, penggunaan teori kontigensi telah lama menjadi perhatian para peneliti. Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan bahwa teori kontigensi dalam pengaruh anggaran terhadap kinerja aparat daerah.
Para peneliti di bidang akuntansi menggunakan teori kontigensi saat menghubungkan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat daerah. Pengaruh partisipatif anggaran terhadap kinerja aparat pemerintahan daerah mempunyai faktor-faktor kontigensi seperti: komitmen organisasi, budaya organisasi dan faktor gaya kepemimpinan. Faktor-faktor tersebut adalah suatu variable yang dapat memperkuat atau memperlemah partisipasi anggaran dan kinerja aparat pemerintah daerah.

No comments: